Anda di halaman 1dari 96

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“BIDANG PENGETAHUAN DAN PROFESI AKUNTANSI”

DISUSUN OLEH :

ANISAH FAKHIRAH (02)


NIM. 1832510139
D-III AKUNTANSI / 1B

DOSEN MATA KULIAH:

Drs. YUSUF SUPRAPTO YM, M.Pd


NIP. 19550531 198303 1 001

JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmatnya akhirnya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
berkaitan dengan dunia Akuntansi.

Makalah ini telah saya susun dengan sebaik-baiknya berdasarkan sumber-sumber


yang akan saya paparkan pada daftar pustaka. Dan diharapkan makalah ini dapat memberi
ilmu pengetahuan tambahan kepada para pembaca.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala kritik dan saran dari pembaca, terutama Bapak Dosen agar
saya dapat mengevaluasi makalah ilmiah ini.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

Malang, Desember 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Pelaporan Keuangan ......................................................................................... 4
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (Pabu) ................................................................. 5
C. Struktur Akuntansi ........................................................................................................ 7
D. Bidang Studi Akuntansi ................................................................................................ 8
E. Bidang Profesi Akuntans ............................................................................................... 31
F. Laporan Keuangan ......................................................................................................... 42

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 95

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan


dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklafisikasian, pemrosesan,
peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi
yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat
keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang
diperlukan untuk dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi
pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan lainnya.
Bentuk, isi, dan susunan laporan keuangan ditentukan oleh tujuan pelaporan keuangan.
Bila tujuan pelaporan keuangan harus ditentukan, harus diidentifikasi dengan jelas siapa yang
dituju oleh informasi akuntansi. Pengetahuan tentang proses perekayasaan akuntansi beserta
teori-teori dan konsep-konsep yang melandasinya membentuk seperangkat pengetahuan yang
menjadi bidang studi akuntansi. Orang yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang
cukup dapat terjun dalam dunia profesi akuntansi untuk memberi layanan informasional
kepada publik. Di samping sebagai bidang studi, akuntansi juga merupakan profesi sehingga
mereka yang berkecimpung di bidang profesi atau praktik publik ini harus memenuhi
persyaratan profesi dan tunduk pada kode etik profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan pelaporan keuangan dan jenis informasi yang harus disediakan?
2. Bagaimana gambaran secara diagramatis struktur akuntansi?
3. Apa saja bidang-bidang pengetahuan yang dicakup dalam struktur akuntansi tersebut?
4. Apa itu akuntansi sebagai profesi? Bidang apa saja yang dicakupinya?
5. Apa saja syarat-syarat pendidikan yang harus dipenuhi seseorang yang akan terjun dalam
profesi akuntansi?
6. Bagaimana kah rincian laporan keuangan?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan jenis informasi yang harus disediakan?
2. Menggambarkan secara diagramatis struktur akuntansi.
3. Menjelaskan bidang-bidang pengetahuan yang dicakup dalam struktur akuntansi tersebut
4. Menjelaskan akuntansi sebagai suatu profesi serta bidang profesi yang dicakupinya.
5. Menjelaskan syarat-syarat pendidikan yang harus dipenuhi seseorang yang akan terjun
dalam profesi akuntansi.
6. Menjelaskan rincian laporan keuangan?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


Akuntansi lebih berkepentingan dengan penyediaan informasi dan masalah
penyampainnya (financial reporting) daripada dengan laporan keuangan (financial
statements) itu sendiri agar informasi benar-benar bermanfaat bagi pihak yang dituju.
Walaupun laporan keuangan ditujukan kepada pihak umum, dalam merekayasa akuntansi
perlu diidentifikasi pihak yang dianggap paling dominan dan paling membutuhkan
informasi akuntansi dan pihak lainnya dianggap dapat memanfaatkan atau menumpang
pakai (free rider) informasi yang ditujukan kepada pihak yang dominan tersebut. Model
akuntansi keuangan yang sekarang banyak dipelajari didasarkan pada asumsi bahwa pihak
yang paling dominan adalah investor dan kreditor. Model tersebut adalah yang
dikembangkan di Amerika karena didasarkan pada kondisi ekonomi Amerika. Karena
investor dan kreditor menjadi fokus yang ditujukan dalam pelaporan keuangan, dianggap
informasi yang mereka perlukan untuk dasar keputusan investasi dan pemerian kredit
adalah:
 Posisi keuangan perusahaan (likuiditas dan solvensi)
 Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (earning power)
 Kemampuan perusahaan mendatangkan aliran (cash flows)
 Prestasi manajemen dalam mengelola sumber ekonomik
 Pertanggungjawaban manajemen (interpretasi, penjelasan, dan rencana manajemen)

Kalau informasi tentang hal-hal di atas menjasi pusat perhatian, tujuan penyampaian
informasi keuangan mengenai unit organisasi perusahaan adalah:
 Menyediakan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi
investor dan kreditor untuk dasr pengambilan keputusan investasi dan pemberian
kredit.
 Menyediakan informasi posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-
sumber ekonomik (aset) perusahaan serta asal kekayaan tersebut (siapa pihak yang
mempunyai hak atas aset tersebut).
 Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusaahaan
dalam menghasilkan laba (earning power)
 Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
 Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pembiayaan (pendanaan) perusahaan.
 Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memprediksi
aliran kas perusahaan.
 Menyediakan informasi lain yang membantu pemakai untuk menilai prestasi dan
pertanggungjawaban keuangan manajemen.

Laporan keuangan unit organisasi selain perusahaan tentunya mempunyai tujuan yang
berbeda dengan tujuan di atas. Sebagai konsekuensi, bentuk, isi, dan susunan laporan

4
keuangan unit perusahaan nonbisnis juga akan berbeda dengan bentuk, isi, dan susunan
laporan keuangan perusahaan. Dengan tujuan seperti di atas diharapkan bahwa para
pemakai dapat mengambil keputusan ekonomik yang tepat sesuai dengan kepentingannya.
Perlu diingat bahwa tujuan di atas disusun setelah mempertimbangkan faltor lingkungan
sosial, ekonomi, dan politik tempat akuntansi akam diterapkan. Lingkungan yang berbeda
memerlukan tujuan yang berbeda pula.

B. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM (PABU)


Sejalan dengam uraian tentang pentingnya tata bahasa agar pesan dapat sampai ke
tujuan dengan efektif, akuntansi memerlukan “tata bahasa” (pedoman) penyusunan laporan
keuangan. Pedoman ini disebut prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Pengertian
berterima umum adalah bahwa pedoman tersebut dianut karena ketentuan resmi yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang (disebut standar akuntansi) atau kalau belum
terdapat standar resmi, pedoman tersebut dianut karena merupakan kebiasaan, konvensi,
tradisi, dan praktik bisnis yang sehat sehingga cukup layak untuk diikuti (sering disebut
sound accounting practices). PABU sendiri merupakan padan kata makna istilah generarally
accepted accounting principles (GAAP) dari Amerika.
Dalam banyak hal, kebiasaan yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan
manfaatnya akan dikuatkan menjadi standar akuntansi. Standar akuntansi ditetapkan atas
dasar rerangka konseptual. Standar akuntansi merupakan bagian dari PABU dan sedapat-
dapatnya praktik akuntansi mempunyai lebih banyak standar daripada kebiasaan atau tradisi
karena kebiasaan dan tradisi sering tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
akuntansi. Standar akuntansi diperlukan agar terjadi komunikasi yang efektif antara penyusun
dan pemakai laporan keuangan. Gambar dibawah menunjukkan hubungan antara penyaji
laporan (manajemen), pemakai (pihak yang berkepentingan), prinsip akuntansi berterima
umum sebagai pedoman, dan laporan keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan tercapai

kesamaan interpretasi
terhadap
pesan informasi

Laporan
Sistem Investor
Keuangan
Informasi Kreditor
Akuntansi Pemerintah
Pelanggan
Masayarakat
Manajemen umum

Menyusun dan menyajikan Menganalisis dan menginter-


sesuai dengan pretasi sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi

5
Gambar di atas menjelaskan bahwa laporan keuangan akan memenuhi fungsinya
dengan baik apabila pesan yang terkandung dalam laporan keuangan memberikan simpulan
yang sama bagi penyaji maupun pemakai. Sebagaimana contoh penggunaan bahasa yang
dibahas sebelumnya, simpulan umum yang ditarik oleh pemakai dari hasil interpretasi
terhadap laporan keuangan harus sama dengan simpulan umum yang ingin disaampaikan oleh
penyaji (manajemen). Prinsip akuntansi yang telah dipilih menjadi standar akuntansi
memberi dasar utama untuk tercapainya kesamaan arti tersebut.

Yang diatur dalam standar


Kalau prinsip akuntansi berterima umum (terutama standar akuntansi) merupakan
suatu pedoman pelaporan keuangan, apakah yang diatur dalam pedoman tersebut? Standar
akuntansi yang berisi prinsip-prinsip yang telah dipilih sesuai dengan tujuan pelaporan
biasanya berisi ketentuan atau pedoman mengenai hal-hal berikut ini.

Definisi (definition)
Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) memberi batasan pengertian elemen-
elemen dan pos-pos laporan keuangan atau istilah yang digunakan dalam laporan keuangan
agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai. Dengan batasan tersebut setiap transaksi akan dimasukkan ke dalam elemen dan
pos yang tepat. Elemen laporan keuangan terdiri antara lain atas aktiva (aset), utang
(kewajiban), modal, pendapatan, biaya, dan laba (income) sedangkan pos laporan merupakan
rincian dari tiap elemen tersebut. Batasan tersebut diperlukan karena laporan keuangan
banyak mengugnakan istilah atau nama-nama yang digunakan sehari-hari yang sudah
terlanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti di pihak pemakai
karena pemakai cenderung mengartikan istilah dengan pengertian umum yang acapkali
berbeda dengan arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan.
Dengan pendefinisian elemen, pos, atau istilah dengan cermat, diharapkan pemakai
laporan mengartikan simbol-simbol tersebut sesuai dengan pengertian yang didefinisi dalam
standar akuntansi. Sebagai contoh, standar akuntansi atau PABU mendefinisi aset sebagai
“manfaat masa datang yang cukup pasti, dikuasai suatu entitas, dan timbul akibat
transaksiyang telah terjadi.” Demikian juga, pos kas diddefinisi sebagai “uang tunai atau alat-
alat lain yang disamakan dengan uang tunai.” Aalat yang dapat disamakan dengan uang tunai
misalnya adalah saldo rekening giro di bank dan cek yang diterima dari pihak lain. Pengertian
ini berbeda dengan pengertian umum kas yang disamakan dengan uang tunai. Dengan
definisi tersebut dapat ditentukan apakah suatu objek dapat dimasukkan sebagai elemen aset
atau pos kas.

Pengukuran/penilaian (measurement/valuation)
Pengukuran atau penilaian adalah jumlah rupiah sebagai unit pengukur suatu objek
yang terlibat dalam suatu transksi keuangan. Jumlah rupiah hasil pengukuran akan dicatat
untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Standar akuntansi
memberikan berbagai dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan berapa
jumlah rupiah uang harus diperhitungkan dan dicatat dari suatu elemen atau pos laporan
keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah (kos)

6
yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi, sedangkan penilaian lebih
berhubungan dengan masalah berapakah jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap
elemen atau pos laporan pada tanggal laporan.

Pengakuan (recognition)
Pengakuan ialah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos) ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan
keuangan. Jadi, pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau
tudak. Standar akuntansi mengatur tentang pengakuan ini dengan memberikan beberapa
kriteria pengakuan yaitu syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi agar jumlah rupiah (kos)
suatu objek transaksi dapat diakui tentang kriteria yang harus dipenuhi untuk mengakui
pendapatan dan saat untuk mengakuinya. Saat pengakuan dapat didasarkan atas saat barang
telah diserahkan kepada pelanggan (saat terjadi penjualan), saat barang masih diproduksi,
atau saat uang telah diterima seluruhnya.

Pengungkapan/penyajian (disclosure/presentation)
Pengungkapan berarti pembeberan hal-hal informative yang dianggap penting dan
bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama
dan cara-cara penyampaiannya. Standar pengungkapan suatu kejadian biasanya menetapkan
apakh suatu informasi harus disajikan secara terpisah dari laporan utama, apakah informasi
tersebut digabungkan dengan pos laporan lain, apakah suatu pos laporan perlu dirinci, atau
apakah informasi tersebut cukup disajikan dalam bentuk catatan kaki (footnote). Termasuk
dalam pengertian pengungkapan ini ialah masalah penentuan masuk-tidaknya informasi yang
bersifat kualitatif ke dalam seperangkat laporan keuangan. Standar akuntansi mengatut cara-
cara mengungkapkan informasi tersebut. Salah satu contoh penyajian yang diatur PABU atau
standar akuntansi misalnya saja bahwa utang disajikan di laporan dengan cara mengurutkan
atas dasar jangka waktu pelunasan, yang paling pendek diletakkan paling atas.

Dengan hal-hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi seperti diuraikan di atas,
diharapkan bahwa laporan keuangan ditafsirkan dengan benar dan tidak menyesatkan
pemakainya. Sebaliknya, agar memperoleh pesan yang benar dari laporan keuangan, pemakai
harus menggunakan “tata bahasa” yang baik dan benar sesuai dengan standar akuntansi atau
yang lebih luas prinsip akuntansi berterima umum. Dengan demikian komunikasi yang efektif
akan terjadi dan tujuan pelaporan keuangan akan tercapai.

C. STRUKTUR AKUNTANSI
Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang bersifat teknologi. Bila
pengetahuan tersebut dipraktikan dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan
pelaporan tertentu, terbentuklah apa yang disebut struktur akuntansi yang menggambarkan
proses penalaran dan praktik akuntansi untuk lingkungan tersebut. Stuktur tersebut
disajikan dalam gambar berikut ini.

7
Faktor-Faktor Lingkungan
(Sosial, budaya, ekonomik, dan politik)

Tujuan Pelaporan Keuangan


Diturunkan dari tujuan social dan ekonomik

Rerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi berterima umum terutama standar akuntansi

menyusun dan mengaudit apakah menganalisis dan


menyajikan laporan keuangan menginterpretasi
sesuai dengan menyajikan secara wajar sesuai dengan
sesuai dengan

Auditor
Independen Investor
Manajemen
Kreditor
Laporan Pemerintah
Sistem Auditor Pelanggan
Informasi Masayarakat
Laporan umum
Akuntansi
Keuangan

kesatuan usaha kesamaan interpretasi


terhadap
pesan informasi

Struktur di atas menggambarkan luas lingkup akuntansi sebagai seperangkat


pengetahuan dan sekaligus mengaitkannya dengan praktik dan profesi akuntansi. Kegiatan
yang terdapat di atas PABU merupakan kegiatan perekayasaan sedangkan yang terdapat di
bawah PABU adalah kegiatan praktik. Kemampuan merekayasa penyediaan informasi
akuntansi dalam suatu lingkungan tertentu menuntut penguasaan berbagai disiplin
pengetahuan. Seperangkat pengetahuan akuntansi juga berkembang mengikuti kemajuan
ekonomi serta teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan semacam ini menjadi
dasar pemikiran dalam pengembangan kurikulum akuntansi.

D. BIDANG STUDI AKUNTANSI

1. Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan adalah merupakan salah satu bagian dari akuntansi yang
berhubungan dengan penyajian laporan keuangan perusahaan kepada pihak eksternal
berupa laporan neraca, rugi laba, Perubahan Modal dan Arus Kas kepada pemegang

8
saham, kreditor atau investor khususnya tentang profitabilitas dan kredibilitas
perusahaan, kepada supplier, dan pemerintah.

Fungsi Utama Laporan Keuangan bagi Pihak Ekternal


 Pemegang Saham, Informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
 Investor, Penanaman modal sangat rentan terhadap risiko, mereka sangat
membutuhkan informasi data keuangan apakah dana yang mereka investasikan
adalah layak (Feasible) atau tidak.
 Kreditur, Informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
imbalan jasa dan pengembalian hutang pokok saat jatuh tempo.
 Supplier, Informasi untuk menilai apakah tagihan penjualan mereka akan dibayar
perusahaan pada saat jatuh tempo.
 Pemerintah, Informasi mengenai penetapan kebijakan pajak dan data statistik
pendapatan nasional.

Tahapan Dalam Pembelajaran Akuntansi Keuangan


o Pengantar Akuntansi Dasar, Pemahaman tentang Persamaan Dasar-Dasar
Akuntansi, Siklus Akuntansi, Penyusunan Kode Akun (Chart of Account),
Pencatatan Transaksi dan Perkiraan, Jurnal Umum (General Ledger), Pembuatan
Kertas Kerja (Worksheets) Laporan Keuangan.
o Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Biaya, Penyusunan Laporan
Keuangan (Contoh Laporan Akuntansi Keuangan), Pemahaman tentang Prosedur
Akuntansi dan Keuangan, meliputiKebijakan dan Prosedur : Kas dan Setara
Kas, Persediaan, Piutang, Aktiva Tetap, Hutang, danPajak.
o Akuntansi Keuangan Lanjutan, Mempelajari tentang Pembentukan Persekutuan
atau Penggabungan Usaha (Merger), Integritas Penyajian Laporan
Keuangan, Analisa Laporan Keuangan, Penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasi, Perubahan Kepemilikan Saham, Penjualan Konsinyasi, Likuidasi
Penjualan Angsuran, dan Investasi saham.

Standarisasi Akuntansi Keuangan

Laporan Keuangan yang disajikan hendaknya harus sesuai dengan prinsip


akuntansi yang berlaku umum atau sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) tentang petunjuk dan prosedur akuntansi yang berisi tentang
peraturan tentang standar pencatatan, penyusunan, dan penyajian laporan keuangan
mengacu pada teori-teori tentang penanfsiran dan penalaran yang mendalam oleh
suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
PSAK mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, namun dalam perkembangan
penyusunan standarisasi akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyususunan standar
akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards
Board (IASB).

9
Standar Akuntansi Keuangan Internasional dalam proses konvergensi secara
penuh denganInternational Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan
oleh IASB, suatu standar laporan keuangan yang bisa diterima secara internasional
dan mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 2012.

2. Teori Akuntansi
Menurut Vernon Kam (1986) teori akuntansi merupakan suatu sistem yang
komprehensif. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau
asumsi dasar, definisi, tujuan akuntansi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode.
Dari penjelasan diatas bisa kita rumuskan bahwa teori akuntansi adalah suatu
konsep definisi dalil yang memberikan gambaran dari fenomena akuntansi secara
sistematis.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan hubungan dari berbagai variabel yang ada
dalam struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena yang mungkin
terjadi.
Sedangkan Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip yang
bisa memberi kerangka acuan secara umum darimana sebuah praktek akuntansi bisa
dinilai.
Karena bersifat umum itu berarti teori akuntansi ini juga bisa ikut berkembang
sesuai waktu menyesuaikan perubahan dalam lingkungan. Selain itu teori akuntansi
yang ada saat ini merupakan hasil dari seluruh literatur akuntansi yang memberi
pendekatan yang saling berbeda antara satu dengan yang lain.

Sifat-Sifat Teori Akuntansi


Menurut beberapa ahli teori akuntansi memiliki sifat sifat seperti berperan
penting dalam penyusunan sebuah kebijakan akuntansi. Selain itu kerangka umum
yang tersusun mempunyai prinsip atau metode yang logis dan saling berhubungan.
Teori akuntansi juga harus sanggup memberikan penjelasan mengenai praktek
akuntansi, menjelaskan serta menjawab semua fenomena yang ada dalam penerapan
sebuah metode para praktek akuntansi.
Ditambah lagi perlu mencakup semua literatur akuntansi serta memberi
pendekatan pendekatan yang beda. Sifat lainnya adalah bisa meramalkan,
memproyeksikan serta menemukan gejala ataupun kejadian akuntansi yang tidak bisa
diketahui dengan pasti. Kemudian mampu memeriksa, memverifikasi dan menyusun
prinsip prinsip akuntansi.

Metode Perumusan Teori Akuntansi


Untuk bisa merumuskan suatu teori diperlukan metode perumusan. Belkaoui dan
Godfrey menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk
merumuskan teori akuntansi yaitu :

10
1. Metode Deskriptif (Pragmatic)
Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai sebuah seni yang tidak bisa
dirumuskan. Metode perumusan akuntansi bersifat menjelaskan atau
mendeskripsikan serta menganalisa praktek yang ada dan yang diterima saat ini
2. Metode Psychological Pragmatic
Metode ini mengamati reaksi dari pengguna laporan keuangan terhadap output
akuntansi yang telah disusun dari berbagai standar, prinsip, pedoman atau aturan.
Hal ini juga seringkali disebut sebagai behavioral accounting.
3. Metode Normatif (1950 – 1960)
Metode ini menganggap akuntansi sebagai sebuah norma peraturan yang wajib
diikuti tanpa memperdulikan apakau dipraktekan, berlaku saat ini atau tidak.
4. Metode Positive (1970)
Metode yang dimulai dari sebuah metode ilmiah yang diterima umum dan
sedang berlaku. Berdasar Teori akuntansi positif ini, dirumuskan permasalahan
penelitian untuk mengamati fenomena nyata yang tidak terdapat didalam teori.

Keempat metode ini dapat digunakan dan dikombinasikan dengan berbagai


pendekatan yang bisa dilakukan. Selain itu teori yang didapatkan atau rumus
akuntansi yng diperoleh harus mampu menggambarkan keadaan sebenarnya.
Sehingga teori-teori yang dihasilkan bisa digunakan dalam prakteknya.

3. Pengauditan
Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tingakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Definisi dari pengertian pengauditan mempunyai arti yang luas dan berlaku untuk
segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Dalam makalah
ini pembahasan mengenai definisi anak kalimat adalah dalam lingkup audit atas
laporan dari suatu organisasi bisnis, atau disebut audit laporan keuangan.

Jenis-jenis Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan
sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang
digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga
dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash basic)
katau dasr akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan
keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan
laba-rugi, dan laporan arus kas, termasuk catatan kaki (footnotes).

11
Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan-
laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Oleh
karena itu akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu
audit dan menarik kesimpulan yang bis diandalkan oleh berbgai pihak daripda
menyuruh tiap pemakai laporan melakukan audit secra sendiri-sendiri. Apabila
pemakai laporan keuangan berkeyakinan bahwa audit tidak cukup memberi informasi
sesuai dengan dengan tujuan yng bersangkutan, maka pemakai bisa mencari informasi
tambahan.
2. Audit Kesesuaian
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk mengetahui apakah pihak yang diaudit
sudah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Audit kesesuaian dalam suatu perusahaan swasta dapat berupa penentuan
apakah karyawan dalam bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang
telah ditetpkan oleh kontroller perusahaan, mengkaji tarip upah untuk disesuaikan
dengan tarip upah minimum yang ditetapkan pemerintah atau memeriksa perjanjian
dengan bankir atau kreditur lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah
mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. Dalam instansi
pemerintahan, audit kesesuaian lebih beraneka ragam karena banyakny peraturan yang
ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah
tersebut.
Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu
yang lebih tinggi yag ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diperuntukkan bagi
pihak luar perusahaan. pihak manajemen bisanya merupakan pihak yang paling
berkepentingan dalam hal hasil audit kesesuaian dibandingkan dengan pihak-pihak
lainnya. Oleh karena itu sebagian besar pekerjaan audit semacam ini dilakukan oleh
auditor yang bekerja pada unit organisasi yang bersangkutan. Namu audit kesesuaian
dapat juga dilakukan oleh auditor yang ditunjuk dari luar organisasi yang ditunjuk dri
luar organisasi yang diaudit.
3. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metoda
yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas. Hasil akhir dari suatu audit opersioal biasanya berupa rekomendasi kepada
manajemen untuk perbaikan operasi.
Dalam audit operasional, pegkajian tidak hanya terbatas dalam akuntansi, tapi
bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer, metoda produksi, pemasaran
dan bidang-bidang yang lain asalakan asalkan auditor menguasai biang-bidang yang
diaudit.
Pelaksanaan suatu audit operasional dan pelaporan hasilnya tidaklah semudah dua
jenis audit yang telah dijelaskan diatas. Efisiensi dan efektivitas jauh lebih suit untuk
dievaluasi secara objektif bila dibandingkan dengn kesesuaian atau penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Perumusan kriteria untuk

12
mengevaluasi informasi kuantitatif dalam siuatu audit operasional sangat bersifat
subjektif. Oleh karena itu, audit operasional lebih mirip suatu konsultasi manajemn
daripada suatu pekerjaan audit.

4. Akuntansi Kos
Akuntansi kos merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi yang memiliki
posisi unik karena menghasilkan dan menyediakan informasi yang digunakan baik
oleh akuntansi keuangan maupun oleh akuntansi managemen. Akuntansi kos akan
menghasilkan data kos detail yang dibutuhkan oleh managemen untuk mengendalikan
operasi saat ini dan membuat rencana untuk masa depan.
Akuntansi kos sangat dibutuhkan oleh perusahaan, baik perusahaan
pemanufakturan, perdagangan, maupun jasa. Akuntansi kos memberikan informasi
finansial bagi managemen yang memungkinkan pengalokasian sumberdaya dengan
cara yang paling efisien dan pada tempat yang paling menguntungkan bagi
perusahaan . Namun begitu, tingkat kompleksitas sistem akuntansi kos yang
digunakan berbeda-beda tergantung pada kompleksitas dan ukuran perusahaan. Akan
tetapi, secara umum perusahaan pemanufakturan memiliki sistem akuntansi kos yang
lebih kompleks dibandingkan jenis perusahaan lainnya.

Akuntansi Kos Sebagai Sebuah Sistem


Tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi finansial terkait dengan
aktivitas ekonomik entitas. Agar tujuan ini dapat tercapai, terdapat beberapa prosedur
yang harus dilaksanakan. Kumpulan prosedur ini pada hakekatnya merupakan sebuah
sistem. Akuntansi kos merupakan sistem yang bertujuan menyediakan informasi kos
terkait produksi produk (barang) dan jasa
Sistem akuntansi kos menyediakan data, yang berguna untuk :

1. Penentuan Kos Produk dan Harga Jual.


2. Perencanaan dan Pengendalian.

5. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah sitem akuntansi yang tujuan utamanya adalah
menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak internal perusahaan, seperti
manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan pihak internal lainnya.
Informasi ini sangat berguna sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan untuk
masa yang akan datang berdasarkan data historis dari laporan keuangan.

Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan


Seperti yang telah diutarakan diatas bahwa Akuntansi Manajemen ditujukan
untuk kepentingan internal perusahaan sedang Akuntansi Keuangan sistem
informasinya ditujukan untuk kepentingan eksternal perusahaan, seperti kreditor,
pemerintah, para pemegang saham, pihak investor, dan pihak eksternal lainnya yang
berkepentingan langsung terhadap data laporan keuangan perusahaan.

13
Secara garis besar sistem informasi mengenai Akuntansi Keuangan menyajikan
data secara garis besar sedangkan Akuntansi Manajemen sifatnya lebih detail dan
terperinci Laporan diklasifikasikan berdasarkan departemen, wilayah pemasaran, dan
produk.

Fungsi, Tujuan & Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen


Fungsi, tujuan dan ruang lingkup utama akuntansi manajemen adalah menyajikan
data-data atau informasi penting terkait berdasarkan data historis dalam rangka
melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, dan penilaian kinerja.
Manajer Keuangan membutuhkan informasi terkait dengan aktifitas keuangan
perusahaan sepertipendanaan modal kerja, beban biaya cost of fund terhadap sejumlah
modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi, tingkat
pengembalian modal, rasio keuangan dan lainnya.
Manajer Produksi membutuhkan data informasi mengenai rincian biaya Cost of
good sold atau harga pokok produksi seperti total biaya produksi, biaya per unit
produk, beban tenaga kerja langsung, serta biaya overhead lainnya yang secara
langsung berperan dalam proses produksi.
Manajer Pemasaran membutuhkan data informasi seluruh komponen biaya terkait
dalam penetapan harga jual produk, penentuan sistem penjualan secara kredit atau
tunai, beban komisi penjualan, marketing fee, serta informasi nilai discount untuk
produk tertentu dalam rangka peningkatan volume penjualan.
Pihak Top Manajemen membutuhkan informasi ini terkait pengambilan kebijakan
strategis perusahaan misalnya dalam penyusunan anggaran, ekspansi usaha,
diversifikasi produk, maupun kebijakan investasi lainnya.

6. Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi
bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang penyempurnaan,
perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan
penggunaan suber-sumber yang diperlukan oleh organisasi. Sistem manajemen biaya
terdiri atas semua alat-alat, teknik-teknik, dan metode-metode yang secara bersama-
sama membentuk suatu sistem manajemen biaya. Sistem manajemen biaya
terintegrasi menunjukkan adanya saling hubungan dengan elemen-elemen sistem
lainnya yaitu :
(1) sistem desain dan pengembangan,
(2) sistem pembelian dan produksi,
(3) sistem pelayanan konsumen, dan
(4) sistem pemasaran dan distribusi.

14
Sistem Manajemen Biaya didasarkan atas beberapa konsep dasar yaitu :
1. Konsep Nilai Tambah
Adalah konsep yang menjelaskan bahwa perusahaan harus berusaha
melaksanakan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dengan efisiensi bernilai sempurna
dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
2. Konsep Akuntansi Aktivitas
Adalah proses pengumpulan dan pelacakan kinerja keuangan dan operasional
mengenai aktivitas-aktivitas signifikan perusahaan dan penyediaan umpan balik antara
hasil-hasil sesungguhnya dengan yang direncanakan serta penentuan tindakan koreksi
jika diperlukan. Activity-based costing (ABC) adalah metodologi untuk mengukur
biaya dan kinerja aktivitas, sumber-sumber, dan obyek biaya.
3. Konsep Biaya Target
Adalah biaya berbasis pasar yang dihitung dengan menggunakan harga pasar
yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar yang ditentukan terlebih dahulu. Biaya
target = Harga pasar untuk mencapai pangsa pasar – Laba diharapkan. Penentuan
biaya target adalah alat manajemen untuk mengurangi biaya selama daur hidup
produk tertentu.

Tujuan-tujuan Sistem Manajemen Biaya dapat digolongkan menjadi empat bidang


sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan biaya aktivitas
2. Menentukan efisiensi, efektivitas, dan ekonomi aktivitas-aktivitas
3. Menyempurnakan kinerja masa depan
4. Mencapai ketiga tujuan tersebut bersama-sama dalam lingkungan perubahan
teknologi

Manfaat Sistem Manajemen Biaya membantu manajemen untuk :


(1) Merencanakan dan mengendalikan organisasi,
(2) Meningkatkan keterlacakan biaya,
(3) Mengoptimumkan kinerja daur hidup,
(4) Membuat keputusan,
(5) Manajemen investasi,
(6) Mengukur kinerja,
(7) Mendukung otomasi dan filosofi pemanufakturan

Prinsip-prinsip biaya mencakup keharusan Sistem Manajemen Biaya untuk :


(a) mengidentifikasikan biaya bernilai tambah dan tidak bernilai tambah,
(b) melacak secara langsung biaya aktivitas tidak bernilai tambah,
(c) melacak secara langsung biaya signifikan pada tujuan pelaporan biaya,
(d) menentukan pusat biaya untuk setiap kelompok aktivitas homogeny,
(e) meningkatkan keterlacakan biaya dengan menggunakan sistem ABC,
(f) mengembangkan driver biaya untuk menunjukkan sebab-akibat aktivitas dan biaya,
(g) mengumpulkan biaya daur hidup produk,

15
(h) membebankan biaya teknologi,
(i) membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya target,
(j) menggunakan biaya efektif (cost-effective) untuk pengendalian internal.

Prinsip-prinsip pengukuran kinerja mengharuskan Sistem Manajemen Biaya untuk


mengukur kinerja :
(a) selaras dengan tujuan organisasi,
(b) aktifitas-aktifitas signifikan,
(c) untuk meningkatkan visibilitas driver biaya,
(d) yang mencakup aktivitas keuangan dan bukan keuangan.

Prinsip-prinsip manajemen investasi mengharuskan Sistem Manajemen Biaya


untuk :
(a) mengkaji usulan investasi secara seksama,
(b) membuat keputusan investasi secara konsisten dengan tujuan organisasi,
(c) mengevaluasi keputusan investasi dengan menggunakan criteria ganda,
(d) mempertimbangkan resiko-resiko investasi,
(e) melacak aktivitas-aktivitas setiap peluang investasi,
(f) mendukung pengurangan atau pengeliminasian aktivitas tidak bernilai tambah, dan
(g) mendukung pencapaian biaya target.

7. Sistem Pengendalian Manajemen


Horngreen, Datar dan Foster menyebutkan sistem pengendalian manajemen
merupakan sarana pengumpulan dan penggunaan informasi untuk membantu dan
mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan.
Selain itu juga membantu pengendalian keputusan organisasi serta untuk
memandu perilaku manajer dan karyawan. Tujuan dari sistem pengendalian
manajemen adalah untuk meningkatkan keputusan kolektif dalam sebuah organisasi
dengan cara yang ekonomis.
Dengan tingkatan manajer yang berbeda maka tanggung jawab yang ditanggung
pun berbeda dalam sebuah organisasi, Karena itu berbagai jenis informasi dibutuhkan
oleh mereka untuk mengelola kegiatan di daerah masing-masing.
Sistem pengendalian manajemen ini harus mampu mengembangkan,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi kepada manajemen pada tingkat
yang berbeda dalam organisasi.
Kemudian, sistem pengendalian manajemen harus bertujuan untuk menyediakan
informasi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan oleh manajer yang
berbeda. Beberapa informasi yang dikumpulkan di bawah sistem pengendalian
manajemen dapat muncul dari data internal yang dipertahankan dalam perusahaan.
Informasi lain yang diperlukan oleh para manajer juga dapat dikumpulkan dari
sumber eksternal seperti informasi tentang produk pesaing.

16
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, berbagai jenis informasi yang dibutuhkan
oleh orang yang bekerja pada tingkat yang berbeda dalam organisasi.
Misalnya, manajer puncak mungkin memerlukan data keuangan dan non-
keuangan internal maupun eksternal sebagai tanggung jawab mereka berhubungan
dengan keseluruhan organisasi. Namun, manajer produksi akan lebih tertarik pada
data keuangan dan non-keuangan internal.

Secara umum, sistem pengendalian manajemen (SPM) mengacu pada desain,


instalasi dan operasi dari perencanaan manajemen dan sistem kontrol.
Istilah ‘sistem pengendalian manajemen’ menekankan pada dua subdivisi yang
berbeda, tetapi sangat saling terkait dan kadang-kadang tidak bisa dibedakan.
Seperti sistem kontrol yang merupakan struktur atau organisasi struktur atau
hubungan antar unit dalam organisasi, lebih khusus pusat tanggung jawab, hubungan
antara pusat-pusat tanggung jawab, pengukuran kinerja dan informasi yang mengalir
di antara pusat-pusat tanggung jawab tersebut.
Proses atau serangkaian kegiatan, atau langkah-langkah atau keputusan yang
diambil oleh suatu organisasi atau manajer untuk menetapkan tujuan, mengalokasikan
sumber daya dan mencapai tujuan organisasi.
Proses ini terdiri dari fase yang saling terkait pemrograman (pemilihan program),
penganggaran, pelaksanaan, pengukuran dan evaluasi kinerja aktual.
Sistem kontrol harus dirancang untuk mencapai kesatuan tujuan melalui
penggunaan bakat beragam individu dalam organisasi. Kebutuhan konstan kontrol
manajemen adalah pencapaian kesatuan dalam keragaman melalui koordinasi, dalam
mengejar tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen


Sistem kontrol manajemen yang dirancang dalam suatu organisasi harus
memenuhi karakteristik sebagai berikut:
 Sistem pengendalian manajemen harus selaras erat dengan strategi dan tujuan
organisasi.
 Sistem kontrol manajemen harus dirancang sesuai struktur organisasi dan
tanggung jawab pengambilan keputusan manajer individual.
 Sistem pengendalian manajemen yang efektif harus memotivasi manajer dan
karyawan untuk mengerahkan upaya ke arah pencapaian tujuan organisasi
melalui berbagai penghargaan terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengendalian Manajemen


Terdapat beberapa faktor yang dapat berpengaruh dalam berjalannya sistem
pengendalian manajemen. Berikut ini adalahfaktor-faktor yang mempengaruhi
rancangan Sistem Pengendalian Manajemen :
1. Ukuran dan Penyebaran Enterprise
Ukuran dan penyebaran perusahaan besar pasti akan berbeda dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Hal ini tentu akan menentukan isi dan sifat dari sistem
kontrol untuk setiap organisasi.

17
2. Struktur Organisasi, Delegasi dan Desentralisasi
Anggaran Dasar dan konvensi mengatur struktur organisasi, dan sejauh mana
desentralisasi dan delegasi di semua perusahaan. Misalnya, filosofi manajemen dari
State Bank of India pasti akan berbeda dari Negara Trading Corporation.
Selain itu, dalam suatu perusahaan, tingkat desentralisasi dan delegasi perubahan
dari satu titik waktu yang lain untuk memenuhi tantangan lingkungan yang berubah
dan peluang yang ini mungkin hadir. Semua sistem kontrol ini pengaruh manajemen
dipraktekkan dalam organisasi.
3. Sifat dan Pembagian Operasi
Sifat dan pembagian operasi merekaharus mempengaruhi sistem pengendalian
manajemen. Misalnya, dalam industri minyak, misalnya, sub-unit tidak dapat dibentuk
atas dasar produk. Di banyak perusahaan perdagangan besar, divisi dapat dibuat atas
dasar produk.
4. Jenis Pusat Tanggung Jawab
Sistem kontrol yang berbeda diperlukan untuk berbagai pusat tanggung jawab
atau sub-sistem dalam sebuah organisasi. Apakah kinerja pusat tanggung jawab harus
diukur dari segi biaya atau keuntungan atau laba atas investasi tergantung pada jenis
pusat tanggung jawab.
Misalnya, bank dapat melakukan tindakan kinerja yang berbeda untuk mengukur
kinerja dari cabang yang berbeda.Ada perbedaan transaksional antara cabang;
beberapa deposito berat atau muka berat, beberapa dengan atau tanpa fasilitas safe
deposit atau transaksi valuta asing.
Oleh karena itu, tidak mungkin untuk memiliki keuntungan sebagai satu-satunya
kriteria untuk evaluasi kinerja semua cabang. Oleh karena itu, sistem kontrol dengan
kriteria yang berbeda dari kinerja harus digunakan untuk sub-unit yang berbeda.
5. Orang dan Persepsi Mereka
Persepsi orang di organisasi tentang dampak yang mungkin dari sistem kontrol
pada hidup mereka kerja, kepuasan kerja, keamanan kerja, promosi dan kesejahteraan
umum dapat berbeda di seluruh organisasi.
Pertimbangan ini secara signifikan akan mempengaruhi sifat dan isi dari sistem
pengendalian manajemen yang diperlukan dalam organisasi dan harus sepatutnya
dipertimbangkan saat merancang sistem kontrol manajemen.

8. Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi adalah organisasi formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan (2001). Sedangkan menurut Nugroho Widjajanto (2001), sistem informasi
akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan
perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang
terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan
suatu sistem yang terdiri dari berbagai formulir, catatan dan laporan yang telah

18
disusun dan menghasilkan suatu informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Dengan demikian manajemen perusahaan dapat melihat keuangan dengan
jelas melalui sistem tersebut. Selain itu, manajemen juga dapat mengontrol kinerja
dari sistem yang digunakan.

Fungsi Sistem Informasi Akuntansi


Sistem keuangan yang menyediakan informasi memiliki beberapa fungsi dalam
keberlangsungan usaha. Berikut beberapa fungsinya:

a. Mengumpulkan semua data kegiatan bisnis perusahaan dan menyimpan data


tersebut secara efektif dan efisien. Selain itu, SIA juga dapat mencatat semua sumber
daya yang berpengaruh terhadap usaha tersebut dan semua pihak yang terkait. Dengan
fungsi ini, tidak akan ada suatu hal dalam perusahaan yang tidak tercatat.

b. Mengambil data yang diperlukan dari berbagai sumber dokumen yang berkaitan
dengan aktivitas bisnis.

c. Membuat dan mencatat data transaksi dengan benar ke dalam jurnal-jurnal yang
diperlukan dalam proses akuntansi sesuai dengan urutan dan tanggal terjadinya
transaksi. Pencatatan ini bertujuan untuk mempermudah pihak-pihak yang
membutuhkan dalam pengecekan semua transaksi. Sehingga jika terjadi suatu
kesalahan dapat dikoreksi dengan mudah dan dapat diketahui penyebabnya dengan
cepat.

d. Fungsi utama SIA adalah mengubah sekumpulan data menjadi informasi keuangan
yang dibutuhkan perusahaan. Informasi ini berbentuk laporan keuangan baik secara
manual maupun secara online yang diperlukan oleh semua pihak.

e. SIA juga berfungsi sebagai suatu sistem pengendali keuangan agar tidak terjadi
suatu kecurangan. Dengan sistem ini, keuangan perusahaan dapat dilacak dengan pasti
karena sistem pertanggungjawaban yang detail. Fungsi ini dapat menjaga aset
perusahaan dan mengurangi risiko untuk penggelapan aset oleh semua pihak terkait.

Jika perusahaan menerapkan sistem informasi akuntansi dengan baik, diharapkan


semua laporan dapat disajikan tepat waktu. Jadi semua pihak internal maupun
eksternal dapat mengambil keputusan dengan baik mengenai perkembangan
perusahaan. Penggunaan SIA yang efektif akan membantu perkembangan perusahaan
dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk mendukung sebuah usaha memiliki sebuah sistem informasi akuntansi
yang baik tentunya butuh sistem pencatatan dan pelaporan yang baik pula. Jurnal
software akuntansi online, sebagai salah satu platform penyedia layanan akuntansi
online dapat memenuhi hal tersebut. Dengan memilih menggunakan Jurnal sebagai
dukungan dalam mengelola pencatatan keuangan usaha, maka secara tidak langsung
perusahaan akan memiliki sistem informasi akuntansi yang tertata dengan rapi dan
kredibel yang dapat digunakan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.

19
9. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem yang mengolah serta
mengorganisasikan data dan informasi yang berguna untuk mendukung pelaksanaan
tugas dalam suatu organisasi.

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen


Pada awal perkembangan komputerisasi informasi, komputer belum mempunyai
program yang berjalan secara otomatis, melainkan hanya menjalankan komando yang
dimasukkan secara manual ke dalam komputer. Setelah tahun 2000’an, sistem
informasi manajemen mulai berkembang sebagai satu sistem yang terintegrasi pada
berbagai induk perusahaan dan cabang-cabangnya.
Sistem tersebut kemudian dibentuk dalam sistem informasi berbasis komputer
(Computer Based Information System). Hingga kini, sistem informasi berjalan secara
terintegrasi dan berjalan secara otomatis.
SIM sendiri mempunyai elemen-elemen fisik yang dibutuhkan untuk kelancaran
sistem yang digunakan, yaitu perangkat keras komputer, perangkat lunak, yaitu
perangkat lunak sistem umum, perangkat lunak terapan umum, serta program aplikasi.
Selanjutnya, dalam SIM terdapat database dan prosedur pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan dan tentunya, petugas yang mengoperasikan semua sistem
tersebut.

Fungsi Sistem Informasi Manajemen


Fungsi utama diterapkannya sistem infomasi manajemen dalam suatu organisasi
adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan,
pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki
hubungan komando atau koordinasi dengannya.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepat waktu.
3. Meningkatkan produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang
terkoordinir dan sistematis.

Contoh Sistem Informasi Manajemen


Beberapa contoh kongkrit penerapan sistem informasi manajemen adalah sebagai
berikut:
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
Sistem ERP ini biasanya digunakan oleh sejumlah perusahaan besar dalam mengelola
manajemen dan melakukan pengawasan yang saling terintegrasi terhadap unit bidang
kerja Keuangan, Accounting, Sumber Daya Manusia, Pemasaran, Operasional,
dan Pengelolaan Persediaan.
2. Supply Chain Management (SCM)
Sistem SCM ini sangaat bermanfaat bagi pihak manajemen dimana data data yang
disajikan terintegrasi mengenai manajemen suplai bahan baku, mulai dari pemasok,
produsen, pengecer hingga konsumen akhir.

20
3. Transaction Processing System (TPS)
TPS ini berguna untuk proses data dalam jumlah yang besar dengan transaksi bisnis
yang rutin. Program ini biasa diaplikasikan untuk manajemen gaji dan inventaris.
Contohnya adalah aplikasi yang digunakan untuk Bantuan Keuangan Desa Pemprov
Jawa Timur.
4. Office Automation System (OAS)
Sistem aplikasi ini berguna untuk melancarkan komunikasi antar departemen dalam
suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap
user di perusahaan. Contohnya adalah email.
5. Knowledge Work System (KWS)
Sistem informasi KWS ini mengintegrasikan satu pengetahuan baru ke dalam
organisasi. Dengan ini, diharapkan para tenaga ahli dapat menerapkannya dalam
pekerjaan mereka.
6. Informatic Management System (IMS)
IMS berfungsi untuk mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi, yang juga
dapat digunakan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan. Sistem ini juga
dapat menyatukan beberapa fungsi informasi dengan program komputerisasi, seperti
e-procurement.
7. Decision Support System (DSS)
Sistem ini membantu para manajer dalam mengambil keputusan dengan cara
mengamati lingkungan dalam perusahaan. Contohnya, Link Elektronik di sekolah
Tunas Bangsa, yang mengamati jumlah pendapatan atau pendaftaran siswa baru setiap
tahun.
8. Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (A.I.)
Sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisa
pemecahan masalah dengan menggunakan pengetahuan tenaga ahli yang telah
diprogram ke dalamnya. Contohnya, sistem jadwal mekanik.
9. Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support Collaborative
Work System(CSCWS)
Serupa dengan DSS, tetapi GDSS mencari solusi lewat pengumpulan pengetahuan
dalam satu kelompok, bukan per individu. Biasanya berbentuk kuesioner, konsultasi,
dan skenario. Contohnya adalah e-government.
10. Executive Support System (ESS)
Sistem ini membantu manajer dalam berinteraksi dengan lingkungan perusahaan
dengan berpegang pada grafik dan pendukung komunikasi lainnya.

21
10. Akuntansi Pajak
Akuntansi perpajakan adalah perhitungan akuntansi untuk menentukan besarnya
pajak yang harus dibayarkan oleh sebuah perusahaan dalam perhitungan kuantitatif
yang dituliskan dalam sebuah laporan keuangan berkala. Laporan akuntansi
perpajakan merupakan salah satu bagian dari laporan finansial yang mencatat semua
pembayaran dan pemotongan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Baik perusahaan besar maupun kecil memiliki kewajiban yang sama dalam
melaporkan jumlah hutang pajak yang mesti dibayarkan secara riil dan detail. Meski
begitu, banyak perusahaan yang menggunakan jasa konsultan yang belum tentu
memiliki rincian data yang benar dan sangat rawan terjadi penyelewengan. Maka dari
itu sebuah perusahaan harus memiliki staf keuangan yang memahami betul mengenai
akuntansi perpajakan.

Klasifikasi Pajak dan Fungsi Akuntansi Perpajakan


Setelah memahami mengenai pengertian akuntansi perpajakan, berikut adalah
pembagian jenis pajak berdasarkan cara pemungutannya, antara lain:

1. Pajak langsung, yaitu pajak yang dihitung berdasarkan jumlah penghasilan dan
kekayaan dan pembayarannya diatur dalam undang-undang secara berkala atau
berulang-ulang. Pembayaran pajak penghasilan dan kekayaan ini harus
dibayarkan hanya oleh wajib pajak dan tidak bisa dialihkan atau dibebankan
kepada orang lain.
2. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang akan dikenakan ketika terjadinya sebuah
transaksi. Pajak ini dapat dipindahkan atau dibebankan kepada orang lain, contoh
sederhananya adalah ketika Anda membeli barang di toko, harga barang yang
tertera pada tag price akan ditambah dengan jumlah pajak yang dibebankan.

Fungsi dari laporan keuangan yang memuat perhitungan akuntansi perpajakan


bukan hanya untuk mengetahui berapa besar pajak yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Akuntansi perpajakan memiliki beberapa fungsi lain sebagai berikut:

1. Memberikan rekomendasi atau menyediakan data untuk keperluan strategi


mengatur dan merencanakan perpajakan
2. Memberikan analisan mengenai dugaan besar perpajakan di masa atau periode
yang akan datang
3. Menyiapkan laporan keuangan untuk komersial yang menyatakan laporan fiscal
berkala misalnya untuk keperluan informasi investor dan publik

22
4. Untuk mendokumentasikan perpajakan perusahaan dan mengarsipkannya sebagai
bahan referensi dan melihat perkembangan finansial perusahaan.

Sifat Akuntansi Perpajakan


Untuk memahami lebih jauh mengenai akuntansi perpajakan, selain pengertian
akuntansi perpajakan yang tidak kalah penting adalah mengenai sifat dari perpajakan
itu sendiri. Banyak perusahaan atau individu yang tidak memenuhi kewajibannya
untuk membayar pajak karena tidak mengerti sifat-sifat dari perpajakan. Berikut
adalah sifat dari perpajakan yang mesti diketahui:

1. Pajak bersifat wajib atau dipaksakan, merupakan iuran yang dibayarkan


masyarakat kepada pemerintah dengan ketentuan tertentu. Ada beberapa hal
yang menjadi penyebab pembayaran pajak di Indonesia masih belum maksimal,
salah satunya adalah masyarakat yang belum sadar pajak atau perusahaan yang
menghindari pajak agar tidak mengurangi jumlah pendapatan perusahaan.
2. Pajak yang dibayarkan kepada pemerintah akan dikembalikan kepada masyarakat
dalam bentuk pembelanjaan pemerintah dalam membangun negara misalnya
pembangunan infrastruktur, pemberian subsidi, memberikan bantuan sosial, dan
lain sebagainya
3. Kewajiban masyarakat yang memenuhi syarat untuk membayar pajak adalah
membayar pajak sebelum jatuh tempo kepada pemerintah sesuai dengan
perhitungan akuntansi perpajakan. Sedangkan hak dari wajib pajak atau pembayar
pajak adalah mendapatkan pelayanan dari negara sebaik-baiknya.
4. Fungsi pajak tidak hanya untuk mengatur aspek ekonomi pada suatu negara,
tetapi juga termasuk aspek sosial dan budaya.

Untuk menentukan pajak yang mesti dibayarkan dibutuhkan perhitungan


akuntansi perpajakan yang teliti dan dilakukan dengan riil, artinya tidak ada
pemasukan atau penghasilan yang disembunyikan untuk mengurangi besar pajak yang
harus dibayarkan.

11. Akuntansi Kepemerintahan


Pengertian Akuntansi pemerintahan adalah merupakan suatu jenis akuntansi yang
di laksanakan oleh unit organisasi pemerintah. Pengertian akuntansi pemerintahan
seperti yang di sebutkan oleh Arifin Sabeni dan Imam Ghazali adalah sebagai berikut:

23
Dalam akuntansi pemerintahan, data akuntansi di gunakan untuk memberikan
informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan yang menyangkut organisasi
pemerintah dan organisasi-organisasi lain yang tidak bertujuan mencari laba (non
profit organization).

Menurut Baswir Pengertian Akuntansi Pemerintahan adalah “Akuntansi


Pemerintahan (termasuk di dalamnya akuntansi untuk lembaga-lembaga yang tidak
bertujuan mencari laba lainnya), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang tidak bertjuan mencari laba.”

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan Pasal 1 ayat 5 mendefinisikan Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagai
berikut :

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang


terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah.

Pengertian akuntansi pemerintahan menurut Robert J. Freeman

“Govermental accounting is an integral branch of the accounting discipline. It is


founded upon the basic concepts and corvention underlying the accounting discipline
as a whole and shares many characteristic with commercial accounting” .

Maksudnya : Akuntansi pemerintahan adalah suatu cabang akuntansi yang


melengkapi disiplin ilmu akuntansi yang konsep dan kebiasaan-kebiasaan akuntansi
yang mendasari disiplin akuntansi sebagai suatu keutuhan dan memisahkan berbagai
karateristik dengan akuntansi bisnis.

Peranan Akuntansi pemerintahan


1. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan dalam
fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aktifa, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi. Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang-undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (Intergenerational Equity) Membantu para
pengguna mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi
yang akan dating diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

24
Karakteristik Akuntansi Pemerintah
1. Pemerintah tidak berorientasi laba sehingga didalam akuntansi pemerntah tidak
ada laporan laba (income statement) dan treatment akuntansi yang berkaitan
dengannya.
2. Pemerintah membukukan anggaran ketika anggaran tersebut dibukukan.
Anggaran merupakan hal yang penting bagi pemerintah karena menjadi dasar
pelaksanaan kegiatan.
3. Didalam akuntansi pemerintah dimungkinkan mempergunakan lebih dari satu
jenis dana. Volume transaksi dari setiap jenis dana dalam akuntansi pemerintah
sangat banyak sehingga perlu dibentuk satu dana tersendiri.
4. Akuntansi pemerintah akan membukukan pengeluaran modal seperti untuk
membangun gedung dan mengadakan kendaraandalam perkiraan neraca dan hasil
operasional.
5. Akuntansi pemerintah bersifat kaku karena sangat bergantung pada peraturan
perundang- undangan.
6. Akuntansi pemerintah tidak mengenal perkiraan modal dan laba ditahan di neraca”

12. Analisis Laporan Keuangan


Pihak yang berkepentingan, khususnya investor, biasanya menggunakan jasa
analis untuk mengambil keputusan investasi dalan suatu sistem pasar modal. Laporan
keuangan dirancang untuk ditujukan kepada mereka yang dapat memahami pelaporan
keuangan dan bukan untuk orang awam. Analis dianggap sebagai pihak yang mampu
memahami sistem pelaporan keuangan dan mampu melakukan analisis keuangan
terhadap suatu perusahaan.
Bidang ini mempelajari bagaimana memanfaatkan, menganalisis, dan
menginterpretasi data yang termuat dalam laporan keuangan untuk menunjang
keputusan investasi dalam surat-surat berharga yang diterbitkan suatu perusahaan
(saham, obligasi, opsi, dan sebagainya). Dibahas dalam bidang ini juga adalah teknik-
teknik untuk mengukur kinerja perusahaan dari segi keuangan baik untuk tujuan
investasi atau pertanggungjawaban.

Bidang-bidang pengetahuan di atas tentunya tidak berdiri sendiri terpisah antara satu
dengan lainnya. Struktur akuntansi mengintergrasi berbagai bidang pengetahuan akuntansi
yang membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting bodu of knowledge). Untuk
mendapatkan pengetahuan yang utuh mengenai akuntansi, tentu saja bidang pengetahun
manajemen yang berkaitan dan menunjang akuntansi juga harus dipelajari. Bidang tersebut
antara lain manajemen dan analisis investasi, statistika, pemasaran, manajemen keuangan,
dan sebagainya. Dari sudut praktik akuntansi, bidang-bidang pengetahuan akuntansi tersebut
akan membentuk struktur praktik akuntansi di suatu lingkungan (negara) tertentu. Di samping
bidang pengetahuan yang disebutkan di atas, berkembang pula pengetahuan khusus seperti
misalnya akuntansi internasional, akuntansi sosial, akuntansi keperilakuan, dan akuntansi
forensik.

25
1. Akuntansi Internasional
Akuntansi internasional merupakan akuntansi yang dilakukan pada transaksi antara
negara satu dengan negara lainnya, dengan demikian seorang akuntan harus memahami
prinsip-prinsip yang berlaku di semua negara agar akuntan dapat memberikan informasi
yang akurat, relevan, dan tepat waktu agar dapat membantu para pengguna dalam
pengambilan keputusan.

Sejarah Dan Perkembangan Akuntansi Internasional


Mula-mula teknik yang dilakukan di dalam suatu akuntansi dilakukan dengan cara
pencatatan. Pada dasarnya akuntansi itu telah ada sejak manusia mulai dapat
menghitung dan membuat suatu catatan. Dalam bidang perdagangan, catatan tersebut
dilakukan dengan sangat sederhana yaitu menggunakan batu, kayu, bahkan daun.
Hingga saat ini masih tersimpan catatan tertua yang berhasil ditemukan yaitu berasal
dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi, lalu ada juga di Mesir dan Yunani Kuno.
Namun pada abad ke–15, terjadi lah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh
pedagang-pedagang Venesia. Venesia merupakan kota dagang yang terkenal di Italia
pada masa itu. Dengan adanya perkembangan perdagangan ini, menyebabkan
diperlukannya suatu sistem pencatatan yang lebih baik sehingga dapat dikatakan pada
saat itu akuntansi mulai berkembang.
Sebelum Italia mengenal angka-angka desimal arab, pencatatan yang terjadi di
Italia belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Dengan demikian,
seiring berjalannya waktu Italia mulai mengembangkan pencatatanya setelah mengenal
angka-angka desimal arab sehingga dunia usaha pada masa itu semakin berkembang.
Pencatatan tersebut dilakukan secara lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah
dikenalnya angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada
waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi secara bersamaan yang diiringi oleh
pedagang-pedagang Venesia yang telah menemukan sistem pembukuan berpasangan
(double entry system). Pada saat itulah akuntansi dimulai di Italia pada abad ke 14 dan
15 dengan menggunakan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping).
Sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) ini, dianggap sebagai awal
penciptaan akuntansi.
Pada tahun 1494 atau sekitar akhir abad ke-15, seorang yang lahir di Italia pada
tahun 1447 yaitu bernama Luca Pacioli yang bukan merupakan seorang akuntan telah
menerbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang
berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Beliau
adalah seorang pendeta yang ahli matematika dan merupakan pengajar di beberapa
universitas terkemuka di Italia. Beliau merupakan orang pertama yang
mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system ke dalam buku
tersebut pada tahun 1494. Buku yang dipublikasikan beliau berisi tentang pelajaran
ilmu pasti yang disebabkan karena telah dikenalnya sistem pembukuan berpasangan.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting
system tersebut bukan merupakan ide murni dari Luca. Para ahli mengungkapkan
bahwa Luca hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung saja pada saat itu
lalu mempublikasikannya. Dan luca telah mengakuinya (Radebaugh, 1998) “Pacioli did
not claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to
organize and publish them. He objective was to publish a popular book that could be
used by all, following the influence of the venetian businessmen rather than bankers”.
Luca mengungkapkan bahwa praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi
acuan Luca untuk menulis buku tersebut. Buku yang telah dipublikasikan oleh Luca

26
menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di Italia saja, namun hampir disemua negara
eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris.
Luca memperkenalkan 3 (tiga) catatan penting yang harus dilakukan :
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi
bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku
memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar
merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh, 1996).

Buku yang telah diperkenalkan oleh Luca, terdapat beberapa bagian yang berisi
pelajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan
tersebut berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. ”Pembukuan ala Italia” itu
kemudian dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Seiring berjalannya waktu,
sistem pembukuan berpasangan tersebut berkembang dengan sistem yang menyebut
asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat.
Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental sedangkan Sistem
Inggris dan Sistem Amerika Serikat disebut Sistem Anglo-Saxon2.
Kemudian pada abad pertengahan, pusat perdagangan telah pindah dari Venesia ke
Eropa Barat. Di Eropa Barat, terutama di Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa
revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi pun mulai berkembang dengan sangat
pesat. Sekitar tahun 1850-an double entry bookkeepingmencapai Kepulauan Inggris
yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang
terorganisasi di Skotlandia dan di Inggris tahun 1870-an. Perkembangan sistem
akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di Italia Utara
selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara
dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. Seiring berjalannya waktu,
pembukuan ala Italia tersebut juga beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang
zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Namun, pada saat bersamaan pula filsuf bisnis
Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan pemerintah Perancis
menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Sementara pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan tersebut telah
berkembang di negara Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Namun
setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin terasa di Dunia Barat. Dan itu
sangat berkebalikan dengan sifat warisan akuntansi yang internasional bahwa di banyak
negara, akuntansi tetap merupakan masalah nasional, dengan standar dan praktik
nasional yang melekat sangat erat dengan hukum nasional serta aturan professional.
Hanya saja masih terdapat sedikit pemahaman tersebut atas ketentuan yang sejenis
dengan negara-negara lain. Namun meskipun dengan keadaan yang seperti itu,
akuntansi melayani manusia dan organisasi yang lingkup keputusannya semakin
internasional.
Sementara pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia menggunakan tata buku. Terdapat beberapa perbedaan istilah antara tata
buku dan akuntansi, seperti istilah “perkiraan”, menjadi akun, istilah “neraca lajur”,
menjadi kertas kerja dan lain – lain. Meskipun akuntansi itu tidak sama dengan tata
buku, akan tetapi asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat
luas ruang lingkupnya, diantaranya adalah teknik pembukuan. Setelah tahun 1960,
akuntansi dengan cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia.

27
Dengan demikian sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia telah berubah menjadi
sistem Amerika (Anglo-Saxon) yang pada awalnya adalah dari sistem Eropa
(Kontinental). Kendatipun demikian, dengan kekuatan ekonomi Amerika Serikat yang
tumbuh selama paruh pertama abad ke-20, kerumitan masalah-masalah akuntansi pun
muncul. Dengan demikian, karena adanya masalah-masalah yang muncul lalu akuntansi
diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Sejalan dengan perkembangan
teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakannya
komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan
dapat diselesaikan secara lebih baik dan efisien. Sejarah akuntansi merupakan sejarah
internasional. Kini, praktik akuntansi di Inggris telah menyebar ke seluruh Amerika
Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain akuntansi Inggris yang telah
menyebar, sementara itu model akuntansi Belanda pun diekspor ke beberapa negara
salah satunya adalah Indonesia, sedangkan Sistem akuntansi Perancis menyebar di
Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kemudian
selain itu, kerangka pelaporan sistem Jerman juga berpengaruh di Jepang, Swedia, dan
Kekaisaran Rusia.
Terdapat delapan fakor yang dapat mempengaruhi perkembangan Akuntansi
Internasional :
1. Sumber pendanaan
Pada negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas
seberapa baik manajemen dalam menjalankan perusahaan yang dirancang untuk
membantu investor untuk menganalisis arus kas masa depan dan memiliki resiko
terkait. Namun, dalam negara yang menerapkan sistem berbasis kredit, akuntansi
memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif.
2. Sistem Hukum
Pada dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hukum kode (sipil) dan
hukum umum (kasus). Hukum kode diambil dari hukum Romawi dan kode
napoleon. Di Negara-negara yang menerapkan hukum kode, aturan akuntansi
digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup
banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus
tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.
Aturan akuntansi menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkannya oleh
organisasi professional sector swasta.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan perpajakan secara efektif menentukan standar
karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk
mengklaimnya guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan pajak
terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi
tertentu, yang berbeda dengan prinsip akuntansi keuangan.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Banyak negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang
dikembangkan oleh bangsa lain, mungkin saja karena paksaan ataupun karena
keinginan sendiri. Seperti contoh sistem pencatatan double entry yang berawal di
italia kemudian menyebar di Eropa, Inggris mengekspor akuntan dan konsep
akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya, pendudukan jerman pada saat PD II
menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable. USA memaksa rezim
pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat perang dunia II.

28
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan terhadap
akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi
seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sector manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7. Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative,
tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Merupakan nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi
budaya ini mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara.

Perbedaan Akuntansi Internasional Dengan Akuntansi Lain :


1. Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinasional company –
MNC).
2. Operasi transaksi melintasi batas – batas negara.
3. Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara
perusahaan.
4. Perpajakan Internasional
5. Transaksi Internasional

Perbedaan Akuntansi Internasional Membawa Sejumlah Permasalahan Dari


Sudut Pandang Analisis Keuangan :
1. Pertama, sebagai usaha untuk menilai perusahaan asing, ada beberapa
kecenderungan untuk dapat melihat pendapatan dan data finansial dari sudut
pandang negara asalnya. Hal tersebut dikarenakan adanya bahaya akibat
mengabaikan efek dari perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang
diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang,
mempunyai konsekuensi yang sangat serius.
2. Kedua, kesadaran dari perbedaan internasional. Diperlukan agar menjadi familiar
dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik
dari data pendapatan dalam konteks pengukuran.
3. Ketiga, persoalan dari sifat yang bisa dibandingkan dan harmonisasi akuntansi
yang diulas di dalam konteks dari kesempatan investasi alternatif.

2. Akuntansi Sosial
Akuntansi Sosial dapat didefinisikan sebagai “penyusunan, pengukuran, dan
analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi social dan ekonomi dari perilaku yang
berkaitan dengan pemerintah dan wirausahawan”. Dalam hal ini, akuntansi social
berarti indentifikasi, mengukur, dan melaporkan hubungan antara bisnis dan
lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya alam, komunitas dimana
bisnis tersebut beroperasi, karyawan, pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta
kelompok lain yang berurusan dengan bisnis tersebut.

29
Model-model akuntansi dan ekonomi tradisional berfokus pada produksi dan
distribusi barang dan jasa kepada masyarakat. Akuntansi social memperluas model ini
dengan memasukkan dampak-dampak dari aktivitas perusahaan terhadap masyarakat.
Misalnya, suatu pabrik bukan hanya menghasilkan barang atau jasa, tetapi di lain pihak,
pabrik tersebut memberikan kontribusi terhadap komunitas dengan memberikan
beasiswa terhadap masyarakat sekitar. Ditinjau dari hal ini, akuntansi social dapat
dilihat sebagai pendekatan yang berguna untuk mengukur dan melaporkan kontribusi
suatu perusahaan kepada komunitas.

3. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari
hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. Istilah sistem
informasi akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti luas meliputi seluruh desain alat
pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran,
desain akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau
sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan.
Secara lebih terperinci ruang llingkup akuntansi keperilakuan meliputi:
 Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan
penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi,
yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi
sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desai sistem
pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.
Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
 Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul
istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan
sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk
sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.

4. Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi yang menggambarkan
keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang diantisipasi atau litigasi.
"Forensik" berarti "yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan hukum", dan itu
adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya akuntan forensik harus
bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai auditor forensik atau auditor investigasi,
seringkali harus memberikan bukti ahli pada sidang akhirnya.

30
E. BIDANG PROFESI AKUNTANSI

Banyaknya bidang pengetahuan akuntansi seperti diuraikan di atas menunjukkan


bahwa akuntansi menawarkan berbagai macam bidang pekerjaaan sesuai dengan minat
seseorang. Lagi pula, akuntansi telah diakui menjadi suatu profesi setingkat dengan profesi
dokter, penasehat hukum (advokat), atau apoteker. Luasnya lingkup aplikasi akuntansi
menumbuhkan kebutuhan keahlian khusus atau spesialisasi dalam profesi akuntansi.
Tidak semua bidang pekerjaan dapat disebut sebagai profesi karena unuk dapat
disebut sebagai profesi suatu bidang pekerjaan harus mempunyai karakteristik tertentu antara
lain pengakuan dan kepercayaan oleh masyarakat bahwa hanya orang-orang yang mempunyai
keahlian profesional yang dapat menjalankan pekerjaan tersebut. Selain itu, pekerjaan
tersebut menyangkut perlindungan kepentingan umum (public interest) sehingga terdapat
pengawasan yang ketat baik dari dalam diri organisasi profesi maupun dari pihak lain yang
berwenang. Untuk dapat masuk ke dalam organisasi profesi dan menjalankan profesi tersebut,
biasanya seseorang harus menjalani pendidikan dan latihan khusus dan lulus ujian profesi.
Dengan demikian, pembahasan profesi akuntansi tidak dapat dilepaskan dari sistem
pendidikan akuntansi.
Secara umum, sebutan untuk mereka yang telah memiliki pengetahuan dan
ketrampilan di bidang akuntansi melalui pendidikan formal tertentu adalah akuntan,
sedangkan sebutan untuk mereka yang menjalankan praktik untuk kepentingan umum
(dengan mendirikan kantor akuntan) adalah akuntan publik.
Di Indonesia, akuntan semula merupakan suatu gelar. Menurut UU No. 34 Tahun
1954 tentang pemakaian gelar akuntan, hanya mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai
dengan undang-undang tersebut berhak memakai gelar akuntan. Menurut UU No. 34 tersebut,
ijazah akuntan adalah:
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu Universitas Negeri atau badan perguruan tinggi
lain yang dibentuk menurut undang-undang atau diakui Pemerintah, sebagai tanda
bahwa pendidikan untuk akuntan pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai
dengan hasil baik.
b. Ijazah yang diterima sesudah lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat
Panitia-Ahli, guna menjalankan pekerjaan akuntan, dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf (a)

Badan perguruan tinggi dalam butir (a) yang sekarang menghasilkan akuntan adalah
Sekolah Tinggi Akuntan Negara (STAN). Ujian lain yang dimaksud pada butir (b) adalah apa
yang disebut dengan Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang pelaksaannya diatur dalam
keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Berdasarkan undang-undang dan keputusan di
atas, gelar akuntan di Indonesia telah mencakupi gelar untuk melakukan praktik akuntan
public. Akan tetapi, untuk dapat melakukan praktik akuntan publik (dan mendapat sebutan
sebagai Akuntan Publik), seorang akuntan harus memenuhi beberapa persyaratan yang diatur
dengan Keputusan Menteri Keuangan. Di Amerika Serikat, mereka yang berminat dalam
profesi akuntansi public harus mengambil ujian profesi untuk mendapatkan sebutan CPA
(Certified Public Accountant) yang diselenggarakan oleh organisasi profesi AICPA

31
(American Institute of Certified Public Accountants) dengan pengawasan oleh negara bagian
tempat sertifikasi tersebut diberikan.

Sistem Pendidikan Baru


Sistem pendidikan akuntansi dan pemberian gelar seperti dibahas di atas dirasa tidak
adil karena lulusan perguruan tinggi tertentu langsung mendapat gelar akuntan sementara
lulusan perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan pendidikan akuntansi dengan
kurikulum yang sama tidak mendapatkan hak yang sama (harus menempuh UNA). Selain itu,
perubahan lingkungan akuntansi dan pengauditan telah menimbulkan gagasan untuk
mengubah kurikulum program studi akuntansi. Argument diajukan bahwa profesionalisma
menghendaki kemampuan-kemampuan khusus yang harus dikuasai oleh seorang professional.
Kalangan profesi berpandangan bahwa kemampuan tersebut hanya dapat diperoleh melalui
pendidikan profesi yang diselenggarakan dan diawasi oleh profesi sendiri. Pemikiran ini
menghasilkan konsep pendidikan akuntansi dan penjenjangannya.
Dengan sistem pendidikan yang baru tersebut, lulusan S1 Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi (SE-JA) tidak lagi bergelar Akuntan. Untuk terjun ke dunia profesi akuntan publik,
seorang sarjana ekonomi jurusan akuntansi harus mengikuti program Pendidikan Profesi
Akuntansi dan menempuh ujian sertifikasi akuntan publik (USAP) untuk mendapatkan
sebutan Akuntan Publik Bersertifikat (APB) yang setara dengan CPA di Amerika Serikat.
Ketentuan untuk menempuh USAP ini secara bertahap akan meniadakan UNA. Dengan
persyaratan tertentu APLB dapat membuka kantor akuntan publik sebagai wahana
menjalankan profesinya. Kelak mereka yang berminat untuk masuk ke perusahaan sebagai
akuntan manajemen professional dapat menempuh ujian sertifikasi untuk mendapatkan
Akuntan Manajemen Bersertifikat (AMB) uang setara dengan Certified Management
Accountant (CMA) di Amerika.
Ditinjau dari lapangan pekerjaan yang tersedia dalam bidang akuntansi, terdapat tiga
bidang kesempatan kerja yaitu (1) profesi akuntansi publik (public accounting profession), (2)
akuntansi swasta/perusahaan (private accounting), (3) akuntansi kepemerintahan
(governmental accounting), (4) pendidikan akuntansi (accounting education).

Departemen Pendidikan Ikatan Akuntan Indonesia


Departemen Keuangan
Nasional (Organisasi Profesi)

S3

Akuntan Publik (APB)


Akuntan manajemen (AMB)
S3 Akuntan pemerintah

SE-JA Sertifikasi Ijin Praktik


S3

Program Studi Pendidikan Pengawasan


Akuntansi Profesi Akuntansi Praktik Akuntansi

32
1. Profesi Akuntan Publik
Terlepas dari masalah tentang sebutan atau gelar dan hak untuk melakukan praktik
akuntansi publik, berikut ini adalah jasa yang dapat diberikan oleh akuntan publik
kepada yang memerlukannya (disebut klien).
a. Jasa Audit
Jasa ini diberikan dalam bentuk pengauditan seperangkat laporan keuangan untuk
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara
wajar sesuai dengan PABU. Hasil akhir tugas audit adalah laporan auditor
(auditor’s report) atau sering disebut juga laporan audit (audit report).

Jenis Jasa Pengauditan


1. Jasa Penjaminan
Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen
untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Orang-
orang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan
membutuhkan jasa penjaminan guna membantu memperbaiki keandalan dan
relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa
penjaminan memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat independen dan tidak
biasa dengan informasi yang diperiksanya.
Jasa penjaminan dapat diberikan oleh Kantor-kantor Akuntan Publik (KAP)
atau profesional-profesional lainnya. Sebagai contoh Lembaga Konsumen di
Amerika Serikat sebagai suatu organisasi nirlaba melakukan pengujian atas
berbagai macam produk yang digunakan oleh para konsumen dan melaporkan hasil
penilaian atas kualitas produk yang diujinya dalam Laporan Konsumen. Informasi
yang tercantum dalam laporan tersebut dimaksudkan agar para konsumen dapat
mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang benar tentang produk
yang dibelinya. Infomasi yang tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih
bisa dipercaya oleh kebanyakan konsumen daripada informasi yang diberikan oleh
para produsen karena Lembaga Konsumen bersifat independen terhadap para
produsen. Contoh lain penjaminan yang dilakukan oleh perusahaan selain yang
dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik di Amerika Serikat adalah pemeringkat
televisi Nielsen dan pemeringkat radio Arbitron. Laporan yang dikeluarkan oleh
perusahaan pemeringkat tersebut sangat dipercaya oleh orang atau perusahaan yang
bermaksud memasang iklan di televisi dan radio, terutama karena sifatnya yang
independen.
Kebutuhan akan penjaminan bukanlah hal baru. Kantor-kantor akuntan
publik telah puluhan tahun memberi berbagai macam jasa penjaminan terutama
berupa penjaminan atas informasi laporan keuangan historis. Akhir-akhir ini,
kantor-kantor akuntan publik semakin sering mendapat penugasan untuk
memberikan jasa penjaminan atas informasi, seperti misalnya penjaminan tentang
peramalan keuangan perusahaan dan penjaminan tentang pengawasan web site.

33
2. Jasa Atestasi
Salah satu jenis jasa penjaminan yang diberikan oleh kantor-kantor akuntan publik
adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan
kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan
kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada
tiga bentuk jasa atestasi, yaitu: audit atas laporan keuangan historis, review atas
laporan keuangan historis, dan jasa atestasi lainnya.

#Audit atas Laporan Keuangan Historis


Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi
yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan
tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit merupakan
bentuk pemberian jasa penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh kantor-
kantor akuntan publik dibandingkan dengan jasa penjaminan lainnya.
Manakala klien menyajikan informasi dalam bentuk suatu laporan keuangan,
pada saat itu klien pada hakekatnya membuat berbagai asersi tentang keadaan
keuangan dan hasil-hasil operasinya. Para pemakai laporan keuangan eksternal
yang mendasarkan pengambilan keputusan bisnisnya pada laporan keuangan
tersebut akan melihat pada laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan
bahwa laporan keuangan bisa diandalkan. Mereka memandang laporan auditor
memiliki nilai karena auditor independen terhadap klien dan memahami hal-hal
yang berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Di Amerika serikat, berdasarkan federal securities act, perusahaan yang
menjual saham-sahamnya di pasar modal wajib diaudit laporan keuangannya.
Laporan auditor dapat dijumpai pada setiap laporan keuangan tahunan perusahaan
semacam itu. Dewasa ini kebanyakan laporan keuangan perusahaan auditan dapat
diakses melalui Internet dari Securities and Exchange Commisssion’s (SEC’S)
EDGAR database. Sebenarnya jauh sebelum federal securities act diundangkan
telah banyak perusahaan yang secara suka rela mengauditkan laporan keuangannya
untuk mendapatkan jaminan yang diperlukan para investor dan calon inventstor.
Banyak pula perusahaan-perusahaan privat (perusahaan yang tidakmenjual
sahamnya dipasar modal) mengauditkan laporan keuangan tahunan mereka agar
bisa memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Hal yang
sama dilakukan juga oleh pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba untuk
memenuhi persyaratan dari para kreditur atau sumber-sumber keuangan lainnya.

#Review atas Laporan Keuangan Historis


Review atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi yang
diberikan kantor-kantor akuntan publik. Banyak perusahaan nonpublik
menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya yang lebih murah.

34
Audit sebagaimana diterangkan di atas menghasilkan jaminan yang tinggi,
sedangkan review hanya menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan
keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih
sedikit. Review untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai dan
dapat dilakukan oleh akuntan publik dengan biaya pemeriksaan yang lebih murah.

#Jasa Atestasi Lainnya


Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa atestasi.
Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan
keuangan, karena memakai laporan membutuhkan jaminan independen tentang
informasi lainnya (selain informasi dalam laporan keuangan). Sebagai contoh, bank
sering diminta kepada debiturnya (pengambil kredit) agar diperiksa oleh akuntan
publik untuk mendapatkan jaminan bahwa debitur telah melaksanakan ketentuan-
ketentuan tertentu sebagaimana tercantum dalam akad kredit. Kantor akuntan
publik dapat juga memberi jaminan tentang efektivitas pengendalian intern
pelaporan keuangan pada perusahaan kliennya. Informasi tentang pengendalian
intern berkaitan erat dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian intern
berpengaruh pula ke masa depan karena pengendalian intern yang efektif akan
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang
akan datang. Kantor akuntan publik dapat juga melakukan atestasi atas laporan
keuangan prospektif kliennya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk
memperoleh pinjaman.

3. Jasa Penjamin Lainnya


Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik
tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu
akuntan publik harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi
yang akan dipakai para pengambil keputusan. Perbedaannya ialah bahwa akuntan
publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak
mengenai keandalan pernyataan terulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya
dengan suatu kriteria tertentu. Dalam penugasan jasa penjaminan semacam ini,
jaminan diberikan atas keandalan dan relevansi informasi yang dinyatakan atau
tidak dinyatakan oleh pihak lain. Karakteristik umum jasa penjaminan, termasuk
audit dan jasa atestasi lainnya, dititikberatkan pada perbaikan kualitas informasi
yang digunakan para pengambil keputusan.

4. Jasa Bukan Penjamin


Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada
umunya tidak merupakan jasa penjaminan. Tiga contoh jenis jasa bukan

35
penjaminan yang sering diberikan kantor-kantor akuntan publik adalah jasa
akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa penjaminan sering kali nampak
tumpang-tindih. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah
memberikan rekomendasi kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu
penugasan jasa penjaminan adalah untuk memperbaiki kualitas informasi.
Meskipun kualitas informasi sering kali merupakan kriteria penting dalam
penugasan konsultasi, namun sasaran ini tidak merupakan tujuan utama. Sebagai
contoh, seorang akuntan publik mendapat penugasan untuk merancang dan
menerapkan sistem baru. Penugasan semacam ini memberikan hasil sampingan
berupa perbaikan informasi. Biasanya penugasan konsultasi akan tumpang-tindih
dengan jasa penjaminan apabila perbaikan kualitas informasi untuk para pengambil
keputusan menjadi tujuan utama.

b. Konsultan Pajak
Jasa ini biasanya menyangkut masalah konsekuensi pajak suatu transaksi atau
keputusan perusahaan tertentu yang penting.
Di Indonesia, sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa konsultan
pajak dalam rangka efisiensi perusahaan. Berikut ini layanan yang biasanya
diberikan konsultan pajak pada para pengguna jasanya:

1. Kepatuhan pajak. Konsultan pajak mengurusi hal-hal yang berhubungan


dengan kpatuhan pajak kliennya seperti menghitung, membayar dan melaporkan
pajak.
2. Perencanaan pajak. Konsultan pajak melakukan jasa perencanaan pajak yang
bertujuan mengoptimalkan keuntungan klien.
3. Pemeriksaan Laporan Pajak. Ini adalah layanan untuk mengevaluasi data
yang berhubungan dengan munculnya beban pajak yang merugikan perusahaan
klien.
4. Pendampingan dalam Pemeriksaan. Konsultan pajak memiliki tanggung
jawab dalam mewakili atau mendampingi klien saat pemeriksaan pajak. Hal ini
dilakukan karena tidak sedikit klien yang kurang memahami permasalahan
perpajakannya. Konsultan pajak juga ikut membantu menyiapkan data/dokumen
yang dibutuhkan saat pemeriksaan.
5. Konsultasi. Konsultan pajak menawarkan jasa konsultasi permasalahan
perpajakan.
6. Restitusi pajak. Bila klien membutuhkan pengembalian kelebihan pembayaran
pajak (restitusi), konsultan pajak dapat membantu pelaksanaannya mulai dari
persiapan data, penyampaian restitusi, pemeriksaan sampai proses akhir dari
diterimanya pengembalian kelebihan pajak tersebut.
7. Penyelesaian sengketa pajak. Konsultan pajak dapat memberikan pelayanan
penyelesaian sengketa pajak. Contohnya jika klien berencana mengajukan
keberatan pajak, banding, dan lain sebagainya.

36
Keuntungan Menggunakan Jasa Konsultan Pajak
Jika Anda ingin tahu apa saja keuntungan yang diperoleh wajib pajak saat
menggunakan jasa konsultan pajak, berikut ini adalah ulasannya.

1. Lebih efisien karena tingkat kesalahan yang ada sangat kecil sehingga minim
risiko untuk membayar lebih.
2. Perusahaan tak terbebani dengan urusan administratif pajak pada saat
membuat laporan berikut proses pelaporannya karena hal tersebut sudah
ditangani secara langsung oleh para ahli dari konsultan pajak.
3. Perusahaan lebih nyaman saat menjalani pemeriksaan pajak karena didampingi
pihak konsultan yang memahami prosedur pemeriksaan serta mengantisipasi
resiko kerugian akibat kesalahan dalam perhitungan.
4. Bisa mengatasi masalah dengan cepat dan tuntas sehingga tak menyita pikiran
dan waktu pimpinan perusahaan.
5. Perusahaan dapat lebih fokus dalam pengembangan bisnis.
6. Pemilik dan manajemen perusahaan bisa beraktivitas seperti biasa tanpa ada
beban karena urusan pajak sudah ditangani oleh orang yang kompeten.
7. Perusahaan bisa melakukan perencanaan pajak atau tax planning.

c. Jasa Konsultasi Manajemen


Jasa nasihat atau konsultasi (advisory service) diberikan oleh akuntan publik
kepada manajemen dalam rangka meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki perusahaan dan meningkatkan efisiensi dalam mencapai
tujuan perusahaan.
Berikut yang yang membuat perusahaan tertarik dengan seorang konsultan
manajemen.
1. Track Record
Dalam hal ini dilihat dari pengalaman, nama, serta reputasi dari konsultan itu
sendiri. wajar perusahaan akan memilih konsultan tang sudah berpengalaman,
sukses dalam menangani klien sebelumnya agar perusahaan mereka dapat
berkembang.

2. Metodologi
Perusahaan akan mencermati solusi yang ditawarkan kepadanya sehingga
dapat menentukan berhasil atau tidaknya terhadap perusahaan. Jangan sampai
seorang konsultan hanya memberikan solusi umum sehingga
hanya menghamburkan uang perusahaan.

3. Menjaga privasi klien


Selam konsultan bekerja dalam perusahaan pasti mereka mengetahui rahasia
dari perusahaan. Pastilah perusahaan mengharapkan konsultan untuk menjaga
privasi perusahaan yang mana jangan sampai tersebar.
Sehingga profesionalisme sebagai konsultan harus dijunjung tinggi. Sehingga tidak
mengecewakan kliennya.

37
Profesi menjadi seorang konsultan manajemen masih sangat dibutuhkan,
karena banyak yang rela mengeluarkan jor-joran hanya ingin mendapatkan sebuah
rekomendasi dari konsultan yang mana dianggap sebagai “dewa penyelamat.”
Akan tetapi banyak perusahaan yang kelasnya menengah kebawah (UKM)
jarang / tidak menggunakan konsultan manajemen. Yang mana UKM di Indonesia
ini hanya menggunakan insting bisnis dalam menjalankan usahanya.
Ini kana menjadi kerugian karena mereka tanpa mempertimbangkan
perkembangan bisnis melalui riset serta pengembangan pasar. Mereka beranggapan
bahwa konsultan manajemen mahal, bila kita tahu bahwa itu semua adalah aset
investasi kita. Berikut ini merupakan tips untuk memilih konsultan manajemen.
1. Perusahaan hendaknya mengetahui dengan benar serta paham tentang
kebutuhan yang penting dalam menggunakan konsultan manajemen.
2. Perusahaan harus melihat bujet yang dimilikinya
3. Mengetahui hasil kerja dari konsultan manajemen dengan monitoring. Karena
dalam pengukuran kerja tersebut tidak bisa dengan instan. Maka dibutuhkan
monitoring berkelanjutan sehingga yang diinginkan perusahaan serta yang
diberikan konsultan akan singkron.

Menurut pengamat manajemen Budi W.Soetjipto dari Lembaga Manajemen


Universitas Indonesia, faktor utama yang dilihat dari konsultan manajemen adalah
nama serta reputasi.
Akan tetapi beliau juga 2 faktor tidaklah cukup untuk menilai kinerja konsultan
manajemen secara keseluruhan. Sehingga dalam memilih perusahaan konsultan
maka perlu mengetahui serta paham akan kebutuhan spesifik dalam menggunakan
jasa konsultan.

2. Profesi Akuntansi Swasta


Kalau seorang akuntan bekerja di sebuah perusahaan dan menjabat fungsi tertentu
dalam perusahaan tersebut, misalnyasebagai controller, maka dikatakan bahwa dia
bekerja sebagai akuntan swasta. Di dalam perusahaan biasanya terdapat pula jabatan
atau fungsi pada jajaran manajemen yang bertanggungjawab atas fungsi akuntansi
tertentu seperti diurikan di bawah ini.
a) Akuntansi Umum
Fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi keuangan, penyusunan
laporan manajemen, dan laporan keuangan umum (neraca, laporan rugi-laba,
laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas). Kadang-kadang memang sulit
untuk membedakan fungsi akuntansi umum dengan fungsi akuntansi lain karena
kegiatan akuntansi umum ini sering juga meliputi fungsi lain. Akuntansi umum
biasanya menghasilkan data dasar (basic data) untuk keperluan fungsi akuntansi
lain (misalnya akuntansi kos dan manajemen).

b) Akuntansi Kos
Fungsi ini bertanggungjawab atas pengumpulan, pengalokasian, dan
pengkomunikasian data kos untuk penentuan kos produk dan pengendalian kos
dalam berbagai fungsi perusahaan. Data kos perusahaan sangat diperlukan untuk
menentukan apakah suatu produk menguntungkan atau tidak sedangkan data kos
dalam berbagai fungsi sangat penting untuk mengukur efiensi operasi. Perusahaan

38
pemanufakturan yang cukup besar biasanya mempekerjakan banyak tenaga
spesialis di bidang akuntansi kos ini.

c) Penganggaran
Akuntan diperlukan pula dalam fungsi penganggaran (budgeting) di perusahaan
(misalnya sebagai ketua atau anggota komite anggaran). Fungsi bertanggungjawab
atas penyusunan suatu rencana dan estimasi operasi pada perioda yang akan datang.
Fungsi utamanya adalah menyediakan kepada manajemen projeksi kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Anggaran biasanya dijadikan
standar untuk pengukuran efiensi dan kinerja manajemen.

d) Urusan Pajak
Walaupun dalam banyak hal perusahaan mempercayakan urusan pajak kepada
akuntan publik, untuk keperluan operasi sehari-hari yang juga sering melibatkan
masalah pajak, perusahaan melengkapi organisasi akuntasinya dengan baggian
pajak (tax department) untuk menangani masalah pajak termasuk penyiapan
dokumen-dokumen pajak. Dengan peraturan perpajakan yang baru di Indonesia
(sistem self-assessment) dan makin banyaknya peraturan perpajakan, bidang
pekerjaan ini makin berkembang dan dibutuhkan.

e) Audit Internal
Fungsi utama audit internal adalah mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan
operasi suatu organisasi (perusahaan) dan meyakinkan bahwa prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan telah diikuti dengan semestinya oleh manajemen.
Setiap kali ditemukan adanya penyimpangan, tindakan-tindakan perbaikan segera
dilaporkan dan dilaksanakan. Auditor internal biasanya merupakan manajemen dan
tidak bertanggungjawab atas kewajaran laporan keuangan sebagaimana auditor
independen. Akan tetapi, adanya fungsi ini dapat menggurangi waktu yang
diperlukan oleh akuntan publik independen untuk melakukan pengauditan terhadap
laporan keuangan perusahaan.

3. Akuntansi Pemerintah

Yang termasuk akuntan pemerintah itu adalah akuntan yang bekerja di lembaga ini:

1. BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian)


2. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
3. Instansi Perpajakan

Selain itu: bukan akuntan pemerintah.

Bagaimana dengan akuntan yang bekerja di BUMN? tetap bukan. Meskipun BUMN
milik negara. Tapi dia entitas yang berdiri sendiri. Terpisah. Pencatatan keuangannya
juga terpisah. Tidak bisa dicampur dengan uang negara. Bisa jadi tambah ruwet.

39
Tugas utama akuntan pemerintah ada dua:

 Pemeriksaan serta pengawasan atas aliran keuangan instansi negara


 Merancang sistem akuntansi untuk instansi pemerintah

Akuntan pemerintah bertujuan menginformasikan hal yang memungkinkan bagi


pemegang jabatan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi
yang di dudukinya secara tepat dan efektif.
Dengan hasil laporan akuntan pemerintah juga memungkinkan bagi pegawai
pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas apa hasil operasi pemerintahan dan
penggunaan dana dari masyarakat. Akuntan pemerintah tentu berbeda dengan seorang
akuntan yang bekerja di sektor swasta.
Akuntansi dalam pemerintahan sedikit berbeda dengan yang diterapkan oleh swasta
yang memiliki tujuan mencari laba sedangkan pemerintahan adalah enittas yang tidak
bertujuan mencari laba.
Akuntan pemerintah disetiap negara pun berbeda, bisa dilihat dari standar akuntansi
yang berbeda beda, peraturan perpajakan yang juga berbeda, kondisi sosio politik yang
berbeda. Dan perbedaan perbedaan lainnya yang sangat mendasari dunia akuntansi
dinegara lain.
Mengawasi jalannya uang rakyat, ini dia beberapa jenis pekerjaan pengawasan oleh
akuntan pemerintah : Jenis-Jenis Pengawasan Belanja Pembangunan Anggaran negara
dipergunakan untuk mendanai proyek yang memiliki batas waktu tertentu.
Dalam pelaksanaan proyeknya, apakah itu belanja pembangunan ataupun belanja
rutin, memerlukan pengawasan supaya pelaksanaan berjalan lancar sesuai rencana dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Supaya pengawasan keuangan negara dalam proyek berjalan lancar, perlu adanya
penempatan fungsi pengendalian sejajar dengan fungsi manajemen yang lainnya.
Revrison Baswir dalam bukunya (2008:12) menyatakan berbagai jenis pengawasan
proyek bisa dibedakan berdasarkan obyek, ruang lingkupnya serta metode
pengawasannya.

1. Pengawasan Berdasarkan Obyeknya


# Pengawasan penerimaan uang negara
Dalam pengawasan penerimaan uang negara bisa dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu pengawasan penerimaan pajak dan bea cukai, serta pengawasan terhadap
penerimaan bukan pajak.
Apabila pengawasan atas penerimaan pajak dilaksanakan oleh Kantor Inspeksi Pajak
(KIP) dan pengawasan atas penerimaan bea cukai dijalankan oleh Kantor Inspeksi Bea
dan Cukai, maka pengawasan atas penerimaan bukan pajak dilaksanakan oleh KPKN.
Pengawasan oleh inspeksi pajak ditujukan kepada wajib pajak perorangan maupun
wajib pajak badan yang ditentukan oleh UU perpajakan untuk memungut pajak orang
lain.

40
Pengawasan yang dijalankan oleh kepala inspeksi bea dan cukai ditujukan kepada
bendaharawan penerima atau penyetor tetap inilah yang menerima pembayaran dari
tiap badan/orang yang menggunakan jasa layanan bea dan cukai.
Pengawasan penerimaan bukan pajak dilaksanakan KPKN terhadap jumlah setoran
yang diterima oleh bendahara khusus penerima/penyetor tetap. Pemeriksaan ini
dilakukan melalui laporan pertanggung-jawaban bendahara penerima/penyetor tetap
untuk masing masing lembaga negara yang menguasai jenis penerimaan bukan pajak.

# Pengawasan Pengeluaran Uang Negara


Pengawasan atas pengeluaran negara biasanya lebih komplek dari pengawasan atas
penerimaan negara karena pengawasan atas pengeluaran negara bukan hanya dilakukan
saat atau sesudah berlangsungnya kegiatan, namun juga saat sebelum diadakan
pengeluaran. Pengawasan atas pengeluaran negara ditujukan guna mengawasi
pelaksanaan APBN.

2. Pengawasan Menurut Sifatnya


 Pengawasan Preventif
Pengawasan preventif dilakukannya pengawasan sebelum pelaksanaan suatu
kegiatan dimulai.
 Pengawasan Detektif
Pengawasan detektif adalah pengawasan dengan meneliti serta mengevaluasi
laporan pertanggung-jawaban bendahara. Pengawasan ini dijalankan setelah
membandingkan sesuatu yang telah terjadi dengan yang seharusnya terjadi. Dan
juga pembiayaan yang sudah ditentukan sudah mengetahui kebijakan serta
ketentuan yang sudah ditetapkan.

3. Pengawasan Menurut Ruang Lingkup


#. Pengawasan Internal
Pengawasan internal dilakukan oleh aparat internal departemen/organisasi. Fungsi
ini dilaksanakan oleh BPKP dan IRJEN, Itwildakap (Inspektorat Wilayah Daerah
Kabupaten) serta Inspektorat Wilayah Daerah Kota Madya (Itwildako).

#. Pengawasan Eksternal
Pengawasan eksternal dijalankan oleh unit pengawasan dari luar
departemen/organisasi eksekutif. Fungsi ini dilaksanakan oleh DPR, BPK serta
masyarakat secara langsung.

4. Akuntansi Pendidikan
Profesi akuntan pendidik adalah bidang profesi akuntansi yang memberikan jasa
pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat lewat lembaga lembaga pendidikan
yang ada untuk menciptakan akuntan-akuntan yang terampil serta professional.
Profesi akuntan pendidik benar benar dibutuhkan untuk kemajuan profesi akuntansi
karena untuk mewujudkan dan mencetak calon calon akuntan yang handal ada ditangan
mereka.

41
Tugas akuntan pendidik:

 Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi


 Mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan
 Melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi

Seseorang berhak menyandang gelar akuntan pendidik apabila sudah memenuhi


syarat dibawah ini:

 Pendidikan sarjana jurusan akuntansi dari fakultas ekonomi sebuah perguruan tinggi
yang diakui menghasilkan gelar Akuntan atau Universitas swasta yang ber-afiliasi
dengan satu perguruan tinggi yang telah memiliki hak untuk memberikan gelar
Akuntan.
 Mengikuti UNA (Ujian Nasional Akuntansi) yang diselenggarakan konsorsium
pendidikan tinggi ilmu ekonomi yang didirikan sesuai Surat Keputusan Menteri RI
tahun 1976.

Hal yang harus dikuasai oleh seorang akuntan pendidik antara lain:
 Bisa melakukan alih pengetahuan atau transfer of knowledge tentang akuntansi
kepada murid atau mahasiswanya.
 Mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi serta menguasai pengetahuan akan bisnis
dan akuntansi, serta teknologi informasi.
 Dapat mengembangkan pengetahuannya dengan melakukan penelitian.

Dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan pengetahuan yang luas dan kompleks
dan banyak memberri tantangan intelektual. Dalam kenyataannya, akuntansi bukan hanya
mempelajari angka mati tetapi menyangkut pula masalah kepentingan social, ekonomi, dan
bahkan kadang-kadang politik. Akuntansi bukanlah suatu bidang pengetahuan yang gersang
melainkan suatu pengetahuan yang berkembang dan dinamik. Akuntansi mempunyai peranan
penting dalam dunia usaha dan ekonomi dalam suatu negara. Apapun bidang pekerjaan
akuntan atau mereka yang menjadikan akuntansi sebagai suatu karier, mereka wajib
melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggungjawab, indenpenden, integritas, objektivitas,
dan profesionalisma yang tinggi.

F. LAPORAN KEUANGAN

Laporan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan


dan para pemiliknya atau pihak lainnnya. Laporan keuangan dihasilkan melalui sistem
akuntansi yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan. Untuk memahami sistem serta proses
akuntansi dengan baik, apresiasi terhadap laporan keuangan merupakan hal yang sangat
penting karena:

 Laporan keuangan merupakan produk akhir proses akuntansi. Mempelajari proses


tanpa mengenal produk lebih dahulu ibarat belajar memasak tanpa pernah
mengenal atau melihat contoh masakan yang telah jadi.
 Dengan mengenal laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dalam praktik
sesungguhnya, apa yang dipelajari dalam proses akuntansi menjadi masuk akal
dan mempunyai pengarah.

42
 Rincian yang terdapat dalam laporan keuangan lengkap memerlukan tempat
(disebut akun atau rekening) untuk mengumpulkan data dasar (kos sebagai bahan
olah) untuk menghasilkan jumlah rupiah yang akan diisikan pada tiap elemen
atau pos laporan.

Istilah

Laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak luar dikenal dengan sebutan laporan
keuangan umum (general-purpose financial). Laporan keuangan ini bersifat resmi dan
penyusunannya harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam prinsip akuntansi berterima
umum (PABU). Jadi, financial statements sebenarnya merupakan suatu pernyataan resmi
yang harus diperrtanggungjawabkan kebenarannya secara yuridis. Kesalahan atau
ketidakjujuran dalam penyajian membawa konsekuensi yuridis bagi penyaji. Apa yang
termuat dalam laporan keuangan dapat dijadikan basis untuk menuntut penyaji oleh pihak
yang merasa dirugikan karena mempercayai dan menggunakan laporan terstbut. Dengan
demikian laporan keuangan harus terbuka untuk diaudit (subject to audit) oleh pihak
independen untuk menentukan kewajarannya.
Karena sifat resmi seperti diatas, istilah yang digunakan untuk menunjuk lapooran ini
adalah statement (statemen) dan bukan reports (laporan). Laporan mempunyai pengertian
umum dan bersifat informasional sedangkan statemen mempunyai pengertian khusus dan
bersifat yuridis. Statemen keuangan berarti suatu pernyataan resmi yang harus dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis.
Untuk keperluan internal dan operasi perusahaan, manajemen juga memerlukan
laporan untuk pelaksaan operasi, pengendalian, pengkoordinasian, pengevaluasian dan
perencanaan. Laporan ini biasanya dikenal dengan sebutan laporan manajerial (managerial
reports). Format da nisi laporan menajerial tidak harus mengikuti PABU karena sifatnya
yang individual sesuai dengan kebutuhan manajemen.

Statemen Keuangan Lengkap

Telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam akuntansi keuangan pihak yang dianggap
paling dominan memerlukan informasi keuangan adalah investor dan kreditor. Untuk
membantu keputusan tersebut, mereka dianggap memerlukan informasi dari perusahaan
tentang likuiditas dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, kemampuan mendatangkan
aliran kas, dan prestasi manajemen. Media untuk menyampaikan informasi tersebut adalh
seperangkat laporan keuangan lengkap yang terdiri atas:
 Neraca (balance sheet)
 Statemen/laporan laba-rugi (income statement)
 Statemen/laporan perubahan modal (statement of changes in owner’s equities)
 Statemen/laporan aliran kas (statement of cash flows)
 Penjelasan statemen/laporan keuangan (notes to financial statements)
 Statemen/laporan keuangan atau informasi lain sebagai pelengkap (supplementary
information)

43
Seperangkat statemen keuangan di atas biasanya disusun dan diterbitkan oleh suatu
perusahaan untuk tujuan pertanggungjawaban keuangan (kepada pemilik/pemegang saham),
memenuhi persyaratan-persyaratan dalam memperoleh kredit dari bank, atau menjual saham
ke pasar modal (bursa saham). Dalam hal perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal,
seperangkat statemen keuangan di atas biasanya dimuat dalam prospektus penawaran saham.
Statemen keuangan lengkap biasanya juga didapati dalam laporan tahunan (annual reports).
Tiap jenis (komponen) statemen keuangan dalam seperangkat statemen keuangan
yang lengkap mempunyai fungsi utama untuk memenuhi kebutuhan informasional kreditor
dan investor sementara pihak berkepentingan lain dapat menumpang pakai. Tabel berikut ini
memuat informasi relevan yang dikandung oleh tiap komponen statemen keuangan atau
gabungan beberapa statemen.

Informasi tentang Dikandung oleh

Likuiditas dan solvensi Neraca (dalam bentuk rasio keuangan)


Statemen laba-rugi dan neraca yang dituangkan dalam
Profitabilitas
bentuk rasio
Kemakmuran pemegang saham atau
Statemen perubahan modal
pemilik
Kemampuan menghasilkan kas Statemen aliran kas
Kinerja manajemen dan kelancaran Statemen laba-rugi dan neraca yang dinyatakan dalam
operasi bentuk rasio keuangan
Rincian pos statemen Penjelasan statemen statemen keuangan
Penjelasan statemen dan informasi lainnya yang
Rencana, prakiraan bisnis, efisiensi
relevan

Anatomi Tiap Statemen

Tiap jenis laporan/statemen dapat dikenali dari judulnya dan elemen-elemen yang
dikandungnya serta cara penanggalan.

Judul Statemen
Judul laporan memberi informasi tentang jenis laporan, tanggal atau perioda laporan,
dan siapa yang melaporkan. Neraca memberi informasi tentang posisi keuangan pada suatu
saat. Oleh karena itu, judul laporan ini harus memuat tanggal laporan. Statemen laba-rugi
memberi informasi tentang hasil usaha perusahaan selama perioda tertentu. Perioda akuntansi
atau perioda pelaporan yang umum adalah satu tahun. Ungkapan untuk menyatakan perioda
yang biasanya digunakan adalah, misalnya, “untuk tahun berakhir 31 Desember 1999” atau
“untuk perioda 1 April 1988 sampai Maret 1989” tergantung tahun buku yang digunakan,
yaitu tahun kalender atau tahun fiskal. Sama dengan laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal juga menunjukkan perubahan selama perioda.

44
Elemen Statemen Keuangan
Elemen laporan keuangan merupakan symbol untuk merepresentasi keadaan fisik dan
operasi suatu perusahaan tanpa melihat secara fisik perusahaan tersebut seseorang dapat
membayangkan keadaan senyatanya perusahaan tersebut. Rincian elemen disebut dengan pos.
Angka rupiah yang dilekatkan pada tiap elemen atau pos merupakan hasil
pengukuran/penilaian terhadapnya.
Elemen petinju merupakan analogi uuntuk menunjukkan arti penting elemen laporan
keuangan. Untuk mengevaluasi keadaan fisik dan kemampuan seorang petinju yang akan
bertanding tanpa harus melihat sendiri keadaan fisik dan latihan petinju tersebut, diperlukan
informasi tentang elemen petinju tersebut.

Lennox Michael
Lewis DATA DIRI Grant
2-9-1965 Lahir 4-8-1972
London Asal Norristown
Emanuel Steward Pelatih Don Turner
35-1-1 (27 KO) Rekor 31-0 (22 KO)
247 pound Berat 250 pound
190 cm Tinggi 202 cm
84 inch Jangkauan 86 inch
44 inch Dada normal 47 inch
46 inch Dada busung 51 inch
18,5 inch Leher 19 inch
12 inch Kepalan 12 inch

Lahir, asal, rekor, dan sebagainya merupakan elemen petinju sedang yang ada di
kanan dan kirinya adalah hasil pengukuran. Elemen dan hasil pengukuran menjadi informasi
tentang petinju tersebut. Elemen laporan keuangan dan hasil pengukurannya menjadi
informasi tentang suatu perusahaan.
Analogi lain adalah peta jalan (road map) yang menyimbolkan keadaan fisik jalan di
wilayah tertentu. Dengan hanya melihat peta, seseorang dapat memperoleh informasi (dan
membayangkan) tentang jalan yang harus dilewati meskipun dia belum pernah melihat dan
melewati jalan tersebut. Tentu saja agar orang tersebut tidak tersesat, peta tersebut harus
dapat dipercaya (reliable) dan dapat diuji kebenarannya (verifiable). Artinya, apa yang
termuat dalam peta tersebut menggambarkan keadaan senyatanya jalan-jalan di wilayah yang
dipetakan.
Sampai saat ini, perekayasaan akuntansi mengidentifikasi sepuluh elemen yang
dianggap cukup untuk menggambarkan operasi suatu perusahaan yaitu:
 Aset/aktiva (asset)
 Kewajiban/utang (liabilities)
 Ekuitas/modal (owner’s equity)
 Investasi dari pemilik/setoran (contributions by owner)
 Pengembalian/distribusi ke pemilik (distributions to owner)
 Pendapatan (revenues)

45
 Biaya (expenses)
 Untung (gains)
 Rugi (losses)
 Laba (net income)

Artikulasi Antarlaporan
Statemen keuangan PT Sari Husada sebenarnya terdiri atas tiga statemen. Kalau
ketiga laporan tersebut diringkas dan disajikan kembali, seperangkat statemen tersebut akan
tampak seperti pada gambar berikut.

46
Gambar seperangkat laporan keuangan PT Sari Husada di atas menunjukkan
hubungan antara laporan keuangan yang satu dan lainnya. Laba ditahan akhir dalam laporan
perubahan laba ditahan Rp481.979.000 sama dengan laba ditahan dalam neraca sedangkan
laba Rp224.766.000 dalam laporan laba-rugi sama dengan laba dalam laporan perubahan laba
ditahan. Saling hubungan antarlaporan keuangan ini disebut dengan artikulasi
statemen/laporan keuangan. Kalau seperangkat laporan keuangan tidak menunjukkan
hubungan artikulasi seperti di atas, dapat dipastikan bahwa ada kesalahan dalam penyusunan
laporan keuangan tersebut (paling tidak ada kesalahan perhitungan).

Penulisan Simbol Rupiah


Tanda satuan uang rupiah “Rp” bukan merupakan singkatan sehingga penulisannya
tidak menggunakan tanda titik. Antara simbol satuan uang dan jumlahnya tidak diberi spasi
kecuali untuk angka rupiah paling atas dalam suatu rincian. Dalam hal ini, simbol Rp akan
diletakkan lurus terhadap angka terpanjang. Penulisan jumlah rupiah secara resmi (dalam
kuitansi, kontrak, dan semacamnya) harus lengkap dengan angka sen, misalnya
Rp5.405.000,00.
Simbol Rp hanya digunakan untuk angka paling atas dalam rincian jumlah rupiah dan
untuk jumlah rupiah sesudah tanda garis penjumlahan. Jumlah rupiah akhir hasil penjumlahan
biasanya diberi garis dobel. Hal ini sudah merupakan konvensi dalam akuntansi. Jadi tidk
setiap angka rupiah perlu diberi simbol Rp di depannya dan juga tidak dianjurkan
menggunakan tanda idem (“) di muka angka rupiah karena dapat disangka sebagai angka dan
menimbulkan salah baca. Bahkan dalam laporan resmi pun dapat juga simbol satuan uang
dihilangkan sama sekali dan diganti dengan penjelasan dalam judul laporan bahwa angka
dalam laporan adalah dalam satuan mata uang tertentu. Misalnya dalam judul laporan ditulis
“semua angka dalam ribuan rupiah” atau “dalam jutaan rupiah” atau “dalam 000 rupiah”.

DEFINISI ELEMEN
Elemen laporan harus didefinisi dengan jelas agar dapat ditentukan dengan tegas
kemanakah suatu objek transaksi dimasukkan dalam laporan. Prinsip akuntansi berterima
umum atau standar akuntansi biasanya memberi batasan pengertian elemen laporan keuangan.
Berikut ini dijelaskan pengertian kesepuluh elemen laporan yang telah disebutkan
sebelumnya.
 Aktiva adalah manfaat ekonomi yang dinyatakan untuk sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki perusahaan, yang meliputi barang dan hak-hak yang memberikan manfaat di masa
yang akan datang dan didapat dari transaksi-transaksi atau peristiwa yang terjadi dimasa
lalu.
 Hutang atau kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomis yang mungkin di masa
yang akan datang yang timbul dari kewajiban entitas tertentu pada saat ini untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa pada entitas yang lain di masa mendatang
sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa di masa lampau.
 Modal adalah jumlah uang yang dinyatakan untuk sisa hak atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi seluruh kewajibannya. Modal merupakan hak atas aktiva perusahaan yang
melekat pada pemiliknya.
 Investasi oleh pemilik, adalah peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan dari pengalihan sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas lain
untuk mendapatkan atau meningkatkan kepemilikan (ekuitas) dari perusahaan.

47
 Distribusi kepada pemilik, adalah penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang
diakibatkan oleh pengalihan aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh
perusahaankepada pemilik. Distribusi kepada pemilik menurunkan kepemilikan (ekuitas)
dalam perusahaan.
 Pendapatan adalah jumlah kotor dari kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (atau
kombinasi keduanya). Pendapatan timbul dari aktivitas penjualan barang atau jasa,
penyerahan jasa dan aktivitas lainnya yang mengakibatkan diperolehnya pendapatan atau
laba bagi perusahaan.
 Biaya adalah jumlah kotor dari penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban. Biaya ini
timbul dari kegiatan-kegiatan pembuatan atau pengadaan barang dan jasa, dan lain-lain
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan dalam periode.
 Keuntungan, adalah peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi
entitas yang insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta
kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang timbul
dari pendapatan atayentitas investasi pemilik.
 Kerugian, adalah penuruan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi entitas yang
insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta kejadian lainnya
yang mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang timbul dari beban atau
distribusi kepada pemilik.
 Laba adalah selisih antara pendapatan di atas biaya dalam suatu periode, dan disebut rugi
apabila terjadi sebaliknya.

RINCIAN ELEMEN STATEMEN

Laporan keuangan perusahaan yang ada biasanya terangkum kedalam laporan berbentuk:

1. Neraca.
2. Laporan laba rugi.
3. Laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas.

Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan
informasi penjelasan lainnya.

1. Neraca
Salah satu elemen pelaporan keuangan perusahaan yang di dalamnya memuat
informasi tentang asset (pada kolom aktiva), kewajiban dan modal (pada kolom pasiva).
Di dalamnya memuat pos-pos akun yang urutannya disusun mulai dari paling lancar
kemudian menyusul lainnya yang lancar dst. Berikut adalah pos-pos yang tersusun dalam
neraca contoh :

48
2. Laporan laba rugi.

Salah satu elemen pelaporan keuangan perusahaan yang menjelaskan tentang


pendapatan yang diperoleh dan beban usaha yang terjadi dan labayang diperoleh dalam
satu periode tertentu. Berikut contohnya :

49
3. Laporan perubahan ekuitas
Salah satu bentuk laporan keuangan yang menerangkan tentang posisi akhir modal
perusahaan. Apakah modal yang dimilikinya telah bertambah atau telah mengalami
pernurunan. Berikut contoh dari laporan perubahan ekuitas PT. OPTIMA.

4. Laporan arus kas


Tujuan disusunnya laporan arus kas adalah menjelaskan bagaimana mengetahui
kinerja perusahaan dari sudut aktivitas keuangan yang telah terjadi. Ada 3 kelompok
aktivitas transaksi usaha yang harus dicermati untuk dapat menyusun laporan arus kas
dengan benar.
 Aktivitas operasi adalah seluruh aktivitas usaha yang langsung berpengaruh kepada
nilai kas. Contoh : pendapatan dari penjualan barang dagangan dan pembelian atau
pembayaran atas barang dan jasa.
 Aktivitas investasi adalah seluruh aktivitas usaha yang berpengaruh langsung
kepada pos investasi. Contoh : pembelian atau penjualan asset usaha.
 Aktivitas pendanaan adalah aktivitas usaha yang berkaitan dengan pos penambahan
modal. Contoh : pinjaman (hutang) dan mengangsur kewajiban, membayar deviden.

Berikut adalah ilustrasi dari laporan arus kas tersebut.

50
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi dan informasi
penjelasan lainnya.

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos lainnya yang tidak
memenuhi kriteria yang dapat diakui dalam laporan keuangan.
Jika dijabarkan biasanya strukturnya adalah sbb :

1. Catatan atas laporan keuangan harus:

 menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan


akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 8.5 dan 8.6;
 mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak
disajikan dalam laporan keuangan; dan
 memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan,
tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan.

51
2. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut
praktis.

3. Secara normal urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:
 suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP
 ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
 informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan
penyajian setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos
tersebut.
 pengungkapan lain.

PENJELASAN PER-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

Aset
Aset-aset (assets) adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Aset
dapat di klarifikasikan ke dalah beberapa subkelompok sebagai berikut :

Aset Lancar (Current Assets)


 Kas
Kas (cash) adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau di kantor, ataupun
simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap
saat.
 Deposito Bank
Deposito bank/deposito berjangka (time deposite) adalah simpanan pada bank yang
berbentuk deposito yang dapat diambil pada waktu-waktu tertentu misalnya 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan.
 Surat Berharga
Surat berharga/efek (marketable securities) adalah saham dan obligasi perusahaan
lain yang segera dapat diuangkan atau dijual di bursa efek. Tujuan pemilikannya
adalah untuk memanfaatkan kelebihan uang kas (idle money).
 Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) adalah hak untuk menagih kepada pihak lain
karena sebelumnya perusahaan memberikan pinjaman atau menjual barang/jasa secara
kredit kepada pihak lain.
 Piutang Wesel
Piutang wesel/wesel tagih (notes receivable) adalah surat perintah yang ditujukan
kepada seseorang atau badan tertentu untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya ditulis dalam surat tersebut
atau pada orang yang membawa surat tersebut.
 Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dangang (merchandise inventory) adalah persediaan barang yang
siap dijual.
 Perlengkapan Kantor

52
Perlengkapan kantor (office supplies) adalah perlengkapan yang digunakan untuk
lancarnya administrasi perkantoran. Contoh : kertas HVS, isi stapler, disket, flashdisk
dan lain-lain.
 Perlengkapan Toko
Perlengkapan toko (store supplies) adalah perlengkapan yang digunakan untuk
kelancaran kegiatan di toko. Contoh : Kantong plastik.
 Beban Dibayar di Muka
Beban dibayar di muka (prepaid expenses) adalah beban yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan, tetapi belum menjadi kewajiban atau belum digunakan. Contoh :
Asuransi dibayar di muka (prepaid insurance) dan sewa dibayar di muka (prepaid
rent).
 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang harus diterima/piutang pendapatan (accurued revenus) adalah
pendapatan yang sudah diperhitungkan/sudah menjadi hak, tetapi belum diterima
pembayarannya. Contoh : bunga yang akan diterima, dan piutang sewa.
 Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka
panjang, yang tujuannya selain untuk memperoleh tambahan pendapatan, juga untuk
mengkontrol atau mengendalikan perusahaan tersebut, seperti investasi dalam saham
dan obligasi.

Aset Tetap
Aset tetap (fixed assets) adalah kekayaan perusahaan yang pemakaiannya dalam waktu lama
(lebih dari satu periode akuntansi). Aset tersebut digunakan dalam kegiatan normal
perusahaan serta mempunyai nilai material (relatif besar nilainya), misalnya : tanah,
gedung/bangunan, mesin-mesin, kendaraan, peralatan toko, dan peralatan kantor.

Aset Tetap Tidak Berwujud


Aset tetap tidak berwujud (intangible fixed assets) adalah hak istimewa yang dimiliki
perusahaan dan mempunyai nilai, namun tidak mempunyai bentuk fisik. Aset tidak berwujud
antara lain sebagai berikut :
 Good will, yaitu nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan yang timbul karena adanya
keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat stategis dan nama yang
sudah sangat dikenal.
 Hak paten, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan
usaha untuk menggunakan penemuan baru.
 Hak cipta, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan
usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya seni atau tulisan.
 Merek dagang, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada badan usaha untuk
menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya.
 Hak sewa (leasing), yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap pihak lain dalam
jangka waktu panjang.

53
 Frenchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan atau perseorangan dari
pihak lain untuk mengkomersilkan produk, teknik, atau formula tertentu.

Aset Lain-Lain
Aset lain-lain (other assets) adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan dalam empat
jenis aktiva diatas, misalnya biaya pendirian dan biaya emisi saham serta aktiva tetap yang
tidak dipakai.

Liabilitas
Liabilitas - Liabilitas atau utang adalah kewajiban membayar kepada pihak lain yang
disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya,
kewajiban diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu kewajiban lancar, kewajiban
jangka panjang dan kewajiban lain-lain.

Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu tidak
lebih dari satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan, antara lain sebagai berikut :
 Utang Usaha
Utang usaha (account payable) yaitu kewajiban yang harus dilunasi karena pembelian
barang/jasa secara kredit.
 Utang Wesel
Utang wesel/wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar kepada
pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada tanggal yang telah ditetapkan.
 Utang Beban
Utang beban adalah kewajiban membayar karena perusahaan sudah menerima
manfaatnya, seperti utang bunga (interest payable), utang gaji (salaries payable),
utang sewa (rent payable).
 Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang belum merupakan hak, tetapi
sudah diterima pembayarannya. Contoh: sewa diterima di muka, bunga diterima di
muka.

Liabilitas Jangka Panjang


Liabilitas jangka panjang atau usaha jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi
dalam waktu lebih dari satu tahun atau siklus normal operasi perusahaan, misalnya sebagai
berikut :
 Utang Hipotek
Utang hipotek (mortgage payable) adalah pinjaman jangka panjang dengan jaminan
aktiva tetap.
 Utang Obligasi/Saham
Utang obligasi/saham (bonds payable) adalah pinjaman jangka panjang yang timbul
karena perusahaan menjual/mengeluarkan surat-surat obligasi.
 Kredit Investasi
Kredit investasi adalah pinjaman jangka yang diterima dari bank atau lembaga
keuangan lain, yang digunakan untuk perluasan perusahaan.

54
Liabilitas Lain-Lain
Liabilitas/utang lain-lain meliputi semua kewajiban yang tidak sesuai untuk
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang, misalnya uang
jaminan yang diterima dari pelanggan.

Ekuitas/Modal
Ekuitas - Ekuitas atau modal (equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang
merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran
pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earning).

Pendapatan
Pendapatan - Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi
perusahaan secara bruto, pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualan
barang/jasa atau aktiva lainnya dalam satu periode. Pendapatan dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut :
 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka
kegiatan utama, misalnya pendapatan servis bagi perusahaan jasa dan penjualan bagi
perusahaan dagang
 Pendapatan Nonoperasional
Pendapatan nonoperasional adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok,
yang sifatnya tidak tetap, misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan nonbank dan
pendapatan komisi bagi perusahaan dagang.

Beban
Beban - Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh
pendapatan. Beban dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut :
 Beban Operasional
Beban operasional adalah beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan
operasi, misalnya beban perlengkapan, beban gaji, dan beban sewa.
 Beban Nonoperasional
Beban nonoperasional adalah beban yang terjadi bukan karena kegiatan utama
perusahaan atau yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan dan
yang sifatnya insidental, misalnya beban bunga dan kerugian piutang.

CONTOH SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Pada tanggal 01 Agustus 2008 Nona Betty mendirikan sebuah salon kecantikan yang diberi
nama “Beauty Salon”. Transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Agustus 2008 adalah
sebagai berikut
Agustus 01 : Nona Betty menyetor uang pribadinya Rp. 15.000.000,00 ke dalam perusahaannya
sebagai modal awal (Bukti No. 01)
02 : Dibayar sewa ruangan untuk bulan Agustus 2008 sebesar Rp. 500.000,00 (Bukti
No. 02)

55
05 : Dibeli secara tunai peralatan salon seharga Rp. 4.500.000,00 (Bukti No. 03)
07 : Dibeli secara kredit perlengkapan salon dengan harga Rp. 1.000.000,00 (Bukti No.
04)
08 : Dibayar biaya pemasangan iklan mini di Harian Kompas sebesar Rp. 300.000,00
(Bukti No. 05)
15 : Diterima uang kas sebanyak Rp. 2.500.000,00 dari hasil penjualan jasa salon
selama setengah bulan pertama kegiatannya (Bukti No. 06)
16 Dibayar gaji para karyawan untuk setengah bulan pertama sebesar Rp. 500.000,00
(Bukti No. 07)
20 Diterima Kredit Usaha Kecil (KUK) dari BNI 1946 Surakarta sebesar Rp.
10.000.000,00 (Bukti No. 08)
23 Dibeli secara tunai peralatan salon seharga Rp. 5.500.000,00 (Bukti No. 09)
25 Nona Betty mengambil uang sebesar Rp. 500.000,00 untuk keperluan pribadi
(Bukti No. 10)
31 Diterima uang kas sebanyak Rp. 5.250.000,00 dari hasil penjualan jasa salon
selama setengah bulan terakhir kegiatannya (Bukti No. 11)
31 Dibayar gaji para karyawan untuk bulan terakhir sebesar Rp. 300.000,00 (Bukti
No. 12)

Pada tanggal 31 Agustus 2008 Nona Betty memeriksa neraca sado kemudian memutuskan
sebagai berikut :

200. Penyusutan peralatan salon untuk bulan Agustus 2008 diperhitungkan sebesar
200.000,00 (Bukti No. 13)
201. Perlengkapan yang telah terpakai untuk kegiatan usaha selama bulan Agustus 2008
adalah sebesar Rp. 600.000,00 (Bukti No. 14)
202. Bunga pinjaman Kredit UKM dari BNI 1946 untuk bulan Agustus 2008 diperhitungkan
sebesar Rp. 100.000,00 (Bukti No. 15)

Sejak akan memulai usahanya, Nona Betty telah mencoba membuat bagan akun (bentuk T) yang
akan digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi usahanya. Adapun akun-akun yang dimaksud
adalah sebagai berikut :

11 Kas 41 Pendapatan Jasa Salon

12 Piutang Usaha 42 Pendapatan Lain-lain

13 Perlengkapan salon 51 Biaya Gaji

14 Peralatan Salon 52 Biaya Perlengkapan

15 Akumulasi Penyususan Peralatan 53 Biaya Sewa

21 Hutang Usaha 54 Biaya Bunga

22 Hutang Bank 55 Biaya Penyusutan Peralatan

23 Hutang Bunga 56 Biaya Macam-macam

56
31 Modal Nona Betty 90 Ikhtisar Laba-Rugi

32 Prive Nona Betty

Berdasarkan informasi tersebut di atas, diminta :


 Catatlah transaksi-transaksi tersebut dalam jurnal umum, postinglah ke akun-akun yang
bersangkutan, kemudian susunlah neraca saldo per 31 Agustus 2008.
 Buatlah ayat jurnal penyesuaian dalam bentuk jurnal umum, neraca lajur 10 kolom,
laporan keuangan, jurnal penutup, dan neraca saldo setelah penutup per 31 Agustus 2008

“BEAUTY SALON”
JURNAL UMUM
Bulan Agustus 2008
Hal. 1
Tanggal Bukti Uraian Ref Debit Kredit

2008

Agst 01 01 Kas 11 15.000.000

Modal Nona Betty 31 15.000.000

(investasi awal)

02 02 Biaya Sewa 53 500.000

Kas 11 500.000

05 03 Peralatan Salon 14 4.500.000

Kas 11 4.500.000

07 04 Perlengkapan Salon 13 1.000.000

Hutang Usaha 21 1.000.000

08 05 Biaya Macam-macam 56 300.000

Kas 11 300.000

15 06 Kas 11 2.500.000

Pendapatan Jasa Salon 41 2.500.000

16 07 Biaya Gaji 500.000

57
Kas 11 500.000

20 08 Kas 11 10.000.000

Hutang Bank 22 10.000.000

23 09 Peralatan Salon 14 5.500.000

Kas 11 5.500.000

25 10 Prive Nona Betty 32 500.000

Kas 11 500.000

31 11 Kas 11 5.250.000

Pendapatan Jasa Salon 41 5.250.000

31 12 Biaya Gaji 51 300.000

Kas 300.000

BUKU BESAR

Nama Akun : Kas No. 11


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 01 Setoran JU 15.000.000 Agst 02 J1 500.000


modal 1

15 2.500.000 05 4.500.000

20 10.000.000 08 300.00

31 5.250.000 15 500.000

23 5.500.000

25 500.000

31 300.000

58
Nama Akun : Piutang Usaha No. 12
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Nama Akun : Perlengkapan Salon No. 13


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 07 1.000.000 Agst 31 penyesuaian 600.000

Nama Akun : Peralatan Salon No. 14


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 05 4.500.000 Agst

23 5.500.000

Nama Akun : Akumulasi Penyusutan Peralatan Salon No. 15


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 31 penyesuaian 200.000

Nama Akun : Hutang Usaha No. 21


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 07 1.000.000

59
Nama Akun : Hutang Bank No. 22
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst Agst 20 10.000.000

Nama Akun : Hutang Bunga No. 23


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2006

Agst Agst 31 penyesuaian 100.000

Nama Akun : Modal Nona Betty No. 31


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 31 Penutup 500.000 Agst 01 JU 15.000.000


1

31 penutup 5.250.000

Nama Akun : Prive Nona Betty No. 32


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 25 500.000 Agst 31 penutup 500.000

60
Nama Akun : Pendapatan jasa salon No. 41
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 31 Penutup 7.750.000 Agst 15 2.500.000

31 5.250.000

Nama Akun : Pendapatan Lain-lain No. 42

Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agts Agst

Nama Akun : Biaya Gaji No. 51


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2006

Agst 16 500.000 Agst 31 penutup 800.000

31 300.000

Nama Akun : Biaya Perlengkapan No. 52


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 31 Penyesuaian 600.000 Agst 31 penutup 600.000

61
Nama Akun : Biaya Sewa No. 53
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 02 J1 500.000 Agst 31 penutup 500.000

Nama Akun : Biaya Bunga No. 54


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

Agst 31 Penyesuaian 100.000 Agst 31 penutup 100.000

Nama Akun : Biaya Penyusutan Peralatan No. 55


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2006

Agst 31 200.000 Agst 31 penutup 200.000

Nama Akun : Biaya Macam-macam No. 56


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2006

Agst 08 300.000 Agst 31 penutup 300.000

Nama Akun : Ikhtisar Laba-Rugi No. 90


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

2008 2008

62
Agst 31 Penutup 2.500.000 Agst 31 7.750.000

31 Penutup 5.250.000

“BEAUTY SALON”
NERACA SALDO
Per 31 Agustus 2008

No. Nama Akun Debit Kredit

11 Kas 20.650.000

12 Perlengkapan Salon 1.000.000

14 Peralatan Salon 10.000.000

21 Hutang Usaha 1.000.000

22 Hutang Bank 10.000.000

31 Modal Nona Betty 15.000.000

32 Prive Nona Betty 500.000

41 Pendapatan Jasa Salon 7.750.000

51 Biaya Gaji 800.000

53 Biaya Sewa 500.000

56 Biaya Macam-macam 300.000

Jumlah 33.750.000 33.750.000

63
NERACA LAJUR
Per. 31 Agustus 2008
(dalam ribuan rupiah)

No Nama Akun Neraca Saldo Ayat NS Disesuaikan Lap. Neraca Akhir


Penyesuaian Laba/Rugi

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

11 Kas 20.650 – – – 20.650 – – – 20.650 –

12 Piutang Usaha – – – – – – – – – –

13 Perlengkapan 1.000 – – 600 400 – – – 400 –


Salon

14 Peralatan Salon 10.000 – – – 10.000 – – – 10.000 –

15 Akml. Penyst. – – – 200 – 200 – – – 200


Peralatan Salon

21 Hutang Usaha – 1.000 – – – 1.000 – – – 1.000

22 Hutang Bank – 10.000 – – – 10.000 – – – 10.000

23 Hutang Bunga – – – 100 – 100 – – – 100

31 Modal Nona – 15.000 – – – 15.000 – – – 15.000


Betty

32 Prive Nona 500 – – 500 – – – 500 –


Betty

41 Pendapatan Jasa – 7.750 – – – 7.750 – 7.750 – –


Salon

42 Pendapatan – – – – – – – – – –
Lain-lain

51 Biaya Gaji 800 – – – 800 – 800 – – –

52 Biaya – – 600 – 600 – 600 – – –


Perlengkapan

53 Biaya Sewa 500 – – – 500 – 500 – – –

54 Biaya Bunga – – 100 – 100 – 100 – – –

55 Biaya Penyst – – 200 – 200 – 200 – – –


Peralatan Salon

56 Biaya Macam- 300 – – – 300 – 300 – – –


macam

64
33.750 33.750 900 900 34.050 34.050 2.500 7.750 – –

Laba-Rugi 5.250 – – 5.250

7.750 7.750 31.550 31.550

“BEAUTY SALON”
JURNAL PENYESUAIAN
Per 31 Agustus 2006
Tanggal Bukti Uraian Ref Debit Kredit

2008

Agst 31 13 Biaya Penyst. Peralatan 200.000

Akml. Penyst. Peralatan 200.000

31 14 Biaya Perlengkapan Salon 600.000

Perlengkapan Salon 600.000

31 15 Biaya Bunga 100.000

Hutang Bunga 100.000

“BEAUTY SALON”
NERACA
Per. 31 Agustus 2008
No. Aktiva JUMLAH No. Kewajiban dan Ekuitas JUMLAH
(Rp.) (Rp.)

Aktiva Lancar Utang Lancar

Kas 20.650.000 Utang Usaha 1.000.000

Perlengkapan Salon 400.000 Utang Bank 10.000.000

Total aktiva lancar 21.050.000 Utang bunga 100.000

Peralatan Total kewajiban 11.100.000


Salon 10.000

65
Akml. Ekuitas
Penyusutan ( 200)

Total aktiva tetap 9.800.000 Modal Betty 19.750.000

Total Aktiva 30.850.000 Total Kewajiban dan 30.850.000


Ekuitas

“BEAUTY SALON”
LAPORAN LABA-RUGI
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Agustus 2008
Pendapatan:

Pendapatan jasa salon Rp. 7.750.000,00

Beban Usaha:

1. Biaya Gaji Rp. 800.000,00

2. Biaya Perlengkapan Rp. 600.000,00

3. Biaya Sewa Rp. 500.000,00

4. Biaya Bunga Rp. 100.000,00

5. Biaya Penyusutan Peralatan Rp. 200.000,00

6. Biaya Macam-macam Rp. 300.000,00

Jumlah beban usaha Rp. 2.500.000,00

Laba bersih sebelum pajak Rp. 5.250.000,00

“BEAUTY SALON”
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Agustus 2008
Modal Nona Betty, 1 Agustus 2008 Rp. 15.000.000,00

Pengambilan Prive (Rp. 500.000,00)

Rp. 14.500.000,00

Laba bersih sebelum pajak Rp. 5.250.000,00

Modal Nona Betty, 31 Agustus 2008 Rp. 19.750.000,00

66
“BEAUTY SALON”
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Agustus 2008
Arus kas dari aktivitas operasi:

· Pendapatan jasa salon 7.750.000,00

· Pembayaran biaya dan kreditur ( 1.600.000,00)

Arus kas dari aktivitas operasi 6.150.000,00

Arus kas dari aktivitas investasi:

· Pembelian peralatan 10.000.000,00

Arus kas dari aktivitas investasi (10.000.000,00)

Arus kas dari aktivitas pendanaan:

· Modal awal 15.000.000,00

· Prive ( 500.000,00)

· Pinjaman bank 10.000.000,00

Arus kas dari aktivitas pendanaan 24.500.000,00

Saldo kas per 31 Agustus 2008 20.650.000,00

JURNAL PENUTUP
Per 31 Agustus 2008
Hal. 1
Tanggal Bukti Uraian Ref Debit Kredit

2008

Agst 31 Pendapatan Jasa Salon 7.750.000

Ikhtisar Laba-Rugi 7.750.000

31 Ikhtisar Laba-Rugi 2.500.000

Biaya Gaji 800.000

Biaya Perlengkapan 600.000

Biaya Sewa 500.000

67
Biaya Bunga 100.000

Biaya Penyst. Peralatan 200.000

Biaya Macam-macam 300.000

31 Ikhtisar Laba-Rugi 5.250.000

Modal Nona Betty 5.250.000

31 Modal Nona betty 500.000

Prive Nona Betty 500.000

“BEAUTY SALON”
NERACA SALDO SETELAH PENUTUP
Per 31 Agustus 2008
No. Nama Akun Debit Kredit

11 Kas 20.650.000

13 Perlengkapan Salon 400.000

14 Peralatan Salon 10.000.000

15 Akumulasi Penyusutan Peralatan Salon 200.000

21 Hutang Usaha 1.000.000

22 Hutang Bank 10.000.000

23 Hutang Bunga 100.000

31 Modal Nona Betty 19.750.000

Jumlah 31.050.000 31.050.000

68
CONTOH SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

No Transaksi
1 Membeli dengan kredit 400 kg beras dengan harga @ Rp3.500,00 dari Tn. Odi.
2 Dijual tunai 200 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi. Diterima pelunasan dari Tn.
Andi atas penjualan bulan yang lalu sebesar Rp4.500.000,00 tanpa potongan.
Dijual dengan kredit 300 kg kedelai @ Rp5.000,00 kepada Tn. Candra.

3 Dibeli dengan kredit 300 kg jagung @ Rp1.500,00 dari Tn. Odi. Dibeli tunai perlengkapan
dari Toko Asia senilai Rp300.000,00. Dibayar utang kepada Tn. Harno Rp2.850.000,00
tanpa potongan.
4 Dibeli dari Tn. Dodi tunai 200 kg kacang hijau @ Rp5.400,00 Tn. Andi mengembalikan
barang 15 kg jagung yang dibeli tgl 2 karena rusak, seharga Rp45.000,00.
5 Dibayar angsuran kepada Tn. Iman sebesar Rp1.200.000,00 tanpa potongan.
6 Dibeli dengan kredit 130 kg kacang tanah @ Rp6.000,00 dari Tn. Harno. Dijual tunai 100
kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi.
7 Melunasi utang kepada Tn. Iman atas pembelian bulan lalu senilai Rp3.000.000,00.
Diterima pelunasan dari Tn. Bandi Rp3.200.000,00 dengan potongan 2%.
8 Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg beras @ Rp3.000,00 dan dibeli tunai dari Tn.
Nandi 100 kg kacang hijau @ Rp5.400,00.
9 Dijual tunai kepada Tn. Endro 100 kg kacang tanah @ Rp7.500,00. Tn. Candra melunasi
utangnya Rp8.000.000,00 dengan potongan 2%.
10 Dijual dengan kredit kepada Tn. Bandi 250 kg jagung @ Rp3.000,00. Dibayar pelunasan
utang kepada Tn. Joyo Rp3.900.000,00 tanpa potongan.
11 Diterima pelunasan dari Tn. Dodi sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan. Dibayar
kepada Tn. Kasiyo sebesar Rp2.400.000,00 tanpa potongan.
12 Melunasi utang kepada Tn. Landi sebesar Rp1.300.000,00.
15 Dibeli dengan kredit dari Tn. Harno 300 kg kacang hijau @ Rp5.000,00. Tn. Endro
melunasi utangnya sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan.
18 Dibeli dengan kredit dari Tn. Joyo 200 kg kedelai @ Rp3.700,00.
19 Dibeli tunai dari Tn. Suryaman 100 kg jagung @ Rp1.500,00.Dibayar biaya listrik dan
telepon untuk bulan Desember Rp150.000,00.
20 Dibayar sewa kendaraan untuk mengirim barang dagangan sebesar Rp100.000,00. Dijual
kredit kepada Tn. Andi 400 kg beras @ Rp5.800,00. Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman
100 kg kacang tanah @ Rp6.000,00.
23 Dijual dengan kredit 500 kg kacang tanah kepada Tn Dodi @ Rp7.500,00.
24 Dibayar macam-macam biaya untuk toko Rp100.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya
Rp2.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Candra 500 kg kacang
hijau @ Rp7.000,00.
25 Melunasi utang kepada Tn. Mansur Rp2.600.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit
kepada Tn. Andi 100 kg beras @ Rp5.000,00.
26 Menerima pelunasan dari Tn. Andi atas pembelian tanggal 20 dengan potongan 2%.
29 Melunasi utang kepada Tn. Nandi sebesar Rp.3.050.000,00 tanpa potongan.
30 Dijual dengan kredit pada Tn. Bandi 200 kg jagung @ Rp.3.100,00.
31 Dibayar gaji 2 orang karyawan bagian toko masing-masing @ Rp400.000,00 dan 1 orang
karyawan kantor Rp300.000,00. Diterima angsuran dari Tn. Candra sebesar
Rp.4.000.000,00 tanpa potongan.

69
Perusahaan dapat menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut.
Pencatatan dalam jurnal umum ini masih bisa digunakan selama transaksi perusahaan belum
banyak. Namun jika transaksi sudah cukup banyak dan sering terjadi transaksi yang sama,
maka penggunaan jurnal umum sudah tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya
pencatatan rekening yang sama di dalam jurnal umum yang dilakukan secara berulang-ulang.

Dengan demikian transaksi keuangan yang terjadi selama bulan Desember tersebut
akan dibukukan ke dalam jurnal khusus secara kronologis (sesuai dengan urutan waktu
terjadinya) dengan data tambahan bahwa Toko Rejeki menggunakan pencatatan persediaan
perpetual dengan metode FIFO.

Berdasarkan transaksi secara bersamaan dengan membuat jurnal juga dilakukan


pencatatan pada buku pembantu baik buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan,
maupun buku pembantu utang usaha. Dari transaksi yang terjadi pada Toko “Rejeki” tersebut
di atas dapat dicatat dalam jurnal khusus berikut ini:

Jurnal Khusus Perusahaan Dagang

Jurnal Penjualan Perusahan Dagang

Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum penjualan atau dalam rekening selain penjualan dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

70
Jurnal Pembelian Perusahan Dagang

Catatan:
* Kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * Setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

Jurnal Penerimaan Kas

Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

71
Jurnal Pengeluaran Kas

Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku
pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting
dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat
nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.

Jurnal Umum

72
Mencatat (Posting) Buku Besar Pembantu
Buku Besar Pembantu Piutang

73
Buku Besar Pembantu Persediaan

74
75
Buku Besar Pembantu Utang

76
77
Setiap akhir periode dibuat daftar saldo dari masing-masing buku pembantu untuk
dicocokkan dengan buku besar umum/utama (rekening kontrol) yaitu piutang, utang, dan
persediaan.

Pemindahbukuan (Posting ) ke Buku Besar Umum


Buku besar adalah kumpulan dari rekening-rekening yang sejenis yang saling berhubungan
dan merupakan satu kesatuan. Kumpulan rekening ini terbagi dalam lima kelompok yang
disebut juga dengan buku besar adalah Harta, Utang, Modal, Pendapatan, dan Beban.

Harta terdiri atas rekening kas, piutang, perlengkapan, mesin dan lain-lain.

Utang terdiri atas rekening utang usaha, utang gaji karyawan, utang bank, dan lain-lain.
Modal terdiri atas modal pemilik.

78
Pendapatan terdiri atas rekening pendapatan jasa atau pendapatan lain di luar usaha. Beban
terdiri atas rekening beban gaji karyawan, beban sewa, beban depresiasi, dan lainlain serta
beban di luar usaha.

Pemindahbukuan (posting ) adalah mencatat atau memindahkan rekening dan jumlah angka
yang berasal dari jurnal ke buku besar dengan memberikan tanda posting tertentu. Berbeda
dengan penjurnalan yang harus dilakukan secara rutin setiap hari.

Pemindahbukuan ini dapat dilakukan setiap akhir pekan (seminggu sekali) atau bisa juga
tiap akhir bulan. Sebagai tanda bahwa posting telah dilakukan, maka tiap-tiap terjadi
pemindahbukuan harus ditandai, baik dalam jurnal maupun pada buku besarnya.

Pemindahbukuan (posting) dilaksanakan setelah semua transaksi dicatat ke dalam buku


jurnal. Pemindahbukuan dari jurnal khusus ataupun jurnal umum ke buku besar dengan
prosedur berikut.

1. Jumlah nominal yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom saldo debit atau
kredit dari rekening yang bersangkutan.
2. Nomor halaman yang terdapat di jurnal khusus dipindah ke kolom ref buku besar
sebagai tanda sumber pempostingan.
3. Rekening-rekening yang terdapat di jurnal khusus setelah diposting diberi nomor
sebagai tanda jumlah nominalnya telah dipindahkan ke buku besar.
4. Jumlah yang dipindahkan ke buku besar merupakan jumlah akhir sehingga tanggal
ditulis per akhir periode. Khusus untuk kolom serba-serbi yang terdapat di jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas, posting dilakukan menurut tanggal transaksi.

Pemindahbukuan (Posting) ke Buku Besar Umum

Setelah dilakukan penjurnalan secara kronologis, maka langkah berikutnya adalah mem-
posting (memindahbukukan dari jurnal ke buku besar) dengan cara memberikan kode nomor
akun ke dalam kolom Ref (Referensi) yang ada dalam jurnal dan tiap-tiap akun yang sudah
dilakukan posting juga diberikan nomor halaman jurnal. Hal ini dapat dicermati pada
rekening berikut ini.

79
80
81
82
Menghitung Harga Pokok Penjualan
Apabila perusahaan menerapkan metode pencatat persediaan secara perpetual fisik, maka
besarnya harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan setiap saat terjadi penjualan yaitu
setiap membuat jurnal penjualan sekaligus mencatatjurnal harga pokok penjualan.
Namun demikian perhitungan harga pokok penjualan tetap dilakukan sebagai komponen dari
laporan laba rugi yang tersaji dalam laporan keuangan.

Penghitungan harga pokok penjualan dibuat pada akhir periode akuntansi, yaitu pada waktu
disusun laporan keuangan. Penyajian harga pokok penjualan ini dapat dibuat secara terpisah
dari laporan laba rugi. Adapun formulasi penghitungan harga pokok penjualan adalah:

83
Contoh:

Data berikut ini adalah yang dimiliki oleh Toko “Rahayu” Persediaan barang dagangan awal
(1 Oktober 2006) sebesar Rp30.000.000,00. Pembelian selama satu bulan sebesar
Rp120.000.000,00. Dari pembelian tersebut diperoleh potongan pembelian sebesar
Rp3.000.000,00 dan melakukan pengembalian barang yang rusak sebesar Rp6.000.000,00.
Dalam rangka memperoleh barang yang dibeli dikeluarkan ongkos angkut sebesar
Rp1.200.000,00. Pada akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik barang yang masih
tersisa di gudang sebesar Rp35.000.000,00. Dari data tersebut dapat dihitung besarnya harga
pokok penjualan sebagai berikut.

Pengikhtisaran dari Saldo Buku Besar

Setelah semua akun yang ada dalam jurnal dibukukan (posting) ke masing-masing rekening,
maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar saldo.

Penyusunan daftar saldo dilakukan setiap akhir bulan, yaitu menentukan besarnya saldo tiap-
tiap akun, selanjutnya diringkas dalam daftar saldo sebagai berikut;

84
Kertas Kerja/ Neraca Lajur
Kertas kerja merupakan sarana untuk memudahkan bagi suatu perusahaan dalam membuat
laporan keuangan selanjutnya. Kertas kerja pada perusahaan dagang sama dengan pada
perusahaan jasa. Kertas kerja tersebut terdiri atas sebagai berikut.

1. Neraca saldo yang berisi rekening-rekening buku besar setelah adanya pempostingan
terhadap rekening tersebut.
2. Penyesuaian yang berisi ayat-ayat penyesuaian yang memengaruhi rekening buku
besar.
3. Neraca saldo disesuaikan berisi rekening-rekening buku besar yang telah
terpengaruh ayat penyesuaian.
4. Perhitungan laba rugi berisi rekening-rekening nominal, yaitu terdiri atas
pendapatan dan beban yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode
tertentu.
5. Perhitungan neraca berisi rekening-rekening riil, yaitu terdiri atas harta, utang, dan
modal yang menunjukkan posisi perusahaan pada waktu tertentu.

85
Selanjutnya dari daftar saldo tersebut dapat disusun laporan keuangan jika semua data sudah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Namun, dapat diketahui bahwa untuk aktiva tetap
belum diperhitungkan beban penyusutannya, demikian pula dengan perlengkapan ternyata
masih ada persediaan (belum terpakai). Oleh karena itu, masih perlu data penyesuaian agar
transaksi menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

Data yang ada di Toko Rejeki telah diinformasikan bahwa perusahaan menggunakan metode
pencatatan persediaan metode fisik dengan rekening penyesuaian harga pokok penjualan
dengan data penyesuaiannya adalah sebagai berikut.

1. Penyusutan aktiva tetap sebesar 5% setiap tahun (beban untuk bulan Desember belum
diperhitungkan). Beban penyusutannya dibebankan untuk bagian toko sebesar 60%
dan bagian kantor 40%.
2. Perlengkapan yang masih tersisa sebesar Rp. 760.000,00 pemakaian perlengkapan
digunakan untuk bagian toko 75% dan bagian kantor 25%.
3. Bunga pinjaman di bank yang masih harus dibayar sebesar Rp. 75.000,00.
4. Persediaan barang dagangan akhir periode senilai Rp. 2.886.000,00

Berdasarkan data penyesuaian tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut.

86
Tetapi jika Toko Rejeki telah menggunakan metode pencatatan persediaan metode fisik
dengan rekening penyesuaian Ikhtisar Laba Rugi dengan data penyesuaiannya atas persediaan
barang dagangan pada akhir periode sebesar Rp2.886.000, maka jurnal penyesuaian atas
persediaan tersebut adalah:

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur (kertas
kerja/work sheet). Apabila data yang ada pada Toko “Rejeki” dibuatkan kertas kerja akan
tampak seperti berikut.

87
Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

88
89
Penutupan
Selama proses akuntansi berjalan, seluruh rekening nominal yang terdiri atas pendapatan dan
beban digunakan sebagai rekening untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan rekening
modal. Pada akhir periode akuntansi, seluruh rekening nominal tersebut harus ditutup dengan
saldo nol (tidak memiliki saldo).

Jurnal Penutup
Seperti pada perusahaan jasa, jurnal penutup pada perusahaan dagang digunakan untuk
menutup rekening-rekening nominal, yaitu rekening yang berkaitan dengan pendapatan dan
beban. Hanya saja untuk laporan yang menggunakan metode harga pokok penjualan untuk
rekening pembelian, biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan

harga serta potongan pembelian tidak lagi dibuat ayat penutupnya karena rekening-rekening
tersebut saldonya sudah nol. Ayat-ayat penutup yang digunakan untuk menutup rekening
nominal sebagai berikut.

1. Menutup pendapatan, yaitu semua rekening pendapatan di debit sebesar saldo masing-
masing rekening, sedangkan rekening ikhtisar laba rugi di kredit sebesar jumlah semua
rekening pendapatan. Adapun jurnalnya adalah:

90
2. Menutup beban, yaitu semua beban di kredit sebesar saldo tiap rekening dan rekening
ikhtisar laba rugi di debit sebesar jumlah total rekening beban. Adapun jurnalnya adalah:

3. Menutup perkiraan ikhtisar laba rugi, yaitu jika total sisi debit lebih kecil daripada
kredit maka menunjukkan laba dengan jurnal.

1. Jika perusahaan rugi, jurnalnya adalah:

4. Menutup prive, pada umumnya rekening prive,…. Ini bersaldo debit sehingga akan
mengurangi modal perusahaan. Adapun jurnalnya adalah:

Setelah jurnal penutup dibuat, selanjutnya dilakukan posting ke buku besar masing-masing
dan dibuat neraca saldo setelah penutupan untuk mengetahui keseimbangan (balance) dan
kebenaran dari tiap-tiap rekening sebelum memulai pencatatan pada periode berikutnya.

91
Adapun dari contoh dari Toko Rejeki dapat disusun jurnal penutup sebagai berikut.

Jurnal Pembalik (Penyesuaian Kembali/ Reversing Entries)


Jurnal pembalik (penyesuaian kembali) adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada periode sebelumnya.

Jurnal pembalik bukan merupakan jurnal yang harus dibuat oleh suatu perusahaan. Akan
tetapi, jurnal ini perlu dibuat agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat tetap konsisten
penggunaan rekeningnya.

Transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan yang memerlukan jurnal pembalik
antara lain sebagai berikut.

92
1. Beban yang masih harus dibayar.
2. Beban yang dibayar di muka apabila beban tersebut pada saat transaksi dicatat dalam
rekening beban (bukan rekening aktiva/harta).
3. Pendapatan yang masih harus diterima. Pendapatan diterima di muka apabila
pendapatan tersebut pada saat transaksi dicatat dalam rekening pendapatan (bukan
rekening utang).

Contoh: Pada jurnal penyesuaian tentang bunga atas utang Bank yang masih harus dibayar
oleh Toko Rejeki sebesar Rp 75.000,00

93
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investor dan kreditor merupakan pihak yang dianggap dominan dalam pengambilan
keputusan ekonomik. Oleh karena itu, tujuan pelaporan keuangan yang sekarang
berkembang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tersebut sedangkan pihak lain
dapat menjadi penumpang pakai. Akuntansi merupakan pengetahuan yang luas dan
kompleks dan banyak memberi tantangan intelektual serta kesempatan pengembangan
personal untuk mencapai aktualisasi diri.
Statemen merupakan suatu pernyataan resmi yang harus dipertanggungjawabkan
secara yuridis. Statemen keuangan umum ditujukan kepada pihak luar perusahaan
sedangkan laporan manajerial ditujukan kepada pihak internal. Seperrangkat statemen
keuangan yang lengkap diperlukan oleh investor dan kreditor untuk membantu mereka
mengambil keputusan investasi dan kredit.

94
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2003. Akuntansi Pengantar. BPFE: Edisi Ketiga.

https://www.kembar.pro/2015/03/pengertian-akuntansi-keuangan.html

https://rocketmanajemen.com/teori-akuntansi/#a

http://kartikayogiswari.blogspot.com/2017/03/definisi-pengauditan.html

http://octachen2702.blogspot.com/2013/09/akutansi-biaya.html

https://www.kembar.pro/2015/05/pengertian-fungsi-tujuan-Akuntansi-Manajemen.html

http://claudiadhe.blogspot.com/2012/10/manajemen-biaya.html

https://rocketmanajemen.com/sistem-pengendalian-manajemen/#a

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-pengertian-dan-fungsi-sistem-informasi-akuntansi-dalam-
perusahaan/

https://www.kembar.pro/2016/01/pengertian-fungsi-dan-contoh-sistem-informasi-
manajemen.html

http://www.kursusakuntansi.co.id/artikel.html?id=Akuntansi_Perpajakan_dan_Klasifikasinya

http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/08/pengertian-akuntansi-pemerintahan-serta-
karakteristik.html

95

Anda mungkin juga menyukai