TUMOR PARU
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Pulmonologi Fakultas Kedokteran USK/
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Disusun oleh:
HAYKAL ESTU BHISMORO
2207501010136
Pembimbing:
dr.Ferry Dwi Kurniawan,Sp.P(K),Ph.D,FAPSR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
“Tumor Paru”. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
sertasahabat beliau.
Adapun laporan kasus ini disusun sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi RSUD dr. Zainoel Abidin Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada dr. Ferry
Dwi Kurniawan,Sp.P(K),Ph.D, FAPSR yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan laporan kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para
sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan
laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkankritik dansaranyang membangundariberbagaipihak. Akhir kata
penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat menjadi sumbangan pemikiran
dan memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bidang kedokteran.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, Aamiin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB V KESIMPULAN.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
2
pabrik furniture yang menggunakan bahan kimia aerosol. Pasien juga bekerja di
warung kopi.
2.3 Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 104/63 mmHg
Frekuensi Nadi : 90x/menit
Frekuensi Napas : 18x/menit
SpO2 : 98% room air
Suhu : 36,6oC
BB : 60 kg
TB : 169 cm
IMT : Normoweight
Status Generalisata
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-),
Kepala/Wajah : Normochepali, simetris, edema
(-),ikterik(-),anemis (-), deformitas (-)
Mata : Sklera ikterik (-/-), anemis (-/-), pupil isokhor
3
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa hiperemis (-), faring
hiperemis (-), pursed lips breathing (-)
Leher : Pembesaran KGB (+), TVJ normal
Status Lokalis
Toraks
Pemeriksaan Fisik Paru Thorax Dekstra Thorax Sinistra
Sonor redup
Perkusi
4
Ekstremitas :
Superior Inferior
Penilaian
Kanan Kiri Kanan Kiri
Pucat Negatif Negatif Negatif Negatif
Sianosis Negatif Negatif Negatif Negatif
Edema Negatif Negatif positif Positif
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
a. Hasil Laboratorium
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah
5
Foto Toraks AP ( 08-09-2022)
6
CT-Scan (8/10/2022)
Bronkoskopi (6-10-2022)
7
Kesan: Massa belum dapat disingkirkan
Dd/
1. Soliter nodul
2. Fibrosis paru
3. Endobronkial TB
2.5 Diagnosis :
- Tumor paru
- Tumor mediastinum
2.7 Tatalaksana
8
3. Drip tramadol 1 amp/8 jam
4. Duragesic patch /3 hari
5. Inj. Ketorolak 1 amp/8 jam
6. Curcuma 3x1
7. Paracetamol 4x2 tab
8. MST 2x1 tab
9
2.8 Follow Up Harian
Hari/Tanggal
Catatan Instruksi
Rawatan
Kamis S/ nyeri dada kiri menjalar ke Th/
6/10/2022 ekstremitas superior sinistra - inj ceftriakson 1gr/12 jam
- omeperazol 40 mg/24 jam
-duragesic patch/3 hari
-inj ketrolak 1 ampl/8 jam
O/ -paracetamol 4x2 tab
- Kesadaran : compos mentis -curcuma 3x1
- TD: 104/63 mmHg -drip tramadol 1 ampl/8 jam
- HR: 90x/menit -MST 2x1 tab
- RR: 18 x/menit
-SpO2 98% room air
T: 36,6C P/
- Evaluasi KU dan saturasi
A/ - Cek darah
- Tumor paru dd tumor mediastinum rutin/ur/cr/KGDS/SGOT/SGPT/el
- Cancer pain NRS 6-7 ektrolit/PT/APPT/
- CT Scan Thorax( menunggu hasil
dilakukan pada (4/10/2022)
- TTNA guide USG, USG
(dilakukan pada 5/10/2022)
menunggu hasil
- Bronkoskopi (dilakukan pada
6/10/2022)
Jumat Th/
(7/10/2022) S/ Nyeri dada kiri (perbaikan) - inj ceftriakson 1gr/12 jam
- omeperazol 40 mg/24 jam
O/ -duragesic patch/3 hari
- Kesadaran : compos mentis -inj ketrolak 1 ampl/8 jam
- TD: 133/84 mmHg -paracetamol 4x2 tab
- HR: 87x/menit -curcuma 3x1
- RR: 20x/menit -drip tramadol 1 ampl/8 jam
- Suhu : 36,8oC -MST 2x1 tab
- SPO2 : 97% Room Air
P/
- Evaluasi KU dan saturasi
A/ - Cek darah rutin,
- tumor paru dd tumor ur/cr,KGDS,SGOT,SGPT
mediastinum elektrolite, PT/APTT, HbsAg
- cancer pain NRS 6-7 - Menunggu hasil ct scan
- syndrom dispepsia - Menunggu hasil usg dan ttna
- malnutrisi
- Menunggu hasil bronkoskopi
10
Sabtu S/ Demam sejak tadi malam Th/
(8/10/2022) Nyeri dada perbaikan
-inj ceftriakson 1gr/12 jam
- omeperazol 40 mg/24 jam
O/ -duragesic patch/3 hari
- Kesadaran : compos mentis -inj ketrolak 1 ampl/8 jam
- TD: 92/57 mmHg -paracetamol 4x2 tab
- HR: 115 x/menit -curcuma 3x1
- RR: 22 x/menit -drip tramadol 1 ampl/8 jam
- Suhu : 37,9 oC -MST 2x1 tab
- SPO2 : 93% RA
A/
P/
- Tumor paru kiri
- cancer pain - Evaluasi KU dan TTV
-Syndrom dispepsia - CT scan thorakstelah keluar hasil
-malnutrisi berat positif ditemukan massa paru kiri
8,2x8,7x7,2cm
- Bronchocophy kelur hasil
menyatakan massa paru belum
dapat disingkirkan.
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Tumor (juga disebut neoplasma) adalah massa sel yang tumbuh secara
abnormal di tubuh. Hal ini disebabkan oleh sel yang membelah lebih dari batas
normal atau tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Tumor ganas memiliki sel
yang tumbuh tak terkendali dan menyebar secara lokal dan/atau ke tempat yang
jauh. Tumor ganas bersifat kanker (menginvasi tempat lain). (Patel, 2020)
Keganasan paru-paru, termasuk tumor primer dan metastasis, adalah yang paling
sering didiagnosis dan penyebab utama kematian terkait kanker. (Milette et al.,
2019)
3.2 Epidemiologi
12
3.3 Etiologi
3.4 Patogenesis
12
3.5 Klasifikasi
Tumor kanker paru-paru dibagi menjadi dua kategori histologis yang luas:
NSCLC dan SCLC. NSCLC mewakili lebih dari 80% hingga 85% kanker paru-
paru dimana sekitar 40% adalah adenokarsinoma, 25% hingga 30% adalah
karsinoma sel skuamosa, dan 10% hingga 15% adalah karsinoma sel besar.
(Schabath and Cote, 2019) Kanker paru-paru sel kecil (SCLC) menyumbang 13-
15% dari semua kasus kanker paru-paru baru di AS. Tumor jenis ini memiliki
kecenderungan untuk menyebar lebih awal sehingga 80-85% pasien didiagnosis
dengan penyakit ekstensif (ES-SCLC). (Saltos, Shafique and Chiappori, 2020)
Suatu penelitian menunjukkan bahwa gejala dan tanda fisik kanker paru
yang paling umum adalah batuk kronis (65,0%), dahak dengan darah (33,0%),
nyeri dada (17,9%), sesak napas (17,0%), limfadenektasis leher dan
supraklavikula. 9,8%), penurunan berat badan (8,3%), nyeri metastasis (5,9%),
kelelahan (4,8%), demam (4,3%), dan dispnea (4,2%). Studi awal melaporkan
bahwa 60% -70% pasien yang akhirnya didiagnosis dengan kanker paru
menunjukkan satu atau lebih gejala lokal (batuk, dispnea, atau nyeri dada), dan
41% memiliki gejala umum (demam, penurunan berat badan, atau kelelahan).
(Xing et al., 2019)
Lakukan rontgen dada (akan dilakukan dalam waktu 2 minggu) untuk
menilai kanker paru-paru pada orang berusia 40 tahun ke atas jika mereka
13
memiliki 2 atau lebih dari gejala berikut, atau jika mereka pernah merokok dan
memiliki 1 atau lebih dari gejala berikut:
Batuk
Kelelahan
Sesak napas
Sakit dada
Penurunan berat badan
Kehilangan nafsu makan (Bradley, Kennedy and Neal, 2018)
3.8 Diagnosis
3.9 Tatalaksana
14
non-bedah harus dipertimbangkan untuk dilakukan konvensional atau stereotactic
radioterapi. Prosedur seperti cryoablation, microwave, dan ablasi frekuensi radio
telah ditemukan dan menjadi pilihan pengobatan yang berguna dalam pengaturan
terapi penyelamatan setelah operasi, radioterapi, atau kemoterapi atau untuk
paliatif pada stadium lanjut NSCLC. (Duma, Santana-Davila and Molina, 2019)
Pendekatan awal untuk pengobatan SCLC bervariasi secara substansial
berdasarkan tahap. Dalam SCLC non-metastatik, tujuan pengobatan termasuk
mencapai kontrol yang tahan lama terhadap penyakit toraks dan mengurangi
risiko penyebaran metastasis. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 25-
30% dapat dicapai dengan perawatan modalitas gabungan. Pilihan pengobatan
lokal untuk mengendalikan penyakit toraks termasuk pembedahan dan radioterapi.
Kemoterapi dapat menambah kemanjuran radiasi lokal dan berpotensi mengobati
penyakit mikrometastatik. (Collins et al., 2007)
3.10 Prognosis
Apabila ditemukan pada stadium awal, sekitar 40-50 persen pasien bisa
bertahan hidup sampai 5 tahun. Namun untuk penderita yang telah memasuki
stadium lanjut, perkiraannya hanya 1-5 persen dapat bertahan hidup, sedangkan
kankernya sudah tidak dapat dioperasi. (Rejeki, M. and Pratiwi, E.N., 2020)
15
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat dada sebelah kiri
menjalar ke bagian ekstremitas superior. Nyeri bersifat seperti ditusuk jarum
menjalar hingga ke belikat. Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang hilang
timbul. Demam dirasakan hanya pada pagi hingga sore hari saja sedangkan pada
malam hari pasien tidak mengalami demam. Nyeri dan demam telah dirasakan
pasien sejak 3 bulan lalu dan memberat pada 2 hari terkahir. Selain itu pasien
sebelumnya mengeluhkan berkeringat malam,nafsu makan turun,lemas. Riwayat
kebiasaan sosial pasien telah merokok sejak SMP hingga berhenti kira kira 3
bulan yang lalu (telah merokok selama 35 tahun). Selain itu pasien juga pernah
bekerja di pabrik furniture dan mengakui sering terpapar zat kimia aerosol.
Sebelum COVID19 pasien juga bekerja di warung kopi dan sering terpapar asap
rokok. Tidak ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit yang sama.
Anamnesa pasien dilakukan dengan mengidentifikasi keluhan. Keluhan
pasien mirip seperti gejala TB namun setelah ditanyakan pasien sempat dilakukan
TCM di puskesmas dan dinyatakan MTB negatif. Pasien lalu dirujuk ke poli TB
dan juga dinyatakan negatif MTB. Selanjutnya masalah nyeri dada kiri yang
memberat dan menjalar ke suprascapula juga mirip dengan angina pectoris.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan pasien tidak memiliki riwayat hipertensi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan inspeksi dalam batas normal namun
pada palpasi teraba trakea mengalami deviasi sedikit kekanan kira kira 5-10 ˚ hal
tersebut dicurigai sebagai adanya efek desak massa pada rongga thoraks. Pada
palpasi juga teraba pembesaran kelenjar getah bening yang dicurigai sebagai
adanya proses inflamasi yang sedang berlangsung. Pada pemeriksaan perkusi
didapatkan suara redup pada bagian suprascapula hal ini menguatkan kecurigaan
terhadap adanya massa padat didalam rongga thoraks. Pada auskultasi dada kanan
dan kiri pasien terdengar suara vesikuler. Kemudian untuk menyingkirkan
kecurigaan angina pectoris pasien dilakukan EKG namun hasil EKG tidak
menunjukkan kelainan pada jantung.Kemudian untuk mengetahui kecurigaan
terhadap masalah pada rongga thoraks maka dilakukan foto thoraks dan
16
ditemukan adanya konsolidasi inhomogen berbatas tegas pada lobus superior
sinistra kira kira setinggi ics 3 hingga ics 6 linea parasternal. Hal tersebut lalu
dikonfirmasi menggunakan USG dan ditemukan adanya konsolidasi pada
hemithoraks kiri. Selanjutnya dilakukan CT-Scan dengan hasil terdapat adanya
masa paru kiri segmen apical lobus superior sinistra. Sehingga menguatkan
diagnosa sementara yaitu tumor paru dengan diagnosa banding tumor
mediastinum. Selanjutnya dilakukan bronkoskopi untuk menilai adanya massa
disepanjang traktur respiratorius atau tidak dan mengambil massa tersebut untuk
dilakukan pemeriksaan sitologi. Saat ini hasil pemeriksaan sitologi belum dapat
diketahui. Namun hasil bronkoskopi menunjukkan massa paru belum dapat
disingkirkan dan disarankan untuk dilakukan biopsi. Untuk mengetahui jenis
tumor maka pasien selanjutnya dilakukan biopsi dengan metode Trans Thoracal
Needle Aspiration (TTNA) namun hasil pemeriksaan menyatakan negative for
malignancy. Belakangan pasien mengalami pembesaran kelenjar getah bening.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat dicurgai sebagai hasil metastasis dari
tumor paru. Sehingga pasien dilakukan Fine Needle Aspiration Biopsy pada leher
pasien (FNAB Coli). Untuk sementara hasil fnab belum dapat diketahui dan
pasien dilanjutkan dengan rawat jalan sembari menunggu hasil. Selanjutnya
Selama proses penegakkan diagnosa pasien diberikan sejumlah pengobatan yang
utamanya digunakan untuk mengatasi gejala klinis yang dirasakkan pasien. Pasien
diberikan Omeperazole 40mg/24 jam untuk mengatasi syndrom dispepsia yang
dikeluhkan berupa rasa nyeri ulu hati. Omeperazol merupakan golongan proton
pump inhibitor yang juga dapat melindungi dinding lambung dari toksisitas
pengobatan lainnya. Syndrom dyspepsia yang dirasakkan pasien diakibatkan
karena nafsu makan menurun akibatnya sekresi asam lambung meningkat. Untuk
mengatasi nafsu makan yang kurang selama perawatan maka diberikan curcuma
3x1. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri hebat yang menjalar ke ekstremitas
superior sinistra dan suprascapula sinistra sehingga diberikan obat yang berfungsi
sebagai anti nyeri diantaranya MST,tramadol dan duragesic serta ketorolac. Obat
tersebut dapat menyebabkan beban hati dan ginjal meningkat sehingga sebelum
dilakukan pengobatan tersebut maka dilakukan analisa fungsi hati dan ginjal
(SGOT/SGPT dan Ur/Cr). Untuk mengatasi demam yang hilang timbul pasien
17
juga diberikan paracetamol 4x2 tab. Untuk mengatasi peningkatan kadar leukosit
dalam darah maka diberikan antibiotik golongan cephalosporin yaitu ceftriaxon
1gr/12 jam.
18
BAB V
KESIMPULAN
1. Tumor (neoplasma) merupakan jaringan yang tumbuh secara tidak terkendali hal
ini disebabkan oleh adanya mutasi gen yang dipicu oleh zat karsinogenik.
2. Asap rokok merupakan zat karsinogenik. Paparan asap rokok dalam jumlah yang
banyak dan waktu yang lama akan menyebabkan inflamasi kronis saluran nafas
yang akan memicu mutasi gen.
3. Tumor paru merupakan penyebab utama kematian karena kanker. Karena itu,
harus diidentifikasi dan ditangani secara cepat dan tepat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, dkk. 2020. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta: EGC; Hal
598.
Alsagaff, dkk. 2015. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Press. Hal: 162-179.
Nooreldeen, R., & Bach, H. (2021). Current and future development in lung
cancer diagnosis. International Journal of Molecular Sciences, 22(16).
https://doi.org/10.3390/ijms22168661
Lei, L. et al. (2021) ‘Spatial and temporal analysis of lung cancer in Shenzhen,
2008–2018’, International Journal of Environmental Research and Public Health,
18(1), pp. 1–13. doi: 10.3390/ijerph18010026.
Milette, S. et al. (2019) ‘The innate immune architecture of lung tumors and its
implication in disease progression’, Journal of Pathology, 247(5), pp. 589–605.
doi: 10.1002/path.5241.
Sánchez-Ortega, M., Carrera, A. and Garrido, A., (2021). ‘Role of NRF2 in Lung
Cancer’. Cells, 10(8), p.1879.
Schabath, M. and Cote, M., (2019). ‘Cancer Progress and Priorities: Lung
Cancer’. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, 28(10), pp.1563-
1579.
Thai, A. A. et al. (2021) ‘Lung cancer’, The Lancet, 398(10299), pp. 535–554.
doi: 10.1016/S0140-6736(21)00312-3.
Xing, P. Y. et al. (2019) ‘What are the clinical symptoms and physical signs for
non-small cell lung cancer before diagnosis is made? A nation-wide multicenter
10-year retrospective study in China’, Cancer Medicine, 8(8), pp. 4055–4069. doi:
10.1002/cam4.2256.