Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
GAS
Titik didih (0C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
MULIA
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Entalpi peleburan
* 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
(kJ/mol)
Entalpi penguapan
0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
(kJ/mol)
Afinitas elektron
21 29 35 39 41 41
(kJ/mol)
Energi ionisasi
2640 2080 1520 1350 1170 1040
(kJ/mol)
GAS MULIA
Hampir semua gas mulia berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke dalam tabung
berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah muda(tekanan rendah) dan biru (tekanan
tinggi), kripton berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru, Radon tidak berwarna tetapi akan berwarna
kuning pada suhu dingin.
SENYAWA GAS MULIA
Pada tahun 1962, Niels Bartlett berhasil mereaksikan gas O2 dengan senyawa PtF6 dan
membentuk zat padat O2PtF6. Pada saat pengamatan selanjutnya, diketahui bahwa EI molekul
oksigen sedikit lebih tinggi dibandingkan Xe.
Maka ia mencoba untuk mereaksikan Xe dengan PtF6 pada suhu kamar dan berhasil
membuat senyawa gas mulia yang pertama kali. Setelah penemuan pertama ini, maka mulai
ditemukannya senyawa-senyawa gas mulia yang lainnya.
Xe + PtF6 → XePtF6
Tetapi sempai saat ini masih belum ditemukan senyawa dari He dan Ne, ini mungkin
disebabkan oleh tingginya nilai EI dari unsur-unsur tersebut.
REAKSI GAS MULIA
Gas Mulia Reaksi Nama senyawa yang terbentuk Cara pereaksian
XeF2 dan XeF4 dapat
diperoleh dari pemanasan Xe
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) dan F2pada tekanan6 atm, jika
umlah peraksi F2 lebih besar
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) maka akan diperoleh
Xenon flourida XeF6XeO4 dibuat dari reaksi
Xe(Xenon) Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s) Xenon oksida disproporsionasi(reaksi dimana
XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + unsur pereaksi yang sama
6HF(aq)+6XeF4(s) + 12H2O(l) → sebagian teroksidasi dan
2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + sebagian lagi tereduksi) yang
24HF(aq) kompleks dari larutan
XeO3yang bersifat alkain