Anda di halaman 1dari 10

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT


SEKITAR KECAMATAN BOJONG

Oleh :
Fiinaa Maghfirotuzzahro
Kholifatun Nasya
SMA NEGERI 1 KAJEN

Narkoba saat ini sudah menjadi ancaman yang serius bagi bangsa Indonesia. Tak
jarang setiap tahunnya terjadi kasus yang berkaitan dengan narkoba. Bahkan penggunanya
tidak hanya dari kalangan remaja, tetapi juga dari kalangan anak sekolah yang masih berada
di Sekolah Dasar. Sangat miris mengingat mereka adalah penerus bangsa ini. Permasalahan
tersebut dapat mengancam dan merusak moral serta kecerdasan bagi generasi penerus bangsa.
Seiring berjalannya waktu penyalahgunaan narkoba semakin bertambah dan seharusnya
masyarakat juga lebih aktif dalam mencegah penyalahgunaan narkoba serta membimbing
kalangan remaja untuk lebih waspada. Oleh karena itu, penulisan karya tulis ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat sekitar
kecamatan Bojong dan untuk menyadarkan masyarakat betapa bahayanya barang tersebut.

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia, selamat, dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh Penyalahgunaan
Narkoba di Lingkungan Masyarakat Sekitar Kecamatan Bojong”. Kami merasa bahwa karya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Sehingga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bahaya penyalahgunaan narkoba sudah menjadi ancaman di seluruh dunia yang


paling diwaspadai oleh masyarakat. Organisasi-organisasi pengedar narkoba sudah mengeruk
kekayaan dari bisnis gelap yang membuat candu sekaligus sekarat bagi korbannya. Ancaman
bahaya penyalahgunaan narkoba bukan menjadi masalah baru bagi bangsa Indonesia.

Salah satu masalah yang sudah muncul sejak 1960 adalah berkembangnya
penyalahgunaan narkotika dan kenakalan remaja. Dalam hal ini bangsa Indonesia sadar untuk
memerangi bahaya ini, karena permasalahan tersebut dapat mengancam dan merusak moral
serta kecerdasan bagi generasi penerus bangsa.

Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD


atau SMP, karena tawaran, bujukan dan tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong
rasa ingin tahu atau ingin mencoba, mereka mau menerimanya. Selanjutnya, tidak sulit untuk
menerima tawaran berikutnya. Dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali, akhirnya
menjadi ketergantungan terhadap zat yang digunakan.

Seseorang menggunakan narkoba karena berbagai alasan di antaranya untuk


mengatasi stres, untuk bersenang-senang, atau sosialisasi. Biasanya seseorang mulai mencoba
narkoba karena ditawarkan oleh teman dan untuk keingintahuannya. Sebagian orang akan
menggunakannya lagi dengan tujuan bersenang-senang atau untuk bersosialisasi. Akan tetapi,
jika penggunaannya berlanjut akan menimbulkan dampak buruk secara fisik, mental, dan
kehidupan sosialnya.

Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa dari penderita yang
umumnya berusia 15-24 tahun, kebanyakan dari mereka masih aktif disekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi. Bahkan, ada pula yang masih duduk
disekolah dasar. Namun, pada akhir-akhir ini tak jarang juga kasus penyalahgunaan narkoba
dilakukan oleh beberapa publik figur yang seharusnya memberi contoh baik kepada
masyarakat. Hal ini menimbulkan dampak yang cukup meresahkan bagi bangsa Indonesia.

Dari topik di atas yaitu tentang penyalahgunaan narkoba, kami mencoba untuk
melakukan wawancara kepada beberapa warga di sekitar kecamatan Bojong tentang pengaruh
penyalahgunaan narkoba agar kedepannya masyarakat lebih mengetahui bagaimana dampak
penyalahgunaan narkoba dan masyarakat lebih sadar untuk menjauhkan diri dari narkoba.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kami peroleh berbagai rumusan masalah dan tujuan
penulisan karya tulis ilmiah seperti narkoba dan jenis-jenisnya, alasan seseorang
menggunakan narkoba, pengaruh narkoba bagi tubuh dan lingkungan, cara mencegah dan
menanggulangi penyalahgunaan narkoba.

Istilah Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan zat (bahan adiktif)
lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Bahan / Zat Adiktif lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunanya dapat menimbulkan ketergantungan.

Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol dan diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi
atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat
dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung etanol.

Penggolongan jenis-jenis narkoba berdasarkan pada peraturan perundang-undangan


yang berlaku antara lain, Narkotika, Psikotropika, dan zat psikoaktif lainnya.

Narkotika yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran
kehilangan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut undang-undang nomor 22 tahun 1997,
narkoba dibagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya. Narkotika golongan
I, berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Tidak digunakan untuk terapi
(pengobatan). Contohnya heroin, kokain, dan ganja. Putau adalah heroin tidak murni berupa
bubuk.

Narkotika golongan II berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Digunakan


pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contohnya morfin, petidin dan metadon. Narkotika
golongan III berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam
terapi. Contohnya kodein.

Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, yang dibagi menurut potensi yang dapat
menyebabkan ketergantungan. Psikotropika golongan I, amat kuat menyebabkan
ketergantungan, digunakan dalam terapi. Contohnya MDMA (ekstasi), LSD, dan STP.
Psikotropika golongan II, kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas pada
terapi: amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin, dan ritalin. Psikotropika golongan III,
potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contohnya
pentobarbital dan flunitrazepam. Psikotropika golongan IV, potensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contohnya diazepam, klobazam,
fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo,
DUM, MG, Lexo, Rohyp, dan lain-lain.

Zat Psikoaktif lain, yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
berpengaruh pada kerja otak. Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang
Narkotika dan Psikotropika. Yang sering disalahgunakan adalah alkohol yang terdapat pada
berbagai jenis minuman keras, Inhalansia/Solven yaitu gas atau zat yang mudah menguap
yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan rumah tangga, Nikotin yang
terdapat pada tembakau, Kafein pada kopi, minuman penambah energi, dan obat sakit kepala
tertentu.

Penggunaan narkoba dapat menimbulkan beberapa efek teradap organ tubuh


diantaranya menyebabkan gangguan fungsi otak seperti penurunan daya ingat, mempengaruhi
suasana hati lewat sistem neurotransmiter dan menghilangkan rasa nyeri, gangguan fungsi
pernafasan, gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, gangguan fungsi pencernaan,
infeksi HIV/ AIDS, dan infeksi Hepatitis A, B, C.

Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan di antaranya agar dapat diterima


oleh lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa murung,
mengurangi keletihan, kejenuhan atau kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi, dan lain-
lain.

Akan tetapi, terlepas dari semua alasan di atas, seseorang memakai narkoba karena
narkoba membuatnya merasa nikmat, enak dan nyaman pada awal pemakaian. Perasaan yang
dihasilkan oleh narkoba itulah yang mula-mula dicari pemakai. Mereka tidak melihat akibat
buruk penggunaan narkoba. Justru mereka tidak percaya akibat buruk atau bahayanya,
sebagaimana yang dikatakan oleh orang dewasa. Akibat buruk itu baru dirasakan setelah
beberapa kali pemakaian, tetapi saat itu telah terjadi kecanduan dan ketergantungan.

Ada beberapa jenis pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan primer


ditujukan pada para remaja yang belum menyalahgunakan narkoba dan semua sektor
masyarakat yang berpotensi membantu para remaja/generasi muda mencegah
penyalahgunaan narkoba misalnya organisasi pemuda, orang tua, tokoh masyarakat, para
guru, jajaran pemerintah setempat, dan masyarakat itu sendiri. Tujuannya adalah memberikan
penyuluhan / penerangan dan pengetahuan kepada sasaran tersebut di atas agar mereka
mengetahui dan menyadari bahaya penyalahgunaan narkoba dan mereka tergugah untuk
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan pencegahan. Contoh pelaksanaannya dalam bentuk
penyuluhan seperti tatap muka (ceramah, diskusi, sarasehan, seminar), melalui media cetak
(surat kabar, leaflet, brosur, buletin, poster, stiker, dll), pengintegrasian informasi tentang
bahaya narkoba dalam kegiatan(bimbingan sosial, pendidikan agama, moral dan hukum),
kegiatan alternatif, olahraga/ kesenian, keagamaan dll.

Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang sudah coba-coba


menggunakan narkoba baik di sekolah maupun luar sekolah serta sektor-sektor masyarakat
yang dapat membantu remaja untuk berhenti menyalahgunakan narkoba. Tujuannya agar
mencegah meluasnya penyalahgunaan narkoba, menyelamatkan dan memperkuat ketahanan
individu remaja dan keluarga yang mulai terkena penyalahgunaan supaya tidak terkena
pengaruh lebih lanjut. Contoh pelaksanaannya seperti penyuluhan dengan teknik-teknik
ceramah, sarasehan, diskusi, bimbingan sosial melalui kunjungan rumah, diskusi kelompok,
konseling dll., pelayanan konseling perorangan atau keluarga bermasalah penyalahgunaan
narkoba.

Pencegahan tersier ditujukan bagi mereka bekas korban penyalahgunaan narkoba.


Tujuannya untuk mencegah jangan sampai mereka kambuh dan terjerumus kembali ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Contoh pelaksanaannya seperti bimbingan sosial dan konseling
terhadap yang bersangkutan dan keluarganya, penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan
sosial yang menguntungkan eks korban untuk mantapnya kesembuhan eks korban
penyalahgunaan narkoba, pengembangan minat, bakat dan keterampilan bekerja bagi eks
korban, serta bantuan pelayanan penempatan kerja dan atau bantuan modal kerja.

Karya ilmiah ini kami susun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang kami gunakan adalah metode deskriptif yaitu kami akan menguraikan permasalahan
yang akan dibahas secara luas dan jelas. Data yang ada dalam kaya ilmiah ini kami
kumpulkan dengan teknik studi pustaka, kami mengambil data dari beberapa sumber buku,
literatur dan media elektronik yang isinya berkaitan dengan tema kaya ilmiah yang kami buat.
Lalu, isi dari sumber tersebut kami ambil beberapa bahan untuk diolah dan diaplikasikan ke
dalam karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini menggunakan teknik wawancara, yaitu tanya jawab dengan
seseorang untuk dimintai keterangan dan pendapatnya mengenai beberapa hal. Wawancara
ini kami lakukan kepada beberapa warga sekitar kecamatan Bojong tentang penyalahgunaan
narkoba dalam lingkup masyarakat kecamatan Bojong. Dengan wawancara ini kami
memperoleh informasi yang lebih akurat lagi dari beberapa narasumber, dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada narasumber tersebut. Penelitian ini kami laksanakan pada hari
Sabtu tanggal 16 Februari 2019 di desa Menjangan kecamatan Bojong. Kami mengambil
subjek penelitian dari beberapa warga di desa Menjangan seperti Kepala Desa dan warga
setempat. Objek yang kami amati adalah pengaruh penyalahgunaan narkoba di lingkup
masyarakat kecamatan Bojong. Sumber data kami peroleh dari buku yang berjudul “Narkoba
Musuh Bangsa-Bangsa” dan “Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
berbasis Sekolah”.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan, diperoleh hasil bahwa di desa
Menjangan pernah dilaksanakan sosialisasi tentang Narkoba. Namun, tak sedikit juga
masyarakat yang hanya mengetahui dan belum menyadari akan dampak dari narkoba. Selain
itu masyarakat juga seakan bersikap acuh akan kasus-kasus yang pernah terjadi di sekitarnya.

Menurut Kaprawi (Kepala Desa Menjangan), pengaruh narkoba akan terlihat jelas
bagi penggunanya seperti pelaku sering bersikap kasar, bersikap acuh dan hidup semaunya.
Narkoba juga dapat membuat seseorang menjadi pelaku tindak kriminal seperti keinginan
untuk mencuri dan menipu. Sedangkan menurut Yusuf, Narkoba sangat berpengaruh bagi
pelaku seperti dapat menurunkan minat belajar, mudah tersinggung, dan dapat menurunkan
nilai-nilai kehidupan agama, sosial, dan budaya serta pelaku akan mementingkan diri sendiri
dan tidak memerdulikan kepentingan orang lain. Menurut (Tenaga medis desa Menjangan)
Narkoba memiliki dampak yang besar terutama bagi pelakunya. Dilihat dari segi medis,
narkoba dapat menyebabkan terganggunya fungsi otak seperti mudah lupa, sulit
berkonsentrasi. Selain itu narkoba juga dapat menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh
seperti hati, paru-paru, ginjal, kelenjar endoktrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B atau C,
HIV/AIDS, penyakit kulit dan kelamin, kurang gizi, dan gigi berlubang.

Narkoba adalah obat atau benda yang menyebabkan ketergantungan yang berdampak
buruk baik bagi pengguna maupun lingkungan sekitar. Meskipun masyarakat sudah
mengetahui hal tersebut, namun tak sedikit pula masyarakat yang belum menyadari betapa
bahayanya barang haram tersebut.

Daftar pustaka

Drs. M. Wresniwiro dkk.2007.Narkoba Usuh Bangsa-bangsa.Jakarta.

Dr. Lydia Harlina Martono, S.K.M., Dr. Satya Joewana, Sp.K.J.


Nilai Persatuan dan Kesatuan

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk karena terdiri dari bermacam-macam suku,
adat-istiadat, bahasa, dan agama. Kemajemukan tersebut, di satu sisi menjadi suatu potensi
kemungkinan terjadinya konflik, di sisi lain bisa menjadi unsur perekat dalam rangka membina
persatuan dan kesatuan bangsa.

Masalah persatuan dan kesatuan bangsa menjadi masalah utama negara untuk mencapai kemajuan
dan tujuan bangsa Indonesia. Upaya itu telah ditempuh oleh bangsa Indonesia sejak masa
Pergerakan Nasional, karena pada masa itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan dalam
menghadapi kekuasaan kolonial (Penjajahan).
Masalah persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya diperlukan pada saat bangsa Indonesia
menghadapi kekuasaan asing saja, melainkan terus di perlukan hingga sekarang, agar kemerdekaan
bangsa dan negara yang telah berhasil dicapai oleh para pendahulu kita tidak goyah dan hancur di
tangan kita. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat mempertahankan dan membina rasa
persatuan dan kesatuan agar negara kita menjadi sebuah negara yang besar dan kuat dengan
kehidupan masyarakat yang telah mencapai tingkat kesejahteraan.

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib mengamalkan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan jalan membina hubungan yang baik antar sesama
masyarakat di sekitar lingkungan kita, sesama pelajar atau mahasiswa, sesama teman sekerja,
sesama pegawai, sesama buruh atau sesama masyarakat bangsa Indonesia

Nilai Rela Berkorban

Nilai rela berkorban sangat diperlukan baik pada masa perjuangan maupun pada masa sekarang.
Nilai rela berkorban menjadi semakin lebih bermakna apabila teraplikasi dalam perbuatan.

Berbagai bentuk perjuangan sebelum Indonesia merdeka telah dilalui oleh bangsa Indonesia, baik
yang sifatnya kedaerahan maupun nasional.

Pengorbanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajahan dan untuk
mencapai Indonesia merdeka tiada terhingga besarnya, baik jiwa maupun harta.

Dalam upaya mengisi kemerdekaan ini pun tetap diperlukan patriot-patriot pembela negara yang
rela berkorban demi tercapainya tujuan bangsa Indonesia, yaitu Kemajuan bangsa dan peningkatan
kesejahteraan kehidupan bangsa Indonesia, seperti yang telah dicita-citakan dalam Pancasila dan
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan memiliki arti yang sangat penting dalam upaya mengisi kemerdekaan Indonesia.
Nilai kemanusiaan itu merupakan salah satu pengamalan dari sila Pancasila, yaitu kemanusiaan yang
adil dan beradab.

Pengamalan dan Pelaksanaan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, hendaknya didukung oleh
pribadi-pribadi bangsa yang kuat. Kepribadian yang kuat dari setiap warga negara Indonesia
merupakan cermin dari kepribadian bangsa Indonesia.

Dengan demikian, kepribadian bangsa Indonesia sebagai cermin dari nilai kemanusiaan itu dapat
terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari seperti upaya pemberian santunan kepada anak-anak panti
asuhan, pemberian bantuan kepada fakir miskin, pemberian dana pendidikan kepada anak-anak
terlantar, pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu, pemberian dana bantuan kepada
masyarakat yang terkena musibah seperti banjir, gempa bumi, dan lain-lain.

Nilai Mufakat dan Musyawarah

Musyawarah dan mufakat sudah menjadi sifat bangsa Indonesia sejak dari masa lampau di dalam
mengambil suatu keputusan. Melalui musyawarah dan mufakat itu kita akan terhindar dari segala
bentuk pertikaian antar sesama, baik dalam bentuk kecil maupun besar.

Bahkan, hingga sekarang ini musyawarah dan mufakat sangat diperlukan dalam mengambil segala
bentuk keputusan. Nilai musyawarah dan mufakat itu sangat jelas terlihat dalam kehidupan
masyarakat kita, baik yang ada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Nilai musyawarah
dan mufakat tetap dipertahankan sampai sekarang. Ha ini terbukti dalam sidang-sidang yang
dilakukan pada lembaga-lembaga tinggi atau tertinggi negara. Dalam sidang-sidang anggota DPR
untuk menetapkan perundang-undangan negara, dalam sidang-sidang anggota-anggota MPR untuk
menetapkan GBHN, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta dalam mengambil keputusan-
keputusan lainnya mengutamakan prinsip musyawarah dan mufakat.

Nilai Kerjasama
Dalam upaya mengisi kemerdekaan, diperlukan adanya kerja sama antar sesama masyarakat,
golongan, atau kelompok. Terjalinnya kerja sama yang baik di segala bidang kehidupan dapat
mencerminkan eratnya hubungan masyarakat dalam mencapai cita-cita bangsa.

Hasil pembangunan di seluruh tanah air Indonesia yang kita saksikan adalah berkat adanya
hubungan kerja sama antar sesama anggota masyarakat, atau terjalinnya hubungan yang baik antara
pemerintah dan rakyat. Hubungan kerja sama juga sangat diperlukan dengan negara-negara lainnya
di dunia dalam rangka untuk mencapai kemajuan Indonesia. Hubungan kerja sama tersebut dapat
dijalin dalam organisasi negara-negara ASEAN, Non Blok, PBB, G7, OPEC, APEC, dan sebagainya.

[14/6 11.17] Villia Real: Nilai Saling Harga Menghargai

Sebagai masyarakat Timur dengan berbagai bentuk adat-istiadat dan norma norma dalam masing-
masing masyarakat, kita tetap menghargai warisan apa yang tinggalkan oleh pendahulu kita, bahkan
kita tetap menghargai hasil perjuangan yang diperoleh para pendahulu kita dalam upaya
memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan ini.

Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang ini, telah banyak yang di lakukan oleh para pendahulu-
pendahulu kita. baik dalam berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan maupun dalam upaya
mengisi kemerdekaan itu. Hasil perjuangan mereka telah dapat kita nikmati dalam segala aktivitas
kehidupan kita sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang beradab, kita harus
menghargai pahit-getirnya serta jerih payah perjuangan para pendahulu kita, baik dalam merebut,
menegakan, mempertahankan, maupun dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, hingga tercapainya
perkembangan dan kemajuan seperti apa yang dapat kita saksikan sekarang ini.

[14/6 11.17] Villia Real: Nilai Cinta Tanah Air

Para pendahulu kita telah dapat membuktikan pengabdiannya terhadap tanah air tercinta Indonesia
ini, melalui perjuangan yang dilakukannya dalam upaya merebut kemerdekaan atau dalam upaya
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini. Para pendahulu kita telah dengan rela
mengorbankan jiwa dan harta bendanya hanya untuk mencapai kemerdekaan bangsanya dari
tangan penjajah. Rasa cinta tanah air akan dapat menjadi pendorong utama dalam membangun
negara dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air terhadap bangsa dan negara
Indonesia haruslah dipupuk dan dibina serta diarahkan sejak dini.
Dengan adanya rasa memiliki dari setiap warga negara terhadap negara Indonesia maka setiap
warga negara wajib membangun negaranya untuk mencapai tingkat kemajuan dan peningkatan
kesejahteraan kehidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai