Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPEERAWATAN PADA ASMA BRONCHIAL

Disusun Oleh :

Fitri Diana : 17.11.057

Dosen Pembimbing : Pitriani. S.Kep, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI
INSTITUT KESEHATAN
MEDISTRA LUBUK PAKAM
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmatNya kami masih diberikan

kesempatan dan kesehatan untuk mengerjakan makalah ini yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASMA BRONCHIAL” dengan segala

permasalahannya.Kami sadar bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih

jauh dari kata sempurna, dan disusun dengan segala keterbatasan. Oleh karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk bisa

memperbaikinya.Semoga makalah kami ini dapat menjadi sarana informasi

bagi pembaca.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan pihak

yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Semoga Allah

meridhoi apa yang kita kerjakan, Aamiinn.

Penyusun
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3.Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian.....................................................................................................3

2.2. Etiologi.........................................................................................................3

2.3. Manifestasi Klinis........................................................................................4

2.4. Patofisiologi.................................................................................................5

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian Keperawatan..............................................................................6

3.2.Diagnosa Keperawatan..................................................................................8

3.3. Intervensi Kperawatan.................................................................................10

3.4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan....................................................12

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan..................................................................................................17

4.2. Saran.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Departemen Kesehatan memperkirakan penyakit asma termasuk 10

besar penyebab kesakitan dan kematian di Rumah Sakit dan diperkirakan 10%

dari 25 juta penduduk Indonesia menderita asma. Angka kejadian asma pada

anak dan bayi sekitar 10-85% dan lebih tinggi dibandingkan dengan orang

dewasa (10-45%). Pada anak, penyakit asma dapat mempengaruhi

pertumbuhan, karena anak yang menderita penyakit asma sering mengalami

kambuh sehingga dapat menurunkan prestasi di sekolah. Prevalensi

asma di perkotaan umumnya lebihtinggi dibandingkan dengan di

pedesaan, karena pola hidup di kota besar meningkatkan resiko terjadinya

asma.

Di Indonesia prevalensi asma sebesar 3,32%, sedangkan di wilayah Jawa

Tengah sebesar 3,01% (Oemiati Ratih, dkk 2010)

Menurut WHO tahun (2006), sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225

ribu penderita meninggal di seluruh dunia.

Dengan asuhan keperawatan yang menyangkut aspek biologis, psikologis,

sosiologis kultural dan spiritual yang komprehensif, diharapkan menurunkan

frekuensi kekambuhan penyakit asma turun, guna meningkatkan mutu

kesehatan keluarga dan derajat kesehatan masyarakat.


1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Tujuan Umum

Mengetahui tentang gambaran dan mempelajari lebih dalam tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan asma. Dan mampu mengapilkasikannya pada

penderita asma dikehidupan nyata.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan asma.

b. Melakukan analisa data pada pasien dengan asma.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma.

d. Menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan asma.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan asma.

f. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan asma.

g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan asma.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai

oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran

udara dan penurunan ventilasi alveolus. ( Huddak & Gallo, 1997 )

Asma adalah adanya gangguan pada selaput bronkus yang dapat menyebabkan

terjadinya gangguan pernafasan (Murwani, 2011).

2.2.Etiologi

a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)

- Reaksi antigen-antibodi

- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)

- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur

- Iritan : kimia - Polusi udara : CO, asap rokok, parfum - Emosional : takut,

cemas dan tegang - Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor

pencetus. (Suriadi, 2001 : 7)


2.3. Manifestasi Klinis

1. Stadium dini

Faktor hipersekresi yang lebih menonjol

a.Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

b.Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul

c.Whezing belum ada

d.Belum ada kelainan bentuk thorak

e.Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

f. BGA belum patologis

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan

a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b. Whezing

c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d. Penurunan tekanan parsial O2

2.Stadium lanjut/kronik

a. Batuk, ronchi

b. Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan

c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

e. Thorak seperti barel chest

f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus

g. Sianosis
h. BGA Pa O2 kurang dari 80%

i. Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri

j. Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis

2.4. Patofisioligi

Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot

bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus.

Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis

saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengkibatkan udara

distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak diekspirasi. Selanjutnya

terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional (KRF)

dan pasien akan bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas

total paru (KPT).

Keadaan hiperflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka

dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi

ini diperlukan otot-otot bantu napas . Gangguan yang berupa obstuksi

salurtan napas dapat dinilai secara objektif dengan VEP (Volume

Ekspirasi Paksa Detik Pertama) atau APE (Arus Puncak Ekspirasi)

menggambarkan derajat hiperinflasi paru. Penyempitan saluran napas

dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar, sedang, maupun kecil.

Gejala mengi menandakan ada penyempitan di saluran napas besar,

sedangkan pada saluran napas yang kecil, gejala batuk dan sesak lebih

dominan dibanding mengi.


BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Identitas klien

Nama : Ny.S

Alamat : Jembongan, Banyudono

Umur : 37 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Status : Kawin

Tanggal masuk : 27 Juni 2020

Diagnosa Medis : Asma Bronchiale

3.2. Pengkajian keperawatan

3.2.1. Anamnesa

Pasien dibawa ke RSUD Banyudono pada tanggal 27 Juni 2020 pada jam 21.00

WIB. Keluhan utama didapatkan pasien mengatakan sesak nafas, batuk

berdahak yang sulit dikeluarkan dan merasa cemas.


3.2.2. Riwayat penyakit sekarang

Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk sejak 2

minggu yang lalu tidak sembuh sembuh, sudah berobat di puskesmas belum

ada perubahan kemudian pasien oleh keluarga di bawa ke RSUD Banyudono

pada tanggal 27 Juni 2020 pukul 21.00 WIB.

3.2.3.Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan baru pertama kali di rawat dirumah sakit,

sebelumnya apabila merasa sesak nafas pasien hanya berobat ke Puskesmas

atau minum obat dari dokter. Pasien memiliki penyakit sesak nafas ini sejak 8

tahun yang lalu disebabkan oleh alergi debu.

3.2.4. Pemeriksaan Head Totoe

1. Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan data-data berupa keadaan umum

pasien tampak cemas dan tingkat kesadaran compos mentis. Tanda-tanda vital

pasien dengan hasil pemeriksaan tekanan darah110/70 mmHg, nadi 80x/menit,

suhu 365 C dan pernafasan 30x/menit.

Pada kepala pasien didapatkan bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam,

bersih, tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.

a. Pada pemeriksaan mata, letak mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor,

sclera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis, dan tidak ada nyeri tekan.

b. Pada hidung pasien tidak ada polip, tidak ada pembengkakan, terpasang

kanul oksigen.
c. Mulut pasien didapati mukosa mulut dalam keadaan kering, tidak terjadi

sianosis, lidah tidak sulit untuk digerakkan, dan dalam kemampuan menelan

tidak ada gangguan.

d. Pemeriksaan fisik telinga didapatkan letak yang simetris, tidak ada serumen,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan pasien tidak perlu disentuh ketika

dipanggil. Pada leher pasien tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

e. Pada pemeriksaan fisik dada,

Pada pemeriksaan paru didapatkan hasil : 30 x/m

1). Inspeksi : perkembangan dada kanan dan kiri simetris tidan ada retraksi

interkosta,

2). Palpasi : fremitus raba kanan dan kiri sama,

3).Perkusi : terdengar bunyi sonor,

4).Auskultasi : terdengar bunyi tambahan wheezing,

Pada pemeriksaan jantung didapatkan hasil :

1). Inspeksi : ictus cordic tidak nampak

2). Palpasi : ictus cordic kuat angkat

3). Perkusi : batas jantung tidak melebar

4). Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni

f. Pemeriksaan abdomen,

1). Inspeksi : dinding perut cekung dari dada, tidak ada lesi,

2). Auskultasi : terdengar bising usus dan peristaltik usus 15x/menit.

3).Perkusi : terdengar suara tympani

4).Palpasi tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada penumpukan cairan.
Pada anus pasien tidak terdapat hemoroid, dan pasien tidak terpasang kateter,

bersih, dan tidak ada tandatanda iritasi kulit.

g. Pada ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus D5+Aminophiline 20

tetes per menit (tpm), dan ekstremitas bagian kanan bias digerakkan, tidak ada

luka maupun edema. Pada ekstremitas bawah tidak ada oedem, tidak ada

gangguan gerak hanya saja terlihat lemas.

3.3. Diagnosa Keperawatan

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: klien mengatakan Allergen (cuaca dingin) Ketidak efektifan

sesak napas dan batuk ↓ bersihan jalan

serta berdahak yang Pemiabilitas kapiler napas

sulit dikeluarkan. Meningkat Berhubungan

mengatakan ↓ dengan

serangan asma terjadi Edema mukosa, sekresi mucus dalam

jika ia merasa produktif, kontriksi otot jumlah

kedinginan, atau polos meningkat berlebihan

terkena paparan debu. ↓

DO: mengi pada saat Spasme otot polos

ekspirasi ( terdengar sekresi kelenjar bonkus

whezzing) meningkat

TD: 110/70 mmhg ↓

RR : 30x/m Penyempitan/obstruksi

Nadi : 80 x/m proksimal dari bronkus

T : 36 C ↓
Mucus berlebih,batuk,

wheezing, sesak napas

Ketidak efektifan

bersihan jalan napas


2. DS : Kekhawatiran terhadap Ansietas
-klien mengatakan perubahan hidupnya (kecemasan
bahwa pasien merasa ↓ dalam
takut dan tidak Persepsi negatif menghadapi
nyaman dengan menghadapi penyakit penyakit)
penyakitnya ↓
-klien mengatakan Belum siap menerima
bahwa ia khawatir perubahan status kesehatan
dengan kesembuhan
penyakitnya
DO:
-Pasien terlihat cemas
-pasien bahkan
menangis

3.4. Intervensi Keprawatan


No. Dx. Kep NOC NIC
1. Ketidak Respiratory Status Menejemen Jalan Napas

efektifan Setalah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda

bersihan keperawatan selama 3 kali vital.

jalan napas 24 jam diharapkan 2.Berikan Posisi senyaman

Berhubungan bersihan jalannapas mungkin (semi fowler).

dengan kembali efektif ditandai 3. Kaloborasi pemberian

mucus dalam dengan : obat

jumlah sesak napas berkurang nebulizer (combiven).

berlebihan. saat beraktivitas ringan. 4. Latih batuk efektif.

Ditandai dapat batuk secara 5. Berikan Health

dengan suara efektif, Education

napas irama napas teratur. tentang penyakit dengan

terdengar frekwensi pernapasan cara


whezing dan dalam rentang normal yaitu menghindari faktor

dahak sulit 16 – 24 kali permenit. pencetus seperti debu,

dikeluarkan  tidak ditemukan bunyi lingkungan dengansuhu

napas tambahan rendah, rokok dan

sebgainya
2. Ansietas Status Depresi Teknik Menenagkan

(kecemasan Setelah dilakukan  Tinggkatkan

dalam perawatan 3x24 jam . kenyamanan fisik dan

menghadapi Diharapkan tingkat kedamaian psikologis

penyakit) ansietas terkendali dalamfase akhir

berhubungan  Mampu mempertahankan kehidupan


dengan kenyamanan psikologis  Fasilitsi dalamcara

Persepsi selama proses pandang yang positif

negatif penyembuhan  Fasilitsi dalam praktik

menghadapi  Memecahkan masalah keagamaan

penyakit dan kekhawatiran  Minimalkan perasaan

ditandai  Bertukar perasaan khawatir , firasat yang

dengan dengan orang lain negatif

pasien  Mengungkapkan sikap

tampak penuh harapan

cemas

bahkan

menangis

3.5. Implementasi dan Evaluasi keperawatan

No Implementasi Evaluasi
Dx. 1 1. Memonitor tanda-tanda Subjektif :

vital. Tn.S mengatakan masih merasa


Hasil : sesak, masih batuk dan sulit untuk

Tekanan darah : 110/70 mengeluarkan dahak

mmHg, Objektif :

Respirasi : 28 kali permenit Keadaan umum , lemah, Nampak

Nadi: 90 kali permenit sesaak.

Suhu : 36.50c Tekakan darah : 100/70

mmHg,

2.Memberikan posisi Respirasi 28 kali permenit

senyaman mungkin. Nadi : 90 kali permenit

Hasil : Suhu : 36,50C

Pasin lebih nyaman dengan Assesment :

Posisi semifowler masalah belum teratasi

3.Mengkaloborasikan Planning :

pemberianobat nebulizer sesuai intervnsi di lanjutkan memonitor

program terapi tanda-tanda vital,melatih batuk

Hasil: efektif, memberikan posisi yang

1 ampul obat combivent dosis nyaman, kaloborasi pemberian

yang diberi 2,5 ML, 3 sampai 4 obat inhalasi, pantau batuk

kali per hari diberikan. efektif, frekuensi nafas, irama

4. Melelatih batuk efektif, nafas, dan bunyi nafas

Hasil :

Nampak sulit untuk

melekukan batuk efektif karna

baru pertama kali


melakukan. Melatih batuk

efektif dilakukan 2 kali dalam

sehari

5. ajarkan tentang

penyakitnya dengan cara

menghindari faktor pencetus.

Hasil :

Menjelaskan Pengertian,

asma bronkial, Tanda dan

gejala asma bronkial, Faktor

pencetus asma bronkial,

Perawatan asma bronkial di

rumah, Cara pencegahan

kekambuhan asma bronkial,

Dx. 2 1.Meninggkatkan kenyamanan Subjektif:

fisik dan kedamaian psikologis klien mulai meras tenang

dalam fase penyembuhan Objeftif: klien tampak dapat

Hasil : mengendalikan diri dalam proses

pasien mulai mengungkapkan kematian

penurunan perasaan ansietas Assesment:

2. Memfasilitsi dalam cara masalah teratasi

pandang yang positif Planning:

Hasil : intervensi dihentikan


Pasien sudah mulai

mengekpresikan perasaan

positif

3.Memfasilitsi dalam praktik

keagamaan

Hasil :

Klien sudah bisa menerima

keterbatasan dan menerima

nasihat dari untuk kekuatan

pada dirinya sendiri

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten dalam keadaan di

mana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih
jarang telah disingkirkan. Insidensi asma dalam kehamilan adalah sekitar o,5-

1% dari seluruh kehamilan.

Biasanya pada asma diagnosa yang pertama kali muncul adalah klien

merasakan sesak nafas yang berhubungan dengan proses penyakit. Sebab pada

saat pengkajian pada pasien asma ditemukan bahwa pasien merasa susah dalam

bernafas, berkeringat, anoreksia dan sulit dikeluarkan.

Adapun tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh anak yaitu

dengan memberikan kompres hangat, karena bila menggunakan kompres

dingin dapat mempercepat panas tubuh. Sementara, tindakan yang dilakukan

untuk mengatasi kurang volume cairan dengan memenuhi kebutuhan cairan

melalui pemberian infus ringer laktat 5% (RL) atau dekstrosa 5%.

4.2. Saran

Diharapkan kepada para pembaca khususnya mahasiswa/i Institut

Kesehatan MedistraLubuk Pakam dapat memahami konsep teori asuhan

keperawatan dari ASMA.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi Agus_Document/2012

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Kesatu.

Jakarta. Media Aesculapius.


Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi Kedua. Jakarta : Buku

Kedokteran.

Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid Kesatu. Jakarta :

Balai Penerbit FKUI.

Wilkinson, Judith M.2014.Diagnosis Keperawatan Edisi 10.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai