Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN

DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA


DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

TRI WULANDARI
2016.011914

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)


PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana Di RSUD Pandan Arang Boyolali

Tri Wulandari1*, Nabhani2, Wijayanti3


1
Mahasiswa DIII Keperawatan, ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
2,3
Dosen DIII Keperawatan, ITS PKU Muhammadiyah Surakarta
*Email: triwulandariacc@gmail.com

Kata kunci: Abstrak


Gaya Latar Belakang: kunci utama dalam meningkatkan kualitas
Kepemimpinan, pelayanan kesehatan adalah petugas yang memiliki kinerja yang
Kinerja Perawat baik. Kinerja merupakan tolak ukur dalam seseorang melakukan
tugasnya. Sehingga apabila kinerja seorang perawat baik maka
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan akan baik pula. Tujuan:
mengetahui hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan
kinerja perawat pelaksana. Metode Penelitian: penelitian
menggunakan korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi
penelitian perawat pelaksana RSUD Pandan Arang Boyolali dengan
teknik purpose sampling sejumalh 12 responden. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan
berupa Spearman rho test pada signifikansi 5%. Hasil: gaya
kepemimpinan paling trend yaitu gaya kepemimpinan demokratis
sebanyak 9 (75%) dan kinerja dalam kategori baik sebanyak 8
(66,7%). Ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan
dengan kinerja perawat pelaksana dengan nilai p: 0,014 atau
probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan nilai r: 0,683 lebih besar dari r
tabel: 0,576 artinya Ho ditolak. Kesimpulan: terdapat hubungan
antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana di RSUD Pandan Arang Boyolali.
Relationship of Head Leadership Style of Room with
Performance of Executing Nurses in RSUD Pandan Arang
Boyolali
Keyword: Abstract
Leadership Background: the key point in improving the quality of health care is
Style, the officer who has a good performance. Performance is a
Performance of benchmark in someone doing his job. So if the performance of a
Nurse nurse is good then the quality of health services provided will be
good too. Objective: to find out the relationship between the
leadership style of the head of the room and the performance of the
implementing nurse. Research Methods: the study used a correlation
with a cross-sectional approach. The population was the research of
nurses implementing RSUD Pandan Arang Boyolali by purpose
sampling technique with 12 respondents. The research instrument
used a questionnaire. Data analysis used in the form of Spearman
rho test at a significance of 5%. Results: the most trendy leadership
style is democratic leadership style as much as 9 (75%) and
performance in the good category is 8 (66,7%). There is a
relationship between the leadership style of the head of the room and
the performance of the nurse executor with a p value: 0,014 or a
probability smaller than 0,05 and r value: 0,683 greater than r table:
0,576, means that Ho is rejected. Conclusion: there is a relationship
between the leadership style of the head of the room and the
performance of the nurse executor in RSUD Pandan Arang Boyolali.

1. PENDAHULUAN Kinerja perawat melingkupi aktivitas


Perawat adalah orang yang perawat dalam melaksanakan tugas dan
merawat atau memelihara. Perawat tanggung jawab untuk mencapai tujuan
adalah seseorang yang telah lulus organisasi dalam memberikan asuhan
pendidikan tinggi keperawatan, baik di keperawatan (Putra, dkk, 2014).
dalam maupun di luar negeri yang Tercapainya tujuan organisasi oleh
diakui oleh Pemerintah sesuai dengan adanya kinerja yang baik, Nursalam
ketentuan Peraturan Perundang- (2015) menyatakan faktor yang
undangan (UU Nomor 38 tahun 2014). mempengaruhi kinerja antara lain faktor
Proses keperawatan yang dilakukan oleh individu, faktor psikologi, dan faktor
perawat menggunakan pedoman dalam organisasi. Faktor individu berupa
memberikan asuhan keperawatan yaitu kemampuan, keterampilan, latar
standar asuhan keperawatan. Standar belakang keluarga, pengalaman kerja,
asuhan keperawatan mengacu pada tingkat sosial dan demografi seseorang.
proses keperawatan, yaitu pengkajian, Faktor psikologi yaitu berupa persepsi,
diagnosis keperawatan, perencanaan, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
implementasi, evaluasi (Putra, dkk, kepuasan kerja. Faktor organisasi yaitu
2014). Perawat memiliki posisi penting struktur organisasi, desain organisasi,
dalam menghasilkan kualitas pelayanan kepemimpinan, dan sistem penghargaan.
kesehatan di rumah sakit, karena Salah satu faktor yang berperan yaitu
pelayanan yang unik dilaksanakan kepemimpinan. Kepemimpinan
selama 24 jam dan berkesinambungan berpengaruh signifikan dan positif
merupakan kelebihan tersendiri terhadap kinerja karyawan.
dibandingkan dengan jenis pelayanan Kepemimpinan yang baik dapat
yang lain (Utami, 2011). Pelayanan yang meningkatkan kinerja karyawan yang
bermutu ditentukan pengorganisasian tinggi (Sulaeman, 2009).
yang baik oleh pemimpin. Kepemimpinan merupakan suatu
Pengorganisasian ini terwujud dalam proses mempengaruhi individu atau
gaya kepemimpinan seseorang untuk sekelompok orang untuk mencapai
melaksanakan tindakan keperawatan tujuan bersama yang telah disepakati
yang berdampak pada kinerja pada situasi tertentu. Seorang pemimpin
bawahannya (Rohayani, 2013). dalam sebuah organisasi memiliki gaya
Kinerja adalah tolak ukur dalam tersendiri untuk mencapai tujuan yang
seseorang melakukan tugasnya. Kinerja diinginkan (Sagala, 2018). Peran
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pemimpin sangat dibutuhkan di
individu atau sekelompok orang dalam tengah-tengah perawat. Kepemimpinan
satu organisasi sesuai wewenang dan yang efektif yaitu pemimpin yang
tanggungjawab dalam upaya mencapai memiliki hubungan saling mendukung
tujuan bersama secara legal, tidak dengan bawahan, lebih mengutamakan
melanggar hukum dan sesuai moral keputusan bersama dibanding individu
maupun etika (Nursalam, 2015). Kinerja dan memotivasi perawat untuk
menjadi suatu tingkat peranan anggota menentukan dan mencapai prestasi kerja
organisasi, pelaksanaan suatu tindakan yang tinggi. Bagi seorang perawat,
untuk menjalankan dan menyelesaikan kepala ruangan yang baik adalah yang
tugas yang diberikan (Simamora, 2012). dapat mendorong perawat untuk bisa
melaksanakan asuhan keperawatan bagaimana melakukan pekerjaan,
dengan baik (Sari, 2016). Peran seorang menerima kewajiban-kewajiban, dan
pemimpin antara lain menjadi panutan, memperbaiki segala kesalahan atau
memberikan informasi, pemroduksi, kekeliruan (Satrianegara, 2014).
pelaksana, pembaru, dan pemandu. Penelitian yang mendukung dikutip
Peran tersebut biasanya dapat terlihat dari Putra, dkk (2014) menunjukkan
dari bagaimana cara pemimpin itu adanya hubungan gaya kepemimpinan
memimpin yang dikenal dengan gaya kepala ruangan dengan kinerja perawat
kepemimpinan (Satrianegara, 2014). pelaksana. Kecenderungan gaya
Secara umum terdapat beberapa gaya kepemimpinan kepala ruangan di RSUD
kepemimpinan yang dikenal, yaitu RAA Soewondo Pati lebih banyak
autokrasi, demokratif, partisipatif, dan menggunakan gaya kepemimpinan
laissez faire (Simamora, 2012). demokratis. Gaya kepemimpinan
Hasil penelitian Meria Kontesa demokratis menekankan pada
(2013) mengatakan gaya kepermimpinan pentingnya kerjasama antara pemimpin
paling berpengaruh yaitu gaya dan bawahannya. Hal ini dipengaruhi
kepemimpinan autokrasi karena oleh sistem kerja yang melibatkan
peningkatan stres kerja disebabkan oleh berbagai tim kesehatan lain yang
pemimpin yang otoriter sehingga menuntut saling bekerjasama untuk
berdampak terhadap kinerja karyawan, meningkatkan mutu pelayanan
berbeda dengan Pitasari (2017) gaya keperawatan. Penelitian yang lain
yang paling berpengaruh yaitu dikutip dari Idris, dkk (2017)
demokratis, dimana kepala ruangan mengungkapkan adanya hubungan
mampu memiliki kepercayaan tinggi antara gaya kepemimpinan kepala
terhadap bawahan dengan tidak ruangan dengan kinerja perawat
melepaskan tanggung jawab pelaksana.
pengawasan. Menurut penelitian Berdasarkan hasil wawancara
Ikhwanudin (2017) menyatakan bahwa peneliti saat praktik dengan 5 orang
gaya kepemimpinan laissez faire yang perawat pelaksana di RSUD Pandan
lebih berpengaruh dimana pemimpin Arang Boyolali bulan Agustus 2018,
memaksa mereka untuk merencanakan, bahwa mereka bekerja senang dan giat
melakukan dan menilai pekerjaannya apabila pemimpinnya selalu melibatkan
sendiri, sedangkan menurut Putra (2014) karyawan dalam pengambilan keputusan
gaya yang paling berpengaruh yaitu bersama, ikut andil dalam
gaya kepemimpinan partisipatif karena menyelesaikan masalah yang terjadi,
bawahan merasa dihargai dengan adanya serta tegas dan bersikap adil.
pemimpin yang setiap kali membuat Berdasarkan latar belakang di atas,
keputusan selalu dengan pertimbangan. penulis tertarik untuk melakukan
Gaya kepemimpinan yang penelitian dengan judul hubungan gaya
digunakan oleh pemimpin berpengaruh kepemimpinan kepala ruangan dengan
terhadap peningkatan kinerja seorang kinerja perawat pelaksana di RSUD
perawat dalam melaksanakan tugasnya. Pandan Arang Boyolali.
Upaya peningkatan kinerja perawat 2. METODE PENELITIAN
menuntut pemimpin untuk melakukan Penelitian ini menggunakan studi
pendekatan terhadap perawat. korelasi (correlation study) yang
Pemimpin yang baik diharapkan antara merupakan penelitian hubungan antara
lain dapat memberikan inspirasi kepada dua variabel pada situasi atau kelompok
bawahannya, menyelesaikan pekerjaan dengan pendekatan penelitian cross
dan mengembangkan bawahan, sectional dan teknik sampling purpose
memberikan contoh kepada bawahan sampling didapatkan sejumlah 12
responden denga kriteria responden Pada tabel.3 menunjukkan
perawat minimal D3 dan bekerja bahwa sebagian besar responden
minimal 1 tahun. Penelitian dilakukan di berpendidikan D3 (83,3%).
Bangsal Akar Wangi RSUD Pandan d) Lama Bekerja
Arang Boyolali. Instrumen yang Tabel.4 Lama bekerja responden
digunakan yaitu kuesioner tentang gaya Lama Frekuensi 
kepemimpinan dan kinerja perawat.
Bekerja
Variabel penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan dan kinerja perawat. <10 tahun 10 83,3
Analisis data penelitian ini >10 tahun 2 16,7
menggunakan Uji Spearman rho Signed Total 12 100
Rank Test. Pada tabel.4 menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bekerja kurang dari 10 tahun (83,3%).
a. Hasil e) Gaya Kepemimpinan
Penelitian ini dilakukan kepada 12 Tabel.5 Gaya kepemimpinan
responden dan didapatkan hasil sebagai Gaya Kep. Frekuensi 
berikut: Autokratis 0 0
1) Analisis Univariat
Demokratis 9 75
a) Umur
Tabel 1. Umur Responden Partisipatif 3 25
Umur Frekuensi  Laissez faire 0 0
Dewasa awal 7 58,3 Total 12 100
Dewasa 3 25 Pada tabel.5 menunjukkan gaya
akhir kepemimpinan yang paling trend adalah
Lansia awal 2 16,7 demokratis (75%).
Total 12 100 f) Kinerja Perawat
Tabel.6 Kinerja Perawat
Pada tabel.1 menunjukkan bahwa
Kinerja Perawat Frekuensi 
sebagian besar responden berusia
dewasa awal (58,3%). Baik 8 66,7
b) Jenis Kelamin Cukup 4 33,3
Tabel.2 Jenis Kelamin Kurang 0 0
Jenis Frekuensi  Total 12 100
Kelamin Pada tabel.6 menunjukkan
Laki-laki 2 16,7 bahwa sebagian besar kinerja perawat
Perempuan 10 83,3 adalah baik (66,7%).
Total 12 100 2) Analisis Bivariat
Tabel.7 Hubungan gaya kepemimpinan
Pada tabel.2 menunjukkan
dengan kinerja perawat
bahwa sebagian besar responden
Skor Kinerja Perawat
berjenis kelamin perempuan (83,3%).
Skor Gaya Kep. r = 0,683
c) Pendidikan
p < 0,014
Tabel.3 Pendidikan responden
n = 12
Pendidikan Frekuensi 
Uji Korelasi
D3 10 83,3 Spearman rho
S1 2 16,7 Berdasarkan tabel.7 diketahui
S2 0 0 nilai p sebesar 0,014 value atau
Total 12 100 probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan
nilai r sebesar 0,683 menunjukkan
bahwa tingkat hubungan termasuk kuat, seseorang bekerja maka akan bertambah
artinya Ho ditolak, yang berarti bahwa banyak pengalaman sehingga semakin
terdapat hubungan antara gaya baik pula kinerja yang dihasilkan.
kepemimpinan kepala ruangan dengan Tabel.5 Berdasarkan perhitungan
kinerja perawat pelaksana. deskriptif menunjukkan bahwa hasil
b. Pembahasan penelitian gaya kepemimpinan kepala
Tabel.1 menunjukkan hasil penelitian ruangan di Bangsal Akar Wangi RSUD
tentang karakteristik umur pada perawat Pandan Arang Boyolali, terdapat 9
pelaksana di Bangsal Akar Wangi responden (75%) yang memilih gaya
RSUD Pandan Arang Boyolali sebagian kepemimpinan demokratis dan 3
besar berada dikategori dewasa awal responden (25%) yang memilih gaya
sebesar 7 responden (58,3%). Hasil riset kepemimpinan partisipatif. Hal ini dapat
Solomon (2017) menunjukkan bahwa disimpulkan bahwa kepala ruangan di
antara usia dan kinerja tidak berkorelasi. Bangsal Akar Wangi RSUD Pandan
Hal ini disebabkan karena semakin Arang Boyolali menerapkan gaya
bertambah usia seseorang maka kepemimpinan demokratis.
kemampuan akan semakin matang. Sejalan dengan Putra, dkk (2014),
Tabel.2 menunjukkan hasil penelitian mengatakan bahwa gaya kepemimpinan
tentang karakteristik jenis kelamin pada demokratis menekankan pada
perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD pentingnya kerjasama antara pemimpin
Pandan Arang Boyolali sebagian besar dan bawahannya. Hal ini dipengaruhi
berjenis kelamin perempuan sebanyak oleh sistem kerja yang melibatkan
10 responden (83,3%). Menurut Bass berbagai tim kesehatan lain yang
(2008) jenis kelamin tidak menuntut saling bekerjasama untuk
mempengaruhi bagaimana kinerja meningkatkan mutu pelayanan
seseorang. Hal ini dikarenakan setiap keperawatan. Sedangkan untuk kedua
individu memiliki keinginan tersendiri gaya lain yang kurang trend, yaitu
untuk meningkatkan kinerjanya. autokrasi dan Laissez faire, ini
Tabel.3 menunjukkan hasil penelitian dikarenakan gaya tersebut muncul
tentang karakteristik pendidikan pada disaat-saat tertentu saja yang
perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD mengharuskan pemimpin bersikap tegas
Pandan Arang Boyolali sebagian besar atau memberikan wewenang penuh pada
berpendidikan D3 sebanyak 10 perawat. Budiman (2018), menyebutkan
responden (83,3%). Dwijayanthi (2013) gaya menjadi salah satu hal yang
menunjukkan bawah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja.
berpengaruh positif dan signifikan Tabel.6 Berdasarkan perhitungan
terhadap kerja individu, semakin tinggi deskriptif menunjukkan bahwa hasil
tingkat pendidikan seseorang, mereka penelitian kinerja yang dilakukan
semakin banyak mengetahui teori secara perawat pelaksana di Bangsal Akar
mendalam, maka akan semakin baik Wangi RSUD Pandan Arang Boyolali,
kinerja individu. terdapat 8 responden (66,7%) yang
Tabel.4 menunjukkan hasil penelitian memiliki kinerja yang baik dan 4
tentang karakteristik lama bekerja pada responden (33,7%) yang memiliki
perawat di Bangsal Akar Wangi RSUD kinerja yang cukup. Hal ini dapat
Pandan Arang Boyolali sebagian besar disimpulkan bahwa sebagian besar
bekreja kurang dari 10 tahun perawat pelaksana di Bangsal Akar
sebanyak Wangi RSUD Pandan Arang Boyolali
10 responden (83,3%). Widyantari memiliki kinerja yang baik.
(2016), menyatakan bahwa terdapat Hasil penelitian ini menunjukkan
pengaruh lama bekerja terhadap kinerja kinerja perawat yang baik, berdasarkan
seseorang, karena semakin lama
kuesioner yang telah diberikan, perawat Ikhwanudin, S.Q. 2017. Hubungan Gaya
selalu melakukan asuhan keperawatan Kepemimpinan Kepala Ruang
sesuai dengan standar dan prosedur, dengan Pelaksanaan Discharge
mengembangkan kemampuan diri, Planning di Ruangan Kelas III
berorientasi terhadap mutu dan selalu Rumah Sakit Umum Daerah
mengutamakan keselamatan pasien Kota Yogyakarta. Diakses
(Mariyanti,2011). tanggal 28 Desember 2018.
4. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan analisis Kontesa, M. 2013. Hubungan Gaya
data, maka dapat ditarik kesimpulan Kepemimpinan Kepala Ruangan
terdapat hubungan antara gaya dengan Stres
kepemimpinan kepala ruangan dengan Kerja Perawat Pelaksana di
kinerja perawat pelaksana. Ruang Rawat Inap RSUD
Penelitian ini diharapkan dapat Pariaman Tahun 2013. Diakses
menambah pengetahuan dan dijadikan tanggal 19 September 2018.
sebagai pertimbangan referensi dalam
penelitian masa depan dan diharapakan Mariyanti, S, dkk. 2011. Burnout pada
sebelum melakukan penelitian, terlebih Perawat yang bertugas di Ruang
dahulu kaji aspek psikologis responden Rawat Inap dan Rawat Jalan
untuk mendapatkan hasil yang lebih RSAB Harapan Kita. Jurnal
akurat. Psikologi. Diakses tanggal 1 Mei
5. REFERENSI 2019.
Bass, B.M. 2008. Journal of Leadership
& Organizational Studies. Nursalam. 2015. Manajemen
Diakses 1 Mei 2019. Keperawatan Edisi 5. Jakarta :
Salemba Medika.
Budiman, N.A. 2018. Auditor
Leadership Style Pitasari, N.N.D. 2017. Hubungan Gaya
and Kepemimpinan Kepala Ruangan
Performance with Trust in dengan Motivasi Kerja Perawat
Superiors as Intervening. di Ruang Rawat Inap Rumah
Diakses 1 Mei 2019. Sakit Umum Premaga Gianyar.
Diakses tanggal 19 September
Dwijayanthi, dkk. 2013. Pengaruh 2018.
Intensif, Tingkat Pendidikan,
Pelatihan dan Pengalaman Kerja Putra, I.K.A.A.A. 2014. Hubungan Gaya
pada Kinerja Individu Pengguna Kepemimpinan Kepala Ruangan
Sistem Informasi Kota Denpasar. dengan Kinerja Perawat
Denpasar : E-Jurnal Akuntansi Pelaksana di Rumah Sakit
Universitas Udayana 4.2 Umum Daerah RAA Soewondo
(2013):332-334. Pati. Diakses tanggal 9
November 2018.
Idris, dkk. 2017. Hubungan Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruangan Rohayani, L. 2013. Hubungan Persepsi
Terhadap Kinerja Perawat Perawat Pelaksana Tentang
dalam Melaksanakan Asuhan Gaya Kepemimpinan Kepala
Keperawatn di Ruang Rawat Ruangan Dengan Kinerja
Inap di RSUD Labuang Haji Perawat Pelaksana dalam
Makasar. Diakses tanggal 31 Melaksanakan Tindakan
Oktober 2018.
Keperawatan. Diakses 22 Universitas Udayana Vol.17.2
Desember 2018. November (2016): 1546-1574.
Sagala, S. 2018. Pendekatan dan Model Wijayanti, Novieastari, E., Kuntarti.
Kepemimpinan. Jakarta : 2016. Hubungan Gaya
Prenada Media Group. Kepemimpinan Kepala Ruang
terhadap Kepuasan dan Kinerja
Sari, A.T.P. 2016. Hubungan Peran Perawat Pelaksana di rumah
Kepemimpinan Kepala Ruang sakit. Tesis UI tidak
dengan Kinerja Perawat di dipublikasikan.
Ruang Rawat Inap Kelas III
RSUD Muntilan Kabupaten
Magelang. Diakses tanggal 22
September 2018.

Satrianegara, M.F. 2014. Organisasi dan


Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Simamora, Ns. R. H. 2012. Buku Ajar


Manajemen Keperawatan.
Jakarta : EGC.

Solomon, A. 2017. Leadership Style and


Leadership Effectiveness: Does
Cultural Intelligence Moderateb
The Relationship. Diakses 1 Mei
2019.

Sulaeman, E.S . 2009. Manajemen


Kesehatan Teori dan Praktik di
Puskesmas. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Utami, P. 2011. Pengaruh Gaya


Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Perawat Pelaksana.
Diakses tanggal 23 September
2018.

UU No. 38 Tahun 2014 Tentang


Keperawatan.

Widyantari, dkk. 2016. Pengaruh


Pelatihan dan Pendidikan,
Pengalaman Kerja dan
Partisipasi Manajemen pada
Efektifitas Pengguna Sistem
Informasi. E-Jurnal Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai