Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)


TERHADAPKEKUATAN OTOT PADA PASIEN
STROKE
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Klinik
Stase Keperawatan Keluarga di Puskesmas Cilacap Utara 1

Disusun Oleh :
ADE PANJI NUGROHO
113 118 024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
ANALISIS JURNAL

A. Judul
1. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap kekuatan otot
pada kekuatan otot pada pasien stroke
2. Pengaruh pemberian Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap
kemampuan motorik pada pasien post stroke di RSUD GAMBIRAN
3. Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap kekutan otot,
luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS SINT
CAROLUS JAKARTA.
B. Analisis
1. Problem
Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi
penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu
penyebab terbanyak di dunia. Stroke menduduki urutan ketiga sebagai
penyebab utama kematian setelah penyakit jantung koroner dan kanker
di negara berkembang. Negara yang berkembang juga menyumbang
85,5% dari total kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga
penderita stroke terjadi di negara yang sedang berkembang. Terdapat
sekitar 13 juta korban baru setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta
diantaranya meninggal dalam 12 bulan (WHO, 2010).
Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk
latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif
untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke.
Latihan ini adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat
yang dapat dilakukan untuk keberhasilan regimen terapeutik bagi
pasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi cacat permanen
pada pasien paska perawatan di rumah sakit sehingga dapat
menurunkan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga.
Lewis (2007) mengemukakan bahwa sebaiknya latihan pada pasien
stroke dilakukan beberapa kali dalam sehari untuk mencegah
komplikasi. Semakin dini proses rehabilitasi dimulai maka
kemungkinan pasien mengalami defisit kemampuan akan semakin
kecil (National Stroke Association, 2009). Oleh karena itu, untuk
menilai latihan ROM aktif dan pasif dapat meningkatkan mobilitas
sendi sehingga mencegah terjadinya berbagai komplikasi
Jurnal I
Pada jurnal 1 terdapat masalah dimana menurut riset kesehatan
daerah Departemen kesehatan Republik Indonesia 2011, dalam
laporannya mendapatkan bahwa di Indonesia, setiap 1000 orang, 8
orang diantaranya terkena stroke. Stroke merupakan penyebab utama
kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang
yang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke (Depkes RI,
2011). Berdasarkan data prevalensi hipertensi sebagai faktor resiko
utama yang makin meningkat di Indonesia adalah sekitar 95%, maka
para ahli epidemiologi meramalkan bahwa saat ini dan masa yang akan
datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berumur diatas 35
tahun mempunyai potensi terkena stroke (Yastroki, 2011).
Berdasarkan penelitian oleh Herin Mawarti dan Farid mengenai
Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) pasif terhadap
peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke pada tahun 2013,
terbukti adanya pengaruh yang signifikan dari Latihan ROM pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke (Mawarti &
Farid , 2013).
Jurnal II
Pada jurnal 2 terdapat masalah dimana prevalensi stroke masih cukup
tinggi yaitu 0,8% dan khusus untuk wilayah kota Surabaya prevalensi
penderita stroke adalah 0,7 (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2008). Kota Kediri merupakan salah satu kota yang
memiliki tingkat hipertensi tinggi di Jawa Timur yaitu sebesar 38.626
jiwa yang menyebar disembilan puskesmas yang berada di Kota Kediri
setelah Kota Pasuruan, Probolinggo dan Madiun yang mana hipertensi
merupakan faktor dominan terhadap kejadian stroke. Hal ini diketahui
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang menunjukkan
jumlah angka hipertensi di Jawa Timur mencapai 275.000 jiwa yang
memiliki faktor risiko stroke. Dari data rekam medik RSUD Gambiran
Kediri menunjukkan bahwa jumlah pasien stroke yang dirawat di
ruang perawatan dewasa pada tahun 2013 sampai periode Agustus,
pasien stroke hemoragik sebanyak 179 orang dan non hemoragik
sebanyak 470 orang.
Jurnal III
Pada jurnal 3 terdapat masalah ditunjukan dengan data yang
diperoleh dimana Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta merupakan rumah
sakit dengan jumlah pasien stroke yang dirawat cukup banyak.
Diketahui jumlah pasien stroke non hemoragik sebanyak 211
orang.sedangkan pada tahun 2007, pasien stroke hemoragik dan non
hemoragik yang dirawat adalah sebanyak 109 orang dan 239 orang.
Melihat kondisi tingginya angka kejadian stroke, komplikasi yang
dapat ditimbulkan, serta peran perawat yang sangat penting dalam
upaya pencegahan cacat permanen pada pasien stroke. Latihan Range
Of Motion (ROM) adalah salah satu bentuk intervensi fundamental
perawat yang merupakan bagian dari proses rehabilitasi pada pasien
stroke.
2. Intervensi
a. Jurnal I: Penelitian ini bersifat Kuasi Eksperimen dengan metode
Nonequivalent Control Group Desain. Desain satu kelompok
PrePost Test, sebelum uji coba dilakukan pada sebuah kelompok
tanpa kelompok kontrol, dilakukan lebih dahulu penilaian atau
pengukuran pada kelompok tersebut. Selanjutnya dilakukan uji
coba kelompok dan setelah uji coba kelompok tersebut dinilai
kembali.
b. Jurnal II : Penelitian ini merupakan penelitian observasional
analitik dengan pendekatan Pre Ekeperimental Pre-post Test One
Group Design, dengan sampel pasien post stroke yang rawat inap
di ruang penyakit dalam di RSUD Gambiran kota Kediri tahun
2014 dengan jumlah 16 orang. Sampel diambil dengan Purposive
Samling. Variabel Independent pada penelitian ini adalah
Memberikan latihan range of motion (ROM) pasif pada responden
sebanyak dua kali sehari selama tujuh hari dan dilakukan pada pagi
dan sore hari, kemudian melakukan observasi kekuatan otot,
sedangkan variabel Dependent adalah Kemampuan motorik yang
diukur mengunakan lembar observasi (Uji Kekuatan Otot Menurut
Lumbantobing, 2006). Skala data yang digunakan adalah skala data
Rasio.
c. Jurnal III : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi
experiment pre dan post test design dengan kelompok kontrol,
untuk meneliti pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot, luas
gerak sendi dan kemampuan fungsional pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol. Total sampel sebanyak 30 responden yang
dibagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 15 orang pasien
stroke yang diberikan penanganan standar rumah sakit dan latihan
ROM 4 kali sehari selama 7 hari.
3. Comparation
Pada jurnal pertama yang berjudul Pengaruh Latihan Range Of
Motion (ROM) terhadap kekuatan otot pada pasien stroke, setelah
dianalisis penelitian ini menyimpulkan bahwa latihan Range Of
Motion (ROM) pada pasien stroke dapat meningkatkan kekuatan otot
yang signifikan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
berjudul Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion (ROM)
Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke di RSUD
Gambiran, yang disimpulkan terdapat pengaruh pemberian latihan
Range Of Motion (ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien di
RSUD Gambiran Kediri tahun 2014.
Dua penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
berjudul Pengaruh latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap kekutan
otot, luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS
SINT CAROLUS JAKARTA yang disimpulkan adanya pengaruh
yang signifikan dimana pengaruh latihan ROM terhadap kekuatan otot
pada pasien stroke.

4. Outcome
a. Jurnal I : Berdasarkan pelaksanaan latihan range of motion, ada 15
pasien yang bersedia menjadi responden. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan range of motion seperti jenis kelamin,
umur. Berdasarkan hasil observasi setelah dilakukan latihan ROM
yang dilakukan 5 kali sehari dalam waktu 10 menit dan dilakukan
sebanyak 8 kali latihan, mengalami peningkatan yang cukup
signifikan.
b. Jurnal II : Didapatkan Hasil analisa data dengan menggunakan uji
statistik Paired Sample T-Test di peroleh nilai P-Value < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 gagal ditolak
yang artinya ada pengaruh pemberian latihan Range Of Motion
(ROM) terhadap kemampuan motorik pada pasien post stroke di
RSUD Gambiran Kediri tahun 2014.
c. Jurnal III : Hasil penelitian ini didapatkan adanya peningkatkan
rata-rata kekuatan otot antara sebelum dan sesudah latihan ROM
pada kelompok intervensi, penelitian ini juga menunjukan bahwa
nilai kekuatan otot pada kelompok yang dilakukan intervensi
berbeda dengan kekuatan otot pada yang tidak dilakukan
intervensi. Hal ini terlihat dari nila p value=0,000 (a=0,05). Hal ini
berarti bahwa latihan ROM berpengaruh terhadap peningkatan
kekuatan otot pasien stroke.
5. Hubungan Jurnal dengan Kasus yang dikelola
Pada kasus yang dikelola didapatkan data pasien dan keluarga
belum mengetahui terkait penyakit stroke dan pengobatannya, kurang
percayanya keluarga dalam pengobatan medis yang menyebabkan
pasien hanya mengandalkan terapi tradisional dan pengobatan
tradisional tanpa ada latihan mobilisasi secara teratur untuk melatih
kekuatan otot pasien.
Diharapkan dengen mengacu jurnal ini dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga terhadap pengobatan dan
latihan mobilisasi stroke.

6. Analisis Kelebihan dan Kekurangan


Menurut saya jurnal ini sudah baik, namun dari ketiga jurnal
tersebut mungkin akan lebih baik dan lebih akurat jika jumlah
respondennya lebih banyak lagi serta ditambah lagi factor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kekuatan otot pada pasien stroke.

Anda mungkin juga menyukai