Disusun Oleh :
Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmatNya kami masih diberikan
jauh dari kata sempurna, dan disusun dengan segala keterbatasan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk bisa
bagi pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan pihak
Penyusun
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...............................................................................................1
1.3.Tujuan Masalah..............................................................................................2
2.1. Pengertian.....................................................................................................3
2.2. Etiologi.........................................................................................................3
2.4. Patofisiologi.................................................................................................5
3.2.Diagnosa Keperawatan..................................................................................8
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan..................................................................................................17
4.2. Saran.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
besar penyebab kesakitan dan kematian di Rumah Sakit dan diperkirakan 10%
dari 25 juta penduduk Indonesia menderita asma. Angka kejadian asma pada
anak dan bayi sekitar 10-85% dan lebih tinggi dibandingkan dengan orang
asma.
Menurut WHO tahun (2006), sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225
2.1.Pengertian
oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran
Asma adalah adanya gangguan pada selaput bronkus yang dapat menyebabkan
2.2.Etiologi
- Reaksi antigen-antibodi
- Iritan : kimia - Polusi udara : CO, asap rokok, parfum - Emosional : takut,
cemas dan tegang - Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
1. Stadium dini
b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
b. Whezing
2.Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%
2.4. Patofisioligi
saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengkibatkan udara
dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas
dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar, sedang, maupun kecil.
sedangkan pada saluran napas yang kecil, gejala batuk dan sesak lebih
Nama : Ny.S
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status : Kawin
3.2.1. Anamnesa
Pasien dibawa ke RSUD Banyudono pada tanggal 27 Juni 2020 pada jam 21.00
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk sejak 2
minggu yang lalu tidak sembuh sembuh, sudah berobat di puskesmas belum
atau minum obat dari dokter. Pasien memiliki penyakit sesak nafas ini sejak 8
pasien tampak cemas dan tingkat kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital
Pada kepala pasien didapatkan bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam,
a. Pada pemeriksaan mata, letak mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor,
sclera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis, dan tidak ada nyeri tekan.
b. Pada hidung pasien tidak ada polip, tidak ada pembengkakan, terpasang
kanul oksigen.
c. Mulut pasien didapati mukosa mulut dalam keadaan kering, tidak terjadi
sianosis, lidah tidak sulit untuk digerakkan, dan dalam kemampuan menelan
d. Pemeriksaan fisik telinga didapatkan letak yang simetris, tidak ada serumen,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan pasien tidak perlu disentuh ketika
1). Inspeksi : perkembangan dada kanan dan kiri simetris tidan ada retraksi
interkosta,
f. Pemeriksaan abdomen,
1). Inspeksi : dinding perut cekung dari dada, tidak ada lesi,
4).Palpasi tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada penumpukan cairan.
Pada anus pasien tidak terdapat hemoroid, dan pasien tidak terpasang kateter,
tetes per menit (tpm), dan ekstremitas bagian kanan bias digerakkan, tidak ada
luka maupun edema. Pada ekstremitas bawah tidak ada oedem, tidak ada
mengatakan ↓ dengan
whezzing) meningkat
RR : 30x/m Penyempitan/obstruksi
T : 36 C ↓
Mucus berlebih,batuk,
Ketidak efektifan
sebgainya
2. Ansietas Status Depresi Teknik Menenagkan
cemas
bahkan
menangis
No Implementasi Evaluasi
Dx. 1 1. Memonitor tanda-tanda Subjektif :
mmHg, Objektif :
mmHg,
3.Mengkaloborasikan Planning :
Hasil :
sehari
5. ajarkan tentang
Hasil :
Menjelaskan Pengertian,
mengekpresikan perasaan
positif
keagamaan
Hasil :
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih
jarang telah disingkirkan. Insidensi asma dalam kehamilan adalah sekitar o,5-
Biasanya pada asma diagnosa yang pertama kali muncul adalah klien
merasakan sesak nafas yang berhubungan dengan proses penyakit. Sebab pada
saat pengkajian pada pasien asma ditemukan bahwa pasien merasa susah dalam
Adapun tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh anak yaitu
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi Agus_Document/2012
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Kesatu.
Kedokteran.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Kesatu. Jakarta :