Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman era digital saat ini, sistem informasi memiliki peran tersendiri dalam
profesi keperawatan khususnya pada pelayanan keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa
selama ini perkembangan sistem informasi keperawatan di negeri ini belum berjalan
dengan baik. Penggunaan sistem berbasis paper lebih meningkat dibandingkan
perekaman berbasis komputer meskipun transisi dari manual ke dokumentasi
elektronik telah berlangsung selama 15 tahun terakhir, sehingga perlunya penyegaran
dalam penerapan sistem informasi keperawatan untuk kelengkapan dokumentasi
keperawatan. Banyak masyarakat mengeluh dengan pelayanan kesehatan yang
diterimanya dari perawat. Untuk itu kinerja perawat perlu ditingkatkan sehingga
kualitas pelayanan asuhan keperawatan bisa diberikan dengan baik, untuk
menghasilkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Peningkatan
kualitas sistem informasi keperawatan merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Standar pengetahuan perawat yang harus dimiliki diantaranya ilmu
biomedis, farmakologi, hukum, manajemen dan yang lainnya,. Sehingga di lapangan
perawat akhirnya harus memiliki kemampuan melakukan analisa kebutuhan pasien
dengan analisa keilmuan yang tepat dan benar. Perawat melakukan interaksi di rumah
sakit selama 24 jam, sehingga tahu pada setiap perubahan respon pasien. Kebutuhan
pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan memberikan respon terhadap pasien,
sehingga perawat melakukan fungsi advocacy pasien sehubungan dengan pengobatan
yang diberikan oleh dokter.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peran artinya pemain


sandiwara (film), Peran juga disebut sebagai posisi dan pengaruh. Menurut martin
bahwa teknologi informasi merupakan teknologi yang tidak hanya pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup untuk mengirim atau
menyebarluaskan informasi. Keperawatan artinya suatu bentuk layanan kesehatan
profesional dan bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan
kiat keperawatan berbentuk bio, psiko, sosial, dan spritual. Layanan keperawatan
kepada klien dilakukan dengan menggunakan metode proses keperawatan. Sedangkan
asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah pada pasien
dengan memberikan pelayanan keperawatan Jadi dapat disimpulkan bahwa, Peran
teknologi Informasi bagi layanan pemberian asuhan keperawatan adalah pengaruh
suatu susunan pengetahuan yang berkaitan dengan perawat perihal cara melayani
dalam meningkatkan derajat kesehatan klien .
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer,
ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen
dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Callie, 2010).

2
2.2. Tujuan

1. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayan kesehatan yang


efisien dan efektif.
2.Merubah cara konvensional menjadi cara modern, sehingga dapat bersaing secara
globalisasi.
3.Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan secara otomatis kepada pasien, juga dapat meningkatkan pelayanan
kepada pasien secara optimal, karna lebih sedikit waktu di nurse station.
4.Mengurangi kekeliruan dalam pelayanan keperawatan serta dapat memotivasi
perawat untuk bekerja lebih praktis, cepat, tepat dan akurat yang akhirnya dapat
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Standar yang sama dalam perawatan
(proses keperawatan)
5. Mengurangi penggunaan kertas
6.Dengan sistem informasi keperawatan akan dapat mengurangi resiko-resiko
kehilangandata, memudahkan dalam mencari data yang tersimpan.

Sebenarnya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di lingkungan


rumah sakit tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan, tinggal komitmen untuk
menerapkannya saja yang diperlukan. Dalam masa serba teknologi seperti saat ini,
kiranya hampir semua perawat dapat mengoperasikan komputer sebagai sebuah
perangkat dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini merupakan sebuah
modal yang sangat besar yang sangat mendukung penerapan sistem informasi
keperawatan. Tinggal masalahnya sekarang adalah bagaimana komitmen kita
bersama, mulai dari manajemen level atas sampai dengan manajemen level paling
bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem informasi keperawatan di setiap unit
pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana untuk mengembangkan
sistem informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik yang tidak boleh ada
lagi. Apalagi melihat akan pentingnya sistem informasi keperawatan bagi
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan
pada umumnya (Cornelia, 2007).

3
2.3. Dampak Informasi Teknologi Terhadap Keperawatan

1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat


tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.

2. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu


dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu
dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka.

3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data

4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)

5. tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai


kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses
keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.

2.4. Coontoh Teknologi Informasi Dalam Keperawatan


a. Telenursing
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat
juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik
atau optic antara manusia dan atau computer

b. Telehealth
Penyediaan layanan kesehatan dan informasi yang terkait melalui teknologi
telekomunikasi. Telehealth dapat menggunakan telepon, atau dengan menggunakan
videoconference. Telehealth merupakan perluasan daritelemedicine. Perbedaannya 
adalah telemedicin berfokus pada pengobatan/kuratif
sedangkan telehealthmenitikberatkan pada aspek preventif, promotif dan kuratif.

4
Dengan menggunakan telehealth pemberi layanan kesehatan kesehatan dapat
melakukan monitoring pasien dari jarak jauh, seperti memonitor tanda-tanda vital
pasien, berat badan, tekanan darah, nadi dan indikasi lain yang merupakan tanda-
tanda yang emergensi serta keluhan pasien dan obat-obatan. Pasien yang berada di
rumah dapat berkomunikasi dengan pemberi layanan kesehatan menggunakan media
ini.

c.  PDA (Personal Digital Assistants)


PDA (Personal Digital Assistants) merupakan salah satu teknologi informasi
dan komunikasi yang berbentuk alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang
tangan. Fungsi PDA untuk kita sebagai perawat adalah mengakses secara cepat
informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi obat atau perhitungan
cairan IV fluid/infus, menyimpan data pasien, membuat grafik/table,
mengefisiensikan data dan menyebarluaskan. Perawat juga dapat mengorganisasikan
data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan membuat rencana asuhan
keperawatan, menyimpan daftar nama, email, alamat website, dan agenda
harianmenggunakan media ini.

d. Robot perawat
Memberi peran baru bagi perawat spesialis di ruang operasi yang berkenaan dengan
robot adalah sebagai koordinator perawatan bagi pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dibantu oleh robot dan melakukan penelitian efektivitas penggunaan
robot pada tindakan operasi.
Kemajuan teknologi seperti robot hanya sebatas untuk membantu pekerjaan
perawat tidak untuk menggantikan perawat. Perawat adalah peran aktif sementara

5
2.5. Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi


keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan
dalam memberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem
informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)
berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,
komputer akan secara otomatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi
bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan.
Masalah yang munculpun menjadi semakin reall dan akurat, karena masalah yang
dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,
berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena
judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh
komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing
Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah
tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas
waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.

6
Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat
tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan
aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan
dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini
adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan
keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah
memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat
tinggal mendokumentasikan dalam SI Keperawatan. Artinya penulisan
implementasinya juga dibakukan sehingga perawat yang bertugas mengetik sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Evaluasi kriteria, skala, dan target. Setelah perawat
menentukan kriteria, skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya
tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien, antara 1 – 5, disesuaikan
dengan kondisi pasien.

Pendokumentasian sangat penting untuk dilakukan oleh seluruh tenaga


kesehatan yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
pasien. Beberapa alternative penyelesaian masalah yang berhubungan
dengan dokumentasi yang kurang efektif adalah dengan mengembangkan system
informasi dan pendokumentasi secara elektronik, sehingga memudahkan dan
informasi terhadap mutlidisiplin terutama dengan melakukan control terhadap
pemberian obat terhadap pasien, dimana perawat melakukan fungsi advocacy
terhadap resiko medical error dengan menuliskan rekomendasi dalam catatan pasien
di computer. Hasil yang diharapkan dengan system informasi dapat meningkatkan
mutu pelayanan di rumah sakit, sehingga medical error dapat dihindari.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Keimpulan
Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang penting dalam
menunjang peningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara umum dapat
berkontribusi terhadapmutu pelayanan kesehatan. dengan adanya perkembangan
teknologi sistem informasi keperawatan, maka pendokumentasian asuhan
keperawatanyangsebelumnyadilakukan secara konvensional maka akan beralih ke 
pendokumentasian berbasiskomputer, sehingga perawat dapat memberikan pelayanan
keperawatan secara profesional kepada pasien.

3.2. Saran
  Perlunya memberikan pemahaman kepada setiap anggota organisasi
mengenai pentingnya sistem informasi manajemen keperawatan.
Peningkatan kemampuan perawat dalam menggunakan komputerisasi sehingga
bisamemaksimalkan dalam pelaksanaan sistem informasi keperawatan. 
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait sistem informasi keperawatan
yangdilakukan di rumah sakit untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait
denganasuhan keperawatan dan juga berkontribusi positif bagi pengembangan
sisteminformasi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai