Disusun oleh:
Kelompok 1
Dosen Pengampu:
Rahmat Kurnia, S.E., M.E.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tidak lupa pula
penulis ucapkan sholawat dan salam kepada junjungan umat manusia yakni nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT, agar
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulisan makalah tentang “Laporan Keuangan” ini diajukan untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada dosen pengampu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Baik dari
segi isi maupun penyajian makalah yang belum sempurna. Penulis mengucapkan maaf apabila
dalam penulisan makalah ini masih banyak ditemukan berbagai kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang mendukung agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membaca dan
terutama bagi penulis sendiri.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Laporan Keuangan dan Apa Pengertian Dasar Analisis Laporan
Keuangan?
2. Bagaimana Arti Pentingnya Laporan Keuangan?
3. Apa saja Syarat-syarat Laporan Keuangan?
4. Apa saja yang menjadi Keterbatasan Laporan Keuangan?
5. Bagaimana Bentuk-bentuk Laporan Keuangan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Laporan Keuangan dan Pengertian Dasar Analisis Laporan
Keuangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.1
Dalam praktiknya laporan keuangan dalam sebuah perusahaan tidak boleh dibuat
secara sembarangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang
telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan
sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang
1
Toto Prihadi. Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PPM, 2010) hlm. 4
2
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2016), hlm. 3.
3
memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan,
seperti pemerintah, kreditor, investor, maupun supplier.3
3
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm. 6.
4
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 5-6.
4
Sedangkan analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan
keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang
telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat
keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan
dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
beberapa jumlah harta kekayaan utang serta modal dalam neraca yang dimiliki. Kemudian
juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan
selama periode tertentu. Dengan demikian dapat diketahui bagaimana hasil usaha laba atau
rugi yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Agar
laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh
berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan
manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini.
5
pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak
akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan
diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat Kesehatan
suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat
bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak
manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut dan
kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba rugi serta laporan-
laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan di
peroleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap laporan laba-
rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan perusahaan yang
bersangkutan.5
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan
suatu perusahaan adalah:
1. Pemilik Perusahaan.
Pemilik perusahaan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya
untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan hasil-hasil
5
I Made Sukartha, Meningkatkan Manfaat Informasi Akuntansi Akibat Keterbatasan Laporan
Keuangan Untuk Pembuatan Keputusan Investasi: Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 2, No. 1, 2007,
hlm 64-65.
6
yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa enaksir bagian keuntungan
yang akan di terima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
3. Investor
Mereka berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam
rangka menentukan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan
mempunyai prospek yang cukup baik dan akan memperoleh keuntungan atau rate of
return yang cukup baik.
5. Pemerintah.
7
Pemerintah dimana perusahaan berdomisili, sangat berkepentingan dengan
laporan keuangan perusahaan di samping untuk menentukan besarnya pajak yang harus
di tanggung oleh perusahaan juga untuk dasar-dasar perencanaan pemerintah.6
Disamping memiliki arti penting yang sangat besar, menurut S. Munawir (1993)
laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
6
Kasmir, 2018, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers), hlm. 19.
7
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam Bukan hanya Solusi
Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 877.
8
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang bersifat sementara) dan
bukan merupakan laporan final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan
tetap, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan menggunakan standar nilai
tertentu sehingga jika digunakan standar nilai yang berbeda maka kemungkinan akan
diperoleh hasil yang berbeda juga.
3. Laporan keuangan disusun berdasar atas hasil pencatatan transaksi keuangan atau
nilai rupiah dari berbagai waktu/tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut
makin menurun apabila disbanding dengan waktu-waktu tahun sebelumnya
sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan unit yang dijual dan harga jual barang tersebut yang mungkin juga
diikuti kenaikan tingkat harga.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor
tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.8
Selain dari itu, ada juga beberapa keterbatasan laporan keuangan yang umumnya
dimiliki perusahaan, antara lain:
a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data
yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak
tertentu saja.
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanganpertimbangan
tertentu.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.9
8
S. Munawir, 1993, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty), hlm. 2.
9
Kasmir, 2018, Analisis Laporan Keuangan, (Depok: Rajawali Pers), Hlm. 16.
9
dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang sebenarnya. Selain itu, selama laporan
keuangan disusun sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, maka laporan tersebut telah
memenuhi syarat sebagai suatu laporan keuangan.10
Pada dasamya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu:
1) Aktiva Lancar
Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan
untuk dicairkan atau dikeluarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
10
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hlm 16-17.
11
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1992), hlm. 13.
12
Mamduh M. Hanafi, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 1996), hlm. 51.
13
IAI. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. hlm. 9.
10
periode berikutnya paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan
perusahaan yang normal. Yang termasuk kelompok aktiva lancar yaitu: kas,
investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan, piutang
penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, tersebut atau biaya yang
dibayar dimuka.
b. Hutang
Hutang adalah kewajiban perusahan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaianya diharapkan menyebabkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu:14
1) Hutang Lancar
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun
sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Hutang lancar meliputi: hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang
masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo dan
penghasilan yang diterima dimuka.
c. Modal
14
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), hlm. 9.
11
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutanghutangnya.15 Modal terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1) Cadangan sebagai pengurang aktiva, cadangan ini merupakan pengurangan
terhadap aktiva yang disusut. Cadangan penyusutan itu akan lebih tepat bila diberi
nama “akumulasi penyusutan” atau “akumulasi depresiasi”.
2) Cadangan sebagai hutang, misalnya cadangan untuk pajak merupakan suatu hutang
yang dicatat sebagai cadangan ini tidak benar seharusnya cadangan untuk pajak
dimasukkan dalam hutang lancar yaitu hutang pajak atau taksiran hutang pajak.
3) Cadangan yang merupakan surplus yang betul-betul merupakan hak para pemilik
perusahaan, misalnya cadangan untuk exspansi adalah merupakan pemisahan
sebagian dari laba yang ditahan dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya dan laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode
tertentu.16
Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu perusahaan
atau pelunasan hutangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan
lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.17 Pendapatan dapat
dikelompokkan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha.
1) Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha
pokok atau utama perusahaan, yaitu berupa pcndapatan jasa dan pcnjualan.
2) Pendapatan diluar usaha
Pendapatan diluar usaha yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil
diluar usaha pokok atau utama perusahaan. Pendapatan diluar usaha dapat
15
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty,1992), hlm. 19.
16
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty,1992), hlm. 26.
17
Zaki Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi. (Yogyakarta: BPFE,1996), hlm. 30.
12
berasal dari: penggunaan aktiva atau sumber ekonomis perusahaan yang lain
dan penjualan aktiva di luar barang dagang atau hasil produksi.
b. Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh
barang atau jasa. Pengorbanan ekonomis tersebut dapat berupa pengurangan aktiva
atau bertambahnya utang dan modal perusahaan. Secara umum biaya dapat
dikelompokkan menjadi:
1) Biaya yang dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan yaitu biaya yang
secara langsung telah dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan dalam
sesuatu periode, seperti: harga pokok penjualan.
2) Biaya yang berhubungan dengan terjadinya. Biaya yang berhubungan dengan
terjadinya yaitu biaya yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan
barang atau produk yang dijual perusahaan. Pembebanan biaya tersebut pada
periode terjadinya dilakukan mengingat biaya tersebut memberikan manfaat
pada periode berjalan atau karena biaya tersebut memberikan manfaat pada
periode berjalan atau karena biaya tersebut sudah tidak memberikan manfaat
untuk periode yang akan datang. Oleh karena itu, biaya ini sering disebut pula
dengan biaya periode atau biaya usaha: Biaya periode atau biaya usaha,
umumnya dilaporkan dua kategori, yaitu: biaya pemasaran (gaji bagian
penjualan, biaya iklan, biaya angkut penjualan) dan biaya administrasi dan
umum (gaji karyawan kantor, biaya telepon, penyusutan gedung kantor).
d. Pajak penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak penghasilan yang menjadi kewajiban
perusahaan sebagai wajib pajak.
13
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis
yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan
keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu para pengguna hasil
analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan diperlukan langkah-langkah atau
prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah
untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan
adalah:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin
baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
4. Melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang bisa
dipakai yaitu sebagai berikut:
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu periode
laporan keuangan saja, analisis dilakukan antara pos-pos yang ada dalam satu periode
informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan
dari periode ke periode tidak diketahui.
14
Kemudian di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan terdapat beberapa jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis-
jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut
a. Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan
b. Analisis Trend
f. Analisis Rasio
g. Analisis Kredit
i. Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (break even point)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadaribahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.Penulis akan
memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini dengan
berpedoman kepada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis bisa menuliskan
makalah dengan lebih baik lagi kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Toto Prihadi. 2010. Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sistem Bank Islam
Bukan hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi
Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global. Jakarta: Bumi Aksara.
iv