Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELOMPOK 5

“BANK DAN BANK PENGKREDITAN RAKYAT”

NAMA NIM
AKMALIYAH :210159
ASIFATUNISA :211278
EGI MAKMURI :210871
ESA NUGRAHA :210584

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI : MANAJEMEN

UNIVERSITAS PRIMAGRAHA
SERANG 2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kamipanjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepa twaktu. Makalah ini kami
berijudul “Bank dan Bank Pengkreditan Rakyat”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu
.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok
sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar Mahasiswa.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Makadari itu
kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas
berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan para pembaca. Aamiin……
DAFTARISI

HALAMANJUDUL ..................................................................................................................... i
KATAPENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTARISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .......................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 2

BAB II ISI

A. Sejarah Perbankan .................................................................................................................... 3


B. Undang–Undang Perbankan ..................................................................................................... 5
C. Pengertian Bank ........................................................................................................................ 6
D. Fungsi Utama Bank .................................................................................................................. 6

E. Bank Pengkreditan Rakyat........................................................................................................ 6

F. Pengertian Bank Pengkreditan Rakyat ...................................................................................... 7

G. Tujuan Bank Pengkreditan Rakyat ........................................................................................... 7

H. Usaha Bank Pengkreditan Rakyat ............................................................................................ 8

I. Larangan Bank Pengkreditan Rakyat......................................................................................... 9

J. Bentuk Hukum Bank Pengkreditan Rakyat ............................................................................... 9

K. Jenis Bank Pengkreditan Rakyat .......................................................................................... 10

L. Sumber Dana Bank ............................................................................................................... 10

M. Penyaluran Dana Bank ......................................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ............................................................................................................................... 19
BABI
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Bank merupakan salah satu sumber penyedia dana yang diantaranya dalam bentuk perkreditan
bagi masyarakat atau perorangan dan badan usaha guna memenuhi kebutuhan konsumsi atau
untuk meningkatkan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam
sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan masyarakat memerlukan bantuan untuk
meningkatkan usahanya yang tentu memerlukan modal dengan bantuan bank untuk tambahan
modal diperoleh kredit.Secara otomatis akan terwujud adanya suatu hubungan hokum berupa
perjanjian kredit dimana pihak bank berkedudukan sebagai kreditur sedangkan para nasabahnya
berkedudukan sebagai debitur.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Sejarah Perbankan?
2. Apa saja UU mengenai perbankan?
3. Apa yang dimaksud Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat?
4. Dari mana saja sumber dana bank?
5. Bagaimana penyaluran dana bank tersebut?
BAB II ISI

A. Sejarah Perbankan

Sejarah perbankan Indonesia dimulai sejak berdirinya De Javashe Bank pada 10 Oktober
1828.Didirikan oleh pemerintah Belanda dengan tugas dan kegiatan antara lain memperoleh hak
octrooi (istimewa) mengeluarkan uang kertas, memperdagangkan valutaasing dan menjalankan
fungsi sebagai bank umum. De Javashe Bank inilah yang sekarang menjadi Bank Indonesia,
setelah dinasionalisasi dengan UU No 11 tahun 1953 tentang UU Pokok Bank Indonesia.
Selanjutnya,berdiri bank-bank lain seperti Nederland she Handel Maatschappij (Bank Ekspor
Impor Indonesia (Bank Exim), Escompto bank (BankDagang Negara), Nationale Escompto
Bank( Bank Bumi Daya, Algemene Volkcrediet Bank (Bank Rakyat Indonesia),Post paarbank
(BankTabunganNegara).Dalam perkembangannya, tujuan, fungsi dan kegiatan bank berubah
sejalan dengan kondisi politik, ekonomi,social dan budaya, baik nasional maupun internasional.
Landasan hukum sebagai dasar operasional perbankan tersebut juga berubah-ubah dari waktu
kewaktu sejalan dengan berbagai kepentingan tersebut di atas. Undang-Undang Perbankan
pertama adalah UU No 14 tahun 1967.Dalam perjalanannya kedua UU tersebut (UU tentang
Perbankan dan UU tentang Bank Sentral) telah berhasil mengawal kegiatan perbankan nasional,
tercermin dari penggantian UU Perbankan baru dilakukan pada tanun 1992 dan UU Bank
Sentral/Bank Indonesia pada tahun 1999. Pasal-pasal kedua UU tersebut juga saling mengisi dan
melengkapi, pasal-pasalnya selalu sinkron (tidak ada yang bertentangan). Dalam kurun waktu
pelaksanaannya sampai penggantiannya tidak sekalipun dilakukan revisi/amandemen. Berbeda
dengan kedua UU tersebut, UU No 7 tahun 1992 tentang Perbankan telah diamandemen pada
tahun 1998. Isi pokok amandemen antara lain tentang perijinan pendirian bank yang semula
adalah wewenang kementerian Keuangan diserahkan kepada Bank Indonesia secara
penuh.Sementara untuk UU Bank Sentral, baru diganti tahun 1999 dan telah diamandemen dua
kali yaitu dengan UU No 3 tahun 2004 dan No 6 tahun 2009. Isi amandemen UU No 6 tahun
2009ini hanya mengenai fasilitas pendanaan jangka pendek kepada bank oleh Bank
Indonesia).UU-UU tersebut sudah diberlakukan cukup lama dan dalam butir-butirnya masih
terdapat hal-hal yang bertentangan atau tidak selaras satu sama lain misalnya dalam UU
Perbankan ditetapkan Bank Indonesia adalah sebagai pengawas dan Pembina bank.Sementara
dalam UU tentang Bank Indonesia,tugas pembinaan bank tidak lagi merupakan tugas Bank
Indonesia. Dalam UU tentang Bank Indonesia, tugas Bank Indonesia adalah antara lain mengatur
dan mengawasi bank.Tugas mengawasi bank akan diserahkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan(OJK).
Sebagai lembaga pengawas baru,OJK punya wewenang dalam penyidikan terhadap dugaan tindak
pidana dari hasil pengawasannya. Sesuai dengan bunyi pasal 34 UU no 23 tahun 1999 tersebut
bahwa tugas mengawasi bank akan diserahkan kepada lembaga pengawas sector jasa keuangan
yang independen, namun dalam perjalanan proses pembuatan UU, tugas pengaturan bank juga
diambil alih oleh OJK. Kepastian hokum sangat diperlukan sebagai bagian dari terwujudnya
wibawa hukum.Hukum dan perundang-undangan harus dibuat secara tegas,tidak rancu dan tidak
menimbulkan multitafsir ditengah-tengah masyarakat sehingga dapat diterapkan dengan benar dan
adil.

B. Undang–Undang Perbankan

UU mengenai perbankan yang berlaku saat ini adalah UU No.7 tahun 1992 yang
diubah/diamandemen dengan UU No 10 tahun 1998. UU tersebut sebagai pengganti UU
Perbankan sebelumnya yaitu UU No 14 tahun 1967. Pasal-pasal yang diamandemen antara
lain mengenai kewenangan perijinan pembukaan kantor bank yang semula merupakan
wewenang Kementerian Keuangan diserahkan kepada Bank Indonesia. Perbankan adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha,serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sedangkan pengertian
daribank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana atau bentuk
lainnya(pasal 1 (2) UU No 10 /1998 tentang Perbankan). Badan usaha “Bank” berbeda
dengan badan usaha atau lembaga bisnis lainnya.Selain sebagai lembaga yang
profitoriented, bank adalah lembaga kepercayaan, bagian dari system keuangan nasional
dan bagian dari sistem perekonomian nasional. Sebagai suatu industri, perbankan
merupakan pilar dari industri perbankan itu sendiri dan industri lainnya. Keberadaannya
merupakan satu system yang harus kuat, baik secara individu maupun secara keseluruhan.
Keberadaanya saling terkait, sehingga apabila terdapat salah satu bank yang kolaps, maka
akan mempengaruhi yang lain (systemic). Sebagai konsekuensinya, industri perbankan
adalah lembaga yang paling banyak diatur (most regulate dinstitution).Dengan kondisi
tersebut, maka pembinaan bank memang sangat diperlukan. Dari waktu ke waktu langkah-
langkah pembinaan bank oleh Bank Indonesia baik secara explisit (UU No 10/1998)maupun
implicit (saat ini). Pada era itu bahkan Bank Indonesia menempatkan tugas pembinaan pada
tingkat Direktorat (Direktorat Pengawasan dan Pembinaan Bank ). Penghilangan pasal
pembinaan tidak terlepas dari sejarah panjang perjalanan perbankan Indonesia. Dalam
kurun waktu yang cukup lama sampai berakhir tahun 1999 Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter diberikan pula kewenangan sebagai lender of the last resort dan dalam prakteknya
Bank Indonesia dapat memberikan kredit program dalam skema Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (KLBI) dan Bantuan Likuidtas Bank Indonesia. Hal semacam ini dapat dipandang
sebagai adanya konflik kepentingan dan berlindungnya para bankir “nakal” ketika muncul
permasalahan keuangan bank. Pengertian pembinaan yang sempit semacam ini mendorong
lahirnya Undang-Undang Bank Indonesia yang menempatkan Bank Indonesia sebagai
lembaga independen dan tidak lagi menyalurkan kredit. Permasalahan yang muncul adalah
tugas pembinaan bank sebagaimana termaktub dalam UU Perbankan yang akan hilang
dengan diberlakukannya UU mengenai OJK.Siapakah yang bertugas untuk membina
perbankan nasional, mengingat hal tersebut masih diperlukan. Kiranya perlu dirumuskan
lagi semua perundangan undangan dibidang perbankan agar tidak mengganggu kelancaran
sistem perbankan nasional maupun sistem keuangan nasional sehingga roda pembangunan
nasional berjalan lancar. Semestinya sejak di berlakukannya UU No 23 tahun 1999,
pemerintah harus segera merubah/mengganti UU No 7 tahun 1992 yang diubah dengan
UUNo 10 tahun 1998, karena beberapa pasalnya sudah kurang sesuai dengan UU No 23
tahun1999 dimaksud. Selain mengenai fungsi pembinaan bank oleh Bank Indonesia juga
terdapat pasal-pasal yang multi tafsir seperti pasal 16 mengenai penghimpunan dana dan
pasal pasal sanksi pidana (pasal 65 sampai dengan pasal 72). Pada pasal 16 tentang
penghimpunan dana dari masyarakat yang hanya boleh dilakukan oleh bank seijin pimpinan
Bank Indonesia. Dalam kenyataannya masyarakat saat ini tidak dapat membedakan fungsi
bank dan koperasi. Sekalipun secara substansial memang berbeda antara UU mengenai
Perbankandan UU mengenai Perkoperasioan, namun dalam praktek “terkesan” tidak ada
perbedaan.Perlu dibuat UU yang secara tegas mengatur mengenai masing masing lembaga.
Pada pasal-pasal pidana ( pasal 65 s.d. 72), diatur mengenai sanksi pidana kurungan dan
denda uang, namun untuk denda uang tidak terdapat hukuman pengganti (subsider),
sementara denda uang mulaiRp 2 juta sampai Rp. 15 milyar. Hal demikian akan menyulitkan
pengenaan hukuman bagi tersangka apabila tidak ada alternatif hukuman karena terkait
jumlah uang yang cukup besar yang belum tentu dimiliki oleh terpidana (pelaku tindak
pidana perbankan).

C. PengertianBank

Menurut UUNo10Tahun1998tentangPerbankan,Bankadalahbadanusahayangmenghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepadamasyarakatdalambentukkreditdanataubentukbentuklainnyadalamrangkameningka
tkantarafhiduprakyat banyak.

D. FungsiUtamaBank

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Fungsi bank secara lebih spesifik yakni, sebagai:

a. Agent of Trust Dasar kegiatan utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan.

b. Agent of Devel opment Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana
sangat diperlukan untuk kelancaran disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi yang selalu berkaitan
dengan penggunaan uang.
c. Agent of Service Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank ini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian secara umum. Jasa-jasa bank antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa
penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan.

E. Bank Perkreditan Rakyat

Bank pengkereditan rakyat (disingkat BPR) adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. BPR hanya melakukan kegiatan berupa
simpanan berbentuk deposito berjangak, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat
masyarakat yang membutuhkan.

F. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Pengertian BPR menurut UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank
yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/ataubentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Adanya
perkembangan lembaga keuangan BPR pasca UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992tersebut dan
kondisi lembaga keuangan pada umumnya terutama pada masa dan pasca krisis moneter tahun
1997, maka pengertian BPR mengalami perubahan dengan munculnya UU Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 pasal 1. Dalam UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1disebutkan bahwa BPR
adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.

Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR
dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.

G. Tujuan Bank Perkreditan Rakyat

Dalam melaksanakan usahanya BPR memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat pedesaan

b. Menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan sehingga para petani, nelayan
dan para pedagang kecil di desa dapat terhindar dari lintah darat, pengijon dan Pelepas uang

c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan sesederhana
mungkin sebab yang dilayani adalah orang–orang relative rendah pendidikannya

d. serta mobilisasi modal untuk keperluan pembangunan dan turut membantu rakyat dalam
berhemat dan menabung dnegan menyediakan tempat yang dekat, aman, dan mudah untuk
menyimpan uang bagi penabung kecil

H. Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Kegiatan usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan
mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari spread effect dan pendapatan lain. Adapun usaha-
usaha BPR adalah:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang di tetapkan Peraturan Pemerintah. d. Menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada
bank lain.

I. Larangan Bank Perkreditan Rakyat

Agar peranan BPR sebagai penghimpun dan penyalur dana khususnya untuk kelompok
masyarakat berpendapatan rendah dan kelompok pengusaha ekonomi lemah yang belum mampu
melakukan akses ke lembaga keuangan yang sudah ada dapat optimal, maka BPR dilarang
melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. Menerima simpanan berupa giro

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valutaasing.

c. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan
kebutuhan masyarakat menengah kebawah.

d. Melakukan usaha perasuransian

e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR

J. BentukHukumBankPerkreditanRakyat

a. Perusahaan Daerah

b. Koprasi
c. Perseroan Terbatas

d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah


K. Jenis Bank BPR

Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998, BPR dikelompokkan menjadi 3 jenis diantaranya:

a. BPR Badan Kredit Desa, terdiri dari:


• Bank Desa
• Lumbung Desa
• BPR Bukan Badan Kredit Desa, terdiri dari:
• BPR eks LDKP
• Bank Pasar
• BKPD (Bank Karya Produksi Desa)
• Bank Pegawai
b. LDKP (Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan)
L. Sumber Dana Bank

Sumber dana bank adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk mencari atau
menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya operasi dan pengelolaan bank. Dana yang
dihimpun dapat berasal dari dalam perusahaan maupun lembaga lain diluar perusahaan dan juga
dan dapat diperoleh dari masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya
biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat.
Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari:

a. Dana Sendiri
Dana sendiri lazim disebut pula dengan dana pihak kesatu yang berasal dari pemegang
saham atau pemilik. Pada dasarnya setiap bank akan selalu berusaha untuk meningkatkan
jumlah dana sendiri, selain untuk memenuhi kewajiban menyediakan modal minimum
(CAR=Capital Adequacy Ratio) juga untuk memperkuat kemampuan ekspansi dan bersaing.
Kemampuan setiap bank untuk meningkatkan modal akan tercermin dari besarnya CAR
bank tersebut. Hai ini merupakan salah satu ukuran tingkat kemampuan dan kesehatan suatu
bank, yang akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank (baik
di dalam maupun diluar negeri). Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri)
maksudnya adalah danayang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber
dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana
yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham. Adapun pencarian dana
yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari
• Setoran modal dari pemegang saham, maksudnya adalah setoran para pemegang
saham lama.
• Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan cadangan laba pada tahun
lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja
disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
• Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.

Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relative
lebih besar dari pada jika meminjam kelembaga lain.

Dana dari Masyarakat Luas (Dana Pinjaman)

Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber
dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relative paling mudah jika dibandingkan dengan
sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan bank
dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Akan tetapi pencarian sumber
dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri. Adapun
sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk:

• Rekening giro (demand deposit) yaitu simpanan yang penarikannya setiap saat dengan
cek, bilyet giro atau tunai.

• Rekening tabungan (saving deposit) dana yang penarikannya dengan syarat tertentu
(buku tabungan, atm, dll) dan tidak dengan cek atau bilyetgiro.

• Rekening deposito (time deposit) yaitu simpanan yang penarikannya hanya saat jatuh
tempo sesuai kesepakatan, yang berasal dari nasabah atau perorangan.

• Deposito yang tidak ditransaksikan merupakan sumber utama pendanaan bank.Pemilik


tidak dapat menuliskan cek pada deposito yang tidak ditransaksikan. Adadua jenis
deposito yang tidak dapat ditransaksikan yaitu tabungan dan deposito berjangka

Di mana rekening giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau balasjasa
yang dibayar paling murah jika dibandingkan rekening tabungan dan rekening deposito
yang ditanggung oleh bank dengan bunga dan pengembalian yang cukup tinggi.Dana-
dana seperti inilah yang ditargetkan oleh bank harus lebih tinggi dari pada beberapa
sumber dana yang lain agar keuntungan bank dapat dimaksimalkan tanpa mengecewakan
nasabah.
Dana yang Bersumber dari Lembaga Lainnya (Dana Pinjaman)

Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dari sumber dana ini relatif
mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja.Kemudian dana yang diperoleh dari
sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi
tertentu.Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

1. Kredit liku iditas dari Bank Indonesia

Merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami
kesulitan liku iditasnya. Kredit liku iditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-
sektortertentu.

2. Pinjaman antar bank(callmoney)

Biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang kalah kliring sehingga
membutuhkan dana yang cukup besar dalam tempo yang mendesak sehingga
mengharuskan bank meminjam kepada bank lain dengan jangka waktu pengembalian
yang pendek sertatingkat pengembalian bunga yang cukup tinggi.

3. Pinjaman antar bank melalui inter bank callmoney market

Pinjaman ini bersifat jangka pendek berupa pinjaman dari bank lain melalui inter bank
call money market dengan bunga yang relatif tinggi. Pinjaman antar bank ini berbeda
dengan call money karena pinjaman ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan
dana mendesak dalam jangka pendek, melainkan untuk memenuhi suatu kebutuhan dana
yang lebih terencana dalam rangka pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan
bank.

4. Pinjaman dari lua rnegeri

Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankkan dari pihak luar negeri. Sebagai
contoh:Bank mendapatkan dana dari meminjam kepada the Federal Reser ve System
(Bank Sentral AS), the Federal Home LoanBank, atau bank lain dan perusahaan.

5. Surat berharga pasar uang(SBPU)


6. Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualkan kepada pihak
yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan.
i. Dana lainnya

Selain dapat berasal dari dana sendiri, dana deposan, dana pinjaman, sumber penghimpunan
dana berasal dari sumber-sumber lain yang tidak dapat digolongkan dalam jenis dana di atas.
Sumber dana yang lain ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan usaha dan
perekonomian secara umum seperti:

1) Dana Transfer

Salah satu jasa yang diberikan bank adalah pemindahan dana. Pemindahan dana bisa berupa
pemindah bukuan antar rekening, dari uang tunai ke suatu rekening, atau dari suatu rekening
untuk kemudian hari ditarik tunai.Sebelum dana tranfer ini ditarik oleh penerima transfer atau
selama masih mengendap di bank, dana ini dapat digunakan oleh bank untuk mendanai
usahanya. Dana ini jelas hanya akan mengendap dalam waktu yang sangat singkat. Namun,
sumber dana ini digolongkan sebagai sumber dana yang tidak berbiaya.

Dana transfer yang tersimpan dibank tidak menimbulkan kewajiban bagi bank untuk
memberikan imbal jasa berupa bunga sehingga dana ini merupakan dana murah bagi bank.
Mengingat dana transfer biasanya hanya mengendap dalam waktu singkat, maka dana ini
termasuk dana jangka pendek.

2) Setoran Jaminan
Setoran Jaminan sering disingkat menjadi storjam merupakan sejumlah dana yang wajib diserahkan
oleh nasabah yang menerima jasa-jasa tertentu di bank. Dengan adanya storjam, nasabah
diharapkan mempunyai komitmen untuk berperilaku positif sehingga di kemudian hari bank tidak
harus mengalami kerugian karena menangung risiko yang timbul. Storjam ini juga dibutuhkan
sebagai dana untuk menutup sebagian kerugian bank yang mungkin timbul akibat terjadinya risiko.
Dana storjam yang tersimpan dibank tidak menimbulkan kewajiban bagi bank untuk memberikan
imbal jasa berupa bunga sehingga dana ini merupakan dana murah yang dapat digunakan bank
untuk kegiatan usahanya.Dana storjam ini biasanya hanya akan mengendap di bank untuk jangka
pendek dan menengah sesuai jangka waktu jasa yang diberikan oleh bank. Penggunaan dana
storjam ini harus disesuaikan dengan jangka waktu storjam itu sendiri.

M. Penyaluran Dana Bank

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban apabila dibiarkan saja tanpa ada
alokasi penggunaan dana tersebut yang produktif. Bank berusaha mengalokasikan dananya
dalam bentuk beberapa aktiva dengan berbagai macam pertimbangan.

Ada 3 hal yang yang selalu diperhatikan bank yaitu ; Resiko, hasil , jangka waktu dan liku
iditas.Secara lebih rinci alokasi dana yang telah berhasil dihimpun oleh bank didapat dalam
bentuk:

• Cadangan Likuiditas yaitu aktiva yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
jangka pendek dan resiko dari aktiva ini tergolong rendah bahkan terkadang aktiva ini disebut
aktiva yang tidak produktif (idlefund). Cadangan likuiditas terdiri dari 2 kategori yaitu:

1) Cadangan primer(primaryreserves)

Primary reserve merupakan sumber utama bagi likuiditas bank, terutama untuk menghadapi
kemungkinan terjadi penarikan oleh nasabah bank, baik berupa penarikan dana masyarakat
yang disimpan pada bank tersebut maupun penarikan kredit sesuai dengan kesepakatan yang
dibuat antara pihak bank dan debitor dalam perjanjian kredit yang dibuat dalam notaris
publik. Dengan demikian, pembentukan cadangan primer dimaksudkan untuk memenuhi
ketentuan likuiditas wajib minimum, keperluan operasi bank, penarikan simpanan, dan
permintaan pencairan kredit dari nasabah. Selain itu,cadangan primer juga untuk
penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban kewajiban bank lainnya yang harus segera
dibayar. Dalam praktiknya, primary reserve adalah dana kas dan saldo rekening Koran bank
pada Bank Indonesia dan bank-bank lainnya,serta
warkat-warkat dalam proses penagihan. Komponen-komponen ini sering pula disebut sebagai
alat-alat likuid.

2) Cadangan sekunder.

Prioritas kedua di dalam alokasi adalah penempatan dana-dana ke dalam noncash liquidasset
yang dapat memeberikan pendapatan kepada setiap bank setiap saat dan dapat dijadikan uang
tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank.

Surat-surat berharga tersebut antara lain Surat Berharga Pasar Uang atau SBPU, Sertifikat
Bank Indonesia atau SBI dan surat berharga jangka pendek lainnya.

Tujuan utama dari secondary reserve adalah untuk dijadikan supplement atau cadangan
pengganti bagi primary reserve. Karena sifatnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi
bank selain berfungsi sebagai cadangan, secondary reserve dapat memberikan dua manfaat
bagi bank,yaitu untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan profitibilitas bank.

Penyaluran kredit (Loan) merupakan salah satu dari cara bank menyalurkan dana yang
didapatnya. Penyaluran kredit ini tergolong aktiva produktif atau tingkat penerimaannya
tinggi tetapi resiko dari pernyaluran kredit ini juga tergolong tinggi dibanding yang lain.
Penentuan besarnya volume kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

• Reserve Requirement (RR) Reserve requirement adalah ketentuan bagi setiap bank umum
untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa rekening giro bank tersebut
pada Bank Indonesia. Besarnya RR telah mengalami perubahan sebagai berikut.

• Sebelum Pakto' 88 sebesar 10%


• Setelah Pakto' 88 sebesar 2%
• Pada tahun 1996 sebesar 3%
• Sejak tahun 1997 sebesar 5%
• Loan to Deposit Ratio (LDR)

• Loan to deposit adalah antara besarnya seluruh volume kredit yang telah disalurkan oleh
bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia tanggal 29 Mei 1993, dana yang dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut
adalah dana masyarakat/dana pihak ketiga, Kredit Likuiditas Bank Indonesia atau KLBI (jika
ada), dan modal inti bank.

• Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu bank untuk
memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabah grup) yang
besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank tersebut.

• Investasi yang dilakukan bank termasuk ke dalam cara bank menyalurkan dananya
kebeberapa bidang atau proyek yang sedang berjalan maupun yang akan dilakukan melalui
keikutsertaan bank di dalam kepemilikan saham. Investasi ini dapat berupa penerimaan dana
dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek dan panjang, atau berupa penyertaan
langsung pada badan usaha lain (saham). Bentuk surat berharga berupa saham dan obligasi.
Tentang penyertaan langsung berdasarkan UU no 7 tahun 1992 bank hanya boleh melakukan
penyertaan pada dua jenis badan usaha yaitu lembaga keuangan dan debitor yang kreditnya
macet dan penyertaannya bersifat sementara. Resiko investasi tergolong tinggi karena aktiva
ini termasuk aktiva yang produktif.

• d.Bank dapat menyalurkan dananya untuk aktiva tetap dan inventaris. Aktiva ini tergolong
aktiva yang tidak produktif tetapi beresiko sangat tinggi namun bank harus tetap
mengalokasikan dananya pada aktiva ini karena bank harus mempunyai inventaris kantor dan
dengan mengalokasikannya diharapkan gambaran masyarakat terhadap bank dapat lebih
baik.
BABIII
PENUTUP

A.KESIMPULAN

UU mengenai perbankan yang berlaku saat ini adalah UU No. 7 tahun 1992 yang
diubah/diamandemen dengan UU No 10 tahun 1998. UU tersebut sebagai pengganti UU
Perbankan sebelumnya yaitu UU No.14 tahun 1967. Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat.

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan
dana sebagai usaha BPR.

Dana yang dihimpun dapat berasal dari dana sendiri,dana dari masyarakat luas( dana
pinjaman),dana yang bersumber dari lembaga lainnya (danapinjaman),dan dana lainnya.

Penyaluran dana yang telah dihimpun oleh bank dalam bentuk : cadangan likuiditas yang terdiri
dari cadangan primer (primary reserves) dan cadangan sekunder, penyaluran kredit (loan),
investasi dan penyaluran untuk aktiva tetap.

Anda mungkin juga menyukai