Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG SEX BEBAS DAN

NARKOTIKA

Disusun oleh
Taufik Nur Hidayat
XI IIS 4

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga
kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam
selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang
berjudul Bahaya Narkoba dan Seks Bebas Di Kalangan Remaja. Makalah ini bersisi tentang
pengertian, macam-macam, dan bahaya Narkoba. Penyusunan makalah ini salah satunya bertujuan
memberi informasi kepada para remaja tentang bahaya Narkoba.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para remaja. Penyusun
juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Penyusun

Taufik Nur Hidayat

Jakarta,21 september 2015

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
B. Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja
C. Cara penanggulangan Narkoba di Kalangan Remaja
D. Pengertian Seks Bebas
E. Bahaya Seks Bebas di Kalangan Remaja
F. Cara Penanggulangan Seks Bebas di Kalangan Remaja
BAB III PENUTUP
Kesimpulan

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia harus prihatin, karena angka kasus narkoba di Indonesia semakin
meningkat.

Menurut

Badan

Narkotika

Nasional

(BNN),

kejahatan

peredaran

dan

penyalahgunaan narkoba di Indonesia, tercatat sedikitnya 15 juta orang yang meninggal akibat
narkoba di tahun 2006, dan sebagian besar adalah kalangan muda.Hal ini menjadi demikian
serius, sejak polisi berhasil mengungkap keberadaan pabrik narkoba di berbagai kota di
Indonesia.
Jalur yang rawan terhadap peredaran narkoba di Indonesia sebagian besar berada di
kawasan perbatasan laut dan darat, karena umumnya narkoba dan bahan bakunya berasal dari
negara lain. Indonesia tidak lagi sekedar menjadi daerah transit peredaran narkoba, tetapi telah
menjadi daerah konsumen /market serta memproduksi yang sebagian hasil produksinya telah
ditemukan diimport ke Negara Australia.
Semua pihak terkait, baik pemerintah maupun kepolisian, harus melakukan fungsi
pengawasan secara menyeluruh dengan melibatkan seluruh tokoh masyarakat, secara optimal
untuk mengurangi angka kasus peredaran penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Sama juga hal
nya dengan seringnya terjadi Sex bebas dikalangan remaja.
Penyalahgunaan narkoba sering dikaitkan erat dengan terjadinya Sex bebas. Karena
pada umumnya pengguna narkoba juga sering melakukan Sex bebas. Sebagian besar pelakunya
adalah kelompok yang berpendidikan, seperti palajar dan mahasiswa. Hal ini tentunya membuat
para orang tua harus lebih waspada dan memperhatikan aktivitas anaknya yang berada diluar
rumah.
Ini dikuatkan oleh artikel Sumber : Sindo Edisi Sore, Kamis, 10/05/2007 "Direktur Remaja dan
Perlindungan Hak-hak Reproduksi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN) M
Masri Muadz menyatakan, berdasarkan hasil survei perusahaan kondom pada 2005 di hampir
semua kota besar di Indonesia dari Sabang hingga Merauke, tercatat sekitar 40%45% remaja
antara 1424 tahun menyatakan secara terbuka bahwa mereka telah berhubungan seks pranikah.
Sekitar 8 ribu atau 57,1% kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja antara 1529 tahun (37,8%

terinfeksi melalui hubungan seks yang tidak aman dan 62,2% terinfeksi melalui penggunaan
narkoba jarum suntik).
Menurut dia, angka temuan penyakit menular mematikan itu masih jauh dari angka
sebenarnya. Diperkirakan, angka riil pengidapnya adalah angka temuan dikalikan 1.000 atau
sekitar 14,5 juta orang. Sekitar 8 juta di antaranya adalah remaja". Hal tersebut tentunya menjadi
perhatian banyak pihak.
Pemerintah, Kepolisian, dan Yayasan Lembaga Terpadu Permasyarakatan Anti
Narkoba (LETUPAN INDONESIA) dengan ketua umum H. Mastar Ain Tanjung, BA, sudah
sering melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai dampak penyalahgunaan narkoba & Sex
bebas ke berbagai kalangan di Indonesia, dan bahkan memberikan Kartu Relawan Anti Narkoba
yang berisi janji relawan anti narkoba, tetapi hal itu tidak menghambat panyebaran dan
penyalahgunaan narkoba ataupun terjadinya Sex bebas. Bahkan tidak menutup kemungkinan
bahwa orang yang telah memiliki kartu relawan anti narkoba dapat terpengaruh oleh obat-obatan
terlarang serta terjerumus oleh Sex bebas. Namun tahukah anda, bahwa hanya sebagian kecil
dampak dari penyuluhan tersebut dan sebagian besar mereka tidak perduli dengan penyuluhan
tersebut.
SEX bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk manusia sebab
manusia makluk sosial dan dalam keseharian nya membutuhkan orang lain,dan hubungan antara
antara manusia di bina melalui suatu pergaualn (interpersonal relationship).SEX juga adalah
HAM setiap individu dan itu harus di bebaskan,sehingga setiap manusia tidak boleh di batasi
dalam SEX,apalagi dengan melakukan diskriminasi,sebab itu melanggar HAM.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis dapat merumuskan rumusan
masalah dalam makalah sebagai berikut.
1. Bagaimana efek samping dari narkoba dan Sex bebas atau SEX bebas?
2. Bagaimana penyebaran narkoba di kalangan anak-anak dan remaja?
3. Bagaimana upaya pencegahan dari penyalagunaan narkoba?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan efek samping dari narkoba dan Sex bebas atau SEX bebas.
2. Menjelaskan penyebaran narkoba di kalangan anak-anak dan remaja.
3. Menjelaskan upaya pencegahan dari penyalagunaan narkoba.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi semua kalangan, terutama bagi remaja.
Karena SEX remaja pada masa sekarang semakin menyimpang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Efek samping dari narkoba dan Sex bebas atau SEX bebas
1. Aspek Medis
a. Kesehatan fisik;
Timbulnya berbagai gangguan penyakit yang bersifat kompleks, antara lain: kepatitis C
dan E, tertular HIV/AIDS, rusaknya susunan syaraf pusat, jantung, ginjal, paru-paru, dan
rusaknya organ lain yang menggangu kesehatan.
b. Kesehatan Mental
Emosi tak terkendali, perasaan curiga, merasa tidak aman, ketakutan, hilang ingatan,
masa bodoh.
2. Aspek Sosial
a. Terhadap kehidupan pribadi
Mudah marah, pemurung, bahkan tidak segan-segan menyiksa diri umntuk menahan rasa
nyeri dan malas.
b. Terhadap keluarga
Mau mencuri, tidak menjaga sopan santun, serta melawan orang tua.
c. Terhadap masyarakat
Terjadinya Sex bebas, mengganggu ketertiban umum, dan banyaknya perbuatan kriminal
lainnya.

3. Penyebab perilaku Sex bebas


a. Akibat pengaruh mengkonsumsi narkoba.
b. Akibat pengaruh mengkonsumsi berbagai tontonan dengan adegan syur.
c. Faktor lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan. SEX

4. Akibat perilaku Sex bebas


a. Terjangkitnya berbagai penyakit seperti HIV/AIDS bila sering berganti pasangan
b. Banyaknya remaja yang masih dini melakukan aborsi
c. Meningkatnya angka kematian
d. Masa depan suram
5. Upaya penanggulangan bahaya narkoba dan mengurangi terjadinya Sex bebas
a. Upaya Preventif
Penaggulangan penyalahgunaan narkoba melalui keluarga dan masyarakat strategi yang
dibutuhkan dalam hal ini ialah dilakukan secara simultan dan holistik, yaitu penanggulangan
penyalahgunaan adalah keterpaduan dan kepedulian dari semua yang terkait mulai dari pemakai,
keluarga, masyarakat, serta aparat kepolisian.
b. Upaya Kuratif
Upaya kuratif meliputi Treatment dan Rehabilitatif. Hingga saat ini belum ditemukan
upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba secara sempurna dan memuaskan, baik secara
treatment maupun rehabilitasi.
6. Peranan orang tua dalam pemberantasan narkoba
Orang tua sebagai bagian dari masyarakat sangat banyak memiliki peran penting dalam
mendukung upaya pemberantasan ancaman terhadap generasi muda dari bahaya narkoba.
Sebagai langkah proaktif dapat dilaksanakan melalui :
a. Lingkungan keluarga
1. Sejak anak dalam kandungan, hindari mengkonsumsi obat tanpa resep dokter.
2. Jalin hubungan komunikasi yang baik dengan anak
3. Berikan informasi tentang bahaya narkoba sejak dini
4. Hindari anak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat
5. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan gejala-gajala yang tidak wajar pada anak
6. Berobat sedini mungkin apabila diketahui secara pasti bahwa anak tsb adalah pengguna
b. Lingkungan tempat tinggal
1. Berikan kegiatan-kegiatan yang positif kepada anak
2. Adakan kerjasama dengan RT/RW untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba

3. Informasikan kepada polri apabila dicurigai dilingkungan tempat tinggal terdapat pengguna atau
pangedar.

B. Penyebaran narkoba dikalangan anak-anak dan remaja


Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir
seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini
bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu
meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan
anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang
paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan
keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga
disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental.
Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan
anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak
usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari
beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja
sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh
pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu

mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan


usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam.
Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba
mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang
menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum
cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam
pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih
lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari
harapan.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu
pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari
solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua
pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat
penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan
memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak
tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.
Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka
dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba
dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan
melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba
itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif
atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang
wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, SEX terus meningkat, apalagi ketika

pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

C. Upaya pencegahan dari penyalagunaan narkoba


Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya
menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah.
a.

Mengikutsertakan keluarga, Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua


memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anakanak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk
memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang
lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering
digunakan.

b. Menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak
menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu
salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus
diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan
kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar,
mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.

c.

Meningkatkan

kepercayaan

antara

orang

dewasa

dan

anak-anak.

Pendekatan

ini

mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan
remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.
Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta
waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan
berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba
tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang
akan datang dapat terealisasikan dengan baik.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, berikut dapat disimpulkan 4 hal
sehubungan dengan narkoba dan SEX bebas.
1. Upaya preventif yaitu Penaggulangan penyalahgunaan narkoba melalui keluarga dan masyarakat
strategi yang dibutuhkan dalam hal ini ialah dilakukan secara simultan dan holistik, yaitu
penanggulangan penyalahgunaan adalah keterpaduan dan kepedulian dari semua yang terkait
mulai dari pemakai, keluarga, masyarakat, serta aparat kepolisian.
2. Penyebab perilaku Sex bebas
a. Akibat pengaruh mengkonsumsi narkoba.
b. Akibat pengaruh mengkonsumsi berbagai tontonan dengan adegan syur.
c. Faktor lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan. SEX
3. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku
dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu
mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan
usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam.
Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba
mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang
menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
4. hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah.
a.

Mengikutsertakan keluarga.

b. Menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba.


c.

Meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak.

5.

Saran
Semoga dengan makalah ini kita semua dapat lebih memahami tentang bahaya
SEX bebas dan narkoba di sekitar kita. Setelah memahaminya janganlah berbuat
menyimpang atau suka bergaul bebas karena itu dapat merusak nama baik diri kita
sendiri, keluarga, dan dilingkungan masyarakat sekitar. Perlunya penanaman nilai
moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang itu sendiri, sehingga para
remaja akan lebih mawas diri, lebih mempersiapkan dirinya untuk menyangkal
segala dampak negatif dari perubahan jaman yang kian deras seperti ini. Selain itu
perlu adanya tindakan-tindakan yang lebih serius lagi baik dari orang tua, sekolah
maupun dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia, para
generasi muda bangsa Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja
khususnya SEX bebas dan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai