0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
108 tayangan8 halaman
Studi ini meneliti hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian menggunakan kuesioner untuk 12 perawat dan menemukan bahwa gaya kepemimpinan demokratis paling umum, dan kinerja perawat sebagian besar baik. Ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat.
Studi ini meneliti hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian menggunakan kuesioner untuk 12 perawat dan menemukan bahwa gaya kepemimpinan demokratis paling umum, dan kinerja perawat sebagian besar baik. Ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat.
Studi ini meneliti hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian menggunakan kuesioner untuk 12 perawat dan menemukan bahwa gaya kepemimpinan demokratis paling umum, dan kinerja perawat sebagian besar baik. Ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat.
Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh:
TRI WULANDARI 2016.011914
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di RSUD Pandan Arang Boyolali
Tri Wulandari1*, Nabhani2, Wijayanti3
1 Mahasiswa DIII Keperawatan, ITS PKU Muhammadiyah Surakarta 2,3 Dosen DIII Keperawatan, ITS PKU Muhammadiyah Surakarta *Email: triwulandariacc@gmail.com
Kata kunci: Abstrak
Gaya Latar Belakang: kunci utama dalam meningkatkan kualitas Kepemimpinan, pelayanan kesehatan adalah petugas yang memiliki kinerja yang Kinerja Perawat baik. Kinerja merupakan tolak ukur dalam seseorang melakukan tugasnya. Sehingga apabila kinerja seorang perawat baik maka kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan akan baik pula. Tujuan: mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode Penelitian: penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian perawat pelaksana RSUD Pandan Arang Boyolali dengan teknik purpose sampling sejumalh 12 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan berupa Spearman rho test pada signifikansi 5%. Hasil: gaya kepemimpinan paling trend yaitu gaya kepemimpinan demokratis sebanyak 9 (75%) dan kinerja dalam kategori baik sebanyak 8 (66,7%). Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dengan nilai p: 0,014 atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan nilai r: 0,683 lebih besar dari r tabel: 0,576 artinya Ho ditolak. Kesimpulan: terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Pandan Arang Boyolali. Relationship of Head Leadership Style of Room with Performance of Executing Nurses in RSUD Pandan Arang Boyolali Keyword: Abstract Leadership Background: the key point in improving the quality of health care is Style, the officer who has a good performance. Performance is a Performance of benchmark in someone doing his job. So if the performance of a Nurse nurse is good then the quality of health services provided will be good too. Objective: to find out the relationship between the leadership style of the head of the room and the performance of the implementing nurse. Research Methods: the study used a correlation with a cross-sectional approach. The population was the research of nurses implementing RSUD Pandan Arang Boyolali by purpose sampling technique with 12 respondents. The research instrument used a questionnaire. Data analysis used in the form of Spearman rho test at a significance of 5%. Results: the most trendy leadership style is democratic leadership style as much as 9 (75%) and performance in the good category is 8 (66,7%). There is a relationship between the leadership style of the head of the room and the performance of the nurse executor with a p value: 0,014 or a probability smaller than 0,05 and r value: 0,683 greater than r table: 0,576, means that Ho is rejected. Conclusion: there is a relationship between the leadership style of the head of the room and the performance of the nurse executor in RSUD Pandan Arang Boyolali.
Perawat adalah orang yang perawat dalam melaksanakan tugas dan merawat atau memelihara. Perawat tanggung jawab untuk mencapai tujuan adalah seseorang yang telah lulus organisasi dalam memberikan asuhan pendidikan tinggi keperawatan, baik di keperawatan (Putra, dkk, 2014). dalam maupun di luar negeri yang Tercapainya tujuan organisasi oleh diakui oleh Pemerintah sesuai dengan adanya kinerja yang baik, Nursalam ketentuan Peraturan Perundang- (2015) menyatakan faktor yang undangan (UU Nomor 38 tahun 2014). mempengaruhi kinerja antara lain faktor Proses keperawatan yang dilakukan oleh individu, faktor psikologi, dan faktor perawat menggunakan pedoman dalam organisasi. Faktor individu berupa memberikan asuhan keperawatan yaitu kemampuan, keterampilan, latar standar asuhan keperawatan. Standar belakang keluarga, pengalaman kerja, asuhan keperawatan mengacu pada tingkat sosial dan demografi seseorang. proses keperawatan, yaitu pengkajian, Faktor psikologi yaitu berupa persepsi, diagnosis keperawatan, perencanaan, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan implementasi, evaluasi (Putra, dkk, kepuasan kerja. Faktor organisasi yaitu 2014). Perawat memiliki posisi penting struktur organisasi, desain organisasi, dalam menghasilkan kualitas pelayanan kepemimpinan, dan sistem penghargaan. kesehatan di rumah sakit, karena Salah satu faktor yang berperan yaitu pelayanan yang unik dilaksanakan kepemimpinan. Kepemimpinan selama 24 jam dan berkesinambungan berpengaruh signifikan dan positif merupakan kelebihan tersendiri terhadap kinerja karyawan. dibandingkan dengan jenis pelayanan Kepemimpinan yang baik dapat yang lain (Utami, 2011). Pelayanan yang meningkatkan kinerja karyawan yang bermutu ditentukan pengorganisasian tinggi (Sulaeman, 2009). yang baik oleh pemimpin. Kepemimpinan merupakan suatu Pengorganisasian ini terwujud dalam proses mempengaruhi individu atau gaya kepemimpinan seseorang untuk sekelompok orang untuk mencapai melaksanakan tindakan keperawatan tujuan bersama yang telah disepakati yang berdampak pada kinerja pada situasi tertentu. Seorang pemimpin bawahannya (Rohayani, 2013). dalam sebuah organisasi memiliki gaya Kinerja adalah tolak ukur dalam tersendiri untuk mencapai tujuan yang seseorang melakukan tugasnya. Kinerja diinginkan (Sagala, 2018). Peran merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pemimpin sangat dibutuhkan di individu atau sekelompok orang dalam tengah-tengah perawat. Kepemimpinan satu organisasi sesuai wewenang dan yang efektif yaitu pemimpin yang tanggungjawab dalam upaya mencapai memiliki hubungan saling mendukung tujuan bersama secara legal, tidak dengan bawahan, lebih mengutamakan melanggar hukum dan sesuai moral keputusan bersama dibanding individu maupun etika (Nursalam, 2015). Kinerja dan memotivasi perawat untuk menjadi suatu tingkat peranan anggota menentukan dan mencapai prestasi kerja organisasi, pelaksanaan suatu tindakan yang tinggi. Bagi seorang perawat, untuk menjalankan dan menyelesaikan kepala ruangan yang baik adalah yang tugas yang diberikan (Simamora, 2012). dapat mendorong perawat untuk bisa melaksanakan asuhan keperawatan bagaimana melakukan pekerjaan, dengan baik (Sari, 2016). Peran seorang menerima kewajiban-kewajiban, dan pemimpin antara lain menjadi panutan, memperbaiki segala kesalahan atau memberikan informasi, pemroduksi, kekeliruan (Satrianegara, 2014). pelaksana, pembaru, dan pemandu. Penelitian yang mendukung dikutip Peran tersebut biasanya dapat terlihat dari Putra, dkk (2014) menunjukkan dari bagaimana cara pemimpin itu adanya hubungan gaya kepemimpinan memimpin yang dikenal dengan gaya kepala ruangan dengan kinerja perawat kepemimpinan (Satrianegara, 2014). pelaksana. Kecenderungan gaya Secara umum terdapat beberapa gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSUD kepemimpinan yang dikenal, yaitu RAA Soewondo Pati lebih banyak autokrasi, demokratif, partisipatif, dan menggunakan gaya kepemimpinan laissez faire (Simamora, 2012). demokratis. Gaya kepemimpinan Hasil penelitian Meria Kontesa demokratis menekankan pada (2013) mengatakan gaya kepermimpinan pentingnya kerjasama antara pemimpin paling berpengaruh yaitu gaya dan bawahannya. Hal ini dipengaruhi kepemimpinan autokrasi karena oleh sistem kerja yang melibatkan peningkatan stres kerja disebabkan oleh berbagai tim kesehatan lain yang pemimpin yang otoriter sehingga menuntut saling bekerjasama untuk berdampak terhadap kinerja karyawan, meningkatkan mutu pelayanan berbeda dengan Pitasari (2017) gaya keperawatan. Penelitian yang lain yang paling berpengaruh yaitu dikutip dari Idris, dkk (2017) demokratis, dimana kepala ruangan mengungkapkan adanya hubungan mampu memiliki kepercayaan tinggi antara gaya kepemimpinan kepala terhadap bawahan dengan tidak ruangan dengan kinerja perawat melepaskan tanggung jawab pelaksana. pengawasan. Menurut penelitian Berdasarkan hasil wawancara Ikhwanudin (2017) menyatakan bahwa peneliti saat praktik dengan 5 orang gaya kepemimpinan laissez faire yang perawat pelaksana di RSUD Pandan lebih berpengaruh dimana pemimpin Arang Boyolali bulan Agustus 2018, memaksa mereka untuk merencanakan, bahwa mereka bekerja senang dan giat melakukan dan menilai pekerjaannya apabila pemimpinnya selalu melibatkan sendiri, sedangkan menurut Putra (2014) karyawan dalam pengambilan keputusan gaya yang paling berpengaruh yaitu bersama, ikut andil dalam gaya kepemimpinan partisipatif karena menyelesaikan masalah yang terjadi, bawahan merasa dihargai dengan adanya serta tegas dan bersikap adil. pemimpin yang setiap kali membuat Berdasarkan latar belakang di atas, keputusan selalu dengan pertimbangan. penulis tertarik untuk melakukan Gaya kepemimpinan yang penelitian dengan judul hubungan gaya digunakan oleh pemimpin berpengaruh kepemimpinan kepala ruangan dengan terhadap peningkatan kinerja seorang kinerja perawat pelaksana di RSUD perawat dalam melaksanakan tugasnya. Pandan Arang Boyolali. Upaya peningkatan kinerja perawat 2. METODE PENELITIAN menuntut pemimpin untuk melakukan Penelitian ini menggunakan studi pendekatan terhadap perawat. korelasi (correlation study) yang Pemimpin yang baik diharapkan antara merupakan penelitian hubungan antara lain dapat memberikan inspirasi kepada dua variabel pada situasi atau kelompok bawahannya, menyelesaikan pekerjaan dengan pendekatan penelitian cross dan mengembangkan bawahan, sectional dan teknik sampling purpose memberikan contoh kepada bawahan sampling didapatkan sejumlah 12 responden denga kriteria responden Pada tabel.3 menunjukkan perawat minimal D3 dan bekerja bahwa sebagian besar responden minimal 1 tahun. Penelitian dilakukan di berpendidikan D3 (83,3%). Bangsal Akar Wangi RSUD Pandan d) Lama Bekerja Arang Boyolali. Instrumen yang Tabel.4 Lama bekerja responden digunakan yaitu kuesioner tentang gaya Lama Frekuensi kepemimpinan dan kinerja perawat. Bekerja Variabel penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan kinerja perawat. <10 tahun 10 83,3 Analisis data penelitian ini >10 tahun 2 16,7 menggunakan Uji Spearman rho Signed Total 12 100 Rank Test. Pada tabel.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden 3. HASIL DAN PEMBAHASAN bekerja kurang dari 10 tahun (83,3%). a. Hasil e) Gaya Kepemimpinan Penelitian ini dilakukan kepada 12 Tabel.5 Gaya kepemimpinan responden dan didapatkan hasil sebagai Gaya Kep. Frekuensi berikut: Autokratis 0 0 1) Analisis Univariat Demokratis 9 75 a) Umur Tabel 1. Umur Responden Partisipatif 3 25 Umur Frekuensi Laissez faire 0 0 Dewasa awal 7 58,3 Total 12 100 Dewasa 3 25 Pada tabel.5 menunjukkan gaya akhir kepemimpinan yang paling trend adalah Lansia awal 2 16,7 demokratis (75%). Total 12 100 f) Kinerja Perawat Tabel.6 Kinerja Perawat Pada tabel.1 menunjukkan bahwa Kinerja Perawat Frekuensi sebagian besar responden berusia dewasa awal (58,3%). Baik 8 66,7 b) Jenis Kelamin Cukup 4 33,3 Tabel.2 Jenis Kelamin Kurang 0 0 Jenis Frekuensi Total 12 100 Kelamin Pada tabel.6 menunjukkan Laki-laki 2 16,7 bahwa sebagian besar kinerja perawat Perempuan 10 83,3 adalah baik (66,7%). Total 12 100 2) Analisis Bivariat Tabel.7 Hubungan gaya kepemimpinan Pada tabel.2 menunjukkan dengan kinerja perawat bahwa sebagian besar responden Skor Kinerja Perawat berjenis kelamin perempuan (83,3%). Skor Gaya Kep. r = 0,683 c) Pendidikan p < 0,014 Tabel.3 Pendidikan responden n = 12 Pendidikan Frekuensi Uji Korelasi D3 10 83,3 Spearman rho S1 2 16,7 Berdasarkan tabel.7 diketahui S2 0 0 nilai p sebesar 0,014 value atau Total 12 100 probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan nilai r sebesar 0,683 menunjukkan bahwa tingkat hubungan termasuk kuat, seseorang bekerja maka akan bertambah artinya Ho ditolak, yang berarti bahwa banyak pengalaman sehingga semakin terdapat hubungan antara gaya baik pula kinerja yang dihasilkan. kepemimpinan kepala ruangan dengan Tabel.5 Berdasarkan perhitungan kinerja perawat pelaksana. deskriptif menunjukkan bahwa hasil b. Pembahasan penelitian gaya kepemimpinan kepala Tabel.1 menunjukkan hasil penelitian ruangan di Bangsal Akar Wangi RSUD tentang karakteristik umur pada perawat Pandan Arang Boyolali, terdapat 9 pelaksana di Bangsal Akar Wangi responden (75%) yang memilih gaya RSUD Pandan Arang Boyolali sebagian kepemimpinan demokratis dan 3 besar berada dikategori dewasa awal responden (25%) yang memilih gaya sebesar 7 responden (58,3%). Hasil riset kepemimpinan partisipatif. Hal ini dapat Solomon (2017) menunjukkan bahwa disimpulkan bahwa kepala ruangan di antara usia dan kinerja tidak berkorelasi. Bangsal Akar Wangi RSUD Pandan Hal ini disebabkan karena semakin Arang Boyolali menerapkan gaya bertambah usia seseorang maka kepemimpinan demokratis. kemampuan akan semakin matang. Sejalan dengan Putra, dkk (2014), Tabel.2 menunjukkan hasil penelitian mengatakan bahwa gaya kepemimpinan tentang karakteristik jenis kelamin pada demokratis menekankan pada perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD pentingnya kerjasama antara pemimpin Pandan Arang Boyolali sebagian besar dan bawahannya. Hal ini dipengaruhi berjenis kelamin perempuan sebanyak oleh sistem kerja yang melibatkan 10 responden (83,3%). Menurut Bass berbagai tim kesehatan lain yang (2008) jenis kelamin tidak menuntut saling bekerjasama untuk mempengaruhi bagaimana kinerja meningkatkan mutu pelayanan seseorang. Hal ini dikarenakan setiap keperawatan. Sedangkan untuk kedua individu memiliki keinginan tersendiri gaya lain yang kurang trend, yaitu untuk meningkatkan kinerjanya. autokrasi dan Laissez faire, ini Tabel.3 menunjukkan hasil penelitian dikarenakan gaya tersebut muncul tentang karakteristik pendidikan pada disaat-saat tertentu saja yang perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD mengharuskan pemimpin bersikap tegas Pandan Arang Boyolali sebagian besar atau memberikan wewenang penuh pada berpendidikan D3 sebanyak 10 perawat. Budiman (2018), menyebutkan responden (83,3%). Dwijayanthi (2013) gaya menjadi salah satu hal yang menunjukkan bawah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja. berpengaruh positif dan signifikan Tabel.6 Berdasarkan perhitungan terhadap kerja individu, semakin tinggi deskriptif menunjukkan bahwa hasil tingkat pendidikan seseorang, mereka penelitian kinerja yang dilakukan semakin banyak mengetahui teori secara perawat pelaksana di Bangsal Akar mendalam, maka akan semakin baik Wangi RSUD Pandan Arang Boyolali, kinerja individu. terdapat 8 responden (66,7%) yang Tabel.4 menunjukkan hasil penelitian memiliki kinerja yang baik dan 4 tentang karakteristik lama bekerja pada responden (33,7%) yang memiliki perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD kinerja yang cukup. Hal ini dapat Pandan Arang Boyolali sebagian besar disimpulkan bahwa sebagian besar bekreja kurang dari 10 tahun perawat pelaksana di Bangsal Akar sebanyak Wangi RSUD Pandan Arang Boyolali 10 responden (83,3%). Widyantari memiliki kinerja yang baik. (2016), menyatakan bahwa terdapat Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh lama bekerja terhadap kinerja kinerja perawat yang baik, berdasarkan seseorang, karena semakin lama kuesioner yang telah diberikan, perawat Ikhwanudin, S.Q. 2017. Hubungan Gaya selalu melakukan asuhan keperawatan Kepemimpinan Kepala Ruang sesuai dengan standar dan prosedur, dengan Pelaksanaan Discharge mengembangkan kemampuan diri, Planning di Ruangan Kelas III berorientasi terhadap mutu dan selalu Rumah Sakit Umum Daerah mengutamakan keselamatan pasien Kota Yogyakarta. Diakses (Mariyanti,2011). tanggal 28 Desember 2018. 4. SIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis Kontesa, M. 2013. Hubungan Gaya data, maka dapat ditarik kesimpulan Kepemimpinan Kepala Ruangan terdapat hubungan antara gaya dengan Stres kepemimpinan kepala ruangan dengan Kerja Perawat Pelaksana di kinerja perawat pelaksana. Ruang Rawat Inap RSUD Penelitian ini diharapkan dapat Pariaman Tahun 2013. Diakses menambah pengetahuan dan dijadikan tanggal 19 September 2018. sebagai pertimbangan referensi dalam penelitian masa depan dan diharapakan Mariyanti, S, dkk. 2011. Burnout pada sebelum melakukan penelitian, terlebih Perawat yang bertugas di Ruang dahulu kaji aspek psikologis responden Rawat Inap dan Rawat Jalan untuk mendapatkan hasil yang lebih RSAB Harapan Kita. Jurnal akurat. Psikologi. Diakses tanggal 1 Mei 5. REFERENSI 2019. Bass, B.M. 2008. Journal of Leadership & Organizational Studies. Nursalam. 2015. Manajemen Diakses 1 Mei 2019. Keperawatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika. Budiman, N.A. 2018. Auditor Leadership Style Pitasari, N.N.D. 2017. Hubungan Gaya and Kepemimpinan Kepala Ruangan Performance with Trust in dengan Motivasi Kerja Perawat Superiors as Intervening. di Ruang Rawat Inap Rumah Diakses 1 Mei 2019. Sakit Umum Premaga Gianyar. Diakses tanggal 19 September Dwijayanthi, dkk. 2013. Pengaruh 2018. Intensif, Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan Pengalaman Kerja Putra, I.K.A.A.A. 2014. Hubungan Gaya pada Kinerja Individu Pengguna Kepemimpinan Kepala Ruangan Sistem Informasi Kota Denpasar. dengan Kinerja Perawat Denpasar : E-Jurnal Akuntansi Pelaksana di Rumah Sakit Universitas Udayana 4.2 Umum Daerah RAA Soewondo (2013):332-334. Pati. Diakses tanggal 9 November 2018. Idris, dkk. 2017. Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Rohayani, L. 2013. Hubungan Persepsi Terhadap Kinerja Perawat Perawat Pelaksana Tentang dalam Melaksanakan Asuhan Gaya Kepemimpinan Kepala Keperawatn di Ruang Rawat Ruangan Dengan Kinerja Inap di RSUD Labuang Haji Perawat Pelaksana dalam Makasar. Diakses tanggal 31 Melaksanakan Tindakan Oktober 2018. Keperawatan. Diakses 22 Universitas Udayana Vol.17.2 Desember 2018. November (2016): 1546-1574. Sagala, S. 2018. Pendekatan dan Model Wijayanti, Novieastari, E., Kuntarti. Kepemimpinan. Jakarta : 2016. Hubungan Gaya Prenada Media Group. Kepemimpinan Kepala Ruang terhadap Kepuasan dan Kinerja Sari, A.T.P. 2016. Hubungan Peran Perawat Pelaksana di rumah Kepemimpinan Kepala Ruang sakit. Tesis UI tidak dengan Kinerja Perawat di dipublikasikan. Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Muntilan Kabupaten Magelang. Diakses tanggal 22 September 2018.
Satrianegara, M.F. 2014. Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Simamora, Ns. R. H. 2012. Buku Ajar
Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC.
Solomon, A. 2017. Leadership Style and
Leadership Effectiveness: Does Cultural Intelligence Moderateb The Relationship. Diakses 1 Mei 2019.
Sulaeman, E.S . 2009. Manajemen
Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Utami, P. 2011. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana. Diakses tanggal 23 September 2018.
UU No. 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan.
Widyantari, dkk. 2016. Pengaruh
Pelatihan dan Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Partisipasi Manajemen pada Efektifitas Pengguna Sistem Informasi. E-Jurnal Akuntansi