Anda di halaman 1dari 6

NAMA : CHRISTY NATALIA ZAI

NIM : 17.11.025
PRODI : PSIK IVA

KASUS
Pengkajian dilakukan pada tanggal 06 Mei 2020. Keluhan pasien antara lain nyeri kepala
ringan dan nyeri punggung terutama area injuri lalu menyebar ke sekitar pinggang. Rasa nyeri
punggung membuat klien takut menggerakan tubuhnya karena takut terjadi masalah lebih lanjut
pada tulang yang tertabrak. Rasa nyeri punggungnya mengganggu klien saat tidur di malam hari,
sehingga selalu terbangun di malam hari dengan interval 1 jam. Klien mengenluh sulit buang air
besar dan perut terasa kembung. Klien juga memperlihatkan ekspresi rasa cemas menghadapi
pada tanggal 08 Mei 2020. Diagnose medis yang ditegakan kepada pasien di unit gawat darurat
adalah raktur kompresi Thorakalis XI-XII.

1. Analisa Data

N DATA MASALAH KEPERAWATAN


O
1. Data subjektif Resiko Trauma spinal
 Klien mengatakan tidak bisa bangun
lagi setelah kejadian
 Klien mengatakan tidak bisa bergerak
miring kanan dan miring kiri secara
mandiri  Klien mengatakan nyeri
dengan kualits lebih tinggi timbul saat
ada gerakan
 Klien mengatakan sulit untuk
menahan tahanan saat dilakukan
pemeriksaan otot
 Klien mengatakan nyeri kepala
Data Objektif
 Terobservasi ada jejeas (purpura)
pada area thorakolumbal dengan salah
satu jejas ± 10 cm, jejas lainnya
memiliki diameter lebih kecil
 Kekuatan otot: 5554 5555 3333 4444
 Kesan MRI : Fraktur kompresi
dengan brust fraktur mengenai
kompartemen anterior, medial, dan
posterior Vertebrae Th 11-Th12 dengan
edema bone morrow setinggi lavel
tersebut
 Leukosistosis pada pemeriksaan
hemtologi klinik: 16390/μL
 Nyeri dengan Karakteristik: P saat
klien mengerakkan tubuhnya terlalu
cepat, mengangkat bagian
punggungnya. Q rasa pegal, jika efek
penghilang ras nyerinya hilang maka
nyerinya seperti dihantam. R dari
pinggang menyebar ke seluruh
punggung. S VAS 3. T ritme durasi
lama
2. Data Subjektif Nyeri akut
 Saat kejadian kecelakaan klien merasa
nyeri di area tumbukan yang sangat.
 Saat ini nyeri pegal timbul dari area
tabrakan di pinggang lalu menjalar ke
seluruh punggung. Nyeri bisa menjadi
sangat bila obat penghilang rasa nyeri
belum diberikan
 Nyeri menganggu tidur di malam hari
Data Objektif
 Nyeri dengan Karakteristik: P saat
klien mengerakkan tubuhnya terlalu
cepat, mengangkat bagian
punggungnya. Q rasa pegal, jika efek
penghilang ras nyerinya hilang maka
nyerinya seperti dihantam. R dari
pinggang menyebar ke seluruh
punggung. S VAS 3. T ritme durasi
lama.
 Klien menyeringitkan wajah saat
dilakukan tes kekuatan otot dan napas
dalam
 MRI: Edema soft tissue setinggi lavel
Th11-Th12
3. Data Subjektif Gangguan Mobilitas Fisik
 “ kaki sama tangan jadi aga susah
digerakin, abis jadi sakit punggungnya”
Data Ojektif
 klien dalam posisi semifowler 30˚
tidak mengerakan punggungnya sama
sekali (Imobilisasi)
 ROM pada ekstremitas bawah terbatas
(posisi fleksi˂ 90˚)
 Keluatan otot pada ekstremitas 5554
5555 3333 4444
 Barthal Index 5 (Ketergantungan)
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera tulang belakang.
2. Nyeri akut.
3. Gangguan mobilitas fisik

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a. Resiko cedera tulang belakang
Tujuan: Setelah dilakukan perawatan (3x24 jam) tidak terjadi cedera lebih lanjut pada
cedera tulang belakang
Kriteria hasil: Mampu mempertahankan kesejajaran yang tepat tanpa ada kerusakan
tulang belakang lebih lanjut
Intervensi Keperawatan:
1. Pertahankan bedrest dan imobilisasi
Rasional: Imobilisasi mencegah kondisi instabilitas kolum vertebral dan membantu
penyembuhan. Catatan: Traksi hanya digunakan untuk cedera servical saja.
2. Cek kepatenan tempat tidur dan posisi kesejajaran pada tulang belakang saat tidur
Rasional: kasur yang terlalu lembut dapat menyebabkan instabilitas tulang belakang
atau kerusakan lebih lanjut.
3. Reposisi berkala, minta bantuan staf lain untuk melakukan tehnik logroll jika ingin
mengubah posisi
Rasional: tehnik Logroll meminimalkan posisi fleksi, putaran, strain, terutama pada
klien cedera tulang belakang dengan kelemahan ekstremitas.
4. Kolaborasi: persiapan (pebuatan ) Thorakal Lumbal Sakral Orthosis (TLSO)
Rasional: memberikan stabilitas dan menurunkan resiko dislokasi.
b. Nyeri akut
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam nyeri dapat teratasi Kriteria
Hasil: klien dapat mengidentifikasi cara untuk pengurangan rasa nyeri,
mendemonstrasikan cara relaksasi, melaporkan pengurangan rasa nyeri pada rentang
nyeri ringan.
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif mengunakan tehnik pengkajian nyeri
PQRST
Rasional: nyeri yang ditimbulkan pada cedera tulang belakang berasal dari proses
abnormal input sensori, masalah musculoskeletal, dan komplikasi organ (Ulcer/
konstipasi).
2. Evaluasi peningkatan iritabilitas, tensi otot, gelisah, perubahan Tandatanda vital
Rasional: merupakan objektif data sebagai terjadinya peningkatan nyeri dan memilih
intervensi yang sesuai.
3. Pandu klien untuk mengidentifikasi faktor yang menyertai nyeri
Rasional: nyeri dan spasme otot disebabkan oleh rasa cemas, marah, temperature
eksternal tidak nyaman, perubahan posisi, dan distensi bladder.
4. Berikan kenyaman dengan perubahan posisi dengan tehnik logroll, massase, latihan
ROM, kompres hangat atau dingin
Rasional: dapat mengontrol dan menurunkan rasa nyeri.
c. Gangguan mobilitas fisik
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam mobilitas fisik dapat
ditingkatkan Kriteria
hasil: kesejajaran terjaga, tidak terjadi kontraktur, tidak terjadi disuse syndrome, dan
footdrop. Intervensi Keperawatan:
1. Kaj fungsi motoric
Rasional: pengkajian yang komprehensif dapat menentukan jenis intervensi yang
sesuai.
2. Lakukan ROM baik secara aktif, pasif, dan aktif-assistif
Rasional: ROM dapat meningkatkan sirkulas, melatih tonus otot, dan fleksibilitas
sendi.
3. Jaga ankle 90˚ dengan footboard atau alat modifikasi lainnya
Rasional: menghindari rotasi eksterna panggul dan telapak kaki.
4. Monitor tekanan darah
Rasional: Injuri pada Thorakal 6 dan area diatasnya dapat menurunkan tonus vaskuler
sehingga beresiko terjadi hipotensi.
5. Reposisi secara periodic
Rasional: menghilangkan tekanan pada area tubuh yang tertekan yang dapat
mengakibatkan ulkus decubitus.

Anda mungkin juga menyukai