Anda di halaman 1dari 10

Biaya Produksi

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)


Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan
suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost) 


Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan
dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam
kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 


Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Fungsi bahan pendukung adalah Untuk pelengkap atau penyempurna sehingga


pembuatan karya selesai dan menjadi lebih indah

Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah: 


a. Percaya diri (self condence) 
Kepercayaan diri adalah sikap yang harus dimiliki wirausahawan. Sikap percaya diri
dimiliki jika seseorang mengenali keunggulan maupun kelemahan dirinya. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai dapat menambah kepercayaan diri seseorang. Seorang
wirausahawan agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi, harus mengenali dirinya serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan. Pengalaman dalam berusaha, mengalami
keberhasilan dan mengatasi kegagalan juga dapat menambah kepercayaan diri seseorang.
Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya.

b. Berorientasi tugas dan hasil 


Seseorang yang berorientasi pada tugas dan hasil artinya selalu mengutamakan tugas
atau pekerjaan untuk memperoleh hasil yang baik. Kerja dilakukan dengan tekun dan
sungguh-sungguh serta dengan semangat pantang menyerah, sehingga hasil yang dicapai
memiliki kualitas/mutu yang baik. 

c. Keberanian mengambil risiko 


Usaha kreatif dan inovatif adalah membuat sesuatu yang belum ada sebelumnya,
untuk itu membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko
harus dilengkapi dengan kemampuan mempertimbangan dan membuat rencana-rencana
untuk mengatasi setiap resiko yang akan dihadapi. 

d. Kepemimpinan 
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan dan keteladanan.
Wirausahawan harus mengatur pengadaan bahan baku, pengolahan, pengemasan hingga
pemasaran, distribusi dan penjualan. Seluruh proses tersebut dapat melibatkan orang lain,
sehingga seorang wirausahawan harus mampu memimpin, mengatur, dan memberikan contoh
keteladanan untuk orang-orang yang bekerja bersamanya. 

e. Berorientasi ke masa depan 


Wirausahawan harus memiliki pandangan dan pemikiran ke masa depan. Artinya
memiliki kemampuan untuk mengenali peluang serta kondisi yang akan muncul di masa
depan. Orienstasi ke depan akan menjadi dasar munculnya ide kreatif dan inovatif, membuat
sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada sekarang. 

f. Keorisinalitas: Kreativitas dan Inovasi 


Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan
pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Baik ide, pemikiran,
maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi
sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara


lain:
1. Frekuensi Pemakaian
 Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
 Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis botol
minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
 Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya
kaleng biskuit, kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut
digunakan untuk penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam
sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas:
 Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, bungkus tempe)
 Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu
untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
 Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan
setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
 Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik,
kertas, foil.
 Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
 Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat
antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap, saus)
dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
 Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas,
misalnya kaleng dan botol gelas.
 Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya
kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
 Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang
memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
5. Tingkat Kesiapan pakai
 Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
 Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk
lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.[4]

 SWOT
 Kekuatan (Strength)
Kekuatan atau Strength adalah poin internal dan positif dari perusahaan Anda. Ini adalah hal-
hal yang berada dalam kendali Anda. Contohnya adalah
 Proses bisnis apa yang berhasil?
 Aset apa yang Anda miliki di tim Anda, seperti pengetahuan, pendidikan, jaringan,
keterampilan, dan reputasi?
 Aset fisik apa yang Anda miliki, seperti pelanggan, peralatan, teknologi, pendanaan,
dan paten produk?
Apa keunggulan kompetitif yang Anda miliki dibandingkan pesaing Anda?

 Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah faktor negatif yang mengurangi kekuatan Anda. Ini adalah hal-hal yang
Anda mungkin perlu tingkatkan agar menjadi lebnih kompetitif.
 Adakah hal-hal yang Anda perlukan untuk membuat bisnis menjadi lebih kompetitif?
 Proses bisnis apa yang perlu diperbaiki?
 Apakah ada aset berwujud yang dibutuhkan perusahaan Anda, seperti pendanaan atau
peralatan?
 Apakah ada celah di tim Anda?
 Apakah jabatan Anda ideal untuk menunjang kesuksesan Anda?

 Peluang (Opportunities)
Peluang adalah faktor eksternal dalam lingkungan bisnis Anda yang cenderung berkontribusi
pada kesuksesan bisnis.
 Apakah market bisnis Anda berkembang dan apakah ada tren yang akan mendorong
orang untuk membeli lebih banyak dari apa yang Anda jual?
 Adakah acara atau event yang dapat dimanfaatkan perusahaan Anda dalam
menumbuhkan pengembangan bisnis?
 Apakah ada perubahan peraturan yang akan mempengaruhi perusahaan Anda secara
positif?
 Jika bisnis Anda terus erkembang, apakah itu berarti pelanggan membutuhkan produk
Anda?
 Ancaman (Threats)
Ancaman adalah faktor eksternal yang tidak dapat Anda kendalikan. Anda tetap harus
mempertimbangkan hal ini untuk menempatkan rencana darurat dalam menangani masalah
yang terjadi.
 Apakah Anda memiliki pesaing potensial yang dapat memasuki pasar Anda?
 Apakah pemasok akan selalu dapat memasok bahan baku yang Anda butuhkan
dengan harga yang cocok
 Bisakah perkembangan di masa depan dalam teknologi mengubah cara Anda
melakukan bisnis?
 Apakah perilaku konsumen berubah dengan cara yang dapat berdampak negatif bagi
bisnis Anda?
 Adakah tren pasar yang bisa menjadi ancaman?

Strengths Weaknesses Opportunities Threats

Pertumbuhan daerah:
kota solo tumbuh
Kekurangan modal: Kompetisi: restoran
Lokasi: Pusat kota sebesar 8,5% setiap
Persetujuan pinjaman serupa memiliki
yang sibuk tahun, dan sebagai kota
dari bank pelanggan setia
wisata sekaligus kota
pelajar

Keunikan: Makanan Target pertumbuhan


Masalah pada saat
tradisional indonesia pasar: Pelajar,
Kurangnya reputasi: pembukaan:
yang sehat, dan oleh wisatawan, dan warga
Bisnis belum stabil pelanggan mungkin
oleh untuk wistawan lokal yang terus
tidak kembali lagi
lokal dan asing bertumbuh

Pengelolaan: Kurangnya alat


Masalah pembuatan
Memiliki penunjang dalam
laporan keuangan:
keterampilan bisnis: masih
belum menggunakan
manajemen yang menggunakan proses
software akuntansi
sudah mumpuni akuntansi manual

Empat tahapan produksi adalah:


1. Planning atau perencanaan
2. Routing atau penentuan alur
3. Scheduling atau penjadwalan
4. Dispatching atau perintah mulai produksi

Jawaban panjang:

1. Planning atau perencanaan

Tahapan ini menentukan produk apa yang akan dibuat, berapa jumlah bahan baku, biaya dan
jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Dalam tahapan ini juga dilakukan perancangan terhadap
bentuk barang. Untuk melakukan perencanaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang
jenis barang produksi dan kebutuhannya, serta kemampuan produsen.

2. Routing atau penentuan alur


Dalam tahapan ini ditentukan alur produksi mulai pengolahan awal bahan baku,
pembentukan, pemolesan, penyelesaian, pengawasan mutu hingga distribusi hasil produksi.
Dalam routing harus ditentukan secara tepat urutan produksi dan pekerja yang melakukan
setiap alur.

3. Scheduling atau penjadwalan


Scheduling adalah menjadwalkan kapan produksi dilakukan setelah alurnya dibuat.
Penjadwalan dilakukan dengan mempertimbangkan jam kerja pekerja dan lama dari setiap
alur produksi. Dalam tahapan ini dibuat master schedule atau jadwal utama yang kemudian
dipecah menjadi jadwal yang lebih terperinci.

4. Duspatching atau perintah mulai produksi


Setelah dijadwalkan produksi dijalankan dengan dispatching. Dalam dispatching
dicantumkan hasil perencanaan dan penkadwalan yang telah dilakukan pada tahapan
sebelumnya, seperti berapa jumlah bahan baku yang digunakan, tahapan pembuatan hinhga
waktu produksi sesuai dengan hasil scheduling atau penjadwalan.

Tujuan dari kegiatan kewirausahaan adalah sebagai berikut.


 Menumbuhkan jumlah wirausahawan yang berkualitas
 Menghasilkan inovasi yang baru dan memiliki maanfaat bagi semua
 Meningkatkan kesadaran tentang kewirausahaan yang tangguh
 Menciptakan lapangan kerja yang lebih besar.

Peluang Usaha berasal dari dua Suku kata yaitu Peluang dan Usaha. Peluang atau
dalam bahasa Inggris disebut opportunity adalah Kesempatan atau Waktu yang sangat baik
yang harus dimanfaatkan sedangkan Usaha adalah Suatu tindakan atau Kerja yang dilakukan
untuk mendapatkan tujuan.Jadi, Peluang Usaha adalah Suatu Kesempatan yang sangat baik
yang harus dimanfaatkan oleh Seorang Wirausahawan untuk mencapai tujuan.

Faktor-faktor Yang menentukan Peluang Usaha yaitu :


 Faktor Teknologi
 Faktor Komunikasi
 Faktor Informasi
 Faktor Manusia
 Dan lain-lain

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe sumber
daya (6M), sebagai berikut.

1. Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain
tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia dengan faktor-faktor
produksi lainnya dianggap tidak tepat, baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral.
Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan

2. Money (Uang)
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan
alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting
untuk mencapai tujuan perusahaan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil
yang akan dicapai oleh perusahaan.

3. Material (Fisik)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan, tetapi
membeli dari pihak lain. Untuk itu manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan
mentah dengan harga paling murah, menggunakan cara pengangkutan yang murah dan
membuat proses pengolahan seefisien mungkin.

4. Machine (Teknologi)
Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi. Setelah revolusi industri, banyak
pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang begitu pesat
menyebabkan penggunaan mesin semakin meningkat. Banyaknya mesin baru yang
ditemukan oleh para ahli memungkinkan peningkatan produksi sangat tinggi.

5. Method (Metode)
Metode sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif dan efisien. Metode kerja
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses produksi maupun
administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.

6. Market (Pasar)
Jika barang yang diproduksi tidak laku, proses produksi barang akan berhenti. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan
dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai, kualitas barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan harga terjangkau oleh daya beli konsumen.

Tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk digambarkan


sebagai berikut:

 
Gambar 1. Tahap Perencanaan Produk
 
Keterangan:
Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen, dorongan teknologi  
yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan pengembangan, dan koordinasi antar fungsi
manajemen yaitu keuangan, pemasaran, dan personalia.
 
Seleksi Ide Produk
Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang kebutuhan konsumen
untuk menyerap hasil produksi, secara teknis operasional dipertimbangkan kemampuan
perusahaan   menghasilkan produk dengan fasilitas yang ada dan kemampuan memperoleh
bahan baku dan bahan pembantu. Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan
perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan menguntungkan atau
tidak.
 
Desain awal
Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa tujuan yaitu manfaat
produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau sekunder, style, seni atau keindahan barang
dengan melihat keseimbangan biaya, kualitas, dan performance produk.
 
Prototype
Pada tahap ini perusahaan mengadakan percobaan kemampuan dan kekuatan produk,
kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya.
 
Testing
Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang mungkin terjadi apakah
memenuhi syarat atau tidak.
 
Desain Akhir
Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing disempurnakan sesuai
dengan hasil uji yang telah dilakukan.
 
Implementasi
Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk.  Pada tahap ini, perusahaan memulai
proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya (bagaimana reaksi konsumen dan
kemantapan di pasar).

1. Pengembangan Desain Kerajinan Hiasan.


 
Limbah yang akan dimanfaatkan untuk produksi produk kerajinan hiasan haruslah memiliki
jumlah yang cukup dengan jenis limbah, material, dan bentuk yang sama, agar produk yang
dihasilkan memiliki standar. Jenis, material, bentuk dan karakter dari bahan baku akan
menjadi dasar untuk ide produk yang akan diproduksi.
 
Penentuan bahan baku limbah yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses eksplorasi
ide dari produk haruslah memiliki nilai estetik dan keunikan sebab proses pencarian ide akan
menjadi semakin sangat penting.
 
Ide desain produk hiasan dapat diperoleh dengan tiga cara pendekatan, yaitu :
 
 Dengan mengenali pasar sasaran dan selera pasar (Siapa calon pembeli dan
bagaimana seleranya),
 Dengan melakukan eksplorasi material limbah untuk menghasilkan nilai estetik
produk yang berbeda dan unik (Ekplorasi material untuk inovasi estetik baru ), dan
 Dengan memikirkan dimana produk kerajinan hiasan tersebut akan diletakkan agar
produk tersebut menyesuaikan dengan tempat dimana ia diletakkan. Ide produk
biasanya muncul pada saat dilakukan pengamatan pada sebuah tempat (Pikirkan suatu
tempat dan hiasan apa yang dibutuhkan  ditempat tersebut ).

 
Apabila proses pengamatan desain dilakukan dalam kelompok, ingatlah selalu untuk
melakukan curah pendapat, diskusi, dan tukar pikiran untuk memperoleh desain akhir yang
memuaskan. Setelah ide diperoleh, tahapan selaunjudnya adalah membuat sketsa dari irde
tersebut, dan pembuatan model atau prototype dari produk tersebut.
 
a. Pasar sasaran untuk ide produk.
 
Pasar sasaran dari produk hiasan dari bahan limbah sangat beragam dan dibedakan dari usia,
gender, bangsa dan etnis, pekerjaan, psikografi, dan tingkat ekonomi. Pasar sasaran yang
berbeda memiliki selera dan daya beli yang berbeda – beda pula. Pemahaman akan pasar
sasaran akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga jual.
 
Pencarian data melalui referansi, kuisioner, pengamatan dan wawancara dapat dilakukan
kepada pasar sasaran yang dituju untuk mengetahui selera dan daya beli pasar tersebut. Pasar
sasaran yang beragam memiliki selera yang bergama pula dan itu membuka peluang untuk
beragam jenis produk hiasan yang memiliki keunikan.
 
Selera pasar termasuk didalamnya, selera akan gaya/desain seperti gaya etnik, gaya modern,
gaya ceria/lucu, gaya klassik, gaya jepang, dan gaya desain dengan tema alami. Gaya desain
dapat selalu berubah dan berkembang dengan munculnya gaya – gaya yang baru.
 
b. Eksplorasi Material untuk Ide Pengembangan Produk Hiasan.
 
Proses pengembangan desain produk hiasan menghasilkan nilai estetik sebagai tujuan
utamanya dengan cara mengeksplorasi berbagai kemungkinan keindahan dan keunikan yang
dihasikkan ileh limbah yang ada.
 
Eksplorasi material dilakukan dengan membuat beberapa percobaan teknik pengelolahan
pada suatu material. Semkian banyak percobaan yang dilakukan, akan semakin banyak pula
kemungkinan keindahan dan keunikan dapat diperoleh. Pada saat melakukan eksplorasi
material, pikirkan juga produk hiasan apa saja yang dapat dibuat.
 
c. Merespon Lingkungan untuk Ide Pengembangan Produk Hiasan.
 
Produk hiasan dapat berupa hiasan taman atau halaman misalnya produk hiasan diluar rumah
yang dapat memanfaatkan angin dan air untuk menghasilkan bunyi. Hiasan yang disimpan
diluar rumah tentunya harus tahan terhadap cuaca jadi material yang dapat digunakan untuk
produk dengan fungsi diluar ruangan ini seperti mateal dari kaca, kayu, plastik dan logam.
 
Material dengan serat dan kain lebih tepat digunakan untuk produk hiasan di dalam rumah
atau perhiasan yang dikenakan, sebab tidak tahan terhadap cuaca. Produk hiasan di dalam
rumah dan perhiasan dapat pula dibuat dari material plastik, kaca, logam dan kayu.

Berikut faktor-faktor yang menentukan harga jual suatu produk


yaitu:
 
 Target konsumen
Perusahaan harus mengetahui tipe-tipe konsumen yang kelak akan menjadi pelanggan
perusahaan itu sendiri. Yang terpenting adalah pembagian konsumen dari ekonomi kelas
menengah ke bawah maupun ke atas. Diusahakan agar harga jual yang ditetapkan dapat
dijangkau oleh konsumen dengan kelas ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas
agar terjadi keseimbangan. 
 
Jika konsumen lebih mementingkan kualitas produk maka perusahaan dapat lebih
meningkatkan kualitas produknya dengan menetapkan harga yang relatif lebih tinggi
sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Namun, jika konsumen lebih
mementingkan harga jual produk maka perusahaan dapat memilih kualitas bahan baku
produk yang biasa sehingga harga produksi tidak terlalu mahal namun diproduksi dengan
berbagai variasi yang berbeda, sesuai dengan trend zaman kini. Dengan begitu, harga jual
produk akan relatif lebih murah. 
 
 Harga jual produk pesaing
Sebelum menetapkan harga jual produk, ada baiknya bagi sebuah perusahaan untuk
melakukan riset lapangan terlebih dahulu untuk melihat harga-harga produk yang ditetapkan
oleh pesaing-pesaing yang ada di pasaran. Setelah mengetahui harga jual rata-rata para
pesaing tersebut, penjual bisa menentukan harga jual produk yang sama dengan para pesaing
atau harga jual produk yang lebih tinggi sedikit namun mengandalkan kualitas bahan baku
yang terbaik atau bisa juga harga jual produk yang lebih rendah sedikit namun dengan
kualitas bahan baku yang biasa dan disertai dengan beragam variasi yang ditampilkan
dibanding pesaing-pesaing lain hingga menarik perhatian konsumen. 
 
 Biaya hasil produksi suatu produk 
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pembuatan produk hingga akhir produk
tersebut diperjualbelikan, menjadi bagian terpenting dalam menentukan harga jual suatu
produk. Jangan sampai perusahaan mengalami kerugian atas penetapan harga jual produknya.
Berikut biaya-biaya yang dikeluarkan hingga terciptanya suatu produk:

 Biaya produksi
Merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat produk masih dalam tahap produksi. Biaya
produksi meliputi biaya bahan baku produk, biaya tenaga kerja langsung, dan sebagainya. 

 Biaya pemasaran
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan atau mempromosikan produk baru
sebuah perusahaan. 

 Biaya operasional
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat bisnis sebuah perusahaan tetap berjalan
seperti biaya gaji karyawan, biaya listrik, biaya pam, biaya telepon, iuran bulanan, iuran
kebersihan, dan lain sebagainya. 

 Biaya pengiriman
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk yang dijual oleh produsen
kepada konsumen. Namun sekarang, kebanyakan dari produsen yang membebankan biaya
pengiriman kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat dari transaksi jual beli online baik melalui
web maupun aplikasi belanja.
Kegiatan usaha berdasarkan bidangnya dapat dibagi dalam
beberapa jenis, diantaranya adalah :
1. Usaha Ekstraktif
Usaha ekstraktif merupakan usaha yang dilakukan dengan cara eksplorasi sumber daya alam
tanpa mengubah wujud barang produksi tersebut. Contohnya, tambang pasir, emas, batu bara,
minyak bumi, dan perak. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber
daya alam.

2. Usaha Jasa.
Usaha jasa merupakan kegiatan produksi alat pemenuhan kebutuhan berupa jasa tertentu.
Adapun hasil produksi dari jasa tidak dapat dilihat maupun diraba seperti barang, melainkan
hanya dapat dirasakan berupa kepuasan konsumen akan pelayanan jasa tersebut. Contoh
produksi jasa antara lain : perawatan kecantikan, asuransi, penginapan, pariwisata,
telekomunikasi, dan aneka produk jasa lainnya.

3. Usaha Agraris.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari banyak daratan dengan usaha-
usaha pertanian. Adapun usaha agraris, yaitu usaha yang bergerak dengan cara mengelola
tanah dan hewan untuk menghasilkan alat pemenuhan kebutuhan manusia. Hasil produksi
agraris misalnya beras, jagung, kedelai, dan berbagai ternak yang menjadi bahan pokok
manusia untuk memperoleh makanan. Contoh dari produksi agraris, yaitu perkebunan,
pertanian, perikanan, dan peternakan.

4. Usaha Perdagangan.
Usha perdagagan merupakan usaha mencari keuntungan dengan cara menjualbelikan barang
dagangan tanpa mengubah wujud dari barang dagang tersebut. Dengan kata lain tidak terjadi
proses produksi dari bahan mentah ke barang jadi. Pedagang hanya memperjualbelikan
barang yang telah diproduksi oleh produsen. Keuntungan perdagangan diproleh dari selisih
harga beli dengan harga jual barang. Bentuk perdagangan sering kamu lihat seperti kios,
warung, supermarket, dan pusat perniagaan (mall).

5. Usaha Industri
Usaha industri berupa kegiatan produksi yang menghasilkan barang maupun jasa dengna cara
mengolah bahan mentah yang kemudian diproses menjadi bahan jadi. Adapun contoh dari
industri seperti ini seperti pabrik sepatu, makanan dan minuman kaleng serta tekstil.

Anda mungkin juga menyukai