Anda di halaman 1dari 7

ISU END OF LIFE DI KEPERAWATAN KRITIS

Disusun Oleh :
DWI MAULIDA AMALIASARI
IDA ANDRIANINGRUM
LUKMAN HADI
CILVIA LISTYANINGRUM
TYTY MURDIANASARI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit mempunyai peran
yang sangat penting yaitu menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan
asuhan keperawatan darurat bagi pasien (Ali, 2014). Kondisi pasien yang
datang ke IGD bervariasi dengan kondisi yang mengancam jiwa maupun yang
menjelang ajal. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa berfokus pada
tindakan resusitasi, sedangkan pada pasien yang menjelang ajal lebih berfokus
pada perawatan End of Life.
End of Life Care diberikan pada pasien yang menjelang meninggal atau
fase kritis dengan menerapkan Teori Peaceful End of Life. (Ruland & Moore,
1998 dalam Aligood & Tomey, 2014). Teori ini terdiri dari konsep persiapan
yang baik dalam menghadapi kematian. Intervensi dalam konsep teori ini
dilakukan yang bertujuan pasien merasa bebas dari rasa nyeri, merasa nyaman,
merasa dihargai, dihormati dan berada dalam kedamaian dan ketenangan juga
merasa dekat dengan orang dirawatnya.
Menurut Beckstrand et al (2015) menyatakan bahwa perawat mengalami
kesulitan dalam memberikan pelayanan End of Life yang baik pada
pasien, khususnya pada pasien yang tidak mempunyai identitas. Perawat yang
bertugas di IGD merasa bahwa pendampingan end of life pada pasien terlantar
bukan merupakan prioritas, mereka masih memprioritaskan pasien dengan
kondisi emergency.
Berdasarkan hasil penelitian Ose, Ratnawati & Lestari (2017) menyatakan
bahwa perawat yang bertugas di IGD terkait pengalaman merawat pasien
terlantar menjelang ajal yaitu Merasakan hati tersentuh pada pasien terlantar
menjelang ajal 2. Tidak membedakan perlakuan pada pasien terlantar dengan
pasien lain yang menjelang ajal 3. Menghargai harkat dan martabat pasien 4.
Memastikan tidak ada kecurangan pemberian nota dinas 5. Memilih perawatan
suportif sebagai tindakan terbaik 6. Terpaksa meninggalkan pasien tanpa
pendampingan spritual 7. Mengalami konflik dalam menempatkan pasien
terlantar yang menjelang ajal 8. Mengharapkan situasi lingkungan kerja yang
mendukung.
Beberapa kesulitan perawat dalam pendampingan pasien terlantar yang
menjelang ajal yaitu banyaknya pasien yang dalam kondisi emergency yang
dilakukan tindakan terlebih dahulu. Perawatan pasien dalam tahap End of Life,
yang membutuhkan penanganan yang bertujuan untuk memberikan rasa
nyaman, ketenangan, kedekatan suport sosial (Beckstrand et.al, 2012, Decker,
et.al, 2015).Perawatan pasien yang menjelang fase End of Life melibatkan
berbagai displin yang meliputi pekerja sosial, ahli agama, perawat, dokter
(dokter ahli atau dokter umum yang berfokus pada perawatan yang holistic
meliputi fisik, emosional, sosial, dan spiritual. (Hockenberry &Wilson, 2005).
Perawat harus tetap bersikap profesional menghormati harkat dan
martabat pasien dalam memberikan perawatan. Konflik batin, emosi, perasaan
hati tersentuh muncul dengan melihat kondisi pasien terlantar menjelang ajal.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
End Of LifeEnd of life merupakan salah satu tindakan yang
membantumeningkatkan kenyamanan seseorang yang mendekati akhir hidup
(Ichikyo,2016). End of life care adalah perawatan yang diberikan kepada
orang-orangyang berada di bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka (NHS
Choice,2015). End of life akan membantu pasien meninggal dengan
bermartabat.Pasien yang berada dalam fase tersebut biasanya menginginkan
perawatanyang maksimal dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien
tersebut.
End of life merupakan bagian penting dari keperawatan paliatif yang
diperuntukkan bagi pasien yang mendekati akhir kehidupan.End of life
carebertujuan untuk membantu orang hidup dengan sebaik- baiknya dan
meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014). End of life careadalah salah satu
kegiatan membantu memberikan dukungan psikososial danspiritual (Putranto,
2015). Jadi dapat disimpulkan bahwa End of life caremerupaka salah satu
tindakan keperawatanyang difokuskan pada orang yangtelah berada di akhir
hidupnya, tindakan ini bertujuan untuk membuat oranghidup dengan sebaik-
baiknya selama sisa hidupnya dan meninggal dengan bermartabat.

B. Prinsip-Prinsip End Of LifeMenurut NSW Health (2005) Prinsip End Of


Life antara lain :
1. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematianTujuan utama dari
perawatan adalah menpertahankan kehidupan,namun ketika hidup tidak
dapat dipertahankan, tugas perawatan adalahuntuk memberikan
kenyamanan dan martabat kepada pasien yangsekarat, dan untuk
mendukung orang lain dalam melakukannya.
2. Hak untuk mengetahui dan memilihSemua orang yang menerima
perawatan kesehatan memiliki hakuntuk diberitahu tentang kondisi mereka
dan pilihan pengobatanmereka.Mereka memiliki hak untuk menerima atau
menolak pengobatan dalam memperpanjang hidup.Pemberi perawatan
memilikikewajiban etika dan hukum untuk mengakui dan menghormati
pilihan- pilihan sesuai dengan pedoman.
3. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam mempertahankan
hidupPerawatan end of life yang tepat harus bertujuan untukmemberikan
pengobatan yang terbaik untuk individu. Ini berarti bahwa tujuan utama
perawatan untuk mengakomodasi kenyamanan dan martabat, maka
menahan atau menarik intervensi untuk mempertahankan hidup mungkin
diperbolehkan dalam kepentingan terbaik dari pasien yang sekarat.
4. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan Keluarga dan tenaga
kesehatan memiliki kewajiban untuk bekerja sama untuk membuat
keputusan bagi pasien yang kurang bisadalam pengambilan keputusan,
dengan mempertimbangkan keinginan pasien.
5. Transparansi dan akuntabilitasDalam rangka menjaga kepercayaan dari
penerima perawatan,dan untuk memastikan bahwa keputusan yang tepat
dibuat, maka proses pengambilan keputusan dan hasilnya harus dijelaskan
kepada para pasien dan akurat didokumentasikan
6. Perawatan non diskriminatifKeputusan pengobatan pada akhir hidup harus
non-diskriminatifdan harus bergantung hanya pada faktor-faktor yang
relevan dengankondisi medis, nilai-nilai dan keinginan pasien.
7. Hak dan kewajiban tenaga kesehatanTenaga kesehatan tidak berkewajiban
untuk memberikan perawatan yang tidak rasional, khususnya, pengobatan
yang tidak bermanfaat bagi pasien.Pasien memiliki hak untuk menerima
perawatan yang sesuai, dan tenaga kesehatan memiliki tanggung
jawabuntuk memberikan pengobatan yang sesuai dengan norma-norma
profesional dan standar hukum
8. Perbaikan terus-menerusTenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk
berusaha dalammemperbaiki intervensi yang diberikan pada standar
perawatan end oflife baik kepada pasien maupun kepada keluarga.

C. Kriteria The Peaceful End of Life


Teori Peacefull EOL ini berfokus pada beberapa kriteria utama dalam
perawatan end of life pasien yaitu :
1. Terbebas dari NyeriBebas dari penderitaan atau gejala disstres adalah hal
yang utamadiinginkan pasien dalam pengalaman EOL (The Peaceful End
Of Life). Nyeri merupakan ketidaknyamanan sensori atau pengalaman
emosi yang dihubungkan dengan aktual atau potensial kerusakan
jaringan(Lenz, Suffe, Gift, Pugh, & Milligan, 1995; Pain terms, 1979).
2. Pengalaman Menyenangkan Nyaman atau perasaan menyenangkan
didefinisikan secarainclusive oleh Kolcaba (1991) sebagai kebebasan
dariketidaknyamanan, keadaan tenteram dan damai.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyono. 2018. Perawatan End of Life Instalasi Gawat Darurat. Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta

http://blog.umy.ac.id/ararindjani/2018/09/04/perawatan-end-of-life-di-instalasi-
gawat-darurat/ diakses pada tanggal 22 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai