Di susun Oleh :
Anita Suharti
Ajeng
Suhana Nurdawa
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas uas komunitas ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas ini kami akan membahas
mengenai “Penerapan Tehnik Pursed Lip Breathing pada Asuhan Keperawatan pada Ny. S
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik yang mendukung dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga tugas ini dapat memberikan manfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Asma .............................................................................. 2
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ASMA
A. Pengertian
Sesak nafas dan mengi menjadi suatu pertanda seseorang mengalami asma.
Asma merupakan gangguan radang kronik pada saluran napas. Saluran napas yang
mengalami radang kronik bersifat peka terhadap rangsangan tertentu, sehingg apabila
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara
terhambat karena konstriksi bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses
radang. Dari proses radang tersebut dapat timbul gejala sesak nafas dan mengi
(Almazini, 2012). Sedangkan menurut Wahid dan Suprapto (2013) Asma adalah
suatu penyakit dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat
sementara. Dari beberapa pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan asma
merupakan suatu penyakit saluran pernafasan yang mengalami penyempitan karena
hipereaktivitas oleh faktor risiko tertentu. Penyempitan ini bersifat sementara serta
menimbulkan gejala sesak nafas dan mengi.
B. Etiologi
Menurut Wijaya & Putri (2014) etiologi asma dapat dibagi atas :
1) Asma ekstrinsik / alergi
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari, bulu halus,
binatang dan debu.
2) Asma instrinsik / idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya faktor-faktor
non spesifik seperti : flu, latihan fisik, kecemasan atau emosi sering memicu
serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah usia 40 tahun setelah menderita
infeksi sinus.
3) Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik.
C. Tanda dan gejala
Menurut Koes Irianto (2015) tanda dan gejala penyakit asma bronkhial
diantaranya :
1) Pernapasan berbunyi (wheezing /mengi /bengek) terutama saat mengeluarkan napas
(exhalation).
2) Adanya sesak napas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale)
3) Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin
4) Adanya keluhan penderita merasakan dada sempit.
5) Serangan asma bronkhial hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitan dalam mengatur pernapasan
6) Selama serangan asma bronkhial, rasa kecemasan berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaannya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.
D. Pathway
E. Penataksanaan medis
Menurut (Rosdahl & Kowalski, 2017) Penatalaksanaan medis pada penderita
asma bronkhial yaitu :
a. Pengobatan farmakologi
1) Antikolinergik
2) Agonis Beta : Obat ini mendilatasi jalan napas bronkhial dengan bekerja pada
sistem saraf yang mengendalikan jaringan otot di sekitar jalan napas
3) Kortikosteroid
4) Metilsantin
b. Pengobatan Non farmakologi
Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) yaitu :
1) Memberikan penyuluhan
2) Menghindari faktor pencetus
3) Pemberian carian
4) Tehnik distraksi, relaksasi napas dalam
5) Pemberian oksigen bila perlu
Identitas
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 47 tahun
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jalan Cempaka rt 09/04 no.22 Harapan Jaya
Sumber biaya : BPJS 3
Keluhan utama
Keluhan utama : sesak, pernapasan cuping hidung, retraksi dada (+), RR 30x/mnt, wheezing
(+).
Keterangan
:Laki-laki : Perempuan meninggal
: Perempuan : Pasien
Suami klien mengatakan istrinya adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Ibu mertuanya juga
memiliki Asma dan meninggal karena sudah tua. Saat ini ia dan klien tinggal serumah dengan
ketiga anaknya.
7. Sistem penglihatan
a. Pengkajian segment anterior dan posterior
OD OS
- Visus -
tidak edema Palpebra tidak edema
ananemi Conjungtiva ananemis
perdarahan(-) Kornea tidak ada perdarahan
tdk diperiksa BMD tdk diperiksa
Pupil
Iris
isokor Lensa isokor
cokelat TIO cokelat
jernih jernih
b. Keluhan nyeri : Tidak bisa dinilai
c. Luka operasi : tidak ada
d. Pemeriksaan penunjang lainnya : Tidak ada
e. Lain – lain : Tidak ada
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segment poterior dan anterior (tidak dikaji karena klien tidak sada
dan tidak ada alatnya)
OD OS
Aircicula
MAE
membrane
Tympani
Rinne
Weber
Swabach
Eliminasi Pola BAB 1 x/ hari, konsistensi lunak klien belum bab dari saat masuk RS
Pola BAK 8-10x/ hari, Pola BAK spontan, klien baru 1 kali
menurut suaminya istrinya tidak BAK (200 cc)
pernah mengeluh soal bab dan bak
Personal mandi dan sikat gigi 2x/hari, keramas masih dapat dikerjakan oleh klien
hygiene 2-3 hari sekali, potong kuku seminggu sendiri.
sekali. Semua dilakukan oleh klien
sendiri
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan tidak pernah mengeluh soal penyakitnya dan klien mengatakan menerima
dirinya sebagai penderita Asma. Klien selalu berobat sebulan sekali ke dokter.
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Menurut suaminya, sebelum sakit istrinya rajin salat 5 waktu tapi kadang-kadang saja
mengikuti pengajian disekitar rumah. Saat ini karena masih sesak, mungkin saat salah dzuhur
nanti akan dikerjakan diatas tempat tidur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lekosit 8.000 /uL
Hemoglobin 11,1 g/dL
Hematokrit 33,3 %
Trombosit 114.000 /uL
Ureum 20 mg/dL
Kreatinin 0,6 mL/mnt/1
GDS 101 mg/dL
Natrium 137 mmol/L
Kalium 3,7 mmol/L
Clorida 99 mmol/L
TERAPI
Infus RL 500 cc dalam 2 jam (14 tts/mnt)
DATA TAMBAHAN LAINNYA
EKG sinus takikardi HR 128 x/mnt
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : klien mengatakan napas sesak hambatan upaya napas (bronkospasme) Pola napas tidak efektif
DO :
Klien tampak menggunakan otot bantu
pernapasan
Klien tampak sesak
RR 30 x/menit
Nadi 128 x/mnt
Pernapasan cuping hidung
Pola napas takipnea
Terdengar wheezing saat ekspirasi
O2 nasal 5 liter
Saturasi 98%
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (bronkospasme)
INTERVENSI KEPERAWATAN
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan Indikator
Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan
Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.