Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Tentang
Ruang Lingkup Laporan Keuangan

Disusun oleh:
Kelompok 1

Azizah Nurul Humairah 2016050081


Amanah 2016050088
Rifzhan Ismat 2016050097

Dosen Pengampu:
Rahmat Kurnia, S.E., M.E.

PRODI PERBANKAN SYARIAH C


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
1443/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tidak lupa pula
penulis ucapkan sholawat dan salam kepada junjungan umat manusia yakni nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT, agar
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulisan makalah tentang “Laporan Keuangan” ini diajukan untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada dosen pengampu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Baik dari
segi isi maupun penyajian makalah yang belum sempurna. Penulis mengucapkan maaf apabila
dalam penulisan makalah ini masih banyak ditemukan berbagai kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang mendukung agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan
terutama bagi penulis sendiri.

Padang, 05 September 2022

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan dan Pengertian Dasar Analisis


Laporan Keuangan ................................................................................... 3
B. Arti Pentingnya Laporan Keuangan ......................................................... 6
C. Syarat-syarat Laporan Keaungan ............................................................. 8
D. Keterbatasan Laporan Keuangan .............................................................. 8
E. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ........................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis Laporan Keuangan (ALK) merupakan proses atau kegiatan


menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan alat-alat dan teknik-
teknik analisis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam analisis bisnis.
Utamanya untuk memahami kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan pada tiga
kegiatan utamanya: yakni kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena
ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan
beberapa hal:
1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis.
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan
dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut.
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah


diatas,baru kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti
rasio-rasio keuangan atau rasio-rasio lainnya.
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan tersebut diperlukan
beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks yang
merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan
merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap
laporan keuangan.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, semua pihak yang
berkepentingan akan mendapatkan informasi yang lebih akurat atau dapat diandalkan
untuk kepentingan pengambilan keputusan. Mereka tidak akan bertumpu hanya pada
asumsi subyektif dan intuisi semata. Dengan demikian hasil analisis laporan keuangan
mampu mereduksi unsur ketidakpastian yang dihadapi oleh para pengambil keputusan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Laporan Keuangan dan Apa Pengertian Dasar Analisis Laporan
Keuangan?
2. Bagaimana Arti Pentingnya Laporan Keuangan?
3. Apa saja Syarat-syarat Laporan Keuangan?
4. Apa saja yang menjadi Keterbatasan Laporan Keuangan?
5. Bagaimana Bentuk-bentuk Laporan Keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Laporan Keuangan dan Pengertian Dasar Analisis Laporan
Keuangan.

2. Mengetahui Arti Pentingnya Laporan Keuangan.

3. Mengetahui Syarat-syarat Laporan Keuangan.

4. Mengetahui Keterbatasan Laporan Keuangan.

5. Mengetahui Bentuk-bentuk Laporan Keuangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan dan Pengertian Dasar Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.1

Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai laporan


pertanggung jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik modal, laporan
keuangan berfungsi untuk megevaluasi kinerja manajer perusahaan selama satu periode.
Dengan adanya laporan keuangan ini, manajer perusahaan akan bekerja semaksimal
mungkin agar kinerjanya dinilai baik.

Menurut Hery dalam mendefinisikan laporan keuangan adalah: Laporan keuangan


pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan berfungsi sebagai alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan
kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.2

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan catatan mengenai


informasi keuangan perusahaan pada suatu akuntansi yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Data yang dicantumkan dalam
laporan keuangan harus dicatat dengan benar agar tidak menimbulkan sebuah kesalahan
sebab laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam praktiknya laporan keuangan dalam sebuah perusahaan tidak boleh dibuat
secara sembarangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang
telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan
sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang

1
Toto Prihadi. Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PPM, 2010) hlm. 4
2
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2016), hlm. 3.

3
memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan,
seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun supplier.3

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban


kepada pihak ekstern (luar perusahan) yang harus disusun dengan sedemikian rupa yang
dikutip oleh Jumingan yaitu:

1. Memenuhi keperluan untuk:


a. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan
tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-
keputusan ekonomi.
b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan
perubahan kekayaan bersih perusahaan.
c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat nembantu para pemakai dalam
menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
d. Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan dalam harta
dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan
keperluan para pemakai.
2. Mencapai mutu, sebagai berikut:
a. Relevan.
b. Jelas dan dapat dimengerti.
c. Dapat diuji kebenarannya.
d. Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat.Dapat
dibandingkan.
e. Lengkap.
f. Netral.4

Berdasarkan keterangan di atas, penulis berkesimpulan bahwa penyusunan laporan


keuangan harus memenuhi aturan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Laporan keuangan yang disusun guna untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak
yang berkepentingan sekaligus dalam pencatatan laporan keuangan untuk memberikan
sebuah informasi mengenai kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu
atau periode tertentu.

3
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 6.
4
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 5-6.

4
Sedangkan analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan
keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang
telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat
keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan
dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
beberapa jumlah harta kekayaan utang serta modal dalam neraca yang dimiliki. Kemudian
juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan
selama periode tertentu. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana hasil usaha laba atau
rugi yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Agar
laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh
berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan
manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini.

Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukannya analisis laporan


keuangan secara mendalam, dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya
atau tidak. Hasil analisis ini juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan
dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan
modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki akan
tergambar kinerja manajemen selama ini. Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan
manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil
keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan kedepan. Perencanaan kedepan
dengan cara menutupi kelemahan yang ada mempertahankan posisi yang sudah sesuai
dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah
diperolehnya selama ini.

Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan


metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat

5
pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak
akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.

B. Arti Pentingnya Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat Kesehatan
suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat
bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak
manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut dan
kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba rugi serta laporan-
laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan di
peroleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan laba-
rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan perusahaan yang
bersangkutan.5
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan
suatu perusahaan adalah:

1. Pemilik Perusahaan.
Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya
untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil

5
I Made Sukartha, Meningkatkan Manfaat Informasi Akuntansi Akibat Keterbatasan Laporan
Keuangan Untuk Pembuatan Keputusan Investasi: Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, 2007,
hlm 64-65.

6
yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa enaksir bagian keuntungan
yang akan di terima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.

2. Manager atau Pimpinan Perusahaan.


Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang lalu maka
manager akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem
pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat.
Laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para
pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Di samping itu
laporan keuangan keuangan digunakan manajemen untuk:
a. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
b. Untuk mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau poroduksi serta untuk
menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan.
c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi
wewenang dan tanggung jawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan baru untuk mencapai
hasil yang lebih baik.

3. Investor
Mereka berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam
rangka menentukan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan
mempunyai prospek yang cukup baik dan akan memperoleh keuntungan atau rate of
return yang cukup baik.

4. Kreditur dan Bankers.


Laporan keuangan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang dan beban bunganya, juga untuk mengetahui apakah kredit yang
akan diberikan cukup untuk mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.

5. Pemerintah.

7
Pemerintah dimana perusahaan berdomisili, sangat berkepentingan dengan
laporan keuangan perusahaan di samping untuk menentukan besarnya pajak yang harus
di tanggung oleh perusahaan juga untuk dasar-dasar perencanaan pemerintah.6

C. Syarat-syarat Laporan Keuangan

Ada beberapa syarat-syarat dalam laporan keuangan, yaitu sebagai berikut:

1. Relevan: Data yang diolah, ada kaitannya dengan transaksi.


2. Jelas dan dapat dipahami: Informasi yang disajikan, harus ditampilkan sedemikian rupa
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan.
3. Dapat diuji kebenarannya.
4. Netral: Laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua pihak.
5. Tepat waktu: Laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan.
6. Dapat diperbandingkan: Laporan keuangan yang disajikan harus dapat
diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
7. Lengkap: Data yang disajikan dalam informasi akuntansi, harus lengkap sehingga tidak
memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan.7

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa syarat-


syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan
laporan keuangan seorang akuntan tidak boleh sembarangan dalam mencatat data atau
menuliskan informasi yang salah dalam laporan keuangan, sebab jika dalam penyusunan
laporan keuangan mengalami kesalahan maka pihak perusahaan akan mengalami kerugian.
Dengan demikian pembuatan laporan keuangan harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan yaitu laporan keuangan harus berupa data yang benar-benar ada kaitannya
dengan transaksi yang terjadi, data yang dicantumkan harus jelas dan mudah dipahami serta
penulisan laporan keuangan harus ditulis dengan rapi.

D. Keterbatasan Laporan Keuangan

Disamping memiliki arti penting yang sangat besar, menurut S. Munawir (1993)
laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

6
Kasmir, 2018, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers), hlm. 19.
7
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam Bukan hanya Solusi
Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 877.

8
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang bersifat sementara) dan
bukan merupakan laporan final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan
tetap, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan menggunakan standar nilai
tertentu sehingga jika digunakan standar nilai yang berbeda maka kemungkinan akan
diperoleh hasil yang berbeda juga.
3. Laporan keuangan disusun berdasar atas hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu/tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut
makin menurun apabila disbanding dengan waktu-waktu tahun sebelumnya
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan unit yang dijual dan harga jual barang tersebut yang mungkin juga
diikuti kenaikan tingkat harga.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor
tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.8

Selain dari itu, ada juga beberapa keterbatasan laporan keuangan yang umumnya
dimiliki perusahaan, antara lain:
a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data
yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanganpertimbangan
tertentu.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.9

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, setiap laporan keuangan tentu mempunyai


keterbatasan yang dimiliki. Adapun dari keterbatasan laporan keuangan tersebut tidak akan
mengurangi arti dari nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus

8
S. Munawir, 1993, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty), hlm. 2.
9
Kasmir, 2018, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers), Hlm. 16.

9
dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang sebenarnya. Selain itu, selama laporan
keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, maka laporan tersebut telah
memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.10

E. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan


Adapun bentuk-bentuk dari Iaporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-
buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender.
Sehingga neraca sering disebut dengan "Balance Sheet".11
Neraca dimaksudkan untuk membantu pihak internal mengalisis likuiditas
perusahaan, fleksibilitas perusahaan, kemampuan operasional dan kemampuan
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. Komponen-komponen dalam neraca
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yaitu:
a. Aktiva
Aktiva adalah manfaat ekonomi yang akan diterima pada masa mendatang atau
akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Aktiva
merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan
kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan memberikan jasa atau
manfaat pada perusahaan yang memakai aset tersebut.12
Menurut IAI aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan
diharapkan akan diperoleh perusahan.13

Pada dasamya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu:
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau dikeluarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam

10
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hlm 16-17.
11
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1992), hlm. 13.
12
Mamduh M. Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 1996), hlm. 51.
13
IAI. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. hlm. 9.

10
periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal. Yang termasuk kelompok aktiva lancar yaitu: kas,
investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang
penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, tersebut atau biaya yang
dibayar dimuka.

2) Aktiva Tidak Lancar


Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif
permanen atau jangka panjang yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu
tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan. Yang
termasuk aktiva tidak lancar yaitu: investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva
tidak berwujud, beban yang ditangguhkan dan aktiva lain-lain.

b. Hutang
Hutang adalah kewajiban perusahan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaianya diharapkan menyebabkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu:14

1) Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun
sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Hutang lancar meliputi: hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang
masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan
penghasilan yang diterima dimuka.

2) Hutang Jangka Panjang


Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannya yang jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca,
yang meliputi: hutang obligasi, hutang hipotik dan pinjaman jangka panjang yang
lain.

c. Modal

14
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), hlm. 9.

11
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutanghutangnya.15 Modal terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1) Cadangan sebagai pengurang aktiva, cadangan ini merupakan pengurangan
terhadap aktiva yang disusut. Cadangan penyusutan itu akan lebih tepat bila diberi
nama “akumulasi penyusutan” atau “akumulasi depresiasi”.
2) Cadangan sebagai hutang, misalnya cadangan untuk pajak merupakan suatu hutang
yang dicatat sebagai cadangan ini tidak benar seharusnya cadangan untuk pajak
dimasukkan dalam hutang lancar yaitu hutang pajak atau taksiran hutang pajak.
3) Cadangan yang merupakan surplus yang betul-betul merupakan hak para pemilik
perusahaan, misalnya cadangan untuk exspansi adalah merupakan pemisahan
sebagian dari laba yang ditahan dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.

2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya dan laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu.16
Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu perusahaan
atau pelunasan hutangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan
lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.17 Pendapatan dapat
dikelompokkan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha.
1) Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha
pokok atau utama perusahaan, yaitu berupa pcndapatan jasa dan pcnjualan.
2) Pendapatan diluar usaha
Pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil
diluar usaha pokok atau utama perusahaan. Pendapatan diluar usaha dapat

15
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty,1992), hlm. 19.
16
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty,1992), hlm. 26.
17
Zaki Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi. (Yogyakarta: BPFE,1996), hlm. 30.

12
berasal dari: penggunaan aktiva atau sumber ekonomis perusahaan yang lain
dan penjualan aktiva di luar barang dagang atau hasil produksi.

b. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh
barang atau jasa. Pengorbanan ekonomis tersebut dapat berupa pengurangan aktiva
atau bertambahnya utang dan modal perusahaan. Secara umum biaya dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Biaya yang dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan yaitu biaya yang
secara langsung telah dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan dalam
sesuatu periode, seperti: harga pokok penjualan.
2) Biaya yang berhubungan dengan terjadinya. Biaya yang berhubungan dengan
terjadinya yaitu biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
barang atau produk yang dijual perusahaan. Pembebanan biaya tersebut pada
periode terjadinya dilakukan mengingat biaya tersebut memberikan manfaat
pada periode berjalan atau karena biaya tersebut memberikan manfaat pada
periode berjalan atau karena biaya tersebut sudah tidak memberikan manfaat
untuk periode yang akan datang. Oleh karena itu, biaya ini sering disebut pula
dengan biaya periode atau biaya usaha: Biaya periode atau biaya usaha,
umumnya dilaporkan dua kategori, yaitu: biaya pemasaran (gaji bagian
penjualan, biaya iklan, biaya angkut penjualan) dan biaya administrasi dan
umum (gaji karyawan kantor, biaya telepon, penyusutan gedung kantor).

c. Pendapatan dan biaya lain-lain.


Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan diluar
usaha pokok atau utama perusahaan, misalnya: pendapatan dari penyewaan aktiva
tetap. Oleh karena itu, pendapatan lain-lain dinamakan pula pendapatan diluar usaha.
Biaya lain-lain adalah biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan di luar
usaha pokok atau utama perusahaan, misalnya rugi penjualan aktiva tetap. Oleh
karena itu, biaya lain-lain dinamakan pula biaya di luar usaha.

d. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak penghasilan yang menjadi kewajiban
perusahaan sebagai wajib pajak.

13
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis
yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan
keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu para pengguna hasil
analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan diperlukan langkah-langkah atau
prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah
untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan
adalah:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin
baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2. Melakukan pengukuran pengukuran atau perhitungan perhitungan dengan rumus-rumus


tertentu sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti sehingga hasil
yang diperoleh benar-benar tepat.

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan


keuangan secara cermat.

4. Melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.

5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang bisa
dipakai yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode
laporan keuangan saja, analisis dilakukan antara pos-pos yang ada dalam satu periode
informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan
dari periode ke periode tidak diketahui.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan


laporan keuangan untuk beberapa periode dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan
perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

14
Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-
jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
a. Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan

b. Analisis Trend

c. Analisis Persentase Perkomponen

d. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana

e. Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas

f. Analisis Rasio

g. Analisis Kredit

h. Analisis Laba Kotor

i. Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (break even point)

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Laporan keuangan merupakan catatan mengenai informasi keuangan


perusahaan pada suatu akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kondisi atau
kinerja perusahaan tersebut.

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan


beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan.

Setiap laporan keuangan tentu mempunyai keterbatasan yang dimiliki. Adapun


dari keterbatasan laporan keuangan tersebut tidak akan mengurangi arti dari nilai
keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat
menunjukkan kejadian yang sebenarnya.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadaribahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.Penulis akan
memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini dengan
berpedoman kepada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis bisa menuliskan
makalah dengan lebih baik lagi kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.

I Made Sukartha. 2007. Meningkatkan Manfaat Informasi Akuntansi Akibat


Keterbatasan Laporan Keuangan Untuk Pembuatan Keputusan Investasi.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2. No. 1.

IAI. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers.

Mamduh M. Hanafi. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM


YKPN.

Pongoh, M. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan


PT. Bumi Resources Tbk. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi. Vol. 1. No. 3.

Prihadi, T. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Gramedia Pustaka Utama.

S. Munawir. 1992. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

S. Munawir. 1993. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Toto Prihadi. 2010. Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sistem Bank Islam
Bukan hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi
Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global. Jakarta: Bumi Aksara.

Zaki Baridwan. 1996. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.

iv

Anda mungkin juga menyukai