Anda di halaman 1dari 16

1

PERBANKAN
Tema : Lembaga perbankan di indonesia
Di
S
U
S
U
N
OLEH

NIZA KARMILA DEWI


( 17120026 )

Dosen Pembimbing: MARZUKI, SE.M.SI

PROGRAM STUDI EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
tugas dari dosen pada mata kuliah Bank dan lembaga keuangan lainnya tentang
“Lembaga Perbankan di Indonesia”.
Tercurah dari segala kemampuan yang ada , kami berusaha membuat
makalah ini dengan sebaik mungkin, namun demikian kami menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami, maka dengan sepenuh hati kami mohon maaf dan
mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya.
Tujuan kami menyusun makalah ini untuk menjelaskan tentang aspek
hukum perbankan, sumber hukum bank dan lembaga perbankan (konvensional
dan syariah, lingkup aspek hukum dalam perbankan, sumber hukum yang berlaku
di Indonesia dan arti penting lembaga perbakan( konvensional dan
syariah). Terakhir kami ucapkan terimakasih untuk semua pihak yang
sudah membantu dan memudahkan penyelesaian makalah ini, kami berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Banda Aceh, Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1


A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................4


A. Pengertian Hukum Perbankan ................................................................ 4
B. Sumber Hukum Perbankan ..................................................................... 5
C. Sumber-sumber Hukum di Indonesia .................................................... 7
D. Lingkup Aspek Hukum Dalam Perbankan ........................................... 8
E. Asas dan Fungsi Perbankan ................................................................. 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................12


A. Kesimpulan ......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam nomor satu di
dunia, yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju. tapi
sayangnya banyak hambatan-hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut.
Salah satu faktornya adalah kondisi keuangan yang sampai saat ini menjadi
masalah yang sangat serius. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan
dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana.
Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998, tanggal 10 November 1998
yang menjelaskan mengenai Perbankan. Menurut UU RI no. 10 tahun 1998 yang
dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”. Seperti pada pengertiannya, yang pada intinya perbankan
merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali ke masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat terlihat sekilas mengenai peranan perbankan
yang diharapkan dapat memajukan perekonomian di Indonesia. Dua hal tersebut
merupakan tugas inti dari sebuah Bank Umum . Namun seiring dengan
berjalannya waktu, tugas dari Bank Umum kini semakin berkembang, diantaranya
yaitu:
Penciptaan uang. Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral,
yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan
bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam
pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah
jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum
menciptakan uang giral.

1
2

Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran. Fungsi lain dari bank


umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme
pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa
jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran,
pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas
pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem
pembayaran elektronik.
Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat. Dana yang paling banyak
dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan
terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum
menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional. Bank umum juga sangat
dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional,
baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi
antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis,
jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum
yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian
transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak
yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah,
cepat, dan murah.
Penyimpanan Barang-Barang Berharga. Penyimpanan barang-barang
berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank
umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya
seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan
oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan
ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan
dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
3

Pemberian Jasa-Jasa Lainnya. Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya


oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat
membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui
atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank, atas dasar
pentingnya pembahasan dan pengkajian mengenai peran perbankan dalam
perekonomian di atas maka kami mengambil topik permasalahan ini untuk dikaji
bersama.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi Rumusan Masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian lembaga perbankan ?
2. Apa fungsi dan tujuan lembaga perbankan ?
3. Apa tujuan pendirian lembaga perbankan ?
4. Bagaimana asas hukum lembaga perbankan ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang mejadi tujuan
penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian lembaga perbankan.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan lembaga perbankan.
3. Mengetahui tujuan pendirian lembaga perbankan.
4. Memahami asas hukum lembaga perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perbankan


Hukum Perbakan merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan perbankan selain mengatur perbankan, hukum perbankan
juga mengatur lembaga keuangan bank yakni semua aspek perbankan dengan
yang lain, perbankan sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, yang
di dalamnya mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses
melaksanakan kegiatan usahanya.
Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut hukum perbankan
(Banking Law) yakni merupakan seperangkat kaidah hukum dalam bentuk
peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, doktrin, dll. Sumber hukum yang
mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya
sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-
petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawab, para pihak yang tersangkut
dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank,
eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.
Ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut.
1. Asas-asas perbankan, seperti norma efisiensi keefektifan, kesehatan bank,
profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga
perbankan, hubungan, hak dan kewajiban bank.
2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan
karyawan, maupun pihak terasiliasi. Mengenai bentuk badan hukum
pengelola, seperti PT Persero, perusahaan daerah, koperasi atau perseroan
terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah, swasta,
patungan dengan asing atau bank asing.
3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur
perlindungan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan
persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah, dan lain-lain.

4
5

4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi, yang berhubungan denga


bidang perbankan, seperti eksistensi dari dewan moneter, bank sentral dan
lain-lain.
5. Yang mengarah kepada pengamanan, tujuan-tujuan yang hendak dicapai
oleh bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif
pengawasan, pruden banking, dan lain-lain.

B. Sumber Hukum Perbankan


Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti
formal dan sumber hukum dalam arti material. Sumber hukum dalan arti material
adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri dan itu tergantung
dari sudut mana dilakukan peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi,
sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain sebagainya. Seorang ahli perbankan cenderung
akan menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan terhadap lembaga perbankan
dalam suatu masyarakat itulah yang menimbulkan isi hukum yang bersangkutan.
Sumber hukum dalam arti material baru diperhatikan jika dianggap perlu untuk
diketahui akan asal-usul hukum (Muhammad Djumhana 1993:14). Sedangkan
sumber hukum dalam arti formal adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum
dan perundang-undangan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum
dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai perbankan. Jadi,
ketentuan hukum dan perundang-undangan perbankan yang dimaksud adalah
hukum positif, yaitu ketentuan perbankan yang sedang berlaku pada saat ini. [2]
Sebagaimana diketahui bahwa Ilmu Hukum dikenal beberapa sumber
hukum yaitu :
1. Undang-undang (dalam arti formil dan materiel)
2. Kebiasaan (Hukum Tidak Tertulis)
3. Yurisprudensi
4. Traktak
5. Doktrin
6

Adapun sumber hukum perbankan di Indonesia diatur dalam berbagai


perundang-undangan sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1992 yang diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2008, Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 182 Tahun 2008 selanjutnya disebut UUP.
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tidak menghapuskan atau mengganti
seluruh pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
tetapi hanya mengubah dan menambah beberapa pasal yang dianggap
penting.
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, kemudian
diubah dan disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004,
yang selanjutnya mengaami perubahan kembali dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang yakni
menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009.
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan, yang kemudian mengalami perubahan dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Perubahan aras Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 yang kemudian
disyahkan menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009.
5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi
dan Akusisi Bank.
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor B/26/PBI/2006ntanggal 8 November 2006
tentang Bank Perkreditan Rakyat.
8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009
tentang Bank Umum.
7

C. Sumber-sumber Hukum di Indonesia


Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan
mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat
dilihat dari dua segi, yaitu segi materiil dan segi formil.
1. Sumber Hukum Materiil
Sumber Hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi kaidah
hukum, dan terdiri atas:
a) Perasaan hukum seseorang atau pendapat umum
b) Agama
c) Kebiasaan, dan
d) Politik Hukum dari Pemerintah
Sumber hukum materiil yaitu tempat materi hukum itu diambil. Sumber hukum
materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum.
2. Sumber Hukum Formil
Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber darimana suatu
peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara
yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku.
Sumber Hukum Formil antara lain:
a) Undang-undang (Statue)
Undang-undang ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.
b) Kebiasaan (Custom)
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang terus menerus dilakukan
berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu
diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang
dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawan dengan
kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum.
c) Keputusan Hakin (Yurisprudensi)
Peraturan pokok yang pertama pada zaman Hindia Belanda dahulu
adalah Algemen Bepalingen van Wetgeving vorr Indonesia yang disingkat
8

A.B. (ketentuan-ketentuan umum tentang peraturan perundangan untuk


Indonesia).
d) Traktat (Treaty)
Apabila ada orang mengadakan kata sepakat (konsensus) tentang sesuatu
hal maka mereka itu lalu mengadakan perjanjian. Akibat dari perjanjian itu
adalah kedua belah pihak terikat pada isi dari perjanjian yang
disepakatinya.
e) Pendapat Sarjana Hukum (Doktrin)
Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan
dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Dalam
Yurisprudensi terlihat bahwa hakim seringa berpegang pada pendapat
seseorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu
pengetahuan hukum.

D. Lingkup Aspek Hukum Dalam Perbankan


Ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut :
1. Asas-asas perbankan, seperti norma efesiensi, keefektifan, kesehatan bank,
profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga
perbankan, hubungan, hak dan kewajiban bank.
2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan
karyawan, maupun pihak terafiliasi mengenai bentuk badan hukum
pengelola, seperti PT, Persero, Perusahaan Daerah, Koperasi atau
Perseroan Terbatas. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik
pemerintah swasta, patungan dengan asing atau bank asing.
3. Kaedah-kaedah perbankan yang khusus diperuntukan untuk mengatur
perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti
pencegahan persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah
dan lain-lain.
4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang
berhubungan dengan bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan
Moneter, Bank Sentral dan lain-lain.
9

5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai


oleh bisnisnya bank tersebut seperti pengadilan, sanksi, insentif,
pengawasan, prudent banking, dan lain-lain.

E. Asas dan Fungsi Perbankan


1. Asas Perbankan
Dalam melaksanakan hubungan kemitraan antara bank dan nasabahnya,
untuk terciptanya sistem perbankan yang sehat,kegiatan perbankan perlu dilandasi
dengan beberapa asa. Asas tersebut adalah asas hukum. Didalam asas hukum
maka terdapat norma hukum. Norma hukum itu lahir dengan sendirinya, ia lahir
dibelakangi oleh dasar-dasar filosofi tertentu. Itulah yang dinamakan asas hukum,
dan asas hukum dimaksud merupakan jantung peraturan hukum,karena dia
merupakan jantung atau jembatan suatu peraturan hukum yang menghubungkan
antara peraturan-peraturan hukum dan hukum positif dengan cita-cita sosial dan
pandangan etis masyarakat. Jadi suatu asas adalah suatu alam pikiran atau cita-cita
ideal yang melatar belakangi pembentukan norma hukum yang konkret dan
bersifat umum atau abstrak . berdasarkan dasar negara pancasila dan UUD tahun
1945, perbankan harus memerhatikan kesejahteraan nasabah dan tidak merugikan
nasabah. Dengan cara kerja seperti itu dapat meningkatkan pemasukan bank itu
sendiri, karena minat nasabah untuk menyimpan dana di bank akan terus
meningkat.
Untuk terciptanya sistem perbankan indonesia yang sehat dalam kegiatan
perbankan, maka berikut akan diuraikan asas hukum perbankan secara lebih rinci,
asas tersebut yaitu :
1) Asas Kepercayaan (Fiduciary Principle)
Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank
dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Bank berusaha
dari dana masyarakat yang disimpan berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap
bank perlu menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan
memperhatikan kepercayaan masyarakat, prinsip kepercayaan diatur dalam pasal
29 ayat (4) undang-undang nomor 10 tahun 1998.
10

2) Asas Kerahasiaan (Confidential Principle)


Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain
dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan (wajib) dirahasiakan.
Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam pasal 40 sampai dengan pasal 47 A
undang-undang nomor 10 tahun 1998. Menurut pasal 40 bank wajib merahasiakan
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Namun dalam
ketentuan tersebut kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa pengecualiaan.
Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan dalam hal-hal kepentingan
pajak,penyelesaiaan hutang piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan
usaha piutang dan lelang/panitia urusan piutang negara (UPLN/PUPN), untuk
kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank
dengan nasabah,dan dalam rangka tukar menukar informasi bank.
3) Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)
Asas kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam
menjalankan fungsi dan kegiatan usaha wajib menerapakan dalam menjalankan
fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
rangka melindungi dana masyarakan yang dipercaya kepadanya. Tujuan dilakukan
prinsip ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya denga
baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku
didunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam pasal 2 dan pasal 29 ayat
(2) undang-undang nomor 10 tahun 1998.

2. Fungsi Perbankan
Fungsi perbankan dapat dilihat dalam ketentuan pasal 3 undang-undang
perbankan nomor 7 tahun 1992 yang merumuskan fungsi utama perbankan
indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari pasal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi bank dalam sistem hukum
perbankan diindonesia sebagai intermediary bagi masyarakat yang surplus dana
dan masyarakat yang kekurangan dana. Penghimpun dana masyarakat yang
dilakukan oleh bank berdasarkan pasal tersebut dinaamakan “simpanan”,
11

sedangkan penyalura kembali dari bank kepada masyaraakan dinamakan “kredit”.


Kesimpulan ini mengandung suatu konssep dasar dari sistem perbankan di
indonesia bahwa dana masyarakat ditempatkan pada lembaga perbankan tersebut
“simpanan”, tetapi dana yang ditempatkan pada masyarakat disebut “kredit”.
Bank disini bertindak sebagai penghubung antara pengguna jasa bank dan
sektor perbankan yang memiliki posisi syrategis sebagai lembaga keuangan yang
menunjang sistem pembayaran. Dengan demikian diperlukan penyempurnaan
terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup gaya penyehatan
bank secara individual, melainkan juga menyehatkan perbankan secara
menyeluruh. Upaya penyehatan perbankan nasional menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah,bank-bank itu sendiri, dan masyarakat pengguna jasa
bank. Adanya tanggung jawab tersebut membantu memelihara tingkat kesehatan
perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam
perekonomian nasional mengingat perannya dalam rangka mencapai tujuan
pmbangunan nasional tidak berkebihan apabila perbankan ditempatkan begitu
strategis, sehingga tidak berlebihan apabila terdapat lembaga perbankan tersebut
pemerintah mengadakan pembinaan dan pengawasan yang ketat. Semua itu
didasari oleh landasan pemikiran agar lembaga perbankan di indonesia mampu
berfungsi secara efisien,sehat,wajar serta mampu melindungi baik terhadap dana
yang dititipkan masyarakat kepadanya serta mampu menyalurkan dana
masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran
pembangunan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Perbakan merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan perbankan selain mengatur perbankan, hukum perbankan
juga mengatur lembaga keuangan bank yakni semua aspek perbankan dengan
yang lain, perbankan sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank, yang
di dalamnya mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses
melaksanakan kegiatan usahanya.
Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti
formal dan sumber hukum dalam arti material. Sumber hukum dalan arti material
adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri dan itu tergantung
dari sudut mana dilakukan peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi,
sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain sebagainya. Sedangkan sumber hukum dalam
arti formal adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum dan perundang-
undangan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Sedangkan ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah: Asas-
asas perbankan,Para pelaku bidang perbankan, Kaedah-kaedah perbankan yang
khusus yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Fungsi perbankan sendiri dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3 Undang-
Undang perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang merumuskan fungsi utama
Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Dari Pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi bank dalam sistem
hukum perbankan di Indonesia sebagai intermediary bagi masyarakat yang
surplus dana dan masyarakat yang kekurangan dana.

12
DAFTAR PUSTAKA

DR.H. ZAINAL ASIKIN, S.H., S.U., Pengantar Hukum Perbankan


Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2003.
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi,
Jakarta : Kencana, 2008.
Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Bandung:
PT. Refika Aditama, 2010.
Widiyono, Try, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk
Perbankan di Indonesia: Simpanan, Jasa dan Kredit, Bogor: Ghalia Indonesia,
2006.
http://www.mrtekno.my.id/2013/04/sumber-sumber-hukum-di-indonesia_23.html

13

Anda mungkin juga menyukai