Anda di halaman 1dari 25

NAMA : FITRIA SAHRUL PUTRI

NPM : 212410110

KELAS : PAI 4B

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN PENDIDIKAN KUANTITATIF

MASALAH : KREATIVITAS GURU

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam

Oleh : Fitria Sahrul Putri

A. Latar Belakang
Kreatifitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya baru
(inovatif) atau belum ada sebelumnya (Purwanto,2011; Syafaruddin dan Nasution
Irwan, 2005). Kreativitas guru juga sangat penting untuk mendorong kreativitas
peserta didik dalam pembelajaran, sebab dengan adanya guru yang kreatif, maka
siswa juga akan belajar untuk berkreasi serta kreativitas guru sangat diperlukan agar
guru dapat menjalankan tugas dan peranannya dalam proses belajar mengajar
dengan maksimal sehingga bisa mencapai tujuan yang sudah di tentukan (Mukhtar
Dan Azizah, 2020; Fadloli, and Manap Soemantri, 2019; Oktiani, Ifni, 2017). Adapun
pentingnya kreativitas guru dalam pembelajaran antara lain: (1) Kreativitas guru
berguna dalam transfer informasi yang lebih utuh, (2) Kreativitas guru berguna
dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala
masyarakat atau gejala alam yang menjadi obyek kajian dalam pembelajaran
(Muqrom, 2019; Priatna, 2018). selalu memberi inspirasi dan motivasi akan sangat
mempengaruhi kreativitas guru, karena guru diberi banyak kesempatan untuk
mengembangkan ide-ide yang dimilikinya serta memfasilitasi mereka untuk
mengembangkan ide atau gagasan mereka (rohman & susilo, 2019). Tinggi rendahnya
kreativitas guru sangat tergantung pada kemampuan kepemimpinan sekolah dalam
memberdayakan potensi yang dimiliki oleh para guru (Akert & Martin, 2012; Tobing
Dan Hasanah). Pemanfaatan sarana prasarana pendidikan merupakan unsur penting
dalam kegiatan belajar mengajar dalam bahan ajar, sebagian besar guru tidak
menggunakan media atau alat. Hal ini sering terjadi karena kurangnya ketersediaan
alat-alat tersebut dan kurangnya kreativitas guru (Vilchez et al., 2021; Vilchez et al.,
2021; Anggraeni, Ratna Desy, et al., 2023). Kreativitas yang baik bagi seorang guru
sangat dibutuhkan misalnya dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi
dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa akan termotivasi dalam mengikuti
materi yang diberikan oleh guru tersebut. Bahwa guru bidang studi suatu mata
pelajaran selalu berupaya menggunakaan media yang bervariasi dalam setiap proses
pembelajaran, sehingga siswa sangat bersemangat mengikuti proses pembelajaran
(Al-uqshar et al., 2007; Abdullah, Ramli, 2017). Kreativitas mengajar merujuk pada
penggunaan teknik mengajar yang dapat membuat kelas menyenangkan dan
menarik (Samira, Baghaei et al., 2013; Purnomo, 2019; Hidayat, Heri, et al, 2021).
Ada beberapa hal penting untuk mengembangkan kreativitas dalam proses
pembelajaran, yaitu kreativitas itu bukan sifat atau bakat bawaan sejak lahir,
kreativitas adalah hasil kemampuan nalar yang mendorong seseorang untuk berupaya
menemukan sesuatu yang baru. Kegagalan merupakan jalan keberhasilan,
sehingga seseorang dalam mewujudkan suatu kreativitas hendaknya tidak perlu
takut terhadap kegagalan (Rindiantika, 2021). kreativitas guru berguna dalam transfer
informasi lebih utuh, kreativitas guru berguna dalam merangsang anak untuk lebih
berfikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang
menjadi objek kajian dalam belajar (Nurhanifah, 2018). Serta komunikasi yang baik
antar guru dan siswa didalam kelas akan menciptakan kelas yang aktif dan
komunikatif sehingga melahirkan kreativitas karna semua kendala atau permasalahan
dapat dibicarakan dengan mudah kepada guru (Akbar Dan Aulia, 2021).
Sejauh ini terdapat beberapa penelitian yang meneliti tentang kreativitas guru
pada diri siswa di SD. Penelitian pertama yang dilakukan oleh (Iriani, 2019)
pemanfaatan Media Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD
Negeri Lambaro Angan Pemanfatan Media dalam pembelajaran materi PAI di SD
Negeri Lambaro Angan. Adapun data yang peneliti peroleh adalah dengan
menggunakan metode wawancara. Sumber data adalah ibu AZ sebagai guru saya
menggunakan LCD pada materi-materi tertentu yang memang membutuhkan melihat
secara langsung prakteknya. Kemarin saya sudah memakai alat LCD dikelas IV pada
mata pelajaran fiqih dengan materi haji, karena materi kisah Nabi lebih sempurna
kalau diputarkan video tentang kisah para Nabi, biar siswa itu tahu bagaimana sejarah
para Nabi dan ini sebagai bentuk kecintaan mereka kepada para rasul untuk dijadikan
teladan. Sebelum menggunakan alat ini, saya biasanya mempersiapkan dahulu
peralatan yang dibutuhkan, seperti CD sesuai materi, laptop, layar, kabel, dan lain-
lain. Supaya proses pembelajaran ini tercapai tujuan dan penguasaan siswa akan lebih
luas dalam memahami materi. Selain beberapa hal diatas, saya juga harus
mempelajari beberapa bahan yang berkaitan dengan materi ataupun multimedia
tersebut. Yang tidak kalah penting adalah mencari kesesuaian antara materi dengan
peralatan multimedia yang ada. Tahap persiapan terakhir adalah memberikan instruksi
pada siswa untuk bersiap-siap mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Banyak hal
yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih sebuah materi, khususnya yang akan
saya kaitkan dengan penggunaan multimedia. Diantara hal yang menjadi
pertimbangan saya adalah, tujuan dari materi tersebut. Apakah hanya sampai pada
tahap kognitif saja, atau mencakup aspek afektif dan psikomotor. Jika mencakup
ketiga-tiganya, maka untuk efisiensi waktu dalam pencapaian tujuan yaitu
memahamkan siswa, maka saya memilih untuk menggunakan multimedia sebagai
perantaranya. Pertimbangan selanjutnya adalah apakah materi tersebut memang bisa
untuk mendapatkan bantuan multimedia dalam penyampaiannya. Wawancara tersebut
lebih memperjelas solusi dalam masalah tersebut adalah menyiapkan dengan benar
tahap yang berkaitan dengan pemilihan materi, beliau menjelaskan, jika hal yang
paling utama dalam penggunaan multimedia adalah mempertimbangkan tujuan yang
akan dicapai oleh pembelajaran materi tersebut. Yaitu memperhatikan ranah yang
akan dicapai, apakah kognitif afektif atau psikomotorik, atau bahkan ketiga-tiganya.
Metode yang digunakan dalam penelitian Fokus penelitian ini adalah kreatifitas Guru
Pendidikan Agama Islam dalam pemanfaatan media pembelajaran di SD Negeri
Lambaro Angan. Penelitian ini berusaha memberikan gambaran mengenai kreatifitas
guru dalam pemanfaatan media pembelajaran, oleh karena itu pendekatan kualitatif
merupakan pendekatan yang mengakomodasi tujuan tersebut Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kedua dilakukan oleh (Nurkhamidah,
2022) Dalam penelitian di SDN Tulung, mendapatkan hasil wawancara mengenai
pengertian kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan agama Islam.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak Agus Subiyanto selaku guru PAI dalam
wawancara yang menyatakan bahwa: Gini ya mbak, menurut saya kreativitas itu tetap
dibutuhkan seorang guru karena agar dalam pembelajaran itu anak-anak tidak terlalu
monoton,nanti kalau di sistem yang seperti jaman dulu, anak datang kemudianbaca,
menulis dan mengerjakan soal kan itu sangat monoton. Anak-anak termotivasi dengan
gurunya juga perlu adanya kreativitas, contohnya dalam penggunaan kreativitas dalam
penggunaan media pembelajaran atau peraga itu dibutuhkan guru Hal ini didukung
oleh pihak sekolah yang sangat mendukung para guru di SDN Tulung untuk
menggunakan kreatifitas yang dimiliki sehingga anak termotivasi dalam belajar,
seperti yang dipaparkan oleh kepala Sekolah Ibu Gurid mukti sebagai berikut: Ya
sangat sangat penting mbak, karena kreativitas itu kemampuan seorang diri guru nanti
dalam mengajar itu benar benar dimanfaatkan karena setiap guru yang kreatif
pembelajaran jadi tidak monoton yang otomatis anak anak merasa senang tidak cepat
bosan, semangat belajar anak tidak terasa hingga pelajaran sudah habis. Kalau
gurunya kreatif anak anak pengen terus belajar tidak mau berhenti. Adapun upaya
atau solusi yang di lakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas dalam mengajar
yaitu: (1). Menggunakan Metode (b). Menggunakan sumber belajar (3).
Menggunakan media pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penulisannya
menggunakan metode kualitatif. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh (Mahiroh,
2020) Wawancara yang dilakukan secara Online dengan menggunakan media
WhatsApp dikarenakan sedang pandemi COVID-19 yang mengharuskan semua orang
untuk di rumah saja sehingga tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara
langsung dan juga tidak bisa observasi untuk melihat proses pembelajaran karena
pembelajaran juga dilakukan secara Online atau daring. Wawancara dilakukan
sebanyak empat kali yaitu pada tanggal 1 April 2020, 9 April 2020, 15 April 2020, dan
5 Mei 2020. Pembahasan sebagai berikut: Proses pembelajaran tidak lepas dari yang
namanya perencanaan. Dengan adanya suatu perencanaan akan membantu
memudahkan pembelajaran pada waktu di kelas. Oleh karena itu, seorang guru harus
sekreatif mungkin membuat rencana-rencana agar alokasi waktu pembelajaran di
kelas lebih efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
maksimal. Perencanaan dalam pembelajaran yang pasti dilakukan oleh guru adalah
menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran). Sesuai dengan yang
diungkapkan oleh bapak Sarjuno guru bahasa Arab kelas I: “Dalam pembelajaran
sangat penting sekali sebuah perencanaan, karena dengan perncanaan guru dapat
mengatur waktu untuk menyampaikan materi, untuk menfokuskan kembali peserta
didik, untuk memberi evaluasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai lebih
maksimal. Tahap perencanaan berupa penyusunan RPP, saya selalu membuat RPP
minimal seminggu sebelum mengajar. Persiapan-persiapan lain menyesuaikan RPP
tapi biasanya saya sering membuat media pembelajaran, contohnya penggunaan
media yang saya gunakan adalah media gambar karena materi bahasa Arab di kelas I
(satu) masih berupa pengenalan kosakata jadi lebih banyak kosakata atau mufradat
selain itu anak-anak jauh lebih paham jika dalam pembelajaran melihat langsung
bentuk atau wujudnya”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami solusi
yang diberikan oleh guru dalam menyiapkan bahan ajar yang akan ia gunakan ketika
didalam kelas adanya kreativitas guru dalam hal perencanaan proses pembelajaran
yaitu dari beliau selain merencanakan pembelajaran atau RPP satu pekan sebelum
mengajar beliau juga mempersiapkan hal-hal yang lain yang dibutuhkan sesuai
dengan RPP salah satunya yang sering beliau persiapkan adalah membuat media
pembelajaran. jenis metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) dimana proses pengambilan data dilakukan di lapangan. Disebut penelitian
lapangan karena peneliti harus terjun ke lapangan, terlibat dengan mayarakat
setempat. Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan penelitian
kualitataif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan-
hubungan antar fenomena, dan menentukan kausalitas dari variabel-variabel.
Pendekatan penelitian ini, untuk menguji teori. Penelitian keempat yang dilakukan
oleh (Faqih, 2021) Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kenyamanan kerja memiliki
pengaruh yang besar terhadap Kreativitas guru. Dengan demikian, Artinya untuk
dapat meningkatkan kreativitas guru, pengusaha ataulembaga atau yayasan harus
secara sungguh-sungguh dan terus menerus memperhatikan kenyamanan kerja guru.
Hal ini dikarenakan pentingnya kenyamanan kerja untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kreativitas guru, sehingga suasana belajar guru dapat memberikan
suasana belajar yang positif. Jika guru mau merasa nyaman dalam bekerja, Insya
Allah akan selalu bersemangat dan penuh ide-ide baru dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Solusi yang diberikan sebagai berikut: 1.
Kepala sekolah atau lembaga atau yayasan harus menyediakan ruang yang cukup agar
guru dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan melalui pendidikan
formal, seminar atau pelatihan (on the job training) dan kegiatan profesional lainnya
terutama dalam hal kemampuan belajar, sehingga guru dapat pengembangan secara
efektif dapat memainkan peran sesuai dengan kebutuhan dan keadaan guru, serta
persyaratan penting dalam praktik kegiatan belajar mengajar sehari-hari di kelas. 2.
Diharapkan guru-guru di lingkungan SD Al-Azhar agar selalu membekali dirinya
dengan berbagai macam kompetensi, sehingga akan melahirkan cara kerja yang tinggi
dan maksimal sesuai yang diharapkan dalam dunia pendidikan. Penelitian kelima
dilakukan oleh (Aniqoh et al., 2021) Pembelajaran di era pandemi dengan metode
daring dengan perkembangan teknologi yang amat mengesankan menuntut individu
semakin kreativ dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi Begitu juga dengan
dunia pendidikan yang dituntut pula untuk merespon perkembangan teknologi
dengan menyajikan pembelajaran kreatif dan inovatif melalui pemanfaatan
teknologi. Peran guru PAI yang tidak hanya mencerdaskan tapi juga membentuk
generasi yang beriman dan bertaqwa. Selain itu seorang guru PAI harusnya juga
dapat mendesain proses pembelajaran yang menarik dan inovatif melalui
kreatifitasnya sehingga menjadikan susana pembelajaran yang menyenangkan
dan tidak membosankan bagi peserta didik sehingga materi yang disampaikan
akan lebih mudah diserap oleh daya pikir peserta didik dan kemudian diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyajikan pembelajaran berbasis literasi digital
maka penting bagi guru mapel Al-Quran Hadis untuk menguasai kompetensi
dibidang TIK. Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) yang bertujuan mencari dan menggali informasi di lapangan secara
alamiah. Proses penelitian ini membutuhkan kehadiran peneliti secrara
langsung untuk mengetahui proses pembelajaran yang terkait tentang kreativitas
guru Al Qur’an Hadist dalam mendesain model pembelajaran berbasis literasi
digital. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendektatan studi kasus, digolongkan demikian karena memang data yang
diperoleh di lapangan berupa kata-kata bukan berupa data statistik. penelitian
jenis kualitatif memang secara jelas memiliki tujuan untuk memaknai dan
memahami permasalahan yang terjadi secara alamiah dengan mengutamakan arti
dari sebuah proses komunikasi yang terjadi antara peneliti dengan obyek yang
diteliti. Solusi yang dapat digunakan ialah sebelum melaksanakan proses
pembelajaran seorang guru harus membuat rencana pelaksaan pembelajaran agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan, hasil wawacara dengan guru Al Qur’an Hadits di
Madrasah Al Hidayah Jenu Tuban memperoleh data bahwa mereka membuat
sendiri RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan tidak jarang dari mereka
ada yang mengambil rujukan dari salah satu situs web kemudian dimodifikasi
dan dibuat sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru
tersebut sesuai dengan materi dan kebutuhan. Selanjutnya akan disajikan data
mengenai langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mendesai model
pembelajaran yang kreatif. Langkah-langkah guru dalam mendesain model
pembelajaran yang kreatif penelitian ini memfokuskan model pembelajaran blended
learning dimana model pembelajaran ini memiliki upaya dalam mengintegrasikan
pemanfaatan teknologi seperti WhatsApp, Instragram youtube, Facebook, dan
internet yang dikombinasikan dalam pembelajaran konvensional. Model
pembelajaran blended merupakan model pembelajaran yang menawarkan
kemudahan dengan mengabungkan beragam strategi dan metode pembelajaran oleh
guru terhadap siswa yang berhubungan dengan model pengajaran dan gaya
pembelajaran baik secara konvensional maupun online, yang dapat
menimbulkan interaksi komunikatif pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung. Karena tujuan pembelajaran adalah menciptakan keaktifan antara
guru dengan siswa. Penelitian keeenam yag dilakukan oleh (musthofa jamal, 2019)
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis tentang
kreativitas guru PAI dalam pemanfaatan sumber belajar di SD Negeri 2 Kemangkon
Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2017/2018, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas guru PAI dalam pembelajaran ditunjukan
dalam beberapa bentuk kreativitas seperti person, proses dan produk. Person adalah
guru memiliki wawasan yang luas terbuka dengan hal yang baru. Setelah melakukan
person guru memiliki proses untuk mengetahui masalah dalam kegiatan pembelajaran
dan mengumpulkan informasi. Dari person dan proses guru mengasilkan product yang
unik, berguna, bernilai dan metode yang belum digunakan. Bentuk-bentuk kreativitas
ditunjukan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui pemanfaatan sumber belajar
seperti 1. Bentuk kreativitas proses memanfaatkan sumber belajar buku, video,
puzzle, gambar, dan lingkungan yang dikombinasikan. 2. Bentuk kreativitas proses
memanfaatkan sumber belajar lingkungan, buku, gambar, sort card dan video 3.
Bentuk kreativitas produk memanfaatkan video, dan puzzle. Demi tercapainya tujuan
dan kelancaran kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 2 kemangkon Kecamatan
Kemangkon Kabupaten Purbalingga perlu adanya penambahan dan kreatif dari guru
dalam penyediaan dan pembuatan sumber belajar. Oleh karena itu, untuk lebih
mengoptimalkan kreativitas guru dalam pemanfaatan sumber belajar setelah melalui
pelaksanaan penelitian penulis lakukan tentang kreativitas guru PAI dalam
pemanfaatan sumber belajar di SD Negeri 2 Kemangkon Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbalingga menyarankan: a. Kepala sekolah perlu meningkatkan daya
kreatif guru untuk memberikan daya tarik terhadap peserta didik dalam proses
pembelajaran karena peserta didik merasa bosan dengan pembelajaran yang sama. b.
Kepala sekolah perlu menambah buku sebagai bahan referensi dalam pemberian
materi sebagai penambahan pengetahuannya. 2. Guru a. guru perlu melakukan
komunikasi yang lebih inten dengan peserta didiknya, agar proses pelaksanaan
pembelajaran lebih efektif dan lebih menyenangkan. b. guru perlu melakukan
perbaikan dalam pelaksanaan penggunaan sumber belajar dikarenakan sarana kurang
mendukung sehingga guru lebih banyak membuat hal yang dapat menunjang proses
pembelajaran agar berjalan dengan baik. Metode yang digunakan berupa observasi
dan wawancara. Penelitian ketujuh yang dilakukan oleh (choiruzad, 2013) Kreativitas
Guru dalam Membuat Media Pembelajaran PAI Kegiatan membuat media
pembelajaran berarti suatu kegiatan yang bisa menciptakan suatu produk media
pembelajaran PAI yang sederhana maupun yang kompleks. Media pembelajaran PAI
merupakan alat penilaian yang digunakan dalam rangka mengefektifitaskan
komunikasi antara guru dan siswa sehingga terciptalah tujuan pembelajaran PAI. Jadi
dalam hal ini yaitu bagaimana seorang guru dapat membuat media pembelajaran apa
saja yang bisa dijadikan alat perantara dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 2 Mijen
Kaliwungu Kudus, antara lain: a. Puzzle merupakan teka-teki yang di acak kemudian
di tata kembali sesuai dengan urutan yang benar. b. Teka-teki Silang Islami media ini
merupakan buatan dari guru. Biasanya digunakan untuk mengevaluasi dari kepintaran
siswa karena bentuknya berisi kolom-kolom yang harus dijawab sesuai dengan
petunjuk yaitu mendatar dan menurun. c. Lagu-lagu Islami Media ini dibuat untuk
memudahkan seorang siswa dalam menghafal teori atau sebagian acuan untuk anak
agar mempermudah dalam mempelajari pelajaran dan anak merasa senang karena
dilakukan dengan riang dan bergembira. d. Game Education media ini merupakan
permainan-permainan yang di disain oleh guru PAI yang di format di dalam
komputer, kemudian anak bermain di laboratorium komputer. Pemainan ini berisi
tentang kajian materimateri PAI, berupa tanya jawab ataupun dalam bentuk yang
lain.e. Alat Peraga pembuatan media yang berupa alat peraga biasanya materi yang
didemonstrasikan seperti alat peraga dalam shalat jenazah dan manasik haji. Meode
yang digunakan dalam penulisannya Observasi, Interview, Dokumentasi. Penelitian
kedelapan yang dilakukan oleh (Monalisa et al, 2022) Guru PAI menjelaskan bahwa
memahami karakteristik siswa merupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab
seorang guru. Meskipun tidak mudah memahami karakter siswa yang berbedabeda,
tetapi apabila guru telah berhasil, maka guru akan mudah mendidik dan membentuk
karakter kreatif siswa karena salah satu yang mempengaruhi minat siswa dalam
belajar adalah pembawaan guru.Senada dengan pendapat di atas guru Bahasa
Indonesia sekaligus koordinator kurikulum di SD Negeri Tangkiling menjelaskan
bahwa jika guru tidak memahami karakter siswa, bagaimana guru bisa membentuk
kreativitas siswa. Sangat penting bagi seorang guru memahami karakter siwa agar saat
dimulai sampai dengan berakhirnya kegiatan pembelajaran guru tahu jelas hal apa
yang harus dilakukan atau direncanakan agar kreativitas siswa dapat terbentuk dan
berkembang dengan baik berdasarkan hasil observasi peneliti, cara guru PAI dalam
memahami karakteristik siswa, yaitu denganmengamati atau memperhatikan siswa
saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Saat menyampaikan materi pelajaran
guru dapat mengetahui mana siswa yang aktif dan berani bertanya ataupun
berpendapat dan mana siswa yang pemalu dan pendiam. Selain itu, guru juga
mengetahui karakteristik siswa dari sikap siswa tersebut saat di kelas apakah
tergolong sebagai siswa yang tenang atau suka mengganggu temannya. Selama proses
belajar mengajar juga guru PAI di SD Negeri 3 Tangkiling tidak memainkan gawai
dan fokus memperhatikan serta mengarahkan siswanya. Berikut beberapa upaya yang
dilakukan guru pendidikan agama islam dalam membentuk karakter kreatif dil SD
Negeril 3 Tangkiling: 1. Memahami Karakteristik Siswa karakteristik berasal dari kata
karakter dengan artil sifat atau perilaku, kebiasaan atau pembawaan yangl dimiliki
olehl individu yang relatif tetap. 2. Menyusun Perencanaan Pembelajaran Penting bagi
pendidik (guru) untuk mempersiapkan proses belajar mengajar karena berdampak
pada perilaku siswa serta kualitas pelajaran yang diajarkan. 3. Menciptakanl Suasana
Pembelajaran yang menyenangkan metode yamg digunakan kajian yang
mendeskripsikan hasil pengamatan. Hasil pengamatan diperoleh dari pengumpulan
data yang telah dilakukan,kemudian dianalisis dan dijelaskan dalam bentuk naratif.
Walau telah terdapat berbagai penelitian yang meneliti tentang kreativitas
belajar namun hal ini masih tetap terjadi di dunia pendidikan. Permasalahan ini juga
terjadi pada siswa SD, dimana guru kurang mampu dalam menciptakan suasana kelas
yang menyenangkan sedangkan guru sudah diberikan pelatihan pembelajaran yang
tepat. Terdapat sebagian siswa yang kurang mampu memahami pelajaran ataupun
tugas yang diberikan oleh guru sementara guru sudah menjelaskan materi nya
meskipun kreativitas dalam menerangkannya kurang sehingga membuaat suasana
kelas yang monoton dan membosankan bagi peserta didik. Dalam keagiatan belajar
melibatkan beberapa komponen yaitu peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi
pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran yang sesuai, dan evaluasi. Semua
komponen ini saling berinteraksi dalam kegiatan pembelajarn yang berakhir pada
tujuan pembelajaran (Sulistiyorini dan Fathurrohman, 2016).
Maka permasalahan kreativitas guru di asumsikan dapat diatasi dengan
meningkatkan kreativitas guru yang dilakukan oleh kepala sekolah antara lain: 1.
Kepala sekolah melakukan supervisi terhadap guru. Menurut Mulyasa (2009) kepala
sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain dengan diskusi
kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.
Dengan cara-cara tersebut, diharapkan guru mendapatkan kebebasan untuk
mengeluarkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran. 2. Pemberian pembinaan dan
pengembangan. Kegiatan ini berhubungan dengan pemberian kesempatan kepada
guru untuk maju melalui seminar, penataran, KKG, lokakarya dan pemberian
kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan
belajar ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Pemberian penghargaan kepada guru yang
kreatif. Pengahargaan (reward) diberikan dengan tujuan agar guru yang kreatif dapat
lebih semangat untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran. 4.
Menciptakan suasana kerja yang menyengakan. Kondisi kerja yang menyenangkan
merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi kreativitas guru. 5. Memagangkan
guru. Dengan memagangkan guru diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang berharga untuk meningkatkan kreativitas guru. 6. Melakukan studi
kasus. Dengan adanya studi kasus, maka guru dapat leluasa mengungkapkan apa yang
ingin ia bicarakan sehingga guru dapat meminta arahan dan nasihat dari kepala
sekolah. 7. Memberikan kebebasan. Tujuan dari diberikannya kebebasan adalah agar
guru mampu berkreasi dan lebih kreatif. Selain upaya yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah untuk meningkatkan kreativitas guru, peningkatan kreativitas juga
dapat diupayakan dari dalam diri guru itu sendiri, antara lain dengan : (1) memperluas
wawasan, (2) mengembangkan lingkungan fisik pembelajaran, (3) mengembangkan
keterbukaan, (4) optimalisasi pemanfaatn teknologi pembelajaran (Yanti Oktavia,
2014: Oktiani, 2017).
Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini meneliti tentang pengaruh motivasi
kerja terhadap kreativitas guru PAI. Maka penelitian ini difokuskan pada tingkat
motivasi, tingkat kreativitas belajar, pengaruh motivasi kerja terhadap kreativitas guru
PAI

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat ditegaskan pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Tingkat motivasi guru PAI
2. Tingkat kreativitas guru
3. Pengaruh motivasi kerja terhadap kreativitas guru PAI
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat motivasi kerja guru PAI?
2. Bagaimana tingkat kreativitas guru PAI?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kreativitas guru PAI?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pengaruh motivasi kerja guru PAI
2. Untuk mengetahui tingkat kreativitas guru
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kreativitas guru PAI
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dapat memperluas khazanah pada
pendidikan agama islam. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Guru pendidikan agama islam untuk mengatasi monoton dalam belajar dengan
mengembangkan kreativitas guru dengan motivasi kerja
2. Kepala Sekolah perlu meningkatkan daya kreatif guru untuk memberikan daya
tarik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran karena peserta didik
merasa bosan dengan pembelajaran yang sama.
3. Dinas Pendidikan
Agar membuat kebijakan tentang peningkatan kreativitas guru dan
menerapkannya ke seluruh sekolah yang ada di pekanbaru
BAB II
Landasan Teori

A. Konsep Teori

1. Motivasi Kerja
a. Teori Motivasi Kerja
Menurut nasition (2014) motivasi kerja merupakan suatu kondisi
psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk melaksanakan
usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi maupun tujuan
individual. Bisa di sebut juga bahwa motivasi kerja merupakan sesuatu
yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja yang bisa meningkat
kan semangat kerja. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku (Uno,
2007).
Menurut triyaningsih (2014) motivasi kerja merupakan suatu
keahlian dalam mengarahkan atau mengendalikan dan menggerakan
seseorang untuk melakukan tindakan akan perilaku yang diinginkan
berdasarkan sasaran-sasaran yang sudah ditetapkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi akan dipengaruhi oleh adanya kebutuhan-
kebutuhan pribadi dan tujuan dari orang atau kelompok orang yang
ingin dipenuhi. Dengan kata lain tujuan perseorangan dalam setiap
organisasi berpengaruh dalam menentukan tercapainya tujuan yang
diinginkan oleh organisasi. Karena itu sudah sepantasnya bila tujuan-
tujuan perseorangan atau pegawai dalam suatu organisasi diperhatikan
atau mendapat pemuasan untuk merealisir apa yang menjadi tujuan
organisasi sebagai keseluruhan. Seorang pimpinan yang sadar akan
tanggung jawabnya harus menyadari keadaan atau kenyataan itu karena
berhasil tidaknya ia mencapai hasil itu melalui bawahan, juga tergantung
pada apa yang akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan bawahan.
Menurut kartini & kristiwan (2019) berpendapat bahwa motivasi kerja
merupakan seperangkat semangat dan dorongan yang mampu membuat
seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik. motivasi kerja
tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari
tingkah lakunya dan dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaaan (feeling)
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pernyataan
ini menyimpan tiga pengertian, yaitu (1) motivasi merupakan awal
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu; (2) motivasi
ditandai oleh adanya feeling, afeksi seseorang, dalam hal ini
motivasi sejalan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia; (3) motivasi dirangsang karena
adanya tujuan.
b. Dimensi Motivasi Kerja
Menurut nasution (2014) motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam
diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari
dimensi internal dan eksternal. Dengan kata lain motivasi kerja seseorang
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal.
Indikator motivasi kerja dimaksudkan untuk dapat mengukur sejauh mana
pegawai bekerja sesuai dengan tuntutan sebagai karyawan. Menurut Uno
(2010) ada dua dimensi dan indikator motivasi kerja, yaitu antara lain:
1. Dimensi Motivasi Internal
Indikator :
- Tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas.
- Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.
- Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya.
- Memiliki tujuan yang jelas dan menentang.
- Memiliki perasaan senang dalam bekerja.
- Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain.
- Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya.
2. Dimensi Motivasi Eksternal
Indikator :
- Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya
- Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakan nya.
- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif.
- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan
atasan
2. Kreativitas Guru
a. Teori Kreativitas Guru
Menurut abdullah (2017) kreativitas guru adalah kemampuan
seseorang menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi dari hal-hal yang
sebelumnya, yang berguna dan dapat dimengerti. yaitu kemampuan untuk
mencetuskan banyak gagasan jawaban dan penyelesaian masalah,
memberikan banyak cara untuk melakukan berbagai hal dan selalu
memberikan lebih dari satu jawaban. Dalam kelancaran berpikir ini, yang
ditekankan adalah kuantitas bukan kualitas.
Menurut suprianoto & aprinawati (2021) kreativitas adalah kebiasaan
pola atau cara hidup seseorang yang selalu menciptakan sesuatu barang
atau ide baru yang belum ada sebelumnya dan hal yang dilakukan sangat
bermanfaat bagi orang banyak atau masyarakat luas.
Menurut amin, ahmad & mahadir (2021) Salah satu kemampuan utama
yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan
manusia adalah kreativitas. Kemampuan ini banyak dilandasi oleh
kemampuan intelektual, seperti intelegensi, bakat dan kecakapan hasil
belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor.
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru
yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu
selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-
unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan
kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang berbeda dengan
keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu sifatnya inovatif.
b. Dimensi Kreativitas Guru
Menurut wati (2022) profesi guru sebagai sebuah bidang pekerjaan
yang dituntut untuk memiliki komitmen dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, nilai keunggulan yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah kreativitas. Kreativitas diidentifikasikan dari 4
dimensi, yakni sebagai berikut:
a. Person
1) Mampu melihat masalah dari segala aspek
2) Hasrat ingin tahu yang besar
3) Terbuka terhadap segala yang baru
4) Menyukai tugas yang menantang
5) Memiliki wawasan yang luas
6) Mampu menghargai karya orang lain
b. Process
Proses kreativitas ada 4 tahap, yaitu:
1) Tahap pengenalan : merasakan adanya masalah dalam kegiatan yang
dilakukan.
2) Tahap persiapan : mengumpulkan informasi penyebab masalah yang
dirasakan dalam kegiatan tersebut.
3) Tahap iluminasi : saat dimana munculnya inspirasi atau gagasan untuk
memecahkan masalah.
4) Tahap verifikasi : tahap pengujian secara klinis berdasarkan realitas
yang terjadi.
c. Product
Dimensi produk kreativitas digambarkan seperti “creativity tobring
something new into existense” yang ditunjukkan dengan sifat sebagai
berikut:
1) Baru, unik, berguna dan bernilai.
2) Bersifat heuristic, menampilkan metode yang masih jarang digunakan
oleh orang lain.
d. Press (dorongan)
Ada beberapa pendorong dan juga penghambat dalam melakukan
kegiatan kreativitas, faktor pendorong antara lain sebagai berikut:
1) Kepekaan dalam bertindak.
2) Kebebasan dalam bertindak.
3) Memiliki komitmen yang kuat untuk maju.
4) Optimis dan berani mengambil resiko.
5) Tekun dalam berlatih.
6) Menghadapi masalah sebagai latihan diri.
7) Lingkungan kondusif serta tidak kaku dan otoriter.
3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kreativitas Guru Pendidikan Agama
Islam
a. Teori Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kreativitas Guru
Pendidikan Agama Islam
Menurut (rohman & susilo, 2019). selalu memberi inspirasi dan
motivasi akan sangat mempengaruhi kreativitas guru, karena guru diberi
banyak kesempatan untuk mengembangkan ide-ide yang dimilikinya serta
memfasilitasi mereka untuk mengembangkan ide atau gagasan mereka.
Menurut riyadi & mulyapradana (2017) motivasi kerja memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dapat diterima dan
terbukti benar dimana variabel motivasi kerja memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja artinya setiap terjadi peningkatan motivasi kerja pada SD
meningkatkan kinerja guru. Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada
diri seseorang atau yang sering dikenal sebagai motivasi internal dan dapat
pula bersumber dari luar diri seseorang atau disebut juga motivasi
eksternal. Faktor-faktor motivasi tersebut dapat berdampak positif atau
dapat pula berdampak negative bagi seorang guru. Dalam teori motivasi
herzberg, faktor-faktor motivator meliputi prestasi, pengakuan, tanggung
jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang.
Apabila pekerja mempunyai motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan
pribadinya, maka mereka harus meningkatkan kinerja. Meningkatnya
kinerja pekerja akan meningkat pula kinerja organisasi. Dengan demikian,
meningkatkannya motivasi pekerja akan meningkatkan kinerja individu,
kelompok, maupun organisasi sehingga dapat mencapi target organisasi
yang telah ditetapkan.
Menurut syarafhika & purnomo (2022) motivasi juga mempengaruhi
suatu organisasi atau lembaga, dimana motivasi adalah salah satu
pendorong untuk meningkatkan kinerja guru. Oleh sebab itu, motivasi
yang tepat adalah yang bisa membantu guru meningkatkan kinerjanya
menjadi lebih baik. Motivasi kerja menjadi salah satu faktor yang ikut
serta dalam menetapkan kinerja seseorang, dikarenakan besar maupun
kecilnya suatu pengaruh motivasi seseorang bergantung terhadap
banyaknya intensitas motivasi yang diberikan pada diri sendiri.
B. Konsep Oprasional
1. Motivasi Kerja
Teori motivasi kerja diambil dari pendapat 3 teori, yaitu teori nasition
(2014), Menurut triyaningsih (2014), dan Menurut kartini & kristiwan
(2019) yaitu motivasi kerja yang dimaksud adalah merupakan suatu
kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk
melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
maupun tujuan individual. Bisa di sebut juga bahwa motivasi kerja
merupakan sesuatu yang menimbul kan semangat atau dorongan kerja
yang bisa meningkat kan semangat kerja. Motivasi akan dipengaruhi oleh
adanya kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tujuan dari orang atau
kelompok orang yang ingin dipenuhi. Dengan kata lain tujuan
perseorangan dalam setiap organisasi berpengaruh dalam menentukan
tercapainya tujuan yang diinginkan oleh organisasi, motivasi kerja tidak
dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dari tingkah
lakunya dan dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaaan (feeling) dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Tabel 1: Konsep Operasional Motivasi Kerja

Dimensi Aspek Indikator


Motivasi Internal Tanggung jawab pegawai 1. Guru mampu
dalam melaksanakan tugas. bertanggung jawab
dalam melaksanakan
tugas nya
adanya keinginan untuk 2. Melakukan pekerjaan
melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya
Motivasi Eksternal Bekerja dengan harapan ingin 1.
memperoleh insentif

Bekerja dengan harapan


imbalan

2. Kreativitas Guru
Teori kreativitas guru di ambil dari empat pendapat yaitu menurut
abdullah (2017), suprianoto & aprinawati (2021), dan amin, ahmad &
mahadir (2021) yang mengatakan bahwa kreativitas guru adalah
kemampuan seseorang menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi dari
hal-hal yang sebelumnya, yang berguna dan dapat dimengerti, kreativitas
adalah kebiasaan pola atau cara hidup seseorang yang selalu menciptakan
sesuatu barang atau ide baru yang belum ada sebelumnya dan hal yang
dilakukan sangat bermanfaat bagi orang banyak atau masyarakat luas.
Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti
intelegensi, bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh
faktor-faktor afektif dan psikomotor.
Tabel 2: Konsep Operasional Kreativitas Guru

Dimensi Aspek Indikator


Person Mampu melihat masalah dari
segala aspek

Hasrat ingin tahu yang besar

Process Tahap pengenalan

Tahap persiapan

Tahap iluminasi

Tahap verifikasi

Product
C. Kerangka Konseptual
Kreativitas guru
Motivasi kerja

D. Penelitian Yang Relevan


1. Penelitian pertama yang dilakukan oleh (Iriani, 2019) pemanfaatan Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Negeri
Lambaro Angan Pemanfatan Media dalam pembelajaran materi PAI di SD
Negeri Lambaro Angan. Adapun data yang peneliti peroleh adalah dengan
menggunakan metode wawancara. Sumber data adalah ibu AZ sebagai
guru saya menggunakan LCD pada materi-materi tertentu yang memang
membutuhkan melihat secara langsung prakteknya. Kemarin saya sudah
memakai alat LCD dikelas IV pada mata pelajaran fiqih dengan materi
haji, karena materi kisah Nabi lebih sempurna kalau diputarkan video
tentang kisah para Nabi, biar siswa itu tahu bagaimana sejarah para Nabi
dan ini sebagai bentuk kecintaan mereka kepada para rasul untuk dijadikan
teladan. Sebelum menggunakan alat ini, saya biasanya mempersiapkan
dahulu peralatan yang dibutuhkan, seperti CD sesuai materi, laptop, layar,
kabel, dan lain-lain. Supaya proses pembelajaran ini tercapai tujuan dan
penguasaan siswa akan lebih luas dalam memahami materi. Selain
beberapa hal diatas, saya juga harus mempelajari beberapa bahan yang
berkaitan dengan materi ataupun multimedia tersebut. Yang tidak kalah
penting adalah mencari kesesuaian antara materi dengan peralatan
multimedia yang ada. Tahap persiapan terakhir adalah memberikan
instruksi pada siswa untuk bersiap-siap mengikuti pembelajaran yang
berlangsung. Banyak hal yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih
sebuah materi, khususnya yang akan saya kaitkan dengan penggunaan
multimedia. Diantara hal yang menjadi pertimbangan saya adalah, tujuan
dari materi tersebut. Apakah hanya sampai pada tahap kognitif saja, atau
mencakup aspek afektif dan psikomotor. Jika mencakup ketiga-tiganya,
maka untuk efisiensi waktu dalam pencapaian tujuan yaitu memahamkan
siswa, maka saya memilih untuk menggunakan multimedia sebagai
perantaranya. Pertimbangan selanjutnya adalah apakah materi tersebut
memang bisa untuk mendapatkan bantuan multimedia dalam
penyampaiannya. Wawancara tersebut lebih memperjelas solusi dalam
masalah tersebut adalah menyiapkan dengan benar tahap yang berkaitan
dengan pemilihan materi, beliau menjelaskan, jika hal yang paling utama
dalam penggunaan multimedia adalah mempertimbangkan tujuan yang
akan dicapai oleh pembelajaran materi tersebut.
2. Penelitian kedua dilakukan oleh (Nurkhamidah, 2022) Dalam penelitian di
SDN Tulung, mendapatkan hasil wawancara mengenai pengertian
kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas Pendidikan agama Islam.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak Agus Subiyanto selaku guru PAI
dalam wawancara yang menyatakan bahwa: Gini ya mbak, menurut saya
kreativitas itu tetap dibutuhkan seorang guru karena agar dalam
pembelajaran itu anak-anak tidak terlalu monoton,nanti kalau di sistem
yang seperti jaman dulu, anak datang kemudianbaca, menulis dan
mengerjakan soal kan itu sangat monoton. Anak-anak termotivasi dengan
gurunya juga perlu adanya kreativitas, contohnya dalam penggunaan
kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran atau peraga itu
dibutuhkan guru Hal ini didukung oleh pihak sekolah yang sangat
mendukung para guru di SDN Tulung untuk menggunakan kreatifitas yang
dimiliki sehingga anak termotivasi dalam belajar, seperti yang dipaparkan
oleh kepala Sekolah Ibu Gurid mukti sebagai berikut: Ya sangat sangat
penting mbak, karena kreativitas itu kemampuan seorang diri guru nanti
dalam mengajar itu benar benar dimanfaatkan karena setiap guru yang
kreatif pembelajaran jadi tidak monoton yang otomatis anak anak merasa
senang tidak cepat bosan, semangat belajar anak tidak terasa hingga
pelajaran sudah habis. Kalau gurunya kreatif anak anak pengen terus
belajar tidak mau berhenti.
3. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh (Mahiroh, 2020) Wawancara yang
dilakukan secara Online dengan menggunakan media WhatsApp
dikarenakan sedang pandemi COVID-19 yang mengharuskan semua orang
untuk di rumah saja sehingga tidak memungkinkan untuk bertatap muka
secara langsung dan juga tidak bisa observasi untuk melihat proses
pembelajaran karena pembelajaran juga dilakukan secara Online atau
daring. Wawancara dilakukan sebanyak empat kali yaitu pada tanggal 1
April 2020, 9 April 2020, 15 April 2020, dan 5 Mei 2020. Pembahasan
sebagai berikut: Proses pembelajaran tidak lepas dari yang namanya
perencanaan. Dengan adanya suatu perencanaan akan membantu
memudahkan pembelajaran pada waktu di kelas. Oleh karena itu, seorang
guru harus sekreatif mungkin membuat rencana-rencana agar alokasi
waktu pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Perencanaan dalam
pembelajaran yang pasti dilakukan oleh guru adalah menyusun RPP
(rencana pelaksanaan pembelajaran). Sesuai dengan yang diungkapkan
oleh bapak Sarjuno guru bahasa Arab kelas I: “Dalam pembelajaran sangat
penting sekali sebuah perencanaan, karena dengan perncanaan guru dapat
mengatur waktu untuk menyampaikan materi, untuk menfokuskan kembali
peserta didik, untuk memberi evaluasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai lebih maksimal. Tahap perencanaan berupa penyusunan RPP, saya
selalu membuat RPP minimal seminggu sebelum mengajar. Persiapan-
persiapan lain menyesuaikan RPP tapi biasanya saya sering membuat
media pembelajaran, contohnya penggunaan media yang saya gunakan
adalah media gambar karena materi bahasa Arab di kelas I (satu) masih
berupa pengenalan kosakata jadi lebih banyak kosakata atau mufradat
selain itu anak-anak jauh lebih paham jika dalam pembelajaran melihat
langsung bentuk atau wujudnya”.
4. Penelitian keempat yang dilakukan oleh (Faqih, 2021) Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa kenyamanan kerja memiliki pengaruh yang besar
terhadap Kreativitas guru. Dengan demikian, Artinya untuk dapat
meningkatkan kreativitas guru, pengusaha ataulembaga atau yayasan harus
secara sungguh-sungguh dan terus menerus memperhatikan kenyamanan
kerja guru. Hal ini dikarenakan pentingnya kenyamanan kerja untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas guru, sehingga suasana
belajar guru dapat memberikan suasana belajar yang positif. Jika guru mau
merasa nyaman dalam bekerja, Insya Allah akan selalu bersemangat dan
penuh ide-ide baru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
5. Penelitian kelima dilakukan oleh (Aniqoh et al., 2021) Pembelajaran di era
pandemi dengan metode daring dengan perkembangan teknologi yang
amat mengesankan menuntut individu semakin kreativ dalam penggunaan
dan pemanfaatan teknologi Begitu juga dengan dunia pendidikan yang
dituntut pula untuk merespon perkembangan teknologi dengan
menyajikan pembelajaran kreatif dan inovatif melalui pemanfaatan
teknologi. Peran guru PAI yang tidak hanya mencerdaskan tapi juga
membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa. Selain itu seorang
guru PAI harusnya juga dapat mendesain proses pembelajaran yang
menarik dan inovatif melalui kreatifitasnya sehingga menjadikan
susana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan
bagi peserta didik sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah
diserap oleh daya pikir peserta didik dan kemudian diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menyajikan pembelajaran berbasis literasi
digital maka penting bagi guru mapel Al-Quran Hadis untuk menguasai
kompetensi dibidang TIK. Metode penelitian ini merupakan penelitian
lapangan (field research) yang bertujuan mencari dan menggali informasi
dilapangan secara alamiah. Proses penelitian ini membutuhkan
kehadiran peneliti secrara langsung untuk mengetahui proses pembelajaran
yang terkait tentang kreativitas guru Al-Qur’an Hadist dalam
mendesain model pembelajaran berbasis literasi digital. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendektatan
studi kasus, digolongkan demikian karena memang data yang diperoleh
di lapangan berupa kata-kata bukan berupa data statistik
6. Penelitian keeenam yag dilakukan oleh (musthofa jamal, 2019)
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis
tentang kreativitas guru PAI dalam pemanfaatan sumber belajar di SD
Negeri 2 Kemangkon Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga
Tahun Pelajaran 2017/2018, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kreativitas guru PAI dalam pembelajaran ditunjukan dalam beberapa
bentuk kreativitas seperti person, proses dan produk. Person adalah guru
memiliki wawasan yang luas terbuka dengan hal yang baru. Setelah
melakukan person guru memiliki proses untuk mengetahui masalah dalam
kegiatan pembelajaran dan mengumpulkan informasi. Dari person dan
proses guru mengasilkan product yang unik, berguna, bernilai dan metode
yang belum digunakan. Bentuk-bentuk kreativitas ditunjukan oleh guru
dalam proses pembelajaran melalui pemanfaatan sumber belajar seperti 1.
Bentuk kreativitas proses memanfaatkan sumber belajar buku, video,
puzzle, gambar, dan lingkungan yang dikombinasikan. 2. Bentuk
kreativitas proses memanfaatkan sumber belajar lingkungan, buku,
gambar, sort card dan video 3. Bentuk kreativitas produk memanfaatkan
video, dan puzzle. Demi tercapainya tujuan dan kelancaran kegiatan
belajar mengajar di SD Negeri 2 kemangkon Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbalingga perlu adanya penambahan dan kreatif dari guru
dalam penyediaan dan pembuatan sumber belajar. Oleh karena itu, untuk
lebih mengoptimalkan kreativitas guru dalam pemanfaatan sumber belajar
setelah melalui pelaksanaan penelitian penulis lakukan tentang kreativitas
guru PAI dalam pemanfaatan sumber belajar di SD Negeri 2 Kemangkon
7. Penelitian ketujuh yang dilakukan oleh (choiruzad, 2013) Kreativitas Guru
dalam Membuat Media Pembelajaran PAI Kegiatan membuat media
pembelajaran berarti suatu kegiatan yang bisa menciptakan suatu produk
media pembelajaran PAI yang sederhana maupun yang kompleks. Media
pembelajaran PAI merupakan alat penilaian yang digunakan dalam rangka
mengefektifitaskan komunikasi antara guru dan siswa sehingga terciptalah
tujuan pembelajaran PAI. Jadi dalam hal ini yaitu bagaimana seorang guru
dapat membuat media pembelajaran apa saja yang bisa dijadikan alat
perantara dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 2 Mijen Kaliwungu
Kudus, antara lain: a. Puzzle merupakan teka-teki yang di acak kemudian
di tata kembali sesuai dengan urutan yang benar. b. Teka-teki Silang
Islami media ini merupakan buatan dari guru. Biasanya digunakan untuk
mengevaluasi dari kepintaran siswa karena bentuknya berisi kolom-kolom
yang harus dijawab sesuai dengan petunjuk yaitu mendatar dan menurun.
c. Lagu-lagu Islami Media ini dibuat untuk memudahkan seorang siswa
dalam menghafal teori atau sebagian acuan untuk anak agar
mempermudah dalam mempelajari pelajaran dan anak merasa senang
karena dilakukan dengan riang dan bergembira. d. Game Education media
ini merupakan permainan-permainan yang di disain oleh guru PAI yang di
format di dalam komputer, kemudian anak bermain di laboratorium
komputer. Pemainan ini berisi tentang kajian materimateri PAI, berupa
tanya jawab ataupun dalam bentuk yang lain.e. Alat Peraga pembuatan
media yang berupa alat peraga biasanya materi yang didemonstrasikan
seperti alat peraga dalam shalat jenazah dan manasik haji. Meode yang
digunakan dalam penulisannya Observasi, Interview, Dokumentasi.
8. Penelitian kedelapan yang dilakukan oleh (Monalisa et al, 2022) Guru PAI
menjelaskan bahwa memahami karakteristik siswa merupakan tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab seorang guru. Meskipun tidak mudah
memahami karakter siswa yang berbedabeda, tetapi apabila guru telah
berhasil, maka guru akan mudah mendidik dan membentuk karakter kreatif
siswa karena salah satu yang mempengaruhi minat siswa dalam belajar
adalah pembawaan guru. Senada dengan pendapat di atas guru Bahasa
Indonesia sekaligus koordinator kurikulum di SD Negeri Tangkiling
menjelaskan bahwa jika guru tidak memahami karakter siswa, bagaimana
guru bisa membentuk kreativitas siswa. Sangat penting bagi seorang guru
memahami karakter siwa agar saat dimulai sampai dengan berakhirnya
kegiatan pembelajaran guru tahu jelas hal apa yang harus dilakukan atau
direncanakan agar kreativitas siswa dapat terbentuk dan berkembang
dengan baik berdasarkan hasil observasi peneliti.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian ini adalah terdapat pengaruh motivasi kerja
terhadap kreativitas guru pendidikan agama islam
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. (2017). Pembelajaran dalam perspektif kreativitas guru dalam pemanfaatan
media pembelajaran. Lantanida Journal, 4(1), 35-49.
Akbar, A. (2021). Pentingnya kompetensi pedagogik guru. JPG: Jurnal Pendidikan
Guru, 2(1), 23-30.
Akert, Nancy & Martin, Barbara. (2012). The Role of Teacher Leaders in School
Improvement through the Perceptions.
Amin, H., AHMAD, A. I., & Mahadir, M. S. (2021). Membangun Kreativitas Guru
Pai. Raudhah Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 6(1), 46-61.
Anggraeni, R. D., Sumartiningsih, S., Junaidi, S., & Armanjaya, S. (2023). Kreativitas Guru
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Physical Activity Journal
(PAJU), 4(2), 221-230.
Aniqoh, S., Maarif, M. A., & Kartiko, A. (2021). Kreativitas Guru Al Qur’an Hadist Dalam
Mendesain Model Pembelajaran Berbasis Literasi Digital Dalam Masa
Pandemi. Center Of Education Journal (CEJou), 2(02), 30-42.
BASE, S., & BARAT, C. K. P. (2022). Kreativitas guru dalam meningkatkan penguasaan
ilmu tajwid
Fadloli, F., & Soemantri, M. (2019). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, iklim
organisasi dan komitmen organisasi terhadap kreativitas guru sd negeri sekecamatan
ketahun. Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program
Pascasarjana, 13(1).
Green, F., & Brandstedt, E. (2021). Engaged climate ethics. The Journal of Political
Philosophy, 29(4), 539-563.
Hidayat, H., Nurfadilah, A., Khoerussaadah, E., & Fauziyyah, N. (2021). Meningkatkan
Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Era Digital. Jurnal
Pendidikan Anak, 10(2), 97-103.
Hidayat, Z., & Taufiq, M. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja serta
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Lumajang. Wiga: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 2(1), 79-98.
IBTIDA’IYAH, J. P. G. M. PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMANFAATAN
MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SD NEGERI 76 KOTA BENGKULU.
Iriani, F. (2019). Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pemanfaatan Media
Pembelajaran dan Kemampuan Siswa dalam Memahami Materi PAI di Sekolah
Dasar. Journal of Islamic Education, 2(2), 168-181.
Jamal, N. M. (2019). KREATIVITAS GURU PAI DALAM PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR DI SD NEGERI 2 KEMANGKON TAHUN PELAJARAN
2017/2018 (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).
Kartini, D., & Kristiawan, M. (2019). Pengaruh tunjangan profesi dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(1), 25-33.
Monalisa, M., Hamidah, H., & Surawan, S. (2022). UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER KREATIF DI SD NEGERI 3
TANGKILING. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 5(2), 147-160.
Mukhtar, K. A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Motivasi Kerja Guru
terhadap Kreativitas Guru MTSN Se-Kabupaten Madiun. Southeast Asian Journal of
Islamic Education Management, 1(1), 9-23.
Mukroma, F. (2019). Pengaruh Kepribadian (Personality) Dan Integritas Terhadap Kreativitas
Guru SD Negeri di Kabupaten Aceh Singkil. Jurnal Tunas Bangsa, 6(2), 266-276.
Nasution, E. (2014). Motivasi kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai fakultas
dakwah IAIN Ar-Raniry. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian Dan Pengembangan Ilmu
Dakwah, 20(1).
Nurhanifah, S. (2018). Kreativitas guru dalam pengembangan media pembelajaran di TK B
TKIT Raudhatul Jannah Bogor (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah).
NURKHAMIDAH, S. (2022). Kreativitas Guru Pai Dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Agama Islam Di Sdn Tulung Kabupaten Rembang.

Oktavia, Y. (2020). Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kreativitas guru dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 808-
815.
Oktiani, I. (2017). Kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Jurnal kependidikan, 5(2), 216-232.
Purwanto, Budi. "Pentingnya Kreativitas Guru dan Calon Guru Fisika SMA Dalam Upaya
Pengembangan dan Pengadaan Alat Demonstrasi/Eksperimen Untuk Menjelaskan
Konsep Dasar Fisika." Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
Penerapan MIPA. FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 14. 2011.
Rindiantika, Y. (2021). Pentingnya pengembangan kreativitas dalam keberhasilan
pembelajaran: kajian teoretik. INTELEGENSIA: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 6(1), 53-63.
Rohman, M. G., & Susilo, P. H. (2019). Peran guru dalam penggunaan media pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) studi kasus di TK Muslimat NU
Maslakul Huda. Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 8(1), 173-177.
Riyadi, S., & Mulyapradana, A. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Radhatul Atfal di Kota Pekalongan. Jurnal Litbang Kota Pekalongan, 13.
Sharafika, N. A., Sugiono, S., & Purnomo, H. (2022). PENGARUH MOTIVASI DAN
KREATIVITAS TERHADAP KINERJA GURU PADA PEMBELAJARAN ONLINE
DI SMA NEGERI 1 BERBEK. SIMPOSIUM NASIONAL MANAJEMEN DAN BISNIS
(SIMANIS) dan Call for Paper, 1(1), 532-542.
Sumianto, S., & Aprinawati, I. (2021). Analisis Kreativitas Guru Dalam Merancang Media
Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19. Indonesian Research Journal on
Education, 1(2), 71-82.
Syafaruddin dan Nasution Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Ciputat. PT. Ciputat Press
Tobing, P., & Hasanah, E. (2021). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Kreativitas Dan Inovasi Pembelajaran Guru Pada Masa Covid-19. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 7(2).
Triyaningsih, S. L. (2014). Analisis pengaruh disiplin kerja, motivasi kerja dan komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan Universitas Slamet Riyadi
Surakarta. Informatika, 1(2).
Wati, Y. R. (2022). Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VIII
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTs Sunan Ampel Deyeng–
Ringinrejo (Doctoral dissertation, IAIN Kediri).
Yusuf Al-Uqshari, Asy-Syakhshiah al-Mubdi’ah: Khaifa Tushbihu Mubdi’ah fi Tafkirika,
(Semarang: Pustaka Nuun, 2007), h. 33.
Zuhri, S., & Faqih, F. (2021). PENGARUH KENYAMANAN KERJA DAN KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU TERHADAP KREATIVITAS GURU (STUDI EMPIRIK
KUANTITATIF DI SD DAN SMP AL-AZHAR BSD, TANGERANG
SELATAN). Madani Institute: Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan
Sosial-Budaya, 10(1), 32-38.

Anda mungkin juga menyukai