Anda di halaman 1dari 6

Tata Kelola Kepemerintahan yang baik dan

kinerja birokrasi pelayanan publik


• Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi di Indonesia telah dicanangkan sejak
Era Reformasi, tetapi mengalami kelambatan, sehingga dicanangkan kembali pada tahun
2004 sebagai reformasi gelombang II. Namun Grand Desain Reformasi Birokrasi (GDRB)
baru dibuat pada tahun 2010 dan diharapkan berhasil sampai tahun 2025. Sedangkan
road map-nya telah dibuat untuk setiap lima tahun sekali. Untuk periode pertama,
dicanangkan tahun 2010-2014 (pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono).
• Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai
pengembangan dan penerapan good and clean governance di Indonesia, yaitu:
• 1. Pelayanan publik selama ini menjadi area di mana negara yang diwakili pemerintah
berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik
akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi.
• 2. Pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek good and clean
governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah.
• 3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance, yaitu
pemerintah, maysarakat, dan mekanisme pasar.
• Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan
prinsip good governance : professional, memiliki kepastian hukum,
transparan, partisipatif, akuntabel dan memiliki kredibilitas serta
berkembangnya budaya dan perilaku birokrasi yang didasari oleh etika,
pelayanan dan pertanggungjawaban publik serta integritas pengabdian
dalam mengemban misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan
tujuan bernegara itu perlu melakukan beberapa tahap yaitu :
– Penataan Penguatan Organisasi, Penguatan fungsi pengawasan dan Peran
– Penataan Peraturan Perundang-Undangan dan Kemandirian Lembaga
Peradilan;
– Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Aparatur Pemerintah yang
Profesional dan Penuh Integritas dalam pelayanan publik;
– Masyarakat Madani yang Kuat dan Partisipatif.
• Reformasi birokrasi, adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan rakyat.
Pengertian reformasi birokrasi sendiri ialah, suatu usaha perubahan pokok dalam
suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan
atau kebiasaan yang sudah lama.
• Reformasi birokrasi bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan
bersih berdasarkan prinsip good governance : professional, memiliki kepastian
hukum, transparan, partisipatif, akuntabel dan memiliki kredibilitas serta
berkembangnya budaya dan perilaku birokrasi yang didasari oleh etika, pelayanan
dan pertanggungjawaban publik serta integritas pengabdian dalam mengemban
misi perjuangan bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.
• Menurut Max Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana
pemimpin (superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat).
Sistem birokrasi menekankan pada aspek “disiplin.”Sebab itu, Weber juga
memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-rasional.Legal oleh sebab tunduk pada
aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga.Rasional artinya
dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya.
Sasaran Reformasi Birokrasi
• a. Terwujudnya birokrasi profesional, netral dan
sejahtera, mampu menempatkan diri sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat guna mewujudkan pelayanan
masyarakat yang lebih baik.
• b. Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang
proporsional, fleksibel, efektif, efisien di lingkungan
pemerintahan pusat dan daerah.
• c. Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik) yang
lebih cepat tidak berbelit, mudah, dan sesuai kebutuhan
masyarakat.
Kinerja birokrasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitif yang menggambarkan tingkat pencapaian
sasaran atau tujuan yang telah didtetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator
sebagai berikut:
• 1. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar birokrasi mampu
menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia, informasi,
kebijakan, dan sebagainya.
• 2. Indikator proses, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan proses pekerjaan berkaitan dengan
kesesuaian anatar perencanaan dengan pelaksanaan yang diharapkan langsung dicapai dari
suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.
• 3. Indikator produk, yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang
berupa fisik ataupun nonfisik.
• 4. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan.
• 5. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan
kegiatan.
• 6. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif pada
setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan

Anda mungkin juga menyukai