Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Bank Indonesia(BI) Dan Otoritas Jasa Keuangan(OJK)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah bank dan
lembaga keuangan non bank Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, Program Studi
Perbankan Syariah 3

DOSEN MATA KULIAH :


Dr. ANDI RUSLAN, SE., M.S

DI SUSUN OLEH :

A. NUR YUSMARLIANA

(612062019086)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala puji bagi Allah Subahana wa ta’ala yang teleh memberikan


kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Tak lupa pula kita kirimkan solawat dan salam kepada Nabi
Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa manusia dari masa
jahilia kemasa intelektual seperti saat ini. Makalah yang kami buat ini memaparkan
tentang “BANK DAN LEMBAGA KEUNGAN NON BANK”. Makalah ini kami
buat dengan maksud untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen
“Dr. ANDI RUSLAN, SE.,M.S” pada semester tiga ini dengan mata kuliah bank dan
lembaga keungan non bank.

Kami berharap makalah ini dapat memberi sumbansi kepada para pembaca
dalam proses pembelajaran, dapat menambah pengetahuan pembaca maupun penulis
itu sendiri serta dapat menjadi bahan referensi bagi kawan mahasiswa.

Kami selaku penyusun makalah sangat sadar akan kekurangan dalam


pembuatan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari kawan
mahasiswa terlebih kepada dosen mata kuliah kuliah bank dan lembaga keungan non
bank sendiri agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Sekian dan terimaksih

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Watampone, 14 Desember 2020


Penyusun

A.NUR YUSMARLIANA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Sejarah berdirinya Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan...........
B. Tugas Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan...............................
C. Wewenang Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.......................
D. Struktur organisasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan..........
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lembaga keuangan perbankan merupakan kegiatan usaha yang paling


dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya di dunia ekonomi. Yang mana
fungsinya sebagai pengumpul dan menyalurkan dana, yang sangat berperan demi
menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Perbankan sekarang ini bukanlah
sesuatu yang asing bahkan, pada masa sekarang masyarakat kita terutama yang
hidup di perkotaan sudah sering menggunakan jasa perbankan. Dan sebagian
besar masyarakat pedesaan pun sudah terbiasa mendengar kata bank, hanya saja
perlu diingat bahwa pengenalan bank dari sebagian masyarakat ini, baru sebatas
dalam artian sempit. Masyarakat mengenal bank masih sebatas yang ada
kaitannya dengan tabungan atau kredit, selebihnya banyak kurang tahu, padahal
begitu banyak layanan bank yang dapat dinikmati oleh masyarakat saat ini. Begitu
juga halnya dengan masyarakat muslim yang ada di pedasaan, mereka cenderung
kurang mengetahui tentang perbedaan antara bank mana yang sesuai dengan
Syari’ah Islam dan bank mana yang tidak sesuai dengan Syari’ah Islam.

Pengetahuan bagi masyarakat muslim yang paling mendasar terhadap


perbedaan bank konvensional dengan bank Syari’ah adalah bunga dan bagi hasil.
Padahal masih banyak perbedaan dari kedua perbankan tersebut, salah satunya
adanya dewan pengawas syari’ah yang berfungsi mengawasi jalannya operasional
sehari-hari lembaga keuangan syari’ah agar selalu sesuai dengan ketentuan.

syari’ah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah berdirinya Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

1. Sejarah Bank Indonesia (BI)

Kembali di era pemerintahan Hindia-Belanda, De Javasche Bank didirikan


tepatnya pada tahun 1828. De Javasche Bank bertugas mencetak dan mengedarkan
uang. Kira-kira satu abad kemudian, tepatnya pada tahun 1953, Bank Indonesia
dibentuk dengan menggantikan fungsi dan peran De Javasche Bank. Sebagai bank
sentral, Bank Indonesia saat itu memiliki tiga fungsi utama yaitu di bidang
perbankan, moneter, dan sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia juga diberi
wewenang untuk melakukan fungsi bank komersial sebagaimana pendahulunya.

Lima belas tahun kemudian pemerintah menerbitkan Undang-Undang Bank


Sentral yang isinya mengatur tentang tugas serta kedudukan Bank Indonesia.
Undang-Undang ini tentunya juga sebagai pembeda atas bank-bank lain yang
melakukan fungsi komersial. Setelah diterbitkan Undang-Undang tersebut, Bank
Indonesia juga memiliki tugas tambahan yaitu membantu pemerintah dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pada tahun 1999 Bank Indonesia memasuki era baru dalam sejarah sebagai
Bank Sentral independen yang memiliki tugas dan wewenang untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas tersebut ditetapkan dalam Undang-Undang
No. 23 Tahun 1999.

Setelah itu, beberapa amendemen Undang-Undang Bank Indonesia dilakukan.


Pertama pada tahun 2004, UU Bank Indonesia diamendemen dengan konsentrasi
pada aspek penting yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
Bank Indonesia. Amendemen selanjutnya yaitu pada tahun 2008 ketika pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 2 tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas UU No. 23 tahun 1999. Dalam perubahan tersebut ditegaskan
bahwa Bank Indonesia juga berperan sebagai bagian dari upaya dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan. Perubahan Undang-Undang tersebut ditujukan untuk
mewujudkan ketahanan perbankan secara nasional untuk menanggulangi krisis global
melalui peningkatan akses perbankan terhadap layanan pembiayaan jangka pendek
dari BI.

2. Sejarah Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa


Keuangan yang telah diresmikan pada 16 Juli 2012. Ada lima langkah yang dilalui
OJK, sebelum pada akhirnya OJK menjalankan seluruh rangkaian tugasnya secara
menyeluruh, antara lain:

 15 Agustus 2012 dibentuk Tim Transisi OJK Tahap I yang bertugas untuk
membantu para Dewan Komisioner OJK dalam melaksanakan tugas.
 31 Desember 2012, OJK secara efektif beroperasi dengan cakupan tugas
Pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank.
 18 Maret 2013, dibentuk Tim Transisi OJK Tahap II yang bertugas membantu
Dewan Komisioner OJK yang melasanakan pengalihan fungsi, tugas dan
wewenang Pengaturan dan Pengawasan Perbankan dari BI.
 31 Desember 2013, OJK sepenuhnya menjalani tugasnya dalam mengawasi
kinerja Perbankan.
 01 Januari 2015, OJK mulai meluaskan pengawasannya ke industry Non-
Bank, yaitu Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
B. Tugas Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
1. Tugas Bank Indonesia
Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal dan tiga pilar utama dalam
mendukung tercapainya tujuan tunggal tersebut. Mengingat peran dan
kapasitasnya sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia mengemban amanat untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Maka dari itu, Bank
Indonesia memiliki beberapa tugas seperti:

 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa


 Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain
 Membuat dan mengawasi regulasi untuk semua bank yang ada di
Indonesia
 Melakukan penelitian juga pemantauan
 Menyimpan uang kas negara dan memberikan bantuan dana kepada
Bank-Bank di Indonesia yang sedang mengalami krisis.
Untuk mengukur aspek pertama bisa dilihat melalui laju perkembangan
inflasi, sedangkan aspek kedua bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap
mata uang negara lain.
Dengan satu tujuan tunggal tersebut, diharapkan Bank Indonesia dapat
memfokuskan langkah serta memperjelas batasan-batasan tanggung jawab
yang harus dilakukan. Oleh karena itu, masyarakat maupun pemerintah dapat
dengan mudah melihat bagaimana kinerja Bank Indonesia.
2. Tugas Otoritas Jasa Keuangan
OJK memiliki tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal dan IKNB. Setiap
sektor keuangan tersebut menjalankan serangkaian tugas yang hampir
semuanya terbilang sama.
Secara rincinya tugas tersebut adalah menyusun peraturan, pembinaan,
pengawasan, penegakan hukum yang telah dibuat dan sebagainya. Adanya
tugas tambahan lain, biasanya tergantung dari keputusan yang diberikan oleh
Dewan Komisioner.

C. Wewenang Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan


1. Wewenang Bank Indonesia
a. Dalam rangka melaksanakan tugas
menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, BI memiliki kewenangan:
 Menetapkan sasaran-sasaran moneter, dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi.
 Melakukan pengendalian moneter, dengan menggunakan
berbagai instrumen kebijakan moneter (operasi pasar terbuka,
fasilitas diskonto, penetapan giro wajib minimum, dan imbauan).

b. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga


kelancaran sistem pembayaran, BI diberi kewenangan:
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran :
Meliputi mengeluarkan, mengedarkan, menarik, dan memusnahkan
uang rupiah, termasuk menetapkan macam, harga, ciri uang, bahan
yang digunakan, serta tanggal mulai berlakunya.

 Mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran :


Meliputi kewenangan memberikan izin kepada pihak lain untuk
menyelenggarakan jasa sistem pembayaran, mengatur sistem kliring
dan menyelenggarakan kliring antar bank serta menyelenggarakan
penyelesaian akhir (setelmen) transaksi pembayaran antarbank.
c. Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank,
BI memiliki kewenangan:
memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank-menetapkan peraturan di bidang perbankan-
melaksanakan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak
langsung-mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan
perundangan.
2. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lain (2013) karya Totok
Budisantoso dan Nuritomo, dijelaskan bahwa wewenang Otoritas Jasa
Keuangan dibagi menjadi tiga, yaitu:
Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam tugas pengaturan dan
pengawasan jasa keuangan di sektor perbankan
Wewenang ini terdiri atas:
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang
meliputi perizinan untuk pendirian bank dan kegiatan usaha bank.
 Pengaturan dan pengawasan tentang kesehatan bank yang meliputi
laporan bank yang berhubungan dengan kesehatan dan kinerja bank,
sistem informasi debitor, pengujian kredit, dan standar akuntansi bank.
 Pengaturan dan pengawasan tentang aspek kehati-hatian bank yang
meliputi manajemen risiko, tata kelola bank, pemeriksaan bank, dan
prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang.
Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam tugas pengaturan lembaga
bank dan non bank.
Dilansir dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan, wewenang ini terdiri atas:
 Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
 Menetapkan peraturan perundang-undang di sektor jasa keuangan.
 Menetapkan peraturan tentang pengawasan di sektor jasa keuangan.
 Menetapkan peraturan tentang tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.
 Menetapkan peraturan tentang tata cara penetapan pengelola statuter
pada lembaga jasa keuangan.
 Menetapkan peraturan tentang tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.

Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam tugas pengawasan lembaga


bank dan non-bank.
Wewenang ini terdiri atas:
 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan.
 Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh
Kepala Eksekutif.
 Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan pihak
tertentu.
 Melakukan penunjukan pengelola statuter.
 Menetapkan penggunaan pengelola statuter.
 Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.
 Memberikan dan mencabut izin usaha.
D. Struktur Organisasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

1. Struktur organisasi Bank Indonesia

3. Struktur organisasi Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan memiliki dua struktur, yakni Dewan Komisioner
dan Pelaksana Kegiatan Operasional.

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari:


 Ketua merangkap anggota.
 Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota.
 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota.
 Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota.
 Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap
anggota.
 Ketua Dewan Audit merangkap anggota.
 Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
 Anggota ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia.
 Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan
pejabat setingkat Eselon I Kementerian Keuangan.
Pelaksana Kegiatan Operasional Otoritas Jasa Keuangan terdiri dari:
 Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I.
 Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen
Strategis II.
 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan
Sektor Perbankan.
 Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang
Pengawasan Sektor Pasar Modal.
 Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang
Pengawasan Sektor IKNB.
 Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen
Risiko.
 Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen memimpin bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.

Setiap Kepala Eksekutif dibantu oleh Deputi Komisioner dan Kepala


Departemen yang masing-masing membawahi suatu bidang yang spesifik.
Misalnya, Kepala Eksekutif Pasar Modal dibantu oleh Deputi Komisioner
Pengawas Pasar Modal I dan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II. Di
bawah dua Deputi Komisioner tersebut ada Departemen Pengawasan PM 1A,
Departemen Pengawasan PM 1B, Departemen Pengawasan PM 2A dan
Departemen Pengawasan PM 2B.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia. Dimana merupakan
lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau
pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank
Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau
mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status
dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif
dan efisien.Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan,
pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 21 tersebut.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi
beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember
2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan beralih ke OJK pada 31
Desember 2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada 2015.
DAFTAR RUJUKAN
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/otoritas-jasa-keuangan

https://www.bi.go.id/id/institute/mengenal/organisasi/Contents/default.aspx

https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-Fungsi.aspx - :~:text=Otoritas
%20Jasa%20Keuangan%20(OJK)%20mempunyai%20tugas%20melakukan%20pengaturan
%20dan%20pengawasan,Pasar%20Modal%2C%20dan%20sektor%20IKNB

Anda mungkin juga menyukai