Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEBANKSENTRALAN
Tentang

Regulasi perbankan dan lembaga keuangan lainnya

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

JEFRI TRI GUSNADI 2016050054

AMANAH 2016050088

TRI LIZA MAIYUNI 2016050050

MUTIARA MONICA 2016050091

DOSEN PENGAMPU :

WUSHI ADILLA ARSYI, M.SI

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu. Tidak lupa pula penulis ucapkan sholawat dan salam kepada junjungan umat manusia
yakni nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia menuju jalan yang diridhoi
Allah SWT, agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulisan makalah tentang “Regulasi perbankan dan lembaga keuangan lainnya” ini diajukan
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Digital Perbankan. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada dosen pengampu Ibu “WUSHI ADILLA ARSYI, M.SI" yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Baik dari segi
isi maupun penyajian makalah yang belum sempurna. Penulis mengucapkan mohon maaf
apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak ditemukan berbagai kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang mendukung agar penulisan
makalah selanjutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang
membaca dan terutama bagi penulis sendiri.

Padang, 1 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………...….
……………………...................2

DAFTAR ISI…………………………………………………….……...
………………......................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………….....……………………................4


B. Rumusan Masalah…………………………….…....……………………..................5
C. Tujuan Penulisan……………………………………….....………………..................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Peraturan OJK terkait lembaga keuangan..……........…...................6

B. Ketentuan BI tentang lembaga keuangan yang masih berlaku....………………………...


….......……….…...........................................8

C. Perusahaan fintech dan jenis jenisnya...............…………..…...........10

D. Perusahaan fintech dibawah pengawasan OJK dan BI...............12


E. Contoh kasus fintech yang tidak terdaftar di OJK dan BI............14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………....…………………………....................15
B. Saran……………………………………………....
………………………….......................15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………....
…………………………...................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank Indonesia adalah bank sentral di Indonesia yang memiliki tanggung jawab
untuk menjaga stabilitas nilai atau kurs mata uang yaitu rupiah. Bank Indonesia tentunya
berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Seperti yang kita ketahui, Bank
Indonesia memiliki fungsi, tugas, dan wewenang nya tersendiri.
Bank sentral Republik Indonesia. Dimana merupakan lembaga negara yang
independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang. Pihak luar tidak
dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari
pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank
Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih
efektif dan efisien.
Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dilakukan dalam bentuk simpanan giro, tabungan,
dan deposito. Simpanan dari masyarakat biasanya diberikan balas jasa yang menarik
seperti, bunga dan hadiah lainnya. Kegiatan menyalurkan dana dilakukan berupa
pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sementara itu, jasa-jasa perbankan lainnya
diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama menghimpun dan menyalurkan
dana masayarakat.
Lembaga keuangan merupakan badan atau lembaga di bidang jasa keuangan yang
bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan memanfaatkannya untuk
memperoleh dana serta mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau persentase.
Meski demikian, kegiatan usaha lembaga ini dapat berupa penghimpunan dana saja,
mengalirkan dana saja, atau keduanya sekaligus.
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur sektor jasa
keuangan sebuah negara. Berperan dalam mengawasi lembaga-lembaga atau industri
keuangan secara terintegrasi. mengawasi berbagai lembaga atau industri jasa keuangan

4
seperti lembaga perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, dan lembaga-lembaga
penyedia jasa keuangan lainnya.

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana Peraturan OJK terkait lembaga keuangan ?


B. Apa saja Ketentuan BI tentang lembaga keuangan yang masih berlaku?
C. Apa saja yang dimaksud dengan fintech?
D. Apa saja jenis jenis perusahaan fintech yang di indonesia ?
E. Bagaimana kondisi Perusahaan fintech dibawah pengawasan OJK dan BI?
F. Apa saja Contoh kasus fintech yang tidak terdaftar di OJK dan BI ?

C. Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui peraturan ojk terkai lembaga keuangan


B. Mengetahui ketentuan BI tentang lembaga keuangan yang masih berlaku
C. Mengetahui tentang fintech dan jenis-jenisnya
D. Mengetahui fintech dibawah OJk dan conth kasus fintech yang tidak
terdaftar di Ojk

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERATURAN OJK TERKAIT LEMBAGA KEUANGAN

Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan dicanangkan melalui Pasal 34 Undang- Undang


Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Namun Otoritas Jasa Keuangan belum dibentuk
pada waktu itu walaupun telah diamanatkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan dibentuk sebelum
akhir tahun 2002, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Pembalran Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia menjelaskan bahwa Otoritas Jasa
Keuangan akan dibentuk selambat- lambatnya 31 Desember 2010. Untuk mengakhiri
permasalahan politik dan kepentingan antara beberapa pihak yang mendukung dan penentang
pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, akhirmya pada tanggal 22 November 2011, Rancangan
Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan telah disahkan menjadi Urrdang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai dengan amanat Pasal 34 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Pembahasan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
Tentang Bank Indonesia, maka lahirlah suatu lenrbaga supervisi yaitu Otoritas Jasa Keuangan
yang bersifat independen, dalam menjalanan tugas dan kedudukannya yang berada di luar
pemerintahan dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan(BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Secara historis, pembentukan Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya adalah hasil kompromi
untuk menghindari jalan buntu pembahasan Undang-Undang tentang Bank oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Pada awal pemerintahan Presiden B.J. Habibie, pemerintah
mengajukan rancangan Undang-Undang tentang Bank Indonesia yang memberikan independensi
kepada Bank Sentral. Rancangan Undang-Undang ini di samping memberikan independensi,
tetapi juga mengeluarkan fungsi pengawasan perbankan dari Bank Indonesian.

6
OJK mempunyai wewenang sebagaimana ditetapkan dalam pasal 9 UU No 21 tahun
2011 adalah sebagai berikut :

a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan


jasa keuangan;
b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen,
dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau
penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau
pihak tertentu;
e. melakukan penunjukan pengelola statuter;
f. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
h. memberikan dan/atau mencabut:
1. izin usaha;
2. izin orang perseorangan;
3. efektifnya pernyataan pendaftaran;
4. surat tanda terdaftar;
5. persetujuan melakukan kegiatan usaha;
6. pengesahan;
7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
8. penetapan lain,

• Peraturan OJk terkait lembaga keuangan


peran Otoritas Jasa Keuangan(OJK) dalam mengawasi keuangan di Indonesia. OJK
terbebas dari campur tangan pemerintah tidak sepenuhnya benar. Secara historis,

7
pembentukan Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya adalah hasil kompromi untuk menghindari
jalan buntu pembahasan Undang-Undang tentang Bank oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:


1) kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.
2) kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.
3) kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang :


1) menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang
2) menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
3) menetapkan peraturan dan kcputusan OJK
4) menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5) menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah
tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola
statuter pada Lembaga Jasa Keuangan
8) menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9) menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesua
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

B. KETENTUAN BI TENTANG LEMBAGA KEUANGAN YANG MASIH BERLAKU

Bank Indonesia adalah bank sentral di Indonesia. Tujuan Bank Indonesia (BI) sebagai bank
sentral yakni bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai mata uang, dalam hal
ini rupiah.

8
Wewenang dan tugas Bank Indonesia tertuang di dalam Undang-undang (UU) Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan UU Republik Indonesia No 6/2009. Sebagai bank sentral, BI
di dalam undang-undang tersebut diberi status dan kedudukan sebagai lembaga negara yang
independen. Artinya, BI dalam melakukan tugasnya bebas dari campur tangan pemerintah dan
atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang tegas diatur di dalam undang-undang tersebut.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap
tugas dan wewenanganya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.Pihak luar tidak
dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas BI, dan BI juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan
khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya
sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Secara umum, Bank Indonesia memiliki tiga tugas utama yakni sebagai berikut:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas ini diarahkan dalam rangka
mengendlaikan jumlah uang yang beredar dan atau suku bunga. Tujuannya agar dapat
mendukung pencapaian kestabilan nilai uang sekaligus mendorong perekonomian
nasional.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang mencakup sekumpulan
kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan dalam mengatur peredaran
uang.
3. Mengatur dan mengawasi bank. Namun, sejak UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berlaku, tugas dan pengawasan perbankan yang
dilakukan BI difokuskan untuk pengawasan macroprudential. Artinya, pengawasan BI
mencakup upaya pengaturan dan pengawasan lembaga di sektor keuangan yang bersifat
makro.

9
Perumusan ketentuan harus memenuhi prinsip-prinsip yakni:
(1) berdasarkan riset,
(2) berorientasi ke depan,
(3) tata kelola yang baik,
(4) mempertimbangkan dampak antar ketentuan,
(5) memperhatikan ketentuan ketentuan –undangan yang berlaku.

Ketentuan BI tersebut Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas


peyelenggaraan lembaga keuangan, Mewajibkan penyelenggara lembaga keuangan untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya, dan mengatur serta menjaga kelancaran sistem
pembayaran lembaga keuangan yang cepat, tepat,dan lembaga keuangan yang sehat.

C. PERUSAHAAN FINTECH DAN JENIS-JENISNYA

Fintech adalah singkatan dari financial technology yang merupakan jasa keuangan yang
memanfaatkan penggunaan teknologi yang biasanya merupakan pembangunan sistem
terintegrasi yang mempermudah transaksi finansial. Dilansir dari OJK, fintech atau financial
technology adalah perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan
sentuhan teknologi modern. Sedangkan menurut investopedia, pengertian fintech adalah
pemanfaatan teknologi yang berupaya meningkatkan dan automasi pengiriman dan penggunaan
dalam layanan keuangan.
Salah satu dampak positif yang dapat dilihat yakni munculnya inovasi baru pada sektor
pendanaan dan pembiayaan. Hal ini juga dapat dilihat dari banyaknya bermunculan jasa
keuangan non-bank atau industri modal, seperti lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian,
asuransi, lembaga keuangan mikro, dan pasar modal. Peranan internet dalam teknologi informasi
juga telah digunakan untuk mengembangkan industri keuangan (financial industry)melalui
modifikasi dan efisiensi layanan jasa keuangan yaitu dikenal dengan istilah financial technology
atau
biasa disebut fintech .

10
• Berikut jenis-jenis fintech:

1. Peer to Peer Lending


Peer to peer lending (P2PL) adalah platform yang memepertemukan pemberi pinjaman
ataulender dengan peminjam atau borrower melalui internet. Pinjaman peer to peer
menyediakan mekanisme manajemen kredit dan risiko. Platform ini membantu pemberi
pinjaman dan peminjam memenuhi kebutuhan pribadi mereka dan menggunakan dana
secara efektif (Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, 2016). Contoh P2PL yang
terdaftar resmi di OJK adalah Kredivo, Investree, Cicil dan Modalku.
2. Crowdfunding
Crowdfunding adalah jenis teknologi keuangan di mana konsep atau produk (seperti
desain, program, konten, dan karya kreatif) dirilis ke publik, dan dukungan keuangan
dapat diberikan kepada orang-orang yang tertarik dan ingin mendukung konsep atau
produk tersebut. Crowdfunding dapat digunakan untuk mengurangi Dalam dunia
perbankan, membutuhkan dukungan dari regulator untuk bisa bertransformasi secara
digital.kebutuhan keuangan perusahaan dan memperkirakan permintaan pasar. Contoh
crowdfunding yang ada di Indonesia yakni kitabisa, Santara dan Bizhare.
3. Payment Gateway
Gerbang pembayaran atau payment gateway merupakan platform fintech yang
memberikan layanan keuangan berupa metode pembayaran atau transfer antar pengguna.
Payment gateway pada fintech menghubungkan bisnis e-commerce dengan berbagai bank
sehingga pembeli dan penjual dapat melakukan transaksi. Bentuk lain dari layanan
financial technology dalam kategori ini adalah e-wallet atau dompet digital. Dompet
digital memungkinkan pengguna menghemat uang di aplikasi dan dapat digunakan untuk
transaksi kapan saja, dimana saja. Selain mudah digunakan, pengguna e-wallet tidak
perlu repot dengan perubahan. Contoh e-wallet yang sering kita temui yaitu OVO,
GOPAY, DANA, Shopeepay dan LinkAja.
4. Manajemen Risiko dan Investasi
Manajemen risiko dan investasi fintech dapat membantu Anda membuat keputusan
terkait langkah-langkah keuangan tertentu, seperti memantau kondisi keuangan dan
membuat rencana keuangan menjadi lebih mudah dan praktis. Beberapa perusahaan
fintech investasi dan manaejemen risiko yang populer di Indonesia anatara lain Bibit,
Bareksa, Cekpremi, dan Pasarpolis. Melalui beberapa teknologi keuangan ini, dapat
membantu kita menempatkan dana yang kita miliki ke dalam alat investasi atau asuransi
yang tepat.
5. arket Aggregator
bergerak di bidang yang dapat membandingkan macam-macam produk keuangan dari
berbagai penyedia jasa keuangan. Serta mengacu pada portal yang mengumpulkan
beragam informasi terkait keuangan untuk disuguhkan ke audiens atau pengguna. Adanya
fintech ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang baik sebelum mengambil

11
keputusan terkait produk-produk finansial. Contoh: Cekpremi.com, Cekaja.com, dan
Cermati.com
6. Microfinancing
Bergerak di bidang layanan fintech yang menyediakan layanan keuangan bagi
masyarakat kelas menengah ke bawahyang tidak memiliki akses ke institusi perbankan.
Serta berusaha menjembatani permasalahan tersebut dengan menyalurkan secara
langsung modal usaha dari pemberi pinjaman kepada calon peminjam.Contoh Lembaga
Keuangan Mikro di Indonesia: Bank Desa, Bank Wakaf Mikro ,Lumbung Desa, Bank
Pasar, Bank pepegawai, Bank Kredit Desa (BKD), Bank Kredit Kecamatan (BKK),Kredit
Usaha Rakyat Kecil (KURK)

D. PERUSAHAAN FINTECH DIBAWAH PENGAWASAN OJK DAN BI

Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan aturan PBI No.19/12/PBI/2017 tentang


Penyelenggaraan Teknologi Finansial (Financial Technology/Fintech) : “Bank Indonesia
mengatur mengenai kewajiban pendaftaran di Bank Indonesia bagi Penyelenggara Teknologi
Finansial yang melakukan kegiatan sistem pembayaran. Kewajiban pendaftaran tersebut
dikecualikan bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang telah memperoleh izin dari Bank
Indonesia dan bagi Penyelenggara Teknologi Finansial yang berada dibawah kewenangan
otoritas lain,”
POJK No.77/POJK.01/2016 yang mengatur.
1. Bahwa teknologi informasi telah digunakan untuk mengembangkan industri keuangan
yang dapat mendorong tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi masyarakat.
2. Bahwa dalam rangka mendukung pertumbuhan lembaga jasa keuangan berbasis
teknologi informasi sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomiamasyarakat.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi;

Perkembangan sandbox dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
mengakomodasi inovasi fintech. Namun, kecenderungan regulasi selalu tertinggal oleh inovasi
memang tak terhindarkan sehingga sosialisasi lebih intensif rasanya mulai diperlukan.

12
Beberapa jenis fintech yang telah mature di bawah naungan BI di antaranya fintech sistem
pembayaran, e-money dan e-wallet. Sementara itu, OJK telah menelurkan regulasi khusus untuk
marketplace investasi, securities crowdfunding dan project financing di bawah OJK pasar modal,
serta fintech peer-to-peer lending (P2P lending) di bawah OJK Industri Keuangan Non-Bank
(IKNB).
Klaster fintech masih bernaung dalam regulatory sandbox atau IKD OJK yang terbagi dalam
empat kategori.

 Pertama, kategori funding terdiri dari aggregator, funding agent, dan financial planner.
 Kedua, kategori financing terdiri dari blockchain-based, ECF, project financing, financial
agent, property investment management, dan P2P lending.
 Ketiga, yaitu kategori insurance yang memiliki InsurTech dan Insurance Broker
Marketplace.
 Keempat, ada kategori enabler yang terdiri atas claim service handling, credit scoring,
RegTech, otentifikasi transaksi, E-KYC, dan online distress solution.

E. CONTOH KASUS FINTECH YANG TIDAK TERDAFTAR DI INDONESIA

Kasus fintech di Indonesia dari segala kasus yang ada salah satunya adalah Praktik
pinjaman online (pinjol) kian meresahkan masyarakat Cara instan meminjam uang via aplikasi
dalam jaringan (daring) ini justru menjerat para nasabah dengan bunga kredit yang mencekik
serta ancaman teror dari perusahaan pinjol. Kasus penipuan pinjol ilegal dan tindakan intimidasi
kepada nasabah oleh sekelompok preman berkedok perusahaan finansial merebak di sejumlah
daerah. pemerintah bertekad melakukan upaya bersama untuk memberantas dan menindak tegas
praktik-praktik pinjaman online ilegal yang merugikan masyarakat. Karena yang banyak
berdampak adalah masyarakat kecil, khususnya masyarakat dari sektor ultra mikro dan UMKM.
Binary Option merupakan produk keuangan di mana pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi diberi opsi atau pilihan. Contoh kasus Binary Option adalah seseorang menebak harga

13
suatu instrumen keuangan, seperti forex, kripto, atau indeks saham akan mengalami kenaikan
atau penurunan dalam waktu tertentu.
Kemudian Robot Trading adalah piranti lunak yang melakukan otomasi dalam aktivitas jual
beli valas dan banyak diperjual belikan secara terbuka dan legal. Namun, Robot Trading yang
dipermasalahkan ini berani memberikan jaminan keuntungan tetap setiap bulan.Contoh dari
Robot Trading adalah Binomo dan DNA Pro. Untuk mencegah masyarakat terjebak dalam
investasi berkedok judiIni bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan bagi masyarakat agar
dalam berinvestasi tidak tergiur dengan iming-iming imbal hasil yang tinggi,
Modus yang digunakan oleh pelaku juga kian beragam untuk menyembunyikan atau
menyamarkan dana hasil investasi ilegal tersebut. Salah satu modusnya dengan menyimpan dana
tersebut dalam bentuk aset kripto, penggunaan rekening milik orang lain, serta dipindahkan ke
berbagai rekening di beberapa bank untuk mempersulit penelusuran transaksi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

OJK merupakan lembaga yang mengatur terkait lembaga keuangan baik


Sektor keuangan yang diawasi OJK adalah meliputi kegiatan yang ada di sektor perbankan,
pasar modal, hingga sektor industri keuangan non bank (IKNB) seperti asuransi, dana pensiun,
lembaga pembiyaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Ketentuan BI tersebut Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
peyelenggaraan lembaga keuangan, Mewajibkan penyelenggara lembaga keuangan
untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya, dan mengatur serta menjaga
kelancaran sistem pembayaran lembaga keuangan yang cepat, tepat,dan lembaga
keuangan yang sehat.
Fintech adalah singkatan dari financial technology yang merupakan jasa
keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi yang biasanya merupakan
pembangunan sistem terintegrasi yang mempermudah transaksi finansial.
Berikut jenis-jenis fintech:
1. Peer to Peer Lending
2. Crowdfunding
3. Microfinancing

14
4. arket Aggregator
5. Payment Gateway
6. Manajemen Risiko dan Investasi

Contoh kasus fintech yang paling populer yaitu pinjol online, binomo dan robot treding

B. SARAN

Demikian makalah ini penulis buat dengan sebaik-baiknya. Dan menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini . penulis akan memperbaiki kekurangan dan
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini dengan berpedoman kepada banyak sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu,penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar penulis bias menuliskan dengan baik lagi kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia,2009,Bank Indonesia,Bank Sentral Republik Indonesia.Pusat Pendidikan dan


Study Kesentralan Sentra Indonesia

Zulfi Diane Zaina, "Hubungan Hukum Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pascca pengalihan Fungsi Perbankan", Jurnal Media Hukum,
Vol.20 No. 2, Desember 2013 hlm. 377.

Irham Fahmi, (2014), Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Bandung: Alfabeta
Permadi Gandapradja, (2004), Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Surti Yustiantia, Kewenangan Pengaturan Dan Pengawasan Perbankan Oleh Bank Indonesia Dan
Otoritas Jasa Keuangan (Ojk), Acta Diurnal Volume 1, Nomor 1, Desember 2017

Adrian Sutedi, 2014, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, Raih Asa Sukses, Jakarta.

Inosensius Samsul, Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan Pasca Pembentukan. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK),

15
16

Anda mungkin juga menyukai