Anda di halaman 1dari 8

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI MUDA DAN UPAYA PENCEGAHAN SERTA

PENANGGULANGANNYA

Artikel

Dosen Pengampu:

Beby Dwi Febriyanti, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Tubagus zarezha

Nim : (2203403031034)

ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

TAHUN AJARAN 2022


Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dan remaja tidak dapat dipungkiri ternyata
masih banyak yang mengkonsumsinya di lingkungan sekitar kita. Dampaknya bagi kesehatan
dan masa depan tidaklah sedikit. Bahaya narkoba bagi pecandu dan kalangan muda, para pelajar
sangat banyak dan jika tidak segera dihentikan kebiasaan mengkonsumsi narkoba maka hal ini
akan memperburuk derajat kesehatan penggunanya itu sendiri secara pelan pelan tapi pasti serta
akan merusak masa depan kehidupan mereka. Permasalahan narkoba di Indonesia masih
merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir
permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau
pecandu narkoba secara signifikan, seiring meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan
narkoba yang semakin beragam polanya dan semakin masif pula jaringan sindikatnya.
Masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia, pada umumnya saat ini sedang dihadapkan
pada keadaan yang sangat megkhawatirkan akibat maraknya pemakaian bermacam-macam jenis
narkoba secara ilegal. Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap
narkotika yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda.
Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
Perilaku sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai kaidah dan norma
serta hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah satu penyebab
maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-hari di
tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan
penyalahgunaan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di kalangan pemuda dan remaja tidak dapat dipungkiri ternyata
masih banyak yang mengkonsumsinya di lingkungan sekitar kita. Dampaknya bagi kesehatan
dan masa depan tidaklah sedikit. Bahaya narkoba bagi pecandu dan kalangan muda, para pelajar
sangat banyak dan jika tidak segera dihentikan kebiasaan mengkonsumsi narkoba maka hal ini
akan memperburuk derajat kesehatan penggunanya itu sendiri secara pelan pelan tapi pasti serta
akan merusak masa depan kehidupan mereka.. Dalam kehidupan bermasyarakat para pemuda
atau pelajar membutuhkan suasana lingkungan yang kondusif dan nyaman dari penyalahgunaan
narkoba, oleh karena itu penanggulangan narkoba menjadi tanggung jawab bersama dimulai dari
keluaraga, kemudian masyarakat dan pemerintah.
Permasalahan narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti
dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya
dan semakin masif pula jaringan sindikatnya. Masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia,
pada umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat megkhawatirkan akibat
maraknya pemakaian bermacam-macam jenis narkoba secara ilegal.

Kekhawatiran ini semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang
telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang. Perilaku
sebagian remaja yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai kaidah dan norma serta
hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah satu penyebab maraknya
penggunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah
masyarakat masih banyak dijumpai remaja yang masih melakukan penyalahgunaan narkoba.

Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum,
dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.

Menurut pengaruh penggunaannya (effect), akibat kelebihan dosis (overdosis) dan gejala
bebas pengaruhnya (Withdrawal Syndrome) dan kalangan medis, obat-obatan yang sering
disalahgunakan. Zat atau obat sintesis juga dipakai oleh para dokter untuk terapi bagi para
pecandu narkoba itu dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok yaitu:

Kelompok Narkotika, pengaruhnya menimbulkan euphoria, rasa ngantuk berat, penciutan


pupil mata, dan sesak napas. Kelebihan dosis akan mengakibatkan kejang-kejang, koma, napas
lambat dan pendek-pendek. Gejala bebas pengaruhnya adalah gambang marah, gemetaran, panik
serta berkeringat, obatnya seperti: metadon, kodein, dan hidrimorfon.

Kelompok Depresent, adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional
tubuh. Obat ini dapat membuat si pemakai merasa tenang dan bahkan membuatnya tertidur atau
tidak sadarkan diri.
Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
Narkoba dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika


merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan
kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.

Sebenarnya narkoba itu obat legal yang digukan dalam dunia kedokteran, namun dewasa
ini narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan
narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan narkoba dengan alasan untuk kesenangan
batin, namun sayangnya tidak banyak yang mengetahui bahaya narkoba

Bahaya narkoba sudah tidak diragukan lagi. Sayangnya, penyalahgunaan obat-obatan


terlarang makin marak di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masyarakat
mengenal obat-obatan terlarang sebagai narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya.

Menurut WHO remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Sedangkan batasanusia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun, namun jika
pada usia remaja telah menikah maka tergolong dalam remaja. Sedangkan dalam ilmu psikologi,
rentang usia remaja dibagi menjadi tiga yaitu: Remaja Awal (10-13 tahun), remaja pertengahan
(14-16 tahun) dan remaja akhir (17-19 tahun).

Pada umumnya masa para remaja adalah mencari jati diri, saat mencari jati diri inilah
terjadi individu ingin bersosoialisasi dengan individu yang lain. Remaja ini akan mudah mencari
pergaulan. Inilah hal-hal yang sangat dikhawatirkan oleh orang tua. Karena para remaja belum
mempunyai pikiran yang matang dan belum bisa berpikir panjang, jadinya para remaja mencari
teman bergaul tanpa melihat baik buruknya teman yang diajak bergaul. Bila dia mendapatkan
teman yang memiliki latar belakang keluarga yang salah dan kebetulan teman gaulnya adalah
pecandu narkoba, tidak menutup kemungkinan anak yang polos tadi akan terkena bujuk rayu
oleh teman bergaulnya untuk menggunakan narkoba bersama-sama. Danalasan lain para remaja
menggunakan narkoba adalah alasan diantaranya untuk mengatasi stress, untuk bersenang-
senang, atau untuk bersosialisasi.
PEMBAHASAN

Tahun 2009 Tentang Narkotika, dikatakan bahwa berlakunya sanksi Pidana Bagi barang
siapa yang menyimpan, mengedarkan, memakai dan memproduksi narkotikaDan bahan/zat
berbahaya itu. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) terkini menyebutkan bahwa, pemakai
Narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda kian meningkat, jumlah
peningkatannya sebesar 24% sampai 28% remaja. Data lain dari penelitian milenial atau generasi
muda beberapa tahun yang lalu menunjukan jumlah pengguna mencapai 20 persen, adalah
kelompok anak-anak dan remaja atau usia pelajar berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Sejak tahun
2016 Kecamatan Sidamanik dijadikan daerah binaan dalam kegiatan Pengabdian kepada
masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Tahun 2019 kembali Universitas Kristen Indonesia
melakukan penelitan dan Pengabdian keapada masyarakat dengan memilih siswa-siswa SMA di
wilayah Pamatang Sidamanik, sampel penelitian berjumlah 195 orang mahasiswa yang dipilih
dengan teknik random sampling. Teknik analisis dilakukan dengan uji statistik SPSS.
Berdasarkan 3 indikatif pengetahuan tentang jenis Narkoba, Dampak penggunaan jenis Narkoba
dan Sikap terhadap ancaman Pidana. Bagi masyarakat dan para pelajar di lingkungan Pamatang
Sidamanik sangat dirasa perlu menerima informasi tentang bahaya narkoba, dan diharapkan
partisipasi aktif masyarakat sebagai sikap pencegahan bertambahnya pemakai narkoba di
wilayah ini.

Bentuk dan Jenis Narkoba

Jenis Narkotika adalah : Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,
jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. Garam-
garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-
sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat Psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika). Terdapat empat golongan Psikotropika
menurut undangundang tersebut, namun setelah diundangkannya Undang Undang Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika, maka Psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan Narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah Psikotropika hanya
menyangkut Psikotropika golongan III dan IV sesuai UndangUndang Nomor 5 Tahun 1997
Tentang Psikotropika . Zat yang termasuk Psikotropika antara lain: Sedatin (Pil BK), Rohypnol,
Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital,
Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahanbahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang
dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf
pusat, seperti: Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa
zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether
dan sebagainya.

Dampak Narkoba

Dari efeknya, Narkoba bisa dibedakan menjadi tiga: Depresan, yaitu menekan sistem
sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang,
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa
mengakibatkan kematian. Jenis Narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya
seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw. Stimulan memberi efek
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan antara
lain: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu
dan Ekstasi. Halusinogen adalah zat yang memberi efek utamanya adalah mengubah daya
persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti
mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di
laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

1
Adelina, ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI MUDA DAN UPAYA
PENCEGAHAN SERTA PENANGGULANGANNYA, Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-
67710 Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153,
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/issue/view/...

7 Desember 2023.
DAFTAR PUSTAKA

1
Adelina, ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI MUDA DAN UPAYA PENCEGAHAN
SERTA PENANGGULANGANNYA, Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710 Volume 1,
Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153, http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/issue/view/...

7 Desember 2023.

Anda mungkin juga menyukai