Anda di halaman 1dari 147

HASIL PENELITIAN MINI MATA KULIAH PENDIDIKAN ANTI

KORUPSI,NARKOBA DAN DERADIKALISASI 2020

DOSEN PENGAMPU : Dr. Laode Abd. Wahab S.Ag, M.Pd


PENULIS : MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA ARAB AT.2019

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN PROGRAM STUDIPENDIDIKAN
BAHASA ARAB
STRATEGI PENCEGAHAN NAKOBA DI
KALANGAN REMAJA DAN PELAJAR
OLEH : ANIN IRAMAYANTI

PENDAHULUAN
Narkoba sebagai isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh
hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah
semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang
melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lemabaga swadaya
masyrakatdan komunitas lokal. Itu sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka
melindungi anak dari bahay narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang
bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anaktentang bahaya narkoba dan
konsekuensi negatif yang akan mereka terima. Menurut Rahmiyati (2015) faktor
penyebab berkembangnya narkoba yaitu ada tiga faktor: faktor lingkungan, faktor diri
dan faktor ketersediaan narkoba itu sendiri.
Menurut Rafiyah & Fitri (2013) Bahaya narkoba terhadap remaja dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Tujuan penyalahgunaan narkoba dean
obat-obatan terlarang dikalangan generasi muda tersbut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini dikemudian hari. Upaya pembeantasan narkoba pun
sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan
narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun
banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk
mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluaga.
Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi
narkoba. Dalam upaya pencegahan narkoba terhadap berkembangnya penyalahgunaan
narkoba pada remaja dibutuhkan pilar utama dalam membentenginya yaitu: setiap
orang, orang tua, pendidikan, tokoh agama dan penyuluh agama.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sindangkasih kec. Ranomeeto Barat, kab. Konawe
Selatan. Adapun waktu pelaksanaannya pada tanggal 24 oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunkan observasi
yaitu mengamati dan menyimak. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif
yaitu dengan mengumpulkan data-data untuk didescipsikan sebagai bentuk metode
yaitu kualitatif.
DATA PENELITIAN
Hasil dari pengamatan saya terkait pencegahan narkoba dikalangan remaja dan pelajar.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut
ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba
biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu
kemudian mengalami ketergantungan.
Dalam kurun waktu dua dasawarsa terakhir ini Indonesia telah menjadi salah satu
negara yang dijadikan pasar utama dari jaringan sindikat peredaran narkotika yang
berdimensi internasional untuk tujuan-tujuan komersial.3 Untuk jaringan peredaran
narkotika di negaranegara Asia, Indonesia diperhitungakan sebagai pasar (market-state)
yang paling prospektif secara komersial bagi sindikat internasional yang beroperasi di
negara-negara sedang berkembang. Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader
penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan
Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot.melihat latar belakang diatas maka
kami mengangkat judul Makalah Kenakalan remaja ( tentang Narkoba ) yang terfokus
pada pengetahuan tentang narkoba dan akibatnyan bagi remaja. Oleh karena itu, selain
untuk menyelesaikan tugas dari mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
saya menyusun makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi betapa bahayanya
Narkoba, khususnya di kalangan remaja atau generasi muda.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya
hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-
wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong
menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang
paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila
karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di
kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik
secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
PEMBAHASAN
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Selain nakoba, istilah
yang dipekenalkan oleh Depatement Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA
yaitu singkatan dari Narkotika, Pisikotopika, dan zat adiktif. Narkoba adalah zat yang
dibutuhkan oleh manusia terkait dengan kepentingan ilmiah. Sebagai sarana kebutuhan
medis yang penggunaannya secara teukur dibawah kendali ahli medis. Namun demikian
dalam pekembangannya menjadi barang haram karena telah diedarkan secara gelap dan
disalah gunakan untuk kepentingan di luar medis serta berdampak terhadap gangguan
kesehatan. Penyalah gunaan nakoba adalah penyalah gunaan narkoba yang dilakukan
tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam
jumlah berlebih yang secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. Pemakian
secara belebihan tidak menunjukan jumlah atau dosisnya, tetapi yang penting
pemakaiannya berakibatpada salah satu ganguan fungsi, baik fisik, psikologi maupun
sosial. Ganguan fisik berarti ganguan fungsi atau penyakit pada organ-organ tubuh,
seperti penyakit jantung, hati dan HIV/AIDS. Ganguan psikologi meliputi cemas, sulit
tidur, dan depresi. Wujud ganguan fisik dan psikologi bergantung pada jenis narkoba
yang digunakan. Sedangkan ganguan sosial, meliputi kesulitan dengan oang tua, teman,
sekolah, dan pekerjaan.
Remaja adalah masa transisi (peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa,
yaitu antara usia 12-20 tahun, perubahan yang terjadi termasuk drastis pada semua
aspek perkembangan yaitu fisik, kognitif, kepribadian dan sosial. Mereka masa dalam
transisi untuk mencari identitas diri, mencari kelompok yang bisa menerima keberadaan
meeka, dan mencoba menjalin hubungan sosial. Umumnya, kondisi mereka pikirkan
dampaknya, misalnya balapan lia, melakukan pergaulan bebas, dan menggunakan
narkoba. Banyak ahli berpendapat bahwa masa perkembangan remaja merupakan masa
topan dan badai. Apapunyang terjasi selalu diwarnai oleh rasa ingin tahu dan penawaran
apabila tidak mencoba. Remaja dianggap sebagai genasi yang rentang dengan persoalan
penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba karena mereka masih memiliki jiwa dan
tingkat emosional yang belum stabil, punya rasa ingin tahu yang tinggi. Saat ini narkoba
dikalangan remaja telah meluas keseluruh dunia. Terjadinya penyalah gunaan narkoba
lagi remaja tidak bisa lepas dari masalah kurang terjdinya hubungan komunikasi yang
baik antara oang tua dan anak. Hal ini disebabkan oleh oang tua yang telalu sibuk
sehingga pertemuan orang tua dengan anaknya semakin berjarak, jalinan silahturahmi
terputus, bahkan kehidupan keluarga menjadi longgar dan rapuh.
Adapun penyalahgunaan narkoba titik tidak hanya berbahaya bagi pemakainnya saja,
tetapi juga bagi keluarga, lingkungan masyarakat, dan negara.
a. Bahaya penyalah gunaan bagi pemakainnya
1. Mengubah kepribadian si pemakai secara drastis, seperti menjadi
pemurungan, pemarah, bahkan melawan terhadap siapapun.
2. Menimbulkan sifat masa bodoh sekalium terhadap dirinya sendiri, seperti
tidak memperhatikan sekolah, pekerjaan, rumah,dan pakaian.
3. Menimbulkan kegiatan
4. Tidak lagi ragu untuk melanggar norma-norma masyaralat, hukum, agama
kaena pelandangan selalu ngawu dan negatif.
5. Tidak segan-segan menyiksa diri kaena ingin menghilang rasa nyeri atau
menghilangkan sifat ketergantungan obat bius, yang pada puncaknya dapat
menyebabkan kematian.
b. Bahaya penyalahgunaan bagi keluarga
1. Tidak lagi menjaga sopan santun dirumah bahkan melawan kepada orang tua
dan tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan bila keinginan tidak
terpenuhi
2. Kurangnya menghargai barang-barang yang ada dirumah, seperti
mengendarai kendaraan tanpa perhitungan, rusak atau menjadi hancur sama
sekali
3. Mencemarkan nama keluarga ulah dan perilakunya.
c. Bahaya penyalahgunaan narkoba bagi lingkungan masyaraka
1. Sering terjadinya tindakan pidana seperti pencurian, penodongan,
penjambetan
2. Gangguan ketertiban umum
3. Menimbulkan bahaya bagi ketertiban dan keselamatan umum
d. Bahaya penyalahgunaan bagi bangsa dan negara
1. Rusaknya generasi muda pewaris bangsa
2. Hilangnya rasa patriotisme, cinta dan bangsa terhadap bangsa dan negaa
sehingga memudahkan pihak-pihak lain mempengaruhi untuk
menghancurkan bangsa dan negara.
Beberpa pola pemakaian narkoba sebagai berikut:
a. Pola coba-coba, yaitu karena iseng atau ingin tahu.
b. Pola pemakaian sosial, yaitu tahapan pemakaian narkoba untuk pergaulan
(berkumpul, acara) agar diakui dan diterima oleh teman kelompoknya.
c. Pola pemakaian situasional, yaitu karena situasi tertentu, misalnya kesepian,
stress dan lain-lain.
d. Pola ketergantungan, yaitu timbulnya toleransi dan gejala putus zat.
Dalam hal ini peran orang tua memiliki andil sangat besa alam lindungan anak-anak
dari ancaman barang haram dan berbahaya. Dalam pengamatan saya, saya mempunyai
tips bagi orang tua aga anak-anak atau remaja tehindar dai narkoba atau barang-barang
haram yaitu jalin komunikasi sejak dini soal bahaya narkoba, fokus pada hal positif,
mencontohkan kebiasaan yang baik, terapkan peraturan dirumah, ciptakan
keharmonisan keluarga,hadapi masalah dengan cepat, bangun ikatan emosional,berikan
contoh kasus yang nyata, kenali pergaulan anak-anak, tanamkan nilai-nilai agama sejak
dini.
KESIMPULAN
Berkembangnya penyalahgunaan narkoba di indonesia khususnya di desa sindangkasi,
merupakan keadaan darurat yang wajib mendapatkan perhatian semua pihak. Pilar
utama pencegahan narkoba di masyarakat pemeluk islam adalah dengan melaksanakan
ajaan islam dengan sunguh-sunguh, sebab islam mengharamkan mengkonsumsi
narkoba. Sebagai anak bangsa yang menjadi tumpuan orangtua, masyarakat, negara dan
agama sudah saatnya kita berkata,”Katakan tidak pada Narkoba” atau say “ No To
Drugs”. Dengan tidak terjebak pada penyalahgunaan narkoba kita bisa lebih berprestasi
dan mandiri. Jangan kita sia-siakan masa depan yang lebih baik hanya karena ingin
mendapat kenikmatan sesaat yang dapat mengahancurkan fisik dan menganggu
kesehatan mental dengan mencoba coba menggunakan narkoba.

DAFTAR PUSTAKA
Rafiyah, I. & Fitri, S, Y. R., (2013). Upaya pencegahan penggunaan narkoba melalui
peningkatan pengetahuan dan pembentukan kelompok remaja anti narkoba.
Journal aplikasi ipteks nuntuk masyarakat. Vol. 2, No. 2, November 2013: 93-98
Rahmiyati, S.PD., (2015). Strategi Pencegahan Narkoba. Journal Al-Hiwar. Vol.03,
No. 05 januari- juni 2015
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
STUDI KASUS : PADA REMAJA ASAL DESA AMBESEA
DISUSUN OLEH : Sitti NurHasanah / 19010102060
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi, di mana pada masa-masa seperti ini sering
terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini remaja
juga sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Namun seringkali dalam pencarian
jati diri ini remaja cenderung salah dalam bergaul sehingga banyak melakukan hal yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja merupakan tindakan yang tidak
sesuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, penyimpangan
terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang tidak mematuhi norma atau patokan
dan nilai yang sudah berlaku di masyarakat. Penyebab terjadinya penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja di sebabkan karena beberapa factor yakni : factor internal
maupun factor eksternal. Factor internal, yaitu factor yang berasal dari diri seseorang,
dimana factor internal itu sendiri terdiri dari : factor kepribadian, factor keluarga serta
factor ekonomi. Sedangkan factor eksternal, yaitu factor yang berasal dari luar
seseorang / remaja yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba. Factor
eksternal itu sendiri itu terdiri dari : factor pergaulan dan factor sosial / masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor apa yang paling dominan yang
mempengaruhi sehingga terjadi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Jenis
penelitian yaitu kualitatif sedangkan dasar penelitian yang akan digunakan adalah studi
kasus dan cara menganalisis data menggunakan deskriptif kualitatif.
Agar remaja tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba peran serta orang
tua sangat dibutuhkan dengan lebih meningkatkan pengawasan terhadap perilaku
anggota keluarganya, para orang tua juga diharapkan untuk selalu meluangkan
waktunya untuk selalu berada di sisi anak-anaknya dalam kondisi apapun, sehingga
remaja tidak terjerumus melakukan hal-hal yang menyimpang terutama melakukan
penyalahgunaan narkoba, selain itu perlu adanya kerja sama yang baik dengan semua
elemen baik pemerintah maupun masyarakat sehingga penyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja dapat di cegah sedini mungkin.
METODE PENELITIAN
Dasar penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian yang
digunakan dan dilakukan secara intensif dan menjelaskan fakta secara terinci, fatual,
dan akurat. Jenis penelitian ini termaksud penelitian deskriptif kualitatif yang
merupakan penelitian yang memberikan gambaran atau penjabaran dari data-data yang
di peroleh berdasarkan wawancara baik secara tertulis maupun secara lisan dari
pengguna narkoba dan telah mengikuti program rehabilitasi yang diselenggarakan oleh
badan narkotika nasional (BNN) dan untuk di ketahui bahwa focus utama BNN itu
sendiri bukan hanya
pada bidang pemberantasan narkoba namun juga lebih pada penyelamatan para remaja
yang sudah terlanjur mengkonsumsi narkoba.
TEMUAN / DATA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada remaja yang menjadi salah satu korban / pecandu
narkoba yang bernama toni ariyadi dan pada saat ini sedang mengikuti proses
rehabilitasi berupa pendampingan / assesmen di balai desa ambesea. Bahwa korban
tersebut terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan terobsesi oleh teman-temannya.
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan
pendekatan populasi dan sampel tetapi yang digunakan dengan pendekatan secara
intensif ke remaja yangg menggunakan narkoba yang akan dijadikan sebagai sumber
data dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini remaja yang menggunakan narkoba merupakan subjek yang
menjadi sumber peneliti dalam mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan
sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan peneliti.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dibedakan atas data primer dan
data sekunder.
- Data primer dalam penelitian ini merujuk pada data yang langsung dari
remaja yang menggunakan narkoba dalam hal ini korban / pecandu narkoba
yang saat ini dalam proses assesmen / pendampingan di balai desa ambesea.
- Data sekunder yaitu adalah data remaja yang menggunakan narkoba
berdasarkan penilaian atau karakteristik yang diperoleh data sesuai dengan
maksud penelitian.

Pada penelitian ini penulis menetapkan sebanyak satu orang yang dijadikan
sebagai remaja yang menggunakan narkoba, yang mana remaja tersebut merupakan
remaja yang mengkonsumsi narkoba dan bahkan sudah menjadi pecandu narkoba dan
saat ini sedang menjalani proses rehabilitasi di balai desa ambesea, sehingga penulis
berkeyakinan bahwa remaja tersebut sangat memahami tentang permasalahan yang
penulis teliti dan sangat tepat dijadikan subjek penelitian untuk digalih lebih dalam
terhadap penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja.
Wawancara ini di lakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada remaja yang menggunakan narkoba agar di peroleh informasi tentang
factor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja.
Sedangkan alat yang digunakan berupa pedoman wawancara.
PEMBAHASAN
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan antara
masa anak-anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada umumnya adalah
pencarian jati diri, mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan
kedalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk di
kelompokkan dalam kelompok dewasa. Penyalahgunaan narkoba adalah kondisi yang
dapat dikatakan sebagai suatu gangguan jiwa, sehingga pengguna/penderita tidak lagi
mampu memfungsikan diri secara wajar dalam masyarakat bahkan akan mengarah yang
sama dan apabila penggunnya dikurangi atau di hentikan secara tiba-tiba menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.
Penyalahgunaan narkoba adalah salah satu perilaku menyimpang yang banyak
terjadi dalam masyarakat saat ini. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba, seperti
mengonsumsi dengan dosis yang berlebihan, memperjual belikan tanpa izin serta
melanggar aturan yang di tetapkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009,
tentang narkotika.
Menurut (dirdjosisworo : 1986) mengemukakan bahwa dampak dari
penyalahgunaan narkoba ialah menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan
kesadaran. Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang tidak sesuai
dengan aturan dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh.
Korban maupun pecandu narkoba merupakan orang yang karena
ketidaktauannya akan dampak dari penyalahgunaan narkoba sehingga tergelincir
menjadi budak narkoba. Hal ini tentunya menjadi tugas pemerintah melalui badan
narkotika nasional untuk melakukan rehabilitasi sehingga diharapkan orang yang sudah
menjadi pulih sedia kala.
Seksi pemberantasan melakukan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba, pengawasan distribusi prekursor sampai pada pengguna
akhir, dan evaluasi dan pelaporan di bidang pemberantasan dalam wilayah
kabupaten/kota. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh seksi pemberantasan antara lain
sebagai berikut:
1. Melaksanakan operasi / razia terhadap penyalahgunaan narkoba di desa
ambesea
2. Melaksanakan kegiatan interdiksi terpadu untuk masuknya narkoba dari luar
daerah.

Upaya pencegahan dilakukan secara integral dan dinamis antara unsur-unsur


aparat kepolisian, merupakan upaya yang terus menerus dan berkeseimbungan, untuk
merubah sikap perilaku, car berfikir dari kelompok masyarakat yang sudah mempunyai
kecenderungan menyalahgunakan serta melakukan tindak pidana perdagangan /
peredara gelap narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Upaya pencegahan yang di
maksudkan adalah untuk menciptakan kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal
terhadap bahaya- bahaya dan memiliki kemampuan untuk menolak zat-zat berbahaya
tersebut., untuk selanjutnya dapat menentukan rencana masa depannya dengan hidup
sehat, produktif, kreatif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Selain dari upaya diatas yang dilakukan sebagaimana tersebut diatas, BNN juga
melakukan beberapa upaya-upaya lain guna menanggulangi penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba adalah sebagaai berikut:
1. Upaya preventif
Upaya penanggulangan secara preventif dilakukan adalah dengan
mengupayakan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba
tersebut. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengupayakan
optimalisasi kegiatan intern pada institusi BNN khususnya personil dan
sarannya.
Serta upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkoba melalui pengendalian dan pengawasan jalur resmi
serta pengawasan langsung terhadap jalur-jalur peredaran gelap dengan
tujuan agar potensi peredaran narkoba itu tidak berkembang menjadi
ancaman factual. Kegiatan ini pada dasarnya berupa pembinaan dan
pengembangan lingkungan pola hidup masyarakat dengan kegiatan-kegiatan
yang bersifat produktif, konstuktif, dan kreatif. Sedangkan kegiatan yang
bersifat preventif edukatif dengan metode komunikasi, informasi dan
edukasi yang dapat dilakukan berbagai jalur antara lain keluarga pendidikan
dan lembaga keagamaan. Adapun cara-cara yang di lakukan oleh institusi
BNN adalah dengan memberikan penyuluhan akan dampak yang di
timbulkan dalam penggunaan narkoba ini bagi dirinya sendiri maupun bagi
keluarga dan lingkungannya.
2. Upaya pre-emtif
Upaya pre-emtif yang dilakukan oleh beberapa kegitan-kegiatan edukatif

dengan sasaran menghilangkan factor-faktor penyebab yang menjadi

pendorong dan factor peluang yang biasa disebut factor korelatif

krimonoligen dari penyalahgunaan narkoba tersebut. Sasaran yang hendak

dicapai adalah terciptanya suatu kesadaran, kewaspadaan dan daya tangkal

serta terbinanya dan terciptanyan suatu kondisi perilaku dan norma hidup

bebas dari narkoba.

Ada beberapa factor penyebab remaja melakukan penyalahgunaan


narkoba yaitu :
a. Factor eksternal
Yaitu factor yang berasal dari diri luar seseorang/ remaja yang

mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba. di mana factor


eksternal itu sendiri terdiri dari : factor pergaulan, dan factor

lingkungan.

Penulis menanyakan kepada remaja tentang bagaimana pergaulan keseharian


dengan teman sebaya?, serta kaitannya dengan penyalahgunaan narkoba yang
dilakukannya, berikut penuturan remaja :
“pergaulan saya dengan teman sebaya kurang baik, karena ada beberapa teman
sebaya saya yang menggunakan narkoba contohnya pertama kali saya menggunakan
narkoba dari ajakan teman sebaya saya, saya tak enak untuk menolaknya nati dibilang
tidak setia kawan, makanya saya jadi terpengaruh menggunakan narkoba. (wawancara
29 september 2020).”
KESIMPULAN
Secara garis besar factor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja terdiri dari factor eksternal yaitu yang berasal dari luar
seseorang/remaja yang mempengarihi terjadinya penyalahgunaan narkoba.adapun factor
exsternal itu sendiri terdiri dari: factor pergaulan dan factor sosial masyarakat.Yang
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja adalah
disebabkan karena factor pergaulan, dimana karena pergaulan yang terlalu bebas dan
tidak terkontrol menyebabkan remaja hilang kendali sehingga mudah terpengaruh
dengan mengkonsumsi narkoba. Selain itu kondisi kepriadian remaja yang tergolong
masih labil sehingga remaja mudah terbujuk untuk menyalahgunakan narkoba tanpa
memikirkan dampak buruk dari narkoba itu sendiri.
Diharapkan peran orangtua untuk lebih mengawasi dan membimbing anggota
keluarganya, serta lebih meluangkan waktunya untuk selalu berada di sisi anak-anaknya
dalam kondisi apapun, sehingga remaja tidak terjerumus melakukan hal-hal yang
menyimpang terutama melakukan penyalahgunaan narkoba.
REFERENSI
Soedjono Dirdjosisworo, 1986, Hukum Narkotika Indonesia, Bandung.
Undang-undang Republik Idonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, 2009, Asa
mandiri jakarta
PENGGUNA NARKOBA DI KALANGAN REMAJA DI DESA NIHI
OLEH : WA ODE RAHMAH SASTRAWAN PUTRI
Email :
sastrawanwaoderahmah@gmail.com
PENDAHULUAN
Permasalah narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent
dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalah ini menjadi marak.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara
signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang
semakin beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Masyarakat
Indonesia, bahkan masyarakat dunia, pada umumnya saat ini sedang di hadapkan
dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat maraknya pemakaian bermacam-
macan jenis narkoba secara ilegal. Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat
maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak disegala lapisan masyarakat,
termaksud dikalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang. Perilaku sebagian remaja yang
secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai kaidah dan norma serta hukum yang
berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah satu penyebab maraknya
penggunaan narkoba dikalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan
penyalahgunaan narkoba.
KATA KUNCI : Narkoba, Remaja
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan ini karena data yang dihasilkan
merupakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dimana
penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang
mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak
yang bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Desa Nihi, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten
Muna barat. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu tanggal 27 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 3 subjek.
Penelitian ini dilakukan disekitar 3 hari yakni, tanggal 25-27 Oktober 2020.
C. Teknik Analisi Data
Teknik analis data yang digunanakan yaitu pengumpulan data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
A. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti mengenai studi tentang
pengguna NARKOBA dikalangan remaja dapat di simpulkan bahwa remaja-remaja
tersebut memiliki ciri-ciri psikologi sebagai berikut:
1) Subjek JML
Subjek memiliki kepribadian yang cenderung pemarah, subjek memiliki
kepribadian yang pemarah, subjek memiliki kepribadian yang kurang disiplin dan juga
pemalas. Sedangkan ciri-ciri fisiknya adalah sebagai berikut: subjek memiliki mata
yang kemerah-merahan, kantung mata bengkak, muka pucat, subjek juga memiliki
tangan dan kaki yang selalu terlihat gemetar, subjek juga tampak lesu, lemah dan tidak
berenergi. Selain ciri psikologis dan fisik yang telah dijabarkan diatas peneliti juga
mengobservasi tentang perilakunya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
remaja memiliki perilaku sebagai berikut: subjek sering menghindari kontak mata
secara langsung bila berhadapan dengan orang, subjek tidak konsisten dalam berbicara,
sering mengemukakan yang dibuat-buat, siklus kehidupannya menjadi terbalik (siang
tidur, malam melek/keluyuran).
2) Subjek AGK
Subjek memiliki kepribadian yang cenderung pemarah, subjek memiliki
kepribadian yang pemarah, subjek memiliki kepribadian yang kurang disiplin dan juga
pemalas, subjek juga seringmembuat alasan yang dibuat-buat. Sedangkan ciri-ciri
fisiknya adalah sebagai berikut: subjek memiliki mata yang kemerah-merahan, kantung
mata bengkak, muka pucat, subjek juga memiliki tangan dan kaki yang selalu terlihat
gemetar, subjek juga tampak lesu, lemah dan tidak berenergi, selain itu gigi subjek
sudah mulai keropos. Selain ciri psikologis dan fisik yang telah dijabarkan diatas
peneliti juga mengobservasi tentang perilakunya. Berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan subjek memiliki perilaku sebagai berikut: subjek sering menghindari kontak
mata secara langsung bila berhadapan dengan orang, subjek tidak konsisten dalam
berbicara, sering mengemukakan yang dibuat-buat, siklus kehidupannya menjadi
terbalik (siang tidur, malam melek/keluyuran).
3) Subjek SS
Subjek memiliki kepribadian yang cenderung pemarah, subjek memiliki
kepribadian yang pemarah, subjek memiliki kepribadian yang kurang disiplin dan juga
pemalas, subjek juga mudah tersinggung dan memiliki emosi yang tidak stabil.
Sedangkan ciri-ciri fisiknya adalah sebagai berikut: subjek memiliki mata yang
kemerah- merahan, kantung mata bengkak, muka pucat, subjek juga memiliki tangan
dan kaki yang selalu terlihat gemetar, subjek juga tampak lesu,lemah dan tidak
berenergi, gigi keropos dan berat badan subjek juga menurun drastis. Selain ciri
psikologis dan fisik yang telah
dijabarkan diatas peneliti juga mengobservasi tentang perilakunya. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan remaja memiliki perilaku sebagai berikut : subjek sering
menghindari kontak mata secara langsung bila berhadapan dengan orang, subjek tidak
konsisten dalam berbicara, sering mengemukakan yang dibuat-buat, siklus
kehidupannya menjadi terbalik (siang tidur, malam melek/keluyuran).
B. Wawancara
1) Wawancara dengan JML
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek, dia mengemukakan bahwa
alasannya menggunakan NARKOBA adalah karena coba-coba atau rasa penasaran dan
juga karena dikasih oleh temannya. Dampak dari NARKOBA menurut subjek adalah
bisa menghambur- hamburkan uang dan dapat merusak diri sendiri. Selain itu subjek
sendiri memiliki keinginan untuk berhenti menggunakan NARKOBA, yaitu dengan
cara memaksakan untuk tidak menggunakan apabila timbul rasa untuk menikmati
efeknya, dan juga dengan cara dibuat jalan-jalan agar lupa akan keinginannya untuk
menikmati NARKOBA. Faktor diri sendiri menjadi pengaruh besar apabila nantinya
subjek kambuh dalam menggunakan NARKOBA. Sebagai pengguna NARKOBA,
subjek juga mempunyai keinginan untuk sukses dalam karir dan memiliki keyakinan
yang cukup tinggi nantinya bisa meraih kesuksesan.
2) Wawancara dengan AGK
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek, dia mengemukakan bahwa
alasannya menggunakan NARKOBA adalah karena coba-coba atau rasa penasaran dan
juga karena dikasih oleh temannya. Dampak dari NARKOBA menurut subjek adalah
tubuh gemetar, mudah terkejut, mudah lupa, gigi cepat rontok. Subjek sendiri biasanya
melampiaskan emosinya dengan cara minum-minum dan NARKOBA. Selain itu subjek
sendiri memiliki keinginan untuk berhenti menggunakan NARKOBA, yaitu dengan cara
mengurangi jumlah NARKOBA apabila timbul rasa untuk menikmati efeknya. Faktor
diri sendiri menjadi pengaruh besar apabila nantinya subjek kambuh dalam
menggunakan NARKOBA. Sebagai pengguna NARKOBA, subjek juga mempunyai
keinginan untuk sukses dalam karir dan memiliki keyakinan yang cukup tinggi nantinya
bisa meraih kesuksesan.
3) Wawancara dengan SS
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek, dia mengemukakan bahwa
alasannya menggunakan NARKOBA adalah karena iseng-iseng atau rasa penasaran dan
juga karena dikasih oleh temannya. Dampak dari NARKOBA menurut subjek adalah
bikin tubuh kecil, bisa membuat gila, bisa overdosis, bisa dijauhi orang di sekitar.
Subjek sendiri biasanya melampiaskan emosinya dengan cara minum-minum dan
NARKOBA. Apabila bila sedang marah biasanya subjek sering membating barang,
seperti piring dan gelas. Selain itu subjek sendiri memiliki keinginan untuk berhenti
menggunakan NARKOBA, yaitu dengan tidak memaki NARKOBA pada saat bulan
puasa. Faktor teman menjadi pengaruh besar apabila nantinya subjek kambuh dalam
menggunakan NARKOBA. Sebagai pengguna NARKOBA, subjek juga mempunyai
keinginan untuk
sukses dalam karir dan memiliki keyakinan yang cukup tinggi nantinya bisa meraih
kesuksesan. Subjek juga memiliki jiwa kepedulian yang cukup tinggi kepada sesama
pengguna NARKOBA, hal ini dapat dilihat dari jawaban subjek yang ingin
mempekerjakan sesama pengguna NARKOBA apabila mempunyai bisnis sendiri.
C. Dokumentasi
Dari hasil dokumentasi peneliti mengambil kesimpulan bahwa keadaan subjek
pada saat diwawancara dalam keadaan sadar tanpa pengaruh dari NARKOBA. Dari
hasil dokumentasi menunjukkan bahwa ketiga subjek terbukti bahwa menggunakan
NARKOBA, hal ini dapat dibuktikan dengan bubuk ekstasi yang seperti garam halus
yang dimiliki oleh subjek.
KESIMPULAN
Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada beberapa gejala atau ciri remaja yang menggunakan NARKOBA, baik ciri fisik
atau ciri psikis, diantaranya: memiliki emosi yang kurang stabil, mudah marah, mudah
tersinggung, lamban dalam merespon sesuatu, mudah terkejut, sering melalaikan
tanggung jawab, malas, sering mengemukakan alasan yang dibuat-buat, sering berbicara
kasar, siklus kehidupannya terbalik (siang tidur, malam melek/keluyuran), nafsu makan
tidak menentu, pelupa, mata yang kemerah-merahan hal ini bukan karena sakit mata
melainkan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup
panjang, mata subjek menunjukkan konsidi yang sama yaitu terlihat kemerah-merahan,
kantung mata bengkak, hal ini dikarenakan seorang pengguna NARKOBA sering
begadang pada malam hari. Bahkan pada saat observasi peneliti menemui bahwa salah
seorang subjek sudah 2 hari tidak tidur, badan nampak kurang fresh, bicara pelo/cadel,
berat badan yang turun drastis (hal ini tidak bisa menjadi acuan umum karena ada
pengguna NARKOBA yang justru badannya menjadi gemuk), dan yang terakhir adalah
muka nampak pucat.
2. Alasan remaja menggunakan NARKOBA adalah karena coba-coba atau rasa
penasaran dan karena dikasih teman. Disini coba-coba atau rasa penasaran menjadi
faktor utama yang melatar belakangi subjek menggunakan NARKOBA. Rasa penasaran
yang cukup tinggi remaja, membuatnya ingin tau tentang segala hal inilah yang
mendorong remaja untuk mencoba hal baru termasuk NARKOBA itu sendiri. Selain itu
faktor pergaulan juga sangat mempengaruhi remaja terjerumus ke dalam dunia
NARKOBA. Jika remaja memiliki teman yang buruk, maka ia lama-kelamaan akan
terjerat ke dalam jaring-jaring keburukan mereka, apalagi kalau teman pengedar atau
pengguna NARKOBA lama- kelamaan pasti akan ikut menggunakan juga.
3. Seorang yang sedang menggunakan NARKOBA tidak memiliki perubahan yang
cukup signifikan seperti orang yang tidak menggunakan NARKOBA. Berikut
perubahan yang terjadi pada pengguna sesudah menggunakan NARKOBA: pikiranya
hanya ingin senang- senang, pengguna menjadi linglung, suka bicara sendiri, ngelantur
kalau ditanya, suka bicara dengan benda mati seperti pohon, tembok, dan motor.
4. NARKOBA memiliki dampak negatif bagi pengguna. Dampak ini berupa dampak
fisik ataupun dampak psikis. Dampak dari NARKOBA antara lain menghamburkan
uang, tubuh menjadi gemetar, mudah terkejut, mudah lupa, gigi cepat rontok, berat
badan turun, dikucilkan masyarakat, bisa membuat orang menjadi gila dan yang lebih
parah lagi bisa menyebabkan kematian karena overdosis.
5. Ada beberapa upaya dari pengguna NARKOBA untuk keluar dari jerat NARKOBA
yaitu: mengurahi jumlah NARKOBA yang dikonsumsi, dibuat jalan-jalan pada saat
timbul keinginan untuk menikmati efek dari NARKOBA itu sendiri, pada saat puasa
tidak memakai NARKOBA. Niat dari diri sendiri itulah yang paling menentukan
seorang pengguna NARKOBA bisa keluar dari jeratan NARKOBA.
DAFTAR PUSTAKA
Jazuli. 2007. Upaya menjaga diri dari bahaya narkoba. Semarang: PT Bengawan ilmu.
Kompas.com. 7 maret 2013. Penggunaan Narkoba dikalangan remaja meningkat.
Lisa, F.R & Sutrisna, W. 2013.NARKOBA, PSIKOTROPIKA, DAN GANGGUAN JIWA
Tinjauan Kesehatan dan Hukum. Penerbit: Nuha Medika.
Masjid, A. 2007. Bahaya peyalahgunaan narkoba. Semarang: PT Bengawan Ilmu.
Nawawi, H. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA
(Studi Kasus Pada Remaja Asal Konawe Selatan)

Oleh: Rahmi Fadilah

PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia saat ini sangatlah memprihatinkan. Pada
umumnya kasus penyalahgunaan narkoba dilakukan pada usia remaja. Hal ini biasanya
terjadi pada remaja yang di iming-imingi suatu hal yang menguntungkan untuknya,
bujukan dari seseorang ataupun teman sepergaulan, stres yang berkepanjangan, broken
home, dan rasa ingin tahu dari diri remaja itu sendiri untuk menggunakan narkoba.
Dikalangan para remaja, biasanya diawali perkenalannya dengan rokok, ketika mereka
terbiasa dengan merokok dan menganggap bahwa merokok hal yang wajar, kemudian
lanjut untuk mengkonsumsi narkoba. Hal ini karena pada masa remaja mengalami
keadaan emosional yang labil dan mempunyai keinginan besar untuk mencoba hal-hal
yang baru.
Menurut Jackobusnarkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis ataupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa
nyeri, bahkan dapat menimbulkan ketergantunngan. Zat psikotropika yang sering
disalahgunakan (WHO, 1992) adalah: (1) Alkohol, (2) Opioida, (3) Kanabinoida, (4)
Sedativa/hipnotika, (5) Kokain, (6) Stimulansia lainnya, (7) Halusinogenika, (8)
Tembakau, (9) Pelarut yang mudah menguap seperti, aseton, glue, dan lem, (10)
Multipel.Setelah melihat kenyataan yang terjadi dikalangan remaja peneliti tertarik
untukmeneliti dan mengangkat judul Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja,
yang bertujuan: (1) untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan
narkoba; (2) untuk mengetahu dampak yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba; (3)
bagaimana seorang tersebut bisa terlepas dari narkoba.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan di Desa Ranowila, Kecamatan Wolasi, Kabupaten
Konawe Selatan. Adapun waktu penelitian yang dilakukan yaitu pada hari
minggu tanggal 4 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif, dimana
data- data dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan mengunakan
media telepon/HP dengan cara menyimak, mencatat, dan diteliti dengan data
rekaman yang telah dilakukan.
C. Teknik Analisis Data
Data-data yeng telah diperoleh kemudian akan dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Data dikelompokan.
2. Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan penelitian.
3. Data diinterpretasikan.
Temuan/Data Penelitan:
Tabel 1.1 Tahapan pemakaian, jenis narkoba, dan gejala.
Subyek IP

Usia 21

Tahapan pemakaian Situasi Use

Jenis narkoba Ganja

Gejala Malas bergerak, malas makan, selalu


merasa tenang, perasaan selalu
gembira, dan selalu tertawa tanpa
sebab.

Tabel 1.2 Dampak penyalahgunaan narkoba


Fisik Lemas dan malas makan

Psikologi Tertawa tanpa sebab, perasaan selalu


gembira, dan suka mengkhayal.
Sosial Jarang beraktifitas kecuali dalam
lingkungan tertentu.
Spiritual Setelah mengenal narkoba menjadi
seorang muslim yang tdak pernah
lagi melaksanakan sholat/ibadah dan
jauh dari agama.

Tabel 1.3 Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dan cara terlepas dari
narkoba.
Faktor penyebab penyalahgunaan - Faktor individu
- Faktor lingkungan (teman
bergaul)
- Faktor keluarga (pilih kasih)
Cara terlepas dari narkoba - Menggunakan rokok sebaga
penawar
- Melakukan aktivitas positif
- Mendekatkan diri kepada sang
pencipta

PEMBAHASAN
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis ataupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilang rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri, bahkan dapat
menimbulkan ketergantunngan (Jackobus). Pada umumnya kasus penyalahgunaan
narkoba dilakukan pada usia remaja. Hal ini biasanya terjadi pada remaja yang di iming-
imingi suatu hal yang menguntungkan untuknya, bujukan dari seseorang ataupun teman
sepergaulan, stres yang berkepanjangan, broken home, dan rasa ingin tahu dari diri
remaja itu sendiri untuk menggunakan narkoba. Hal ini karena pada masa remaja
mengalami keadaan emosional yang labil dan mempunyai keinginan besar untuk
mencoba hal-hal yang baru.
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap saudara IP telah
ditemukan data sebagai berikut:
Tabel 1.1 Tahapan pemakaian, jenis narkoba, dan gejala
Subyek IP

Usia 21

Tahapan pemakaian Situasi Use

Jenis narkoba Ganja

Gejala Malas bergerak, malas makan, selalu


merasa tenang, perasaan selalu
gembira, dan selalu tertawa tanpa
sebab.
IP merupakan remaja asal KONSEL (Konawe Selatan) anak ke 2 dari 3
bersaudara, yang kini berusia 21 tahun. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil
(PNS) dan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga biasa, sementara adiknya kini masih
duduk dibangku sekolah menengah pertama dan kakaknya sudah memiliki keluarga
sendiri beberapa tahun yang lalu. IP merupakan seorang yang pernah menggunakan
narkoba tepatnya tahun 2018 pada saat usianya masih 19 tahun. IP mulai mengenal dan
mengkonsumsi rokok pada saat masih duduk dibangku sekolah menengah pertama yang
dikarenakan faktor pergaulan. IP juga pernah minum-minuman keras yang beralkohol
sebelum akhirnya menggunakan narkoba.
Sebelum menggunakan narkoba IP adalah anak yang rajin, baik dalam hal
aktifitas kesehariannya dirumah maupun mengikuti kegiatan lainnya diluar rumah.
Namun, setelah menggunakan narkoba IP menjadi seorang yang sedikit tertutup,
pemalas, dan hal ini juga berpengaru dalam hal beribadahnya, yang menjadi sangat
jarang bahkan tidak pernah lagi menjalankan sholat lima waktu. Dalam tahapan
pemakaian adalah situasional use yaitu pengunaan pada saat kecewa, sedih, tekanan
batin dan hal lainnya dengan maksud menghilangkan tekanan perasaan-perasaan
tersebut menggunakan narkoba.Jenis narkoba yang digunakan adalah ganja.
Tabel 1.2 Dampak penyalahgunaan narkoba
Fisik Lemas dan malas makan

Psikologi Tertawa tanpa sebab, perasaan selalu


gembira, dan suka mengkhayal.
Sosial Jarang beraktifitas kecuali dalam
lingkungan tertentu.
Spiritual Setelah mengenal narkoba menjadi
seorang muslim yang tdak pernah
lagi melaksanakan sholat/ibadah dan
jauh dari agama.
Menurut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI, 2009) bahwa
dampak fisik, psikologis, sosial, dan spiritual saling behubungan erat. Adapun biologis
tubuh terhadap pengguna narkoba untuk jangka waktu panjang dapat dkatakan cukup
ekstensif, terutama pada obat-obatan yang tergolong kedalam kelompok downers.
Keadaan tubuh dapat berubah sehingga sel-sel dan organ tubuh dapat menjadi
terganggu. Akan tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, maka akan mengganti dan
mengubah semua susunan dan keseimbangan tubuh .
Tabel 1.3 Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dan cara terlepas dari
narkoba.
Faktor penyebab penyalahgunaan - Faktor individu
- Faktor lingkungan (teman
bergaul)
- Faktor keluarga (pilih kasih)
Cara terlepas dari narkoba - Menggunakan rokok sebagai
penawar
- Melakukan aktivitas positif
- Mendekatkan diri kepada sang
pencipta
Salah satu faktor dari penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba adalah faktor
individu. Selain faktor individu juga terdapat faktor-faktor lain yaitu faktor keluarga dan
faktor pergaulan. Seperti yang dialami IP, tekanan batin akibat diberhentikan kuliah
oleh orang tua. Yang dinilai perlakuan orang tuanya ini tidak adil terhadapnya karena
mengapa orang tuanya bisa menguliahkan kakaknya namun dia tidak. Hal ini karena
pada masa remaja mengalami keadaan emosional yang labil dan mempunyai keinginan
besar untuk mencoba hal-hal yang baru, dengan mengkonsumsi narkoba saat itu
menurutnya sebagai jalan keluar terbaik. Seorang yang bergaul dengan orang-orang
yang menggunakan narkoba pasti akan terpengaruh dan menggunakannya
juga.Menggunakan rokok sebagai penawar untuk tidak terus-terusan menggunakan
narkoba, melakukan aktivitas-aktivitas positif, lebih mendekatkan diri kepada sang
pencipta itulah cara IP terbebas dari jeratan narkoba yang menjeratnya selama hanya
kurang lebih 5 bulan.
Kesimpulan
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis ataupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilang rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri, bahkan dapat
menimbulkan ketergantunngan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
remaja yang berinisial IP yang saat ini telah berusia 21 tahun yang bertempat tinggal di
desa Aoma Kab. Konawe Selatan. Pada usia 19 tahun ia adalah salah seorang
penyalahguna narkoba yang menggunakan narkoba dalam kurun waktu yang cukup
singkat yaitu hanya lima bulan. Faktor penyebab penggunaan narkoba (1) faktor
individu, (2) faktor keluarga,
(3) faktor pergaulan. Penyalahgunaan narkoba dapat berdampah negatif pada fisik,
sosial, psikologis, dan spiritual.

Daftar pustaka
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (2009). Advokasi Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba, Jakarkata.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, (2011). Pencegahan Penyalahgunaan


Narkoba Bagi Remaja, Jakarkata.

Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya.

Joewana Satya, dkk. Petunjuk Bagi Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan


Narkoba. Yogyakarta: Media Perssindo. 2001

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010

Stokes Jane, How To Do Media and Cultural Studies. Yogyakarta: Bentang. 2006

https://m.liputan6.com/news/read/3867866/pengertian-narkoba-menurut-para-ahli-
serta-jenis-dampak-dan-penanganannya
Tindak Pidana Kejahatan Korupsi Terhadap Gubernur Nonaktif
Sulawesi Tenggara,
Studi kasus pada Nur Alam
Oleh : Purwaningsih

Pendahuluan
Korupsi atau rasuah merupakan sebuah tindakan oleh pejabat publik, baik
politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus yang bermakna
busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan menyogok. Kata tersebut kemudian
menurunkan istilah corruption, corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie,
korruptie (Belanda), dan juga korupsi (Indonesia). Dalam arti yang luas, korupsi
diartikan sebagai sebuah penyalahgunaan jabatan resmi oleh pejabat publik untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini
memang sangat rentan korupsi dalam praktiknya.

Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti
harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun
tidak ada sama sekali.Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai
penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan
oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan
pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau
pribadi lainnya.

Dari sudut pandang ekonomi, definisi korupsi lebih konkret, yakni pertukaran
yang menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau
nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma
yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang
dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.

Metode Penelitian

A. Tempat dan waktu


Desa Lawoila Kec. Konda Kab. Konawe Selatan, adapun waktu penelitian
terjadi pada tanggal 15 oktober 2020
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
menyimak cerita dari warga setempat dan mencari informasi lebih lengkap di
media sosial.
C. Teknik Analisis Data
1. Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan peneliti
2. Data di interpretasi

No. Jenis Kasus Kerugian Yang Dicapai

1. Izin usaha pertambangan Rp. 4,3 triliun

2. KTP elektronik Rp. 2,3 triliun

Pembahasan

Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian dari tindak pidana khusus
disamping mempunyai spesifikasi tertentu dari tindak pidana umum. Undang-undang
pemberantasan tindak pidana korupsi secara khusus mengatur hukum acara sendiri
terhadap penegakan hukum pelaku tindak pidana korupsi. Secara umum dibedakan
dengan penanganan pidana khusus lainnya. Hal ini mengingat bahwa korupsi
merupakan extra ordinary crime yang harus di dahulu kan dibanding tindak pidana
lainnya. Pengadilan tindak pidana korupsi yang dibentuk berdasarkan ketentuan Pasal
53 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, tetapi berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi dinyatakan
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, maka
dibentuklah Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi yang memiliki kewenangan mengadili perkara tindak pidana korupsi. Melihat
sifat demikian, berdasarkan ketentuan teoritik dan praktik, hukum acara tindak pidana
korupsi bersifat ganda. Sistem pembuktian dalam perkara tindak pidana korupsi selain
berdasarkan kepada Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
juaga berdasarkan kepada hukum pidan formil sebagaimana diatur di dalam
UndangUndang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagimana telah diubah dengan UndangUndang No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, dan Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Gubernur nonaktif Sulawesi Tenggara, Nur Alam divonis 12 tahun penjara


untuk kasus korupsi terkait pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) dalam
persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Rabu (28/03). Vonis ini lebih rendah
dari tuntutan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama 18 tahun. Namun,
dalam tuntutan terhadap Nur Alam, pertama kalinya KPK menggunakan kerusakan
lingkungan untuk menilai kerugian keuangan negara. Indonesia Corruption Watch
(ICW) menilai terobosan ini menunjukkan jaksa KPK cukup progresif dalam
memperhitungkan kerugian negara akibat korupsi di sektor sumber daya alam.

Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Merah


Johansyah menyatakan terobosan KPK ini bisa menjadi yurisprudensi dan bisa
digunakan untuk menyasar kasus korupsi serupa yang menyebabkan dampak
kerusakan pada lingkungan hidup.
Nilai kerugian negara yang ditimbulkan dari kasus Nur Alam sangat fantastis,
mencapai Rp4,3 triliun. Nilai itu hampir dua kali lipat nilai kerugian negara dalam
kasus dugaan korupsi proyek KTP elektronik, yang diklaim mencapai Rp2,3 triliun.
Namun, angka tersebut tidak sepenuhnya atas hasil penghitungan auditor negara. Sebab,
salah satu yang dihitung adalah kerugian akibat kerusakan lingkungan.

Tidak Cuma itu, politikus Partai Amanat Nasional itu juga dituntut membayar uang
pengganti Rp2,7 miliar dari keuntungan yang diperoleh dari izin pertambangan yang
diberikan Nur Alam kepada pengusaha. Lebih ringan dari tuntutan, imbas dari kasus
korupsi yang menjeratnya, Ketua Majelis Hakim Diah Siti Basariah mengganjar Nur
Alam vonis pidana selama 12 tahun. “Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada
terdakwa Nur Alam dengan pidana penjara selama 12 tahun dan pidana denda sebesar
Rp1 miliar, dengan ketentuan apabila denda itu tidak dibayar maka diganti dengan
pidana kurungan selama enam bulan,” ujar Diah seperti dilaporkan wartawan BBC
Indonesia Abraham Utama di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, pada Rabu
(23/03) malam.

Selain itu, majelis hakim juga menjatuhkan pidana tambahan kepada terdakwa
Nur Alam untuk membayar uang pengganti sebesar Rp2,7 miliar dan mencabut hak
politiknya selama lima tahun. Nur Alam langsung mengajukan banding atas vonis yang
diterimanya.

Sebelumnya, jaksa menilai, perbuatan Nur Alam telah mengakibatkan


musnahnya atau berkurangnya ekologis pada lokasi tambang di Pulau Kabena yang
dikelola PT Anugrah Harisma Barakah. Dari hasil penelitian yang dilakukan ahli
kerusakan tanah dan lingkungan hidup, Basuki Wasis, terdapat tiga jenis penghitungan
kerugian akibat kerusakan lingkungan. Pertama, total kerugian akibat kerusakan
ekologis. Kemudian, kerugian ekonomi lingkungan. Ketiga, menghitung biaya
pemulihan lingkungan.

Sesuai penghitungan, kerugian terkait kerusakan tanah dan lingkungan akibat


pertambangan PT AHB di Kabupaten Buton dan Bombana, sebesar Rp2,7 triliun.
Jumlah tersebut dihitung oleh ahli kerusakan tanah dan lingkungan hidup, Basuki
Wasis. Atas hal itu, Nur Alam dituntut hukuman 18 tahun penjara oleh jaksa. Dia juga
dituntut membayar denda Rp1 miliar subsider satu tahun kurungan.

Atas kerugian yang ditimbulkannya, Koordinator Divisi Kampanye ICW Siti


Juliantari menegaskan sudah sepantasnya Nur Alam dihukum berat. Apalagi, Nur Alam
menjabat gubernur selama dua periode. Sebagai seorang penyelenggara negara, imbuh
Tari, semestinya memberi contoh kepada rakyat untuk tidak korupsi dan memegang
teguh integritas.

Di sisi lain, ICW berharap, majelis hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Jakarta menjadikan metode penghitungan kerugian negara yang didalilkan jaksa dengan
menambahkan kerugian ekologis, biaya pemulihan lingkungan, dan kerugian ekonomi
lingkungan sebagai rujukan dalam pengambilan putusan.

“Dorongan ke KPK adalah bagaimana kemudian KPK bisa menggunakan


penghitungan kerugian lingkungan ini dan membuat formulasi tahapan atau hal-hal apa
sih yang bisa dihitung dalam menghitung kerugian lingkungan. Jadi KPK memiliki
standar ketika kita ngomongin kerugian lingkungan, ujar Tari. Lalu, bagaimana skema
ideal penghitungan kerugian lingkungan untuk kasus korupsi?

Ahli ekonomi lingkungan yang juga konsultan World Bank, Virza Safaat
Sasmitawidjaja, menjelaskan parameter utama adalah identifikasi kerugian ekologis
dan kerugian sosial akibat korupsi. Kalau ini dijumlahkan secara total, maka akan
kelihatan berapa sebetulnya environmental cost dan social cost yang diakibatkan karena
korupsi di sektor pertambangan ini. Ini yang bisa dijadikan dasar kalau kita akan
menggugat secara perdata dari korupsi ini,” ujarnya.

Biaya pemulihan untuk merehabilitasi kerusakan lingkungan, lanjut Virza,


sudah pasti juga diikutsertakan dalam dasar penghitungan. “Dan memulihkan
lingkungan itu tidak hanya dua hingga tiga tahun, tapi bisa sampai lima hingga 10 tahun
dan itu harus diperhitungkan nett present value-nya dan bagaimana financial risknya,”
kata dia. “Itu yang harus diperhitungkan untuk kajian untuk menghitung valuasi
ekonomi ini,” tandasnya.

Kesimpulan
Dalam arti yang luas, korupsi diartikan sebagai sebuah penyalahgunaan
jabatan resmi oleh pejabat publik untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini memang sangat rentan
korupsi dalam praktiknya.

Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam


bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan. Titik ujung
korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para
pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan


jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri
sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan
pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum,
perusahaan, atau pribadi lainnya.

Daftar Pustaka

http://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/

IGM Nurdjana,2009, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi ( Problematik
Sistem Hukum Pidana dan Implikasinya pada Penegakan Hukum Tindak Pidana
Korupsi ), Total Media, Yogyakarta.
www.bbc/Indonesia/Indonesia-43554605
TERORISME DAN DERADIKALISASI YANG MENJERAT PEREMPUAN
OLEH: NADILLAH RISKY ANANDA

PENDAHULUAN
Fenomena terorisme marak diperbincangkan dan selalu menjadi isu hangat sejak
peristiwa 11 September di WTC, pengeboman Bali I dan II, hotel JW, Marriot dan Ritz
Calten dan terakhir bom bunuh diri di Poso. Mereka termindset dengan adanya kasus
teroris yang terjadi pada kasus WTC 11 September 2001, bahwa terorisme berkaitan
dengan fundamentalis agama islam. Tentu saja, serangkaian tragedy pembomn ini
merupakan pukulan dahsyat bagi bangsa Indonesia. Deradikalisasi menjadi metode yang
banyak diperbincangkan dalam diskursus kontra terorisme. Tidak ada atau belum ada
kata sepakat dari para ahli mengenai definisi deradikalisasi. Namun pendekatan RAND
Corporation “Deradicalization is the process of changing an individual beliefs system,
rejecting the extremist ideology, and embracing mainstream values (Deradikalisasi
adalah proses merubah sistem kepercayaan individual,menolak ideology ekstrimis dan
mengurung nilai-nilai utama).”Dalam deskripsi sederhana,deradikalisasi adalah upaya
untuk mengubah ideologi,pemikiran dan pemahaman seseorang yang semula radikal
menjadi tidak lagi redikal. Sedangkan disengagement lebih kepada proses membuka
ruang bagi perubahan perilaku seseorang untuk menolak kekerasan, menghindari atau
berhenti dari kelompok radikal meskipun diakui masih terdapat pemahaman radikal
dalam pikirannya.Teori radikalisme sudah banyak yang mengkaji. Baik itu radikalisme
agama,ekonomi dan sebagainya. Tetapi teori yang mendekati deradikalisasi adalah teori
perubahan political spectrum yang dikemukakan oleh (Baradat, 1994). Tetapi dalam
ilmu agama khususnya islam, berpikir radikal (memahami ke akar-akarnya) dan
berlandaskan pada fundamen (dalil-dalil dasar/ushuliyah) menjadi keharusan dalam
mempelajari agama islam. Ini merupakan radikalisme positif yang harus dimiliki oleh
setiap umat beragama (Schumann,1992). Dengan melihat hal ini, maka peneliti tertarik
untuk mengangkat judul yaitu Terorisme dan Deradikalisasi yang Menjerat Perempuan.

METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data dari internet
pada hari Senin,19 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah dengan membaca dan mengumpulkan data dari artikel di internet.
C. Teknik Analisis Data
Data-data yang telah diperoleh kemudian akan dianalisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Data dikelompokkan
2. Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan penelitian
3. Data diinterpretasikan
Tabel 1.1 Data Narasumber

Subyek Suraiya Kamaruzzaman

Tempat Tanggal Lahir Aceh Besar, 03 Juni 1968

Usia 52 Tahun

Pekerjaan Aktivis Hak Perempuan dan Pendiri Lembaga


Swadaya Masyarakat

Suraiya dianugerahi penghargaan perdamaian UNDP N-Peace Award atas


upayanya melakukan peningkatan kapasitas dan advokasi pemenuhan hak perempuan
Aceh, terutama perempuan yang terpinggirkan dari akses ekonomi dan korban
kekerasan seksual yang terperangkap dalam konflik bersenjata. Pada wawancaranya
dengan BBC ia menuturkan bahwa pada Februari 2000 perempuan-perempuan Aceh
menyelenggarakan Duek Pakat Inong Aceh (Kongres Perempuan Aceh yang pertama)
dimana Ia menjadi Ketua Steering Comitte. Kongres dihadiri 500 perempuan dari
berbagai kabupaten/kota dan berbagai latar belakang dengan mengangkat tema
perempuan dan perdamaian. Suraiya percaya upaya awal penyelesaian konflik Aceh
melalui dialog damai itu dilakukan perempuan. Paska Kongres Suraiya bersama empat
perempuan Aceh menghadap Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid untuk melakukan
lobby agar penyelesaian konflik di Aceh dilaksanakan dengan cara mengedepankan
dialog damai dan menghentikan pendekatan militerisme. Mereka juga menyampaikan
seluruh hasil rekomendasi dari kongres Perempuan Aceh. Namun lima tahun kemudian,
ketika kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dan GAM yang
ditandatangani di Helsinki, Finlandia tidak menyertakan perempuan dalam lima tim
negosiator resmi yang mewakili kedua belah pihak. Hal ini berakibat bahwa
permasalahan perempuan dalam wilayah konflik tidak menjadi permasalahan yang
didiskusikan serta tidak menjadi bagian kesepakatan dalam MOU perdamaian, peran
perempuan dalam dialog perdamaian secara formal dinafikan. Selama konflik bersenjata
di Aceh, Ia aktif mengkampanyekan pemenuhan hak-hak perempuan di Aceh di
berbagai wilayah di Indonesia dan berbicara di berbagai negara melalui konprensi-
konprensi, lobby ataupun mengikuti sidang-sidang PBB di Geneva.
PEMBAHASAN
Wajahnya cantik, usia masih muda namun yang tampak "menyeramkan" adalah
sorot mata begitu tajam dan ada api amarah di sana.
"Lihat sorot matanya, ada amarah bukan? Ini adalah hasil doktrinisasi. Ia diberi
pemahaman yang keliru tentang Islam," kata Suraiya Kamaruzzaman, seorang pembela
hak-hak perempuan dari Aceh saat menampilkan sebuah foto wajah perempuan
Indonesia yang bergabung dengan anggota terorisme ISIS (Negara Islam Irak dan
Suriah).

Dalam doktrinisasi itu dicari diksi-diksi untuk membenci sehingga kemarahan


itu terpancar dari sorot matanya. Hal itu disampaikan saat jadi pembicara dalam
kegiatan Foum Koordinasi Pencegahan. Terorisme (FKPT) Kalimantan Utara di
Tarakan pada hari Kamis, 15 Oktober 2020. Wanita secara alami lebih mudah terbawa
emosional ketimbang logika. Sisi keunikan wanita ini ternyata dipelajari oleh ISIS
untuk tujuan jahat. Suraiya yang juga Presideum Balai Syura Aceh itu kemudian
melanjutkan beberapa slide foto beberapa wanita Indonesia yang bergabung dengan
kelompok terorisme seperti ISIS dengan sorot mata yang sama.

Karakter emosional menyebabkan wanita bisa memiliki totalitas dalam bekerja.


Hal itu menyebabkan perempuan kini rentan direkrut menjadi anggota terorisme. “Jika
sudah terdoktrin wanita bisa lebih radikal ketimbang pria”. Kata tokoh perempuan
penerima penghargaan N-Peace 2012. Alasan lain melibatkan wanita, pria lebih mudah
terdeteksi sehingga kini agak susah melangkah untuk melakukan peran sebagai
terorisme. Sebagai pemikat kelompok terorisme, seperti ISIS kini menggunakan
terminology tentang kesetaraan wanita dengan pria dalam melaksanakan peran sebagai
garda terdepan untuk melakukan aksi bom bunuh diri termasuk melibatkan anaknya.

Sebelum ISIS, wanita di Negara-negara Timur Tengan ditempatkan selalu di


belakang. Namun ISIS berhasil memikat perempuan yakni dengan menggunakan narasi
atau dalil-dalil tentang kesetaraan wanita. “Jika di hadist pria diiming-imingi 72
bidadari, maka di hadist wanita ditawarkan 40 tiket ke surga”. Karakter masyarakat
Indonesia yang komunal sehingga tawaran 40 tiket ke surge sangat menarik. Bayangan
mendapat 40 tiket, ujarnya sangat menarik bagi karakter masyarakat yang komunal
karena ia bisa membaw suami,anak,ibu,bapak,nenek dan keluarga lain ke surga. Sejak
deklarasi pendidiran kekhalifaan ISIS oleh pemimpin kelompok Abu Bakar Al-
Baghdadi bulan Juli 2014, terdapat setidaknya 18 kelompok ekstremis yang mendukung
ISIS di Indonesia sebagian anggotanya wanita.
Tabel 1.2 Faktor Penyebab Wanita Terjerat Terorisme dan Deradikalisasi

Faktor Penyebab Wanita - Wanita secara alami lebih mudah


Terjerat Terorisme dan terbawa emosional ketimbang
Deradikalisasi logika.

- Sisi keunikan wanita mudah


dipelajari oleh ISIS untuk tujuan jahat.

- Karakter emosional menyebabkan


wanita bisa memiliki totalitas
dalam bekerja.

- Jika sudah terdoktrin,wanita bisa


lebih radikal ketimbang pria.

-Keadaan perempuan yang secara


sosial,budaya,ekonomi,dan politik
terdiskriminasi,membuatnya minim akses
pengetahuan dan pendidikan.

-Pemahaman perempuan terhadap agama


yang keliru.
KESIMPULAN

Karakter emosional menyebabkan wanita bisa memiliki totalitas dalam bekerja.


Hal itu menyebabkan perempuan kini rentan direkrut jadi anggota terorisme. Sebelum
ISIS, wanita di negara-negara Timur Tengah ditempatkan selalu di belakang namun
ISIS berhasil memikat perempuan, yakni dengan menggunakan narasi atau dalil-dalil
tentang kesetaraan wanita. "Jika jihadis pria diiming-iming 72 bidadari maka jihadis
wanita ditawarkan 40 tiket ke surga,"ujarnya. Karakter masyarakat Indonesia yang
komunal sehingga tawaran 40 tiket ke surga sangat menarik. Bayangan mendapat 40
tiket, ujarnya sangat menarik bagi karakter masyarakat yang komunal karena ia bisa
membawa suami, anak, ibu, bapak, nenek dan keluarga lain ke surga. Sejak deklarasi
pendirian kekhalifahan ISIS oleh pemimpin kelompok Abu Bakar al Baghdadi bulan
Juli 2014, terdapat setidaknya 18 kelompok ekstremis yang mendukung ISIS di
Indonesia sebagian anggotanya wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar Zulkarnaen, 2020. Perempuan diantara Jerat Terorisme dan Deradikalisasi.


Kendari: Antara

Dian Fitryani, 2020. Perempuan Di Tengah Pusaran Terorisme dan Deradikalisasi.


Tarakan: Rembang Bicara.

Arie Widiarto, 2019. Waspada, Perempuan Rawan Terpengaruh Paham


Radikal. Semarang: Ayo Semarang.
Judul : Efektifitas Pengelolaan Dana BOS di SMPN 1 Maligano
Nama : Welni Gustuti
NIM : 19010102035
Prodi : PBA B 03
A. Pendahuluan

Kata korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Menurut Transparency International, korupsi
adalah perilaku pejabat publik, baik politikus, politisi, maupun pegawai negeri, yang secara
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya,
dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada mereka.
Korupsi tidak hanya terjadi di dunia politik saja, namun dapat terjadi juga dalam dunia
pendidikan. Saat ini telah banyak tindak pidana korupsi dalam penyelengggaraan atau
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan oleh pejabat Negara dan
pemerintahan. Mengingat penyelenggaraan atau pengelolaan dana BOS selalu menyangkut
kepentingan umum, dimana dana yang digunakan berasal dari rakyat yang seharusnya
dipertaggungjawabkan secara benar dan harus secara khusus. Adapun manfaat dari
penyelenggaraan dana BOS yaitu membantu peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang
bebas biaya dan bermutu, sehingga membantu pelaksanaan program pemerintah Wajib Belajar
Pendidikan Dasar ( Wajib Dikdas) sembilan tahun. Namun program yang sangat baik ini banyak
disalahgunakan oleh pejabat pemerintahan atau pegawai negeri untuk memperkaya diri dengan
menyalahgunakan kewenangan dalam jabatan yang ia duduki.
Oleh karena itu, penulis memilih untuk mengangkat judul “ EFEKTIFITAS
PENGELOLAAN DANA BOS di SMPN 1 MALIGANO” untuk mengetahui apakah
pengelolaan dana BOS di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Maligano ini sudah
efektif tanpa adanya korupsi atau justru terjadi sebaliknya. Sehingga mudah-mudahan makalah
keci ini bisa memberikan gambaran bagi para pembaca terkait dengan pengelolaan dana BOS
serta permasalahannya.
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian

Penelitian Makalah ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif


adalah pengukuran data penelitian yang mempergunakan wawancara dengan menealah
sumber literature yang ada. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan data secara
terperinci mengenai penggunaan dana BOS yang dialokasikan ke hal apa saja.
2. Fokus studi Literal
Fokus yang diamati dalam studi literal dalam penulisan makalah ini adalah

tentang penggunaan dana BOS yang dialokasikan ke hal apa saja dan sudah efektifkah

pemakaian dana BOS tersebut tanpa adanya korupsi.

3. Sumber Data
Sumber data yang dilakukan dalam mekanisme penulis lakukan ada dua yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui

wawancara langsung dengan responden maupun informan dengan berpedoman pada

daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disusun sesua tujuan studi literal.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan data yang

tersedia yang ada kaitannya dengan studi literal.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik data dalam studi literal ini dilakukan dengan metode survey yaitu melalui

wawancara observasi, kuisioner dan dokumentasi. Menurut Hamidi (2008) teknik

pengumpulan data terdiri atas;

a. Observasi yaitu pengamatan secara partisipatif digunakan dalam memahami secara


langsung pola perilaku kolektif masyarakat sekaligus mengklasifikasikan hasil
wawancara.
b. Wawancara yaitu mengumpulkan data melalui interaksi langsung atau mengadakan
tatap muka langsung dengan informan untuk mengumpulkan data informasi yang
diperlukan.
c. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berupa informasi yang berasal dari catatan
penting (kepustakaan), baik dari lembaga atau organisasi maupun perorangan.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan bersifat kualitatif, sehingga dalam

menganalisis data dilakukan teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis teknik

deskriptif
kualitatif dimungkinkan untuk memberikan gambaran tentang penggunaan dana BOS di

SMPN 1 Maligano.

C. Data Penelitian
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
TAHUN AJARAN 2020

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 1 MALIGANO


ALAMAT SEKOLAH : DESA RAIMUNA KECAMATAN MALIGANO
KABUPATEN/KOTA : MUNA
PROVINSI : SULAWESI TENGGARA

N Kode JUMLAH TAHAP


Uraian
o. Rekening (Rp) I II III
1 2 3 4 5 6 7
1 5.2.1 Belanja Pegawai 83.880.000 27.960.0 27.960.000 27.960.000
00
5.2.1.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan - - - -
5.2.1.2 Pengembangan Standar Isi - - - -
5.2.1.3 Pengembangan Standar Proses - - - -
5.2.1.3.1 Honorarium Guru Tidak Tetap Bulanan : 60.480.000 20.160.0 20.160.000 20.160.000
00
5.2.1.3.2 Honor PTT termasuk operator dapodik 23.400.000 7.800.00 7.800.000 7.800.000
0
5.2.1.4 Pengembangan Pendidik & Tenega - - - -
Kependidikan
5.2.1.5 Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah - - - -
5.2.1.6 Pengembangan Standar Pengelolaan - - - -
5.2.1.7 Pengembangan Pembiayaan - - - -
5.2.1.8 Pengembangan Implementasi & system - - - -
Pendidikan
2 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 126.786.700 42.490.0 40.806.700 42.490.000
00
5.2.2.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan 14.000,000 11.000.0 3.000.000 -
00
5.2.2.2 Pengembangan Standar Isi 2.490.000 2.490.00 - -
0
5.2.2.1.3 Pengembangan Standar Proses 47.000.000 14.000.0 16.000.000 17.000.000
00
5.2.2.1.4 Pengembangan Pendidik & Tenega 6.000.000 - - 6.000.000
Kependidikan
5.2.2.1.5 Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah 19.000.000 5.000.00 7.000.000 7.000.000
0
5.2.2.1.6 Pengembangan Standar Pengelolaan 11.490.000 3.000.00 5.000.000 3.490.000
0
5.2.2.1.7 Pengembangan Pembiayaan 19.000.000 5.000.00 7.000.000 7.000.000
0
5.2.2.1.8 Pengembangan Implementasi & system 7.806.000 3.000.00 2.806.700 2.000.000
Pendidikan 0
3 5.2.3 Belanja Modal 25.833.300 - 25.833.300 -
5.2.3.1.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan - - - -
5.2.3.1.2 Pengembangan Standar Isi - - - -
5.2.3.1.3 Pengembangan Standar Proses - - - -
5.2.3.1.4 Pengembangan Pendidik & Tenega - - - -
Kependidikan
5.2.3.1.5 Pengembangan Sarana dan Prasarana Sekolah - - - -
5.2.3.1.5.1 Belanja Modal Pengadaan Labtop/PC 7.000.000 - 7.000.000 -
5.2.3.1.5.2 Belanja Modal Pengadaan Printer 3.000.000 - 3.000.000 -
5.2.3.1.5.3 Belanja Modal Buku/Perpustakaan 14.508.300 - 14.508.300 -
5.2.3.1.5 Belanja Kursi Plastik 500.000 - 500.000 -
5.2.3.1.5 Belanja Dispenser 350.000 - 350.000 -
5.2.3.1.5 Belanja kipas angin 350.000 - 350.000 -
5.2.3.1.5 Belanja maik soni 125.000 - 125.000 -
5.2.3.1.6 Pengembangan Standar Pengelolaan - - - -
5.2.3.1.7 Pengembangan Standar Pembiayaan - - - -
5.2.3.1.8 Pengembangan Implementasi & system - - - -
Pendidikan
JUMLAH 236.500.000 70.950.0 94.600.000 70.950.000
00
Raimuna, 20 Februari 2020

Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan


keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, dewan guru, dan Komite
Sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam
RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain yang sah.
Hasil kesepakatan penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus dituangkan
secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang dilampirkan tanda tangan seluruh
peserta rapat yang hadir.
Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan
sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau mengganti yang telah
rusak. Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS
diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain
kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya untuk transportasi dan uang lelah
guru PNS yang bertugas di luar jam mengajar tersebut harus mengikuti batas kewajaran.
Pemerintah Daerah wajib mengeluarkan peraturan tentang batas kewajaran tersebut di
daerah masing-masing degan mempertimbangkan faktor social ekonomi, faktor
geografis, dan faktor lainnya.
D. Pembahasan

Korupsi dalam bahasa latin adalah corruption dari kata kerja corrumpere
yang berakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan menyogok adalah
tindakan pejabat publik, baik poliitisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
amanah dan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak. Banyak motif atau penyebab seseorang melakukan korupsi.
Umumnya pelaku korupsi melakukan hal ini karena untk mendapatkan
keuntungan sendiri, keuntungan keluarga, keuntungan kelompok atau goongannya
sendiri.
Korupsi dana BOS sangat banyak dilakukan di banyak sekolah dengan kepala
sekolah lah yang menjadi pelaku utamanya. Seharusnya dengan adanya dana BOS ini
bisa menjadi acuan dalam pengelolaan sekolah menjadi lebih baik dan tepat waktu serta
tidak ada penyelewengan terhadap dana tersebut.
Korupsi yang dilakukan di dalam sektor pendidikan sangatlah berpengaruh bagi
kegiatan belajar mengajar di sekolah dan fasilitas sekolah, khususnya bagi kelompok
masyarakat kurang mampu. Dari perilaku korupsi terhadap bantuan dana BOS ini maka
sekolah tidak memiliki peralatan belajar yang memadai untuk proses belajar mengajar
di sekolah.
Beruntung, Kepala Sekolah SMPN 1 Maligano beserta bendahara dana BOSnya
adalah orang yang jujur dan tidak menggelapkan uang dana BOS untuk kepentingan
mereka masing-masing. Pendataan dan penggunaan dana BOS disini dilakukan secara
transparan sehingga seluruh guru dan tenaga kerja di SMPN 1 Maligano mengetahui
penggunaan dana BOS dialokasikan ke mana saja.
E. Kesimpulan

Korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu tidakan


penggelapan yang mengandung unsur penyelewengan dan ketidakjujuran yang
bertujuan untuk memperkaya diri dengan cara melawan hukum dan secara langsung
akan merugikan para guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Korupsi ini dapat bersumber dari kelemahan dalam sistem sekolah terlebih dari sistem
administrasi sekolah yang bertugas mengatur keuangan untuk fasilitas sekolah. Korupsi
dana ini masih sangat banyak dilakukan oleh para petinggi sekolah yaitu kepala sekolah.
Masih terdapat beberapa kepala sekolah yang melakukan tindakan korupsi melalui dana
BOS ini. Sosok kepala sekolah telah menggunakan dan memanfaatkan kedudukannya
didalam sekolah tersebut untuk melakukan tindakan korupsi dana ini. Beruntung,
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Maligano ini memiliki seorang kepala sekolah
yang jujur dan terbuka mengenai pengalokasian dana Bantuan Operasional Sekolah ini
sehingga kebutuhan guru dan siswa di sekolah ini dapat terpenuhi.
F. DAFTAR PUSTAKA
 Syahroni, Maharso, dan Tomy Sujarwadi. 2018. Korupsi Bukan Budaya Tetapi
Penyakit. Yogyakarta: Deepublish.
 https://id.scribd.com/doc/316266039/Korupsi-Dana-Bos.
 http://repository.upi.edu/12757/4/S_PKN_1000895_CHAPTER%201.pdf.
ANALISIS POTENSI PENYALAHGUNAAN PENGELOLAAN DANA DESA
STUDI KASUS DI DESA MERONGA RAYA, KECAMATAN LALEMBUU,
KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA
Oleh : Riskayanti (19010102045)

PENDAHULUAN
Pada realisasinya masyarakat sering mengeluhkan proses alokasi anggaran Dana Desa
yang tidak selaras dengan skala prioritas kebutuhan dan hanya sedikit merepresentasikan segi
efektivitas, efesiensi dan ekonomi (Mardiasmo dalam Hehanussa, 2015). Dana desa merupakan
salah satu sumber keuangan desa sebagaimana yang diatur dalam UndangUndang nomor 6
Tahun 2014 tentang desa. Mengingat dana desa saat ini peruntukannya difokuskan pada
pembanguan infrastruktur desa dan pemberdayaan masyarakat, ternyata dalam implementasi
terhadap pengelolahan dana desa banyak terjadi praktik korupsi, baik sengaja ataupun tidak
sengaja (karena kekurangpaham cara pemanfaatan maupun pelaporan administratifnya) oleh
perangkat desa. Beberapa kasus yang menimpa pemerintah desa dalam penyalahgunaan
wewenang, anggaran, korupsi aset dan pengadaan barang dan jasa. Pengelolaan dana desa harus
melibatkan peran serta masyarakat melalui pemberdayaan untuk peningkatan ekonomi
masyarakat desa, demi perwujudan teori sosial dan teori sitem dalam pemerintahan. Pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa adalah dalam rangka menjamin pelaksanaannya
berjalan secara maksimal dan optimal. Pembangunan desa oleh masyarakat, dari masyarakat dan
untuk masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Adapun yang menjadi perhatian dari
peneliti bahwa pengelolaan dana desa akan di khawatirkan berdampak pada ruang yang bisa
menjebak para oknum aparat desa dalam penggunaan dana desa dari perbuatan korupsi,
sehingga menarik bagi penulis untuk mengangkat judul “Analisis Potensi Penyalahgunaan
Pengelolaan Dana Desa (studi kasus : Desa Meronga Raya, Kecamatan Lalembuu, Kabupaten
Konawe Selatan, Sulawesi
Tenggara)”.

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Peneliti malakukan penelitian di Desa Meronga Raya, Kecamatan Lalembuu,
Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun waktu
pelaksanaannya yaitu tanggal 24 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan penelitian pustaka (Library Research) dan penelitian lapangan (Field
Research). Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dimana data-data
dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.
TEMUAN DATA PENELITIAN
Analisis adanya penyalahgunangan pengelolaan dana desa di desa Meronga Raya
menemukan beberapa modus dan potensi sehingga terjadinya penyalahgunaan Dana Desa, yaitu
:

• Meminjam sementara dana desa untuk kepentingan pribadi namun tidak dikembalikan.
Ini juga sangat banyak terjadi, dari mulai kepentingan pribadi hingga untuk membuka
sebuah bisnis. Budaya ewuh-prakewuh di desa menjadi salahsatu penghamat pada kasus
seperti ini sehingga sulit di antisipasi.
• Minimnya kompetensi aparat pemerintah desa, keterbatasan ini secara khusus mengarah
pada teknis pengelolaan dana desa, pengadaan barang dan jasa, serta penyusun
pertanggungjawaban keuangan desa serta latar belakang pendidikan dari kepala desa
dan perangkat desa sangat minim.
• Kurang dilibatkannya masyarakat dalam proses perencanaan dan pengawasan dan desa.
Kelalaian aparat desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, akibat kelalaian tersebut
dana kelompok masyarakat di gunakan untuk menutupi pungutan pajak.

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa pernyataan para narasumber


mengindikasikan adanya potensi penyalahgunaan seperti keharusan melakukan sesuatu,
indisipliner, kelalaian serta ketidakfahaman aparatur desa dan menganggap kesalahan adalah hal
yang sering dan wajar terjadi.

Dengan adanya beberapa modus dan potensi penyalahgunaan pengelolaan Dana Desa
sehingga pemerintah desa pun melakukan upaya-upaya menghindarkan pengelolaan dana desa
dari perbuatan korupsi adalah sebagai berikut :
• sanksi yang berupa teguran lisan, teguran tertulis, surat peringatan dan apabila terjadi
kesalahan yang fatal seperti masalah korupsi dan pencemaran nama baik desa maka
akan di beri hukum pidana.
• Pembentuk tim pengawas yang independen untuk mengawasi jalanya proses
pengelolaan Dana Desa.
• Mengadakan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MURENBANGDES) untuk
seluruh masyarakat setiap ingin melakukan pembangunan desa.

PEMBAHASAN
Undang-Undang Desa telah menempatkan desa sebagai ujung tombak pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan kewenangandan sumber dana yang
memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Setiap tahun pemerintah pusat telah menganggarkan Dana Desa yang
cukup besar untuk diberikan kepada desa. Pada tahun 2015, Dana Desa dianggarkan sebesar
Rp20,7 triliun, dengan rata-rata seriap desa mendapatkan alokasi sebesar Rp280 juta. Pada
tahun 2016, Dana Desa meningkat menjadi Rp46,98 triliun dengan rata-rata setiap desa sebesar
Rp628 jutan dan tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 60 triliun dengan rata-rata setiap
desa mendapat sebesar Rp800 juta. Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi
desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk ;

• Pelaksanaan pembangunan ; dan


• Pemberdayaan masyarakat desa

Dana Desa dalam APBD ditentukan 10% dari dan di luar Dana Transfer Daerah
secara bertahap. Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan
memperhatikn :
1. Jumlah penduduk,
2. Angka kemiskinan,
3. Luas wilayah,
4. Tingkat kesulitan geografis

Tujuan Dana Desa menurut UU No. 6 Tahun 2014, yaitu : a.


Meningkatkan pelayanan publikdi desa,

b. Mengentaskan kemiskinan,
c. Memajukan perekonomian desa,
d. Mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa, serta
e. Memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan

Dari beberapa kasus korupsi dana desa yang terjadi di Indonesia khususnya di Desa
Meronga Raya terlihat bahwa yang berpotensi besar sebagai pelaku tindak korupsi adalah kepala
desa dan aparat desa karena mereka memilki akses langsung dalam pengelolaan dana. Hambatan
dalam upaya penegakan hukum dalam penanggulangan tindak pidana korupsi dana desa adalah
kurangnya bukti tertulis yang diperoleh serta ketiktahuannya masyarakat tentang tentang dana
desa.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Meronga Raya, Kecamatan
Lalembuu, Kabupaten konawe Selatan, terdapat potensi penyalahgunaan dalam proses
pengelolaan Dana Desa. Potensi penyalahgunaan tersebut dapat timbul karena factor tekanan
yang dirasakan, kesempatan dan rasionalisasi. Ketiga factor potensi tersebut berkaitan dengan
keharusan PTPKD untuk melakukan sesuatu, melakukan tindak indisipliner, merasa tidak ada
pihak yang dirugikan dalam melakukan kelalaian dan membenarkan kesalahan yang sering
terjadi.

Hasil dari wawancara yang dilakukan di Desa Meronga Raya menunjukan bahwa
terdapat potensi penyakahgunaan Dana Desa di mana kesalahan dianggap wajar dan sering
terjadi di lingkup internal aparat desa. Pelaku penyalahgunaan melakukam kecurangan karena
sikap mereka yang menganggap wajar terhadap kecurangan yang mereka lakukan. Terjadinya
penyalahgunaan Dana Desa juga di sebabkan karena minimnya kompetensi aparat pemerintah
desa, keterbatasan ini secara khusus mengarah pada teknis pengelolaan dana desa, pengadaan
barang dan jasa, serta penyusun pertanggungjawaban keuangan desa serta latar belakang
pendidikan dari kepala desa dan perangkat desa sangat minim seperti pada tahap pelakasanaan
pengelolaan keuangan desa oleh Kaur keuangan, beliau lalai dalam pembayaran pajak karena
kurang faham mengenai pembayaran pajak sehinnga aparat desa harus menutupi kekurangan
pembayaran tersebut menggunakan dana dari kelompok masyarakat. Serta kurang dilibatkannya
masyarakat dalam proses perencanaan dan pengawasan dan desa membuat masyarakat kurang
mengerti Dana Desa di alokasikan di mana saja sehingga membuat para pelaku untuk
melakukan penyalahgunaan dalam pengelolaan Dana Desa.

Keharusan kepada kepala deasa dan aparat desa untuk melakukan pembinaan dalam
peningkatkan moralitas diri dan mempertegas peraturan untuk mencegah terjadinya tindak
pinada korupsi dalam desa. Hal ini sesuai dengan upaya aparat desa untuk mencegah dan
mendeteksi penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan desa, aparat desa Meronga Raya
bertindak tegas terhadap perilaku menyimpang dengan memberikan sanksi yang berupa teguran
lisan, teguran tertulis, surat peringatan dan apabila terjadi kesalahan yang fatal seperti masalah
korupsi dan pencemaran nama baik desa maka akan di beri hukum pidana, , membentuk tim
pengawas yang independen untuk mengawasi jalanya proses pengelolaan
Dana Desa, dan mengadakan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
(MURENBANGDES) untuk seluruh masyarakat setiap ingin melakukan pembangunan desa.

KESIMPULAN
Penelitian ini menemukan adanya potensi penyalahgunaan pengelolaan Dana Desa di
Desa Meronga Raya dengan modus yaitu Meminjam sementara dana desa untuk kepentingan
pribadi namun tidak dikembalikan. Ini juga sangat banyak terjadi, dari mulai kepentingan
pribadi hingga untuk membuka sebuah bisnis. Budaya ewuh-prakewuh di desa menjadi
salahsatu penghambat pada kasus seperti ini sehingga sulit di antisipasi. Serta minimnya
kompetensi aparat pemerintah desa, dan kurang dilibatkannya masyarakat dalam proses
perencanaan dan pengawasan dan desa. Sehingga para pemerintah desa malakukan upaya untuk
mencegah dan mendeteksi penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan desa, aparat desa
Meronga Raya bertindak tegas terhadap perilaku menyimpang dengan memberikan sanksi yang
berupa teguran lisan, teguran tertulis, surat peringatan dan apabila terjadi kesalahan yang fatal
seperti masalah korupsi dan pencemaran nama baik desa maka akan di beri hukum pidana,
membentuk tim pengawas yang independen untuk mengawasi jalanya proses pengelolaan Dana
Desa, dan mengadakan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MURENBANGDES) untuk
seluruh masyarakat setiap ingin melakukan pembangunan desa.

DAFTAR PUSTAKA
Aswari, A. (2016). Sibernetika, Teknologo Siber dan Kebutuhan Hukum. Jurnal Lentora, Vol.
3, No. 2, hlm. 6.
Hehanussa, S. (2015). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksebilitas
Laporan Keuangan Daearah Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah Kota Ambon. Jurnal Unissula, Vol. 2 No. 1, 82-90.
Obral, Madril, O., Remisi untuk Koruptor. http://digilib.um.ac.id. Diakses pada tanggal 7
Mei 2018
PENYALAHGUNAAN DANA DESA (STUDI KASUS DI DESA
BANGUNEMO, KECAMATAN BULAGI UTARA, KABUPATEN BANGGAI
KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI TENGAH)
Di susun oleh : Nur Inda Nurdin Program Studi PBA 3 B
PENDAHULUAN
Penanganan lembaga pemerintah mengenai perkara tindak pidana korupsi atau
penyalahgunaan dana, yang dinilai belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam
memberantas tindak pidana korupsi sehingga kasus korupsi atau penyalahgunaan dana
masih sering terjadi di negari ini, tidak terkecuali tindak pidana korupsi yang sering
terjadi pada lembaga DPR, DPD, pada tingkat daerah kota, hingga pada penyalahgunaan
dana desa. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran dari pihak atau oknum-
oknum penyalahguna, akan besarnya amanah masyarakat ayang diembankan dipundak
mereka, juga dinilai lemahnya hukum dan penaganan pemerintah terhadap tindak
pidana korupsi menjadi faktor utama maraknya korupsi di negara ini. Sehingga UURI
No 30 Tahun 2002 Tentang KPK atau Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
oleh Presiden Republik Indonesia Menimbang a. “Bahawa dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan tindak pidana
korupsi perlu ditingkatkan secara profesional, intensif, dan berksinambungan karena
korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat
pembangunan nasional”. b. “Bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara
tindak pidana korupsi belum berfungsi scara efektif dan efisien dalam memberantas
tindak pidana korupsi.” c. “Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal Undang-Undang
nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang independen dengan tugas dan wewenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi”. Berdasarkan penjelasan ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti tindakan
penyalahgunaan dana atau tindakan korupsi. Maka peneliti mengangkat judul yaitu
“Penyalahgunaan Dana Desa (Studi Kasus di Desa Bangunemo, Kecamatan Bulagi
Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah).
METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah secara daring
atau online, dengan menggunakan media alat handphone, dan mengumpulkanartikel
Membaca serta mencermati artikel tersebut.
Kerangka Teoretik
Kerangka teoritik merupakan kerangka konsep, landasan teori, atau paradigma
yang disusun untuk menganalisis dan memecahkan masalah penelitian atau untuk
merumuskan hipotesis. Penyajian landasan teoriti disajikan dengan pemilihan satu atau
sejumlah teori yang relevan untuk kemudian dipadukan dalam satu bangunan teori yang
utuh.Hal ini merupakan suatu kaidah formal penyusunan dalam penyusunan karya ilmiah
dalam bidang hukum yang secara teoritis (ius comminis opiniom doctrum).
1. Pada Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB).
Istilah good governance sering dikaitkan dengan Asas-asas umum
pemerintahaan yang baik (AAUPB). Good governance sebagai norma pemerintah
merupakan sasaran yang dituju dalam melaksanakan pemerintahan yang baik dan
AAUPB sebagai norma pengikat yang menjadi rambu menuju good governance dan
AAUPB menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.10 Dalam menjalankan
tugas dan kewenangannya pemerintah desa harus berpegang teguh dengan asas ini agar
terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi.
2. Teori Relatif
Teori reltif atau teori tujuan berpangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat
untuk menegakan tata tertib (hukum) dalam masyarakat. Pidana adalah alat untuk
mencegah timbulnya suatu kejahatan dengan tujuan agar tata tertib masyarakat tetap
terpelihara. Dalam teori relatif penjatuhan pidana tergantung dari efek yang diharapkan
dari penjatuhan pidana itu sendiri, yakni agar seseorang tidak mengulangi perbuatannya.
Hukum pidana difungsikan sebagai ancaman sosial dan psikis. Hal tersebut menjadi satu
alasan mengapa hukum pidana kuno mengembangkan sanksi pidana yang begitu kejam
dan pelaksanaannya harus dilakukan di muka umum, yang tidak lain bertujuan untuk
memberikan ancaman kepada masyarakat luas. Sementara itu, sifat pencegahannya dari
teori ini ada 2 macam yaitu:
a. Teori pencegahan Umum

Menurut teori ini, pidana yang dijatuhkan pada penjahat ditujukan agar
orang- orang menjadi takut untuk berbuat kejahatan. Penjahat yang dijatuhi
pidana itu dijadikan contoh oleh masyarakat agar masyarakat tidak meniru dan
melakukan perbuatan yang serupa dengan penjahat itu. Feuerbach
memberkenalkan teori pencegahan umum yang disebut dengan Paksaan
Psikologis. Dalam teorinya menghendaki penjeraan bukan melalui pidana,
melainkan melalui ancaman pidana dalam perundang-undangan. Tetapi apabila
ancaman tidak berhasil mencegah suatu kejahatan, maka pidana harus dijatuhkan
karena apabila pidana tidak dijatuhkan akan mengakibatkan hilangnya kekuatan
dari ancaman tersebut. Ajaran yang dikembangkan Feuerbach tidak mengenal
pembatasan ancaman pidana, hanya syarat bahwa ancaman pidana tersebut harus
sudah ditetapkan terlebih dahulu.
b. Teori pencegahan Khusus

Menurut teori ini, tujuan pidana ialah mencegah pelaku kejahatan yang telah
dipidana agar ia tidak mengulang lagi melakukan kejahatan dan mencegah agar
orang yang telah berniat buruk untuk tidak mewujudkan niatnya itu kedalam bentuk
perbuatan nyata. Tujuan itu dapat dicapai dengan jalan menjatuhkan pidana yang
sifatnya ada tiga macam yaitu menakut-nakutinya, memperbaikinya, dan
membuatnya menjadi tidak berdaya. Van Hamel membuat suatu gambaran tentang
pemidanaan yang bersifat pencegahan khusus yaitu:
a. Pidana selalu dilakukan untuk pencegahan khusus, yakni untuk menakut-nakuti
orang orang yang yang cukup dapat dicegah dengan cara penjatuhan pidana agar
orang tidak melakukan niat jahatnya.

b. Akan tetapi, jika tidak dapat lagi ditakut-takuti dengan cara menjatuhkan pidana,
penjatuhan pidana harus bersifat memperbaiki dirinya.

c. Jika penjahat itu tidak dapat diperbaiki, penjatuhan pidana harus bersifat
membinasakan atau membuat mereka tidak berdaya.

d. Tujuan satu-satunya dari pidana adalah mempertahankan tata tertib

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau tindakan menurut sistem aturan yang
bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara terarah dan tersistematis sehingga
dapat diperoleh hasil maksimal. Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan
terarah dalam penelitian, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), ialah


penelitian yang langsung dilakukan ke objek penelitian untuk mendapatkan data
yang erat kaitannya dengan penelitian.
2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan


sumber data yang telah terkumpul yang erat kaitannya dengan penelitian, untuk
kemudian dianalisis dan diskripsikan dari data yang diperoleh.
3. Sumber Data dan Bahan Hukum

Dalam melakukan penelitian ini, penyusun menggunakan sumber data primer,


sekunder dan tersier.
- Data Primer

- Data primer yaitu data yang diambil dari hasil Salinan Putusan Pengadilan
Negeri Palu dan wawancara dengan berbagai narasumber yaitu Kepala Desa
Bangunemo, Bendahara Desa Bangunemo, Sekertaris Desa Bangunemo,
Badan Perwakilan Desa Bangunemo,Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Masyarakat serta dan Kejaksaan. Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten
Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
- Data Sekunder adalah data yang secara tidak langsung memberikan
keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer. Adapun sumber
datatersebut dapat digolongkan yaitu:

 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-undang Nomor


20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015

 Perubahan atas PP 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

 Peratran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

 Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas


Permendagri No 82 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa.

d. Data Tersier adalah sumber data yang digunakan untuk mendukung dari
sumber data primer dan data sekunder yang erat kaitannya dengan
penelitian, berupa: kamus, website ataupun sumber lain yang relevan dalam
penelitian ini.
Pendekatan penelitian
Sebagaimana pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan
pendekatan yuridis empiris. Yuridis merupakan pendekatan suatu masalah berdasarkan
aturan perundang-undangan yang ada, sedangkan empiris yakni penelitian yang
menekankan pada kenyataan atau fakta-fakta yang terdapat di lapangan yang erat
kaitannya dengan proses pengelolaan dana desa di Desa Bangunemo, Kecamatan Bulagi
Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Metode Pengumpulan Data
Dalan pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa teknik yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi, sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.11 Selanjutnya observasi
berfungsi sebagai eksplorasi dari hasil ini dapat diperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang masalahnya serta mendapatkan petunjuk-petunjuk cara
memecahkannya. Sehingga, hal ini dilakukan untuk melihat secara langsung dan
melakukan pengamatan terhadap objek penelitian.
b. Wawancara
Salah satu alat untuk mendapatkan data dengan menggunakan teknik
wawancara. Teknik ini sebagai alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.12
Wawancara yang diigunakan dalam penelitian dilaksanakn dengan beberapa
pertanyaan, tetapi tidak menutup kemungkinan muncul pertanyaan yang baru
yang ada hubungan dengan permasalahan, dengan ini peneliti ingin
mendapatkan informasi atau data untuk menjawab masalah penelitian yang tidak
dapat diperoleh dengan teknik pengumpulan data lain.
c. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan dokumentasi ini diharapkan
bermanfaat untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan untuk meramalkan selain
itu dokumen juga bermanfaat sebagai bukti untuk suatu pengujian.13
Selanjutnya penyusun mengumpulkan data, berupa: berkas-berkas, arsip-arsip,
serta literatur lainnya yang erat dalam penelitian terkait.
Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah analisis dataAnalisis data
adalah cara mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data dapat
dipahami dan bermanfaat. Kemudian untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis
menggunakan metode diskriptif analisis artinya data yang berupa ucapan, tulisan dan
prilaku yang dapat diperoleh dalam penelitian dilaporkan secara kualitatif untuk
memperoleh kesimpulan. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul dengan melalui
metode penelitian, maka selanjutnya penyusun menggunakan metode deduktif, yaitu
cara berfikir analitik yang berangkat dari dasar-dasar pertanyaan yang bersifat umum
menuju pada pertanyaan yang bersifat khusus.
Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penyusun memilih lokasi di Desa Bangunemo, Kecamatan
Bulagi Utara, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada dasarnya
tugas pemerintah desa untuk mensejahterakan masyarakatnya dengan mengelola dana
desa dengan sebaik-baiknya dalan melakukan upaya-upaya lainnya sebagai penunjang
kesejahteraan.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam memahami dan membahas permasalahan yang
diteliti, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) Bab yang terdiri dari:
Bab Pertama akan diuraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode
penelitian dan sistematika pembahasan. Bab Kedua Tinjauan Umum Tentang Tindak
Pidana Korupsi Dana Desa. Didalam tinjauan ini akan di uraikan tentang penjelasan
Tindak Pidana Korupsi dan Tinjauan Umum Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.Bab Ketiga Tinjauan Umum Desa Bangunemo. Uraian tinjauan tentang
Monografi Desa Bangunemo Bab Keempat Analisis Pencegahan Tindak Pidana Korupsi
Dana Desa di Desa Bangunemo, Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten Banggai
Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah. Berisi analisis Tindak Pidana Korupsi di Desa
Bangunemo serta pencegahan Tindak Pidana Korupsi di Desa Bangunemo Bab Kelima
Kesimpulan yang merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan, dan saran,
kesimpulan berisi ringkasan dari serangkaian pembahasaan pada bab-bab sebelumnya,
sedangkan saran berisi masukanmasukan yang penulis harapkan untuk kesejahteraan
masyarakat pedesaan, khususnya di Desa Bangunemo, Kecamatan Bulagi Utara,
Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian
sebelumnya, maka dapat diproleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Tindak Pidana Korupsi di Desa Bangunemo dilakukan oleh Pejabat Kepala
Desa Bangunemo terbukti melakukan Tindak Pidana Korupsi Dana Desa sesuai dengan
Rumusan Pasal 3 Jo. Pasal 18 ayat (1) RI Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
Atas Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 199 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, dengan menggunakan Dana Desa untuk menguntungkan orang lain serta
kepentingan pribadi sehingga perbuatan tersebut telah merugikan Desa/Negara.
Perbuatan tersebut telah terbukti secarah sah dan meyakinkan bertentangan dengan
hukum pada putusan Putusan Pengadilan Negeri Palu No66/Pid.SusTPK/2017/PNPal
yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
D. Setiap orang;
E. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi;
F. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanyakarenajabatan atau kedudukan;
G. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

2. Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan Pemerintah Desa


Bangunemo sesuai dengan Peraturan Bupati

DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/preprints/inarxiv/2t9uz/
Fockema, Andrea. Kamus Hukum, Bandung: Bina Cipta, 1983.
PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DALAM UPAYA MENCEGAH MASUKNYA
NARKOBA STUDI KASUS DI KELUARGA PAK RUSTAM
OLEH : JUSNIATI

PENDAHULUAN
Setiap individu pasti memiliki lingkungan dalam kehidupannya, baik itu lingkungan
alam, keluarga maupun lingkungan masyarakat. Seorang ahli bernama Bintaro menerangkan
lingkungan sebagai segala hal yang ada disekitar makhluk hidup, baik merupakan benda mati
ataupun hidup, serta terpengaruh dan memberikan pengaruh terhadap aktivitas manusia. Setelah
cukup lama mengamati kehidupan dalam lingkungan keluarga pak Rustam, ada beberapa hal
yang cukup menarik dibahas. Terkait bagaimana keluarga ini mengolah pergaulan anak-
anaknya, memasukkan pemahaman yang tidak menekan atau membatasi potensi, dan mengatur
kegiatan dirumah agar lebih bermakna. Hari ini sudah banyak fakta dimana
pergaulan/lingkungan menjadi salah satu titik berat penentuan karakter dan masa depan
seseorang. Jika seseorang hidup dalam pergaulan/lingkungan yang positif maka besar
kemungkinan seseorang itu akan menjadi orang yang positif dan begitu pula sebaliknya. Fakta
yang lain yang bisa kita temukan adalah ada semacam obat-obatan yang sangat berbahaya yang
bisa merusak kehidupan seseorang maupun lingkungnnya yang dikenal akrab dengan nama
narkoba. Narkoba sendiri tidak pilih-pilih konsumen baik anak-anak hingga beranak cucu, baik
remaja hingga berpangkat, baik di kota hingga pelosok desa. Seorang ahli bernama Jackobus
menerangkan narkoba adalah zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan, baik sintetis
ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi/menghingkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Karena
lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam sebuah kehidupan maka besar kemungkinan
narkoba ini bisa masuk karena pengaruh lingkungan ini. Oleh karenanya perlu pengontrolan
dalam lingkungan seseorang, dimulai dari lingkungan yang paling sering dijumpai yaitu
keluarga. Karena paling sering dijumpai maka kemungkinan untuk mengetahui setiap inci
permasalahan, kebagiaan, emosi, perilaku, karakter dan perkembangan sangatlah besar. Maka
dari itu, diperlukan peran keluarga dalam mengontrolnya paling tidak terjaga dari hal-hal yang
bisa merusak kehidupan dan masa depan.
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di lr.camming, desa Andowengga, kec. Poli-polia,
kab.Kolaka Timur. Adapun waktunya fleksibel selama tiga pekan mulai dari tanggal 5-25
oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
berinteraksi langsung pada keluarga ini, mencatat hal-hal yang mesti dimasukkan,
mengamati pola interaksi dalam keluarga ini serta memberikan beberapa pertanyaan.
C. Teknik Penyusunan data
1. Memilah satu-persatu beberapa fakta yang ditemukan.
2. Menggabungkan fakta-fakta yang saling terkait atau memiliki keterkaitan yang dekat.
3. Menyatukan semua fakta dengan teori menjadi suatu bahasan yang cukup menarik.
TEMUAN DATA PENELITIAN
A. Data Temuan Hasil Wawancara
No. Fakta Temuan Keterangan

1 Anggota keluarga berjumlah 6 (enam) 2(dua) orang terdiri dari kepala keluarga
orang dengan nama berinisial R dan nama istri
berinisial N,
4(empat) orang terdiri dari jumlah
bersaudara, anak pertama berinisial MR,
anak kedua berinisial R, anak ketiga
berinisial U, anak terakhir berinisial A.
2 Pemberian education tentang bahaya Jawaban narasumber
narkoba

3 Memilih pergaulan atau lingkungan Jawaban narasumber


dengan interaksi yang sehat

4 Seluruh elemen keluarga bisa Jawaban narasumber


mengambil peran dalam mencegah
masuknya narkoba
5 Mengontrol pengeluaran keluarga Jawaban narasumber
maupun anak-anak seperti belanja apa,
berapa pengeluaran dan sejenisnya.
B. Data Temuan Hasil Mengamati
No. Fakta Temuan Keterangan

1 Kegiatan sehari-hari cukup teratur Pagi hari laki-laki pergi dikebung

hingga pukul 11.50 begitu pula

perempuan membantu sesuai

dengan

kemampuannya, ada yang dirumah ada

yang ikut ke kebung, pada waktu siang

setelah beribadah anggota keluarga

beristirahat atau saling bercengkrama,


waktu sore kembali lagi kekebung dan

waktu malam dipakai beribadah,

berkumpul dan beristirahat penuh.

2 Pergaulan yang terjaga Anak laki-laki dan perempuan tidak

keluyuran malam, tidak nongkrong-

nongkrong kecuali ada acara seperti

pengajian atau berkumpul di mesjid.


PEMBAHASAN
Penyalahgunaan narkoba telah merambah keseluruh elemen masyarakat, tidak terkecuali
dengan para remaja. Generasi muda merupakan sasaran strategis bagi para pengedar narkoba.
Sebab masa remaja disebut masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Yang
artinya dimasa ini para remaja sedang berada ditahap pencarian identitas, itulah yang
membuatnya mencoba hal-hal baru dan mencari jati diri dengan bergaul dengan teman
sebayanya. Bahkan menurut ahli psikologi perkembangan, remaja kerap kali menolak standar
yang telah ditetapkan orangtua dan akan lebih menerima penilaian teman sebayanya. Jika
orangtua atau keluarga kurang memperhatikan kebutuhan remaja dan perkembangannya, ia bisa
saja terjebak dalam perkembangan pribadi yang lemah dan bisa dengan mudah terjerumus
dalam penyalahgunaan narkoba. Sudah banyak upaya pemberantasan narkoba yang dilakukan,
akan tetapi masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dikalangan remaja,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun sudah banyak yang terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba. Saat ini, upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada
anak-anak dan remaja adalah pendidikan keluarga. Karena lingkungan keluarga merupakan
lingkungan yang paling dekat yang dapat mempengaruhi perilaku anak. Anak memandang
orangtua sebagai figur mereka dan pada akhirnya mereka akan meniru perilaku orangtua.
Disinilah keluarga berperan dalam upaya mencegah masuknya narkoba, dimana keluarga bisa
memberikan education (pendidikan, pemahaman, pengetahuan) tentang bahaya narkoba dan
orangtua juga bisa berperang sebagai guru, sahabat, teman bagi anak-anaknya supaya anak-anak
tidak keluar mencari kejelasan di lingkungan luar yang berbahaya dan bahkan bisa merusak
pemahaman arti jati diri yang sebenarnya disebabkan kesalahan dalam menemukan tempat
jawaban. Karena berada di lingkungan luar memiliki dua kemungkinan yaitu dia sampai di
lingkungan yang buruk atau sampai di lingkungan yang baik.
Sumber daya keluarga merupakan semua sumber yang terdapat dalam keluarga, dibagi
menjadi dua (Amato dan Ochiltree, 1986), yaitu sumber daya keluarga yang bersifat fisik dan
sumber daya yang bersifat psikis. Sumber daya keluarga yang bersifat fisik meliputi pendapatan,
status pekerjaan dan pendidikan orangtua, kepadatan dan kualitas tempat tinggal, kualitas dalam
hidup bertetangga, jumlah orang dewasa yang hidup bersama serta kesehatan orangtua. Sumber
daya keluarga yang bersifat psikis merupakan sumber di dalam keluarga yang meliputi aspirasi
dan harapan orangtua, komunikasi verbal antara orangtua dan anak, bantuan dan perhatian yang
diberikan oleh orangtua kepada anak, serta kedekatan keluarga dan konflik keluarga yang
timbul. Barnes (Purwani Trangesti, 1992) menemukan dalam penelitiannya, bahwa adanya
sumber daya keluarga yang tinggi dari orangtua disertai dengan kontrol yang cukup, mempunyai
pengaruh yang kuat dalam mencegah keterlibatan remaja dalam penyalahgunaan narkoba.
Menurut Barnes, sumber daya keluarga adalah perbuatan orangtua kepada anaknya yang
menunjukkan bahwa anak diterima, dicintai dan diakui oleh orangtuanya. Dengan pemahaman
remaja yang seperti itu akan dengan sendrinya mampu memilah pola pergaulan yang sehat (jauh
dari narkoba dan pergaulan bebas), karena lingkungan keluarganya tidak memberinya
kesempatan untuk berada dalam masalah sendirian atau remaja merasa cukup dan bahagia
dengan lingkungan keluarganya serta ada dorongan dalam dirinya akan rasa takut membuat
keluarganya kecewa.
Sebab remaja yang menyalahgunakan narkoba pada umumnya dan sering ditemukan
karena adanya masalah dalam keluarganya. Dari situ remaja mempunyai anggapan yang negatif
terhadap peran orangtua, keterlibatan remaja dalam penyalahgunaan narkoba dipengaruhi oleh
ketidakpuasan remaja terhadap hubungan dalam keluarga. Menurut Hasan Basri (1995), usaha
preventive orangtua agar anaknya tidak melakukan kenakalan remaja salah satunya adalah
membina kualitas keluarga, sehingga kedua orangtua berkesempatan membina dan
mengembangkan kepribadian dan akhlak anak-anak mereka dengan baik dan membahagiakan
melalui pengarahan, kasih sayang dan perhatian. Menurut Hawari (2006), pengaruh teman
sebaya dapat menciptakan keterikatan dan kebersamaan sehingga yang bersangkutan sukar
melepaskan diri, terlebih kalau keluarga tidak bersahabat, dengan demikian diharapkan keluarga
dapat mejadi
figur yang dipercaya sekaligus mengayomi, sehingga remaja tidak akan mencari sandaran lain
berupa kelompok remaja yang terlibat narkoba.
Mengapa teman sebaya bisa menciptakan keterikatan yang sukar melepakan diri ? itu
dikarenakan teman sebaya lebih memiliki kesamaan dalam hal nasib, pertumbuhan,
perkembangan, dan pengalaman. Menyebabkan remaja lebih mendengar perkataan teman
sebayanya dibanding orang lain. Namun hal itu tidak akan terjadi jika orangtua atau keluarga
menerapkan beberapa penjelasan yang telas dipaparkan sebelumnya. Sebagaimana beberapa
fakta yang ditemukan terkait studi kasus pada pembahasan ini. Dimana keluarga ini menerapkan
beberapa teori diatas walaupun tiak pernah mendengarkan teorinya. Namun menurut
pengamatan peneliti itu sangat jelas penerapannya. Bisa dilihat bagaimana anak-anak dalam
keluarga ini mengetahui/memahami bahaya dari narkoba yang bisa merusak diri, orang lain dan
masa depan. Selain itu anak-anak dalam keluarga ini memiliki pergaulan yang sehat (jauh dari
narkoba) dan terhindar dari pergaulan bebas. Sebab orangtua menjalankan perannya sebagai
figure buat anak- anaknya, guru, sahabat dan teman kerja membuat anak laki-laki dan
perempuan tidak berkeliaran atau nongkrong-nongkrong pada kebanyakan anak-anak lainnya.
Namun tidak menandakan anak- anak ini terkurung tapi anak-anak ini merasa lebih nyaman dari
pada harus nongkrong-nongkrong dengan ketidak jelasann serta menghindari berbagai masalah
seperti konflik dengan orangtua atau keluarga. Bukan berarti ank-anak remaja ini tidak memiliki
teman, mereka juga memiliki teman yang banyak dan juga nongkrong-nongkrong tapi bukan
nongkrong didekker atau jalanan namun anak remaja dalam keluarga ini nongkrong dipengajian
dan mesjid.
Disinilah nampak nyata peran orangtua dimana anak-anaknya benar memahami betapa
pentingnya terhindar dari pergaulan bebas atau lingkungan yang buruk tapi tidak ketinggalan
zaman atau tidak kuno. Fakta yang lain bisa dilihat dari bagaimana anak-anak remaja dalam
keluarga ini bisa mengatur keuangan dan tidak meminta lebih. Sebab orangtua atau keluarganya
memberikan sebagaimana yang sesuai dengan kebutuhannya. Kontrol yang cukup oleh orangtua
atau keluarga membuat anak-anak dalam keluarga ini tidak sembarang menggunakan uang
kecuali menggunakannya dalam hal pendidikan atau keperluan yang dibutuhkan saja. Dalam
artian ini dengan pemahaman dan education yang diberikan oleh lingkungan keluarganya
membuat anak-anak ini memahami bagaimana hidup yang baik dan tidak foya-foya, bagaimana
memilih teman bergaul yang baik dan memilih lingkungan yang bersih (jauh dari narkoba) serta
menjaga kepercayaan keluarga atau orangtuanya dengan belajar yang baik dan fokus untuk
mencapai cita-cira yang diinginkan.
KESIMPULAN
Remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba memiliki kemungkinan yang besar terkait
masalah dalam keluarganya, baik itu karena kurang perhatian keluarga, menganggap segalanya biasa saja
atau keluarganya menganggap jika anak ini ditakdirkan melakukan penyalahgunaan narkoba baiklah itu
sudah menjadi takdirnya itu semua bisa mnjadi factor remaja melakukan penyalahgunaan narkoba dalam
lingkungan yang bebas. Dalam hal ini lingkungan keluarga memang memiliki peran yang sangat besar
dalam melindungi, mencegah dan mengntrol laju perkembangan terutama pada anak remaja, Karena
diusia remaja anak-anak sedang berada ditahap mencari identitas yang sebenarnya atau mencari jati diri,
sehingga membuatnya ingin mencoba hal-hal yang baru. Ketika lingkungn keluarga tidak mengambil
peran dalam membantu remaja menemukan apa yang remaja butuhkan dan cari maka remaja akan
mencari di lingkungan yang menurutnya bisa menemukan jawaban dalam artian ini diluar lingkungan
keluarga. Namun dimasa remaja ini pemahaman tentang perbedaan benar dan salah, baik dan buruk masih
samar belum terlalu jelas. Remaja lebih menilai apa yang ia rasakan nyaman itulah benar, jika yang
dirasakan tidak nyaman itulah yang salah. Itulah berbahayanya jika remaja dilepas dan tidak dikontrol
oleh lingkungan keluarganya dalam perkembangannya karena benar dan salah masih dianggap nyaman
dan tidak nyaman.
Namun jika lingkungan keluarganya berhasil menerapkan perannya sebagai keluarga maka
remaja ini tentulah akan tumbuh dengan pemahaman yang baik dan benar. Selebihnya remaja akan
dengan sendirinya mampu memilah baik dan benar karena lingkungan keluarga telah memberinya
jawaban terkait bagaimana menemukan identitas diri atau jadi diri dengan cara yang benar dan jauh dari
hal-hal yang menyimpang.
REFERENSI
Bunsaman, S.M. & Krisnani, H. (2020). Peran Orangtua dalam Pencegahan dan Penanganan
Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat.
Vol 7, No:1 (221-228)
Ikawati, (2016). Konstribusi Ketahanan Keluargs terhadap Sikap Remaja dalam Penyalahgunaan Narkoba.
Jurnal PKS. Vol 15, No :2 (101-114)
Joewana, Satya,. dkk. (2001). Narkoba: Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk Mencegah
Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Media Pressindi.
NARKOBA MENGHANTUI GENERASI MUDA
Oleh: Nurdiyah Evayana

PENDAHULUAN
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika.
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk
mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak
melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34). Tahun 2013 narkoba masih menjadi
masalah utama di negara indonesia. Narkoba selalu menghantui generasi muda yang sedang
mencari jati diri. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena sasaran penyebaran narkoba yang
paling mudah adalah para pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN), pengguna narkoba tahun 2013 sudah mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat
dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22% diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Narkoba jenis ganja, ekstasi maupun shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini
(Rudi Qunsul, 2013).

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah dikarenakan adanya pandemi covid-19, namun data-data
diperoleh dari mengunjungi situs-situs online di internet, adapun waktu penelitian dilakukan
pada akhir Oktober 2020.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian itu adalah dengan internet
searching Internet searching yakni mengumpulkan data melalui bantuan teknologi.
Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut: Data dikelompokkan, Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan penelitian, lalu Data
diinterpretasikan.
DATA PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan beberapa kasus narkoba yang menjerat generasi
muda di kota Kendari, kasus-kasus tersebut tertera pada tabel berikut.
NO NAMA USIA PEKERJAAN JENIS NARKOBA
1 Ahrul 22 tahun - Shabu (6,51 gr)
2 Ryan Ardiansyah 19 tahun Mahasiswa Shabu (4,33 gr)
3 Muh. Imran Pagala 22 tahun Mahasiswa Shabu (4,33 gr)
4 AR 20 tahun Mahasiswa Shabu (258,65 gr)

Adapun waktu terjadinya kasus-kasus tersebut tertera pada tabel berikut.


NO NAMA WAKTU
1 Ahrul Kecamatan Anggeberi, 4 September 2020
2 Ryan Ardiansyah Kecamatan Mandonga, 4 Maret 2020
3 Muh. Imran Pagala Kecamatan Mandonga, 4 Maret 2020
4 AR Bandara Haluoleo, 8 Juli 2020

Pada penelitian ini, peneliti tidak mengetahui langsung dari ke empat narasumber diatas,
akan tetapi peneliti mengumpulkan data dari narasumber-narasumber tersebut melalui informasi-
informasi yang telah tersedia pada situs-situs online di internet.
PEMBAHASAN
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika.
Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk
mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak
melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan
perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34). Tahun 2013 narkoba masih menjadi
masalah utama di negara indonesia. Narkoba selalu menghantui generasi muda yang sedang
mencari jati diri. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena sasaran penyebaran narkoba yang
paling mudah adalah para pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan data dari Badan Narkotika
Nasional (BNN), pengguna narkoba tahun 2013 sudah mencapai 3,8 juta. Jumlah ini meningkat
dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta. 22% diantaranya, berasal dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Narkoba jenis ganja, ekstasi maupun shabu-shabu menjadi favorit di kalangan ini
(Rudi Qunsul, 2013).
Beberapa kasus narkoba yang menjerat mahasiswa atau generasi muda di kota Kendari,
kasus-kasus tersebut tertera pada tabel berikut.
NO NAMA USIA PEKERJAAN JENIS NARKOBA
1 Ahrul 22 tahun - Shabu (6,51 gr)
2 Ryan Ardiansyah 19 tahun Mahasiswa Shabu (4,33 gr)
3 Muh. Imran Pagala 22 tahun Mahasiswa Shabu (4,33 gr)
4 AR 20 tahun Mahasiswa Shabu (258,65 gr)

Adapun waktu terjadinya kasus-kasus tersebut tertera pada tabel berikut.


NO NAMA WAKTU
1 Ahrul Kecamatan Anggeberi, 4 September 2020
2 Ryan Ardiansyah Kecamatan Mandonga, 4 Maret 2020
3 Muh. Imran Pagala Kecamatan Mandonga, 4 Maret 2020
4 AR Bandara Haluoleo, 8 Juli 2020

Dari data diatas, kita dapat mengetahui bahwa Generasi Muda kerap menjadi sasaran utama
dalam peredaran narkoba. Mental dan kuatnya rasa ingin tahu disinyalir menjadi penyebab
generasi muda rawan menjadi sasaran peredaran narkoba.
Direktur Diseminasi Informasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional
(BNN) Gun Gun Siswandi mengatakan, faktor tersebut menyebabkan para pengedar narkoba
dengan
mudah menawarkan narkoba kepada remaja. Dia juga menambahkan bahwa Generasi Muda
sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, karena pada masa ini emosi mereka masih labil
dan rasa inginnya tahunya cukup tinggi. Menurutnya, persoalan itu bisa dihindari jika ada
kepedulian dari orang yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter remaja. Dia
berpendapat, dengan modal karakter yang kuat, seorang remaja akan mampu memilih mana yang
positif dan negatif untuk dirinya.
KESIMPULAN
Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti menyimpulkan bahwa Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Generasi Muda kerap menjadi sasaran utama dalam peredaran narkoba. Mental dan kuatnya
rasa ingin tahu disinyalir menjadi penyebab generasi muda rawan menjadi sasaran peredaran
narkoba.

DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Irwan Jasa. 2017. Narkotika dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Deepublish.
Silalahi, Dian Hardian. 2020. Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba.
Yogyakarta: EnamMedia.
Sikap Diskriminatif Pemerintah
Yang Menghilangkan Rasa Percaya Masyarakat Kecil
OLEH : NURUL HIDAYAH

PENDAHULUAN

Setiap orang pasti memiliki impian dan cita-cita yang berbeda, namun 90%
manusia dan generasi muda pasti memilliki cita-cita untuk menjadi orang yang sukses dan
memiliki penghasilan yang tinggi. Namun, kita sebagai generasi muda harus belajar
mengontrol diri untuk menjadi orang yang jujur saat diberi sebuah amanah nantinya,
karena pada zaman ini justru kebanyakan pemerintah yang harusnya mewakili dan
melindungi rakyatnya malah menjelma menjadi seorang monster mengerikan yang
menggerogoti uang rakyat.

Inilah sebabnya, pendidikan agama sejak dini sangat penting. Karena pendidikan
agama adalah pondasi terkuat yang bisa mencegah segala perbuatan tercela dari seseorang.
Selain pendidikan agama, di Indonesia juga harus ada ketegasan yang lebih dari yang
diterapkan sekarang.

METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian
Peneliti mulai melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui
internet pada tanggal 26 Oktober 2020

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk penelitian melalui
media Internet dan laporan berita dari beberapa artikel.
C. Teknik Analisis Data
1. Mengumpulkan data melalui internet
2. Mengelompokkan data yang akan digunakan
3. Menginterpretasikan data

TEMUAN DATA PENELITIAN

(Gambar 1)
Gambar 1 merupakan salah satua artikel yang menyebutkan kisaran harga yang di bandrol untuk kamar mewah
Lapas Sukamiskin

(Gambar 2) (Gambar3)
Pada Gambar 2 dan 3 dapat kita lihat penampakan halam Lapas Sukamiskin
(Gambar 4)
Pada Gambar 4 dapat kita lihat penampakan kamar sel tahanan para koruptor di Lapas Sukamiskin

(Gambar 5)
Pada Gambar 5 dapat terlihat salah satu fasilitas Lapas yakni Saung Elite para narapidana)

(Gambar 6) (Gambar 7)
Pada Gambar 6 dapat dilihat penampakan kamar mandi yang terdapat fasilitas wc duduk
Pada Gambar 7 merupakan salah satu kamar mewah milik Setia Novanto yang merupakan salah satu narapidana di
Lapas Sukamiskin

PEMBAHASAN

Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan sebuah kepercayaan


dalam suatu masalah maupun organisasi guna memperoleh keuntungan pribadi.
Korupsi sendiri berasal dari bahasa latin corruptio yang berarti rusak, memutar
balikkan, busuk, menggoyahkan ataupun menyogok. Faktor penyebab korupsi ada dua
hal yakni faktor internal : sifat tamak, gaya hidup yang konsumtif dimana manusia akan
terus berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak akan terus berkurang namun
akan terus bertambah. Lalu yang kedua ada faktor eksternal : faktor politik, faktor
hukum, faktor ekonomi dan faktor organisasi.

Seorang koruptor seharusnya dihukum seberat beratnya agar merasa jera, namun
kenyataannya, dari data-data yang telah saya kumpulkan justru para koruptor diberikan
tempat khusus yang berbeda dari para pencuri biasa. Salah satu lapas istana bagi koruptor
adalah lapas Sukamiskin, Bandung. Ruangan ini berukuran sekitar 2,5 X 3,2 meter, namun
para penghuninya tidak akan merasa kegerahan sedikitpun karena didalamnya terdapat satu
buah pendingin udara. Bukan hanya itu saja, didalam juga terdapat televisi layar datar yang
akan memanjakan para koruptor yang telah mencuri uang rakyat. Kedua fasilitas itu belum
ada apa-apanya dibandingkan beberapa sel tertentu yang didalamnya terdapat fasilitas-
fasilitas mewah bak hotel bintang lima, dimana didalam sel tahanan, para narapidana dapat
juga menikmati rak buku, lemari es, spring bed, washtafel, kamar mandi lengkap dengan
toilet duduk dan pemanas air. Didalam lingkungan lapas elite kelas 1 ini juga terdapat
fasilitas saung elite yang seringkali digunakan oleh para narapidana untuk berjumpa dengan
keluarga dan para koleganya sambil menikmati sajian makanan dan minuman dan juga
menggelar aneka acara. Selain itu, Lapas Sukamiskin juga memiliki lahan area parkir yang
cukup luas, dilahan parkiran kita dapat melihat sejumlah mobil mewah terparkir disana.
Namun ternyata, para narapidana harus membayar ratusan juta rupiah pada pegawai lapas,
seperti disebutkan oleh Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang tarif sel mewah berkisar Rp
200 hingga Rp 500 juta.
Dari hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Hukum di Indonesia yang sangat kurang tegas


2. Kurangnya pengawasan pendisiplinan dari pihak yang berwajib
3. Sebagian Pemerintah mengambil keuntungan dari berbagai kesempatan yang ada
4. Koruptor kelas atas tidak dihukum sepatutnya, tapi malah dilindungi dan
dimanjakan dengan berbagai kenyamanan
5. Pemerintah berlaku tidak adil kepada masyarakat dan membeda-bedakan hukuman
6. Hukuman setiap golongan didasarkan pada jabatan, koneksi, dan seberapa
kaya orang tersebut
7. Salah satu penyebab banyaknya koruptor, yaitu saat para koruptor dibebaskan
maka mereka masih diberi kesempatan untuk kembali ke posisinya

Bila Indonesia terus terusan seperti ini, maka Negara ini tidak akan dapat
berubah dan menjadi sebuah Negara maju. Seharusnya para koruptor diberikan
hukuman yang sepadan dengan perbuatannya, contohnya dengan hukuman seumur
hidup,hukuman pemecatan, pengambilan seluruh harta yang ia miliki, dicabut haknya
untuk masuk kembali kedunia politik dan hukuman denda yang sepadan.
KESIMPULAN

Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana


korupsi yang menyatakan bahwa korupsi adalah setiap orang yang tergolong melawan
hukum, melakukan suatu perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri
atau orang lain ataupun suatu kelompok, menyalahgunakan kewenangan maupun
kesempatan dan sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
merugikan keuangan dan atau perekonomian Negara.
Tindakan korupsi terjadi karena adanya pemusatan kekuasaan, birokrasi yang tidak
sehat, pengeluaran pemerintah yang sangat banyak, hukum yang tidak tegas, penguasa
yang mempunyai sifat jahat dan pengawasan yang tidak terlalu ketat bahkan tidak ada
pengawasan sama sekali. Cara yang paling baik untuk menekan korupsi yaitu dengan
menerapkan sistem hukum yang tegas, memperbarui sistem birokrasinya, birokrasi yang
lebih transparan sehingga warga negara bisa mengawasi pejabat negara tanpa ada yang
ditutup tutupi lagi. Pengawasan bisa dilakukan dengan kerjasama dengan media pers, agar
kebijakan pemerintah dapat diketahui dan dimengerti oleh seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Belajargiat.id/korupsi/
m.liputan.com/news/read/3596813/koruptor-suka-mewah-di-lapas-sukamiskin
seword.com/umum/sel-tahanan-berasa-hotel-bintang-lima-hanya-ada-di-indonesia-
HJlaxQEEQ
PECANDU NARKOBA SEJENIS ROKOK PADA USIA REMAJA
STUDI KASUS PADA REMAJA DI DESA LAOMPO KEC. BATAUGA, KAB. BUTON
SELATAN
DI SUSUN OLEH : Nurwahyu Ningsi/19010102043

PENDAHULUAN

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintesis
yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Sementara
menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau
pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta
menyebabkan kecanduan. Dan menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang bisa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-
obatan untuk penyakit tertentu. Namun saat kini presepsi itu disalah artikan akibat pemakaian
diluar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental dan
sekaligus pendidikan bagi para remaja saat ini. Masa depan bangsa yang besar ini bergantung
sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum remaja dari bahaya narkoba. Seharusnya kita
senantiasa berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi teknologi dan globalisasi yang
berdampak langsung pada keluarga dan khususnya para remaja. Kita haru memerangi kesia-siaan
yang diakibatkan oleh narkoba. Hingga saat ini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa
dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari
oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua,
ormas, bahkan pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu merajalela.
Rokok menurut Sunarno (2008:45) termaksud narkoba jenis zat adiktif, karena seorang
perokok biasanya ketagihan. Zat yang terkandung dalam rokok menyebabkan orang merasa
ketagihan. Zat tersebut adalah nakotin. Orang yang merokok biasanya merasa nikmat dan
nyaman serata dapat meningkatkanproduktivitas. Namun jika mereka tidak merokok maka
mereka akan merasa loyo, tidak produktif, tidak berdaya dan lemas. Sedangkan menurut Aiman
Husain (2006:21) berarti membakar tembakau dan daun tar, serta mengisap asap yang
dihasilkannya. Asap yang dihasilkan membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan
juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkan.

METODE PENELITIAN
Anak yang saya teliti ialah pecandu rokok yang bernama Imran Sadidun yang berusia 19
tahun. Dia adalah teman saya sendiri dan saya melakukan wawancara atau menanyakan langsung
pada orangnya, mengapa dia mau mengonsumsi yang namanya rokok padahal sudah jelas bahwa
rokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Dalam proses penelitian saya harus mencari
keadaan yang baik sesuai dengan keadaannya yang tenang atau bisa dibilang suasana hatinya lagi
tidak berantakan. Karena jika kita mewawancarainya disaat hatinya tidak tenang maka dia akan
malas untuk menjawab, dikarenakan dia adalah tipekal orang yang cuek atau memiliki sikap
dingin terhadap lawan jenisnya. Dalam proses penelitian juga kita harus bisa bersabar dalam
menghadapi sikapnya.

TEMUAN/DATA PENELITIAN

Temuan kasus pada seorang remaja.


Narasumber dalam penelitian ini adalah seorang anak remaja laki-laki berusia 19 tahun,
yang bernama Imran Sadidun. Kesehariannya sama seperti para remaja pada umumnya
melakukan aktivitas-aktivitas yang dilakukan para remaja khusnya para pemuda. Dia adalah
seorang remaja yang sedang melanjutkan studi di salah satu universitas negeri yang berada di
kendari. Dia mengonsumsi rokok hampir 3 tahun, dan rokok sudah menjadi temannya letika
tidak melakukan aktivitas apapun. Dia juga mengonsumsi rokok setiap sehabis makan, ketika
berkumpul bersama teman-temannya, dan ketika dia mengerjakan tugas kuliahnya. Dia
menganggap bahwa rokok adalah teman sejatinya yang selalu menemaninya disetiap waktu, dia
juga mengagap bahwa rokok adalah senjata ampuh yang mempuh mengembalikan semangatnya
dalam melakukan kativitas disetiap harinya.
Dia sudah sangat ketergantungan sama rokok. Jika dia tidak mengonsumsi rokok dalam
sehari maka semangatnya dalam beraktifitas akan berkurang dan sering merasa jenuh ketika
tidak mengonsumsi rokok. Disisi lain dia ingin meghilangkan kecanduannya dalam merokok,
karena dia memikirkan masalah ekonomi keluarganya, mengingat harga rokok yang semakin
mahal, tapi dia merasa berat karena dia sudah terlanjur bergantung pada rokok. Dia merasa
menjadi tidak berdaya ketika tidak mengonsumsi rokok. Dan pada akhirnya ia memutuskan
untuk kerja walaupun sekarang dia masih kuliah. Dengan dia bekerja, dia bisa mendapat uang
sendiri untuk bisa digunakan dalam membeli rokok dan tidak lagi membebandakan kedua orang
tuanya untuk membeli rokok. Kemudian dia juga mengetahi bahwa sesungguhnya rokok juga
tidak baik untuk kesehatannya, tetapi dia selalu berpikir bahwa melepas rokok adalah sesuatu
yang mustahil bila ditinggalkan. Karena dia melihat keadaan lingkungannya yang bisa dibilang
hampi 60% mengonsumsi rokok. Terutama dalam keluarganya, bapak dan juga kakaknya adalah
seorang perokok yang bahkan lebih lama dari dia. Jadi dia juga mengambil contoh dari apa yang
dia lihat dalam keluarganya.

PEMBAHASAN
Meroko merupakan overt behavior dimana perokok menghisab gulungan tembakau yang
dibungkus dengan kertas. Profesor Tjandra mengatakan, konsumsi tembakau di Indonesia terus
meningkat bisa mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Menurut
salah seorang perwakilan dari BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan bahwa rokok
mulanya hanya terbuat dari komposisi tembahau (nicotiniana tobacum), kertas pembungkus yang
kadang dicampur dengan filter. Saat ini rokok yang beredar sudah ditambah dengan bahan-bahan
lain seperti gliserol, sorbitol, propilen glikol, kalium sorbat, asam benzoat, natrium benzoat,
cengkeh, vanila, cokelat, mentol dan zat-zat lain. Komponen asap rokok yang sudah terkenal
adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO). Nikotin adalah senyawa alkoloid alam, bersifat
basa, terdapat di dalam daun tembakau. Nikotin dapat menimbulkan efek psikoaktif dan adiksi
(kecanduan), lebih kuat dibanding kokain dan morfin. Nikotin juga dapat menimbulkan rasa
nyaman, menekan nafsu makan, menimbulkan rasa riang dan mengurangi kecemasan.
Dalam ilmu medis seseorang dikatakan sebagai perokok ketika sudah mengisap lebih dari
100 batang rokok. Peroko aktif ialah seseorang yang sudah mengisap 100 batang rokok dan tetap
merokok dalam satu tahun terakhir. Sedangkan perokok pasif ialah seseorang yang tinggal satu
rumah dan bekerja dalam satu ruangan bersama perokok aktif secara berkelanjutan Menurut para
ahli, satu batang rokok mengandung kurang lebih 4000 jenis zat berbahaya, ada 400 jenis zat
bersifat karsinogenik, satu diantaranya adalah zat nikotin yang menyebabkan kecanduan. Zat
nikotin ialahzat yang bisa menembus darah di dalam otak yang menyebabkan otak menjadi
terstimulasi atau terangsang untuk mengeluarkan satu hormon nikmat di dalam tubuhnya.
Seorang perokok yang sudah terbiasa dengan zat nikotin tinggi di dalam tubuh, ketika kadar
nikotin berkurang , tubuh tidak bisa secara maksimal mengeluarkan rasa nikmat di dalam tubuh,
akibatnya seorang perokok tersebut akan merasakan tidak bergairah, lemas, dan kecanduan.
Dalam 7 menit pertama mengisab rokok, zat nikotin sudah menembus darah di dalam otak.

Efek samping dari merokok sendiri ialah:


- Terjadinya PPOK pada pasien. PPOK ialah penyakit paru obstruktif kronis,
menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan yang sifatnya lama atau kronis dan
irreversible, tidak dapat kembali seperti semula.
- Bronkitis adalah sebuah peradangan pada bronkus menjadi tebal akibat lendir yang
berlebihan sehingga penderita menjadi tidak nyama, sesak nafas dan batuk-batuk.
- Kanker paru ialah efek karsinogenik, efek panjang dari merokok. Pada perokok pasif
70% hingga 80% dipastikan terkena kanker. Kanker paru merupakan suatu keganasan
dimana pronkonis atau masa depannya cenderung suram dan apabila sudah terkena
namun dalam 6 bulan tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.

Kebiasaan merokok pada remaja bisa juga membuat para remaja untuk mengonsumsi alkohol
dan obat-obat terlarang. Karena diyakini bahwa 1 dari 4 pecandu narkoba berawal dari
kecanduan rokok. Berikut hasil penelitian saya mengenai perasaan remaja saat merokok dn
setelah merokok.

Efek %

Nikmat 38,29

Puas 15,96
Tenang 12,76

Biasa saja 11,7

Santai 5,13

Hangat 3,19

Percaya diri 2,12

Gaya 1,06

Masalah 1,06
hilang
Mengantuk 1,06

Pusing 5,25

Pahit 2,21

Hasil penelitian membuktikan bahwa kepuasan psikologis memberikan sumbangan yang


besar terhadap perilaku merokok remaja. Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok
bagi remaja dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Semakin besar kesenangan
yang dihasilkan setelah merokok, semakin besar pula keinginan untuk merokok lagi, hal tersebut
juga dapat menimbulkan minat yang besar untuk merokok. Minat merupakan salah satu aspek
psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu objek, cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih
besar terhadap objek tersebut.
KESIMPULAN
Menurut kesimpulan saya, bahwa rokok itu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
yang berusia remaja walaupun rokok itu mengandung zat nikotin yang rendah tetapi perlahan
akan merasakan dampak negatif ketika berumur lansia, dilain sisi orang juga menganggap rokok
itu hal yang biasa karena rokok sudah dianggap kebutuhan bagi mereka yang mengonsumsinya.
Jadi masalah penyalahgunaan narkotika jenis rokok khususnya pada remaja adalah ancaman
yang sangat mengkhawatirkan bagi keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Pengaruh narkotikaa
jenis rokok sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya. Jadi untuk pencegahan penyalahgunaan narkotika jenis rokok menjadi tugas
dari sekelompok orang atau menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan
narkotika yang dilakuan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup
dalam dinia pendidikan kepada anak-anak remaja tentang penyalahgunaan narkotika jenis rokok.

REFERENSI

https://www.kompas.com
https://jhohandewangga.wordpress.com/2012/06/13/makalah-remaja-tentang-narkoba
NARKOBA PERUSAK KARAKTER REMAJA STUDI KASUS PADA ACO UMUR 15
TAHUN
OLEH: MUH.THAHILAL J.H
PENDAHULUAN
Dalam sebuah lingkup masyarakat, lingkungan menghasilkan dampak besar terhadap
masyarakat itu sendiri, begitupun sebaliknya masyarakat menghasilkan dampak yang besar juga
bagi lingkungan itu baik dampak positif maupun negatif. Akan tetapi masyarakat akan lebih
dominan menghasilakan suatu dampak, dikarenakan lingkungan hanyalah sebuah tempat tinggal
untuk masyarakat. Di sebuah lingkungan mempunyai masyarakat yang mempunyai dampak yang
baik dan tidak untuk lingkungan tersebut, jika masyarakat itu berdampak baik atau positif maka
lingkungan tersebut baik bahkan terlestarikan begitupun sebaliknya, jika dia berdampak negatif
atau buruk maka lingkungan itu akan rusak. Oleh karena itu di dalam sebuah lingkup masyarakat
perlunya pemikiran yang baik dan rasa perhatian tanggung jawab terhadap apapun itu harus ada
dan di junjung tinggi sehingga mempunyai dampak positif saja.
Penilaian seseorang terhadap individu yang lain akan memberikan dampak yang baik dan
yang buruk, ketika dia melakukan hal yang baik maka penilaian seseorang adalah prestasi, tapi
jika dia melakukan hal yang buruk maka yang keluar adalah hinaan bahkan di asingkan di
sebuah lingkup lingkungan tersebut.
Pemerintah akhir-akhir ini terus mendorong masyarakat melalui berbagai kesempatan
untuk lebih peduli terhadap ancaman bahaya yang dampaknya kecil sampai yang terbesar
maupun bahaya nasional yang penanggulannya harus secara tuntas dan konsepsional. Dalam hal
pengenalan atas bahaya obat-obatan terlarang pemerintah banyak melakukan kegiatan contohnya
seperti sosialisasi dan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Bahaya
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dikalangan masyarakat merupakan gejala
sosial yang membuat aspek disegala kehidupan. Berdasarkan hasil survey perkembangan
penyalahgunaan Narkoba pada kelompok pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2009 yang
dilakukan oleh Badan Narkotila Nasional atau yang lebih dikenal dengan BNN yang bekerja
sama dengan puslitkes Universitas Indonesia, terkait situasi penyalahgunaan Narkoba di
Indonesia maka diketahui bahwa prevalensi penyalahgunaan narkoba di indonesia setahun
terakhir sebesar 4,7%. Ini berarti 1 dari 20 orang pelajar/ mahasiswa pernah menyalahgunakan
narkoba.

METODE PENILITIAN
A. Tempat dan Waktu penilitian
Peniliti melakukan penilitian di lrg.zarungga jln.bunga kolosua kelurahan kemaraya
kecamatan kendari barat, kota kendari. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu tanggal 20 oktober
2020
B. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan Data yang digunakanoleh peniliti dalam penilitian ini adalah
dengan menggunakan observasi yaitu menyimak, bertanya kepada orang sekitar, meilihat dan
mengamati.
penilitian ini juga menggunakan metode kualitatif dimana data-data dikumpulkan dan dianalisis
secara kualitatif.
C. Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
 Data dikelompokkan
 Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan penilitian
 Data diinterpretasikan

TEMUAN DATA PENILITIAN


Temuan kasus pada 1 orang pelajar.
Narasumber dalam penilitian ini adalah seorang pelajar yang berusia 15 tahun yang bernama Aco
yaitu salah seorang siswa di SMP kartika kota kendari.

Tabel 1.1 Tahapan pemakaian, jenis NAPZA dan gejala


Subyek Usia Tahapan pemakaian Jenis NAPZA Gejala
ACO 15 Tahun Sosial use Tramadol,Lem Pusing,ngantuk,
Fox,Miras oplosan, mata
Rokok memerah,hilangn
ya konsentrasi

Tabel 1.2 Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Subyek Faktor Penyebab

ACO 1. Faktor individu (kepribadian)


H. Faktor lingkungan pergaulan (pengaruh teman sebaya)
I.Faktor sosial media

Tabel 1.3 Dampak penyalahgunaan NAPZA


Subyek Dampak Keterangan
Aco Fisik Mata memerah,mual,suhu tubuh dingin,pusing
psikologis Susah berkosentrasi,emosional,tidak peduli terhadap orang
lain dan merasa tertekan
Sosial Di kucilkan oleh masyarakat, di jauhi, di anggap buruk
dan tidak di perhatikan
keluarga Keluarga Merasa malu terhadap masyarakat yang lain, was-was
yang tinggi terhadap si pengguna
Aco pendidikan Terputus, akibat malas sekolah

Berdasarkan dari 3 tabel tersebut bahwa pengguna napza begitu sangat berdampak pada
lingkungan yang di tempatinya, di samping berdampak pada dirinya sendiri, dampaknya juga
tersebar luas ke masyarakat dan lingkungan yang di tempatinya dan pendidikan yang di
jalaninya.
PEMBAHASAN
Narkoba (singkatan dari Narkotika, psikotropika dan Bahan adiktif berbahaya lainya)
adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum,dihirup,maupun disuntikan,dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,
dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak
dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal
itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa
ini kian meningkat maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
ganerasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-
zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih, akibatnya,
generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal cerita atau hanya
kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau di rata-
ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun.
Sehingga mengindikasikan bahwa narkoba kapan saja dapat mengincar para pemuda indonesia.
Orang yang coba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan
tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang penyalahgunaan
narkoba. Konflik Individu/Emosi yang belun stabil, orang yang mengalami frustasi. Bagi
individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah, cenderung menggunakan
narkoba, karena berpikir keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut
dapat dikurangi dengan mengkosumsi narkoba.penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh
beberapa faktor seperti:
Lingkungan sosial: motif ingin tahu di masa remaja, seseoraang lazim mempunyai rasa ingin
tahu setelah itu ingin mencobanya. misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun
minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
Adanya kesempatan: karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga
karena kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.
Sarana dan prasarana: karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang
berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli
narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
Kepribadian Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat ataupun di
lingkungan sekolah, kerja dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara
menyalahgunakan narkotik, psykotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk
menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan
seperti lebih aktif dan berani dan tidak memikirkan hal lain selain dirinya.
Emosional dan mental : Pada masa-masa ini biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan-
aturan dari orang tua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan
narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih
mudah dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan negatif yang akhirnya menjurus ke arah
penggunaan narkotik, psikotropika dan minuman keras lainnya.
Dari 3 tabel di atas juga menjelaskan bagimana dampak fisik dan psikologi seorang anak yang
aktif dalam menggunakan NAPZA:
Gejala-gejala antara lain, berat badan tutun drastis mata terlihat cekung dan merah, muka pucat,
dan bibir kehitam-hitaman,tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan
nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan yang di karenakan terkadang sih pengguna biasanya
melakukan untuk mengatasi rasa tertekan dan luka emosional yang di alaminya.
Emosi seorang pengguna NAPZA tidak seperti biasanya, Sangat sensitif dan cepat merasa bosan
bila ditegur atau dimarahi, menunjukkan sikap membangkang emosi naik turun dan tidak ragu
untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.
Berdasarkan data dan fakta yang tertera di atas banyak dampak yang secara tidak langsung
merugikan lingkungan dan mempengaruhi masyarakat dan yang lebih parahnya dampak ke diri
sendiri dari baik dari psikologinya, fisik, lingkungan ia bertempat tinggal, sosial, keluarga, dan
pendidikan yang di jalani Aco, adapun data yang di temukan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Tahapan pemakaian, jenis NAPZA dan gejala


Subyek Usia Tahapan pemakaian Jenis NAPZA Gejala
ACO 15 Tahun Sosial use Tramadol,Lem Pusing,ngantuk,
Fox,Miras oplosan, mata
rokok memerah,hilangn
ya konsentrasi
Tabel 1.2 Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA

Subyek Faktor Penyebab

ACO 1. Faktor individu (kepribadian)


J.Faktor lingkungan pergaulan (pengaruh teman sebaya)
K. Faktor sosial media

Tabel 1.3 Dampak penyalahgunaan NAPZA


Subyek Dampak Keterangan
Aco Fisik Mata memerah,mual,suhu tubuh dingin,pusing
psikologis Susah berkosentrasi,emosional,tidak peduli terhadap orang
lain dan merasa tertekan
Sosial Di kucilkan oleh masyarakat, di jauhi, di anggap buruk
dan tidak di perhatikan
keluarga Keluarga Merasa malu terhadap masyarakat yang lain, was-was
yang tinggi terhadap si pengguna
Aco pendidikan Terputus, akibat malas sekolah

Dari data tersebut bahwa napza begitu nyaris berat bagi penggunanya. Kita ketahui bahwadari
gejala, faktor penyebabnya, hingga dampak yang di terima anak ini begitu luas, Awalnya anak
ini hanyalah pelajar seperti anak lainya, akan tetapi dengan rasa ingin tahu yang berlebihan,
ajakan teman untuk mencoba, menjadikan anak tersebut terjerumus dalam lingkaran yang gelap
ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penilitian yang saya lakukan terhadap Aco yang di lakukan pada 20
oktober 2020 Dampak yang di dapat oleh Aco berdampak sangat luas, jenis- jenis yang di pakai
oleh pengguna yang paling aktif hanya 4 jenis, yaitu Tramadol, Lem Fox,Miras oplosan, dan
Rokok . sehingga gejala yang di terima ini atau dampaknya bersifat umum seperti, pusing,
ngantuk, mata memerah, hilangnya kosentrasi, mati rasa dan emosional yang tinggi. Akan tetapi,
tetap saja dampaknya bukan hanya di terima oleh dirinya sendiri antara lain juga; dari Sosial,
orang sekitarnnya berpendapat ke anak ini (Aco) adalah anak nakal, dan yang menjadikan salah
satu rusaknya para remaja yang lainya, orang lain juga akan berpendapat dia tidak pantas
menjadi teman sebaya orang di sekitaran umurnya apalagi yang lebih tua dibanding anak ini.
Keluarga juga akan merasakan tekanan batin dari masyarakat sekitar karena tetap saja apapun
yang di lakukan anak ini adalah bagian dari keluarga tersebut rasa malu yang di terima keluarga
sangatlah besar itu semua adalah berbagai macam dampak yang terjadi setelah anak ini mulai
aktif Dan mengenal yang namanya narkoba.
Oleh karena itu untuk para remaja dan masyarakat sekitar sangat perlu komubikasi di yang
banyak lingukngan yang tertib aturan, orang-orang yang berani menegur jika melihat orang lain
melakukan kesalahan khususnya orang-orang yang menggunakan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/bahaya-narkoba-bagi-remaja-dan-pelajar-11
Tarigan Irwan Jasa. 2017. peran Badan Narkotika Nasional dengan Organisasi Sosial
Kemasyarakatan dalam Penanganan Pelaku Penyalahgunaan Narkotika: Yogyakarta.
NARKOBA MENYERANG GENERASI BANGSA KITA
DI SUSUN OLEH : AAN KURNADI/19010102066

Narkoba ialah bahan berbahaya yang berbahaya jika disalahgunakan akan mengakibatkan
kecanduan pada pemakainya dan pada akhirnya akan membawa kematian pada pemakainya
apabila kita mengkosumsi nya secara terus menerus. Latar belakang penggunaan narkoba saait
ini sudah menjamur dikalangan kita mulai dari pergaulan yang bebas atau menular dari seks
bebas,serta masih banyak hal lain yang melatar belakangi para penggunanya.

Baru-baru ini target pengedar narkoba ialah remaja yang berumur 15-26 tahun yang masih sangat
mudah untuk ikut-ikutan atau penasaran karena kejiwaan mereka yang masih labil dan mudah
terpengaruh pleh teman-temannya. Kita semua tau bahwa anak remaja pada usia tersebut adalah
pemuda dan pemudi bangsa yang sangat dinantikan untuk meneruskan bangsa indonesia kelak
untuk menjadi negara yang lebih baik dan sejahtera dikemudian hari. Saat ini terdapat 3,9 juta
orang indonesia banyak yang menggunakan atau menyalah gunakan narkoba dari jumlah tersebut
sebanya 21,5% adalah remaja.

Pada umumnya pemakai atau pengguna narkoba yang berusia remaja banyak yang menggunakan
ganja dan psikotropika seperti ekstasi , dan Megadon. Semua barang haram tersebut sangat
berbahaya jika dikomsumsi secara terus menerus karena akan mengakibatkab ketergantungan
pada pemakainya. Apalagi jika pemakai narkoba adalah kalangan menengah kebawah yang
kondisi ekonominya pas-pasan, jika sudah tak mempunyai uang maka pengguna akan melakukan
tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk mendapatkan barang haram tersebut.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BNN tahun lalu menyatakan , perkembangan pengguna
dan pengedar narkoba pada pelajar dan mahasiswa. Hasil penelitian pada !^ provinsi di
indonesia,
ditemukan 2,5% siswa SLTP pernah menggunakan narkoba, dan 4,6% pelajar SMA tercatat
pernah menggunakan barang haram tersebut. Sementara itu untuk perguran tinggi atai mahasiswa
terdapat 7,6% yang pernanh menggunakan narkoba. Namun mulai tahun lalu pemerintah
bersama instansi terkait bertekad menekan angka pemakai narkoba pada pelajar hingga 0%.
Namun upaya tersebut pasti membutuhkan kerja keras. Saat ini saja pemerintah telah
mengganding 58 kamous di Jakarta untuk melakukan pengawasan pada pengedar narkoba dan
penyalahgunaan narkoba. namun peran keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting
dibutuhkan untuk menangkal serangan narkoba pada anak remaja.

Penelitian dan pengamatan ini bertujuan untuk memberikan data-data dan fakta yang terjadi
secara global yang di timbulkan pleh narkoba di indonesia sangat menjadi ancaman pada
generasi bangsa yang sangat diharapkan membawa perubahan bagi bangsa ini pada kehidupan
yang layak dan lebih baik. Maka dari itu diperlukan peran dari berbagai pihak untuk mencegah
atau menghindari terjadinya penyalah gunaan narkoba pada bangsa kita terutama pada anak-anak
dan remaja dan diharapkan bagi yang pernah menggunakan narkoba disegerakan membawa
mereka ke panti rehabilitasi narkoba agar ketingkat ketergantungan dapat dikurangi. Dengan
beberapa cara tersebut dalam kurun waktu hingga 5-10 tahun kedepan penggunaan narkoba akan
menurun secara signifikan terutama pada anak-anak dan remaja.

KESIMPULAN

Dari uraian makalah yang disusun kami menyimpulkan bahwa terjadinya


penyalahgunaannarkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh dua faktor yakni : faktor
internal daneksternal. Tetapi pada akhirnya narkoba hanya menghancurkan masa depan,
sehingga dibutuhkan kepedulian orang tua, insan pendidik, tokoh masyarakat dan
instansipemerintahan dalam membina generasi muda. Agar mereka bisa bebas dari bahaya
narkoba.Sebagai anak bangsa yang menjadi tumpuan orangtua, masyarakat, negara dan agama
sudahsaatnya kita berkata,”Katakan tidak pada Narkoba” atau say “ No To Drugs”. Dengan tidak
terjebak pada penyalahgunaan narkoba kita bisa lebih berprestasi dan mandiri. Jangan kita sia-
siakan masa depan yang lebih baik hanya karena ingin
mendapat kenikmatan sesaat yang dapat mengahancurkan fisik dan menganggu kesehatan mental
dengan mencoba coba menggunakan narkoba.
PECANDU NARKOTIKA PADA ANAK DEWASA
STUDI KASUS : DARWIS
DESA : WAKINAMBORO
KECAMATAN : SIOMPU
KABUPATEN : BUTON SELATAN
DISUSUN OLEH : CITRA NUR SEPTIANI

PENDAHULUAN

Narkotika sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat pada umumnya,bahkan khususnya pada masyarakat
indonesia. Narkoba sangat dikenal baik dikalangan masyarakat karena pengguna narkoba tersebut
mengatakan bahwa benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka yang sedang
mengalami masalah dalam kehidupannya,menurut mereka narkoba merupakkan pahlawan dalam
kehidupannya. Narkoba suda meresahkan masyarakat kita di indonesia karena efek dari benda ini jika
dikonsumsi secara salah dan berlebihan oleh pengunanya maka akan berakibat fatal,bisa juga
mengakibatkan kematian bagi penggunanya. Dampak negatif selain kematian,naskoba akan merusak
sistem saraf bagi para penggunanya sehinga tidak jarang tergangu sistem sarafnya. Namun dengan
ancaman yang dirasakan oleh pecanndu narkoba,para pecandu kebanyakan tidak menghiraukan hal
tersebut yang akan mengancam hidupnya.meraka malah senag bersahabat dengan barang tersebut, bagi
mereka narkoba merupakan sahabat tanpa jiwa memiliki kekuatan dalam menolong mereka ketika mereka
membutuhkan nya. Khusus dari tahun ke tahun semakin meningkat,kebannyakan dari mereka yaitu orang-
orang suskses yang memiliki uang berlebiahan sehinga mendapatkan narkoba merupakan hal yang tak
susah. Namun, yang lebih para lagi khususnya pecandu narkoba dari kalangan remaja pun sudah ada. Hal
tersebut menjadi kekawatiran para orang tua,guru dan pihak lainnya,mereka khawatir dengan hal tersebut
karena jika para penerus bangsa ini kebanyakan pecandu narkoba maka masa depan ini akan suram. Maka
dari itu perlu adanya sosialisasi yang benar mengenai narkoba dan upaya pencegahan narkoba yang
efektif agar hal tersebut tidak merajalela.

A. Pengertian narkotika
Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan psikologi seseorang
(pikiran,perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik dan piskologi.
Menurut UU RI No.35/2009,narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan dari
tanaman,baik sintesis atau seni sentetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran,hilangnya rasa,mempengaruhi sampai mempengaruhi perasaan,dan dapat meenimbulkan
ketergantungan
Sendangkan menurut UU RI No.35/2009,sikotropika adalah obat baik atau obat sintesis bukan narkoba.
Yang berkhasiatpsikoaktif melalui pengaruh seelektif pada sistem saraf pusat yang menyababpkan
perubahan khass pada aktifitas dan perilaku.
Jinis-jenis narkotika
a. Golongan 1 narkotika yang hannya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan yang tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah :
Heroin : ini merupakan turunan yang suda mengalami prosees kimiawi. Pada mulannya heroin ini
digunakan untuk pengobatan kerergantungan hermoin,tetapi kemudian terbukti bahwa
kecanduan,heroin justru lebih hebat. Morfin atau heroin disebut juga putau. Bentuknya seperti serbuk
putih tidak berbau
Kokain: efek dari pengunaan kokain dapat menyebapkan para noid,halusinasi serta berkurang
rasa percaya diri pemakayan obat ini akan merusak saraf diotak

Narkotika adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.selain”narkoba”,istila lain yang
diperhatikan khususnya pada Dapertemen kesehatan republik indonesia adalah napza yang merupakan
singkatan dari narkotika,psikotropika dan zat adiktif.
Semua istila ini baik narkoba atau napza mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunnyai
resiko kecanduan bagi penggunnya,menurut pakar keseehatan narkoba adalah sebenarnya psikotropika
yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-oabat penyakit tertentu. Namun
kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaiyan yang telah ofer dossis

B. Penyebab Narkoba
,sampaikini penyebaran narkoba sudak tidak mampu dicegah,mengigat dengan hampir semua penduduk
dunia dapat dengan mudah dapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Minslnya
saja dari badan narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah,diskotik,tempat pelacur dan
tempat-tempat perkumpulan genk.tentu saja hal ini membuat para ornag tua,omas,pemerintah khawatir
akan pennyebaran narkoba yang semakin meraja lela. Upaya pemberantasan narkoba pun sudah sering
dilakukan namun masi sedikit kemungkinan untuk mengkindari narkoba dari kalangan remaja maupun
dewasa,bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak terjerumus narkoba. Hinga saat ini upaya yang
paling efektif untuk mencegah pennyalagunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga.
Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba

Efek-efek Narkotika
a. Halusionogen,akibat dari narkoba mengakibatkan bila dikonsumsi dengan sekian dosis teruntuk
mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang
sebenarnya tidak ada/tidak nyata contohnya kokain dan LTD
b. Stimulan,efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja oraang tubuh seperti jantung dan
otaak bekerja menjadi cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan oraang lebih
bertenaga
untuk sementara waktu,dan cenderung membuat seseorang pengguna lebih senang dan gembira
untuk sementara waktu
c. Depresan,efek dari narkoba bisa menjepit syaraf pusat dan mempengaruhi aktifitas fungsional
tubuh,sehinga pemakaai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak
saadarkan diri contohnya putaw
d. Adiktif,seseorang yang suda mengomsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena
zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorng cenderung bersifat pasif,karena secara tidak
langsung narkoba memutuskan saraf-saraf otak contohnya ganja,heroin dan kutau
e. Jika terlalu lama dan suda ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan
rusak dan jika sudah melebihi takarn maka pengguna itu akan oferdosis dan akhirnya kematian.

Jenis-jenis Narkoba
a. Heroin atau diamorfin(INN) adalah sejenis opioid alkaloid heroin adalah derifatif 3,6 diasetil dan
morfin(karena itu lah namanya diasitilmorfin) dan disentiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk
kristal putihnya umumnay adalah garam hidroklorida,diamorfin hidrokolida. Heroin dapat
menyebabkan kecanduan.
b. Ganja (kannabis satifa syn.kanabis indika) adalah tumbuhan budidaya penghasil seerat,namun
lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya,tetrahidrokanaalinan
(THC,tetra/hidro/kanabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euwforia (rasa senag
yang berkepanjangan tanpaa sebap)

C. Dampak penyalaangunaan narkotika


Penyalangunaan narkotika adalah penyalagunaan salah satu atau beberaapa jenis narkotika atau secara
teratur dan berkaala diluar indikasi medis, sehinga menimbulkan ganguan kesehatan fisik,pisikis,dnan
ganguan fungsiosial. Akibat dari penyala gunaan yang dilakukan terlalu sering akaan menyebapkan
ketergantungan.
 Dampa pada tubuh maanusia
a. Otak dansusunan saraf pusat yang berakibat pada ganguan daya ingat,perhatian atau
konsentrasi,bertindak rassional,perseosi sehinga menimbulkan halusinasi ganguan
motifasi sehinga malas sekolah atua bekerja,dan ganguan pengendalian diri sehinga
sulit membedalakan baik atau buruk.
b. Saluran napas akaan terjadi radang paru dan pembengkakn paru
c. Jantung,terjadi peradangan otot jantung,penyempitan pembulu dara jantung.
d. Hati, terjdi hepatitis b dan c yang menular melalui jarum suntik,hubungan seksual
e. Penyakit menular seksul dan haive atau AIDS. Pada pengguna Napza dikenal dengan
perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan
zat atau uang untuk membeli narkotika. Penyalit yang terjadi adalah kencing nana,raja
singa, dan lain-lain. Penguna nabza juga mengunakan jarum suntik bersama-sama
membuat angka penularan haive atau AIDS semakin meningkat.
f. Kulit terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang mengunakan jarum suntik sehinga
mereka sering mengunakan baju lengan panjang
g. Sistem reproduksi sering terjadi kemandulan.
h. Komplikasi pada kehamilan meliputi: ibu mengalami anemia,infeksi vagina,hepatitis
dan aids.kandungan mengalami abortus,keracunan kehamilan,bai lahir mati dan janin
mengalami pertumbuhan terhambat,prematur,dan berat baiy rendah.
 Lingkungan keluarga
a. Sering terjadi pertengkaran dan mudah tersinggung
b. Orang tua reesah kareena barang berharga sering hilang
c. Perilaku menyimpang anak (berbohong,mencuri,tidak tertip,hidup bebas) dan menjadi aib
keluarga
d. Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolaah atau pekerjaan
sehingga merusak kehidupan keluarga,dan kesulitan keuangan.
e. Orang tua menjadi putus asa krena pengeluaran uang meningkat biyaya pengobatan dan
rehabilitasi
 Lingkungan sekolah
a. Merusak disiplin dan motifasi belajar.
b. Meningkatnya tindak kenakalan,membolas dan tauran pelajar
c. Memengaruhi peningkatan penyalagunaan diantara sesama yeman sebaya
 lingkungan masyarakat
a. tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari penggunanya
b. pengedar atau bandar mengunakan perantara remaja atau siswa yang menjadi
ketergantungan
c. meningkatnya kejahatan dimasyarakat,seperti perampokan,pencurian dan pembunuhan
yang membuat masyarakat menjadi resah

D.Penanggulangan prnyalagunaan narkotika


Upaya penanggulangan penyalagunaan narkotika dapat dilakuakan melalui beberapa cara berikut ini:
1. perefentif (pencegahan)
dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap

narkoba.pencegahan adalah dari pada pemberantasan.pencegahan penyalagunaan narkoba dapat

dilakukan dengan berbagai cara,seperti pengawasan dalam keluarga penyuluhan oleh pihak yang

kompeten baik disekolah dan masyarakat,pengajian oleh para ulaama,pengawasan tempaat-

tempat hiburan malam oleh pihak keamanan pengawasan ditribusi obat-obatan,ilegal dan

melakukan tindakan-tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya

penyalagunaan narkoba.

2. Kuratif (pengobatan)
Bertujuan untuk penyembuhan para korban,baik secara medis maupun media lain. Seperti

tempat- tempat penyembuhan dan rehabiliatasi,pusat rehabilitasai narkoba.

3. Rehabilitatif (rehabilitasi)
Digunakan agar dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh

kembali”ketagihan”narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara

wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan

rohani.

4. Replesif (peningkatan)
Replisif artinya menindak dan memberantas penyala gunaan narkoba melalui jalur hukum yang

dilakukan oleh penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantuh oleh masyarakat. Kalau

masyarakat mengetahui segera melaporkan kepada pihak yang berwajib dan tidak boleh

bertindak sendiri.
Pemanfaatan power bank sebagai alat penyelendupan narkoba
HAFITH CAHYA PERMANA
Program studi pendidikan bahasa arab fakultas tarbiyah dan lmu keguruan institut agama islam
negeri kendari
PENDAHULUAN
Studi penelitian ini saya lakukan dengan membaca artikel tentang narkoba. Narkotika
sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif)/NAPZA(Narkotoka,
Alkohol, Psikotropika< dan Zat Adiktif). Psikotropika dan narkotika digolongkan ke dalam
obat- obatan atau zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan bila pemakaiannya disalahgunakan.
Permasalahan narkoba di indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini terjadi marak. Terbukti
dengan banyaknya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba ysng semakin beragam polanya
dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Masyarakat indonesia, bahkan masyarakan dunia,
pada umumnya saat ini sedang dihaddapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat
maraknya pemakain bermacam-macam jenis narkoba sekara ilegal. Kekhawatiran ini semakin di
pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merabak di segala lapisan
masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda.
Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa
mendatang. Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai
kaidah dan norma serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah
satu penyebab maraknya pengunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam kehidupan
sehari- hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan
penyalahgunaan narkoba.
Teori narkoba menurut Kurniawan, pengertian narkoba adalah zat kimia yang dapat
mengubah keadaan psikologi seperti perasaan , pikiran, suasana hati, dan dan perilaku jika
masuk kedalam tubuh manusian baik secara dimakan , diminum, dihirup, disuntik, intravena,
dan sebagainya.\
Menurut jackobus, pengertian narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa , mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbul kergantungan.
Metode penelitian ini dilakukan dan membaca artikel mengenai narkoba, tim gabungan
satreskoba polres tanjung perak surabaya dan bea cukai menggagalkan penyelundupan paket
narkoba jenis sabu seberat 1,2 kilogram (kg) yang dikirim dari malaysia dengam tujuan
madura
Nama narasumber : AKBP Ganis Setyaningrum
Jabatan : kapores polda jatum
Ganis resmi dilantik sebagai kapolres pada jum’at (3/1),setelah sertijab, perempuan 47
tahun itu mengatakan ingin tancap gas. Yang pertama di lakuknnya adalah berkenalan dengan
seluruh anggota. Dia ingin mendekati anak buahnya selayaknya seorang ibu. Dengan
sentuhan tersebut, harapannya petugas lebih berani dan giat menangkap penjahat.
Bagi Ganis, menjadi kapolres pelabuhan tanjung perak merupakan tantangan besar
selama berkarir di kepolisian. Sebab, saat ini tugasnya tidak saja menjaga objek vital berupa
pelabuhan. Tingkat kriminalitas di surabaya utara juga cukup tinggi.
Berdasarkan data polisi, tercatat 1.256 kasus kejahatan terjadi di kawasan utara dalam
setahun terakhir. Jenisnya bermacam-macam. Selain curanmor, kasus peredaran kasus narkoba
cukup tinggi.
Meski begitu, hal itu tak membuat Gamis gentar. Ibu satu anak tersebut tetap optimistis.
Dia akan mengerahkan kemampuan dan mengandalkan pengalaman selama bertugas di reserse.
“yang pasti, saya akan mencoba dekat dengan masyarakat terlebih dahulu. Kulo nuwun kepada
tokoh-tokoh masyarakat,” papat Ganis.
Soal program, mantan penyidik KPK itu segera memikirkannya. Perwira dengan
dua melati di pundaknya itu menyebutkan program-program di polres pelabuhan tanjung
perak sejatinya sudah inovatif. Salah satu yang berkesan bagi dia adalah SPKT door-to-
door.
Program tersebut dirintis AKBP Antonius Agus Rahmantopada pertengahan 2019.
Hingga kini, sudah lebih dari 3 ribu warga yang memanfaatkannya. “ini sanggat membantu
dan saya berusaha meneruskannya,” kata Ganis.
Perempuan asli malang itu menyatakan, ada banyak pengalaman berkesan selama
21 tahun bertugas di kepolisian. Terutama saat menjabat Kasubdit III Sumdaling
Ditreskrimsus polda metro jaya. Banyak kejahatan besar yang diselidikinya.
PEMBAHASAN
Aparat Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menggagalkan
penyelundupan narkotika, psikotropika, dan obat terlarang atau narkoba jenis sabu-sabu seberat
1,2 kilogram lebih asal negara tetangga Malaysia.

Kepala Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ganis
Setyaningrum mengungkapkan, ungkap kasus hasil kerja sama dengan aparat Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak
Surabaya.

"Bea Cukai menginformasikan ada kiriman paket melalui jasa ekspedisi dari Negara Malaysia,"
katanya kepada wartawan di Surabaya, Senin, 19 Oktober 2020, dilansir dari Antara.

Polisi menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan penyelidikan. "Hasil penyelidikan


menunjukkan isi paket tersebut adalah narkoba jenis sabu-sabu seberat 1.229 gram," ujarnya.

AKBP Ganis menuturkan, modus pengiriman paket berisi sabu-sabu itu dengan cara
disembunyikan dalam power bank.

"Ada sebanyak 11 buah power bank yang digunakan sebagai modus untuk menyelundupkan
1.229 gram sabu-sabu ini," katanya.

Polisi berhasil menangkap dua orang pelaku, masing-masing berinisial M, usia 50 tahun, dan IW
(43), keduanya warga Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur.

"Pelaku M adalah pengirim sabu-sabu ini dari Malaysia. Sedangkan IW adalah kurirnya, yang
menerima paket kiriman setibanya di Surabaya," ucap AKBP Ganis.

Polisi menjerat kedua pelaku dengan Pasal 114, Ayat 2, subsider Pasal 113 Ayat 2,
subsider Pasal 112, Ayat 2, Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Ancaman hukumannya minimal 6 tahun penjara atau maksimal seumur hidup.

Kepala KPPBC TMP Tanjung Perak Surabaya Aris Sudarminto mengingatkan upaya
penyelundupan berbagai jenis narkoba tidak akan lolos dari pemeriksaan pemindaian.

"Ini adalah penindakan untuk kasus narkoba yang ke-9 sepanjang tahun 2020 dari KPPBC TMP
Tanjung Perak Surabaya. Totalnya kami telah mengamankan barang bukti kasus narkoba
hampir seberat 30 kilogram sepanjang tahun ini," ucapnya.

Menurut Aris, modus penyelundupan narkoba yang pernah diungkap KPPBC TMP
Tanjung Perak Surabaya bermacam-macam.

"Rata-rata melalui pengiriman paket menggunakan jasa ekpedisi. Ada yang disembunyikan ke
dalam mainan anak-anak dan kali ini kita temukan di dalam power bank," ujarnya.
Penyelundupan sabu-sabu (SS) dalam jumlah besar digagalkan Satresnarkoba Polres Pelabuhan
Tanjung Perak. Penggagalan ini berkat kerja sama dengan KPP Bea Cukai Tipe Madya Pabean
Tanjung Perak. Tersangka Masnin, 50, dan Imam Wahyudi, 43, keduanya warga Pamekasan,
Madura, diamankan.

Polisi menyita 1,229 kilogram sabu yang diselundupkan dalam power bank. Penangkapan
bermula dari ditemukannya paket mencurigakan yang diketahui oleh petugas Bea Cukai.
Selanjutnya, temuan ini disampaikan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

Satresnarkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak langsung melakukan pengecekan dan paket
tersebut ternyata berisi 11 power bank yang ketika dibuka berisi sabu. "Saat dibuka bagian
mesinnya ada satu poket sabu di masing-masing power bank tersebut," jelas Kapolres Pelabuhan
Tanjung Perak AKBP Ganis Setyoningrum, Senin (20/10).

Satresnarkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak melakukan control delivery dan menangkap
tersangka Masnin saat hendak mengambil paket tersebut. Selanjutnya, tersangka Imam yang
menunggu di depan kantor ekspedisi tersebut diringkus juga. Mereka mengaku barang tersebut
dari seseorang berinisial DW, warga Malaysia.

Tersangka Masnin mengaku mendapat imbalan mobil Honda Jazz untuk bisa membawa sabu
tersebut dengan aman. Sementara tersangka Imam akan diberi Masnin sepeda motor jika
berhasil. Namun, belum sampai diambil sudah ditangkap dulu. Polisi masih mencari keberadaan
jaringan lainnya.

Sementara itu, Kepala KPP Bea Cukai Tipe Madya Tanjung Perak Aris Sudarminto mengatakan
penindakan penyelundupan narkotika jenis sabu sudah kesembilan kalinya selama 2020 yang
berhasil diungkap. Sudah 30 kilogram sabu yang berhasil digagalkan masuk ke Indonesia
melalui jalur laut. "Modusnya berganti-ganti. Ada yang menggunakan cat hingga mainan untuk
mengelabui petugas," ujarnya. (gun/rek)
KESIMPULAN
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan
kecanduan dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ
dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis
dan akhirnya kematian. Dari segi kesehatan akibat kebiasaan menggunakan narkoba akan
menyebabkan berbagai penyakit. Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak
criminal, kenakalan remaja, keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan mudah dicipatakan.
Dengan sikap kepedulian ini, maka motto bahwa, “Mencegah lebih baik dari mengobati”
akan benar benar terbukti.
Pada tahap awal kehidupan manusia agen sosialisasi pertama adalah keluarga. Oleh
karena itu, orang tua merupakan orang penting dalam hal ini. Guna mencegah terjerumusnya
para penerus bangsa tersebut ke dunia nakoba, maka campur tangan dan tanggung jawab
orang tua memegang peranan penting disini Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin,
ganja, putaw, kokain, sabu-sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/10/20/220085/polisi-gagalkan-penyelundupan-12-kg-sabu-
di-power-bank
https://surabaya.liputan6.com/read/4386672/polisi-surabaya-gagalkan-penyelundupan-narkoba-pakai-
modus-power-bank
Pengaruh Merokok Bagi Remaja Terhadap Perilaku dan
Pergaulan Sehari-hari
Nama : Wa Deli
Nim : 19010102050

Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,tubuh,mint pola perilaku, dan
juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau
kalangan yang lainya. Karena hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatannya. Biasanya ini
dilakukan oleh para remaja karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil membuat mereka
melakukan segala hal. Hal ini di sebababkan kurangnya penyuluhan tentang bahaya merokok di
kalangan sekolah atau masyarakat. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit di
pecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi
sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah
menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus di hentikan karena
menyebabkan kanker di penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh
karena itu merokok harus di hentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih
diketahui bahwa sebagian besar adalah remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang
dimulai dari pihak sekolah dan orang tua. Para perokok merasakan nikmatnya merokok begitu
nyata, sampai dirasa memberikan rasa menyenangkan dan menyegarkan sehingga setiap harinya
harus menyisihkan uang untuk merokok. Kelompok lain, khususnya remaja pria, mereka
menganggap merokok adalah merupakan ciri kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka
yang tidak merokok malah justru diejek. Padahal mereka sadar bahwa merokok dapat
membahayakan kesehatan bahkan menimbulkan banyak penyakit serius. Banyak terdapat
kandungankandungan yang berbahaya di dalam rokok sehingga menimbulkan dampak buruk
bagi kesehatan.
Metode Penelitian
Dari hasil penelitian yang saya lakukan di desa Air Bajo Sebagian besar penduduknya

rata- rata merokok terutama di kalangan remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.

Gejala- gejala yang mereka rasakan untuk pertama kalinya dalam mengonsumsi rokok yaitu

batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian Sebagian dari mereka

mengabaikan perasaan
tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan.

Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan.

Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negative dari perilaku merokok, tetapi

perilaku merokok bagi kehidupan manusia merupakan kegiatan yang fenomenal artinya,

meskipun sudah diketahuai akibat negative dari merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin

menurun tetapi semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda. Ada banyak

alasan yang melatarbelakngi perilaku merokok pada remaja. Secara umum bahwa perilaku

merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain

disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan.

Selain faktor perkembangan remaja dan kepuasan psikologis, masih banyak faktor dari

luar individu yang berpengaruh pada proses pembentukan perilaku merokok. Pada dasarnya

perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Hal itu berarti ada fihak-fihak yang

berpengaruh besar dalam proses sosialisasi.

Demikian halnya yang terjadi pada kelompok teman sebaya. Teman sebaya mempunyai

peran yang sangat berarti bagi remaja, karena masa tersebut remaja mulai memisahkan diri dari

orang tua dan mulai bergabung pada kelompok sebaya. Kebutuhan untuk diterima sering kali
membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima kelompoknya dan terbebas dari sebutan

‘pengecut’ dan ‘banci’.

Selanjutnya jika dilihat dari tahap-tahap perilaku merokok, teman sebaya dan keluarga

merupakan pihak-pihak yang pertama kali mengenalkan atau mencoba merokok, kemudian

berlanjut dan berkembang dan adanya ketergantungan merokok. Dalam tahap ini maka merokok

merupakan kepuasan psikologis dan bukan semata-mata kebutuhan untuk mewujudkan

simbolisasi kejantanan dan kedewasaan remaja.

Pembahasan
A. Pengertian rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan

diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok di bakar

disalah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya di hirup melalui mulut ujung

lain. Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau terdiri dari berbagai bahan kimia

yang dapat membuat seseorang ketagihan, walaupun mereka tidak ingin mencobanya

lagi.

1. Dampak Perilaku Merokok


 Bagi diri sendiri Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan
keuntungan bagi tubuh.
 Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut
tidak enak dan asam.
 Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada
pada diri kita hilang ketika kita menjadi seorang perokok.
2. Bagi orang lain
 Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita adapat mengganggu orang lain
dan juga menyebabkan polusi udara.
 Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita menjadi perokok pasif.
 Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa mematikan terlebih dahulu
dapat menyebabkan kebakaran.
 Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.

B. Faktor-faktor penyebab remaja merokok


1. faktorsosial Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial
atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan
sekitar,baik keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.Bersosialisasi
merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri
mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba
untuk meniru apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang
terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup
bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik
saja yang ditiru melainkan juga kebiasaankebiasaan buruk, termasuk kebiasaan
merokok.

2. Kebutuhan menghisap dan mengunyah Setiap orang memiliki kebutuhan untuk


mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu
kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang,
tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang
menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan ini.

3. Responmengulangoto matis Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-


kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu
secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam
situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang
merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas.

4. FaktorGenetik Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa
orang yang lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan
yang masih susah untuk dipahami. Dan alasan - alasan tersebut diyakini
diwariskandalamkode genetik .
5. Kecanduan Pada Sel Syaraf Otak secara normal memiliki substansi - substansi
yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel - sel saraf, dimana
substansi -substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor -
reseptor sel - sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi -
substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor -
reseptordisel - selsaraf. Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak
memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan
merangsang organ - organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari
merokok.

C. Dampak dan bahayanya merokok


Saat ini, meski sudah mengetahui dampak bahaya dari rokok pada kenyataannya

masih banyak sekali orang yang merokok dan tidak menghiraukan berbagai macam

resiko Kesehatan yang bahkan sudah tertulis dengan jelas di tiap bungkus rokok. Padahal,

dampak rokok bagi anak-anak dan remaja nyatanya sangat serius, bahkan dapat

menyebabkan kematian pada beberapa kasus parah.

Beberapa dampak Kesehatan yang dapat dialami jika seseorang merokok sejak usia

remaja:

1. Paru-paru berhenti berkembang


Memulai kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap

perkembangan paru-paru. Rokok dapat menyebabkan gangguan pada


pertumbuhan serta perkembangan paru pada anak-anak dan remaja yang dapat

menimbulkan masalah Kesehatan kronis saat mereka beranjak dewasa.

Saat kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja berhasil dihentikan,

ada kemungkinan paru-paru mereka dapat Kembali berkembang. Namun, sebuah

riset menyatakan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, maka

dampak buruk terhadap paru-paru nya sama seperti seseorang yang telah

merokok selama 40 tahun dan ia pun lebih beresiko menderita kanker paru.

2. Gejala penyakit jantung dan pembuluh darah


Tak hanya menghentikan perkembangan paru-paru, merokok pada usia
remaja juga dapat menyebabkan sistem peredaran darah yang akan berangsur
semakin parah saat ia tumbuh dewasa. Ketika ia memasuki usia dewasa, bukan
tidak mungkin berbagai penyakit dapat berbentuk, seperti penyakit jatung koroner
yang risiko terkenanya 2-4 kali aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung,
hingga stroke. Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda
yang cukup tinggi terjadi diseluruh dunia.
3. Kerusakan gigi

Merokok adalah penyebab utama dari gangguan Kesehatan gigi dan mulut.

Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi kepada para perokok

aktif dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Sebuah riset juga membuktikan hal

yang sama, yaitu perokok aktif yang berusia sangat muda memiliki lebih banyak
karies, plak, serta berbagai infeksi gusi dan mulut dibandingkan dengan anak

seusianya yang tidak merokok.

4. Masalah pada otot dan tulang

Remaja yang sering merokok memikiki kepadatan tulang yang rendah serta

mengalami penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya terjadi pada

usianya. Merokok mengalami kerapuhan tulang dan mengurangi kepadatan atau

densitas tulang pada bagian tulang belakang, leher, tengkorak, serta pada tangan

dan kaki.

5. Kanker

Rokok mengandung senyawa karsionogen yang dapat menginduksi mutasi

atau pembelahan sel pada level DNA sehingga dapat menyebabkan kanker.

Kanker paru merupakan kanker utama yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Selain kanker paru, rook juga dapat menyebabkan kanker mulut, laring,

oro dan hipofaring, esophagus, lambung, pancreas, hati, usus besar, ginjal,

kandung kemih, testis, serviks, dan leukimia.

Itu dia beberapa resiko kesehatan yang dapat terjadi jika seseorang mulai

merokok sejak remaja.

Kesimpulan

Hampir semua remaja di indonesia membudayakan merokok sebagai aktifitas biasa

sedangkan bahaya rokok yangberdampak buruk bagi kesehatan ataupun bagi orang lain,

penyakitnya pun tidak biasa hingga menyebabkan kematia. Dorongan untuk berhenti merokok

untuk remaja yaitu niat dari diri sendiri dan juga dorongan dari orang lain. Yang bisa di lakukan

yaitu mengadakan penyuluhan tentang bahayanya merokok. Kalau tidak di hentikan sejak dini

akan berdmpak buruk di hari tua nanti

Daftar Pustaka
Randukan,p. 2013. Karya tulis ilmiah bahaya merokok. http://pratiwirandukan.blogspot.co

m/2013/02/karya-tulis-ilmiahbahaya-merokok.html?m=1. 27 Mei 2018 (15:29)

Azzard.2015.contoh makalah tentang pengaruh merokok bagi anak di bawah umut terhadap

perilaku dan pergaulan sehari-hari. http://azarrd.blogspot.com/2015/02 /contoh-makalah-

tentangpengaruh-merokok.html?m=1. 26 Mei 2018 (09:46) Enha,D.2012. Coretan Sebuah Kisah.

http://dedyenha.blogspot.co.id/201 2/03/makalah-perilaku-merokokpada-remaja.html?m=1. 26

Mei 2018 (11.02)

PENYALAGUANAAN DAN PESTA NARKOBA DI KALANGAN REMAJA


STUDI KASUS HHT ALIS HARIS UMUR 25 TAHUN
Di susun oleh : Sri Fatmawati Soleha, Kelas PBA B, Semester 3.

PENDAHULUAN
Permasalahan narkoba di indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat kompleks.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalagunaan atau pencandu narkoba secara signifikasi,
seiring meningkatnya, pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam
polanya dan semakin nasif pula jaringan sindikatnya khususnya dikalangan remaja. Jika dulunya
narkoba alami, seperti opium, kokain, dan ganja digunakan untuk kepentingan pengobatan, kini
narkoba malah menjadi sesuatu yang menakutkan. Bagaimana tidak ? jika digunakan atau
dikonsumsi secara berkelebihan, tidak terhitung berapa dampak buruk yang akan terjadi.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya tentang mengapa, masih banyak masyarakat khususnya
kalangan remaja yang masih banyak yang menyalagunakan narkoba, padahal mereka tahu bahwa
dampak dari pemakaian barang tersebut bisa merusak diri mereka, bahkan menyebkan kematian.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu, 1) adanya rasa ingin tahu, 2) diajak oleh teman untuk
mencoba, 3) sebagai pelarian dari masalah yang di hadapi, 4) keluarga yang tidak harmonis, 5)
jaringan pemasaran narkoba yang kuat.

METODE PENELITIAN
Tugas penelitian ini menggunakan metode penelitian online (OMR), dimana metode ini
hampir sama dengan metode studi khasus, yang keduanya melakukan penelitian secara tidak
langsung. Metode penelitian online adalah cara di mana peneliti dapat mengumpulkan data
melalui internet. Metode penelitian online juga disebut sebagai penelitian internet, ilmu internet
atau iscience, atau metode berbasis web.

TEMUAN DATA PENELITIAN

Penemuan seperangkat alat hisap (bong), satu buah handphone milik HHT, satu timbangan
digital dan satu sashet diduga berisi narkoba jenis shabu seberat 0,38 gram. Dan seperangkat alat
hisap dan satu sashet kristal bening yang diduga narkoba jenis shabu seberat 0,37 gram.
PEMBAHASAN
Bahaya narkoba hingga kini masih menjadi salah satu masalah besar di indonesia
khususnya kalangan remaja. Jika dulunya narkoba alami, seperti opium, kokain, dan ganja
digunakan untuk kepentingan pengobatan, kini narkoba malah menjadi sesuatu yang
menakutkan. Bagaimana tidak ? jika digunakan atau dikonsumsi secara berkelebihan, tidak
terhitung berapa dampak buruk yang akan terjadi. Pada saat ini tingkat peredaran narkoba sudah
meramba pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja, melainkan sudah
menyentu komunitas perdesaan. Penyalagunaan narkoba menimbulkan berbagai kerugian baik
untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan sekitar. Dampak dari penyalagunaan narkoba tidak
hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalagunaan saja, namun juga pada
masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia, maupun tingkat
pendidikan. Dampak Seseorang yang kecanduan narkoba biasanya tidak mampu menyusuaikan
diri dengan lingkungan. Ia akan bertindak semaunya sendiri dan mudah marah, Narkoba bahkan
dapat menyebabkan kematian apabila, digunakan dalam dosis yang tinggi.

Dalam penelitian ini saya mengambil kasus penyalagunaan dan pesta narkoba dikalangan
remaja, yang bernama HHT Alis Haris berusia 25 tahun, tepatnya di provensi Sulawesi
Tenggara, kota Unahaa, kecamatan Puunaaha. Kepolisian Resort (polres) konawe berhasil
mengungkap peredaran narkoba sekaligus pengguna narkoba. Pengungkapan kasus berawal dari
laporan masyarakat yang diterima Unit Opsnal Res Narkoba, sabtu (23/3/2019) sekitar pukul
18:45 wita, bahwa ada pesta narkoba di salah satu penginapan yang terletak di kelurahan
puunaaha, kecamatan unaaha.
Menurut laporan masyarakat, pesta narkoba itu di lakukan dikamar paling ujung dekat
dapur. Kamar tersebut diketahui milik HHT alis Haris usia 25 tahun, warga kelurahan Ambekairi
kecamatan Unaaha. Berbekal informasi tersebut Unit Opsnal Res Narkoba bersama tim khusus
(Timsus) polres konawe langsung melakukan penyelidikan di penginapan yang dimaksud.
Sekitar pukul 19:30 wita, Unit Opsnal bersama Timsus melakukan penyelidikan dan berhasil
menemukan salah satu kamar yang digunakan untuk pesta narkoba. “Di kamar itu ditemukan
sedang menghisap shabu,” kata perwira polisi dengan pangkat dua balak di pundak itu. Selain
itu, kasat Narkoba, Unit Opsnal Narkoba polres konawe juga menemukan seperangkap alat hisap
(bong), satu buah handphone milik HHT, satu timbangan digital dan satu sashet diduga berisi
narkoba jenis shabu seberat 0,38 gram.
Bukan hanya sampai di situ, menurut Iptu Abd Harist, Unit Opsnal juga menggeleda
kamar milik T. Di tempat tersebut ditemukan seperangkat alat hisap dan satu sashet kristal
bening yang diduga narkoba jenis shabu seberat 0,37 gram. Namun pada saat dilakukan
penggeledahan, T sedang berada di dapur.
Atas kasus tersebut, Satuan Reserse Narkoba polres konawe mengamankan 6 orang untuk
diperiksa lebih lanjut. Hingga pukul 24.00 Wita, penyidik baru menetapkan HHT sebagai
tersangka. Sementra 5 orang temannya masih bersetatus sebagai saksi. “Memang sebelumnya
tersangka ini menjadi target operasi (TO) dan baru malam tadi berhasil ditangkap bersama
dengan barang buktinya,” katanya. Di hadapan penyidik, yersangkang menyebut bahwa barang
haram tersebut ia peroleh dari sala seorangnara pidana (napi) di lapas kendari AR. “Jadi
tersangka HHT menghubungi napi Ar untuk memesan barang. Kemudian AR mengarahkan
untuk mentransfer sejumlah uang ke rekeningnya. Setelah itu, napi ini mengerahkan untuk
mengambil barang sesuai pesanan di salah satu tempat”, tuturnya.
Atas perbuatanya kata kasat Res Narkoba Iptu Abd Harist, tersangka dijerat pasal 114
(pengedar) ancaman maksimal 20 tahun, subsider pasal 112 (menguasai) ancama maksimal 15
tahun dan subsider pasal 127 (pengguna) dengan ancaman 4 tahun penjara.
Dalam pembahasan kasus penelitian di atas tidak di jelaskan apa faktor tersangka HHT
melakukan penyalagunaan narkoba, tapi dengan adanya penelitian ini, penulis akan menyebutkan
beberapa faktor alasan mengapa kalangan remaja menyalagunakan narkoba. Beberapa faktornya
yaitu, (1) adanya rasa ingin tahu, (2) diajak oleh teman untuk mencoba, (3) sebagai pelarian dari
masalah yang di hadapi, (4) keluarga yang tidak harmonis, (5) jaringan pemasaran narkoba yang
kuat.

KESIMPULAN
Dari kasus diatas membuktikan bahwa narkoba hingga kini masih menjadi salah satu
masalah besar di indonesia khusunya kalangan remaja. Jika dulunya narkoba alami, seperti
opium, kokain, dan ganja digunakan untuk kepentingan pengobatan, kini narkoba malah menjadi
sesuatu yang menakutkan. Bagaimana tidak ? jika digunakan atau dikonsumsi secara
berkelebihan, tidak terhitung berapa dampak buruk yang akan terjadi. Pada saat ini tingkat
peredaran narkoba sudah meramba pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja,
melainkan sudah menyentu komunitas perdesaan. Penyalagunaan narkoba menimbulkan
berbagai kerugian baik untuk diri sendiri maupun untuk lingkungan sekitar. Dampak dari
penyalagunaan narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan
penyalagunaan saja, namun juga pada masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata
sosial, ekonomi, usia, maupun tingkat pendidikan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya tentang
mengapa, masih banyak masyarakat khususnya kalangan remaja yang masih banyak yang
menyalagunakan narkoba, padahal mereka tahu bahwa dampak dari pemakaian barang tersebut
bisa merusak diri mereka, bahkan menyebkan kematian. Hal ini terjadi karena beberapa faktor
secara umum yaitu, (1) adanya rasa ingin tahu, terkadang masyarakat khususnya kalangan remaja
menggunakan narkoba hanya karena ingin tahu atau mencoba rasa dari narkoba tesebut, dan
lama kelamaan terus menerus dan akhirnya ketergantungan, (2) diajak oleh teman untuk
mencoba, teman mrupakan salah satu elemen penting bagi remaja, karena pada masa ini, mereka
lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk bersosialisasi, terutama dengan teman
sebayanya, dan apapun yang sebang dilakukan oleh temanya biasanya akan diikut, (3) pelarian
dari masalah yang di hadapi, seseorang yang tengah dirunduh masalah berada pada kondisi yang
sulit untuk berpikir yang jernih, terlebih lagi, tingkat emosional remaja masih tidak stabil
sehingga mencari jalan pintas dengan cara menggunakan narkoba sebagai salah satu solusi
ketenangan sesaat, (4) keluarga yang tidak harmonis, kondisi keluarga yang kurang harmonis
bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya penyalaggunaan narkoba pada seorang remaja,
keterbatasan ruang untuk mengekpresikan diri dalam lingkungan keluarga dijadikan satu alasan
besar bagi remaja berteman dengan narkoba, dan (5) jaringan pemasaran narkoba yang kuat,
jaringan pemasaran narkoba yang kuat menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya
penyalagunaan narkoba, karena dengan adanya pemasaran narkoba, para remaja akan lebih
mudah mendapatkan barang narkoba untuk di salahgunakan.

DAFTAR PUSTAKA
https://suarasultra.com/hukrim/dilaporkan-pesta-narkoba-warga-unaaha-ini-ditangkap-saat-
menghisap-shabu/
https://www.indtimes.com/life/education/syarifah-noer-aulia-1/ini-5-faktor-yang-membuat-
narkoba-dan-remaja-begitu-dekat.
Penyalahgunaan Napza Dikalangan Remaja Dan
Pelajar Oleh:
Ariani/19010102037

PENDAHULUAN:
Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, terlihat dengan makin
banyaknya pengguna NAPZA dari semua kalangan. Namun yang lebih memprihatinkan
penyalahgunaan NAPZA saat ini justru banyak dilakukan oleh kalangan remaja (BNN, 2011).
Padahal mereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Para pecandu narkoba itu pada
umumnya berusia 11 sampai 24 tahun artinya usia tersebut tergolongkan usia produktif atau usia
pelajar. Di kalangan para pelajar terutama bagi mereka yang berada di bangku SMP maupun
SMA biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok dan terlanjur kebiasaan karena
kebiasaan merokok ini, menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini kemudian berlanjut
mengonsumsi narkoba. Hal ini terjadi biasanya karena penawaran, bujukan, atau tekanan
seseorang atau sekelompok orang kepadanya, misalnya oleh kawan sebayanya atau bisa saja
stress yang berkepanjangan, kurangnya perhatian orang tua, keretakan rumah tangga/broken
home dan sekaligus didorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, atau ingin memakai.Menurut
Jackobus “2005” Narkoba merupakan zat atau obat yang berasal dari tumbuhan atau bukan
tanaman, baik sintetis ataupun semi sintetis yang dapat mengakibatkan penurunan atau evolusi
kesadaran, hilangnya rasa, meminimalisir bahkan hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat
memunculkan ketergantungan. Menurut Pakar Kesehatan Narkoba merupakan psikotropika yang
umumnya digunakan untuk membius pasien saat berkeinginan dioperasi atau obat-obatan guna
penyakit tertentu. Akan tetapi ketika ini presepsi tersebut disalah gunakan pemakaian yang sudah
diluar batas takaran yang dianjurkan.¹
METODE PENELITIAN:
A. Tempat dn waktu penelitian Peneliti melakukan penelitian di Madrasa Aliyah Negeri (MAN)
2 kota bima. Adapun waktu pelaksanaanya yaitu pada tanggal 24 oktober 2020.
B. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah dari hasil
membaca artikel
C. Teknik analisis data Adapun teknik analisis yang kami lakukan adalah: - Data dikelompokkan
- Data diinterpretasikan

Temuan/Data Penelitian:
Temuan kasus pada satu 1orang pelajar.
Narasumber dalam penelitian ini adalah seorang pelajar yang berusia 18 tahun yang bernama
berinisial AD yaitu salah seorang siswa di MAN 2 kota bima.
Tabel 1.1 Tahapan pemakain, jenis NAPZA dan gejala
Subyek Usia Tahapan Pemakaian Jenis NAPZA Gejala

AD 18 tahun Sosial use Tramadol pusing,ngatuk, mulut kering dan berkeringar.

Tabel 1.2 Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA


Subyek Faktor penyebab

AD - Faktor individu (kepribadian).


- Faktor lingkungan pergaulan (pengaruh teman sebaya)

Tabel 1.3 Dampak penyalahgunaan NAPZA


Subyek Dampak Keterangan

AD fisik. pelupa, nafas tidak teratru, sakit kepala, suhu tubuh meningkat dan kadang
sulit tidur.

Psikoligis. malas, ceroboh, merasa tegang dan gelisah, sulit fokus, merasa tertekan
dan emosi labil.

Sosial di jauhi oleh masyrakat sekitar dan teman- teman disekolah

Ibadah sebelum napza, AD anak itu anak rumahan dan ibadahnya tidak pernah tertinggal.
Dan setelah dia mengenal napza, semua berubah total.

Berdasarkan dari 3 tabel tersebut bahwa napza begitu nyaris berat bagi para pengguna napza.
Kita ketahui bahwa dari gejala, faktor pemyebabnya, hingga dampak yang menimpa para
pengguna itu betul-betul berubah. Dulu dia itu anak rumahan, rajin dalam hal ibadah dan lainlain.
Setelah mengenal apa itu napza, semua berubah drastic.
Pembahasan:
Narasumber berusia 18 tahun merupakan anak sulung dari dua bersaudara, adiknya duduk
dibangku kelas dua sekolah menengah pertama sementara AD sekarang dikelas dua Madrasah.
Kehidupan keluarganya pun terbilang sangat sederhana, Ibu bekerja sebagai penjual ikan di pasar
raya Bima sementara bapak bekerja sebagai petani. Orang tuanya pun sangat mendukung penuh
pendidikan anaknya dengan memberikan fasilitas kendaraan bermotor untuk memudahkan
semua aktifitas si anak di sekolah. AD pun mulai yang mengenal dan mencoba yang namanya
rokok saat kelas dua sekolah menengah pertama(SMP) kemudian setalah lulus SMP, tepatnya
kelas satu
Madrasah diapun mulai mengkonsumsi alkohol dan mengenal obat-obatan. Sebelum
menggunakan NAPZA AD adalah anak yang rajin ibadah, sopan, jujur dan tidak pernah
meninggalkan sekolah serta memiliki kepribadian yang baik. Namun setelah terlibat dalam
penyalahgunaan NAPZA AD berubah menjadi malas untuk belajar, sering mengantuk dan bosan
di dalam kelas, jadi anak yang brutal dan jarang beribadah. Tahapan pemakaian NAPZA pada
AD adalah Social Use (pemakaian sosial), tujuannya untuk bersenang-senang pada saat rekreasi
atau santai dan karena terpengaruh lingkungan sosial atau pergaulan. Jenis NAPZA yang dipakai
oleh AD adalah tramadol merupakan salah satu obat analgesik/anti sakit opiate (mirip morfin),
termasuk psikotropika golongan IV yang memiliki daya adiksi ringan. Dan ada 2 faktor yang
merupakan penyebab terjadinya penyalahgunaan NAPZA. Faktor Individu yang mencobacoba
menggunakan NAPZA biasanya memiliki sedikit pengetahuan akan NAPZA serta efekefek
bahaya yang ditimbulkan oleh NAPZA. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Gunarsa
(dapat mendorong seseorang untuk menya-lahgunakan NAPZA.Faktor lingkungan juga
merupakan penyebab pergaulan (teman sebaya). Bahwa pada usia remaja terjadi perubahan
biologi, psikologi maupun sosial beberapa remaja mengalami tekanan psikologi ketika di rumah
diakibatkan adanya perceraian atau pertengkaran orang tua yang menyebabkan si anak tidak
betah di rumah dan menyebabkan dia mencari pelampiasan dan salah satunya dengan mencoba
Narkoba. Kebiasaan meng-konsumsi narkoba ditentukan oleh dimana dan dengan siapa individu
tinggal. Individu yang tinggal dilingkungan budaya yang permisif terhadap penggunaan NAPZA
maka kecen-derungan individu untuk menggunakan narkoba juga tinggi. Menurut Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) tahun 2009 bahwa dampak fisik, psikologis,
sosial dan spiritual tersebut saling berhubungan erat. Adaptasi biologis tubuh terhadap
penggunaan NAPZA untuk jangka waktu lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan
obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu
banyak hingga sel- sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk
bisa berfungsi normal.²
Peredaran narkoba di kalangan remaja makin parah. Sekitar 4,7 persen pengguna narkoba adalah
pelajar dan mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui pengaruh narkoba telah
merambah ke berbagai kalangan. Berdasarkan survei BNN, penggunaan narkoba tercatat
sebanyak 921.695 orang adalah pelajar dan mahasiswa.³
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997 yang dimaksud dengan Narkotika
adalah zat atau obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berikut ini jenis dan
golongan narkoba narkotika antara lain adalah sebagai berikut :
1) Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian danilmu pengetahuan. Contoh jenis narkoba
golongan satu antara lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
2) Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua antara lain adalah :
petidin, benzetidin, dan betametadol.
3) Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga antara lain
adalah : kodein dan turunannya.
1. Apa pentingnya mengetahui narkoba?
2. Mengapa kita harus menghindari narkoba?
3. Siapa yang merasakan efek dari mencoba-coba atau mengkomsumsi narkoba?
4. Kapan harus berhenti atau melepas narkoba bagi para pengguna?
5. Dimana saja narkoba itu berada?
6. Bagaimana cara menghilangkan efek dari narkoba?
1) Pentingnya kita mengetahui apa itu narkoba, agar tidak terjerumus dalam
menyalahgunakannya.
2) Karena, narkoba itu sendiri merupakan obat-obatan yang apabila kita mencoba-cobanya,
itu akan berefek keras pada diri kita sendiri dan dengan seiring berjalannya waktu,
seterusnya akan membuat para pencoba ketagihan untuk mengkomsumsinya lagi.
3) Yah para pengguna narkoba itu sendiri yang akan merasakan efek dari mencoba narkoba
4) Lebih cepat lebih baik. Dari pada nantinya akan ketagihan, itu akan susah untuk
melepasnya.
5) Narkoba itu berada dimana-mana. Misal; sekolah, hutan, rumah sakit dan lain
sebagainya.” Berada dirumah sakit, karena narkoba ini juga ada digunakan untuk
kebutuhan tenaga medis”
6) Ada 4 cara menghilangkan efek dari narkoba, yaitu:
A. Pemeriksaan, dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga terapis. Pemeriksaan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kecanduan yang dialami dan adakah efek
samping yang muncul. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan
perilaku, maka terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan rehabilitasi.
B. Detoksifikasi, Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah satu
yang cukup berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100% berhenti
menggunakan obatobatan berbahaya tersebut. Reaksi yang akan dirasakan cukup
menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit.
C. Stabilisasi,Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya dokter akan
menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk membantu pemulihan
jangka panjang dengan memberikan resep dokter. Tidak hanya itu, pemikiran tentang
rencana ke depan pun diarahkan agar kesehatan mental tetap terjaga dan tidak kembali
terjerumus dalam bahaya obat-obatan terlarang. D.Pengelolaan Aktivitas, Jika sudah
keluar dari rehabilitasi, pecandu yang sudah sembuh akan kembali ke kehidupan
normal. Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman agar
mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari orang sekitar,
keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat terlarang tidak akan lancar.⁴
KESIMPULAN:
Dari hasil penelitian membaca artikel dan beberapa informasi internet, dapat disimpulkan bahwa
si pengguna NAPZA ini merupakan anak dari keluarga yang terbilang sederhana. Orang tuanya
pun sangat memberikan anaknya fasilitas kendaran motor agar si anak dapat menggunakan
kendaraan saat pergi kesekolah. AD atau si pengguna NAPZA tersebut mengenal rokok di
bangku SMP dan setelah lulus, diapun mencoba al-kohol di bangku kelas satu madrasah dan
mulailah mencoba NAPZA. Tetapi, sebelum dia mengenal narkoba dia adalah anak yang rajin
ibadah, sopan dan juga jujur. Dan setelah dia mengenal narkoba, diapun berubah menjadi anak
yang brutal. Disini kita bisa melihat, betapa bahayanya dari mencoba NARKOBA. Anak yang
dulunya bisa di bilang soleh saja bisa berubah seketika dari mencoba narkoba.
Ada 2 faktor yang menyebabkan seseorang mencoba narkoba, yaitu faktor individu dan faktor
lingkungan.
1. Faktor individu yang mencoba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan
akan narkoba serta efek- efek bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba. 2. Faktor lingkingan
merupakan pemyebab pergaulan bebas ( teman sebaya). Biasanya seseorang terpengaruh oleh
temannya, terkadang teman-temanya mengajak untuk mencoba NAPZA.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Tanamkan kepada anak ilmu
agama, mendampinginya, selalu menanyakan kepada dia apakah dia mempunyai masalah, dan
berikan kedapa si anak contoh yang nyata ketika seseorang itu menggunkan narkoba.

REFERENSI:
¹https://teks.co.id/pengertian-narkoba-secara-umum-menurut-para-ahli-serta-jenis-faktortanda-
gejala-akibat-dampak/
²Alya Nurmaya
³http://nasional.sindonews.
⁴https://bnn.go.id/4-langkah-cara-mengatasi-kecanduan-narkoba
KORUPSI DI MASA COVID-19
Di susun oleh : Nur Qamaria Dia, Kelas PBA B, Semester 3.
Pendahuluan :
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumberdaya manusia, dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut
yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia
dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini
dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya, namun
termasuk negara yang miskin. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan tetapi juga menyangkut kualitas moral
dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparatpenyelenggara negara
menyebabkan terjadinya korupsi.
Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat
berbahaya dan mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi
telah mengakibatkan kerugian keuangan negara yang sangat besar. Namun, yang lebih memprihatinkan
lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh
kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, uang pesangon dan lain sebagainya diluar batas
kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir diseluruh
wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang
menonjol adalah sikap kerakusan
Jikalau kita ingin maju, maka tidak ada pilihan lain selain memberantas korupsi. Jika tidak
berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah
maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk
menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat
membawa negara kejurang kehancuran.
Metode Penelitian
Tugas penelitian ini menggunakan metode penelitian online (OMR), dimana metode ini hampir
sama dengan metode studi khasus, yang keduanya melakukan penelitian secara tidak langsung. Metode
penelitian online adalah cara di mana peneliti dapat mengumpulkan data melalui internet. Metode
penelitian online juga disebut sebagai penelitian internet, ilmu internet atau iscience, atau metode berbasis
web.

Temuan Data Penelitian :


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Bupati
Kutai Timur Ismunandar dan istrinya, Ketua DPRD Kutai Timur Encek Unguria, sebagai tersangka kasus
dugaan suap terkait proyek infrastruktur.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango mengatakan, Ismunandar dan Encek ditetapkan sebagai
tersangka setelah rangkaian operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta, Kutai Timur, dan Samarinda, pada
Kamis (2/7/2020) yang menjaring sebanyak 16 orang.
"Dalam kegiatan tangkap tangan ini, KPK telah mengamankan 16 orang pada hari Kamis tanggal
2 Juli 2020 sekitar jam 19.30 WIB di beberapa tempat," kata Nawawi saat memberikan keterangan pers,
Jumat (3/7/2020).
Wakil Ketua KPPK Nawawi Pamolongo, saat pers rilis di Kantor KPK Jakarta yang disiarkan
langsung melalui laman media sosial KPK, 3 Juli 2020 malam, menyebutkan bahwa penangkapan di
sebuah restoran di bilangan Senayan Jakarta, KPK menyita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp170
juta.
Selain uang tunai, KPK jugamenyita barang bukti berupa buku tabungan dengan saldo Rp4,8
miliar dan sertifikat deposito senilai Rp1,2 miliar.
Nawawi menuturkan, OTT tersebut berawal dari informasi yang diterima KPK terkait dugaan
akan terjadinya tindak pidana korupsi.
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil sebanyak 20 saksi
dalam penyidikan kasus suap terkait pekerjaan infrastruktur di Pemerintah Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur, Tahun 2019-2020.
"Pemeriksaan 20 saksi untuk tersangka ISM (Ismunandar/Bupati Kutai Timur nonaktif) di
Mapolresta Samarinda, 9 September," ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui keterangannya di
Jakarta, Rabu.

Pembahasan;
Tindakan Korupsi merupakan salah satu tindakan yang sangat merugikan negara.Korupsi
mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya investasi, meningkatnya
kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan
tingkat kebahagiaan masyarakat sertadapat merusak masa depan bangsa dan negara. Adapun korupsi juga
berdampak padaekonomi, sosial dan kemiskinan, biokrafi pemerintah, politik dan demokrasi, penegakan
hukum, pertahanan dan keamanan, keeusakan lingkungan,
Dari data penelitian di atas tindakan korupsi tidak mengenal waktu, walaupun pada masa
COVID- 19, di mana terjadinya penurunan perekonomian di indonesia. Adapun yang menyebabkan orang
melakuakan tindakan korupsi di bagi menjadi 4 faktor:

faktor internal

 Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.


Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang dimilikinya

saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan hal

tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan korupsi.

 Gaya hidup yang konsumtif.


Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari berlebihan,

atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros.

 Moral yang kurang kuat.


moral yang mereka miliki sangat kurang dan mereka lebih mementingkan kepentingan

mereka sendiri.

Faktor eksternal

 Politik
Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya politik sendiri

berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang tersebut pasti akan

menggunakan
berbagai cara, bahkan melakukan korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor

politik terbagi menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.

 Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro pada

pihak- pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Faktor hukum

juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.

Faktor ekonomi

Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal tersebut dapat

dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka sehari-hari

Faktor organisasi

Faktor organisasi memiliki beberapa aspek yang menyebabkan korupsi diantaranya yaitu :Kultur

atau budaya, Pimpinan, AkuntabilitasManajemen atau sistem.

Pidanahhukuman yang dapat di terima oleh orang-orang yang melakukan kasus korupsi di atas
sudah di jelaskan dalam BAB II UU Tipikor tentang Tindak Pidana Korupsi.

Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor menyebutkan:

“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
Pasal 3 uu tipikor menyebutkan:
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan
paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.

Kesimpulan;

Tindakan Korupsi merupakan salah satu tindakan yang sangat merugikan negara. Korupsi
mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya investasi, meningkatnya
kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan
tingkat kebahagiaan masyarakat serta dapat merusak masa depan bangsa dan negara.
PenyebabOrangmelakuakan tindakan korupsi di bagi menjadi 4 faktor yaitu; faktor internal, faltor
eksternal, faktor irganisasi, dan faktor ekonomi. Hukuman orang yang melakukan tindakan korupsi
dijelaskan dalam BAB II UU Tipikor tentang Tindak Pidana Korupsi yang terdapat dalam Pasal
2 ayat (1) UU Tipikor dan Pasal 3 uu tipikor menyebutkan:

Daftar Pustaka

https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/nurfiatul/faktorfaktor-
yang-menjadi-penyebab-terjadinya-korupsi.

https://amp-kompas-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/nasional/read/2020/07/03/23131761/kronologi-
penangkapan-bupati-kutai-timur-dan-istrinya-hingga-jadi-tersangka .

https://anaksuryono.blogspot.com/2017/05/makalah-korupsi.
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN
BESARAN ALOKASI DANA DESA DISETIAP DESA KABUPATEN WAKATOBI
OLEH: WULANDANI.R

PENDAHULUAN
Pemerintahan memiliki peran dalam pengelolaan keuangan publik, yang dimulai dari tata
kelola keuangan pusat, daerah, maupun desa. Dalam lingkup terkecil yaitu desa, yang sebagai
penyalur antara pemerintah dengan masyarakat dan berhubungan langsung dengan kepentingan
dan kebutuhan masyarakat sehingga mempunyai peranan yang strategis. Pada dasarnya
kemajuan suatu negara dapat diidentifikasikan oleh kemajuan desa. Dengan aspek itulah
pemerintah mengeluarkan kebijakan pembentukan alokasi dana desa (ADD), sebagai
perwujudan dari desentralisasi keuangan yaang memiliki visi mewujudkan desa yang mandiri.
Menurut Undang- Undang No 6 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, ADD bersumber
dari dana pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa yang besarnya kurang lebih
10% (sepuluh persen). Maksud pemberian ADD sebenarnya adalah sebagai bantuan stimulan
atau dana perangsang untuk mendorong dalam membiayai program pemerintah desa yang
ditunjang dengan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat dan pemberdayaan masing-
masing. Pada tahun 2018, peraturan menteri keuangan republik indonesia Nomor
199/PMK.07/2017 tentang tata cara pengalokasian dana desa setiap kabupaten/kota dan
penghitungan rincian dana setiap desa yang mengacu pada letak sgeografis, jumlah penduduk
dan angka kematian. Tata cara penganggaran dana desa setiap daerah kabupaten/kota
dialokasikan secara adil dan yang mengacu pada jumlah pemberian minimal yang merata untuk
semua desa,selanjutnya, alokasi dasar dan alokasi formula akan dihitung untuk mengetahui
berapa jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin
tertinggi.
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian di Kantor Kabupaten Wakatobi. Adapun
Waktu pelaksanaannya yaitu 19 oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan observasi yaitu menyimak dan mengamati. Penelitian ini
juga menggunakan metode kualitatif dimana data-data dikumpulkan dan dianalisis secara
kualitatif.
C. Teknik Analisi Data
Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Data dikelompokkan
2. Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan peneliti
3. Data diinterpretasikan
TEMUAN DATA PENELITIAN
Penentuan besaran dan rincian penetapan alokasi dana desa:
1) Cara perhitungan penetapan besaran ADD adalah sebagai berikut:
 ADD × = ADD Merata + ADD Proporsional
 ADD × = Alokasi Dana Desa setiap Desa
 ADD Merata = 90% (Sembilan puluh persen) dari total Besaran ADD Se-Kabupaten
Wakatobi yang di bagi kepada seluruh Desa dengan jumlah yang sama dan merata.
 ADD Proporsional adalah 10% (sepuluh persen) dari total Besaran ADD Se-
Kabupaten Wakatobi yang diterima oleh desa dan ditentukan berdasarkan perkalian
jumlah total koefisien variabel dari suatu desa dengan total ADD Proporsional.
2) Penentuan besaran variabel berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka
kemiskinan desa dan tingkat kesulitan geografis.
3) Pengalokasian Alokasi Dana Desa setiap Desa, dihitung dengan bobot:
 25% (dua puluh lima persen) untuk jumlah Penduduk Desa;
 35% (tiga puluh lima persen) untuk angka Kemiskinan Desa.
 10% (sepuluh persen) untuk luas wilayah Desa;
 30% (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan geografis setiap Desa.
4) Rincian alokasi dana desa untuk setiap desa dikabupaten wakatobi dihitung dengan cara.

ADD X = ADDMX + ADDPX


ADDPX = ADDP * ((0,25 * Z1 ) + (0,35 * Z2) + (0,10 * Z3) = (0,30 * Z4))
Keterangan:
ADDX = Alokasi dana desa setiap desa
ADDMX = Alokasi dana desa merata untuk setiap desa
ADDPX = Alokasi dana desa proporsional untuk setiap desa
ADDP = Alokasi dana desa proporsional kabupaten wakatobi
Z1 = Rasio jumlah penduduk setiap desa terhadap total jumlah penduduk
desa kabupaten wakatobi yang bersangkutan
Z2 = Rasio jumlah penduduk miskin desa setiap terhadap total penduduk
miskin desa kabupaten wakatobi yang bersangkutan
Z3 = Rasio luas wilayah desa setiap terhadap luas wilayah desa kabupaten
yang bersangkutan
Z4 = Rasio IKG setiap desa terhadap total IKG desa kabupaten yang
bersangkutan

Proporsi penggunaan ADD:


1. Prioritas Pengalokasian ADD digunakan untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat
Desa serta tunjangan ketua BPD dan Anggota.
2. Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan ketua BPD dan Anggota
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
 ADD yang berjumlah sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
digunakan paling banyak 60% (enam puluh persen);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) digunakan antara Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak 50% (lima puluh persen);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah) digunakan antara Rp.
350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak 40%
(empat puluh persen); dan
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah)
digunakan antara Rp. 360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak 30% (tiga puluh persen).
PEMBAHASAN
Pengelolaan keuangan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan
keuangan desa dalam APBDesa, seluruh kegiatan dalam pengelolaan ADD harus dapat
dipertanggungjawabkan secara administratif dan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pemerintahan daerah memberikan ADD kepada desa dalam rangka
mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan desa.
Tujuan dari penggunaan ADD adalah:
1. Meningkatkan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat
desa.
2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan desa dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara berpartisipasi dan kesempatan
berusaha bagi masyarakat desa.
3. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat
4. Meningkatkan kemandirian desa.
Tata cara pengalokasian dana desa dalam APBD:
1) Pemerintah Daerah mengalokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah
alokasi dana desa setiap tahun anggaran.
2) Alokasi dana desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 10% (sepuluh
persen) dari dana perimbangan yang diterima dalam anggaran pendapatan dan belanja
daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus.
3) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan:
a. Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa dan,
b. Jumlah pendudukan desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa dan tingkat
kesulitan geografis desa.
Penentuan besaran dan rincian penetapan alokasi dana desa:
1) Cara perhitungan penetapan besaran ADD adalah sebagai berikut:
 ADD × = ADD Merata + ADD Proporsional
 ADD × = Alokasi Dana Desa setiap Desa
 ADD Merata = 90% (Sembilan puluh persen) dari total Besaran ADD Se-Kabupaten
Wakatobi yang di bagi kepada seluruh Desa dengan jumlah yang sama dan merata.
 ADD Proporsional adalah 10% (sepuluh persen) dari total Besaran ADD Se-
Kabupaten Wakatobi yang diterima oleh desa dan ditentukan berdasarkan perkalian
jumlah total koefisien variabel dari suatu desa dengan total ADD Proporsional.
2) Penentuan besaran variabel berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka
kemiskinan desa dan tingkat kesulitan geografis.
3) Pengalokasian Alokasi Dana Desa setiap Desa, dihitung dengan bobot:
 25% (dua puluh lima persen) untuk jumlah Penduduk Desa;
 35% (tiga puluh lima persen) untuk angka Kemiskinan Desa.
 10% (sepuluh persen) untuk luas wilayah Desa;
 30% (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan geografis setiap Desa.
4) Rincian alokasi dana desa untuk setiap desa dikabupaten wakatobi dihitung dengan cara.

ADD X = ADDMX + ADDPX


ADDPX = ADDP * ((0,25 * Z1 ) + (0,35 * Z2) + (0,10 * Z3) = (0,30 * Z4))
Keterangan:
ADDX = Alokasi dana desa setiap desa
ADDMX = Alokasi dana desa merata untuk setiap desa
ADDPX = Alokasi dana desa proporsional untuk setiap desa
ADDP = Alokasi dana desa proporsional kabupaten wakatobi
Z1 = Rasio jumlah penduduk setiap desa terhadap total jumlah penduduk
desa kabupaten wakatobi yang bersangkutan
Z2 = Rasio jumlah penduduk miskin desa setiap terhadap total penduduk
miskin desa kabupaten wakatobi yang bersangkutan
Z3 = Rasio luas wilayah desa setiap terhadap luas wilayah desa kabupaten
yang bersangkutan
Z4 = Rasio IKG setiap desa terhadap total IKG desa kabupaten yang
bersangkutan

Besaran alokasi dana desa kabupaten wakatobi adalah Rp. 46.408.868.242,- (empat puluh
enam miliar empat ratus delapan juta delapan ratus enam puluh delapan ribu dua ratus empat
puluh dua rupiah). Alokasi dana desa (ADD) disetiap desa diterima melalui musrenbang maka
pemerintah desa akan melakukan musyawarah dengan lembaga-lembaga terkait dalam program
pembangunan dan masyarakat
Penyaluran alokasi dana desa dari rekening kas umum daerah ke rekening kas umum desa
dilakukan secara bertahap pada tahun anggaran berjalan dengan ketentuan:
a) Tahap I pada bulan maret sebeesar 60% (enam puluh persen),
b) Tahap II pada bulan agustus sebesar 40% (empat puluh persen).
Penyaluran alokai dana desa tahap I dilakukan setelah kepala desa menyampaikan
APBDesa yang telah ditetapkan, laporan realisasi penggunaan alokasi dana desa tahun
sebelumnya kepada dinas melalui camat, dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada dinas melalui camat. Kemudian penyaluran alokasi dana desa tahap II
dilakukan setelah kepala desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana desa tahap I.
Proporsi penggunaan ADD:
1. Prioritas Pengalokasian ADD digunakan untuk penghasilan tetap Kepala Desa dan
Perangkat Desa serta tunjangan ketua BPD dan Anggota.
2. Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan ketua BPD dan
Anggota menggunakan perhitungan sebagai berikut:
 ADD yang berjumlah sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
digunakan paling banyak 60% (enam puluh persen);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) digunakan antara Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak 50% (lima
puluh persen);
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah) digunakan antara
Rp. 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
banyak 40% (empat puluh persen); dan
 ADD yang berjumlah lebih dari Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah)
digunakan antara Rp. 360.000.000,- (tiga ratus enam puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak 30% (tiga puluh persen).
KESIMPULAN
Tata cara penganggaran dana desa setiap daerah kabupaten/kota dialokasikan secara adil
dan yang mengacu pada jumlah pemberian minimal yang merata untuk semua desa,selanjutnya,
alokasi dasar dan alokasi formula akan dihitung untuk mengetahui berapa jumlah desa tertinggal
dan sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin tertinggi. Kemudian untuk
mengukur efektivitas penggunaan dana desa, ada beberapa aspek penting yang perlu
dipertimbangkan yaitu: (a) pencapaian tujuan, bahwa penggunaan dana desa dapat dikatakan
efektiv apabila penggunaannya sesuai dengan prioritas kebutuhan dan tata cara pengalokasian
yang telah diatur sehingga tujuan tersebut tercapai, (b) ketetapan waktu, proses penyaluran dan
penggunaan dana sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan hingga
berakhirnya kegiatan, (c) sesuai manfaat, dana desa dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
desa sebagai penerima program, dan (d) hasil sesuai dengan harapan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Bupati Wakatobi Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pembagian ADD.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.
PECANDU NARKOBA JENIS ROKOK PADA ANAK USIA REMAJA STUDI
KASUS KEPADA ABDUL MUJAHID UMUR 15 TAHUN
OLEH: MUH RIDWAN
Nim: 19010102053
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiah Dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Kendari (IAIN)
E-mail: rh1dw4n1999@gmail.com

PENDAHULUAN
Unsur utama rokok adalah nikotin yang merupakan salah satu zat psikotropika stimulan.
Karena itu jarang disadari masyarakat kita bahwa rokok sebenarnya sudah masuk kategori
narkotika jenis rendah. Pecandu rentan masuk kedunia narkoba yang sesungguhnya.
Sebagaimana narkoba rokok juga memiliki sifat-sifat ketergantungan, yaitu seorang pengguna
rokok akan rindu jika tidak merokok. Zat dalam rokok mampu memberikan ketergantungan yang
pekat karena biasanya pengguna rokok dalam jangka panjang akan menempatkan ketergantungan
anak dalam batas yang tidak bisa dicegah. Jika ini yang terjadi, maka seorang pengguna rokok
dan narkoba akan dihinggapi ketergantungan psikologis. Rokok dan narkoba dianggap sebagai
solusi dari tekanan (stress) dari kejenuhan bersekolah misalnnya. Selain ketergantungan
psikologis, rokok dan narkoba juga memiliki waktu penggunaan. Karena itu pemakaian zat
berikutya memerlukan dosis yang lebih besar dari pada sebelumnya untuk mencapai efek
kenikmatan yang sama. Toleransi inilah yang membuat seorang perokok atau pemakai narkoba
lainya terus menerus menambah jumlah batang rokok yang diisap dari waktu ke waktu. Rokok
merupakan narkoba termurah dan dijual bebas. Dengan Rp 1.000 seorang anak sudah mampu
mendapatkan sebatang rokok yang mengandung 4.000 macam zat kimia. Tidak ada satu pun zat
kimia dapat dibeli dengan harga sedemikian murah. Oleh karena itu, siapapun mudah
memporeleh sebatang rokok, baik mereka yang berusia tua maupun anak sekolah dasar.

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian di Kendari Adapun Waktu pelaksanaannya
yaitu 28 oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Penelitian ini juga
menggunakan metode kualitatif dimana data-data dikumpulkan dan dianalisis secara
kualitatif.
C. Teknik Analisi Data
Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
4. Data dikelompokkan
5. Data dikategorikan berdasarkan kebutuhan peneliti
6. Data diinterpretasikan

TEMUAN DATA PENELITIAN


e. Penyebab utama yang yang menyebabkan Abdul Mujahid kecanduan merokok
 Timbul rasa ingin tau atau penasaran terhadap rokok.
 Pergaulan yang kurang baik.
 Merasa tidak percaya diri kepada teman-temannya apabila ia tindak ikut merokok
f. Dampak buruk yang dialami Abdul Mujahid saat menjadi perokok aktif
- Gangguan pada kesehatan fisik.
- emosional yang tidak stabil.
- menurunnya semangat belajar.

PEMBAHASAN

Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa usia pertama kali merokok
pada umumnya berkisar antara 11 – 13 tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut
merokok sebelum berusia 18 tahun. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa jumlah
perokok yang ada di dunia sebanyak 30% 7 adalah kaum remaja. Penelitian di Jakarta
menunjukkan bahwa 64.8% pria dan dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok (Tandra,
2003). Saat pertama kali mengkonsumsi rokok, gejala-gejala yang mungkin terjadi adalah batuk-
batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut
mengabaikan perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi
ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan
kepuasan psikologis. Gejala ini dapat dijelaskan dari konsep tobacco dependency
(ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku yang menyenangkan dan
bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin adalah adiktif,
jika dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stres. Secara manusiawi, orang cenderung
untuk menghindari ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang selama ini
dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat difahami jika para perokok sulit untuk berhenti
merokok. Dikatakan Klinke & Meeker (dalam Aritonang, 1997) bahwa motif para perokok
adalah relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi,
pengalaman yang menyenangkan, dan relaksasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa rokok merupakan pintu masuk utama narkoba. Jika dirujuk
dari defenisi narkoba yang dibuat dari (BNN), didalam narkoba setidaknya ada tiga komponen
atau zat adikktif utama, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Zat adiktif
narkotika biasanya dikenal karena penggunaannya memang bertentangan oleh hukum dan sangat
berbahaya bagi kesehatan. Contoh zat adiktif yang termasuk dalam golongan hal ini, yaitu sabu-
sabu, opium, kokain, ganja, heroin, amfetamin, dan lain-lain. Sedangkan zat adiktif psikotropika
adalah zat atau obat alami maupun sintetis yang bukan merupakan narkotika dan berpengaruh
selektif pada saraf pusat. Pada dasarnya semua zat adiktif masuk dalam golongan psikotropika.
Namun, zat psikotropika belum tentu merupakan zat adiktif karena tidak semua psikotropika
dapat menimbulkan ketergantungan. Pengguna psikotropika akan mengalami perubahan mental
dan perilaku karena zat ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf pusat
dan menimbulkan kelainan perilaku. Orang yang kecanduan psiokropika juga bisa mengalami
efek samping berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berfikir, dan perubahan perasaan.
Kecanduan rokok dianggap sama seperti kecanduan narkotika. “Nikotin yang dikandung rokok
itu sama persis dengan narkoba lainnya. Tingkat kecanduannya nomor tiga setelah heroin dan
kokain,” kecanduan nikotin lebih tinggi dibanding sabu-sabu, ganja, dan jenis narkoba lainnya.
Maka tidak heran bila perokok aktif sangat sulit menghentikan kebiasaan buruknya ini
mengingat rokok mengandung zat adiktif bernama nikotin yang membuat penikmatnya seperti
mengalami kecanduan. Ini dapat menyebabkan tekanan darah jadi tinggi. Selain nikotin rokok
juga mengandung zat yang membahayakan bagi tubuh, misalnya membuat warna gigi
menghitam serta memicu kanker paru- paru. Sekalipun rokok adalah bentuk narkoba ‘legal.’
“masalahnya banyak masyarakat yang tidak tahu kalau rokok termasuk narkoba sehingga
perilaku merokok dianngap normal.” Rokok juga dianggap sebagai jalan tol yang membuat
remaja kebablasan mengkonsumsi narkoba. Kecanduan alkohol dan obat terlarang pada remaja
berhubungan erat dengan kebiasaan merokok. Diyakini 1 dari 4 pecandu narkoba berawal dari
kecanduan rokok, sementara 90 persen di antaranya mulai kecanduan sejak di bawah umur 18
tahun.
Menurut Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatra Barat, Bambang Heru
Wismoyo, rokok merupakan akses tercepat untuk menjadikan generasi muda melakukan
penyalah gunaan narkotika. Generasi muda akan mudah terpengaruh untuk merokok sebagai
bentuk pengakuan diri terhadap lingkungannya. Ia menyebutkan dalam pergaulan mereka sedang
mencari jati diri. Ketika seorang teman merokok maka teman yang lain akan mengikuti sebagai
bentuk eksistensi diri.
beberapa faktor yang mempengaruhi remaja untuk merokok, diantaranya adalah:

L. Pengaruh orangtua. Remaja merokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga
yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya
dibandingkan dengan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
Remaja merokok apabila orangtua sendiri yang menjadi figur juga sebagai perokok berat,
maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.
M. Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
demikian sebaliknya. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama
remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya.
N. Faktor kepribadian Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.
O. Pengaruh iklan Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja
seringkali berkeinginan untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, dari hasil penelitian terhadap Abdul Mujahid ditemukan data

bahwasanya penyebab utama yang menyebabkan ia kecanduan merokok adalah

1) Timbulnya rasa ingin tau atau penasaran terhadap rokok. sehingga rasa penasaran itulah
yang membuat ia nekat untuk mencoba merokok secara diam-diam tanpa memberitahu
orang tua dan keluarga lainnya. Adapun jenis rokok yang biasa ia gunakan untuk belajar
merokok adalah kertas yang ia rakit sendiri dengan cara memberikan sedikit sabut kelapa
pada kertas lalu menngulung layaknya rokok sungguhan, sehinnga jika dibakar dan
dihisab maka akan mengeluarkan asab yang banyak layaknya rokok sungguhan.
2) Pergaulan yang kurang baik. anak tersebut sering bergaul dengan teman-temannya yang
terbilang nakal, sehinnga dengan begitu mereka saling mengajak dalam hal-hal yang
tidak pantas mereka kerjakan, seperti belajar merokok, menkonsumsi obat-obat terlarang
dan lain-lain.
3) Kurang percaya diri kepada teman/mearasa tidak hebat apabila ia tidak la ikut merokok
seperti teman-temannya yang lain. Oleh karena itu ia nekat belajar merokok sebagai
bentuk pengakuan diri terhadap lingkungannya. Ia menyebutkan dalam pergaulan sedang
mencari jati diri, ketika temannya merokok maka ia juga akan merokok sebagai bentuk
eksistensi diri.

Dampak buruk yang dialami si anak saat menjadi perokok aktif

1) Gangguan kesehatan pada fisik yang ia rasakan saat ini seperti anak sering mengalami
batuk, cepat letih/capek, kurus kering, lemas, malas dan lain-lain.
2) Emesional yang tidak stabil seperti anak lebih mudah marah, jenuh, keras kepala tidak
mau mendengar nasehat dari orang tua, cepat stress apabila uang rokoknya habis,
sehingga fikirannya menjadi terganggu bahkan si anak pernah beberapakali mengambil
uang orangtuanya secara diam-diam demi membeli sebungkus rokok.
3) Menurunnya semangat belajar seperti ia tidak lagi memerhatikan pelajaran disekolah,
malas kesekolah, menggap belajar/sekolah tidak penting dan bahkan saat ini si anak
memutuskan untuk berhenti sekolah.

KESIMPULAN
Unsur utama rokok adalah nikotin yang merupakan salah satu zat psikotropika stimulan.

Karena itu rokok sebenarnya sudah masuk kategori narkotika jenis rendah. Menurut Badan

Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatra Barat, Bambang Heru Wismoyo, rokok

merupakan akses tercepat untuk menjadikan generasi muda melakukan penyalah gunaan

narkotika. Generasi muda akan mudah terpengaruh untuk merokok sebagai bentuk pengakuan

diri terhadap lingkungannya. Ia menyebutkan dalam pergaulan mereka sedang mencari jati diri.

Ketika seorang teman merokok maka teman yang lain akan mengikuti sebagai bentuk eksistensi

diri. Adapun dampak buruk yang akan dialami remaja saat menjadi perokok aktif adalah dapat

merugikan diri sendiri, kesehatan menjadi terganggu, emosional yang tidak stabil, keras kepala

tidak mau mendengar nasehat baik nasehat dari orang tua maupun nasehat gurunya disekolah.

DAFTAR PUSTAKA
https://bnn.go.id/rokok-gerbang-narkoba/
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180531114102-260-302449/ini-kecanduan-rokok-sama-
seperti-kecanduan-narkoba
Nama : Sinta
Nim : 19010102042
Kelas/Smt : PBA B/3
MID sekaligus UAS mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi
ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA
A. Pendahuluan
Narkoba sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok

bagi orang tua di kalangan siswa pengguna narkoba.

Narkoba sudah menjadi istilah popular di masyarakat. Narkoba merupakan singkatan dari

narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Bila zat ini masuk kedalam tubuh manusia,

maka akan menimbulkan pengaruh pada kerja otak. Narkoba memiliki daya adiksi (ketagihan),

daya toleran ( penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga

menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari pemakaiannya.

Jumlah pengguna narkoba di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Korban narkoba bukan

lagi dominan orang berduit atau artis tetapi sudah menjamah hampir seluruh lapisan masyarakat

anak- anak usia sekolah antara 14- 18 tahun merupakan usia rawan mencicipi narkoba. Masa

remaja merupakan masa rawan pengaruh terhadap narkoba dan terjerumus dalam pergaulan yang

salah. Masa remaja adalah masa dimana ingin mengetahui sesuatu hal yang baru, baik yang

berdampak baik atau buruk bagi dirinya.


Narkoba bisa datang dengan cara halus, melalui rayuan pemasaran yang dekat dengan nilai

kebanggaan yang ada pada golongan muda. Agen-agen pemasarannya telah membangun jaringan

luas dan bersifat terputus, antar satu Bandar dengan Bandar yang lain terkadang tidak saling

mengenal . Jika maslah narkoba tidak di tangani serius oleh semua kalangan, maka tujuan untuk

mewujudkan Indonesia yang bebas dan bersih dari narkoba sulit terwujud.

B. Metode penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian
Kemaraya, Kampus lama. Di rumah tanggal 25 oktober 2020

2. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data yang saya gunakan yaitu

Dengan menggunakan teknik menyimak dan membaca.

3. Teknik analisis data


C. Pembahasan
Narkoba memiliki 3 sifat yang sangat jahat dan berbahaya yaitu habitual, adiktif dan toleran.

Habitual merupakan sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat,

terkenang dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu untuk terus menerus

memakai narkoba. Adiktif merupakan sifat yang membuat pemakai memakai terus dan tidak

dapat menghentikannya. Toleran merupakan sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya

semakin lama semakin menyatu dengan narkoba dan menuntut dosis pemakaian yang sangat

tinggi. 1
Narkoba adalah singkatan dari narkotika , psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Narkoba

sangat berbahaya dikarenakan memiliki berbagai ancaman pada kesehatan dari pemakai narkoba

tersebut. Berbagai dampak negatif dapat di timbulkan dari penyalahgunaan narkoba. Diantara-

Nya adalah:

a. Tergila-gila pada narkoba dan lebih mencintai narkoba lebih dari apa;

b. Tidak dapat lepas dari jerat narkoba, sebab jika lepas akan mengalami sakau;

c. Dosisnya akan terus bertambah setiap waktu hingga nanti bisa overdosis;

d. Mengalami kerusakan tubuh;

e. Mengalami perubahan sifat menjadi egois, sombong, jahat;

f. Terjangkit penyakit mematikan, seperti HIV/AIDS, sifilis, dan lain-lain;

g. Kesulitan dalam ekonomi;

h. Meningkatnya tawuran dalam kalangan pelajar. 2

Dampak narkoba terhadap fisik :

a. Gangguan pada sistem syaraf


b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
c. Gangguan pada kulit
d. Gangguan pada paru-paru
e. Sakit kepala, mual dan muntah, pengecilan hati dan sulit tidur

f. Gangguan fungsi seksual

Gangguan terhadap psikis:

a. Lamban kerja, ceroboh kerja, tegang dan gelisah


b. Hilang kepercayaan diri
c. Agitatif
d. Sulit berkonsentrasi
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman bahkan bunuh diri.

Gangguan terhadap lingkungan sosial:

a. Gangguan mental anti sosial dan asusila


b. Menjadi beban keluarga
c. Pendidikan terganggu
d. Masa depan suram

Ketidak tahunan akan narkoba adalah awal pemakaian dan sumber berbagai

bencana yang sebenarnya. Ketidaktahuan apa itu narkoba dan dampak negatifnya

ternyata dapat berakibat sangat fatal. Banyak penyalahgunaan narkoba yang selalu
menggunakan narkoba tapi tidak tahu yang di konsumsi sebenarnya adalah

narkoba, yaitu:

a. Ingin kenikmatan yang cepat, misalnya ingin bebas dari rasa kesal, bebas dari
rasa sakit, ingin merasa senang, tenteram, serta damai dan lain sebagainya.
b. Ketidaktahuan tentang narkoba yang sebenarnya, banyak yang terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba karena tidak tahu bahwa yang di konsumsi sebenarnya
adalah narkoba.
c. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba bagaimana rasa dari narkoba.
d. Ingin di anggap lebih hebat
e. Ingin membuktikan kesetiakawanan.
f. Dianggap sebagai metode sederhana untuk giat belajar.
g. Kurangnya komunikasi antar anak dengan orang tua.
h. Tidak di terima dalam kelompok dan untuk mengatasi rasa minder.
i. Anak merasa kurang di hargai dan selalu di anggap salah
j. Strategi pemasaran yang jitu
k. Ditipu daya oleh pengedar narkoba, dan lain sebagainya.

Dalam buku “KENAKALAN REMAJA” oleh Drs. Sudarsono. S.H., M.Si.

berpendapat bahwa “secara sosiologis, penyalahgunaan narkotika yang dilakukan

oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang di sadari berdasarkan pengetahuan

yang mereka miliki sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari

proses interaksi sosial yang terjadi pada kelompok. Secara subjektif individual,

penyalahgunaan narkotika oleh remaja sebagai salah satu upaya individual untuk

menemukan kepuasan yang belum pernah di rasakan dalam kehidupan keluarga


yang hakikatnya menjadi kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu,

terutama bagi kaum remaja yang masih dalam proses tumbuh dan berkembang. 3

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda

kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda dapat

membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Generasi

muda semakin hari semakin rapuh di gerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf

yang menyebabkan generasi pemuda tidak dapat berpikir jernih. Sehingga,

generasi penerus bangsa yang berkualitas akan di gerogoti oleh narkoba. Bahaya

narkoba selalu mengincar generasi penerus bangsa kapan saja.

Masa remaja merupakan fase perkembangan antara masa anak-anak dam masa

dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan

membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Oleh karena itu,

apa bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka masa depan

mereka akan hancur. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba2 dan

mengikuti tren dan gaya hidup, serta bersenang senang sangat besar sekali.

Walaupun semua kecenderungan itu wajar, tetapi hal itu bisa memudahkan

remaja
untuk menyalahgunakan narkoba. Data menunjukan bahwa jumlah pengguna

narkoba paling banyak adalah kelompok usia remaja. Bahwa narkoba juga bisa

menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini dapat terjadi akibat

pemakaian narkoba lewat jarum suntik secara bergantian. Bangsa Indonesia akan

kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan

merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja merupakan kehilangan sumber daya

manusia bagi bangsa ini.

Di kalangan para siswa, terutama bagi mereka yang secara formal di bangku

SMP/MTs, umumnya penggunaan pertama narkoba di awali pada jenjang

SMP/MTs. Hal ini terjadi biasanya karena penawaran, bujukan atau tekanan

seseorang atau sekelompok orang kepadanya. Upaya penanggulangan yang

paling mendasar dan efektif sebenarnya adalah pembinaan dan pencegahan.

Usaha yang paling praktis dan membuahkan hasil adalah penindakan. Upaya

yang paling manusiawi adalah pengobatan dan pemulihan.

a. Pembinaan
Program pembinaan kepada para remaja maupun masyarakat yang belum

memakai narkoba bahkan belum mengerti apa itu narkoba. Prinsipnya


adalah meningkatkan peranan kelompok ini secara nyata lebih sejahtera

dan menyadarkan diri agar tidak pernah berfikir mendapat kebahagiaan

yang semu dari narkoba.

b. Pencegahan
Program pencegahan dilakukan kepada remaja-remaja dan masyarakat

yang masih sehat dan belum memakai narkoba agar mengetahui seluk

beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.

Misalnya dilakukan penyuluhan seluk beluk narkoba, kampanye anti

penyalahgunaan narkoba, pendidikan dan pelatihan kelompok, saling

mengawasi.

c. Pengobatan
Program pengobatan ditujukan kepada pemakai narkoba. Tujuannya

adalah mengobati ketergantungannya terhadap dan penyembuhan

penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan

pemakaian narkoba bagi pecandu.

d. Pemulihan
Program pemulihan bertujuan untuk memulihkan kesehatan jiwa dan

raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang telah menjalani

program
pengobatan. Program ini di lakukan agar tidak memakai lagi dan bebas

dari penyakit ikutan yang di sebabkan oleh bekas pemakaian narkoba.

1. Simpulan
Narkoba adalah bahan yang sangat berbahaya dan mengancam kerusakan syaraf yang bisa

merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber

tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum . Selain narkoba dapat

menimbulkan dampak negatif yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun

psikologis.

DAFTAR PUSTAKA
Joyo Nur Surianto Gono. Narkoba : Bahaya Penyalahgunaan dan Pencegahannya. Jurnal Undip
Rifa Aji Prawiro. 2013. Jurnal Ilmiah Tekhnologi Pendidikan “ Jeratan Penyalahgunaan Narkoba Dalam
Kehidupan Remaja”
Sudarsono S.H., M., 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Rineka Cipta.
TINDAK PIDANA KORUPSI DANA DESA
STUDI KASUS : DESA LAMOHOKO KECAMATAN KAMBOWA, KABUPATEN
BUTON UTARA
OLEH : FITRIANI

PENDAHULUAN
Tindak pidana korupsi adalah ”setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” (Pasal 2 dan 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mendapat keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan
negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi
keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan
wewenang dan kekuatan kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata)
untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang
dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan
mengatasnamakan pribadi atau keluarga.
Perkembangan tindak pidan korupsi di Indonesia baik dari kuantitas maupun kualitas,
dewasa ini tidak lagi merupakan kejahatan biasa (ordinary crimes), tetapi sudah merupakan
kejahatan yang sangat luar biasa (Extra ordinary crimes) mengingat kompleksitas serta efek
negatifnya, untuk itu dalam pemberantasannya di perlukan upaya dengan cara yang luar biasa
juga ( Extra ordinary measure) (Hornet.,2014).
Kewajiban pemberantasan tindak pidan korupsi tidak hanya terletak pada pundak aparat
penegak hukum, tetapi menjadi tanggung jawab jajaran pemerintahan semata, namun juga
menjadi tanggung jawab masyarakat indonesia secara keseluruhan. Untuk itu upaya pencegahan
dan pemberantasan korupsi memerlukan partisipasi semua komponen bangsa. Ini bukan saja
masalah penegakan hukum, tetapi juga tentang cara berpikir dan tingkah laku dengan kata lain,
korupsi merupakan masalah sosial dan budaya
Korupsi di Indonesia tidak hanya terjadi dalam tataran pemerintah pusat dan daerah saja,
korupsi saat ini mulai masuk dari garis terkecil pemerintahan lokal, sektor proyek pembangunan
menjadi salah satu langganan koruptor untuk menggerus kekayaan negara, padahal pemerintah
pusat begitu sangat optimis untuk melakukan pembangunan di tingkat desa. Munculnya dana
desa (DD) menjadi bahan empuk para pemburu rente untuk mengais kekayaan negara. Dengan
minimnya pengawasan yang dilakukan pemerintah pusat terhadap desa membuat aliran dana
desa semakin besar untuk di salahgunakan oleh beberapa oknum pejabat Desa.
Salah satunya tindak pidana korupsi yang terjadi di desa lamohoko kecamatan kambowa,
kabupaten buton utara. Meskipun pejabat desa tersebut belum terbukti melakukan penggelapan
dan desa oleh oknum penegak hukum. Tapi melalui pangamatan dan informasi dari masyarakat
serta salah satu perangkat desa mengatakan bahwa telah terjadi tindak pidana korupsi terhadap
dana desa dapat dilihat dari pembangunan desanya yang tidak pernah ada oleh karena itu saya
sebagai peneliti tertarik untuk mencari permasalahan mengenai hal tersebut.
 Apa penyebab desa itu tidak memiliki pembangunan
 bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Dana Desa sangatlah besar
 mengapa hal tersebut hanya dibiarakan begitu saja
 dan siapakah yang bertanggung jawab dengan pengelolaan dana desa tersebut.

METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan di Desa Lamohoko, Kecamatan Kambowa, Kabupaten
Buton Utara. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal 1 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan observasi lapangan yaitu dengan melakukan wawancara
langsung dengan masyarakat serta salah satu aparat Desa untuk mendapatkan data yang
erat kaitannya dengan penelitian. Penelitian juga menggunakan metode kualitatif dimana
data- data di kumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.
C. Teknik Analis Data
Data-data yang di peroleh kemudian dianalisis dengan langkah-langkah
menjawab permasalahan apa,siapa, bagaimana dan siapakah.
TEMUAN DATA PENELITIAN
a. Data Wawancara Dengan masyarakat
NO Pertanyaan Jawaban

1. a. Siapakah yang menjadi kepala desa a. pak zakir


b. Sudah berapa tahun kepala desa b. sudah hampir 3 tahun
tersebut menjabat c. Selama dia menjabat
c. Pembangunan apa saja yang ada setelah sebagai kepala Desa
dia menjabat sebagai kepala desa belum ada pembanguan
d. Apa tanggapan anda dengan tidak d. yah kita mau apa
adanya pembangunan didesa ini sebagai masyarakat biasa
biarakan sajalah

b. Data wawancara dengan salah satu aparat desa


NO Data wawancara dengan salah satu aparat Desa
1. Salah satu aparat desa mengatakan bahwa setelah dana desa keluar kepala desa
tersebut tidak pernah membahas mengenai pembangunan Desa yang seharusnya
setelah dana desa itu keluar seharusnya ada pembangunan, sebab dana desa itu ada
dikarenakan
untuk membiayai pembangunan Desa. Tetapi kepala desa tersebut tidak
menggunakan dana desa sebagai mestinya dia hanya menggunakan uang tersebut
untuk kepentigan pribadinya. Dapat dilihat dari rumahnya yang tadinya biasa-biasa
saja sekarang sudah menjadi rumah yang bagus. Dan yang bikin desa ini tidak
memiliki perubahan itu disebabkan karena tidak adanya pemantauan secara
langsung dari pemerintah pusat
setelah dana desa tersebut dikeluarkan.

PEMBAHASAN
Tindak pidana korupsi adalah ”setiap orang yang secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalah gunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” (Pasal 2 dan 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
Berdasarkan pemaparan diatas tersebut dikatakan bahwa kepala desa lamohoko kecamatan
kambowa kabupaten buton utara tersebut telah melakukan tindak pidana korupsi terhadap dana
desa dengan tidak adanya bukti pembangunan yang dilakukan serta pengakuan maysarakat dan
salah satu aparat desa yang mengatakan bahwa kepala desa tersebut menggunakan dana desa
sebagai kepentingan pribadinya.
Dari data yang di dapat melalui wawancara dengan masyarakat serta salah satu aparat Desa dapat
menjawab permasalahan mengenai Tindak pidan korupsi dana desa yang terjadi di desa
lamohoko kecamatan kambowa kabupaten buton utara. Yaitu diantaranya:
c. Siapakah yang bertanggung jawab mengenai pengelolaan dana desa
jawabannya adalah kepala desa sendiri yaitu pak zakir
d. Apa penyebab desa itu tidak memiliki pembangunan jawabannya adalah
kurangnya pemantauan langsung dari pemerintah pusat mengenai pengelolaan
dana desa sehingga kepala Desa tersebut tidak memiliki rasa takut ketika dia
memakai dana desa tersebut untuk kepentingan pribadinya sendiri
e. Bagaimana hal itu bisa terjadi Padahal dana desa sangatlah besar, jawabannya
adalah karena kepala desanya tidak menggunakan dana desa untuk
pembangunan desa melainkan untuk memenuhi kepentingan pribadinya
sendiri.
f. Mengapa hal tersebut hanya dibiarkan begitu saja. Jawabannya adalah karena
kurangnya keperdulian masyarakat yang tidak mau melaporkan ketika terjadi
hal-hal yang mencurigakan, sehingga perlu diadakannya komisi
pemberantasan korupsi tingkat desa (KPKTD)
Dari data yang didapat serta permasalahan yang sudah terjawab peneliti dapat mengatakan
bahwa di Desa Lamohoko kecamatan Kambowa kabupaten Buton Utara, telah terjadi tindak
pidana korupsi meski pernyataan ini belum terbukti oleh pihak yang bertanggung jawab
mengenai tindak pidana korupsi atau komisi pemberatasan korupsi (KPK), setidaknya dari data
yang didapatkan oleh peneliti melalui wawancara dengan masyarakat serta salah satu aparat desa
serta pemantauan langsung kelapangan penelitian. Peneliti dapat membuktikan bahawa didesa
tersebut telah terjadi tindak pidana korupsi dana desa, dengan tidak adanya bukti pembangunan
yang dilakukan oleh kepala desa serta dana desa yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Hal
ini juga dapat diperkuat dengan adanya Teori mengenai Tindak pidana korupsi yang isinya
adalah
 “ Kartono (1983) mengatakan bahwa korupsi adalah sebagai tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan jabatan guna mendapat keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum dan Negara”
Sehingga dalam hal ini diperlukannya penanganan lebih lanjut terkait tindak pidana korupsi dana
desa yang terjadi di desa lamohoko kecamatan kambowa kabupaten buton utara. Khusunya
kepada pemeritah pusat agar lebih melakukan pemantaun terkait dengan pengelolaan dana desa.
Sebab ketika pemerintah pusat tidak melakukan pemantauan langsung kelapangan atau ke Desa
setelah dana desa cair maka para pejabat desa dalam hal ini kepala desa tidak tidak akan merasa
ragu-ragu ketika dana desa tersebut tidak dipergunakan untuk pembangunan desa melainkan
untuk memenuhi kepentingan pribadinya sendiri.
Dari data yang di kumpulkan terbukti bahwa kepala desa lamohoko, kecamatan kambowa
kabupaten buton utara telah melakukan tindak pidana korupsi berdasarakan hasil wawancara
dengan masyarakat serta salah satu aparat desa. Tindak pidana korupsi ini terjadi karena
disebabkan masyarakatnya yang tidak mau memberi laporan kepada pemerintah pusat bahwa
didesa tersebut tidak ada pembangunan. Sehingga tindak pidana korupsi di desa sangatlah mudah
untuk terjadi. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat terkait dengan
tindak pidana korupsi sehingga dalam hal ini pemerintah pusat agar dapat dapat mengadakan
musyawarah dengan masyarakat terkait apa yang dimaksud dengan tindak pidana korupsi,
sehingga masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan tindaka pidana korupsi, jadi
ketika ada hal-hal yang tidak dinginkan terkait dengan dana desa masyarakat tidak akan bingung-
bingung agi sebab masyarakat sudah mengetahui apa yang harus dilakukannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan pada bagian sebelumnya
maka dapat di peroleh kesimpulan bahwa kepala desa Lamohoko kecamatan kambowa,
kabupaten Buton Utara, telah melakukan Tindak pidana korupsi dari hasil wawancara dengan
masyarakat serta salah satu aparat desa yang mengatakan bahawa kepala desa lamohoko
kecamatan kambowa kabupaten buton utara telah menggunakan uang dana desa untuk
kepentingan pribadinya sendiri, terbukti dengan tidak adanya pembangunan di desa Lamohoko.
Hal ini dapat diperkuat dengan pendapat Kartono yang mengatakan bahwa korupsi adalah
sebagai tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mendapat
keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan Negara. Tindak pidana korupsi Dana
Desa ini juga terjadi karena tidak adanya pemantauan langsung pemerintah pusat ke Desa setelah
Dana Desa di keluarakan.
Sehingga dalam hal ini diperlukan tindak lanjut dari pemerintah pusat terkait dengan pengelolaan
dana desa.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Nomo 31 Tahun 1999 juncto Undang-undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Kartini Kartono, 1983, Pathologi Sosial, Edisi Baru, Jakarta, CV. Rajawali Press.
Horne, C. M., Nurlina, Kristin, D. M., Muqsith, A. M., Mursitama , T. N., Sasmoko,… Sharp, D.
N. (2014). In Justice and economicviolence in transition (Vol. 16, pp. 1-328). Kroch School of
Peace Studies, University of Sandiego 5998 Alcala Park, Sandiego, CA 92110, United States:
Springer New York. https://doi.org/10.1109 /ICIMTech.2019. 8843839
Fatur Rahman, Achmad Baidhowi, dan Ruth Agnesia Sembiring, Pola Jaringan korupsi di
tingkat pemerintah Desa. (Studi Kasus Korupsi DD dan DD Tahun 2014-2015 di Jawa Timur)
Jurnal Integritas Vol. 4 Nomor 1, Malang, 2018. Hlm. 32.
PEMANFAATAN DANA DESA SEBAGAI CARA UNTUK MENGHINDARI
TERJADINYA KORUPSI DI DESA ASEMBU MULYA
OLEH: KHOFIFAH
PENDAHULUAN
Undang-Undang Desa telah menempatkan desa sebagai ujung tombak pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Desa diberikan kewenangan dan sumber daya yang
memadai agaar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Setiap tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana Desa yang
cukup besar untuk diberikan kepada Desa. Pada tahun 2015, Dana Desa dianggarkan sebesar
Rp20,7 triliun, dengan rata-rata setiap desa mendapatkan alokasi sebesar Rp280 juta. Pada tahun
2016, Dana desa meningkat menjadi Rp46 Triliun dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp628
juta dan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 60 Triliun dengan rata-rata setiap desa
sebesar Rp800 juta. Selain itu, desa juga punya kesempatan untuk mengembangkan ekonomi
masyarakat, melalui pelatihan dan pemasaran kerajinan masyarakat, pengembangan usaha
peternakan dan perikanan, dan pengembangan kawasan wisata melalui BUMDes (badan usaha
milik desa). Kunci sukses untuk mensejahteraan masyarakat dalam membangun desa adalah
kuatnya sentuhan inisiasi, inovasi, kreasi dan kerjasama antara aparat desa dengan masyarakat
dalam mewujudkan apa yang mendaji cita-cita bersama. Pembangunan desa tidak mungkin bisa
dilakukan aparat desa sendiri, tapi butuh dukungan, prakarsa, dan peran aktif dari masyarakat.
Dengan melihat hal ini, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul yaitu Pemanfaatan Dana
Desa Sebagai Cara Untuk Menghindari Terjadinya Korupsi Di Desa Asembu Mulya.
METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


Peneliti akan melakukan penelitian di Jalan Poros Asembu Mulya, kecamatan Buke,
kabupaten Konawe Selatan pada tanggal 8 Oktober 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dengan menggunakan Observasi langsung di desa saya yaitu
mewawancarai, menyimak, mengamati, serta dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan
metode kualitatif dimana data-data dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.
C. Teknis Analisis Data
Data-data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dengan langkah-langkah 5W+1H
(What, Who, Where, When, Why dan How) dikenal juga dengan ADIK SIMBA.

TEMUAN DATA PENELITIAN

A. Apa fungsi utama dana desa dalam mendirikan Badan Pemilik Usaha Desa (BUMDes)?
Dana desa dalam pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) memiliki fungsi utama
mendorong perekonomian masyarakat desa Asembu Mulya. Penggunaan Dana Desa
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa.
B. Dimana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) itu didirikan?
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) didirikan di wilayah yang strategis yaitu tepatnya di
Balai Desa Asembu Mulya, Jln. Poros Asembu Mulya, Kecamatan Buke, kabupaten Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara.
C. Kapan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) itu didirikan?
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dibentuk pada tahun 2015, pada tahun 2016 silam baru
mendapatkan modal dana desa dan mulai menjalankan kegiatan usahanya pada awal tahun
2017. Kemudian pada tahun 2018-2024 bapak Yhudi Haji Ismono yang merupakan putra dari
bapak Sudarmadji resmi menjadi Kepala Desa Asembu Mulya.
D. Siapa yang merancang pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)?
Yang merancang pembentukan Badan Milik Usaha Desa (BUMDes) adalah warga desa
Asembu Mulya berdasarkan musyawarah desa. Adapun tim persiapan pembentukan BUMdes
antara lain perangkat desa, BPD, Kelembagaan Desa, dan tokoh-tokoh masyarakat.
E. Mengapa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dipilih sebagai salah satu pemanfaatan
dana desa?
Karena dengan adanya Undang-Undang Desa yang diperjelas melalui Peraturan Menteri
Desa PDTT Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2015 menyebutkan, salah satu prioritas pemanfaatan dana desa adalah pendirian dan
pengembangan Badan Milik Usaha Desa (BUMDes.
F. Bagaimana proses berjalanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam lingkungan
masyarakat di desa Asembu Mulya?
Proses berjalannya BUMDes Mart di desa Asembu Mulya diterima dengan baik oleh
masyarakat desa. Diawali dengan usaha simpan pinjam (SPP) dengan bunga rendah,
menyediakan barang kebutuhan masyarakat, usaha perbengkelan motor, usaha odong-odong
serta pengembangan usaha wisata di Embung Desa.

PEMBAHASAN
Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarkat hukum terkecil yang telah ada dan
tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai wujud pengakuan
Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan kewenangan desa, serta
memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan, diperlukan
kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa yang diwujudkan dengan lahirnya UU Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa. Akhir-akhir ini banyak pemberitaan di media cetak maupun media
online soal dana desa yang diselewengkan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahkan sudah
mengantongi 362 laporan dari masyarakat soal penyalahgunaan dana desa pada 2016.
Penyimpangan-penyimpangan dana desa yang sering terjadi antara lain ada beberapa hal.
Pertama adalah pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai. Kedua adalah markup anggaran
yang biasanya tidak melibatkan masyarakat dalam musyawarah desa. Ketiga adalah
penyelewengan dana untuk kepentingan pribadi. Penyalahgunaan dana desa juga bisa terjadi
karena kepala desa atau perangkat desa tidak memahami mekanisme pelaporan yang
dipersyaratkan pemerintah.
Untuk mencegahnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan soal penggunaan dana
desa salah satu jalan adalah transparansi dan peran aktif warga untuk turut serta mengawasi
penggunaan dana desa. Untuk mendukung kecepatan dan ketepatan penyaluran, penggunaan dan
pengelolaan dana desa, Kemendes membentuk tim satgas sesa yang dipimpim Bibit Samad
Rianto mantan pimpinan KPK. Selain berfungsi sebagai pengawas, Satgas Desa juga membantu
evaluasi regulasi dana desa, sosialisasi, serta advokasi. Pihak kepolisian juga berkontibusi dalam
pengawasan ini termasuk memproses kepala desa dan perangkat negara lainnya yang diduga
melakukan perbuatan penyalahgunaan dana desa. Dana desa adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang di transfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Penggunaan dana desa diprioritaskan untuk membiayayi
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dan
dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah.
Masyarakat yang berada di Desa Asembu Mulya, Kecamatan Buke, kabupaten Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara, merasa terbantu dengan adanya Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES). Pasalnya, BUMDes yang ada di desa tersebut benar-benar dijalankan dengan baik
sehingga menjadi berkembang dan manfaatnnya dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
Yhudi Haji Ismono yang merupakan Kepala Desa Assembu Mulya mengatakan bahwa BUMDes
di desa tersebut yang memiliki nama BUMDes Cahaya Bersama, awalnya terbentuk pada akhir
2016 silam dan mulai menjalankan kegiatan usahanya pada awal tahun 2017. Dan hingga saat ini
telah berjalan tiga unit usaha, yang terdiri dari simpan pinjam, grosir sembako, perbengkelan dan
mainan odong- odong. Serta rencananya akan ditambahkan unit usaha tanaman hidroponik.
“Awal dari pendirian BUMDes ini kita gunakan untuk buka unit usaha simpan pinjam, dan pada
awal 2019 lalu kita kembangkan unit usaha BUMDes Mart yang terdiri dari usaha grosir
sembako dan bengkel. Serta baru beberapa bulan ini kita tambahkan lagi unit usaha jual mainan
dan odong-odong”, kata Yhudi saat ditemui pada hari selasa, 11 Februari 2020.
Ia menambahkan bahwa saat ini sedang direncanakan untuk membuka unit usaha tanaman
hidroponik. Dan dengan adanya Bumdes ini sangat membantu masyarakat, karena mereka yang
menganggur terutama para janda mendapat lapangan pekerjaan. Camat Buke, Sawal Bolo turut
mengapresiasi dengan berhasilnya pengelolaan BUMDes di desa Asembu Mulya ini. Ia berharap
desa-desa lain khususnya di Kecamatan Buke dapat mencontoh hal tersebut sehingga BUMDes
dapat berkembang dan dirasakan oleh masyarakat. “Saya apresiasi keberhasilan pengelolaan
BUMDes di Desa Asembu Mulya ini. Saya harap desa-desa lain tak perlu jauh-jauh untuk kaji
banding, cukup di lingkup Konawe Selatan ini saya rasa ada beberapa desa yang bisa dijadikan
percontohan pada desanya masing-masing”, ucap pak Sawal.
Desa diberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiri serta
pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
desa. Selain itu pemerintah desa diharapkan untuk lebih mandiri dalam mengelola pemerintahan
dan berbagai sumber daya alam yang dimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan
kekayaan milik desa. Begitu besar peran yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan
tanggung jawab yang besar pula. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip
akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, dimana semua akhir kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan
ketentuan.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa cara untuk menghindari
terjadinya korupsi adalah sebagai berikut: Pertama, masyarakat harus bertujuan dan
berkomitmen membangun desa secara bersama tim pengawasan dana desa; Kedua, pembentukan
tim pengawas yang independen untuk mengawasi jalannya proses pengelolaan dana desa; ketiga,
siap disumpah yaitu aparat desa di sumpah dengan menggunakan kitab suci masing-masing
agama; keempat sanksi yang tegas dengan tujuan untuk memberikan kepada pelaku
penyalahgunaan dana desa. Sehingga diharapkan bahwa Aparat Desa, dapat berkomitmen
dengan sungguh dalam pengelolaan dana desa, sehingga tidak berniat untuk melakukan korupsi
begitu pula dengan masyarakat Desa, dapat melibatkan diri secara aktif, yang dimulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap penggunaan dana desa, sehingga proses
pembangunan desa dapat terealisasi.

KESIMPULAN
Untuk menghindari terjadinya korupsi di Desa Asembu Mulya, seluruh masyarakat serta
aparat desa mengadakan rapat untuk membahas tentamg pemanfaatkan dana desa. Dari hasil
rapat tersebut masyrakat desa sangat menyetujuai pembentukan BUMDes Mart di desa Asembu
Mulya. Karena dengan adanya BUMDesa Mart tersebut dapat membantu warga dalam
memenuhi kebutuhan perekonomian yang telah menyediakan barang kebutuhan masyarak, usaha
perbengkelan, usaha odong-odong. Sedangkan ditahun 2020 ini BUMDes mengembangkan
usaha wisata di Embung Desa. Untuk itu, setiap rupiah dari Dana Desa tersebut, harus
diupayakan untuk dioptimalkan pada program dan kegiatan yang produktif, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan perekonomian di Desa untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat dan kemandirian ekonomi di tingkat Desa. Prioritas
penggunaan dana desa tahun 2018 yaitu penggunaan dana desa di prioritaskan untuk
pembangunan dam pemberdayaan masyarakat desa, terutama untuk peningkatan kualitas hidup,
penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Perlu kita ketahui bahwa anggaran
yang dikelola dengan baik tidak hanya mencerminkan kualitas ekonomi yang baik, tapi
mencerminkan martabat suatu bangsa yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemenkeu.go.id/media/6750/buku-saku-dana-desa.pdf
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Documents/Juklakbimkonkeudesa.pdf
https://suaratenggara.com/berkat-adanya-bumdes-masyarakan-desa-asembu-mulya-merasa-
sangat-terbantu/
https://media.neliti.com/media/publications/276882-konsepsi-penyelamatan-dana-desa-dari-per-
14b8cb50.pdf
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA BAGI GENERASI MUDA DI PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
OLEH: ARNISA ASWAN
PENDAHULUAN
Permasalahan narkoba di Indonesia masih sesuatu yang bersifat problema dan kompleks.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah pengguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya
dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya
mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penggunanya saja, namun juga masa depan
bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan.
Berdasarkan survei BNN RI dan peneliti kesehatan dari UI mencatat, ada 1,77 persen dari
total penduduk indonesia terjangkit narkoba. Sedangkan untuk Sulawesi Tenggara sekitar 1,58
persen atau 29.012 orang terkena penyalahgunaan narkoba (Bambang Priyambada : 2019).
Di Sulawesi Tenggara, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba 80 persen diantaranya didominasi pelajar dan mahasiswa. Sebaran pengguna
zat adiktif dikalangan pelajar itu tersebar secara merata, baik sekolah berpredikat islam atau tidak
islami, maupun sekolah negeri atau swasta. Pada awalnya, pelajar atau mahasiswa yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan
merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian
mengalami ketergantungan. Tidak hanya itu, sebagian besar mereka yang terjebak dalam
lingkaran hitam ini, karena terhimpit ekonomi, sehingga menurutnya mereka (pelajar) mau
menjadi kurir untuk mendapatkan penghasilan (Nurmiaty : 2018).
Berdasarkan penjelasan ini, maka peneliti tertarik untuk menelusuri dampak
penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja yang berada di ibukota provinsi Sulawesi Tenggara.
Dengan melihat hal ini, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul Dampak Penyalahgunaan
Narkoba bagi Generasi Muda di Provinsi Sulawesi Tenggara.
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Peneliti akan melakukan penelitian di Lrg. Tanukila kelurahan Bonggoeya, kecamatan
Wua-Wua, Kota Kendari. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu tanggal 30 September 2020.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Observasi. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dimana
data-data dikumpulkan dan dianalisis secara kualitatif.
TEMUAN DATA PENELITIAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang berada pada lingkungan pengguna
narkoba yang berada di lrg. Tanukila, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-Wua, Kota
Kendari. Bahwa masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pengguna sangat menyayangkan
kasus ini terjadi di lingkungan mereka namun juga melegakan ketika pengguna narkoba tersebut
berhasil diamankan oleh polisi, para warga berharap agar lingkungan sekitar mereka bisa
terbebas dari pengguna narkoba. Sudah ada beberapa anak muda yang berhasil tertangkap,
namun tetap saja meresahkan bagi warga sekitar. Beberapa dampak bagi masyarakat setempat
yang terjadi di lingkungan pengguna :
No Dampak dari pengguna narkoba bagi Bahaya yang dapat ditimbulkan dari
masyarakat dilingkungan pengguna penggunaan narkoba di masyarakat
1. Dapat membuat aib keluarga Dapat mendorong tindakan kriminal atau
kejahatan
2. Dikucilkan oleh lingkungan Bisa mengganggu kemanan dan ketertiban
di masyarakat
3. Dapat mengganggu keharmonisan Dapat menghilangkan kepercayaan
keluarga
4. Hilangnya suatu harapan pada keluarga Dapat menimbukan beban ekonomi dan
juga sosial yang besar

PEMBAHASAN
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan antar masa anak-
anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada umumnya adalah pencarian jati diri.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dikalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari, sebab pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif
penghancur syaraf. Penyalahgunaan narkoba termasuk ke dalam salah satu bentuk kenakalan
remaja khusus. Setiap orang yang meyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan
mereka masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk kedalam perangkap narkotika,
narkoba atau zat adiktif. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya
tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Beberapa
faktor penyebab seseorang, khususnya generasi muda menjadi pecandu atau pengguna zat
terlarang adalah: ingin terlihat gaya, ikut-ikutan, coba-coba ingin tahu, solidaritas
kelompok/komunitas, mencari tantangan beresiko, atau merasa dewasa.
Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat dilihat pada fisik, psikis dan sosial
seseorang. Dampak fisik, psikis dan sosial selalu saling berhubungan erat antara satu dengan
lainnya. Ketergantunga fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi
putus obat (tidak menkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi. Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala
sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan
perilaku menyimpang lainnya. Selain itu, narkoba dapat menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan,
persepsi, dan kesadaran. Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang tidak
sesuai dengan aturan dapat menimbilkan efek yang membahayakan pada tubuh.
Berdasarkan efek yang ditimbulkan, penyalahgunaan narkoba dibedakan menjadi 3
(Budianto : 1989), yaitu:
1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas
fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai
tidur, dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian.
2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran.
3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan
halusinasi.
Harus disadari bahwa masalah penyalahgunaan narkoba adalah suatu problema yang
sangat kompleks, oleh karena itu diperlukan upaya dan dukungan dari semua pihak agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Pencegahan dan penanggulangan narkoba banyak yang masih bisa dilakukan untuk
mencegah pengunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus ke dalam penyalahgunaan
narkboba. Penanggulangan penyalahgunaan narkoba bukan saja merupakan tannggung jawab
pemerintah semata, namun upaya masyarakat umum yang diawali dari kelomok terkecil yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tempat para remaja mengkualitaskan dirinya.
Selain itu, ada tiga upaya pendekatan yang dapat menanggulangi permasalahan
penyelahgunaan narkoba bagi remaja, yaitu:
1. Pendekatan agama. Melalui penedekatan ini, mereka yang masih bersih dari dunia
narkoba, senantiasa ditanamkan ajaran agama yang mereka anut. Setiap agama
mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan baik
pada dirinya, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang
sudah terlanjur masuk dalam lingkungan narkoba, hendaknya diingatkan kembali
nilai- nilai yang terkandung didalam ajaran agama yang diyakini. Dengan jalan
demikian, diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka
mampus menggugah jiwa mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
2. Pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjamah narkoba
dibeikan nasihat dari hati ke hati oleh orang-orang yang dekat denganya, sesuai
dengan karakter kepribadian mereka. Melalui pendekatan psikologis ini diharapkan
mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia
narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut kedalam narkoba, melalui pendekatan
ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang terbuka,
tertutup, atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian merka, maka
pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata,
menyusun kembali perjalanan hidup yang sebelumnya mulai runtuh, hingga menjadi
utuh kembali.
3. Pendekatan sosial. Dengan menciptakan lingkungan keluarga dan masyarakat yang
positif. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan
jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
KESIMPULAN
Narkoba adalah zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan,
dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Beberapa faktor
penyebab seseorang, khususnya generasi muda menjadi pecandu atau pengguna zat terlarang
adalah: ingin terlihat gaya, ikut-ikutan, coba-coba ingin tahu, solidaritas kelompok/komunitas,
mencari tantangan beresiko, atau merasa dewasa. Dengan demikian, kesadaran mereka akan
bahaya narkotika masih kurang dan menganggap bahwa narkotika jalan satu-satunya untuk
mendapatkan pergaulan yang lebih layak dalam mengatasi masalah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan masyarakat yang berada pada lingkungan pengguna narkoba, beberapa
dampak bagi masyarakat setempat yang terjadi di lingkungan pengguna : Dapat membuat aib
keluarga, dikucilkan oleh lingkungan, dapat mengganggu keharmonisan keluarga, hilangnya
suatu harapan pada keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. (1988). Psikologi Remaja. Bandung: PT. Rosada Karya
Kusmaryani, Rosita Endang. (2009). Mengenal Bahaya Narkoba bagi Remaja.
https://www.researchgate.net/deref/http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffile
s%2Ftmp%2F%28C%29%2520Mengenal%2520Bahaya%2520Narkoba%2520bagi%2520Remaj
a%25202009_0.pdf
https://sultra.antaranews.com/amp/berita/300030/bnnp-catat-29012-warga-sultra-penyalaguna-
narkoba
https://detiksultra.com/2018/07/12/80-persen-pengguna-narkoba-di-kendari-didominasi-pelajar-
dan-mahasiswa/

Anda mungkin juga menyukai