Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

PADA GIGITAN HEWAN ( ULAR)

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Amin Rais Nasution


2. Erinda Jenny Velian
3. Ely Suryani
4. Dessi Sianipar
5. Dian pratiwi

Dosen Mata Kuliah : Pitriani S.Kep, Ns, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK
PAKAM
T.A.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Gigitan Hewan ( Ular)” serta tak lupa pula
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahilia, dari zaman kebodohan menuju
zaman yang sekarang ini yakni zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Makalah ini di persiapkan dan di susun untuk memenuhi tugas kuliah serta
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, di dalam makalah ini kami menyadari
bahwa penulisanya masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Namun,
besar harapan kami semoga makalah yang disusun ini bisa bermanfaat. Kami
selaku penulis makalah ini dapat terselesaikan atas usaha keras kami dan bantuan
rekan- rekan dalam diskusi untuk mengisi kekuranganya.
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari bahwa baik dalam
penyampaian maupun penulisan masih banyak kekurangannya untuk itu saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penunjang dalam
pembuatan makalah kami berikutnya.

Lubuk Pakam, 10 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

Defenisi.......................................................................................................1

Etiologi........................................................................................................2

Patofisiologi................................................................................................3

Derajat gigitan ular......................................................................................3

Manifestasi Klinis.......................................................................................4

Pemeriksaan Penunjang..............................................................................5

Penatalaksanaan..........................................................................................5

Komplikasi..................................................................................................6

BAB II TINJAUAN KASUS..................................................................7

Pengkajian...................................................................................................7

Analisa Data................................................................................................16

Intervensi dan Evaluasi...............................................................................18

BAB III PENUTUP.................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................25
BAB I
PEMBAHASAN

Definisi

Gigitan ular adalah suatu keadan yang disebabkan oleh gigitan ular
berbisa. Racun binatang adalah merupakan campuran dari berbagai macam zat
yang berbeda yang dapat menimbulkan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada
manusia. Sebagian kecil racun bersifat spesifik terhadap suatu organ, beberapa
mempunyai efek pada hampir setiap organ. Kadang-kadang pasien dapat
membebaskan beberapa zat farmakologis yang dapat meningkatkan keparahan
racun yang bersangkutan. Komposisi racun tergantung dari bagaimana binatang
menggunakan toksinnya. Racun mulut bersifat ofensif yang bertujuan
melumpuhkan mangsanya, sering kali mengandung faktor letal. Racun ekor
bersifat defensive dan bertujuan mengusir predator, racun bersifat kurang toksik
dan merusak lebih sedikit jaringan Bisa adalah suatu zat atau substansi yang
berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang
dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan
suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi
kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal,
tetapi merupakan campuran
kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.

1
Etiologi
Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu Elapidae, Hidrophidae, dan
Viperidae. Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan
pendarahan. Banyak bisa yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi
pada anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae tidak
terdapat lagi dilokasi gigitan dalam waktu 8 jam.

Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
a. Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, sehingga sel darah menjadi
hancur dan larut (hemolysin) dan keluar menembus pembuluh-pembuluh darah,
mengakibatkan timbulnya perdarahan pada selaput tipis (lender) pada mulut,
hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
b. Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf
sekitar luka gigitan yang menyebabkan jaringan-jaringan sel saraf tersebut mati
dengan tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak kebiru-biruan dan hitam
(nekrotis).
c. Bisa ular yang bersifat Myotoksin
Mengakibatkan rabdomiolisis yang sering berhubungan dengan
maemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan
hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
d. Bisa ular yang bersifat kardiotoksin
Merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan otot jantung.
e. Bisa ular yang bersifat cytotoksin
Dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin lainnya berakibat
terganggunya kardiovaskuler.
f. Bisa ular yang bersifat cytolitik
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat gigitan.
g. Enzim-enzim
Termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa
Patofisiologi
Bisa ular yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksik
tersebut menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggu berbagai
system. Seperti, sistem neurogist, sistem kardiovaskuler, sistem pernapasan.
Pada gangguan sistem neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf
yang berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat mengakibatkan
oedem pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan kesulitan untuk
bernapas.
Pada sistem kardiovaskuler, toksik mengganggu kerja pembuluh darah
yang dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan pada sistem pernapasan
dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat yang
dapat mengakibatkan gagal napas.

Derajat gigitan ular


a. Derajat 0
- Tidak ada gejala sistemik setelah 12 jam
- Pembengkakan minimal, diameter 1 cm
b. Derajat I
- Bekas gigitan 2 taring
- Bengkak dengan diameter 1 – 5 cm
- Tidak ada tanda-tanda sistemik sampai 12 jam
c. Derajat II
- Sama dengan derajat I
- Petechie, echimosis
- Nyeri hebat dalam 12 jam
d. Derajat III
- Sama dengan derajat I dan II
- Syok dan distres nafas / petechie, echimosis seluruh tubuh
e. Derajat IV
- Sangat cepat memburuk
Manifestasi klinis
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua
gigitan ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit
kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa,
yaitu terjadi oedem (pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan
5P: pain (nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (matirasa), paralysis
(kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).

Tanda dan gejala lain gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori:
a. Efek lokal, digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra menimbulkan
rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan
dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan
jaringan sekitar sisi gigitan luka.
b. Perdarahan, gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat
menyebabkan perdarahan organ internal, seperti otak atau organ-organ
abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari
mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan
syok atau bahkan kematian.
c. Efek sistem saraf, bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada
sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama secara cepat
menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat
perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara
dan bernafas, dan kesemutan.
d. Kematian otot, bisa dari russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan
beberapa elapid Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di
beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat ginjal,
yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
e. Mata, semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata
korban, menghasilkan sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada
mata.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaaan kimia darah, hitung sel darah
lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, waktu protrombin, waktu
tromboplastin parsial, hitung trombosit, urinalisis, penentuan kadar gula darah,
BUN dan elektrolit. Untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen,
fragilitas sel darah merah, waktu pembekuan dan waktu retraksi bekuan.

Penatalaksanaan
a. Prinsip penanganan pada pasien gigitan ular:
1) Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa ular.
2) Menetralkan bisa.
3) Mengobati komplikasi.

b. Pertolongan pertama :
Pertolongan pertama, pastikan daerah sekitar aman dan ular telah pergi segera
cari pertolongan medis jangan tinggalkan korban. Selanjutnya lakukan prinsip
RIGT, yaitu:
R: Reassure: Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istirahatkan korban,
kepanikan akan menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat
menyebar ke tubuh. Terkadang pasien pingsan/panik karena kaget.
I: Immobilisation: Jangan menggerakan korban, perintahkan korban untuk tidak
berjalan atau lari. Jika dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak datang,
lakukan tehnik balut tekan (pressure-immoblisation) pada daerah sekitar gigitan
(tangan atau kaki) lihat prosedur pressure immobilization (balut tekan).
G: Get: Bawa korban ke rumah sakit sesegera dan seaman mungkin.
T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul ada
korban.

c..Prosedur Pressure Immobilization (balut tekan):


Balut tekan pada kaki:
1) Istirahatkan (immobilisasikan) Korban.
2) Keringkan sekitar luka gigitan.
3) Gunakan pembalut elastis.
4) Jaga luka lebih rendah dari jantung.
5) Sesegera mungkin, lakukan pembalutan dari bawah pangkal jari kaki naik ke
atas.
6) Biarkan jari kaki jangan dibalut.
7) Jangan melepas celana atau baju korban.
8) Balut dengan cara melingkar cukup kencang namun jangan sampai
menghambat aliran darah (dapat dilihat dengan warna jari kaki yang tetap
pink).
9) Beri papan/pengalas keras sepanjang
kaki. Balut tekan pada tangan:
1) Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan tidak dibalut).
2) Balut siku & lengan dengan posisi ditekuk 90 derajat.
3) Lanjutkan balutan ke lengan sampai pangkal lengan.
4) Pasang papan sebagai fiksasi.
5) Gunakan mitela untuk menggendong tangan.

Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Edema paru
c. Kematian
d. Gagal napas
BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1. Pengkajian

Anamnesis :
Mekanisme kejadian/kronologis
Tn. S 37 tahun masuk ke RS tanggal 04 Maret 2018 tepatnya ke IGD RSU
Semarang, sebelumnya Tn S pada pukul 09:00 di gigit ular cobra dibagian
ekstremitas kiri nya sejak 15 menit yang lalu saat bekerja , Tn S mengeluh sesak
napas dan terasa panas disertai rasa nyeri dan badan nya kaku semua. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik bagian ekstremitas klien ditemukan bekas gigitan
luka sudah membengkak, dimana pembengkakan tersebut sudah mengalami
perubahan warna, hasil vital sign klien adalah : S: 37,6 C, TD : 110/70 mmHg, N :
86x/m, RR
: 24x/m.

Identitas Pasien:
Nama : Tn. S
Umur : 37 Th
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl Hasanuddin Semarang
Pekerjaan : Tani
Suku : Jawa
Diagnosa : Snake Bite
Tanggal masuk : 5 April 2018
Tanggal pengkajian : 5 April 2018
RM : 15.47.856

Keluhan utama :
Tn.A mengeluh nyeri disertai panas pada bagian ekstremitas kiri bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bagian ekstremitas bawah digigit ular terasa panas dan nyeri, disertai sesak nafas.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik bagian ekstremitas klien ditemukan bekas
gigitan luka yang sudah membengkak, dimana pembengkakan tersebut sudah
mengalami perubahan warna.

Riwayat Penyakit Dahulu : -

Riwayat Psikososial :
Klien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan kooperatif pada
tindakan yang diberikan oleh dokter dan perawat

Pemeriksaan Primer
A. Airway : normal

B. Breathing :
• Peningkatan frekuensi pernafasan
• Penggunaan otot bantu pernafasan

C. Circulation
• Pendarahan di ekstremitas kiri karena gigitan ular
• Akral dingin
• Sianosis

D. Disability
• Terjadi penurunan kesadaran

. GCS : E : 4, V : 4, M : 5, Total : 13
Pemeriksaan Sekunder :
1. Keadaan umum
Kesadaran : GCS :13
Tanda tanda vital :
• TD : 100/70 mmHg
• Pols : 56 x/menit
• RR : 34 x/menit
• Temp : 37,6 C

2. Keadaan khusus
a.Kepala
Masalah : Tidak ada

b.Mata
Jarak pandang : berkunang – kunang
Masalah : pandangan berkunang-kunang

c.Hidung
Masalah : Tidak ada

d.Telinga
Masalah : Tidak ada

e.Mulut dan gigi


Bibir : kebiruan
Masalah : Sianosis

f.Leher
Masalah : Tidak ada
g.Dada
Paru-paru
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada
jejas Palpasi : vocal fremitus teraba kanan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler

Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : teraba ictus kordis di SIC V dan VI
Perkusi : pekak
Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2

h. Abdomen
Masalah : Tidak ada

i. Genital
Masalah : tidak ada

j.Kulit
Warna : Sianosis
Masalah : Sianosis

k. Ekstremitas
Atas : Terpasang infus NaCl 0,9 % di tangan dextra, edema(-)
Bawah : Akral dingin, bengkak pada luka gigitan,
kekakuan otot kaki dextra, nyeri pada luka.
Masalah : Akral dingin, bengkak pada luka gigitan, kekakuan
otot kaki dextra, nyeri pada luka.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian

Anamnesis :

Mekanisme kejadian/kronologis

Tn. S 37 tahun masuk ke RS tanggal 05 April 2018 tepatnya ke IGD RSU


Semarang, sebelumnya Tn S pada pukul 09:00 di gigit ular cobra dibagian
ekstremitas kiri nya sejak 15 menit yang lalu saat bekerja , Tn S mengeluh sesak
napas dan terasa panas disertai rasa nyeri dan badan nya kaku semua, klien juga
cemas dengan keadanya sekarang. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik bagian
ekstremitas klien ditemukan bekas gigitan luka sudah membengkak, dimana
pembengkakan tersebut sudah mengalami perubahan warna, hasil vital sign klien
adalah : S: 37,6 C, TD : 110/70 mmHg, N : 86x/m RR : 22x/m.

Identitas Pasien:

Nama : Tn. S

Umur : 37 Th

Jenis kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl Hasanuddin Semarang

Pekerjaan : Tani

Suku : Jawa

Diagnosa : Snake Bite

Tanggal masuk : 5 April 2020


Tanggal pengkajian : 5 April 2020

RM : 15.47.856

Keluhan utama :

Tn A mengeluh sesak napas dan terasa panas disertai rasa nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Bagian ekstremitas digigit ular terasa panas disertai sesak nafas. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik bagian ekstremitas klien ditemukan bekas gigitan luka yang
sudah membengkak, dimana pembengkakan tersebut sudah mengalami perubahan
warna.

Riwayat Penyakit Dahulu : -

Riwayat Psikososial :

Klien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan kooperatif pada tindakan
yang diberikan oleh dokter dan perawat

Pemeriksaan Primer

A. Airway : normal
B. Breathing :

• Peningkatan frekuensi pernafasan

• Penggunaan otot bantu pernafasan

C. Circulation

• Pendarahan di ekstremitas kiri karena gigitan ular

• Akral dingin

• Sianosis

D. Disability

• Terjadi penurunan kesadaran

Esposure:

 Terdapat luka gigitan ular, adanya edema pada luka, memar

F. GCS : E : 4, V : 5, M : 5, Total : 14

Pemeriksaan Sekunder :

1. Keadaan umum

Kesadaran : GCS :14

Tanda tanda vital :

• TD : 110/70 mmHg
• Pols : 86 x/menit

• RR : 22 x/menit

• Temp : 37,6 C

2. Keadaan khusus

a.Kepala

Masalah : Tidak ada

b.Mata

Jarak pandang : berkunang – kunang

Masalah : pandangan berkunang-kunang

c.Hidung

Masalah :tidak ada

d.Telinga

Masalah : tidak ada

e.Mulut dan gigi

Masalah : tidak ada

f.Leher
Masalah : tidak ada

g. Dada

Paru-paru

Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada

jejas Palpasi : vocal fremitus teraba kanan kiri

Perkusi : Sonor

Auskultasi : vesikuler

Jantung

Inspeksi : ictus kordis tidak tampak

Palpasi : teraba ictus kordis di SIC V dan VI

Perkusi : pekak

Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2

h. Abdomen

Masalah : tidak ada

i. Genital
Masalah : tidak ada

j.Kulit

Masalah : tidak ada

k. Ekstremitas

Atas : Terpasang infus NaCl 0,9 % di tangan dextra, edema(-)

Bawah : Akral dingin, bengkak pada luka gigitan, kekakuan

otot kaki dextra, nyeri pada luka.

Masalah : Akral dingin, bengkak pada luka gigitan, kekakuan

otot kaki dextra, nyeri pada luka.

Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. Data Subjektif : Gigitan ular berbisa yang Nyeri
· Klien mengatakan mengandung toksin
rasa sakit pada ↓
ekstremitas bawah Merangsang saraf –saraf
sinistra hingga diseluruh seluruh tubuh
persendian tubuh ↓
Data objektif : Merangsang pegeluaran
· Tampak luka bradikin, prostagladin
gigitan ular ↓
· Ekspresi wajah Impuls disampaikan ke
meringis kesakitan SSP bagian korteks
serebri

P : nyeri terasa Thalamus
terutama saat anggota ↓
tubuh digerakan Nyeri
Q : nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk
R : nyeri terasa di
daerah ekstremitas bawah
sinistra hingga menjalar
ke persendian seluruh
tubuh
S 7
T : nyeri dirasakan terus-
menerus

2. Data subjektif : - Gangguan ular berbisa Resiko infeksi


Data objektif : yang mengandung toksin
· Tampak luka gigitan ↓
ular pada tungkai kaki Ketidakadekuatan
· Leukosit 11.000 pertahananan tubuh
- Suhu tubuh : ↓
37,7C Resiko infeksi
3. DS: Gigitan ular Hambatan
-Klien mengatakan badan Berbisa mobilitas fisik
nya kaku ↓
· Klien Toksin masuk tubuh
mengatakan tidak mampu ↓
melakukan Merangsang saraf-saraf
aktivitas

Data objektif : Nyeri hingga kelemahan
· Klien tampak lemah otot

Hambatan mobilitas fisik

Intervensi dan Evaluasi

N W Diagnosa Noc Nic Evaluasi


o a keperawatan
k
t
u
1 Nyeri •Tingkat Manajemen S:
berhubungan kenyamanan nyeri -Klien
dengan gigitan •Pengendalia mengatakan
ular berbisa n nyeri -Lakukan nyerinya sedikit
pengkajian nyeri berkurang
Data Subjektif : KH : secara
-Klien -Mengenali komprensif:
0 mengatakan rasa awitan nyeri lokasi, O:
6 sakit pada karakteristik,dura -Klien tampak
ekstremitas -Melaporkan si,frekuensi,intens istirahat dengan
A bawah sinistra pola tidur itas dan faktor tenang
P luka pasien yang baik presipitasinya. -Wajah klien
R hingga tidak meringis
I diseluruh -Melaporkan -Obseervasi lagi
L persendian nyeri dapat isyarat nonverbal P : nyeri terasa
tubuh dikendalikan ketidaknyamanan. terutama saat
2 anggota tubuh
0 Data objektif : - -Melaporkan -Ajarkan teknik digerakan
Tampak nyeri dapat relaksasi,imajinas
1 pembengkakaan dikendalikan iterbimbing, Q : nyeri terasa
8 pada luka dengan terapi seperti tertusuk-
gigitan ular tindakan baik musik,distraksi tusuk
-Ekspresi wajah analgesik R : nyeri terasa
meringis maupun -Kolaborasi di daerah
kesakitan nonanalgesik pemberian ekstremitas
P : nyeri terasa analgesik bawah sinistra
terutama saat hingga menjalar
anggota tubuh ke persendian
digerakan seluruh tubuh
Q : nyeri terasa S 4
seperti tertusuk- T : nyeri sering
tusuk muncul jika
R : nyeri terasa melakukan
di daerah bnyakpergerakan
ekstremitas
bawah sinistra A:
hingga menjalar -Masalah
ke persendian sebagian teratasi
seluruh tubuh
S :7 P:
T : nyeri -Intervensi
dirasakan terus- dilanjutkan
menerus
2. Resiko tinggi Pengendalia Lakukan S : Klien
infeksi n resiko pengikatan pada mengatakan
berhubungan infeksi daerah atas luka sudah baikan
dengan 15-30 cm dari
ketidakadekuata luka gigitan O : Leukosit
n pertahanan -Menghindari 10.000
tubuh paparan yang · Cuci
bisa tangan sebelum
atau
Data subjektif : mengancam setelah melakukan A : Masalah
· - kesehatan tindakan Teratasi
Data objektif :
· Tampak · Le · Pertah P : Intervensi
luka gigitan ular ukosit ankan tehnik dihentikan
pada tungkai dalam aseptik
kaki keadaan
normal · Kol
Suhu tubuh : (5.000- aborasi pemberian
37,6C 10.000) anti bisa ular
-Leukosit 11.000
-Mengenali -Kolaborasi
perubahan pemberian
status antibiotic, obat
kesehatan SABU

-terbebas dari
tanda dan
gejala infeksi

3 Hambatan Mobilitas -Pantau S:


. mobilitas fisik kemampuan klien · Klie
berhubungan KH: dalam melakukan n mengatakan
dengan · klien aktivitas sehari- badanya tidak
kelemahan otot- dapat hari kaku lagi.
otot memenuhi · Bant
kebutuhan u klien · Klien
Data subjektif : secara dalam memenuhi mengatakan
-Klien mandiri kebutuhanya sudah mampu
mengatakan -klien dapat sehari-hari melakukan
badan nya kaku - ikut serta aktivitas
Klien dalam proses · Anju
pengobatan. rkan keluarga
klien
mengatakan untuk ikut serta O : Klien nampak
tidak mampu dalam tindakan terlihat lega dan
melakukan pemulihan tidak lemah lagi.
aktivitas kesehatan
A : Masalah
Data objektif : · Anjurkan sudah teratasi
- Klien tampak klien untuk
lemah istirahat dan tidak P :Intervensi
melakukan dilanjutkan
aktivitas yang
tidak perlu

N W Diagnosa Noc Nic Evaluasi


o a keperawatan
k
t
u
1 Nyeri •Tingkat Manajemen S:
berhubungan kenyamanan nyeri -Klien
dengan gigitan •Pengendalia mengatakan
ular berbisa n nyeri -Lakukan nyerinya sedikit
pengkajian nyeri berkurang
Data Subjektif : KH : secara
-Klien -Mengenali komprensif:
0 mengatakan rasa awitan nyeri lokasi, O:
7 sakit pada karakteristik,dura -Klien tampak
ekstremitas -Melaporkan si,frekuensi,intens istirahat dengan
A bawah sinistra pola tidur itas dan faktor tenang
P luka pasien yang baik presipitasinya.
R hingga
I diseluruh -Melaporkan -Obseervasi -Wajah klien
L persendian nyeri dapat isyarat nonverbal tidak meringis
tubuh dikendalikan ketidaknyamanan. lagi
2 P : nyeri terasa
0 Data objektif : -Melaporkan -Ajarkan teknik terutama saat
1 -Tampak nyeri dapat relaksasi,imajinas anggota tubuh
8 pembengkakaan dikendalikan iterbimbing, digerakan
pada luka gigitan dengan terapi Q : nyeri terasa
ular tindakan baik musik,distraksi seperti tertusuk-
-Ekspresi wajah analgesik tusuk
meringis maupun -Kolaborasi R : nyeri terasa
kesakitan nonanalgesik pemberian di daerah
P : nyeri terasa analgesik ekstremitas
terutama saat bawah sinistra
anggota tubuh S 3
digerakan T : nyeri
Q : nyeri terasa munculkadang-
seperti tertusuk- kadang
tusuk
R : nyeri terasa A:
di daerah -Masalah
ekstremitas sebagian teratasi
bawah sinistra
hingga menjalar P:
ke persendian -Intervensi
seluruh tubuh dilanjutkan
S:4
T : nyeri datang
tiba tiba
2 Hambatan Mobilitas -Pantau S:
. mobilitas fisik kemampuan klien · Klien
berhubungan KH: dalam melakukan mengatakan
dengan · klien aktivitas sehari- badanya tidak
kelemahan otot- dapat hari kaku lagi.
otot memenuhi · Bant
kebutuhan u klien · Klien
Data subjektif : secara dalam memenuhi mengatakan
-Klien mandiri kebutuhanya sudah mampu
mengatakan -klien dapat sehari-hari melakukan
sudah mulai ikut serta aktivitas
mampu dalam proses · Anjurka
melakukan pengobatan. n keluarga O : Klien nampak
aktivitas klien untuk ikut terlihat lega dan
serta dalam tidak lemah lagi.
Data objektif : tindakan
- Klien tampak pemulihan A : Masalah
lemah kesehatan sudah teratasi

· Anjurkan P :Intervensi
klien untuk hentikan
istirahat dan tidak
melakukan
aktivitas yang
tidak perlu
BAB III
PENUTUP

Gigitan ular merupakan suatu keadaan gawat darurat yang apabila tidak segera
ditandatangani, dapat menyebabkan kematian, korban gigitan ular adalah pasien
yang digigit ular atau iduga digigit ular.
Ada tiga famili ular berbisa, yaitu Elapidae, Hydropidae, dan Viperidae
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang
terkandung di dalam bisa ular, efek gigitan pada umumnya yaitu : Pembengkakan
pada luka, diikuti perubahan warna, Rasa sakit di seluruh persendian tubuh, Mulut
terasa kering, Pusing, mata berkunang – kunang, Demam, menggigil, Efek
lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal,
akibat dari usaha ginjal membersihkan darah, Reaksi emosi yang kuaat,
Penglihatan kembar/kabur, mengantuk, Pingsan, Mual dan atau muntah dan diare,
Rasa sakit atau berat didada dan perut,Tanda-tanda tusukan gigi, gigitan biasanya
pada tungkai/kaki, Sukar bernafas dan berkeringat banyak, Kesulitan menelan
serta kaku di daerah leher dan geraham.

Daftar Pustaka
Judith, Wilkinson.2016.Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC
Andy Luman, Endang. 2010.Gigitan Ular Berbisa.USU:Medan.

Anda mungkin juga menyukai