OLEH :
Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Menurut pengaruh penggunaannya (effect), akibat kelebihan dosis
(overdosis) dan gejala bebas pengaruhnya (Withdrawal Syndrome) dan kalangan
medis, obat-obatan yang sering disalahgunakan. Zat atau obat sintesis juga dipakai
oleh para dokter untuk terapi bagi para pecandu narkoba itu dibagi ke dalam 2
(dua) kelompok yaitu:
1. Kelompok Narkotika, pengaruhnya menimbulkan euphoria, rasa
ngantuk berat, penciutan pupil mata, dan sesak napas. Kelebihan dosis
akan mengakibatkan kejang-kejang, koma, napas lambat dan pendek-
pendek. Gejala bebas pengaruhnya adalah gambang marah,
gemetaran, panik serta berkeringat, obatnya seperti: metadon, kodein,
dan hidrimorfon.
2. Kelompok Depresent, adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi
aktivitas fungsional tubuh. Obat ini dapat membuat si pemakai merasa
tenang dan bahkan membuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri.
Sesuai dengan Undang-Undang Narkoba Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, Narkoba dibagi 18 dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
adiktif lainnya. Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran, serta menyebabkan
kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena
sanksi hukum.
Sebenarnya narkoba itu obat legal yang digunakan dalam dunia kedokteran,
namun dewasa ini narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak
sedikit yang menggunakan narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan
narkoba dengan alasan untuk kesenangan batin, namun sayangnya tidak banyak
yang mengetahui bahaya narkoba.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam
menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun
pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung
begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat.
Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang
tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja.
Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan
tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Banyak pengguna obat-obatan ini, baik remaja maupun orang dewasa, yang
awalnya tergoda merasakan kesenangan sesaat atau sebagai pelarian dari masalah
yang dihadapi. Padahal, efek narkoba dapat merusak kesehatan secara fisik
dan kejiwaan.
Upaya untuk mengatasi penggunaan narkoba pada remaja adalah dengan
cara melakukan tindakan preventif, seperti memberikan pendidikan agama sejak
usia dini, agar ketika tumbuh dewasa bisa memikirkan setiap tindakan yang akan
dilakukan dengan benar dan tidak berjalan di jalan yang sesat. Menjalin hubungan
yang harmonis antara orang tua dan anak. Orang tua juga harus memberikan
contoh yang baik kepada anaknya. Memberikan pengetahuan terhadap anak usia
dini tentang jenis-jenis narkotika, dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan narkotika.
Melakukan tindakan hukum, tindakan hukum sangat penting karena
tindakan hukum bisa memberikan efek jera terhadap konsumen, pengedar, bandar,
dan tokoh yang membantu melancarkan bisnis narkotika. Penyebaran narkotika
bisa dilakukan dengan cara bekerjasama antara mayarakat, LSM, Polisi, dan
insatansi penegak hukum dalam hal pengawasan penggunaan narkotika di
lingkungan sekitar.
Merahabilitasi, Rehabilitasi adalah tempat dimana para pecandu diberikan
pengobatan. Biasanya rehabilitasi terdapat di rumah sakit yang menyediakan
ruangan untuk para pasien pecandu narkoba. Sekarang sudah banyak pondok
pesantren yang membuka pengobatan bagi pecandu narkoba, pondok pesantren
mengobati para pecandu dengan memberikan pencerahan jiwa melalui ceramah-
ceramah keagamaan, tidak hanya itu saja, di pondok pesantren juga mengingatkan
siapakah kita yang sebenarnya, dan untuk apa kita hidup di dunia ini.