Anda di halaman 1dari 3

 Acute Myeloproliferative Leukemia (AMLL) atau Acute Non lymphocytic


Leukemia (ANLL)

Posted: 2009-04-02 22:21:34 UTC+07:00

Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) atau Acute Myeloproliferative Leukemia


(AMLL) adalah penyakit maligna yang progressif terhadap jaringan hematopoetic dan
menyebabkan kerusakan stem cell. Ini dikarakteristikan oleh perdominan dari sel marrow
immature yang menghalangi diferensiasi atau sebagian diferensiasi dari maturasi dengan
atau tanpa keterlibatan dari darah di sekitarnya. Normalnya elemen myeloid menurun
jumlahnya, tetapi pada penyakit ini didapat sel-sel leukemia dan bahkan berubah jika
proliferasi maligna tidak terkontrol. Acute Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL)
merupakan penyakit yang fatal. Kematian biasanya disebabkan oleh efek dari
pansitopenia (anemia, bleeding dan penurunan kekebalan terhadap infeksi). Acute
Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) ditemukan terhadap orang dewasa tetapi penyakit
ini juga ditemukan pada semua umur. Factor predisposisi pada laki-laki.

Penyebab dari Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) tidak jelas dan merupakan
kombinasi atau interaksi dari berbagai factor:

o Radiasi Peran paparan radiasi menjadi factor berkembanganya leukemia. Factor


resikonya adalah:
2. Seseorang yang bekerja diradiologi klinik tanpa menggunakan pengaman yang
standar.
3. Pasien yang mendapatkan terapi radiasi terhadap ankylosing spondylitis
dibandingkan pasien lain dengan penyakit yang sama tetapi tanpa mendapat
radiasi.
4. Seseorang yang selamat terhadap peristiwa Hirosima dan Nagasaki.

Masing-masing factor tersebut mempunyai insiden terhadap peningkatan leukemia.

o Zat-zat kimia Obat-obatan dan terapi kimia dapat menyebabkan depresi atau
aplasia dari bone marrow yang memungkinkan menyebabkan leukemia dan
disebut leukemogens. Beberapa dari cloramphenicol, phenylbutazone, komponen
arsenic, sulfonamide, dan beberapa insekstisida juga agen sitotoksik yang
digunakan untu terapi neoplasma mempunyai potensial terhadap leukemogens.
Termasuk phenylalanine mustard dan cyclophospamide digunakan untuk terapi
multiple myeloma, agen alkylating digunakan untuk terapi beberapa tipe kanker
termasuk penyakit Hodgkin, dan immunosuppressant untuk terapi penyakit
immunoinflammatory. Benzena juga diketahui dengan jelas sebagai penyebab
kanker.
o Genetik Penyimpangan dari kromosom termasuk aneuploidy dan kerusakan
ditunjukkan dengan beberapa penyakit yang berhubungan dengan peningkatan
insiden Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Penyakit-penyakit tersebut
termasuk Down syndrome (trisomy 21), Fanconi’s syndrome (kerusakan
kromosom yang berlebihan), Bloom syndrome (kerusakan nilai kromosom dan
rearrangement) dan D-trisomy. Leukimia congenital biasanya nonlympositik.
Penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan leukemia juga mempunyai
factor genetic penyebab leukemia akut.
o Virus Tidak ada kesimpulan terhadap pernyataan bahwa virus merupakan
penyebab leukemia pada manusia. Walaupun demikian ada beberapa hasil
penelitian yang menyokong teori virus sebagai penyebab leukemia antara lain :
enzim reverse transciptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti
diketahui di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe-C, yaitu jenis virus
RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Enzim tersebut menyebabkan
virus yang bersangkutan dapat membentuk bahan genetic yang kemudian
bergabung dengan genom sel yang terinfeksi.

Klasifikasi Acute Myeloproliferative Leukemia (AMLL) atau Acute Non lymphocytic


Leukemia (ANLL)
FAB (French-American-British) membagi Acute Myeloproliferative Leukemia
(AMLL) menjadi 6 jenis:
Mo : leukemia mieloblastik dengan minimal diferensiasi
M1 : leukemia mieloblastik tanpa pematangan
M2 : leukemia mieloblastik dengan berbagai derajat pematangan.
M3 : Leukimia promielositik hipergranuler.
M4 : Leukimia mielomonositik
M5 : Leukimia monoblastik
M6 : Eritroleukimia

Manifestasi klinik

8. Anemia: Pallor, Letargy, Dyspneu, Fatigue, Kelemahan


9. Neutropenia: Fever, Malaise, Infeksi
10. Trombositopenia: Hemorrage, Memar/bruising, Petekia, Purpura, Epistasis,
Perdarahan gusi, Menorragi
11. Inflitrasi organ: Nyeri tulang, Splenomegaly, Hepatomegaly, Lympadenopathy,
Hipertrofi gusi, Infiltrasi kulit, Ulcerasi membrane mukosa, Syndrome meningeal;
Headache Mual Muntah

Penatalaksanaan

Sampai saat ini belum ditemukan bentuk perawatan yang memuaskan untuk penderita
Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Berbagai kombinasi obat termasuk sitosin
arabinosid, daunomisin, vinkristin, 6-azauridin, 6-tioguanin dan 6-merkaptopurin dapat
menginduksi remisi pada sekitar 75% penderita. Rejimen yang paling efektif
menyertakan sitosin arabonosid dan daunomisin. Seperti pada LLA, SSP dapat
merupakan tempat relaps Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Frekuensi relaps
SSP sebagai tanda awal reaktovasi penyakit, dapat dikurangi dengan profilaksis, namun
karena seringnya relaps dini darah dan sumsum tulang, tindakan profilaksis pada SSP
tidak memperpanjang angka kelangsungan hidup penderita.

Untuk terapi lanjutan (maintainance) dianjurkan beberapa rejimen yang dapat


memperpanjang remisi komplit. Tidak satupun dari rejimen-rejimen ini lebih unggul dari
lainnya. Beberapa rejimen imunoterapi non spesifik menggunakan BCG dengan atau
tanpa sel-sel alogenik leukemik. Namun imunoterapi demikian menunjukkan keuntungan
yang nyata walaupun juga tidak menimbulkan efek yang buruk.

Pemanfaatan sumsum tulang pada penderita dengan donor yang sesuai, saat ini tengah
diteliti. Komplikasi yang terjadi adalah GVHD (Graft Versus Host Disease) yaitu limfosit
T dari donor marrow merusak sel lymphohemopoietic dari resipien.

Pada pasien leukemia promielositik akut, pemberian rejimen yang terdiri dari sitosin
arabinosid, daunomisin dan heparin pada awal induksi remisi, berhasil mengatasi
kecenderungan koagulasi intravaskuler tersebar (DIC) dan timbulnya perdarahan.
Beberapa penderita dapat mencapai masa bebas penyakit jangka panjang.

Prognosis

Umumnya buruk, hingga sukar untuk membedakan tanda-tanda prognostic spesifik.


Tampilan sitologik awal tidak membantu meramalkan prognosis, kecuali pada penderita
leukemia promielositik akut. Prognosis yang lebih baik bila jumlah leukosit pada saat
diagnosis, kurang dari 10.000/mm3, demikian pula bila jumlah trombosit lebih dari
10.000/mm3. Dengan rejimen terapi mutakhir, lama remisi (median) berkisar antara 1,5
sampai 2 tahun. Kurang dari 30% penderita mencapai remisi lengkap kontinyu jangka
panjang; remisi demikian jarang mencapai 5 tahun

Diagnosa keperawatan
1. PK anemia
2. Nyeri akut
3. Resiko infeksi
4. Fatigue/kelelahan b.d kondisi fisik yang menurun, anemia, penyakit yang dialami.

Anda mungkin juga menyukai