Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI

TENAGA PENDIDIK MTS BUSTANUL FAIZIN BLIMBING BESUKI

SITUBONDO

Disusun oleh:
Iin Masruroh (2252600086)
Asmaul Hasanah (22526000)

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2023
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai kebudayaan sarana penerus nilai-nilai dan
gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam
transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada
adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas ini adalah guru yang
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (UU RI No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen). Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi
pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam
hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya
penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran.
Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika siswa mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Ketercapaiannya tujuan
tersebut menjadi indikator keberhasilan sistem pembelajaran yang sering
disebut hasil belajar. Sudjana (dalam Ni Nyoman dkk, 2018:24)
mendefinisikan hasil belajar sebagai suatu perbuatan tingkah laku yang
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, menurut
Andersen (dalam Harun Rasyid dan Mansur, 2009:13) mengatakan bahwa
karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan
perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat
berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan
ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dan
dalam bidang pendidikan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya di
dukung juga oleh berbagai faktor lainya seperti tenaga pendidik, media
pembelajaran, dan juga metode pembelajaran. Pendidik memiliki peran
yang besar dalam terselenggaranya proses pendidikan, sebagai seorang
pendidik guru dituntut untuk memiliki kompetensi tinggi yang dapat
mendukung dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kurangnya kompetensi dan
keterampilan yang dimiliki oleh guru seringkali membuat kegiatan belajar-
mengajar jadi membosankan, salah satu masalahnya yaitu penggunaan
metode dan media pembelajaran yang kurang dapat membuat siswa
menjadi aktif dan cenderung pasif dalam belajar (Fadlillah & Marwan,
2021).
Dalam mencapai tujuan pembelajaran, para guru harus di tuntut
untuk kreatif dan inovatif dalam merancang pengajaran sebelum mengajar
seperti menyiapkan materi pembelajaran (Indah, 2015). Selain itu, mereka
juga harus menyiapkan media pembelajaran. Media ini tentunya akan
sangat membantu mereka dalam menyampaikan materi, sehingga materi
tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa mereka. Seorang
guru yang baik harus mempersiapkan semuanya itu antara lain media dan
perangkat pembelajaran. Namun, pada kenyataannya masih saja ada
beberapa guru yang belum mampu membuat dan mendesain media
pembelajaran terkait dengan mata pelajaran yang mereka ajar (Damayanti,
Hastuty, Crestiani, Saruman, & Irwan, 2018). Salah satu faktor yang
menyebabkan hal tersebut adalah karena sebelumnya mereka belum
pernah dibekali cara atau mereka belum pernah belajar/praktek membuat
sebuah media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
Dalam hal kegiatan belajar, Rousseau memberikan penjelasan
bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan
fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
(Sardiman, 2012:96). Agar proses pembelajaran yang diciptakan menjadi
menarik, maka salah satu yang harus dilakukan oleh tenaga pengajar saat
ini adalah mencoba untuk mengembangkan dan memanfaatkan media
pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran. Adapun media
yang harus digunakan sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan
(Umarella et al., 2018). Perkembangan teknologi dan paradigma
pendidikan menuntut guru untuk mampu mengembangkan kompetensi
dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Diantaranya, mengembangkan
media pembelajaran berbasis teknologi (Patih et al., 2021).
Pembelajaran yang aktif dapat terjadi dengan adanya bantuan media.
Namun pada kenyataannya media yang ada kurang dimanfaatkan oleh
guru. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan kebosanan
siswa pada saat belajar. Kondisi ini menjadi permasalahan yang terus
berkelanjutan, karena guru kurang melakukan inovasi terutama dalam
pengadaan media pembelajaran. Kondisi ini sama dengan permasalahan
yang ditemukan pada penelitian (Novita, Windiyani, & Fazriani, 2019)
bahwa ketidakaktifan siswa disebabkan salah satunya oleh penggunaan
media pembelajaran yang masih minim. Oleh sebab itu perlu adanya
pengembangan media agar pembelajaran menjadi lebih baik.
` Kurang aktifnya siswa dapat diakibatkan dari rasa jenuh belajar
dengan proses pembelajaran yang monoton dan komunikasi yang hanya
dilakukan hanya satu arah. Dikatakan demikian karena guru hanya
menerangkan atau hanya memberikan tugas mengisi lembar kerja siswa
(LKS). Seperti diketahui pada buku pembelajaran kurikulum 2013 muatan
materi pembelajaran cenderung sedikit, dapat mengakibatkan
ketidakpahaman siswa atau bahkan guru itu sendiri (Nurdiansyah, Faisal,
& Sulkipani, 2018; Fajar, Riyana, & Hanoum, 2017). Guru masih bingung
dengan materi ajar yang dapat dianggap kurang sehingga untuk
menggunakan media yang memiliki tujuan untuk menarik minat atau
motivasi siswa pun tidak dapat dilakukan. Ketidakpahaman guru terhadap
kurikulum 2013 dan kurangnya penggunaan media pembelajaran dapat
berdampak pada proses pembelajaran. Apabila kondisi tersebut terjadi,
akibatnya siswa tidak memiliki keinginan untuk belajar, maka kualitas
pembelajaran pun akan menurun.
Minat siswa dalam belajar akan baik jika didukung kreativitas guru
dalam memanfaatkan media yang sesuai dengan materi pelajaran. Cara
guru dalam menggunakan media juga harus sesuai dengan metode yang
diterapkan. Hal tersebut disebabkan karena media yang dibuat belum tentu
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dengan demikian guru harus
lebih kreatif dalam memanfaatkan dan mengembangkan media
pembelajaran yang ada. Minat belajar siswa akan terlihat jika guru dapat
memanfaatkan penggunaan media, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan, bahwa media pembelajaran dapat memberikan konstribusi
dalam meningkatkan minat belajar siswa Tobamba, Siswono, &
Khaerudin, 2019).
Berdasarkan analisis situasi yaitu melaksanakan kunjungan ke lokasi
tempat Pengabdian Kepada Masyarakat di MTs Bustanul Faizin Blimbing
Besuki Situbondo, tim mengobservasi dan penyebaran kuisioner ke MTs
yang berada di lingkungan Blimbing Besuki Situbondo, dapat
diidentifikasi permasalahan mitra antara lain: 1) keterbatasan fasilitas
maupun sarana dan prasarana proses belajar; 2) keterbatasan sekolah
dalam pengadaan media pembelajaran yang berbasis ilmu pengetahuan
dan teknologi yang inovatif; 3) keterbatasan guru yang belum memiliki
kompetensi dalam menggunakan media pembelajaran yang efektif; 4)
proses pembelajaran harus menerapkan kurikulum 2013 dengan
pendekatan saintifik, hal ini menuntut guru untuk menguasai IT dalam
mendesain perangkat pembelajaran; 5) kemampuan dan penguasaan
alternatif model-model pembelajaran inovatif yang harus diterapkan pada
kurikulum 2013; 6) kemampuan penguasaan guru Madrasah Tsanawiyah
dalam mempersiapkan dan penggunaan media pembelajaran yang berbasis
IT.
B. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 07 Agustus 2023 dimulai pukul 08:00 WIB sampai dengan 12:00
WIB, bertempat di Ruang Guru Mts Bustanul Faizin Blimbing Besuki
Situbondo. Sasaran pada kegiatan pengabdian pada masyarakat ini yaitu
Guru-guru Mts Bustanul Faizin Kecamatan Besuki Situbondo. Kegiatan
pengabdian ini akan dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai
berikut:
Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini dilakukan dalam bentuk
mengadopsi langkah-langkah dari action research yang terbagi menjadi 4
(empat) tahapan yakni: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi,
serta refleksi.
Tahap ini dilaksanakan alam bentuk perencanaan menegenai
bagaimana kesiapan mitra yang dilihat dari aspek kesediaan guru, dan dari
segi persiapan sarana pendampingan yang akan dilakukan oleh tim
pengabdi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dilakukan menggunakan
metode pelatihan dan pendampingan dengan strategi kronologis. Strategi
tersebut dilaksanakan menggunakan cara pemberian sesuatu secara tahap
demi tahap, yang dimulai dari tahapan yang paling sederhana sampai pada
tahap yang lebih tinggi. Metode tindakan yang dilakukan dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan materi secara
tanya-jawab, pemberian pendampingan, dan mempraktikkan secara
langsung. Adapun langkah-langkah tindakan pelatihan pembuatan dan
penggunaan media pembelajaran interaktif yang dilaksanakan kepada
mitra, antara lain sebagai berikut:
a. Tahap I, pada tahap ini beberapa peserta pelatihan diminta untuk
menyampaikan pengalaman dalam membuat dan menggunakan media
pembelajaran interaktif pada pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia;
b. Tahap II, pemberian materi dimulai dari pengenalan aplikasi Camtasia
dan Microsoft Power Point, sampai dengan menambahkan audio dan
video pada slide presentasi. Materi tersebut disampaikan dalm bentuk
ceramah.
c. Tahap III, praktik pembuatan media pembelajaran interaktif bagi guru
bahasa dan sastra Indonesia. Pada tahap ini peserta pelatihan diminta
berkelompok untuk praktik pembuatan media pembelajaran interaktif;
Tahap observasi telah dilakukan secara langsung oleh tim pengabdi.
Observasi ini berupa hasil kerja dari peserta, setelah itu dievaluasi untuk
melihat kekurangan serta kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan
kegiatan pengabdian tersebut.
Refleksi diberikan untuk dapat mengetahui kelebihan atau kekurangan
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka untuk penetapan
rekomendasi pada keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan
selanjutnya.
Indikator keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran tersebut tentu
harus diadakan evaluasi. Dengan maksud bahwa evaluasi dapat terdiri dari
evaluasi proses dan hasil yang telah dilakukan disetiap tahapan. Evaluasi
tersebut diantaranya yakni tahap persiapan sampai dengan tahap
pelaksanaan yang ada hubungannya dengan keberhasilan peserta didik
menyerap materi pembelajaran, penyesuaian dan kecepatan pemaparan
materi dengan kebutuhan peserta pelatihan, dan pengembangan model
pembelajaran interaktif terhadap kegiatan berikutnya.
Tujuan akhir dari pelatihan dan pendampingan pembuatan model
pembelajaran interaktif pada guru bahasa dan sastra Indonesia adalah
peserta pelatihan diharapkan mampu menggunakan dan menerapkan hasil
pelatihan dalam proses belajar untuk bahasa dan sastra Indonesia di
Madrasah Tsanawiyah Bustanul Faizin dengan baik untuk mendukung
guna tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan peserta pelatihan yang
memiliki kemampuan membuat model pembelajarn interaktif, maka
peserta pelatihan mampu mencipatakan suasana pembelajaran di kelas
yang lebih inovatif dan interakti, serta dapat diterapkan dan disajikan
dalam proses belajar mengajar di lingkungan Madrasah Tsanawiyah
Bustanul Faizin.
Berdasarkan latar belakang inilah dapat diduga bahwa guru
membutuhkan penyegaran Kembali dan pengenalan media-media
pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Selain itu, dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan bahwa
guru bisa meningkatkan keterampilan dasar mengajar yaitu terkhusus
mengadakan variasi. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan dari Azhar
dalam Pelagia (2018:2) mengatakan bahwa dalam suatu proses
pembelajaran terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode
pembelajaran dan media pembelajaran. Media pembelajaran berperan
sebagai alat bantu mengajar yang mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Media
pembelajaran sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai