Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

OLEH

DIAN LISTIANINGSIH

201922084
TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK PASIEN PERCOBAAN BUNUH DIRI ;

a. Tujuan : Pasien tetap aman dan Selamat

b. Tindakan : Melindungi Pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri,dapat dilakukan
tindakan berikut :

1. Menemani pasien terus menerus sampai pasien dapat dipindahkan ketempat yang
aman.

2. Menjauhkan semua benda-benda yang berbahaya misalnya ; pisau, silet, gelas, tali
pinggang dll.

3. Memeriksa pasien apakah pasien sudah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan
obat

4. Dengan sabar dan lembut menjelaskan pada pasien bahwa kita(perawat) akan
melindunginya sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
STRATEGI PERAWAT 1

Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri

Fase Orientasi

Perawat : “Assalaamualaikum,selamat pagi bapak. Perkenalkan ,nama saya Dian


listianingsih. Pagi ini yang Saya bertugas diruangan melati ini dari pukul 08.00 Wib
sampai pukul 14.00 Wib siang nanti”. “Bagaimana perasaannya hari ini pak ?”

Pasien : (diam saja, melirik sedikit dan acuh, tampak lusuh)

Perawat : “ Namanya siapa pak ?”

Pasien : “ Katimo” ( diam dan memalingkan muka tak acuh)

Perawat : “Bolehkah saya minta waktunya 30 menit kedepan pak ?”

Pasien : ( mengangguk)

Perawat : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang bapak rasakan
selama ini?”.

Pasien : “ Mau ngomong apa !”(tampak murung dan melamun)

Perawat : “sebelumnya bapak nyaman nggak kalau kita berbicara disini atau bapak
ingin kita ketempat lain saja keteras atau ketaman misalnya?”

Pasien : “ disini saja”

Fase Kerja

Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah semua kejadiaan ini?”

Pasien : (diam dan tampak murung)

Perawat : “ Apakah dengan semua kejadian bapak merasa yang paling menderita
didunia ini ?”

Pasien : ( menatap perawat sebentar kemudian menunduk)


Perawat : “Apakah bapak merasa telah kehilangan kepercayaan diri?

Pasien : ( menunduk kelihatan murung)

Perawat : “Apakah bapak merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah dari orang
lain?

Pasien : “ Saya sudah tidak berguna bu”.

Perawat : “ Apakah bapak merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri?”

Pasien : “ Saya hanya menjadi beban isteri dan anak anak saja bu:.

Perawat : “Apakah bapak sering mengalami kesulitan berkonsentrasi, apakah bapak


berniat menyakiti diri sendiri atau berharap bapak mati?

Pasien : “Apa yang bisa diharapkan lagi dari saya, saya ini pengangguran, hanya
jadi beban keluarga, konsentrasi pada apa ( tersenyum sinis ), saya benar benar merasa
tak berdaya”.

Perawat : “ Apakah bapak pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya dan
bagaimana caranya ?”

Pasien : “ Ya, (menunduk), saya putus asa, saya tak berdaya, saya tidak
bahagia, sudah tak ada harapan lagi untuk saya”. (pasien benar benar tampak murung dan
putus asa )

Perawat : “ Apa yang bapak rasakan ?”

Pasien : “ Saya ingin mati saja , saya bosan hidup, saya ingin agar terbebas dari
semua ini( sambil menunjukkan bekas percobaan bunuh dirinya). Dengan begitu keluarga
tidak akan terbebani lagi”.

Perawat ; “Baikla h, tampaknya bapak membutuhkan pertolongan segera karena


ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar bapak ini
untuk memastikan tidak ada benda –benda yang membahayakan bapak. Nah pak, Karena
bapak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup,maka
saya tidak akan membiarkan bapak sendiri”.

Pasien : (terlihat murung , acuh dan lusuh )” Saya ingin bunuh diri ,ada yang
membisiki dan akan saya lakukan”.

Perawat : “Nah, apa yang bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul?”

Pasien : “ Tak ada “(sambil menggeleng)


Perawat : “ Pak, Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya bapak
harus langsung minta bantuan kepada perawat diruangan ini dan juga keluarga atau teman
yang sedang membesuk. Jadi bapak jangan sendirian ya, katakan pada perawat, keluarga,
atau teman jika ada keinginan untuk mengakhiri diri.” Saya percaya bapak dapat
mengatasi masalah, ok pak?”.

Fase Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan bapak sekarang setelah mengetahui cara


mengatasi keinginan untuk bunuh diri?

Pasien : “ Entahlah “ ( sambil menarik nafas berat).

Perawat : “ Coba bapak sebutkan lagi cara-cara tersebut”.

Pasien : “ Minta bantuan perawat, minta bantuan keluarga atau teman yang
besuk ( pasien lancar menyebutkan tapi ekspresinya acuh dan murung )

Perawat : “ Insyaallah pak,saya akan menemani bapak terus sampai keinginan


untuk bunuh diri hilang”.

Pasien : ( mengangguk dan acuh )

Perawat : “ Baiklah pak, pembicaraan ini saya cukupkan sampai disini dulu
nanti siang akan kita lanjutkan kembali bincang-bincang kita ini ya pak”.

Silahkan bapak beristirahat. kalau bapak butuh sesuatu atau ada yang ingin disampaikan
silahkan bicara pada saya”

“ Assalaamualaikum Pak”. (tidak meninggalkan pasien)

Pasien : “ Waalaikum salam “.

TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KELUARGA DENGAN PASIEN


PERCOBAAN BUNUHDIRI

a. Tujuan : Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam


atau mencoba bunuh diri

b. Tindakan :
1. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien dan tidak meninggalkan
pasien sendirian
2. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhkan barang-barang
berbahaya disekitar pasien misalnya pisau, silet,tali, ikat pinggang, obat nyamuk,
tusuk gigi dll.
3. Mendiskusikan dengan keluarga agar jangan membiarkan pasien untuk sering
melamun sendiri,ajaklah pasien bicara tentang apa saja dan dengarkan
keluhannya.
4. Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya pasien untuk minum obat secara
teratur.

STRATEGI PERAWAT 2

Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri

Fase Orientasi

Perawat : “ Assalaamualaikum bapak/ibu, kenalkan saya dian listianingsih saya yang


hari ini bertugas merawat Tn. Katimo diruangan melati ini”.

Keluarga Pasien : “ Waalaikum salam bu “.

Perawat : “ Keluarga bapak katimo ya, dengan siapa ya ?”

Keluarga Pasien : “ Saya ibu ina isterinya dan ini Rido putra saya bu “.

Perawat : “ Silahkan duduk bu dan adek ,bolehkah saya minta waktunya sebentar
pak/bu sekitar 30 menit saja. Saya ingin berbincang-bincang sedikit mengenai kondisi Tn.
Katimo dan beberapa hal untuk menjaga agar beliau tetap selamat dan tidak melukai dirinya
sendiri atau mengakhiri hidupnya sendiri”.

Keluarga Pasien : “ Ya bu. Makasih. Terus terang kami khawatir dengan keaadaan ayah
bu”. (kata Rido)

Perawat : “ Bagaimana kalau kita berbicara disini saja ya bapak ibu sambil kita
mengawasi Tn.Katimo “.
Keluarga Pasien : “ ya bu “.

Fase Kerja

Perawat : “ Bapak /ibu Tn. Katimo saat ini sedang mengalami putus asa yang
berat karena kehilangan pekerjaannya, kekecewaannya dan kesedihannya begitu besar
sehingga Tn.K selalu ingin mengakhiri hidupnya. Karena kondisi yang seperti itu Tn.
Katimo. dapat sewaktu waktu mengakhiri hidupnya sendiri, kita harus mengawasinya terus
menerus. Bapak /ibu saya harap dapat ikut mengawasinya. Dengan kondisi yang serius
seperti ini Tn.Katimo tidak boleh dibiarkan sendirian sedikitpun”.

Keluarga Pasien ; “ Benar bu. Kemarin saja suami saya mencoba bunuh diri dengan
menggantung dirinya dikamar pake tali tambang , untunglah waktu itu saya pulang cepat dari
pasar. Saat masuk ke kamar saya lihat bapak kelojotan tergantung. Saya teriak dan tetangga
berdatangan. Bersyukur saya bapak masih bisa diselamatkan“. (ucap isteri/bu ina)

Perawat : “ Bapak/ibu bisa membantu saya untuk mengamankan barang barang


yang dapat digunakan Tn.Katimo untuk bunuh diri. Misalnya tali tambang, ikat pinggang,
pisau, piring, gelas, sendok, bahkan obat nyamuk sekalipun, pokoknya apa saja yang dapat
digunakan Tn.Katimo untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya tersebut. Barang barang
itu tidak boleh ada disekitar Tn. Katimo”

Keluarga Pasien : “ Baik bu. Saya akan usahakan untuk mengawasinya,saya juga akan
meminta anak anak untuk ikut mengawasi bapaknya”.

Perawat : “ Selain itu usahakanlah untuk bicara dengan Tn. Katimo dengan lemah
lembut, berikanlah ia perhatian dan kasih sayang. Pahamilah kondisinya yang sedang sangat
tertekan saat ini. Usahakan untuk fokus pada pembicaraan dan hal-hal yang bersifat positif,
hindarkanlah pernyataan yang bersifat negative”.

Keluarga Pasien : “ Saya mengerti bu. Walaupun seringkali saya di acuhkan tak jarang
dibentak olehnya saya berusaha untuk sabar. Tetapi sesabar sabarnya kadang saya tak tahan
juga oleh sikapnya. Begitu juga dengan anak anak “.

Perawat : “ Apa Tn. Katimo memiliki hobby sebelum ini bu ?”

Keluarga Pasien : “ Bapak suka main badminton bu saban sore”.( ucap Rido ), “ Tapi
sekarang tidak pernah lagi. Sekarang mengurung diri dirumah saja”.(kata bu ina)
Perawat : “ O begitu. Sebaiknya Tn. Katimo memiliki kegiatan positif y bu,adek.
Saran saya berilah dorongan kepada Tn. Katimo untuk melakukan hobby nya lagi main
badminton agar beliau tidak memiliki kesempatan untuk melamun sendiri “.

Keluarga Pasien : “ Kami akan coba bu. Kami akan lakukan apapun agar bapak sembuh”
(ucap bu Ina)

Fase Terminasi

Perawat : “ Bagaimana perasaan ibu/adek setelah mengetahui cara mengatasi


perasaan bunuh diri ?”

Keluarga Psien : “ Kami lega bu. Kami paham sekarang sekarang. Kami akan berusaha bu
agar keluarga kami utuh kembali,ceria kembali”.

Perawat : “ Coba ibu dan adek sebutkan lagi cara cara tersebut “.

Keluarga Pasien : “ Menemani bapak terus menerus, mengajaknya bicara tentang apa saja
hal hal yang positif, memberikan perhatian lebih dan menyayanginya, berbicara kepadanya
dengan kata kata dan kalimat yang lemah lembut,berusaha sabar dan mendengarkan segala
keluhannya, mendorongnya untuk melakukan hobby badmintonnya, serta tidak
membiarkannya melamun sendirian lagi”.

Perawat : “ Baiklah ibu dan adek ,hari ini cukup sampai sekian dulu. Mari sama-
sama kita temani Tn. Katimo sampai keinginan nya untuk bunuh diri hilang. Saya berharap
dan berdoa semoga beliau dapat melalui ini semua dan segera pulih dan bersemangat
kembali.AAmiin …. Silahkan temui Tn. Katimo ibu dan adek. Assalaamualaikum “..

Keluarga Pasien : “ Waalaikum salam .Terima kasih bu “.

Asuhan Keperawatan Jiwa Tn.K dengan Risko Bunuh Diri di Ruangan Melati RSJ JAMBI

Tanggal masuk : 25 Desember 2020

Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2020

Ruang : Melati

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama Lengkap : Tn. Katimo
Usia : 48 Tahun
Jenis kelamin : Laki Laki
Status : Kawin
Alamat : Jambi
2. Alasan Masuk
Klien dibawa ke RSJ karena mencoba gantung diri di kamar rumah klien.
3. Faktor Predisposisi
Kliem frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan –di PHK oleh
tempatnya bekerja
Klien sering ditinggal istrinya mencari nafkah dan sering sendiri di rumah
4. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan hiduonya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja
Masalah keperawatan : risiko bunuh diri
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan ( leher
tampak lecet)
BB menurun Klien tampak lesu dan tak bergairah sensitive acuh tak acuh dan
lusuh TD 140/90 mmHg Suhu : 37,2 C RR: 20 x/menit BB: 50 kg TB: 168 cm,
nafsu makan kurang tidur kurang terlihat lingkaran hitam disekitaran mata dan
sering melamun
6. Psikososial
Genogram
7. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien merasa dirinya sudah tidak berguna
b. Identitas
Klien menikah dan memiliki seorang istri dan tiga orang anak; satu laki laki
dan dua perempuan
c. Peran diri
Klien adalahkepala rumah tangga
d. Ideal diri
Klien menyatakan bingung harus mendapat pekerjaan dimana untuk
menghidupi keluarga seperti dulu
e. Harga diri
Klien acuh tak acuh , impulsive , depresi, dan jarang berinteraksi dengan
orang lain
8. Hubungan sosial
Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah istrinya tetapi sekarang
istrinya sudah tidak peduli lagi padanya. Klien sering diam menyendiri, murung,
melamun , tak bergairah, jarang berkomunikasi, dan acuh terhadap orang lain
maupun keluarga sendiri serta sangat sensitive
9. Spiritual
Klien percaya akan adanya tuhan tapi sering mempersalahkan atas segala hal yang
menimpanya klien jarang melakukan ibadah kepada Tuhan
10. Status mental
Penampilan fisik tidak rapi,lusuh, mandi dan berpakaian harus disuruh, rambut
acak acakan dan sedikiti bau. Perubahan kehilangan fungsi; tak berdaya seperti
tidak interest , kurang mendengarka.
pembicaraan ; klien haya mau berbicara bila di Tanya perawat, jawaban yang
diberikan pendek pendek , afek datar, lambat dengan suara yang pelan, kontak
mata jarang dengan lawan bicara kadang tajam kadang tidak ingin menatap dan
kadang bloking.
Aktivitas motorik : klien leih banyak murung dan tidak bergairah malas
melakukan aktifitas interaksi selama wawancara: kontak mata kurang, afek datar,
klien jarang memandang lawan bicara saat berkomunikasi.
Memori : klien tidak berpikir rasional
11. Kebutuhan persiapan pulang
12. Mekanisme kopping
Mal adaptif : kehilangan batas realitas menarik dan mengisolasikan diri tidak
menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang sudah tidak
berguna.

13. Analisa data

Diagnosa Data Mayor Data Minor


Keperawatan
Risiko Bunuh Diri Subjektif Subjektif
- mengatakan ada
- mengatakan hidupnya yang membisiki
sudah tidak berguna untuk bunuh diri
- merasa ingin mati saja - mengatakan lebih
- menyatakan pernah baik mati saja
mencoba bunuh diri Objektif
- perubahan
Objektif kebiasaan hidup
- Ekspresi murung - perubahan perangai
- Tak bergairah - sering melamun
- Ada bekas
percobaan bunuh
diri
- Kontak mata
dengan
- lawan bicara
kurang
- acuh tak acuh
- lusuh
- kadang sinis

Masalah keperawatan
1. perilaku bunuh diri
DS : klien menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja taka da
guannya hidup
DO : klien pernah menciba bunuh diri, ada ide untuk bunuh diri
2. Koping Maladaptif
DS : klien menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia dan
tidak ada harapan baginya
DO : Klien tampak sedih, gelisah, acuh tak acuh, sinis, lusuh, murung,
dan tidak dapat mengontrol impuls

Rencana tindakan keperawatan

a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan dapat saling percaya
Tindakan :
- Memperkenalkan diri dengan klien
- Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal
- Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur
- Bersifat hangat dan bersahabat
- Pertahankan kontak mata
- Tunjukan rasa empati terhadap klien
- Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat
2. Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Tindakan :
- Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan seperti
pisau, silet, gunting, tali, ikat pinggang, kaca, dan lain lain
- Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh
perawat
- Awasi klien secara ketat setiap saat
3. Klien dapat mengekspresikan perasannya
Tindakan :
- Dengarkan keluhan klien
- Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan,
ketakutan dan keputus asaan
- Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapanya
- Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan
kematian dan lain lain
- Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukan
keinginan untuk hidup
4. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan :
- Bantu untuk memamahi bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya
- Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu
- Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misalnya
hubungan antarsesaama, keyakinan, dan hal hal untuk
diselesaikan)
5. Klien dapat menggunakan koping dan adaptif
Tindakan :
- Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang
menyenangkan setiap hari misalnya membaca buku favorit, jalan
jalan, bermain badminton, dan lain lain
- Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan ia sayangi dan
pentingnya terhadap kehidupan oranglain
- Bantu klien untuk mengenali dan mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan
- Beri dorongan untuk berbagai keperihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah yang sama dan telah mempunyai
pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut dengan
koping yang efektif
6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan :
- Kaji dan manfaatkan sumber sumber eksternal individu (orang
orang terdekat, keluarga, tim pelayanan kesehatan , agama yang
dianut)
- Kaji system pendukung keyakinan ( nilai , pengalaman masa lalu ,
aktifitas keagamaan, kepercayaan, dan agama)
- Lakukan rujukan sesuai indikasi ( misalnya konseling dengan
pemuka agama)
7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan :
- Disukusikan tentang obat ( nama obat, dosis, frekuensi, efek
samping)
- Bantu menggunakan obat dengan prinsip lima benar ( benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar cara, dan benar waktu)
- Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping yang
dirasakan
- Beri re-inforcement positif bila menggunakan obat dengan benar

Rencana tindakan untuk keluarga


Tujuan I : keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri
Tindakan :
- anjurkan keluarga untuk mengawasi pasien serta jangan pernah
meningglakannya sendirian
- anjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhkan barang
barang yang berbahay disekitar pasien
- diskusikan dengan keluarga untuk tidak membiarkan klien
melamun sendirian
- jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya klien minum obat
secara teratur

Tujuan II : kluarga mampu merawat klien dengan risiko bunuh diri

Tindakan :

- tanyakan keluarga tentang gejala dan tanda tanda bunuh diri


- tanyakan pada keluarga tentang tanda tanda dan gejalan bunuh diri
yang muncul pada klien
- ajarkan keluarga keluarga tentang cara melindung klien dari
prilaku bunuh diri
- support keluarga untuk selalu mengadakan pengawasan dan
meningkatkan pengawasan apabila ada tanda dan gejala bunuh diri
meningkat jangan pernah melonggarkan pengawasan
- anjurkan keluarga untuk terus melaksanakan cara cara tersebut
- ajarkan keluarga tentang hal hal yang dapat dilakukan bila klien
melakukan pecobaan bunuh diri ajarkan keluarga tentang hal hal
yang dapat dilakukan bila klien melakukan percobaan bunuh diri
misalnya, meminta bantuan tetangga sekitar, pemuka masyarakat,
tokoh agama dll
- segera bawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas untuk
mendapatkan bantuan medis
catatan perawatan dan perkembangan

No Tanggal/ Diagnose Tindakan Evaluasi


jam Keperawatan
1. 27 Risiko Sp 1 pasien S: klien mengatakan sudah
Desember Bunuh diri 1. membina hubungan mencoba belajar berkenalan
2020/ saling percaya namun masih enggan untuk
pukul dengan klien melakukan
08.00 2. mengidentifikasi O: klien tidak aktif dan kurang
WIB benda benda yang memperhatikan selama sesi
dapat berkenalan
membahayakan
klien
3. mengamankan
benda benda yang
dapat
membahayakan
klien
4. melakukan kontrak
treatment
5. mengajarkan cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri

Sp 2 keluarga
1. identifikasi masalah S:
yang dirasakan - keluarga mengatakan setelah
keluarga dalam mengetahui cara cara untuk
merawat pasien mengatasi dorongan bunuh diri
2. jelaskan pengertian - Keluarga mengatakan akan
tanda dan gejala melakukan apapun agar
risiko bunuh diri anggota keluarga mereka (tn.
dan jenis perilaku Katimo) bisa sembuh dan
yang dialami pasien bersemangat kembali
serta proses O : keluarga memperhatikan
terjadinya dengan sungguh sungguh
3. jelaskan cara cara penjelas perawat
merawat pasien
risiko bunuh diri
yang dialami pasien
serta proses
terjadinya

Anda mungkin juga menyukai