Anda di halaman 1dari 14

KIMIA

“ALKANA, ALKENA, ALKUNA MINYAK BUMI”

Disusun Oleh :
Okta Rina
Kelas : XI IPA 4
Guru Pembimbing : Hudaidah, S.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN KURNIA


SMA SRIGUNA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Alkana ( - C- C - )
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan
semua ikatan karbon – karbonnya merupakan ikatan tunggal. Hidrokarbon dengan hanya
atom sp3 (yakni dengan hanya ikatan-ikatan tunggal) disebut alkana (atau sikloalkana jika atom
karbon itu membentuk cincin). Beberapa alkana yang lazim ialah metana, etana, propana dan butana.
Alkana-alkana ini berbentuk gas dan terdapat dalam minyak bumi. Gas-gas ini digunakan sebagai
bahan bakar. Bensin pada hakikatnya adalah campuran alkana. Alkana dan sikloalkana disebut
hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbon), artinya “jenuh dengan hidrokarbon”. Senyawa ini tak
bereaksi dengan hidrogen

1. Rumus Umum Alkana


Semua alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2
Contoh :

CH3 – CH2 – CH3 Propana


Dari contoh di atas diketahui bahwa jumlah atom C dan H selalu mengikuti
rumusumumnya meskipun bentuk rantainya berbeda.

2. Sifat Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya
maksimal) .
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung) .
3. Sukar bereaksi .
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu
adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat .
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka
yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah .
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar .
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C .
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi) .

Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat kimia
seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem
pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa
organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.
B. Alkena ( - C = C - )
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap dua. Senyawa yang
mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut
alkatriena, dan seterusnya.

1. Rumus Umum Alkena


Rumus umum alkena adalah CnH2n .
Contoh :
CH3 – CH2 – CH = CH2 CH3 – CH2 = CH – CH3

butena 2 butena

Jika dibandingkan dengan rumus umum alkana, yaitu CnH2n+2, alkena mengandung lebih
sedikit atom hidrogen (H), oleh karena itu alkena disebut hidrokarbon alifatik tidak jenuh .

2. Sifat – Sifat Alkena


a. Sifat Fisika
Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis
lebih kecil dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada
temperatur kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan
Alkena dengan dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar.

Nama Rumus Titik Titik Massa


molekul leleh didih jenis(g/cm3)
(°C) (°C)

EtenaPropena1- C2H4C3H6C4H8 -169- -104- 0,5680,6140,630


Butena 185- 48-6
C5H10 185 0,643
1-Pentena 30
C6H12 -165 0,675
1-Heksena 63
C7H14 -140 0,698
1-Heptena 94
C8H16 -120 0,716
1-Oktena 122
C9H18 -102 0,731
1-Nonesa 147
C10H20 -81 0,743
1-Dekena 171
-66

Sifat kimia

Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus
fungsi. Reaksi terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar
ikatan rangkap. Reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai
dengan putusnya ikatan rangkap (ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom
atau gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen
melimpah, apabila jumlah oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan
uap air.

D. Alkuna ( - C = C - )
Alkuna merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap tiga.
Senyawa yang mempunyai dua ikatan karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan senyawa
yang mempunyai satu ikatan karbon rangkap dua, dan satu ikatan karbon rangkap tiga disebut
alkenuna.

Sifat fisis

· Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena,
titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya
berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.

· Tabel 6. Beberapa sifat fisik alkuna

Nama alkena Rumus Mr Titik leleh Titik Kerapatan Fase

molekul (oC) didih (g/Cm3 ) pada

(0 C) 250 C

Etuna C2H2 26 -81 -85 - Gas

Propuna C3H4 40 -103 -23 - Gas

1-Butuna C4H6 54 -126 8 - Gas

1-Pentuna C5H8 68 -90 40 0,690 Cair

1-Heksuna C6H10 82 -132 71 0,716 Cair

1-Hepuna C7H12 96 -81 100 0,733 Cair

1-Oktuna C8H14 110 -79 126 0,740 Cair

1-Nonusa C9H16 124 -50 151 0,766 Cair

1-Dekuna C10H18 138 -44 174 0,765 Cair


Sifat kimia

· Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran.

· Reaksi adisi pada alkuna.

· Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)

· Reaksi alkuna dengan hidrogen halida

· Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna
ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:

· Reaksi alkuna dengan hidrogen

· Polimerisasi alkuna

· Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu
atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.

· Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan
CO2 dan H2O.

Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna


Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat kimia
seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem
pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku senyawa
organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

Kegunaan Alkena

Plastik adalah polimer dari alkena atau turunan-turunan alkena. Beberapa jenis plastik yang
populer dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut :

a. Polietilena adalah plastik tipis transparan (tembus cahaya) yang sebagai sampul buku atau
pembungkus barang yang ringan seperti kue dan gula.
b. Polipropilena adalah plastik yang agak tebal dan tidak tembus cahaya, yang biasa digunakan
untuk mengemas barang di toko-toko dan berbentuk jinjingan.
c. PVC adalah plastik keras untuk pipa saluran air atau peralatan rumah tangga, seperti ember
dan kursi plastik.
d. Teflon adalah plastik tahan api yang banyak dipakai sebagai pengganti logam. Dibandingkan
dengan logam, plastik memiliki beberapa keunggulan, yaitu murah, ringan, tahan karat, dan
tidak menghantar listrik.

Kegunaan Alkuna
1. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar dengan
oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk
melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
2. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan untuk
bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
3. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan untuk
menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi adisi. Dengan
demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa organik.

Minyak Bumi
1. Pembentukan Minyak Bumi

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor danindustri berasal
dari minyak bumi,gas alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan
sisa-sisa organisme sehinggga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad
renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lampau.Sisa-sisa organisme itu
mengendap di dasar lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun
berubah menjadi batuan karena pengaruh suhu dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya
menjadi minyak dan gas.

Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.Minyak dan gas yang
terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang .Minyak dan gas dapat pula
bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang
kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas
yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, seingga sebagian lautan menjadi
daratan.

Adapun batu bara yang dipercaya berasal dari pohon-pohon dan pakis yang hidup sekitar 3 juta tahun
yang lalu, kemudian terkubur mungkin karena gempa bumi atau letusan gunung berapi.
2. Pemisahan Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Telah kita ketahui bahwa minyak bumi terdiri dari berbagai campuran hidrokarbon. Komponen-
komponenn dari minyak bumi itu disebut juga dengan isstilah fraksi-fraksi minyak bumi yang daapt
dipisahkan satu dengan yang lain melalui proses penyulingan atu destilasi secara bertingkat-tingkat
berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponennya.

Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan kolom-kolom destilasi , pada jarak tertentu,
kolom-kolom dilengkapi dengan pelat-pelat yang mempunyai bublle cup (tutup / sungkup gelembung).
Pelat-pelat ini berguna untuk memisahkan fraksi-fraksi yang mempunyai titik didih tertentu. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan pada suhu sekitar 350 derajat celcius, kemudian dipompakan kedalamj kolom
destilasi. Sebagian dari minyak akan menguap dan naik ke atas melalui bublle cup. Pada bublle cup ini,
uap minyak yang mempunyai titik didih tinggi diembunkan dan mencair. Uap yang tidak mencair akan
naik terus ke atas dan akan mencair pada bublle cup di atasnya. Uap yang tidak mencair pada saat melalui
bublle cup akan keluar sebagai gas, langsung dari kolom bagian atas.

Adeapun fraksi- fraksi yanmg diperoleh dari destialsi minyak bumi tersebut adalah :

a. Gas
Umumnya gas terdiri dari campuran metana, etana , propane atau isobutana, campuran gas ini
kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan diperdagangkan dengan nama LPG (Liquipied
Petroleum Gas ). Gas yang terdapat dalam LPG umumnya campuran propane, butana, dan
isobutana. LPG biasanya dikemas dalam botol-botol baja yang beratnya 15 kg,dan dipakai sebagai
b ahan bakar rumah tangga.

b. Bensin
Bensin diperoleh sebagai hasil destilasi pada suhu 70-140. bensin banyak digunakan sebagai bahan
bakar mobil dan motor

c. Napta
Napta dikenal sebagai bensin berat, dan diperoleh sebagai hasil destilasi yang mempunyai trayek
titik didih antara 140-180.

Napta digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa kimia yang lain
misalnya :etilena dan senyawa aromatik yang sering digunakan untuk zat aditif pada bensin.

d. Kerosin
Kerosi mempunyai trayek didih antara 180-250. dalam kehiduan sehari-hari, kerosin
diperdagangkan dengan nama minyak tanah.

e. Minyak Diesel
Minyakm diesel mempunyai trayek titik didih 25-350°C minyak diesel dipergunakan sebagai
bahan bakar pada motor-motor diesel.

f. Fraksi yang menghasilkan minyak pelumas


Paraffin cair dan padat, teristimewa terdapat di Sumatera dan Kalimantan, paraffin
dipergunakan sebagai bahan bakar
g. Residu
Residu yaitu zat-zat yang masih tertinggal dalam ketel. Menghasilkan petroleumasfalt
yang dipakai pada konstruksi jalan

3. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori pembentukan
minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu minyak bumi menjadi spesifik
dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli,
beberapa diantaranya adalah :
1.Teori Biogenesis ( organik )

Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat
bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti,
New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan
bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang
lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”

2.Teori Abiogenesis ( Anorganik )


Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk
asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat
adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi
adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak
zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi.
Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain 2).
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis,
karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984
G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul The Occurrence and Origin of Oil and Gas
menyatakan bahwa : “The type of oil is dependent on the position in the depositional basin, and
that the oils become lighter in going basinward in any horizon. It certainly seems likely that the
depositional environment would determine the type of oil formed and could exert an influence on
the character of the oil for a long time, even thought there is evolution”
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang
permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi,
yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut
dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir
berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada
arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang
memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk
CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhir-nya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan
bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama
pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi
sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak) diproduksi oleh
makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk mempertahankan diri, untuk
berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud
dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan,
cendawan, jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas,
sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk hidup
akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1 % senyawa karbon
terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa
fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio ini mengalami perpindahan dan akan
menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut
bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan ada juga karena perbedaan
tekanan di bawah laut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang
terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil. Embrio kecil ini menumpuk dalam
kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen,
lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang
terpendam ini akan tetap dengan karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan
lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi
dalam perut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik dan
makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah
permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai
kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam
pemendaman terjadi, semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 - 40 m akan
menaik-kan temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman
akan berkisar antara 50 - 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung,
maka geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi. Komponen-komponen minyak
bumi pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan
makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah
pusat bumi, temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas
150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini
disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan
bio-marka. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena
kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata se-jauh 5 cm per tahun,
sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi
membentuk suatu sumur minyak. Apabila dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan
induk) atau minyak yang terperangkap dalam rongga bu-mi, akan ditemukan fosil senyawa-
senyawa organik. Fosil-fosil senyawa inilah yang diten-tukan strukturnya menggunaan be-berapa
metoda analisis, sehingga dapat menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak
bumi serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan hubungan minyak
bumi dengan batuan induk.

4. Kegunaan Minyak Bumi dan Residunya

Minyak bumi memiliki banyak kegunaan, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bahan bakar gas


Terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu:
1. Liquefied Natural Gas (LNG)
LNG dikenal juga sebagai gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etena
2. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
LPG sehari-hari dikenal sebagai gas elpiji yang memiliki komponen utama propana (C3H8)
dan butana (C4H10)
Bahan bakar gas umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Penggunaan bahan
bakar gas bagi kendaraan bermotor yang bertujuan mengurangi pencemaran udara. Selain itu, gas
alam juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik dan pembuatan zat aditif bensin.
b. Pelarut dalam industri. Contohnya, petroleum eter.
c. Bahan bakar kemdaraan bermotor. Contohnya, bensin dan solar.
d. Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya, kerosin atau minyak
tanah.
e. Bahan bakar untuk mesin diesel (pada kendaraan bermotor, seperti bus, truk, kereta api, dan
traktor)
f. Minyak pelumas. Digunakan untuk pelumasan atau lubrikasi mesin-mesin.
g. Bahan pembuatan sabun dan detergen.
h. Residu minyak bumi, terdiri atas:
1. Paraffin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin; dan
2. Aspal: digunakan sebagai pengeras jalan raya.

Residu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industry petrokimia. Residu minyak
bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkena, yaitu etena
dan butadiena.
(-CH2 – CH2-) CH2 = CH2

Residu etena

[-CH2 – CH2 – CH2 – CH2 -] CH2 = CH – CH = CH2

Residu 1,3-butadiena

Senyawa alkena (etena) yang terbentuk dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon lain,
diantaranya sebagai berikut:

a. Senyawa polietena (plastik)


n(CH2 = CH2) [CH2 – CH2]n
etena plastik polietena

b. Senyawa etanol
Etanol dibuat melalui reaksi hidrasi etena berikut :
CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH3 – OH
Senyawa etanol hasil industri petrokimia digunakan untuk menaikan bilangan oktan bensin.

5. Dampak Pembakaran Bahan Bakar


Minyak bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon sehingga pembakaranya menghasilkan
oksida karbon (CO dan CO2) dan uap air. Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung
unsure belerang dan nitrogen sehingga pembakaranya juga menghasilkan oksida belerang (SO2 dan SO3)
dan oksida nitrogen (NO2). Senyawa-senyawa oksida tersebut dapat mencemari udara. Selain senyawa
oksida, timbel (Pb) yang dilepaskan oleh bensin yang mengandung TEL juga menimbulkan penurunan
kualitas udara. Oleh karena itu, negara-negara maju melarang penggunaan bensin yang mengandung
timbel.
1. Oksida Karbon
Unsure utama semua bahan bakar adalah karbon. Senyawa karbon yang terbakar menghasilkan
asap (partikel karbon padat di udara) dan oksida karbon. Gas pencemar udara dari oksida karbon adalah
karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO).

a. Gas Karbon Dioksida (CO2)


Gas karbon dioksida yang dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan pembakaran
sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO2 tidak membahayakan kesehatan, tetapi pada
konsentrasi tinggi (10%-20%) dapan menyebabkan pingsan karena CO2 menggantikan posisi
oksigen dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen. Senyawa hidrokarbon (CxHy) yang
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor akan terbakar sempurna menghasilkan gas
karbon dioksida dan uap air sesuai persamaan reaksi berikut:
CxHy(l) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
Gas CO2 yang dihasilkan akan dimanfaatkan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis.
6CO2(g) + 6H2O(g) C6H12O6(s) + 6O2(g)
Kita ketahui bahwa penggunaan bahan bakar semakin meningkat, sehingga produksi CO2 pun
meningkat. Namun, jumlah pepohonan semakin berkurang karena semakin maraknya penebangan
hutan. Akibatnya kadar CO2 yang berlebih ini membentuk lapisan CO2 di atmosfer.
Lapisan CO2 di atmosfer menahan pancaran sinar inframerah yang membawa energy panas dan
seharusnya dipantulkan bumi sehingga memuat bumi tetap hangat. Namun jika lapisan ini terus
bertambah maka akan meningkatkan suhu permukaan bumi. Gejala inilah yang disebut sebagai efek
rumah kaca (green house effect).

b. Gas Karbon Monoksida (CO)


Karbon Monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun. Batas kadar
CO dlam udara bersih adalah )0,1 bpj. Kadar CO 100bpj di udara dapat mengkibatkan sakit kepala,
lelah, sesak napas, dan pingsan. Dalam waktu empat jam, hal ini dapat menimbulkan kematian.
Gas CO sangat beracun karena dapat berikatan kovalen koordinasi dengan hemoglobin (Hb).
Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO bersifat tidak dapat balik
(irreversible).
Hb + CO HbCO
Ikatan itu tetap stabil hingga Hb dalam ikatan tersebut rusak. Ikatan antara Hb dan gas O2 bersifat
dapat balik (reversible) sehingga pada saat digunakan untuk pembakaran O2 akan dilepas dan Hb
dapat digunakan kembali untuk mengikat oksigen.
Hb + 4O2 ⇌ Hb(O2)4
Dalam darah sesorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, namun oksigen tidak
dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO daripada O2.
Gas CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna pada kendaraan bermotor.
CxHy(l) + O2(g) C(s) + CO2(g) + H2O(g)
Cara untuk menghasilkan pembakaran sempurna pada kendaraan bermotor sebagai berikut:
1) Memelihara system pengaturan bahan bakar
2) Memeliharan system pengapian
3) Memelihara system pemasukan udara ke ruang bakar
4) Menggunakan katalis pada knalpot, untuk mengubah CO menjadi CO2.

Penggunaan bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan pembakaran sempurna harus digalakan
sehingga dapat menekan dampak negative terhadap udara.

2. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)


Oksida belerang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, asap industry,
dan pembakaran batubara. Minyak bumi atau batubara mengandung kadar belerang sekitar 0-6%.
Belerang yang terdapat dalam minyak bumi dan batu bara terbakar sesuai dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
S(s) + O2(g) SO2(g)
Batas kadar SO2 dalam udara bersih adalah 0,0002 bpj (1/500 dari batas kadar CO). gas SO2
dapat membahayakan kesehatan. Dalam jumlah sedikit, gas ini dapat menyebabkan batuk-batuk dan
sesak napas, sedangkan dalam jumlah besar dapat merusak saluran pernapasan (radang tenggorokan,
radang paru-paru) serta menyebabkan kematian. Pencemaran gas SO2 terhadap tumbuhan dapat
menyebabkan pembentukan noda cokelat pada daun bahkan menimbulkan kerontokan. Gas SO2 di
udara dapat teroksidasi menghasilkan gas SO3.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air membentuk asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Reaksi pembentukan asam sulfat dapat terjasi di udara sehingga air hujan yang sudah bereaksi
dengan SO3 bersifat asam. Air hujan yang memiliki pH ≤ 5 dikenal sebagai hujan asam.
Hujan asam sangat membahayakan lingkungan karena dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Gatal-gatal pada kulit
b. Karat pada pagar besi, jembatan atau kendaraan yang terbuat dari besi
c. Rusaknya bangunan, patung, dan pagar tembok yang mengandung kapur karena bereaksi dengan
asam
d. Matinya ikan-ikan di danau karena air menjadi asam
e. Mengganggu pertumbuhan tanaman karena air tanah bersifat asam.

3. Oksida Nitrogen
Senyawa nitrogen yang merupakan gas pencemar adalah oksida nitrogen (NO, NO2) dan ammonia
(NH3). Oksida nitrogen secara alami dapat terbentuk dari reaksigas nitrogen dan gas oksigen di udara
dengan bantuan petir.
N2(g) + O2(g) 2NO2(g)
Minyak bumi mengandung nitrogen 0%-15% sehingga dari pembakaran bahan bakar kendaraan
bermotor atau aktivitas industry akan dihasilka gas NO. gas NO di udara dapat teroksidasi menjadi
gas NO2.
2NO2(g) + O2(g) 2NO3(g)
Batas kadar NO2 untuk udara bersih adalah 0,001 bpj. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
udara yang tercemar gas NO2 berupa gangguan saluran pernapasan dan mata terasa perih. Gas NO2
juga merupakan oksida asam sehingga hasil reaksinya dengan air hujan dapat menyebabkan hujan
asam.

4. Logam Timbel (Pb)


Logam Pb dapat mencemari udara. Logam Pb yang terbakar membentuk oksida Pb. Logam Pb
bersifat racun karena dapat masuk ke dalam peredaran darah dan merusak saraf otak. Logam Pb dalam
senyawanya, yaitu TEL (tetraethyllead) sengaja ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan
nilai oktan.. semakin tinggi nilai oktan, mutu bensin semakin baik. Bensin premium dengan nilai oktan
87 mengandung 0,7 gram TEL dalam setiap liternya.
Logam Pb dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak, menghambat pertumbuhan, dan dapat
menimbulkan kelumpuhan. Gejala keracunan logam Pb, yaitu mual, anemia, dan sakit perut. Dari
hasil penelitian, sayuran yang dijual atau ditanam di pinggir jalan raya mengandung logam Pb di atas
ambang batas yang diizinkan. Selain penggunaan TEL pada bensin, sumber pencemar logam Pb yang
lain adalah penggunaan baterai, kabel, cat, ondustri penyepuhan dan pestisida.

5. Partikulat
Partikel-partikel padat atau cair di udala disebut partikulat. Partikulat padat disebut asap dan
partikulat cair disebut kabut. Partikulat padat (asap) dihasilkan dari pembakaran bahan bakar terutama
solar dan batubara, pembakaran sampah, aktivitas gunung berapi, dan kebakaran hutan. Asap juga
dapat dihasilkan dari industry kimia.
Partikulat cair (kabut) terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang menguap. Keberadaan partikulat
padat dan cair ditambah dengan adanya oksida-oksida nitrogen, dan oksida belerang di udara, akan
menimbulkan asap kabut yang dikenal dengan istilah smog dan fog.

Anda mungkin juga menyukai