KESEHATAN LANSIA
DISUSUN OLEH :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
4.1............................................................................................................................... Kesimpulan
..............................................................................................................................34
4.2............................................................................................................................... Saran
..............................................................................................................................34
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai paling pesat di dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah lansia
yang kini sekitar 16 juta orang, akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020, atau
sebesar 11,37 persen dari jumlah penduduk. Itu berarti jumlah lansia di Indonesia
akan berada di peringkat empat dunia, di bawah Cina, India, dan Amerika
Serikat.
414%, tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan usia harapan hidup
penduduk Indonesia.
Tetapi menurut kajian WHO (1999) harapan penduduk Indonesia rata-rata 59,7
tahun, menempati peringkat ke-103 dunia. Nomor satu adalah Jepang (74,5
tahun).
Keperawatan lanjut usia dalam bahasa Inggris sering dibedakan atas
semua penderita berusia diatas 65 tahun (di Indonesia dan Asia dipakai batasan
usia 60 tahun) tanpa melihat apapun penyebabnya dan dimanapun dia bertugas.
Secara definisi, hal ini berbeda dengan perawat geriatrik, yaitu mereka yang
berusia diatas 65 tahun dan menderita lebih dari satu macam penyakit (multipel
di Panti.
lansia.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada lansia yang berada
di panti.
kesehatan).
1.3 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
berada di panti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk,
2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk, 2008: 32)
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
5. Tipe bingung
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan
berbeda, tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses penuaan.
Menurut teori ini menua telah terprogram secara generic untuk spesies-spesies
tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram
oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan
b. Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (terpakai).
c. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori
akumulasi dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot
jantung dan sel susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada
jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus
yang ada pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke
h. Teori Stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
Radikal bebas dapat terbentuk di dalam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
karbohidrat dan proton. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
Sel-sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat,
k. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-
dan stres
Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Fisik
a. Sel
seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak
b. Sistem Persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak
penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap suhu, ketahanan tubuh terhadap
c. Sistem Penglihatan
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan
pada lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna
menurun.
d. Sistem Pendengaran
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada
yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
e. Sistem Kardiovaskuler
pembuluh darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa faktor yang
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
g. Sistem Respirasi
menurun.
i. Sistem Genitourinaria
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200
mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput
j. Sistem Endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan
k. Sistem Kulit
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang
l. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan
tremor.
2. Perubahan Mental
a. Perubahan fisik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Hereditas.
e. Lingkungan.
sikap.
3. Perubahan Psikososial
tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panik dan
depresif.
b. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi.
g. Penyakit kronis.
j. Gizi
1. Permasalahan Umum
2. Permasalahan Khusus
sosial.
individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
Penyakit atau gangguan umum pada lansia yaitu depresi mental, gangguan
gangguan pada koksa atau sendi panggul, anemia, demensia dan sebagainya
1. Penyebab Penyakit
(endogen), sedangkan pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal
ini disebabkan karena pada lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai
produksi hormone, enzim, dan zat-zat yang diperlukan untuk kekebalan tubuh
menjadi berkurang. Dengan demikian, lansia akan lebih mudah terkena infeksi.
demam tinggi dan batuk darah, gejala terlihat ringan padahal penyakit sebenarnya
cukup serius, sehingga penderita menganggap penyakitnya tidak berat dan tidak
perlu berobat.
Selain itu, perlu diketahui bahwa fungsi organ-organ vital tubuh seperti hati dan
ginjal yang berperan dalam mengolah obat-obat yang masuk ke dalam tubuh telah
menumpuk dalam tubuh dan terjadi keracunan obat dengan segala komplikasinya
bila diberikan dengan dosis yang sama dengan orang dewasa. Oleh karena itu,
dosis obat perlu dikurangi pada lansia. Efek samping obat sering pula terjadi pada
diuretik (obat untuk meningkatkan pengeluaran air seni), dapat terjatuh akibat
lain. Efek samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis yang tidak
tepat, ketidakpatuhan meminum obat, serta penggunaan obat yang berlebihan dan
Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering mengalami tekanan
jiwa (depresi). Oleh karena itu, dalam pengobatannya tidak hanya gangguan
fisiknya saja yang diobati, tetapi juga gangguan jiwanya yang justru seing
penyembuhan penyakitnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
1. Umur
Analisa data
adalah dari kelompok umur 75-90 tahun yang termasuk yaitu dalam kategori
2. Jenis kelamin
Analisa data
3. Status perkawinan
Analisa Data
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah janda dengan prosentase
63,8%.
4. Tingkat Pendidikan
Analisa data
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah sekolah dasar dengan
prosentase 52,8%.
5. Agama
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Agama yang dianut oleh lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah Islam dengan
prosentase 88,8%.
1. Pola makan
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan pola makan pada lanjut usia di wisma
94,6 %. Sebagian klien ada yang makan 1-2 kali/hari karena faktor spiritual
2. Pola minum
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola minum pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah >5 kali/hari dengan
prosentase 38,9 %.
3. Pola mandi
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mandi pada lanjut usia di
prosentase 66,7%.
4. Pola keramas
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola keramas pada lanjut usia di
prosentase 66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola gosok gigi pada lanjut usia
prosentase 66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola memotong kuku pada
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola ganti pakaian pada lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 dan 2 kali/hari
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mencuci pakaian pada
9. Pola berhias
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola berhias pada lanjut usia di
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola aktivitas (istirahat dan
tidur) pada lanjut usia di wisma adalah tidak terganggu dengan prosentase 80,6%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keagamaan pada lanjut
Analisa data
kesenian pada lanjut usia di wisma adalah tidak mengikuti dengan prosentase
55,6% dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu adanya cacat fisik, kurangnya
minat untuk mengikuti kegiatan dan dan tempat jauh dari wisma.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan sosial pada
dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu cacat fisik, kurangnya minat untuk
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan senam Tera pada
lanjut usia di wisma adalah tidak mengikuti dengan prosentase 61% dikarenakan
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertanian dan
perkebunan pada lanjut usia di wisma adalah tidak mengikuti dengan prosentase
80,6 %.
Analisa data
Analisa data
kesehatan pada lanjut usia di wisma adalah tidak ada kegiatan yang merugikan
Analisa data
rumah/kamar pada lanjut usia di wisma adalah 2 kali/hari dengan prosentase 96,8
%.
Analisa data
mandi pada lanjut usia di wisma adalah tidak pernah membersihkan kamar mandi
dengan prosentase 52,8 % dikarenakan sebagian dari wisma telah membagi tugas
pada lanjut usia di wisma adalah tidak pernah membersihkan selokan dengan
prosentase 100 % dikarenakan banyaknya selokan yang sudah rusak dan sebagian
N DS DO M. keperawatan
O
1. Banyak lansia di Berdasarkan data yang Kurangnya
sebanyak 22,7%.
membersihkan kamar
senam tera.
sebanyak 2,7%
dalammengenalmasalah kesehatan
X
1 Setelah 1. Membe- Jum’at, Para Ka.Sie 1.
diharapkan : warah 2.
3.Menurunkan binaan.
resiko
penurunan
derajat
kesehatan pada
lansia
4.Lansia dapat
menerapkan
personal
hygiene secara
mandiri
2 Setelah 1. Musya- Jum’at, Para Ka. Sie
diharapkan: senam
1.Meningkat- tera.
mengikuti kan
kegiatan motivasi
lansia tera.
mengikuti rikan
kegiatan pendidi-
kegiatan. tentang
4.Melakukan kerugian
5. Kebiasaan
merokok
beberapa
lansia
berkurang.
6. Pola makan
lansia teratur
3.7. POA (Planning Of Action)
pok sus
1. Penyuluhan 1 Jum’at 14 Ghora dan Dana dari 1.Ham-pir
telah dibuat
2. Da-lam
setiap
kegiatan para
lansia me-
nang-gapi de-
ngan antusias.
3.Da-lam
setiap
kegiatan
terda-pat
dalam bebe-
rapa ham-
batan dari
lansia seper-
ti, penu-runan
pendenga-ran,
pendidikan
yang ren-dah
dan lansia
terse-but
terjadi penu-
runan daya
ingat
sehingga
informasi
yang
diberikan ku-
rang bisa
diterima oleh
para lansia
2. Da-lam
setiap
kegiatan para
lansia me-
nanggapi de-
ngan antu-
sias.
3. Da-lam
setiap
kegiatan
terda-pat
dalam bebe-
rapa ham-
batan dari
lansia seper-
ti, penu-runan
pendengar-an,
pendi-dikan
yang ren-dah
dan lansia
terse-but
terjadi penu-
runan daya
ingat
sehingga
infor-masi
yang
diberikan ku-
rang bisa
diteri-ma oleh
para lansia
Terjadi
peningkatan
derajat
kesehatan
pada lansia.
3.8. Implementasi
1. Penyuluhan
Yang dihadiri oleh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh
a. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai denagn salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan
memperhatikan.
c. Fase penutup
1. Pada fase ini terdiri dari tanya jawab antara lansia dan mahasiswa.
2. Senam Tera
Yang dikuti oleh lansia di panti sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh
d. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan
f. Fase penutup
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anggrek tingkat perilaku hidup sehat pada khususnya personal hygiene atau
kebersihan perorangan serta lingkungan tempat tinggal (kamar atau wisma) masih
meningkatkan pengetahuan, perilaku hidup sehat, kemauan dan kesadaran diri dari
para lansia maka mahasiswa bersama petugas panti dan para ansia turut berperan
4.2 Saran
kesehatan yang ada sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan para lansia
khususnya di wisma Kemuning, Seruni, Cendana dan Anggrek dan ruang isolasi
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. Buku Ajar Keperawatan
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.