Penyebab dari Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) tidak jelas dan merupakan
kombinasi atau interaksi dari berbagai factor:
o Zat-zat kimia Obat-obatan dan terapi kimia dapat menyebabkan depresi atau
aplasia dari bone marrow yang memungkinkan menyebabkan leukemia dan
disebut leukemogens. Beberapa dari cloramphenicol, phenylbutazone, komponen
arsenic, sulfonamide, dan beberapa insekstisida juga agen sitotoksik yang
digunakan untu terapi neoplasma mempunyai potensial terhadap leukemogens.
Termasuk phenylalanine mustard dan cyclophospamide digunakan untuk terapi
multiple myeloma, agen alkylating digunakan untuk terapi beberapa tipe kanker
termasuk penyakit Hodgkin, dan immunosuppressant untuk terapi penyakit
immunoinflammatory. Benzena juga diketahui dengan jelas sebagai penyebab
kanker.
o Genetik Penyimpangan dari kromosom termasuk aneuploidy dan kerusakan
ditunjukkan dengan beberapa penyakit yang berhubungan dengan peningkatan
insiden Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Penyakit-penyakit tersebut
termasuk Down syndrome (trisomy 21), Fanconi’s syndrome (kerusakan
kromosom yang berlebihan), Bloom syndrome (kerusakan nilai kromosom dan
rearrangement) dan D-trisomy. Leukimia congenital biasanya nonlympositik.
Penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan leukemia juga mempunyai
factor genetic penyebab leukemia akut.
o Virus Tidak ada kesimpulan terhadap pernyataan bahwa virus merupakan
penyebab leukemia pada manusia. Walaupun demikian ada beberapa hasil
penelitian yang menyokong teori virus sebagai penyebab leukemia antara lain :
enzim reverse transciptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti
diketahui di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe-C, yaitu jenis virus
RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Enzim tersebut menyebabkan
virus yang bersangkutan dapat membentuk bahan genetic yang kemudian
bergabung dengan genom sel yang terinfeksi.
Manifestasi klinik
Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan bentuk perawatan yang memuaskan untuk penderita
Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Berbagai kombinasi obat termasuk sitosin
arabinosid, daunomisin, vinkristin, 6-azauridin, 6-tioguanin dan 6-merkaptopurin dapat
menginduksi remisi pada sekitar 75% penderita. Rejimen yang paling efektif
menyertakan sitosin arabonosid dan daunomisin. Seperti pada LLA, SSP dapat
merupakan tempat relaps Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Frekuensi relaps
SSP sebagai tanda awal reaktovasi penyakit, dapat dikurangi dengan profilaksis, namun
karena seringnya relaps dini darah dan sumsum tulang, tindakan profilaksis pada SSP
tidak memperpanjang angka kelangsungan hidup penderita.
Pemanfaatan sumsum tulang pada penderita dengan donor yang sesuai, saat ini tengah
diteliti. Komplikasi yang terjadi adalah GVHD (Graft Versus Host Disease) yaitu limfosit
T dari donor marrow merusak sel lymphohemopoietic dari resipien.
Pada pasien leukemia promielositik akut, pemberian rejimen yang terdiri dari sitosin
arabinosid, daunomisin dan heparin pada awal induksi remisi, berhasil mengatasi
kecenderungan koagulasi intravaskuler tersebar (DIC) dan timbulnya perdarahan.
Beberapa penderita dapat mencapai masa bebas penyakit jangka panjang.
Prognosis
Diagnosa keperawatan
1. PK anemia
2. Nyeri akut
3. Resiko infeksi
4. Fatigue/kelelahan b.d kondisi fisik yang menurun, anemia, penyakit yang dialami.