Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS KEUANGAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :

Dr. H. Hefniy, M.Pd

OLEH :

HAIRUN NISAK

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang, dengan segala
cinta dan kasih yang tiada terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga penulis dapat
menyusun dan mengerjakan sebuah karya tulis berbentuk makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam.
Dengan segala daya upaya yang kami miliki, kami maksimalkan kemampuan kami
untuk menyusun makalah ini. Tidak lupa penulis menghaturkan salam ta’dzim dan terima
kasih yang dalam kepada :

1. KH. Moh. Zuhri Zaini, BA, selaku pengasuh PP Nurul Jadid yang selalu memberikan
mauidzoh dan nasehat yang menjadi motivator untuk melangkah maju menuju yang
lebih baik.
2. K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag. selaku Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton
Probolinggo.
3. Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.
4. Bapak Dr. H. Hefniy, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan Islam
5. Terimakasih untuk semuanya, semoga budi baik dan pengorbanan mereka diterima di
sisi-Nya dan dibalas dengan balasan yang lebih baik.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mengucapkan
mohon maaf atas kesalahan yang kami lakukan, kami juga mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Paiton, 20 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ............................................................ 3
B. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ................................................................. 3
C. Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan .......... 4
D. Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan ................................................ 4
E. Metode Analisis Laporan Keuangan ................................................................ 5
F. Tehnik Analisis Laporan Keuangan ................................................................. 6
G. Analisis Aset ................................................................................................... 7
H. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana .............................................................. 10
I. Analisis Pendapatan ........................................................................................ 11
J. Analisis Belanja .............................................................................................. 11
K. Analisis Pembiayaan ....................................................................................... 12
L. Analisis Laporan Arus Kas .............................................................................. 12
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntabilitas dari pemerintah merupakan salah satu indikasi tegaknya
perekonomian suatu negara. Pemerintah yang akuntabel merupakan pemerintah yang
dapat dipercaya dan bertanggungjawab dalam mengelola sumber daya publik. Sumber
daya publik yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan keberlangsungan
roda pemerintah, dalam setiap rupiah sumber daya publik harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut tidak
cukup dengan laporan lisan saja, namun perlu didukung dengan laporan
pertanggungjawaban tertulis berupa penyajian laporan keuangan atas kinerja yang
telah dicapai.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja pemerintah adalah dengan
melakukan analisis laporan keuangan terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan. Sumber untuk menganalisis laporan keuangan adalah laporan keuangan
utama yang terdiri dari neraca, laporan arus kas, dan laporan realisasi anggaran.
Fungsi utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, laporan keuangan tersebut akan digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik dilakukan dengan
cara membandingkan kinerja keuangan satu periode dengan periode sebelumnya
berdasarkan laporan keuangan. Terdapat beberapa teknik dalam analisis laporan
keuangan, yaitu antara lain: analisis aset, analisis kewajiban dan ekuitas dana, analisis
pendapatan, analisis belanja, analisis pembiayaan, dan analisis laporan arus kas.
Terdapat berbagai jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan
menggambarkan laporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio-rasio keuangan dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan organisasi sektor publik dan
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang konsep analisis laporan keuangan
sektor publik (pemerintah) yang terdiri dari pengertian, tujuan dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap analisis laporan keuangan, tahapan, dan metode serta tehnik
analisis laporan keuangan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Analisis Laporan Keuangan
2. Apa Tujuan Analisis Laporan Keuangan
3. Apa saja Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan
4. Apa Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan
5. Apa saja Metode Analisis Laporan Keuangan
6. Apa Tehnik Analisis Laporan Keuangan
7. Apa saja Analisis Aset
8. Apa saja Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana
9. Apa saja Analisis Pendapatan
10. Apa saja Analisis Belanja
11. Apa saja Analisis Pembiayaan
12. Apa saja Analisis Laporan Arus Kas
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Analisis Laporan Keuangan
2. Untuk mengetahui Tujuan Analisis Laporan Keuangan
3. Untuk mengetahui Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan
Keuangan
4. Untuk mengetahui Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan
5. Untuk mengetahui Metode Analisis Laporan Keuangan
6. Untuk mengetahui Tehnik Analisis Laporan Keuangan
7. Untuk mengetahui Analisis Aset
8. Untuk mengetahui Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana
9. Untuk mengetahui Analisis Pendapatan
10. Untuk mengetahui Analisis Belanja
11. Untuk mengetahui Analisis Pembiayaan
12. Untuk mengetahui Analisis Laporan Arus Kas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Menurut Soemarso (2002: 21), analisis laporan keuangan (financial statement
analysis) pada hakikatnya adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam
laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya.
Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut,
dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan
itu sendiri (Prastowo dan Juliati, 2002:52).
Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari
hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan
posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan
(Falikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:6). Menurut Mahmudi (2009: 9), analisis
dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan keuangan,
bagaimana mengevaluasi laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
Kesimpulan dari pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu proses
analisis/penelaahan/mempelajari laporan keuangan untuk memperoleh pemahaman
dan pengertian yang baik dan tepat untuk pengambilan keputusan pada organisasi
sektor publik atau organisasi sektor swasta.
B. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliati (2002: 53), analisis laporan keuangan dilakukan
untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya:
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger;
2. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang;
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah manajemen, operasi atau masalah
lainnya;
4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

3
C. Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan
Adapun pihak yang berkepentingan dengan analisis laporan keuangan daerah
menurut Widodo dalam Halim (2007: 232), antara lain:
1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil dari pemilik daerah
(masyarakat).
2. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.
3. Pemerintah pusat/provinsi sebagai bahan masukan dalam membina pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah.
4. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham
pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.
D. Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan
Pembaca laporan keuangan perlu memahami langkah-langkah yang efektif
untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja pemerintah daerah secara tepat dan
komprehensif. Menurut Mahmudi (2009: 85) langkah-langkah atau tahapan dalam
menganalisis laporan keuangan pemerintah daerah yaitu:
a. Menilai Kinerja Makro
Keberhasilan atau kegagalan kinerja makro sdapat dilihat dari laporan
keuangan yang merupakan gambaran kinerja mikro. Misalnya dibidang ekonomi
menyangkut tingkat inflasi, dibidang pemerintahan menyangkut indeks good
governance, indeks korupsi, dan indeks kepuasan pelayanan, dan lain-lain. Jika
kinerja makro kurang baik, maka besar kemungkinan kinerja mikro juga kurang
baik.
b. Menilai Kinerja Program/Kegiatan
Penilaian kinerja program/kegiatan dapat dilihat dari LKPJ dan atau LAKIP.
Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dinilai dari aspek 3E, yaitu: ekonomi,
efisiensi dan efektivitas. Ekonomi terkait dengan penggunaan sumber daya input
secara hemat sehingga tidak terjadi pemborosan, efisiensi terkait dengan
kesesuaian pelaksanaan dengan anggaran dan efektivitas terkait dengan
pencapaian target.
c. Menilai Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan tercermin dari laporan keuangan neraca, laporan kas.
realisasi anggaran, dan laporan arus kas.

4
E. Metode Analisis Laporan Keuangan
Menurut Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007: 9), ada dua metode analisis
yang digunakan, yaitu:
1. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos
yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya
akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
2. Analisis Horisontal
Analisis Horisontal yaitu analisis dengan melakukan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembanganya.
Menurut Prastowo dan Juliati (2002), secara umum metode analisis laporan
keuangan dapat di klasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a. Metode Analisis Horisontal (dinamis)
Metode analisis horisontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan
dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode),
sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
b. Metode Analisis Vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang
sama untuk tahun (periode) yang sama.
Kesimpulan dari beberapa metode analisis laporan keuangan diatas adalah:
a. Metode Analisis Horisontal (Dinamis)
Metode analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dalam beberapa
periode untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik
atau organisasi sektor swasta.
b. Metoda Analisis Vertikal (Statis)
Metoda analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan dalam satu
periode untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik
atau organisasi sektor swasta.

5
F. Tehnik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Mahmudi (2009), teknik analisis laporan keuangan organisasi sektor
publik adalah sebagai berikut:
1. Analisis Varians (Selisih)
Analisis varians pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan
realisasi anggaran, yaitu dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi antara
anggaran dengan realisasinya. Aspek yang penting dalam analisis varians ini,
yaitu:
a. Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran.
b. Menentukan tingkat varians anggaran yang bisa ditoleransi.
c. Mencari penyebab terjadinya selish varians.
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang
datanya diambil dari elemen laporan keuangan. Analisis ini dapat digunakan
untuk mengintepretasikan perkembangan kinerja dari tahun ke tahun dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis. Terdapat
berbagai macam analisis rasio keuangan, antara lain:
a. Analisis Aset
b. Analalisis Likuiditas, meliputi:
1) Rasio Lancar
a) Rasio Kas
b) Rasio Cepat
c) Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset
2) Analisis Solvabilitas
3) Analisis Kewajiban
a) Rasio Total Utang terhadap Equitas
b) Rasio Total Utang terhadap Aset Modal
c) Rasio Total Utang terhadap Pendapatan
4) Analisis Ekuitas
5) Analisis Profitibilitas
a) Profit Margin
b) Return on Asset (ROA)
c) Return on Invesment (ROI)
d) Return on Equity (ROE)

6
e) Return on Capital Employed (ROCE)
f) Net Income
6) Analisis Aktivitas
3. Analisis Pertumbuhan (Trend)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan baik berupa kenaikan
atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis ini dapat
diaplikasikan misalnya untuk menilai pertumbuhan asset, pendapatan, utang,
surplus/defisit, dan sebagainya.
4. Analisis Regresi
Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependent. Analisis ini sangat bermanfaat untuk riset kebijakan publik
yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah. Contohnya:
a. Menguji pengaruh tingkat serapan APBD terhadap petumbuhan ekonomi
daerah;
b. Menguji pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,
c. Dan lain-lain.
5. Analisis Prediksi
Analisis ini digunakan untuk memprediksi pendapatan tahun depan dengan
menggunakan data tahun ini dan tahun sebelumnya sebagai dasar prediksi.
G. Analisis Aset
Analisis aset dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang kekayaan dan
potensi ekonomi pemerintah sehingga dari informasi tersebut masyarakat dapat
menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan investasi di wilayah itu,
bagaimanakah skala ekonomi pemerintah daerah dan kondisi keuangannya.
Analisis Aset terdiri dari beberapa teknik, menurut Mahmudi (2009) antara lain:
1. Analisis Pertumbuhan Tiap-tiap Pos Aset dalam Neraca
Tujuan melakukan perbandingan nilai tiap-tiap pos aset dalam neraca adalah
untuk mengetahui perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua periode
berturutan, apakah terjadi kenaikan ataukah penurunan. Secara umum, kenaikan
aset tahun sekarang dari tahun sebelumnya memberikan kesan positif yang
menunjukan adanya kemajuan atau pertumbuhan aset. Sebaliknya, apabila terjadi
penurunan aset, maka itu berarti sinyal negative mungkin telah terjadi
kemunduran, penurunan nilai aset, penggerogotan aset, dan inefisiensi dalam
pengelolaan aset.

7
2. Analisis Proporsi Kelompok Aset Terhadap Total Aset
Analisis proporsi kelompok aset terhadap total aset bermanfaat untuk melihat
potret asset pemerintah daerah secara lebih global. Apakah kelompok aset tertentu
terlalu besar sehingga kurang baik bagi kesehatan keuangan organisasi. Sebagai
contoh, jika asset pemerintah daerah sebagian besar berupa aset lancar, maka hal
itu kurang menguntungkan jika dilihat dari kacamata manajemen keuangan daerah
dan manajemen kas karena keuangan terlalu likuid (overliquid). Sebaliknya, jika
sebagian besar aset merupakan aset tetap, sementara itu aset lancar kecil, maka
keadaan tersebut juga akan mengganggu likuiditas keuangan pemerintah daerah
yaitu kondisi keuangan menjadi tidak likuid (illiquid).
3. Analisis Modal Kerja (Working Capital)
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan
pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin harian
tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang,
menggunakan dana cadangan dan penggunaan pembiayaan lainnya. Analisis
modal kerja merupakan suatu ukuran arus kas bukan sebagai rasio. Hasil analisis
modal harus membarikan nilai positif. Secara umum, semakin tinggi modal kerja,
maka likuiditas organisasi semakin baik.
4. Analisis Rasio Keuangan
Informasi asset dalam neraca sangat penting untuk menghitung rasio keuangan
tertentu. Rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisis laporan keuangan
pemerintah daerah, antara lain yaitu:
a. Rasio Liquiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Untuk melakukan analisis liquiditas, ada
beberapa rasio yang dapat dipelajari, yaitu:
1) Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu rasio yang membandingkan antara
aktiva yang dimiliki pemerintah daerah pada tanggal neraca dengan utang
jangka pendek. Rasio ini menunjukan apakah pemerintah daerah memiliki
asset yang cukup untuk melunasi utangnya.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Current Ratio =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

8
2) Rasio Kas (Cash Ratio), yaitu rasio yang tersedia dalam pemerintah daerah
ditambah efek yang dapat segera diuangkan (investasi jangka pendek)
dibagi dengan utang lancer. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui
kemampuan daerah dalam membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan kas dan efek yang dimiliki pemerintah daerah.

𝐾𝑎𝑠+𝐸𝑓𝑒𝑘
Cash Ratio =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

3) Rasio Cepat (Quick Ratio), yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar. Rasio ini dapat
menunjukan apakah pemerintah daerah dapat membayar utangnya dengan
cepat.

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Quick Ratio =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

4) Rasio Modal Kerja terhadap Total Asset (Working Capital to Total Asset),
merupakan rasio keuangan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva
dengan posisi modal kerja neto.

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟


Working Capital to Total Asset =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

5) Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan


pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Rasio Solvabilitas =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔

9
6) Rasio Utang, yaitu rasio yang digunakan oleh kreditor untuk mengukur
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Terdapat
beberapa jenis rasio utang, diantaranya:
a) Rasio Utang terhadap Ekuitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan utang.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
Rasio Utang terhadap Ekuitas =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑛𝑎

b) Rasio Utang terhadap Aset Modal, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengetahui berapa bagian dari asset modal yang dapat digunakan untuk
menjamin utang.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
Rasio Utang terhadap Aset Modal =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

c) Rasio Utang terhadap Pendapatan, yaitu rasio yang digunakan untuk


mengetahui besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga
utang jangka panjang. Rasio ini dihitung dengan membandingkan laba
sebelum bunga dan pajak dengan bunga utang jangka panjang.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


Rasio Utang terhadap Pendapatan =
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

H. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana


Analisis utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor) dalam
membuat keputusan kredit dan bermanfaat untuk mengetahui beban utang,
kesinambungan fiskal, dan kesehatan keuangan pemerintah daerah. Analisis struktur
ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui proporsi dari utang terhadap ekuitas dana.
Struktur ekuitas yang baik mencerminkan adanya harmonisasi antara sumber

10
pembiayaan eksternal dengan pembiayaan internal. Informasi komposisi ekuitas dana
bermanfaat untuk mengetahui orientasi alokasi dana pemerintah daerah yaitu seberapa
besar dana yang ditanamkan untuk operasional rutin, dan seberapa dalam bentuk
investasi.
I. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan daerah dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah daerah dalam melaksanakan anggaran. Secara umum realisasi pendapatan
daerah dinilai baik apabila melampaui target anggaran, sebab anggaran pendapatan
merupakan batas minimal yang harus dicapai daerah.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis pendapatan, yaitu:
1. Analisis Varian (selisih) anggaran pendapatan.
2. Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah, meliputi:
a. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah;
b. Pertumbuhan Pajak Daerah;
c. Pertumbuhan Retribusi Daerah;
d. Pertumbuhan Pendapatan Transfer;
3. Menghitung rasio keuangan, meliputi:
a. Rasio Kemandirian Daerah;
b. Rasio Ketergantungan Daerah;
c. Derajat Desentralisasi;
d. Rasio Efektivitas PAD;
e. Rasio efisiensi PAD;
f. Rasio Efektivitas Pajak Daerah;
g. Derajat Kontribusi BUMD;
h. Rasio Kemampuan Mengembalikan Pinjaman;
i. Rasio Pendapatan Terhadap Utang.
4. Menilai Potensi penerimaan daerah yang masih dapat dioptimalkan, meliputi:
a. Potensi Pajak Daerah;
b. Potensi Retribusi Daerah.
J. Analisis Belanja
Analisis belanja sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah
pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien, dan efektif
(value for money). Belanja daerah perlu memperoleh perhatian lebih besar karena
belanja daerah lebih rawan mengalami kebocoran anggaran dibandingkan kebocoran

11
pada sisi pendapatan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
belanja, yaitu:
1. Analisis Varian Belanja;
2. Analisis Pertumbuhan Belanja;
3. Analisis Keserasian Belanja;
4. Rasio Efisiensi Belanja;
5. Rasio Belanja terhadap PDRB.
K. Analisis Pembiayaan
Informasi pembiayaan penting untuk menilai apakah keputusan pembiayaan
yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat. Stuktur pembiayaan pemerintah
daerah juga bisa menggambarkan rentan tidaknya keuangan daerah yang juga
berpengaruh pada tingkat rasio daerah. Analisis Pembiayan, meliputi:
1. Analisis Penggunaan SILPA tahun lalu;
2. Analisis Pembentukan dan Penggunaan Dana Cadangan;
3. Analisis Investasi;
4. Analisis Divestasi dan Privatisasi;
5. Analisis Piutang Daerah;
6. Analisis Pinjaman Daerah.
L. Analisis Laporan Arus Kas
Dalam membaca dan memahami laporan arus kas, fokus perhatian hendaknya
tidak ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas selama satu periode, karena
jumlah arus kas neto saja kurang memberi informasi yang bermakna. Yang paling
penting justru informasi dari masing-masing komponen arus kas secara individual.
Laporan arus kas dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus atau defisit anggaran;
2. Untuk memprediksi kemampuan fiscal pemerintah daerah dimasa mendatang
terkait dengan kekuatan dan ketahanan fiscal;
3. Untuk memprediksi kesinambungan fiscal pemerintah daerah Dalam pemberian
pelayanan publik.
Terdapat beberapa tehnik atau cara yang digunakan untuk melakukan Analisis
Laporan Arus Kas, yaitu:
1. Analisis Pertumbuhan Arus Kas;
2. Analisis Arus Kas untuk setiap Komponen;
3. Analisis Arus Kas dari aktivitas pembiayaan dan non anggaran.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan bagi para pengguna
(stakeholders). Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder untuk membantu
mereka dalam mengambil keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga keputusan
yang diambil lebih berkualitas dan tepat sasaran. Stakeholder di sini salah satunya
adalah masyarakat yang telah memberikan uangnya untuk membiayai pembangunan
dan operasional pemerintahan. Untuk itu maka perlu adanya transparansi, karena
setiap rupiah uang pemerintah harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Tidak adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas. Lemahnya
akuntabilitas mengindikasikan lemahnya sistem, selanjutnya berimbas pada
membudayanya korupsi sistematik.
Analisis Laporan Keuangan merupakan salah satu instrument untuk dapat
memahami laporan keuangan secara lebih mudah. Hal ini sesuai dengan tujuan
analisis lapoaran itu sendiri yaitu sebagai alat screening, understanding, forecasting,
diagnosis, and evaluation. Dalam melakukan analisis, ada beberapa langkah ataupun
tahapan dalam melakukan Analisi Laporan Keuangan, yaitu menilai kinerja makro,
kinerja program/kegiatan dan kinerja keuangan. Adapun beberapa tehnik yang
digunakan, yaitu: analisis, varians, rasio keuangan, pertumbuhan, regresi dan prediksi.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Keterbatasan Jumlah Literatur yang digunakan, dimana dalam menyusun makalah
ini hanya digunakan 5 (lima) literatur berupa buku dan beberapa bahan hasil
penelusuran di internet;
2. Keterbatasan Jumlah Contoh Kasus Penerapan Analisis Laporan Keuangan yang
mampu ditampilkan.
Terkait keterbatasan tersebut diatas, kami sangat mengharapkan masukan dan
saran dari Pembaca sehingga makalah terkait Analisis Laporan Keuangan dapat
menjadi lebih sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA

Falikhatun dan Putri Nugrahaningsih. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: FE UNS

Halim, Abdul., 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba
Empat
Mahmudi, 2009. Analisis Laporan Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN

Prastowo, Dwi D dan Rifka Julianty, 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.
Edisi Revisi. Yogyakarta: AMP YKPN

Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai