Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
Dede Yusuf Khatami (0432950317011)
Ega Ogiyan Putri (0432950317020)
Ike Febriyanti (0432950317026)
Lu’lu’a Lanahdiayanna (0432950317033)
Mohammad Khobib (0432950317039)
BEKASI
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori.......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Penyakit.................................................................................3
2.1.2 Klasifikasi………………………………………………………...………………....3
2.1.3 Etiologi………………………………………………………………………………4
2.1.4 Patofisiologi…………………………………..…………………………………….4
2.1.5 Manifestasi Klinis…………………………………………………………………5
2.1.6 Analisa Gas Darah……………………………………………………………….10
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang…………………………...……………………………19
2.1.8 Penanganan Medis Dan Keperawatan………………..………………………
20
2.1.9 Asuhan Keperawatan…………………………………………...……………….21
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan………...……………………………………………………………………….32
4.2 Saran……………………………………………………………………………………………32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………27
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………...iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Patofisiologi Gagal Napas Yang Mengarah Pada Terjadinya Masalah
Keperawatan…………...…………………………………………………..4
Tabel 2.2 Ringkasan Etiologi dan Patofisiologi Gagal Napas.......................................5
Tabel 2.3 5 Nilai Normal Gas Darah …………………...……………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan analisis jurnal penelitian ini adalah agar penulis dapat
menambah wawasan dan pengetahuan, serta mampu menjelaskan tentang
penerapan asuhan keperawatan dengan masalah gagal napas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan konsep dasar medis pada pasien dengan gagal napas mulai
dari definisi, etiologi, patofisiologis, klasifikasi, menifestasi dan
penatalaksanaan keperawatan dan medis .
2. Menganalisa data serta merumuskan diagnosa pada pasien dengan gagal
napas.
3. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan dan
memperioritaskan sesuai dengan kebutuhan klien.
4. Membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
gagal napas.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis dapat memperluas wawasan dalam menganalisis sistem pernapasan
pada kasus gagal napas.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui pengetahuan dan informasi mengenai sistem
pernapasan pada kasus gagal napas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipoventilasi alveolar
Ketidakseimbangan Rasio V/Q (ventilisi/ perfusi)
Etiologi Patofisologi
Pada Periode pascaoperatif
periode
pascaope Agen- agen farmakologi menekan pernapasan adanya penurunan metabolisme atau
ratif mengeksresi obat nyeri pada area thoraks dan abdomen mengganggu napas dalam dan
batuk
Gagal napas
Kelainan Kelainan neurologis primer
neurologi
s primer (sindrom Guillain-bare, miastenia gravis, kerusakan pada segmen servikal medulla
(ganggua spinalis, lesi, akut yang luas pada batang otak dalam multiple sclerosis, dan poliomiellitis)
n pada
respons Penekanan dorongan pernapasan sentral
vantilasi) Gangguan pada respons ventiasi
Gagal napas
Trauma Trauma pada kepala dan thoraks
Cedera kepala, penurunan kesadaran, dan terjadi pendarahan dari hidung dan mulut
menyebabkan obstruksi jalan napas atas dan depresi pernapasan adanya tekanan
meningkat intrapleural akibat udara atau darah
Gagal napas
Penyakit Pneumonia
paru akut
Terjadi konsolidasi dan pengisian rongga alveoli dan eksudat
Gagal napas
Status asmatikus
Gagal napas
Tabel 2.2. Ringkasan Etiologi dan Patofisiologi Gagal Napas (Muttaqin, Arif. 2012.Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika)
Etiologi Patofisiologi
Penyakit PPOM
paru
kronis Gangguan pergerakan udara ke dan dari luar paru
Kolapsnya alveoli
Gagal napas
Penyakit Efusi pleura, hempthoraks, dan pneumothoraks
pleura
Meningkatnya tekanan intrapleural akibat udara atau darah
Gangguan ventilasi
Gagal napas
Takar Narkotika dalam dosis berlebih
dosis
Penekanan perut pernapasan
Gagal ventilasi
Gagal napas
Penyakit Status asmatikus
akut paru
Peningkatan kerja pernapasan hipoksemia secara reversibel
Gagal napas
Atelektasis
Kolapsnya alveoli
Gangguan dalam pertukaran gas secara irreversibel
Gagal napas
Tabel 2.2. Ringkasan Etiologi dan Patofisiologi Gagal Napas (Muttaqin, Arif. 2012.Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika)
Gejala
Arteri Vena
pH 7,35 – 7,45 7,32 – 7,43
PaO2 80 – 100 mmHg 10,6 – 13,3 kPa 25 – 40 mmHg
PaCO2 35-45 mmHg 4,7 – 6,0 kPa 41-50 mmHg
HCO3 22 – 26 mmol/L 23 -27 mmol/L
Base excess -2 s/d +2 mmol/L
Tabel 2.3. 5 Nilai Normal Gas Darah (Farhan Ali Rahman, Calcarina Fitriani Retno
Wisudarti, Bhirowo Yudo Pratomo. 2015. Aplikasi Klinis Analisis Gas Darah Pendekatan
Stewart pada Periode Perioperatif. Jurnal Komplikasi Anestesi. Volume 3 Nomor 1.
anestesi.fk.ugm.ac.id/jka.ugm/download-file-948305.pdf
Pasien rawat intensif rentan terhadap perubahan SID dan air bebas,
nasogastric suctioning menyebabkan hilangnya Cl. Diare menyebabkan
hilangnya Cl dan K. Drain bedah dapat mengakibatkan terbuangnya cairan
dan elekrolit. Banyak antibiotik di rawat intensif seperti piperocilin
tazobactam dilarutkan dalam larutan kaya Na. Vankomisin dilarutkan
dalam D5% dalam jumlah besar. Lorazepam dilarutkan dalam
propilenglikol. Pemberian dalam jumlah besar mengakibatkan asidosis
metabolik. Continous Renal Replacement Therapy (CRRT) telah banyak
dipakai di rawat intensif untuk hemofi ltrasi dan hemodialisa (HD) pasien
dengan hemodinamik tidak stabil. CRRT mengatasi asidosis pada gagal
ginjal dengan membuang SID dan fosfat. Namun ada resiko alkalosis
metabolik karena hypoalbuminemia.
Do :
Warna kulit pucat
Klien berkeringat seluruh tubuh
Kesadaran menurun
Ekspresi wajah klien terlihat ketakutan
3. Ds : Ketidakseimbangan Gangguan
Klien mengatakan pusing ventilasi-perfusi pertukaran gas
Klien mengatakan penglihatan kabur
Klien mengeluh sesak npas, napas lambat
Do :
PCO2 meningkat
PO2 menurun
Klien tampak berkeringat seluruh tubuh
Napas cuping hidung
Klien tampak gelisah
4. Ds : Kelelahan otot Gangguan ventilasi
Klien mengeluh sesak, napas lambat pernapasan spontan
Do :
Klien tampak gelisah
Pernapasan takikardia 110/menit
5. Ds: Depresi pusat Pola napas tidak
Klien mengeluh sesak, napas lambat pernapasan, cedera efektif
Klien mengeluh sulit bernapas pada saat pada medulla
berbaring spinalis, posisi
Do : tubuh yang
Pernapasan cuping hidun menghambat
c. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Pola napas tidak efektif
6. Risiko aspirasi
d. Intervensi Keperawatan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
5. Pola napas tidak 1. Manajemen jalan napas
efektif b.d posisi Obsevasi :
tubuh yang Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
menghambat Terapeutik:
ekspansi paru Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2. Pemantauan respirasi
Observasi :
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne Stokes, Biot, ataksik)
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Terapeutik :
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
6. Risiko aspirasi 1. Manajemen jalan napas
Obsevasi :
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2. Pencegahan aspirasi
Observasi :
Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan
kemampuan menelan
Monitor status pernapasan
Monitor bunyi napas, terutama setelah makan/minum
Terapeutik
Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 menit
sebelum memberi asupan oral
Pertahankan posisi semi fowler (30-45 derajat) pada
pasien tidak sadar
Pertahankan kepatenan jalan napas (mis. Teknik head
tilt chin lift, jaw thrust, in line)
Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi secret
meningkat
Sediakan suction di ruangan
Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Tabel 2.5. Intervensi Keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegagalan pernapasan adalah suatu kondisi dimana oksigen tidak cukup masuk dari
paru-paru ke dalam darah . Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi jika paru-paru
tidak dapat membuang karbon dioksida dari darah. Terlalu banyak karbon dioksida
dalam darah dapat membahayakan organ tubuh (National Heart, lung, 2011).
Keadaan ini disebabkan oleh pertukaran gas antara paru dan darah yang tidak
adekuat sehingga tidak dapat mempertahankan PH, PO2, dan PCO2, darah arteri
dalam batas normal dan menyebabkan hipoksia tanpa atau disertai hiperkapnia
(Arifputera, 2014).
4.2 Saran
Dihimbau untuk seluruh masyarakat Indonesia agar menjaga kesehatan dan
kebersihan, baik terhadap diri sendiri ataupun lingkungannya agar tidak terkena
penyakit gagal npas. Apabila sudah terkena penyakit gagal napas harus cepat diobati
agar tidak bertambahnya jumlah angka kesakitan dan kematian. Masyarakat harus
mudah tanggap dalam mencegah gagal napas.
DAFTAR PUSTAKA