Anda di halaman 1dari 104

SKRIPSI

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP


KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU LANSIA
BHAKTI KENCANA KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

NAMA : WAHIDA PUTRI


RAHAYU NIM : PO.71.24.2.16.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN
TAHUN 2020
SKRIPSI

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP


KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU LANSIA
BHAKTI KENCANA KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan
Kebidanan (S.Tr.Keb)

NAMA : WAHIDA PUTRI


RAHAYU NIM : PO.71.24.2.16.037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN
TAHUN 2020
PERSETUJUAN

Skripsi
“EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP
KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU LANSIA BHAKTI
KENCANA KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020”

Disusun oleh:
NAMA : Wahida Putri Rahayu
NIM : PO.71.24.2.16.037

telah disetujui oleh pembimbing pada:


Kamis, 21 Mei 2020

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Rohaya, S.Pd, SKM, M.Kes Nesi Novita, S.SiT, M.Kes


NIP. 196307181985032005 NIP. 197308121992032002

Palembang, 30 Mei 2020


Ketua Jurusan Kebidanan

Nesi Novita, S.SiT, M.Kes


NIP. 197308121992032002

ii
HALAMAN
SKRIPSI
“EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP
KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU LANSIA BHAKTI
KENCANA KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020”

Disusun oleh:
NAMA : Wahida Putri Rahayu
NIM : PO.71.24.2.16.037

Telah dipertahankan dalam seminar di


depan Dewan Penguji pada
Rabu, 03 Juni 2020

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

Hj.Murdiningsih, SST, S.Pd, M.Kes (….......................................)


NIP. 195712291978112001
Anggota

Hj. Siti Hindun, SKM., M.Kes. (........................................


NIP. 195710081978112001

Anggota

Rohaya, S.Pd, SKM, M.Kes. (.........................................)


NIP. 196307181985032005

Palembang, 03 Juni 2020


Ketua Jurusan Kebidanan

Nesi Novita, S.SiT, M.Kes


NIP. 197308121992032002

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Wahida Putri Rahayu

NIM : PO.71.24.2.16.037

Tanda Tangan :

Tanggal : 3 Juni 2020

iv
Motto dan Persembahan

Motto : “Percayalah dengan proses nya, nikmati perjalanan nya.”

Persembahan :
Skripsi dan hasil belajar selama 4 tahun ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orangtuaku, papaku (Russiantoro) dan mamaku (Susana) tercinta


yang selalu menjadi supporter terbesar dalam proses pengerjaan skripsi,
terima kasih atas doa yang tiada hentinya, semangat serta kasih sayang.
2. Adik-adik ayuk terkasih, Dimas Surya Andika, si kembar Naura Mutia
Afifa dan Nayla Mutia Asyifa.
3. Pembimbing skripsi yang sangat saya sayangi dan hormati, Ibu Rohaya
S.pd, SKM, M.Kes dan ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes yang telah
memberikan bimbingan dan sabar meluangkan waktunya untuk menuntun
dan mengarahkan saya agar menjadi lebih baik, terima kasih atas
nasehatnya selama proses bimbingan.
4. Dosen penguji, terima kasih telah memberikan banyak saran dan masukan
demi kesempurnaan skripsi. Serta untuk seluruh dosen dan staff atas
segala ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan selama saya menempuh
pendidikan.
5. Rendi Febriyanto, terima kasih untuk waktu yang selalu diluangkan untuk
mendengar setiap keluh kesah perskripsian, terima kasih selalu jadi teman
cerita dan teman bertukar pikiran yang baik, terima kasih karena selalu
direpotkan dan tidak marah, dan yang terpenting terima kasih atas setiap
perhatian yang diberikan kepada penulis.
6. Syauqi Nabila, Rosy Hafizhah, Msy Cahaya Dinda Pamungkas terima
kasih selalu ikut serta dengan doa dan cinta dalam menyelesaikan skripsi
ini, terima kasih untuk setiap dukungan dalam bentuk apa pun
7. Meisya Fatriani terima kasih telah menjadi partner terbaik selama 4 tahun,
terima kasih atas semua dukungan, bantuan, pengertian, sumbangsih
pikiran dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.
8. Geawanty Ratu Awlya dan Annisa Mutmainna Lestari terima kasih telah
menjadi saudari yang sangat baik dalam hal seperbimbingan skripsi.

v
9. Ajeng, Putri, Aisyah, Nisak, Uni Shinda, Rizky Fadillah, Selviana, Umi
Novita, Ega dan Kak May terima kasih atas semua bantuan dan setiap ilmu
yang bermanfaat kepada penulis.
10. Vianti Nandeswari terima kasih selalu ada dalam memberikan masukan,
doa serta dukungan dari jauh.
11. Adek Sela Marselin terima kasih telah banyak mensuport.
12. Adek Kamar 8A Selvi, Radha, Riska, Dewi, Okta terima kasih telah
banyak menyemangati.
13. Teman-teman DIV Kebidanan angkatan ke-3, terima kasih atas semua
dukungan, kegembiraan dan kebersamaan yang telah kita lalui bersama

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Terapan pada Program Studi D-IV Kebidanan Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang. Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang.
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Palembang dan Pembimbing Pendamping;
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes
Palembang;
4. Ibu Rohaya, S.Pd, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Utama;
5. Ibu Chairuna MB, S.Pd, M.Kes selaku Pihak Posyandu Lansia Bhakti Kencana
Kota Palembang yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data
yang penulis perlukan;
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
7. Teman-teman yang telah banyak membantu saya dalam pembuatan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, Mei 2020

Penulis

vii
ABSTRAK
Rahayu, Wahida Putri. 2020. Efektivitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Kualitas Tidur Lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota
Palembang, 2020. Skripsi D.IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Palembang. Pembimbing Rohaya, SKM, S.Pd, M.Kes dan Nesi Novita,
S.SiT.
Kata Kunci : Teknik Relaksasi Benson, Kualitas Tidur, Lansia

Latar Belakang : Gangguan tidur adalah salah satu keluhan paling umum
ditemukan pada lansia. Gangguan tidur adalah saat seseorang merasa sulit untuk
memulai tidur. Gangguan yang biasa terjadi adalah lamanya waktu tidur atau
kuantitas tidur yang tidak sesuai. Selain itu, tidur yang tidak efektif berkaitan
dengan kualitas tidur pada lansia. Di sisi lain, peningkatan kualitas tidur pada
lansia dapat diatasi dengan menggunakan metode non-farmakologis yang efektif
dan aman. Salah satu metode non-farmakologis yang dapat diterapkan adalah
Teknik Relaksasi Benson. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas teknik relaksasi Benson terhadap kualitas tidur lansia di Posyandu
Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang pada tahun 2020. Metode : Penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian Pra-
Eksperimental dan model One-Test-Post-Postest Group. Sampel penelitian adalah
lansia yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 30 orang. Data dianalisis dengan
menggunakan uji statistik Mc.Nemar. Hasil : Melalui analisis bivariat
menggunakan uji Mc.Nemar terhadap kualitas tidur responden sebelum dan
sesudah relaksasi Benson diberikan untuk menunjukkan bahwa nilai signifikansi ρ
adalah 0,000 (p≤ 0,05), yang berarti terdapat perbedaan antara kualitas tidur
responden sebelum dan sesudah perawatan. Kesimpulan : Adanya efektivitas
teknik relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia. Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menambah lagi variabel dalam penelitian yang berhubungan
dengan kualitas tidur pada lansia.

Daftar Pustaka : 42 (2014-2019)

viii
ABSTRACT
Rahayu, Wahida Putri. 2020. The Effectiveness of Benson's Relaxation
Technique on the Quality of Elderly Sleep in Posyandu Elderly Bhakti
Kencana Palembang City, 2020. Skripsi, Prodi D.IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang. Pembimbing Rohaya, SKM, S.Pd,
M.Kes dan Nesi Novita, S.SiT.
Keywords: Benson's Relaxation Techniques, Sleep Quality, Elderly
Background : Sleep disturbance is one of the most common complaints found in
the elderly. Sleep disturbance is where a person finds it difficult to start sleep. A
disturbance that commonly occurs is the length of time to sleep or the quantity of
sleep that is not appropriate. In addition, ineffective sleep is related to sleep
quality in the elderly. On the other hand, improving the quality of sleep in the
elderly can be overcome using a non-pharmacological method that is effective
and safe. One of the non-pharmacological methods that can be applied is the
Benson Relaxation Technique. Purpose: This study's aim was to determine the
effectiveness of Benson's relaxation techniques on the quality of sleep of the
elderly in the Bhakti Kencana Elderly Integrated Service Pos Palembang City in
2020. Methods : This research is a quantitative study using a Pre-Experimental
research method and a One Group Pre-Test-Postest model. The research sample
is the elderly who meet the inclusion criteria amounted to 30 people. Data is
analyzed by using Mc.Nemar statistical test. Results: Through bivariate analysis
using Mc.Nemar test of the respondent quality of sleep before and after Benson's
relaxation been given to showed that the significance of ρ value is 0,000 (p ≤
0.05), which means there is a difference between sleep quality of respondents
before and after treatment. Conclusion : it can be concluded that Benson's
relaxation technique is effective in improving the quality of sleep in the elderly.
The next researcher is expected to be able to add more variables in research
related to sleep quality in the elderly in order to have more adequate results.

Reading list : 42 (2014-2019)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................................vii
ABSTRAK................................................................................................................viii
ABSTRACT..............................................................................................................ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Lansia...................................................................................7
B. Konsep Kualitas Tidur.................................................................................17
C. Konsep Relaksasi Benson............................................................................25
D. Mekanisme Teknik Relaksasi Bensosn Terhadapat Kualitas Tidur............30
E. Penelitian Terkait.........................................................................................31
F. Kerangka Teori.............................................................................................33
G. Kerangka Konsep.........................................................................................34
H. Hipotesis......................................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian.........................................................35
B. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................36
C. Populasi dan Sampel....................................................................................36
x
D. Variabel........................................................................................................38
E. Definisi Operasional.....................................................................................39
F. Alat/Bahan Penelitian...................................................................................39
G. Uji Validitas dan Reabilitas.........................................................................39
H. Teknik dan Analisis Data.............................................................................40
I. Langkah-lngkah Penelitian..........................................................................42
J. Etika Penelitian...........................................................................................43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian...........................................................................................45
B. Analisis Data...............................................................................................47
C. Pembahasan.................................................................................................50
D. Keterbatasan Penelitian...............................................................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.................................................................................................60
B. Saran............................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................62
LAMPIRAN..............................................................................................................

xi
DAFTAR

Tabel 2.1 Lama Waktu Tidur.....................................................................................20


Tabel 3.1 Definisi Operasional..................................................................................39
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden..........................................................46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Sebelum diberi perlakuan......................47
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Sesudah diberi perlakuan.......................48
Tabel 4.4 Efektivitas Teknik Relaksasi Benson.........................................................49

xii
DAFTAR

Bagan 2.1. Kerangka Teori........................................................................................33


Bagan 2.2. Kerangka Konsep.....................................................................................34
Bagan 3.1. Desain Penelitian.....................................................................................35
Bagan 3.2. Langkah-langkah Penelitian.....................................................................42

xiii
DAFTAR

Lampiran 1 Persetujuan Judul


Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Lembar Kuesioner PSQI
Lampiran 5 SOP Teknik Relaksasi Benson
Lampiran 6 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Teknik Relaksasi Benson
Lampiran 7 Leaflet Teknik Relaksasi Benson
Lampiran 8 Jadwal Penelitian
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian dari Direktorat Poltekkes
Kemenkes Palembang
Lampiran 10 Ethical Clearence
Lampiran 11 Persetujuan Publikasi
Lampiran 12 Surat Balasan Penelitian dari Posyandu Lansia Bhakti Kencana
Lampiran 13 Rekapitulasi Responden
Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Penelitian
Lampiran 15 Riwayat Hidup
Lampiran 16 Dokumentasi

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia adalah proses penuaan dalam siklus kehidupan yang

ditandai dengan tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh semakin

rentan terhadap berbagai serangan penyakit, misalnya pada sistem

kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan

lain sebagainya. Perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ umumnya berpengaruh pada kemunduran

kesehatan fisik dan psikis lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh

pada aktivitas sehari-hari (Fatmah, 2010 dalam Marlita, dkk. 2018, p.66).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Maulinda, dkk

(2017, p.582) lanjut usia adalah seseorang yang sudah masuk usia 60 tahun

keatas. Lanjut usia terbagi ke dalam empat batasan usia dimana usia

pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly)

berusia antara 60 dan 74 tahun , lanjut usia tua (old) usia 75 sampai 90 tahun,

dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Selama kurun waktu hampir 50 tahun (1971-2018), persentase penduduk

lansia di Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2018,

persentase lansia mencapai 9,27% atau sekitar 24,49 juta orang. Adapun

persentase lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda dengan kelompok

umur 60-69 tahun (63,39%) sisanya adalah lansia madya dengan kelompok

umur 70-79 tahun (27,92%) dan lansia tua dengan kelompok umur 80 tahun

(8,69%). Sementara Di Sumatera Selatan pada tahun 2018 penduduk lansia

1
2

mencapai 656.754 orang (7,93%) dari jumlah penduduk Sumatera Selatan

(Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI), 2018).

Dengan bertambahnya usia, besar kemungkinan seseorang mengalami

permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Masalah yang sangat

mendasar pada lansia adalah masalah kesehatan yang merupakan akibat

proses degeneratif. Proses degeneratif pada lansia salah satunya menyebabkan

waktu tidur yang efektif semakin berkurang sehingga menyebabkan tidak

tercapainya kualitas tidur yang baik dan berbagai macam keluhan tidur yang

terjadi (Chasanah, 2017, p.3).

Data dari WHO dalam Siregar (2011) kurang lebih 18% penduduk dunia

pernah mengalami gangguan sulit tidur dan meningkat setiap tahunnya.

Prevalensi gangguan tidur lansia pada tahun 2014 di Indonesia sekitar 10%.

Artinya kurang lebih 28 juta dari total 238 juta penduduk Indonesia yang

menderita gangguan tidur 30% terjadi pada usia lebih dari 50 tahun (Sincihu,

dkk. 2018, p.17).

Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering

ditemukan pada lanjut usia. Gangguan tidur yaitu dimana seseorang merasa

sulit untuk memulai tidur, gangguan tidur yang terjadi yaitu lamanya waktu

tidur atau kuantitas tidur yang tidak sesuai. Selain itu tidur yang tidak efektif

berhubungan dengan kualitas tidur yang menyebabkan gangguan tidur.

(Hidayah & Alif 2016, p.70).

Keadaan tidur yang berkualitas adalah suatu keadaan dimana tidur yang

dijalani oleh seseorang menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika

terbangun di pagi hari (Nashory dan Diana, 2005 dalam mayuri, dkk. 2017,
3

p.78) Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan terganggunya kualitas

kinerja dan dapat beresiko untuk mengalami gangguan kejiwaan (Rahman

dkk. 2019, p.16).

Lamanya waktu tidur seseorang bergantung pada usia, semakin dewasa,

lamanya waktu tidur semakin berkurang. Jumlah kebutuhan tidur yang cukup

untuk lansia yaitu 6 jam per hari (Kemenkes RI, 2016 dalam mayuri dkk.

2017, p.78).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Posyandu Bhakti

Kencana Jalan Supersemar lrg.sepakat Kec. Kemuning Kota Palembang

didapatkan data melalui wawancara bahwa sebagian besar lansia yang

berumur 60-75 tahun seringkali mengalami kualitas tidur yang kurang baik.

Hal ini berdasarkan pernyataan langsung yang diberikan oleh lansia tersebut,

mereka menyatakan sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk

memulai tidur kembali.

Dampak yang terjadi apabila seseorang tidak mampu mencukupi

kebutuhan tidurnya, maka akan menimbulkan perubahan kepribadian dan

perilaku seperti agresif, menarik diri atau depresi, rasa capai meningkat,

gangguan persepsi, halusinasi pendengaran atau pandangan, bingung dan

disorientasi terhadap tempat dan waktu, koordinasi menurun serta bicara tidak

jelas, mudah tersinggung dan tidak rileks (Priharjo, 1996 dalam Risnasari

2015, p.34).

Metode penatalaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

tidur lansia pada umumnya dengan menggunakan farmakologis, namun

pemakaian obat yang berlebihan akan berdampak bagi kesehatan lansia.


4

Dengan demikian diperlukan terapi non farmakologis yang efektif dan aman

untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia yaitu salah satunya Teknik

Relaksasi Benson (Potter & Perry, 2009 dalam Rahman dkk, 2019, p.17).

Teknik Relaksasi Benson merupakan teknik terapi religius yang

melibatkan faktor keyakinan agama. Pada masa ini lansia cenderung untuk

lebih meningkatkan spiritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan

sehingga teknik relaksasi yang tepat untuk dilakukan dalam menangani

masalah ketidaknyamanan yaitu dengan Teknik Relaksasi Benson (Novitasari,

2014 dalam Rahman dkk. 2019, p.16). Relaksasi Benson merupakan teknik

relaksasi yang sederhana dan mudah pelaksanaannya. Relaksasi ini gabungan

antara teknik respon relaksasi dan sistem keyakinan individu (Benson &

Proctor, 2000 dalam Solehati & Kosasih, 2015, p.177).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indah Maulida, dkk (2017)

di Posyandu Permadi Tlogomas Kota Malang dengan melibatkan 20

responden dengan uji mann-whitney U Test tentang pengaruh teknik relaksasi

benson terhadap kualitas tidur lansia didapatkan nilai Sig = 0,000(p ≤ 0,05)

yang berarti data dinyatakan signifikan, terdapat pengaruh teknik relaksasi

benson terhadap kualitas tidur lansia.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Efektivitas Teknik Relaksasi Benson terhadap

kualitas tidur lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang

tahun 2020”.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini “Bagaimana Efektivitas Teknik Relaksasi Benson

Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Efektifitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap

Kualitas Tidur Lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota

Palembang Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya kualitas tidur lansia sebelum dilakukan teknik relaksasi

benson di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun

2020.

b. Diketahuinya kualitas tidur lansia setelah dilakukan teknik relaksasi

benson di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun

2020.

c. Diketahuinya efektivitas teknik relaksasi benson terhadap kualitas tidur

lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang tahun

2020.
6

D. Manfaat
Penelitian

1. Secara Teoritis

Diharapkan sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan

tentang salah satu teknik dalam peningkatan kualitas tidur pada lansia

yaitu dengan teknik Relaksasi Benson serta dapat dijadikan dasar untuk

penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan prodi

D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang dan hasil penelitian

ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti mengenai

penerapan Tehnik Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia

serta dapat diaplikasikan dalam mengatasi masalah tidur pada Lansia.

b. Bagi Tempat Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Lansia

sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah gangguan tidur

serta untuk meningkatkan kualitas tidur lansia.

c. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan menambah

wawasan bagi mahasisiwi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan

Kebidanan dan peneliti selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Lansia

1. Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah perubahan-perubahan dalam proses “aging” atau

penuaan masa ketika seorang individu berusaha untuk tetap menjalani hidup

dengan bahagia melalui berbagai perubahan dalam hidup. Secara definisi,

seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau 60 tahun disebut

lansia (Senja dan Prasetyo, 2019, p.1).

Lanjut usia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia.

Menjadi tua merupakan proses alamiah yang bearti seseorang telah

mengalami tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Lansia juga

didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan

terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas

dan ketangkasan serta perubahan fisiologi yang terkait dengan

bertamabahnya usia pada lanjut usia (Rivansyah, 2014, p.140).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Maulinda, dkk

(2017, p.582) Pengelompokan lanjut usia dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a. Usia pertengahan (Middle Age) : usia 45-50 tahun

b. Usia lanjut (Elderly) : usia 50-75 tahun

c. Usia lanjut tua (Old) : usia 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (Very Old) : usia diatas 90 tahun

7
8

Sedangkan, menurut Depkes RI (2009) dalam I Gusti Putu (2015)

pengelompokkan lansia dibagi menjadi :

a. Lanjut usia awal yaitu antara usia 46-55 tahun

b. Lanjut usia akhir yaitu antara usia 56-65 tahun

c. Manula atas yaitu usia >65 tahun

2. Ciri-Ciri Lansia

Menurut Hurlock (1980) dalam Marmi (2017, p.374) terdapat

beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu antara lain :

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok yang beragam seperti

minoritas

c. Menua membutuhkan perubahan peran

d. Penyesuaian yang buruk pada lansia

3. Karakteristik Masa Tua

Menurut Butler dan Lewis serta Aiken dalam Marmi (2017, p.374)

terdapat berbagai karakteristik lanjut usia yang bersifat positif. Beberapa

diantaranya adalah:

a. Keinginan untuk meninggalkan warisan

b. Fungsi sebagai seseorang yang dituakan

c. Kelekatan dengan objek-objek yang dikenal

d. Perasaan tentang siklus kehidupan

e. Kreativitas

f. Rasa ingin tahu dan kejutan


9

g. Perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan, dan lain-

lain.

4. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

Menurut Maryam (2008) dalam Sya’diyah Hidayatus (2018, p.9)

Persepsi kesehatan dapat menentukan kualitas hidup. Semakin

bertambahnya usia akan terjadi proses penuaan secara degeneratif yang

berdampak pada perubahan fisik, kognitif, mental, spiritual dan psikososial.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia antara lain :

a. Perubahan Fisik

1) Sel

Perubahan sel pada lanjut usia meliputi penurunan jumlah sel, perubahan

ukuran, berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan cairan intra dan

extra seluler.

2) Sistem Persyarafan

Lansia akan mengalami penurunan hubungan bersyarafan yang cepat,

lambat dalalm merespon, mengecilnya syaraf panca indera serta

meningkatnya keratin akibat pengumpulan serum.

3) Sistem Penglihatan

Timbulnya sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih

berbentuk sferis (bola), terjadi kekeruhan pada lensa yang menyebabkan

katarak.
1

4) Sistem Kardiovaskuler

Perubahan sistem kardiovaskuler terjadi pada katup jantung yang

menebal dan menjadi kaku sehingga kemampuan jantung dalam

memompa darah menurun menjadi 1% setiap tahun sehingga

menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh

darah, dan tekanan darah meninggi pada lansia

5) Sistem Muskuloskeletal

Perubahan sistem muskulosketal pada lansia meliputi kerapuhan tulang,

tinggi badan berkurang, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot

sehingga lansia menjadi lamban bergerak,otot keram, dan tremor.

6) Sistem Respirasi

Pada proses penuaan terjadi otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga

menyebabkan menurunnya aktivitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya

sehingga kapasitas residu meningkat menyebabkan nafas menjadi berat

dan kedalaman nafas menurun.

7) Sistem Gastrointestinal

Pada masa lansia indera pengecap menurun karena adanya iritasi

selaput lendir kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa

manis dan asin, juga hilangnya gigi.

8) Sistem Genitourinaria

Perubahan yang terjadi ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi

sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Nilai ambang

ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat.


1

9) Sistem Endokrin

Pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun,

sedangkan fungsi paratiroid dan sekresi tidak berubah, aktivitas tiroid

menurun sehingga menurunkan basal metabolism rate (BMR). Produksi

pada sel kelamin juga menurun seperti: progesteron, estrogen, dan

testosteron.

10) Sistem Integumen

Kulit lansia akan mengalami kekenduran, tidak elastis, dan berkerut

akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menipis, kuku

menjadi keras dan rapuh.

b. Perubahan Kognitif

Menurut Setiati, dkk (2009) dalam NS. Dwi Retnaningsih (2018,

p.12) perubahan kognitif yang terjadi pada lansia seperti :

1) Memory (daya ingat, Ingatan)

2) IQ (Intellegent Quotient)

3) Kemampuan Belajar (Learning)

4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)

5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)

6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)

7) Kebijaksanaan (Wisdom)

8) Kinerja (Performance)

9) Motivasi
1

c. Perubahan Mental

Menurut Qonitah, dkk (2015, p.3) Semua organ pada proses lanjut

usia akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak.

Perubahan ini disebabkan karena fungsi neuron di otak secara progresif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental antara lain :

1) Perubahan fisik, khususnya organ perasa

2) Kesehatan umum

3) Tingkat pendidikan

4) Diskriminasi

5) Lingkungan

6) Gangguan syaraf pada panca indera, timbul kebutaan dan ketulian

7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman

9) Hilangnya kekuatan serta ketegapan fisik, perubahan terhadap

gambaran diri, dan perubahan konsep diri.

d. Perubahan Spiritual

Menurut Maslow dalam Mujahidullah (2012, p.35) Dalam

kehidupan keagamaan atau kepercayaan makin terintegrasi bagi lansia, hal

ini terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari. Lansia akan semakin

teratur dalam kehidupan keagaamanya, karena keadaan lansia yang akan

meninggalkan kehidupan dunia.


1

e. Perubahan Psikososial

Menurut Kuntjoro dalam Kartinah (2017, p.94) Perubahan

Psikososial pada lansia meliputi :

1) Perubahan kondisi fisik

Kondisi lansia yang mengalami penurunan menimbulkan gangguan atau

kelainan fungsi fisik, psikologis, maupun sosial yang menyebabkan

ketergantungan dengan orang lain.

2) Penurunan fungsi dan potensi seksual

Beberapa faktor psikologis yang menyertai lansia dalam hubungan

seksual antara lain :

a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan pola seksual.

b) Keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang diperkuat dengan

budaya dan tradisi.

c) Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupan.

d) Pasangan hidup meninggal.

e) Disfungsi seksual, karena perubahan hormonal.

3) Perubahan aspek psikososial

Umumnya seorang lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan

psikomotor. Beberapa perubahan nya dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe

kepribadian pada lansia yaitu sebagai berikut:

a) Tipe Kepribadian Konstruktif (Constuction personality),

Pada tipe ini tidak banyak mengalami perubahan gejolak, tetapi

perasaan tenang dan mantap sampai sangat tua.


1

b) Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality)

Ada kecenderungan mengalami post power sindrome,jika pada masa

lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi

pada dirinya.

c) Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personality)

Lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada tipe kepribadian ini,

kehidupan keluarga yang harmonis maka kehidupan lansia pun akan

bahagia, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang

ditinggalkan akan merasa sedih dan terpuruk.

d) Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality)

Setelah memasuki fase lansia tetap merasa tidak puas dengan

kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak

diperhitungkan secara seksama sehinggal menyebabkan kondisi

ekonominya menjadi morat-marit.

e) Tipe Kepribadian Kritik Diri Sendiri (Self hate personality)

Tipe ini umumnya terlihat sengsara karena keadaan perilaku diri

sendiri yang sulit untuk dibantu orang lain atau cenderung membuat

susah diri sendiri.

5. Masalah Kesehatan Yang Biasa Dialami Lansia

Menurut Kusumawardani & Andanawarih (2017, p.273) Penyakit

yang sering dialami oleh kelompok lansia antara lain:

1) Tekanan darah tinggi


1

Penyebab naiknya tekanan darah pada lansia yaitu faktor eksternal

(lingkungan luar) dan faktor internal (diri sendiri), namun penyebab yang

paling sering terjadi yaitu karena adanya penyakit seperti gangguan ginjal

dan pola makan yang kurang baik (banyak mengkonsumsi makanan yang

mengandung garam dan pengawet).

2) Kolesterol

Tinggi nya kolesterol dikarenakan pola makan yang kurang baik serta

kurangnya aktivitas olahraga dan pola hidup sehat. Akibatnya, kolesterol

yang ada dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan sehingga pola makan yang

buruk saat masih muda baru bisa dirasakan ketika umur sudah diatas 50

tahun.

3) Jantung

Penyakit jantung terjadi karena buruknya gaya hidup yang tidak

membiasakan diri dengan gaya hidup sehat di awal masa muda. Gaya

hidup yang buruk membuat organ vital bekerja lebih keras untuk

mengkompensasi kondisi tubuh.

4) Stroke

Penyakit stroke berisiko melumpuhkan seluruh tubuh. Hal ini bisa

disebabkan karena pola makan dan pola hidup yang buruk. Stroke

merupakan bentuk serangan penyakit yang perlahan namun pasti.

5) Prostat

Masalah prostat biasanya terjadi di saat usia sudah senja. Salah satu

penyakit prostat yang sering terjadi yaitu kanker prostat.


1

6) Artritis

Arthritis atau yang sering disebut radang sendi merupakan penyakit yang

menyerang persendian. Gangguan radang sendi berupa peradangan pada

bagian sendi yang terjadi karena beberapa faktor salah satunya karenan

makanan yang kita makan. Mengusahakan pola hidup yang baik salah

satu upaya untuk hidup sehat dan kuat.

7) Diabetes

Tingginya kadar gula karena gangguan insulin disebabkan beberapa

faktor, yaitu genetik atau keturunan dan juga disebabkan oleh gaya hidup

yang kurang baik.

6. Masalah Perawatan Terkait dengan Penuaan

Menurut Senja & Prasetyo (2019, p.10) masalah perawatan terkait

dengan penuaan yaitu:

1) Resiko Jatuh

Masalah yang cukup serius dalam perawatan lansia yaitu resiko

jatuh yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan, kemampuan

mobilitas yang berubah, adanya riwayat jatuh sebelumnya, depresi,

gangguan kemampuan berpikir, gangguan penglihatan, pusing, tekanan

darah rendah dan menggunaan obat penenang.

2) Gangguan Tidur

Pola tidur dari usia muda menjadi lansia mengalami perubahan.

Kebutuhan tidur juga akan berkurang dengan semakin bertambahnya

usia.pada umumnya lansia mengalami gangguan pola tidur dikarenakan


1

depresi atau stress, dan bisa juga dikarenakan penyakit-penyakit lain

yang diderita. gangguan tidur berhubungan dengan kualitas tidur pada

lansia

3) Kecemasan

Kecemasan merupakan masalah psikososial yang sering dialami

oleh lansia. Penurunan kemampuan fisik pada lansia inila yang seriing

menimbulkan depresi juga kecemasan.

Sementara itu, masalah perawatan yang berhubungan dengan penyakit

meliputi hal-hal berikut:

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Intoleransi aktivitas

c. Perubahan peran dalam keluarga

d. Bersedih

B. Konsep Kualitas Tidur

1. Pengertian Tidur

Menurut Guyton & Hall (1977) dalam Wicaksono (2019, p.92) Tidur

merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Setiap

orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh

dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh akan

melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina pada tubuh

sehingga tubuh akan berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang

baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan.


1

2. Fisiologi Tidur

Menurut Mubarak (2007) dalam Widhiyanti, dkk (2017, p.11) Saat

tidur susunan saraf pusat masih bekerja, tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

a. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Fase awal tidur didahului pada fase NREM yang terdiri dari empat

stadium, kemudian diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara

fase NREM dan REM terjadi secara bergantian 4-6 kali siklus semalam.

Tidur NREM meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur yang dibagi

menjadi empat stadium, antara lain:

1) Stadium 1 : berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur.

stadium ini dianggap stdium tidur paling ringan dengan frekuensi 3

sampai 7 siklus perdetik, yang disebut dengan gelombang teta.

2) Stadium 2 : berlangsung paling lama yaitu 45% dari keseluruhan

waktu tidur. frekuensi 12-14 siklus perdetik, lambat dan seseorang

dapat dengan mudah dibangunkan.

3) Stadium 3 : berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. frekuensi

nya 0,5 hingga 2,5 siklus perdetik yaitu gelombang delta. Seseorang

tidur dengan sangat nyenyak sehingga sukar untuk dibangunkan.

4) Stadium 4 : berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur seseorang.

stadium 3 dan 4 juga disebut dengan nama tidur dalam atau delta sleep

atau Slow Wave Sleep (SWS).

Tidur NREM merupakan keadaan tidur yang nyaman dan juga

dalam. Tanda-tanda tidur NREM, yaitu:

a) Mimpi berkurang
1

b) Kecepatan pernapasan turun, tekanan darah turun, metabolisme turun

dan gerakan bola mata lambat.

b. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

Tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur . tidak terbagi

menjadi stadium seperti dalam tidur NREM. Tidur REM ini ditandai

dengan:

1) Biasanya disertai dengan mimpi aktif

2) Lebih sulit dibangunkan

3) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, gelombang lambat

4) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur

5) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat, dan tekanan darah

meningkat serta metabolism juga meningkat.

3. Kebutuhan Tidur Normal pada Lansia

Menurut Senja & Tulus (2019, p.11) Semakin tua usia seseorang,

maka jam tidur malam yang diperlukan jadi semakin berkurang. Mengingat

lansia sering kali terbangun di malam hari. Organ tubuh akan mengalami

penurunan fungsi seiring bertambahnya usia. Hal ini memengaruhi hormon

dalam tubuh salah satunya melatonin. Hormon alami ini berperan dalam

mengatur siklus bangun dan tidur seseorang. Jika produksi hormon

terganggu, maka siklus tidur dan bangun akan berubah. Waktu ideal untuk

lansia adalah 6 jam per hari. Akan tetapi, banyak lansia yang tidak

memenuhi tidur nya 6 jam per hari. Mereka umumnya sulit untuk memulai

tidur dan terbangun di malam hari (Senja & Tulus, 2019).


2

4. Lamanya Waktu Tidur

Menurut Kemenkes RI (2016) dalam Mayuri (2017, p.78) lamanya

waktu tidur seseorang bergantung pada usia, semakin dewasa, lamanya waktu

tidur semakin berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Lama Waktu Tidur


Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur
0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari
1-8 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa pra-sekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua (lansia) 6 jam/hari
(Sumber: Kemenkes RI, 2016).

5. Masalah Medis Akibat Kekurangan Tidur

Menurut Sharma (2015) dalam Rosdianti, dkk (2018, p.660)

Masalah Medis Akibat Kekurangan Tidur Pada Lansia bisa memberikan

efek negatif antara lain:

a. Arthitis

b. Osteoporosis

c. Heartburn

d. Kanker

e. Penyakit Parkinson
2

f. Demensia

g. Penyakit Alzheimer

h. Katarak

i. Gastroesophageal Reflux

j. Isema Kardiak Nokturnal

k. ISPA

l. Kegagalan Jantung

m. Penyakit Pembuluh Darah

6. Masalah Tidur Lansia

Menurut Guyton (2007) dalam Sumirta (2015, p.2) Perubahan

yang berkaitan dengan masalah tidur pada lansia meliputi pola tidur yaitu:

a. Seringnya Terjaga

Salah satu perubahan yang paling umum adalah seringnya terjaga di

malam hari. hal ini disebabkan oleh kondisi fisik akibat proses penuaan.

b. Perubahan Jam Biologis

Perubahan yang terjadi karena penuaan ialah bergesernya jam biologis

waktu tidur. biasanya lansia tertidur lebih awal dimalam hari dan dapat

terjaga sebelum matahari terbit.

c. Perubahan Kadar Tidur

Dalam penambahan waktu tidur, kadar tidur akan berubah terhadap

lansia. Pada lansia waktu tidur menjadi lebih sedikit dalam tidur yang

lelap.
2

d. Perubahan
Hormonal

Hormon-hormon yang berhubungan dengan tidur juga akan berubah di

masa tua. Kadar melatonin menurun sehingga menyebabkan kadar tidur

lansia yang berkurang.

7. Kualitas Tidur Lansia

Menurut Ernawati (2017, p.3) kualitas tidur lansia merupakan

dimana lansia mendapatkan kemudahan untuk memulai tidur, mampu

mempertahankan tidur dan merasa rileks setelah bangun dari tidur.

Menurut Buyse et al (1998) dalam Wicaksono, dkk (2019, p.47)

Kualitas tidur lansia adalah kepuasan lansia terhadap tidur, sehingga lansia

tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah gelisah, lesu dan

apatis. Terdapat beberapa aspek kualitas tidur pada lansia yang meliputi

aspek kuantitatif dan kualitatif tidur pada lansia seperti lamanya tidur, waktu

yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan aspek subjektif

seperti kedalaman dan kepulasan tidur.

Menurut Rafknowledge (2004) dalam Rahmawati, dkk (2015) Dampak

kesulitan tidur yaitu depresi, timbulnya suatu penyakit , kehilangan banyak

waktu, mengganggu aktivitas sehari-hari serta kurang menikmati hidup.

Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang merasa mengantuk yang

berlebihan pada siang hari dan kurang berenergi serta menyebabkan

gangguan konsentrasi. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan

terganggunya kualitas kinerja dan dapat beresiko untuk mengalami

gangguan kejiwaan (Rahman, dkk (2019).


2

a. Menurut Wahyuni, dkk (2005) dalam Wulansari (2019, p.9) Faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas tidur yaitu:

1) Usia

Faktor usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

tidur lansia. Pertambahan usia berdampak terhadap penurunan periode

tidur.

2) Fisik

Keluhan ketidaknyamanan fisik seperti batuk, kram, kaki, pegal-pegal

pada tubuh dan perut kembung cenderung mempengaruhi penurunan

kualitas tidur pada lansia.

3) Psikososial

Perubahan dalam hal psikososial yaitu mudah nya mengalami kecemasan

dan kekhawatiran berlebih sehingga menyebabkan depresi pada lansia.

4) Lingkungan

Faktor lingkungan ikut berkontribusi dalam mempengaruhi kualitas tidur

karena interaksi antara lingkungan di kehidupan sehari-hari.

5) Aktivitas Fisik/Gaya hidup

Pengaruh dari kegiatan hidup yang dijalani seseorang mempengaruhi

kualitas tidur yang pendek, Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat

pula mempengaruhi kualitas tidur seseorang.

b. Pengukuran Kualitas Tidur


Menurut Buysse et al (1988) dalam Fandiani, dkk (2017, p.54)

Penialian kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep

Quality Indeks). PSQI mengukur tujuh indikator kualitas tidur meliputi:

1) Kualitas tidur subyektif


2

2) Latensi tidur

3) Durasi tidur

4) Efisensi kebiasaan tidur

5) Gangguan tidur

6) Penggunaan obat tidur

7) Terganggunya aktivitas disiang hari

Nilai Skor PSQI berada pada rentang 0-21, yang bermakna bahwa apabila

skor ≤5 berarti kualitas tidur baik, dan jika skor global PSQI >5

mengindikasikan ukuran yang sensitif dan spesifik dari kualitas tidur yang

buruk pada individu. Semakin tinggi skor yang didapat semakin buruk pula

kualitas tidur individu tersebut.

c. Penatalaksanaan Kualitas Tidur

Cara yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur antara

lain terapi farmakologi dan terapi non farmakologi.

1) Terapi farmakologi

Menurut Watson (2003) dalam Arnata (2018, p.50) Secara

farmakologis, penatalaksanaan gangguan tidur yaitu dengan pemberian

obat dari golongan sedatif-hipnotik seperti benzodiazepine (ativan,

valium, dan diazepam). Terapi farmakologis memiliki efek yang cepat,

akan tetapi jika diberikan dalam waktu jangka panjang dapat

menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan lansia. Penggunaan obat

tidur secara terus menerus dalam waktu yang lama pada lansia dapat

menimbulkan efek toksisitas, karena pada lansia terjadi penurunan aliran

darah, motilitas pencernaan serta penurunan fungsi ginjal dan efek


2

samping lainya seperti ketergantungan fisik dan psikologis, gangguan

kognitif dan psikomotor, mengantuk dan cemas pada siang hari. Begitu

juga dengan pemberian sedatif untuk mengobati gangguan tidur pada

lansia yang berefek terjadinya inkontinensia urine terutama terjadi pada

malam hari. Pemberian terapi farmakologi memberikan efek samping

yang dapat menyebabkan semakin berkurangnya kualitas tidur pada

lansia.

2) Terapi non farmakologi


Menurut Potter & Perry (2009) dalam Rahman, dkk (2019, p.16)

Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu terapi pencatatan

waktu tidur, mandi air hangat, melakukan olahraga secara teratur, serta

terapi komplementer meliputi pengobatan herbal, terapi teknik relaksasi

(progresif, meditasi, yoga, hipnosis), pijat refleksi, terapi medan magnet,

serta terapi bekam dan akupuntur. Terapi komplementer lain yang dapat

dipelajari dan direkomendasikan untuk gangguan tidur salah satunya

adalah Teknik Relaksasi Benson.

C. Konsep Relaksasi Benson

1. Pengertian relaksasi

Menurut Solehati & Kosasih (2015, p.174) Relaksasi adalah salah

satu bagian dari terapi nonfarmakologis, yaitu complementary and

alternative therapies (CATs) yang dikelompokkan dalam Mind-body and

spiritual therapies. Relaksasi pertama kali dikenalkan oleh Jacobson

seorang psikolog dari Chicago. Metode fisiologis ini dikembangkan untuk

melawan ketegangan dan kecemasan yang disebut dengan relaksasi


2

progresif. Relaksasi progresif suatu teknik yang berguna untuk mengurangi

ketegangan otot.

2. Macam-macam relaksasi

Menurut Sulistyarini (2013, p.31) Macam-macam relaksasi terbagi

menjadi tiga yaitu:

a. Relaksasi Otot

Relaksasi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan

dengan cara melemaskan otot-otot badan. Dimulai dari otot ibu jari kaki

sampai kepala.

b. Relaksasi Kesadaran Indra

Dalam kondisi rileks, individu diberi perintah-perintah dan diminta untuk

merasakan pernyataan-pernyataan yang membuat rileks, dengan

membayangkan situasi yang menciptakan ketenangan.

c. Relaksasi Meditasi

Relaksasi yang memakai ritual keagamaan atau sejenisnya, sebagai

sarana pencarian tempat bersandar demi terjalinnya kedekatan antara

hamba dengan Sang Khalik.

3. Manfaat relaksasi

Menurut Corey (2005) dalam Sulidah (2016, p.13) Keuntungan

relaksasi yang menggunakan serangkaian gerakan tubuh yang bertujuan

untuk melemaskan dan memberi efek nyaman pada seluruh tubuh Rasa

nyaman inilah yang dibutuhkan lansia guna meningkatkan kualitas tidurnya.

Relakasi juga dapat mengatasi tekanan darah tinggi dan tidak teraturnya

denyut jantung, mengurangi nyeri kepala, nyeri punggung dan nyeri.


2

4. Relaksasi Benson

Menurut Benson & Proctor (2000) dalam Solehati & Kosasih (2015,

p.177) Relaksasi Benson adalah teknik relaksasi yang diciptakan oleh

Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis dari Fakultas Kedokteran

Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan meditasi bagi kesehatan.

Teknik relaksasi ini dikenal dengan nama teknik Relaksasi Benson (Benson

Relaxation). Relaksasi benson merupakan salah satu teknik relaksasi yang

sederhana, mudah pelaksanaannya, dan tidak memerlukan banyak biaya.

relaksasi ini merupakan gabungan antara teknik respons relaksasi dan sistem

keyakinan individu/faith factor.

Menurut Novitasari (2014, p.16) Teknik Relaksasi Benson

merupakan terapi religius yang melibatkan faktor keyakinan agama. Pada

masa ini lansia cenderung untuk lebih meningkatkan spiritualnya dan lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga teknik relaksasi yang tepat untuk

dilakukan dalam menangani masalah ketidaknyamanan yaitu dengan Teknik

Relaksasi Benson.

a. Elemen Dasar dalam Relaksasi Benson

Menurut Benson & Proctor (2009) dalam Solehati & Kosasih (2015,

p.179) Elemen dasar dalam Relaksasi Benson yaitu:

1) Lingkungan yang tenang

2) Secara sadar, pasien dapat mengendurkan otot-ototnya

3) Pasien dapat memusatkan diri selama 10-15 menit pada ungkapan

yang telah dipilih

4) Pasien bersikap pasif terhadap pikiran-pikiran yang mengganggu


2

b. Langkah-langkah Teknik Relaksasi Benson

Menurut Benson & Proctor (2002) dalam Solehati & Kosasih

(2015, p.191) Teknik relaksasi benson dilakukan sebelum tidur.

kemudian diberi penjelasan tentang pengertian, fungsi serta cara

melakukan teknik relaksasi benson. Sebelum memulai, tawarkan terlebih

dahulu tentang kata-kata atau ungkapan bermakna apa yang akan pasien

gunakan dalam terapi. Pasien dianjurkan untuk memilih salah satu

ungkapan yang dapat menenangkan perasaan pasien. Adapun langkah-

langkah dalam teknik Relaksasi Benson adalah sebagai berikut:

1) Langkah pertama

a) Siapkan pasien, kemudian berikan informasi tentang Relaksasi

Benson

b) Pilih satu kata atau ungkapan yang mencerminkan keyakinan

pasien. Kata atau ungkapan tersebut harus berdasarkan keinginan

pasien.

2) Langkah kedua

a) Lakukan modifikasi lingkungan yang tenang

b) Pilih posisi yang nyaman. Posisi yang akan dilakukan bisa dengan

berbaring atau duduk. Posisi yang nyaman dilakukan agar pasien

merasa nyaman dan tidak tegang.

3) Langkah ketiga

Anjurkan pasien untuk memejamkan mata. Beritahu pasien untuk

tidak memejamkan mata terlalu kuat karena akan menimbulkan


2

ketegangan dan membuat pasien menjadi pusing pada saat membuka

mata.

4) Langkah keempat

Bimbing pasien untuk melemaskan otot-ototnya.

5) Langkah kelima

Anjurkan pasien untuk menarik nafas melalui hidung. Pusatkan

kesadaran pasien pada pengembangan perut, lalu keluarkan nafas

secara perlahan-lahan melalui mulut sambil mengucapkan kalimat

atau ungkapan yang telah dipilih dan diulang dalam hati selama

mengeluarkan nafas.

6) Langkah keenam

Anjurkan pasien untuk mempertahankan sikap pasif dan pasrah.

anjurkan pasien untuk tetap berpikiran tenang. Pasien dianjurkan

untuk lebih focus pada kata-kata atau ungkapan yang telah mereka

pilih dalam melakukan relaksasi ini.

7) Langkah ketujuh

Lakukan intervensi relaksasi benson selama satu set periode ±10

menit.

8) Langkah kedelapan

Teknik ini dilakukan dengan frekuensi dua kali sehari. Waktu untuk

melakukan Relaksasi Benson biasanya setiap pagi dan sore pada

waktu sebelum tidur sehingga tidak mengganggu aktivitas.


3

D. Mekanisme Kerja Teknik Relaksasi Benson Dalam Memenuhi


Kebutuhan Tidur

Menurut Mau (2012) dalam Rahman, dkk. (2019, p.18) Teknik

Relaksasi Benson merupakan teknik latihan nafas yang teratur dan dilakukan

dengan benar tubuh akan menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan

saat mengalami stress dan bebas dari ancaman. Perasaan rileks akan

diteruskan ke hipotalamus dan menghasilkan hormon Corticotropin Releasing

Factor (CRF). Kelenjar pituitary juga menghasilkan neurotransmitter yang

mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan β

endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan merasa lebih rileks

dan nyaman dalam tidurnya. Pernafasan yang panjang dapat memberikan

energi yang cukup, karena pada waktu menghembuskan nafas mengeluarkan

karbondioksida (C02) dan saat menghirup nafas panjang mendapatkan

oksigen (O2) yang sangat diperlukan tubuh untuk membersihkan darah dan

mencegah kerusakan jaringan otak akibat kekurangan oksigen (hipoksia).

Pada waktu tarik nafas panjang otot–otot dinding perut (rektus abdominalis,

transversus abdominalis, internal dan eksternal oblique) menekan iga bagian

bawah ke arah belakang serta mendorong sekat diafragma ke atas dapat

berakibat meninggikan tekanan intra abdominal, sehingga dapat merangsang

aliran darah baik pada vena cava inferior maupun aorta abdominalis,

mengakibatkan aliran darah (vaskularisasi) menjadi meningkat ke seluruh

jaringan tubuh terutama organ – organ vital seperti otak.


3

E. Penelitian Terkait

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Franciska dkk (2018) yang

berjudul “Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap pemenuhan kebutuhan

tidur pada lanjut usia di posyandu lansia srikandi wilayah pilang kelurahan

sumbersari kecamatan lowokwaru kota malang”.

Metode penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan desain one

group pre test dan post test. Sampel yang digunakan sebanyak 21 orang dan

sampel penelitian menggunakan total sampling. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan adalah kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa, didapatkan nilai signifikan = 0,011 < α (0,05) yang berarti

data dinyatakan signifikan dan menerima H1 yang artinya ada pengaruh teknik

relaksasi benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada lanjut usia.

Penelitian kedua dilakukan oleh Rahman dkk (2019) yang berjudul

“Pengaruh terapi relaksasi benson terhadap kualitas tidur lansia di UPT

pelayanan sosial lanjut usia bondowoso”. Metode penelitian menggunakan

Quasy Eksperiment Design dengan rancangan nonrandomized control group

pretest posttest design. Sampel yang digunakan sebanyak 50 responden yang

terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 25

responden dan kelompok kontrol sebanyak 25 responden. Alat ukur kualitas

tidur yang digunakan adalah kuesioner Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI).

Hasil penelitian menjelaskan bahwa kelompok sebelum intervensi pada

kelompok intervensi memiliki varian yang sama dengan kelompok sebelum

intervensi pada kelompok kontrol (ρ value (1,00 > α (0,05)) yang artinya tidak

ada perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum


3

diberikan terapi relaksasi benson. Sedangkan pada kelompok sesudah

intervensi pada kelompok intervensi memiliki variansi yang berbeda dengan

kelompok sesudah intervensi pada kelompok kontrol (ρ value (0,0005 <α

(0,05)) yang artinya ada perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol sebelum diberikan terapi relaksasi benson.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Norma Risnasari (2015) di Panti

Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung yang berjudul “Pengaruh

teknik relaksasi benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur lansia”

Metode penelitian menggunakan Quasy Eksperiment Design dengan

melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental. Dalam

rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok

kontrol tidak. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan

jumlah 20 responden. Alat ukur dalam pengumpulan data menggunakan

kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian adanya pengaruh pemberian teknik

relaksasi benson terhadap kualitas tidur pada lansia dengan nilai signifikan ρ=

0,000 dengan demikian H1 diterima.


3

F. Kerangka Teori

LANSIA
Masalah
1. Resiko Jatuh
Kesehatan
2. Gangguan Tidur
3. Kecemasan

Pijat Refleksi Terapi Bekam


Terapi Medan Magnet Akupuntur
Farmakologi Non-farmakologi
Teknik Relaksasi Benson

Hipotalamus Menghasilkan corticotrophin realasing fac

Bagan 2.1. Kerangka Teori


Menghasilkan
Sumber: Senja & Prasetyo ( 2019), Rahman (2019) β
endorphine sebagai

Mempengaruhi
suasana hati

Tidur lebih
nyaman dan
3

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep atau kerangka berfkir adalah formulasi atau

simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian

tersebut. (Notoatmodjo, 2018, p.83).

Variabel Independen Variabel Dependen

Teknik Relaksasi Benson Kualitas Tidur Lansia


Bagan 2.2 Kerangka konsep

H. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Hipotesis berfungsi untuk menentukan kea rah pembuktian, artinya hipotesis

ini merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2018, p.84).

Keputusan statistik (Notoatmodjo, 2018, p.110) :

a. Bila nilai ρ value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak artinya ada pengaruh antara

variabel Independen dengan variabel Dependen

Bila nilai ρ value > α (0,005), maka H 0 diterima artinya tidak ada pengaruh

antara variabel Independen dengan variabel Dependen


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

metode penelitian pre-eksperimental dan model rancangan One Group Pre

Test-Posttest Design, pada penelitian ini sebelum melaksanakan intervensi

dilakukan test awal (pretest) yang kemudian dilakukan test akhir (posttest)

setelah dilakukan intervensi (Sugiyono, 2018, p.74).

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan

Posttest

O1 X
Sumber : Sugiyono (2018, p.74)
O2

Keterangan:

O1 = Nilai pretest (sebelum diberikan perlakuan)

X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan Relaksasi

Benson

O2 = Nilai posttest (setelah diberikan perlakuan)

35
3

B. Waktu dan Tempat

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2020

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Bhakti

Kencana Jalan Supersemar lrg.sepakat Kec. Kemuning Kota Palembang

Tahun 2020

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan kuantitas

serta mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018, p. 215).

Populasi pada penelitian ini adalah semua Lansia di Posyandu

Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang berjumlah 30 responden.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jika pada populasi

yang digunakan peneliti kemungkinan besar dan tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan pada dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang bisa

diambil dari populasi itu tersebut. Dalam hal ini peneliti mengambil dari

populasi harus representatif atau mewakili (Sugiyono, 2018, p.215).


3

a. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

Total Sampling dimana sampel yang diambil menggunakan seluruh

anggota populasi didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,

maka sebelum dilakukan pengambilan sampel maka perlu ditentukan

kriteria inklusi dan eksklusi (Arikunto, 2018, p.183).

Sampel pada penelitian ini adalah lansia yang memiliki gangguan tidur

dan memiliki kriteria sebagai berikut.

a. Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Bersedia menjadi responden

2) Lansia akhir usia 56-65 tahun dan manula usia >65 tahun

3) Lansia yang mengalami gangguan istirahat dan tidur

4) Responden tidak mengkonsumsi obat-obatan

5) Lansia yang bisa di ajak berkomunikasi

b. Kriteria Eksklusi

1) Lansia yang tidak bisa mendengar

2) Lansia yang mengalami gangguan mental

b. Besar Sampel

Menurut Roscoe (1982) dalam Sugiyono (2018, p.90), ukuran

sampel yang layak dalam penelitian eksperimen yang sederhana adalah

antara 30 sampai dengan 500 responden. Pada penelitian ini, peneliti

menetapkan besar sampel sebanyak 30 sampel.


3

D. Variabel

Menurut Arikunto (2018, p.161) variabel mempunyai pengertian yaitu

sesuatu yang digunakan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

mengenai hal tersebut dan ditarik kesimpulan. Ada 2 jenis variabel yaitu :

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

menyebabkan perubahan pada variabel terikat (Sugiyono, 2018, p.39)

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Teknik Relaksasi Benson.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen (Sugiyono, 2018, p.39). Variabel Dependen dalam penelitian ini

adalah Kualitas Tidur Lansia.


3

E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Independen: Melatih teknik relaksasi SOP Intervensi 1. Sebelum diberikan


nafas dalam yang teratur Relaksasi benson
Teknik disertai ungkapan yang
Relaksasi diyakini lansia untuk 2.Setelah diberikan
Benson mengurangi masalah Relaksasi benson
kesehatan yang dilakukan
3 kali dalam 2 minggu
selama ±10 menit
(Solehati, 2015)

2. Dependen: Kondisi dimana lansia Kuesioner Wawancara 1. Baik, jika skor ≤5 Ordinal
mendapatkan kepuasan
Kualitas tidur dari memulai tidur, 2. Buruk, jika skor >5
lansia mempertahankan tidur,
dan merasa rileks setelah
bangun tidur
(Ernawati, 2017)

F. Alat dan Bahan Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang akan diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2018, p.102).

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuisioner Pittburgh Sleep

Quality Index (PSQI), sebagai alat untuk pengumpulan data.

G. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas merupakan derajat yang menunjukkan apakah alat ukur yang

digunakan benar-benar tepat dalam mengukur suatu objek penelitian (Sugiyono,

2017, p.267). Reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

alat ukur yang dipakai bisa dipercaya atau bisa diandalkan. Hasil pengukuran
4

akan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama menggunakan alat ukur yang sama (Sugiyono, 2018, p.268).

Uji validitas dan reabilitas tidak dilakukan lagi karena alat ukur

kuesioner Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang digunakan dalam

penelitian ini sebelumnya telah diuji sebelumnya oleh Ratnasari (2016).

H. Teknik dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2018, p.278-280) proses pengolahan data dapat melalui

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

kuesioner tersebut.

b. Coding

Setelah semua diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean

coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan.

c. Entry

Kegiatan memasukkan data yang telah dilakukan pengkodean ke dalam

proses SPSS.

d. Cleaning

Kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan dalam kode, ketidaklengkapan, kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.


4

2. Analisis Data

Menurut Swarjana (2015, p.138) analisis data suatu penelitian

biasanya menggunakan prosedur bertahap, antara lain:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dimaksudkan untuk tujuan menyampaikan

variabel bebas dan variabel terikat. Pada umumnya analisis ini untuk

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel, meliputi :

1. Variabel bebas : Teknik Relaksasi Benson

2. Variabel terikat : Kualitas tidur lansia

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Bentuk analisa

bivariat pada penelitian ini yaitu menganalisa apakah ada pengaruh

antara variabel independen (Teknik Relaksasi Benson) terhadap variabel

dependen (kualitas tidur lansia) dengan tingkat kemaknaan α ≤0,05 maka

terdapat pengaruh yang bermakna antar variabel independen dengan

variabel dependen. Jika ρ value > α, maka tidak terdapat pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Uji statistik yang digunakan yaitu uji non parametrik dengan

hipotesis komparatif berpasangan karena variabel independen (Relaksasi

Benson) menggunakan skala ukur ordinal, sedangkan variabel dependen

(kualitas tidur lansia) menggunakan skala ukur ordinal. Uji statistik yang

digunakan adalah uji Mc Nemar.


4

I. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah (1)

Kajian Jurnal

Langkah (2)
Langkah (3) Langkah(4)
Langkah (7)
Menentukan Langkah (6) Langkah (5)
Judul Melakuka Penentu
n Survei an
Langkah
Intervensi(8) Langkah (9)
Melakuka
Tempat Langkah
Membuat
Sampel(10)
menggunaka n kriteria
nMelakukan
teknik Anali inklusi
Presentadan
relaksasi Langkah Pre-test
(12) Langkah (13)
sa eksklusi
si
post-test
benson Data peneliti
Pengumpul Revisi
an
-Editing
an
Bagan 3.2 Langkah-langkah penelitian peneliti
penelitian
-Coding an

-Entry
-Cleaning
4

J. Etika penelitian

Menurut Swarjana (2015, p.167-172), etika penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for Human Dignity)

Peneliti memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan

informasi atau tidak memberikan informasi (berpartisipasi). Sebagai

ungkapan, peneliti menghormati harkat dan martabat subjek penelitian,

peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek (informed concent).

2. Menghormati privasi serta kerahasiaan subjek (Respect for Privacy and

Confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh

sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan identitas subjek.

3. Keadilan dan keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengen

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian

perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua subjek penelitian memperoleh pelakuan dan keuntungan yang sama,

tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.


4

4. Memperhitungkan manfaat serta kerugian yang akan ditimbulkan

(Balancing Harms and Benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian khususnya.

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak merugikan yang

terjadi bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit cidera, stress, maupun

kematian subjek penelitian.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota

Palembang.

a. Lokasi Penelitian

Posyandu Lansia Bhakti Kencana berlokasi di Jalan Sepakat Jaya

No.1192 Rt.15 Rw. 03 Kelurahan Pipareja Kecamatan Kemuning Kota

Palembang.

b. Gambaran Demografis

Posyandu Lansia Bhakti Kencana diresmikan pada tanggal 7

Februari 2017. Seluruh lansia khusus di Rw.03 berjumlah ±156 orang

dan wilayah lansia sekitar.

c. Tujuan Umum dan Khusus Posyandu Lansia Bhakti Kencana Palembang

1) Tujuan Umum

Tujuan Umum Posyandu Lansia Bhakti Kencana yaitu:

“Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua

yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat”.

2) Tujuan Khusus Posyandu Lansia Bhakti Kencana

Tujuan Khusus Posyandu Lansia Bhakti Kencana yaitu:

a) Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri

kesehatannya

45
4

b) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam

menghayati dan mengatasi masalah kesehatan lansia secara optimal

c) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia

d) Meningkatkan jenis dan mutu pelayanan kesehatan lansia

2. Gambaran umum Karakteristik Responden

Gambaran umum responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30

orang lansia yang mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur buruk.

Penelitian ini dilakukan pada kelompok lansia yang mengalami gangguan

tidur atau kualitas tidur buruk di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota

Palembang pada bulan Januari-Maret 2020. Penentuan sampel dalam

penelitian ini yaitu dengan Total Sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan

ekskulsi pada saat penelitian. Gambaran karakteristik responden berdasarkan

Usia, Jenis Kelamin dan Pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1
Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan
Pekerjaan di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun
2020

Variabel F %

Usia

Lansia akhir usia 56-65 tahun 20 66,7

Manula usia >65 tahun 10 33,3

Jenis Kelamin

Laki-laki 8 26,7

Perempuan 22 73,3

Pekerjaan

Tidak Bekerja 19 63,3

Bekerja 11 36,7

Total 30 100
4

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 30

responden mayoritas kelompok lansia akhir usia 56-65 tahun sebanyak 20

responden (66,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak 22 responden

(73,3%) dan yang tidak bekerja sebanyak 19 responden (63,3%).

B. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari variabel independen (Teknik Relaksasi Benson) dan

variabel dependen (Kualitas Tidur Lansia.) kualitas tidur lansia dibagi

menjadi 2 kategori yaitu:

a. Kualitas Tidur Buruk (jika skor >5)

b. Kualitas Tidur Baik (jika skor ≤5)

Dapat diketahui dari 30 responden lansia dengan tidur <6 jam/hari

mendapat kategori kualitas tidur buruk yaitu dengan skor >5 dapat dilihat

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur
Lansia Sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Benson di Posyandu
Lansia
Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun 2020

Kategori Kualitas Tidur F %


Buruk 30 100
Baik 0 0
Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden

lansia yang mengalami gangguan tidur sebelum diberikan Teknik


4

Relaksasi Benson sebanyak 30 responden. Mayoritas responden yang

mempunyai kualitas tidur buruk sebanyak 30 responden (100%).

Distribusi frekuensi responden berdasarkan kualitas tidur sesudah

dilakukan Teknik Relaksasi Benson terdapat 2 kategori setelah dilakukan

Teknik Relaksasi Benson yaitu kualitas tidur buruk (skor >5) dan kualitas

tidur baik (skor ≤5) dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Tidur Lansia
Sesudah Diberikan Perlakuan Teknik Relaksasi Benson di Posyandu
Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun 2020

Kategori Kualitas Tidur F %


Buruk 1 3,3
Baik 29 96,7
Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden

lansia yang mengalami gangguan tidur sesudah diberikan Teknik

Relaksasi Benson sebanyak 30 responden. Mayoritas responden yang

mempunyai kualitas tidur baik sebanyak 29 responden (96,7%) dan 1

responden (3,3%) tetap pada kualitas tidur buruk.

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel independen (Kualitas tidur lansia) dengan

variabel dependen (Teknik Relaksasi Benson) dengan tingkat kemaknaan

α ≤0,05 maka terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel

independen dengan variabel dependen. Jika ρ value >α maka tidak terdapat

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.


4

Efektivitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia

sebelum dan sesudah dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4
Efektivitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia
di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun 2020
Setelah Diberikan
Teknik Relaksasi P
Benson Total value
Buruk Baik (*)
f (%) f (%)
Sebelum
Diberikan
Teknik Buruk f (%) 1 (3,3) 29 (96,7) 30 (100)
Relaksasi 0,000
Benson
Total 1 (3,3) 29 (96,7) 30 (100)
(*) Uji Mc Nemar

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui dari 30 responden sebelum

dilakukan Teknik Relaksasi Benson sebanyak 30 responden (100%) yang

mengalami kualitas tidur dengan kategori buruk, sedangkan setelah

dilakukan Teknik Relaksasi Benson terdapat 29 responden (96,7%) yang

mengalami kualitas tidur dengan kategori baik dan 1 responden (3,3%) tetap

pada kategori buruk.

Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan Mc Nemar

pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa p value 0,000 (α≤0,05). Hal ini dapat

menunjukkan bahwa terdapat efektivitas yang bermakna antara variabel

independen (Kualitas Tidur Lansia) dengan variabel dependen (Teknik

Relaksasi Benson) di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang

Tahun 2020.
5

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota

Palembang pada bulan Februari-Maret 2020. Populasi pada penelitian ini

adalah semua lansia yang mempunyai gangguan tidur atau kualitas tidur buruk

yang terdiri dari 30 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total

Sampling. Data responden diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan

kuisioner.

Selanjutnya data yang telah dikumpulkan diolah analisis data yang

terdiri dari analisis univariat dan bivariat. Pada analisis bivariat menggunakan

uji Mc.Nemar dengan batas kemaknaan α= 0,05 dimana analisis data tersebut

dilakukan untuk melihat tingkat kemaknaan masing-masing variabel yaitu

variabel independen (kualitas tidur lansia) dengan variabel dependen (teknik

relaksasi benson).

1. Analisis Karakteristik Responden

a. Usia

Hasil analisis karakteristik usia dari 30 responden di Posyandu

Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang didapatkan paling banyak

berada pada lansia akhir usia 56-65 tahun sebanyak 20 responden (66,7%)

dan yang paling sedikit berada pada manula usia >65 tahun yaitu

sebanyak 10 responden (33,3%).

Menurut Wahyuni (2005) dalam Wulansari (2019) salah satu

faktor yang mempengaruhi kualitas tidur lansia yaitu Faktor usia, dimana

pertambahan usia berdampak terhadap penurunan periode tidur.


5

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan salah satu faktor

yang mempengaruhi kualitas tidur lansia yaitu bertambahnya usia lansia

maka kualitas tidur menjadi buruk. Usia merupakan salah satu faktor

penentu lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia,

maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan (Rudimin, 2017).

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usia menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan gangguan tidur pada lansia sehingga

perubahan kualitas tidur berkurang.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan analisis karakteristik dari 30 responden di Posyandu

Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang didapatkan bahwa jumlah

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 responden (26.7%) dan

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 22 responden

(73.3%).

Menurut Kartikasari (2012) dalam Sakinah (2018) Penurunan

hormon estrogen yang mempengaruhi psikologis pada lansia

menyebabkan kecemasan sehingga berpengaruh terhadap kualitas

tidur.

Penelitian ini sejalan dengan pernyataan salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas tidur lansia dimana lansia perempuan

dinyatakan memiliki kualitas tidur yang buruk. Tingginya angka

prevalensi kualitas tidur yang buruk terjadi akibat perubahan sex

hormone pada lansia terutama pada lansia yang berjenis kelamin

perempuan akibat berlangsungnya proses menopause. Pada masa


5

transisi menuju menopause dan fase post menopausal cenderung

terkait dengan perubahan fisik dan psikologis (Valero dkk, 2016).

Dari hasil penelitian, teori dan penelitian terkait, peneliti

berpendapat bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas tidur.

c. Pekerjaan

Hasil analisis karakteristik dari 30 responden di Posyandu

Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang didapatkan bahwa jumlah

responden yang melakukan aktivitas fisik sebanyak 19 responden

(63.3%) Tidak Bekerja dan 11 responden (36.7%) Bekerja.

Menurut Leblanc (2015) Gaya hidup tentu memberikan

pengaruh yang besar terhadap kualitas tidur seseorang. aktivitas fisik

seperti hubungan sosial dengan teman, pekerjaan dan berada di dalam

kamar sepanjang hari terbukti meningkatkan terjadi nya insomnia.

Hal ini sejalan dengan penelitian Amanda, dkk (2017) bahwa

berkurangnya aktivitas lansia maka akan mempengaruhi kebugaran

fisik, sehingga mempengaruhi kualitas tidur lansia.

Penelitian ini juga sejalan dengan teori salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas tidur lansia yaitu Aktivitas Fisik yang dijalani

lansia berpengaruh dari kegiatan hidup yang dijalani (Wahyuni, dkk

(2005) dalam Wulansari (2019).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian, peneliti menyatakan

bahwa kegiatan yang dilakukan lansia dalam aktivitas sehari-sehari

dapat mempengaruhi kualitas tidur lansia.


5

2. Analisis Univariat

Berdasarkan analisis univariat, rata-rata kualitas tidur lansia

sebelum dilakukan perlakuan Teknik Relaksasi Benson diketahui bahwa

lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 30 responden

(100%).

Menurut Norman (2007) dalam penelitian Sari (2018) salah satu

gejala yang sering muncul pada lansia yaitu mengalami gangguan sulit

tidur. Gangguan yang sering muncul berupa kendala-kendala seperti

kesulitan untuk memulai tidur dan menjaga tidur, bangun dini hari dan

rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari.

Menurut Luce&Segal dalam Ernawati (2013) mengungkapkan

bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap

kualitas tidur. Keluhan terhadap kualitas tidur terjadi seiring dengan

bertambahnya usia. Hal ini sejalan dengan penelitian Rudimin (2017) yang

menyatakan bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin sulit untuk

mendapatkan kualitas tidur yang baik.

Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur,

seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,

frekuensi terbangun dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan

tidur (Buysse et al, 1998 dalam Wicaksono, dkk (2019).

Pengukuran kualitas tidur ini menggunakan The Pittsburgh Sleep

Quality Index (PSQI) dikarenakan menurut Buysse (1989) dalam Subandi

(2017) bahwa instrumen ini efektif digunakan untuk mengukur kualitas

tidur dan pola tidur. Caranya adalah peneliti melakukan wawancara


5

terhadap responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait

kualitas dan gangguan tidur.

Berdasarkan hasil penelitian ini sebelum dilakukan intervensi,

peneliti melakukan pengukuran skor kualitas tidur menggunakan The

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan ditemukan sebagian besar

responden mempunyai kualitas tidur buruk sebanyak 30 responden (100%)

dengan skor >5. Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan

terganggunya kualitas kerja dan dapat beresiko untuk mengalami

gangguan kejiwaan (Rahman dkk. 2019).

Pada penelitian ini kualitas tidur buruk perlu dilakukan tindakan

lebih lanjut karena menurut Rafknowledge (2004) dalam Rahmawati, dkk

(2015) kualitas tidur buruk dapat menyebabkan depresi, timbulnya suatu

penyakit, kehilangan banyak waktu, mengganggu aktivitas sehari-hari

serta kurang menikmati hidup.

Salah satu pengobatan nonfarmakologi yang efektif untuk

mengatasi gangguan tidur atau kualitas tidur buruk adalah Teknik

Relaksasi Benson (Potter & Perry, 2019).

3. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa

penurunan kualitas tidur buruk setelah dilakukan perlakuan Teknik

Relaksasi Benson sebanyak 29 responden mengalami perubahan menjadi

kualitas tidur baik dan tetap buruk sebanyak 1 responden setelah

diberikan Teknik Relaksasi Benson.


5

Menurut Novitasari (2014) Teknik Relaksasi Benson merupakan

sugesti rileksasi serta terapi religius yang melibatkan faktor keyakinan

agama. Pada masa ini lansia cenderung untuk lebih meningkatkan

spiritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga teknik

relaksasi yang tepat untuk dilakukan dalam menangani masalah

ketidaknyamanan.

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji statistic Mc Nemar

didapatkan ρ value sebesar 0,000 (ρ value < (0,05)), maka H0 ditolak dan

Ha diterima artinya dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata

yang bermakna antara kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah dilakukan

Teknik Relaksasi Benson pada lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana

Kota Palembang.

Penelitian yang mendukung adanya pengaruh pemberian Teknik

Relaksasi Benson terhadap kualitas tidur lansia adalah penelitian yang

dilakukan oleh Franciska dkk (2018) yang berjudul Pengaruh teknik

Relaksasi Benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada lanjut usia di

Posyandu Lansia Srikandi Wilayah Pilang Kelurahan Sumbersari

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dengan 21 responden Metode

penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan desain one grouppre

test dan post test. Sampel yang digunakan sebanyak 21 orang dan sampel

penelitian menggunakan total sampling. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan adalah kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa, didapatkan nilai signifikan = 0,011 < α (0,05) yang

berarti data dinyatakan signifikan dan menerima H1 yang artinya ada


5

pengaruh teknik relaksasi benson terhadap pemenuhan kebutuhan tidur

pada lanjut usia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahman dkk (2019) yang berjudul “Pengaruh terapi relaksasi benson

terhadap kualitas tidur lansia di UPT pelayanan sosial lanjut usia

bondowoso”. Metode penelitian menggunakan Quasy EksperimentDesign

dengan rancangan nonrandomized control group pretest posttest design.

Sampel yang digunakan sebanyak 50 responden yang terbagi menjadi 2

kelompok yaitu kelompok intervensi sebanyak 25 responden dan

kelompok kontrol sebanyak 25 responden. Alat ukur kualitas tidur yang

digunakan adalah kuesioner Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil

penelitian menjelaskan bahwa kelompok sebelum intervensi pada

kelompok intervensi memiliki varian yang sama dengan kelompok

sebelum intervensi pada kelompok kontrol (ρ value (1,00 > α (0,05)) yang

artinya tidak ada perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol sebelum diberikan terapi relaksasi benson. Sedangkan pada

kelompok sesudah intervensi pada kelompok intervensi memiliki variansi

yang berbeda dengan kelompok sesudah intervensi pada kelompok kontrol

(ρ value (0,0005 <α (0,05)) yang artinya ada perbedaan antara kelompok

intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi relaksasi

benson.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Norma Risnasari (2015) di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha

Tulungagung yang berjudul “Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap


5

pemenuhan kebutuhan tidur lansia”. Metode penelitian menggunakan

Quasy Eksperiment Design dengan melibatkan kelompok kontrol

disamping kelompok eksperimental. Dalam rancangan ini, kelompok

eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak.

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 20

responden. Alat ukur dalam pengumpulan data menggunakan kuisioner.

Berdasarkan hasil penelitian adanya pengaruh pemberian teknik relaksasi

benson terhadap kualitas tidur pada lansia dengan nilai signifikan ρ= 0,000

dengan demikian H1 diterima.

Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur buruk pada lansia

dikarenakan adanya gaya hidup yang buruk seperti kebiasaan tidak adanya

pengaturan jam tidur dan adanya masalah dilingkungan tempat tinggal

seperti masalah dengan lansia lainnya. Pernyataan tersebut didukung oleh

pendapat Collins (2008) dalam Dahroni (2017) bahwa kualitas tidur lansia

juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kesehatan (penyakit), diet,

olahraga, lingkungan, dan psikologisnya.

Pada lansia yang mengalami kualitas tidur yang tetap buruk setelah

diberikan teknik relaksasi benson dikarenakan adanya faktor fisik dalam

mempengaruhi kualitas tidur pada lansia. Keluhan ketidak nyamanan fisik

seperti batuk, keram, dan pegal-pegal yang menyebabkan lansia sering

terbangun selama tidur mempengaruhi kualitas tidur yang menurun pada

tubuh lansia (Wulansari, 2019).

Teknik Relaksasi Benson merupakan terapi kesejahteraan yang

berhubungan dengan tubuh, pikiran dan spiritual. Teknik Relaksasi benson


5

bertujuan untuk memusatkan perhatian fokus dengan menyebut berulang –

berulang kalimat positif dan menghilangkan berbagai pikiran yang

mengganggu, melegakan stress untuk penyakit darah tinggi, penyakit

jantung dan susah tidur, serta sakit kepala. Setelah di lakukan nya teknik

relaksasi benson dengan latihan nafas dalam yang teratur, tubuh akan

menjadi lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat mengalami stress

dan bebas dari ancaman, sehingga perasaan rileks akan diteruskan ke

hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF).

Kelenjar pituitary juga menghasilkan β endorphin sebagai neurotransmitter

yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya

enkephalin dan β endorphin maka kebutuhan tidur akan terpenuhi dan

lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya (Mou, 2012

dalam Rahman (2019).

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa Teknik Relaksasi Benson yang diterapkan pada

lansia dapat mempengaruhi kualitas tidur sehingga membuat tubuh

menjadi lebih rileks, tenang, dan mengatasi gangguan tidur sehingga

kualitas tidur menjadi lebih baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian ini. Hal

ini disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Keterbatasan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:


5

1. Peneliti terkadang kesulitan untuk mengatur jadwal posyandu dengan

responden dikarenakan ada responden yang tidak datang waktu

terlaksanakan nya jadwal posyandu.

2. Peneliti terkadang kesulitan karena cuaca sehingga membuat responden

yang tidak datang waktu terlaksanakan nya jadwal posyandu.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Lansia Bhakti

Kencana Kota Palembang, Penelitian dilakukan pada 30 responden lansia

kemudian dilakukan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Proporsi responden sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Benson dapat

diketahui mayoritas responden mempunyai kualitas tidur buruk sebanyak

30 responden (100%).

2. Proporsi responden sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Benson dapat

diketahui perubahan kualitas tidur responden pada kategori buruk menjadi

kategori baik sebanyak 29 responden (96.7%) dan hanya 1 responden

(3.3%) yang berada tetap pada kualitas tidur buruk.

3. Ada efektivitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia

di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang Tahun 2020 dengan

p-value 0,000 (≤0,05).

B. SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menambahkan lebih banyak variabel dalam penelitian

terkait dengan kualitas tidur pada lansia serta mengkaji lebih dalam hal-hal

yang belum di bahas dalam penelitian ini.

60
61

2. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Palembang

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi perpustakaan, teknik metodologi

dalam penelitian, dan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian

angkatan selanjutnya mengenai Teknik Relaksasi Benson untuk

meningkatkan kualitas tidur pada lansia.

3. Bagi Posyandu Lansia Bhakti Kencana

Diharapkan dapat menjadikan Teknik Relaksasi Benson sebagai salah satu

cara alternative dalam meningkatkan kualitas tidur pada lansia dan juga

sebagai salah satu cara yang efektif bagi lansia untuk dilakukan dirumah.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2018. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka


Cipta.

Arnata, dkk. 2018. Terapi Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique


(SEFT)Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur pada Lansia di Desa
GondoriyoKecamatan Bergas Kabupaten
Semarang.file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/3-25-1-PB.PDF.
Diaksespada tanggal 18 Desember 2019.

BPS Provinsi Sumsel. 2018. Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Sumatera
Selatan 2018. Palembang: BPS Provinsi Sumsel.

BPS. 2018. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2018. Jakarta: BPS.

Chasanah, Nur. 2017. Hubungan Kualitas Tidur dengan Kualitas Hidup pada
Lansia di Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Surakarta. Jurnal
IlmiahKesehatan.file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/Naskah%2
0Publikasi_3.pdf. Diakses pada tanggal 15 November 2019.

Dahroni, dkk. 2017. Hubungan Antara Stres Emosi dengan Kualitas Tidur Lansia.
jurnal.unimus.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020.

Ernawati, dkk. 2017. Gambaran Kualitas Tidur dan Gangguan Tidur Pada
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/JURNAL.pdf. Diakses pada
tanggal 27 Desember 2019.

Fandiani, dkk. 2017. Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Kualitas Tidur


Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
https://media.neliti.com/media/publications/197131-ID-the-effect-of-dzikir-th
erapy-on-sleep-qu.pdf. Diakses pada tanggal 24 desember 2019.

Franciska, dkk. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Pemenuhan


Kebutuhan Tidur pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Srikandi Wilayah
Pilang Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/753/594.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2019

Hidaayah, Nur & Alif, Hilmi. 2016. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Terjadinya Insomnia Pada Wanita Premenopause di Dusun Ngablak Desa
Kedungrukem Kecamatan Benjeng Kebupaten Gresik. Jurnal Ilmiah
Kesehatan.file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/187Article%20Te
xt-318-11020181026.pdf. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2019

62
6

Kartinah & Sudaryanto Agus. 2017. Masalah Psikososial pada Lanjut Usia.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/3743-7919-1-SM.pdf.
Diakses pada tanggal 15 Desember 2019.

Leblanc, M. F, dkk. 2015. The relationship between sleep habits, anxiety, and
depression in the elderly. Dove Press Journal: Nature and Science of Sleep.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/5bde59576133dcca48
a5cb4d905afb39.pdf. Diakses pada tanggal 29 April 2020.

Marlita, dkk. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemandirian


Lansia dalam Melakukan Activity Daily Living (ADL) di UPT PSTW
KhusnulKhotumah.file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/378-Nas
kah%20Artikel-8091-10-20180106.pdf. Diakses pada tanggal pada 20
Desember 2019.

Marmi & Magiyati. 2017. Pengantar Psikologi kebidanan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Maulinda, dkk. 2017. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas


Tidur Lansia di Posyandu Permadi Tlogomas Kota Malang.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/693-865-1-SM.pdf. Diakses pada
tanggal 20 November 2019.

Mayuri, dkk. 2017. Strategi Tidur Sehat Sebagai Upaya Pencegahan Terhadap
Hipertensi Dini.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/43-110-PB.pdf. Diakses
pada tanggal 21 November 2019.

Mujahidullah, Khalid. 2012. Keperawatan Gerontik. Yogjakarta : Pustaka Pelajar.

Nabil M & Sulistyarini. 2016. Perbedaan Kualitas Tidur Lansia yang Tinggal
BersamaKeluarga dengan Lansia di PSTW.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/21-39-5-PB.pdf. Diakses pada tanggal28
Desember 2019.

Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Novitasari. 2014. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Penurunan


Tingkat Stres. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/Documents/269-565-1-SM.pdf. Diakses
pada tanggal 17 Desember 2019.

Qonitah, dkk. 2015. Hubungan Antara IMT dan Kemandirian Fisik dengan
Gangguan Mental Emosional pada Lansia.
file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/1308-2310-1-SM.pdf.
Diakses pada tanggal 22 Desember 2019.
6

Rahman, dkk. 2019. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas


Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. Jurnal
SainHealth.file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/323-1010-1-PB.p
df. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019.

Rahmawati, dkk. 2015. Efektivitas Mandi Air Hangat & Aromaterapi Lavender
Terhadap Insomnia Pada Lansia. Journal Nursing Studied. Vol.1. No.1.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019.

Ratnasari, C. D. 2016. Gambaran Kualitas Tidur pada Komunitas Game Online


Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Journal Nursing studies.
Vol.1 No.1

Retnaningsih, Dwi NS. 2018. Keperawatan Gerontik. Bogor: In Media.

Risnasari, Norma. 2015. Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap pemenuhan


tidurlansia.https://www.scribd.com/doc/258062724/pengaruh-teknik-relaksasi
-benson-pdf. Diakses pada tanggal 12 Desember 2019

Rosdianti, dkk. 2018. Hubungan Activity Of Daily Living (ADL) dengan Kualitas
Tidur pada Lansia di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru.
file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/21378-41423-1-SM.pdf.
Diakses pada tanggal 14 Desember 2019.

Rudimin, dkk. 2017. Hubungan Tingkat Umur dengan Kualitas Tidur Pada
Lansia di Posyandu Permadi Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru
Malang. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/viewFile/150/184.
Diakses pada tanggal 10 April 2020.

Sakinah, dkk. 2018. Gambaran Kualitas Tidur Pada Penderita Hipertensi.


http://journal.poltekkes-mks.ac.id/ojs2/index.php/mediakesehatan/article/dow
nload/663/261. diakses pada tanggal 10 April 2020.

Sari, dkk. 2018. Hubungan tingkat pengetahuan tentang hipertensi


dengan kepatuhan dalam minum obat di posyandu lansia Drupadi.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/download/783/610.
diakses pada tanggal 15 Desember 2019.

Senja & Prasetyo. 2019. Perawatan Lansia oleh Keluarga dan Care Giver.
Jakarta: Bumi Medika.

Sincihu, dkk. 2018. Hubungan Kecemasan dengan Derajat Insomnia pada Lansia.
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. file://C:Users/samsung/AppData/
Local/Temp/91-910-2-PB.pdf.Diakses pada tanggal 18 Desember 2019.

Solehati, Tetti dan Cecep Eli Kosasih. (2015). Relaksasi dalam Keperawatan
Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
6

Sulidah, dkk. 2016. Pengaruh Latihan RelaksasiOtot Progresif Terhadap Kualitas


Tidur Lansia. http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/133/113.
Diakses pada tanggal 24 Desember 2019.

Sumirta & Laraswati. 2015. Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Tidur


(Insomnia)PadaLansia.http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/jurnal%20gema%
20keperawatan/juni%202015/I%20Nengah%20Sumirta.pdf. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2019.

Sunaryo, Wijayanti, Kuhu, Sumedi & Widayanti, et. al. 2016. Asuhan
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv. Andi Offset.

Swardjana. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:Cv. Andi Offset.

Madrid-Valero JJ, dkk. 2016. Age and gender effects on the prevalence of poor
sleep quality in the adult population. Gac Sanit.
http://dx.doi.org/10.1016/j.gaceta.2016.05.013.

Wicaksono, dkk. 2019. Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Kualitas


Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/12133-42161-1-SM.pdf. Diakses pada
tanggal 22 Desember 2019.

Widhiyanti, dkk. 2017. Pemberian Back Massage Durasi 60 Menit dan 30 Menit
Meningkatkan Kualitas Tidur pada Mahasiswa IV A Penjaskesrek FPOK
IKIP PGRI Bali Semester Genap Tahun 2016/2017.
file:///C:/Users/Samsung/Downloads/231-37-415-1-10-20190402.pdf.
Diakses pada tanggal 17 Desember 2019.

Wulansari, dkk. 2019. Pengaruh Terapi Beapresi (Kombinasi Senam Otak dengan
Relaksasi Benson) Terhadap Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia dengan
Insomnia. file:///C:/Users/Samsung/AppData/Local/Temp/199-714-2-PB.pdf.
Diakses pada tanggal 25 Desember 2019.
6

Lampiran 1. Persetujuan Judul


6

Lampiran 2. Lembar Konsultasi


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jendral Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-shofa
Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksmil (0711) 373104
Website: www.poltekkespalembang.com id email: poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Wahida Putri Rahayu
Nim : PO.71.24.2.16.037
Program Studi : Diploma IV Kebidanan Tingkat IV
Dosen Pembimbing I : Rohaya, S.Pd., SKM., M.Kes
No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf
1. 3 Oktober 2019 Pengajuan Judul ACC
Perbaikan Latar Belakang,
2. 10 Desember 2019 BAB I dan III
Definisi Operasional
Perbaikan Tujuan Penelitian,
3. 17 Desember 2019 BAB I, II
Kerangka Teori
Perbaikan Manfaat penelitian
4. 18 Desember 2019 BAB I, III
Langkah-langkah Penelitian
5. 19 Desember 2019 BAB I ACC
Perbaikan Kerangka Konsep,
6. 23 Desember 2019 BAB II dan III
Penelitian Terkait
ACC, ditambah Daftar
7. 27 Desember 2019 BAB II dan III Pustaka
8. 9 Januari 2020 Perbaikan Proposal Perbaikan BAB III
9. 10 Januari 2020 Proposal ACC
10. 12 Januari 2020 Perbaikan Proposal ACC
Perbaikan Tabel
11. 17 April 2020 BAB IV dan V Karakteristik Responden dan
Jumlah Populasi
12. 27 April 2020 BAB IV, dan V Perbaikan pembahasan
Perbaikan Jumlah Populasi
13. 28 April 2020 BAB I, II, III, IV dan V
dan Sampel Penelitian
Perbaikan Kesimpulan dan
14. 5 Mei 2020 BAB I, II, III, IV dan V
Saran
15. 12 Mei 2020 BAB I, II, III, IV dan V ACC
Lampiran, Abstrak, dan
16. 21 Mei 2020 ACC
Daftar Pustaka
Mengetahui
Ketua Prodi D.IV Kebidanan

Elita Vasra, SST, M.Keb


NIP 197305191993012001
6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jendral Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-shofa
Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksmil (0711) 373104
Website: www.poltekkespalembang.com id email: poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Wahida Putri Rahayu
Nim : PO.71.24.2.16.037
Program Studi : Diploma IV Kebidanan Tingkat IV
Dosen Pembimbing II: Nesi Novita, S.SiT., M.Kes
No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf
1. 3 Oktober 2019 Pengajuan Judul ACC
Perbaikan Penulisan Latar
2. 26 Desember 2019 BAB I
Belakang
Perbaikan Penulisan Manfaat
3. 27 Desember 2019 BAB I, II
Penelitian
4. 30 Desember 2019 BAB I ACC
Perbaikan Penulisan, Sumber
5. 31 Desember 2019 BAB II dan III
Gambar dan Kerangka Teori
6. 31 Desember 2019 BAB II dan III ACC
Perbaikan Daftar Isi, Daftar
7. 9 Januari 2019 Perbaikan Proposal
Pustaka
8. 10Januari 2020 Proposal ACC

9. 12 Januari 2020 Perbaikan Proposal ACC


Perbaikan Tabel dan Cara
10. 18 Mei 2020 BAB IV dan V
Penulisan
Perbaikan Cara Penulisan
11. 20 Mei 2020 BAB IV dan V
dan Pembahasan
BAB I, II, III, IV, V Perbaikan Daftar Pustaka,
12. 23 Mei 2020 Daftar Isi dan Daftar tambahan Lampiran dan
Pustaka Abstrak
BAB I, II, III, IV, V,
13. 27 Mei 2020 Lampiran, Daftar ACC
Pustaka dan Abstrak

Mengetahui
Ketua Prodi D.IV Kebidanan

Elita Vasra, SST, M.Keb


NIP 197305191993012001
6

Lampiran 3. Informed Concent

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jl. Jend Sudirman KM. 3 No.1365 Samping Masjid Ash-Shofa
Komplek RS. Moh Hoesein Palembang 30126.
Telepon/Fax (0711) 373104
Website: www.poltekkespalembang.ac.id
Email: poltekkes_palembang@yahoo.com

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Umur :
Alamat :
Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian
― Efektivitas Teknik Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur Pada
Lansia di Posyandu Lansia Bhakti Kencana Kota Palembang tahun
2020 yang dilakukan oleh Wahida Putri Rahayu mahasiswa program
studi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari siapapun, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Palembang, 2020
Responden

( )
7

Lampiran 4. Lembar Kuesioner

The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)


NAMA :
JENIS KELAMIN :
UMUR :
BEKERJA/TIDAK :

No Pertanyaan
1 Sekitar pukul berapa anda biasanya tidur di malam hari? …………………
2 Berapa menit anda membutuhkan waktu untuk dapat tertidur di malam hari?
…………
3 Sekitar pukul berapa anda biasanya bangun tidur di pagi hari? ………….
4 Berapa lama waktu tidur dalam semalam?………….
5 Seberapa sering anda Tidak 1x/minggu 2x/minggu 3x/minggu
terjaga karena… Pernah

a. Tidak dapat tertidur


dalam waktu 30
menit
b. Terbangun ditengah
malam atau pagi-
pagi sekali
c. Terbangun karena
ingin ke kamar
mandi
d. Terganggu
pernafasan
e. Batuk/mendengkur
terlalu keras
f. Merasa kedinginan
g. Merasa kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasa kesakitan
j. Alasan lain :

6 Seberapa sering anda


mengkonsumsi obat
untuk membantu agar
anda dapat tertidur
(resep/bebas) ?
7

7 Berapa sering anda


tidak dapat menahan
kantuk ketika bekerja,
makan atau aktifitas
lainnya ?
8 Berapa sering anda
mengalami kesukaran
Berkonsentrasi dalam
pekerjaan ?

Sangat Baik Buruk Buruk


Baik Sekali
9 Bagaimana anda
menilai kualitas tidur
anda sebulan ini ?
(Sumber: Shodikin, 2017)

Keterangan Cara Skoring :


>5, Kualitas Tidur Buruk
≤5, Kualitas Tidur Baik

Komponen 1: Komponen 3:

Kualitas tidur subyektif Lama waktu tidur dalam


Dilihat dari pertanyaan nomer semalam.
9 Dilihat dari pertanyaan
nomer 4
0 =sangat baik
1 = baik >7 jam = 0
2 = kurang 6-7 jam = 1
3 = sangat 5-6 jam =2
kurang < 5 jam =3

Komponen 2:
Komponen 4:
Latensi tidur (kesulitan memulai
Efisiensi tidur Pertanyaan nomer 1,3,4
tidur) Total skor dari pertanyaan
Efisiensi tidur =
nomer 2 dan 5a Pertanyaan nomer (lama tidur : lama ditempat tidur ) x 100%
2: dari pertanyaan nomer 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:
≤ 15 menit =0
> 85 % =0
16-30 menit =1
75-84 % =1
31-60 menit =2
65-74 % =2
> 60 menit =3
< 65 % =3
7

Pertanyaan nomer 5a:

Tidak pernah = 0
Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
>3 kali seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan


nomer 2 dan 5a, dengan skor
dibawah ini:

Skor 0 =0
Skor 1-2 =1
Skor 3-4 =2
Skor 5-6 =3

Komponen 5: Komponen 6:

Gangguan ketika tidur malam. Pertanyaan Menggunakan obat-obat tidur


nomer 5b sampai 5j Pertanyaan nomer 6

Nomer 5b sampai 5j dinilai dengan Tidakpernah =0


skor dibawah ini: Sekali seminggu = 1
2 kali seminggu =2
Tidak pernah =0
>3 kali seminggu = 3
Sekali seminggu =1
2 kali seminggu =2
>3 kali seminggu =3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer


5b sampai 5j, dengan skor dibawah
ini:
Skor 0 =0
Skor 1-9 =1
Skor 10-18 = 2
Skor 19-27 = 3
7

Pertanyaan nomer 7 dan 8

Pertanyaan nomer 7:

Tidak pernah =0

Sekali seminggu =1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu =3

Skor akhir:
Pertanyaan nomer 8: Jumlahkan semua skor mulai dari
komponen 1 sampai 7
Tidak pernah =3

Kecil =2

Sedang =1

Besar =0

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8,


dengan skor di bawah ini:

Skor 0 =0

Skor 1-2 =1

Skor 3-4 =2

Skor 5-6 =3
7

Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Teknik Relaksasi Benson

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


TEKNIK RELAKSASI BENSON

Standar
Operasional
Relaksasi Benson
Prosedur
Metode respon relaksasi dengan melibatkan faktor
keyakinan pasien, dalam menangani masalah
ketidaknyamanan sehingga dapat membantu mencapai kondisi
PENGERTIAN kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi.

Sebagai salah satu terapi non farmakologi yang bertujuan


TUJUAN untuk meningkatkan kualitas tidur, memberikan rasa tenang
dan rileks sehingga akhirnya membuat seseorang menjadi
nyaman.
PERSIAPAN Ruangan yang nyaman
ALAT
1) Memposisikan klien senyaman mungkin
2) Menyediakan lingkungan yang tenang
PERSIAPAN
3) Menjaga privasi pasien
KLIEN 4) Memilih doa untuk memfokuskan perhatian saat relaksasi
1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2) Posisikan pasien pada posisi yang paling nyaman
3) Instruksikan pasien memejamkan mata
4) Instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-
otot tubuh dari ujung kaki sampai dengan otot wajah dan
rasakan rileks
5) Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam
lewat hidung, tahan 3 detik lalu hembuskan lewat mulut
PROSEDUR disertai dengan mengucapkan doa atau kata yang sudah
dipilih
6) Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif,
dan tetap fokus pada nafas dalam dan do’a atau kata-
kata yang diucapkan
7) Lakukan selama ±10 menit
8) Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan
tetap menutup mata selama 2 menit, lalu membukanya
dengan perlahan
9) Evaluasi perasaan pasien, akhiri dengan salam
Sumber : Benson & Proctor 2002, dalam Solehati & Kosasih 2015
7

Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Teknik Relaksasi Benson

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MENGAJARKAN TEKNIK RELAKSASI BENSON

Topik : Mengajarkan Teknik Relaksasi benson


Sasaran : Lansia di Posyandu Bhakti kencana
Hari/tanggal : Januari-Februari 2020
Alokasi Waktu : 30 Menit

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dapat
meningkatkan kemampuan diri dalam mengatasi gangguan tidur

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien sasaran
dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi gangguan tidur dan mampu
melakukan terapi teknik relaksasi benson

B. POKOK BAHASAN
Mengajarkan teknik relaksasi benson

C. SUB POKOK BAHASAN


1. Definisi Teknik Relaksasi Benson
2. Manfaat Teknik Relaksasi Benson
3. Langkah-langkah Teknik Relaksasi Benson

D. METODE
Ceramah dan Tanya jawab
7

E. MEDIA
1. Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO TAHAP/WAKTU KEGIATAN KEGIATAN METODE
PENYULUHAN SASARAN

1 3 Menit Pembukaan : 1. Menjawab Ceramah


salam

1. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan 2. memperhatikan
salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan pokok
bahasan dan tujuan
penyuluhan

2 10 Menit Pelaksanaan : Memperhatikan Ceramah

1. menjelaskan
pengertian Teknik
Relaksasi Benson

2. Menjelaskan
manfaat Teknik
Relaksasi Benson

3. Menjelaskan
7

Langkah-
langkah Teknik
Relaksasi
Benson

3 9 Menit Tanya Jawab dan Klien mampu Diskusi dan


evaluasi : memahami dan Tanya jawab
mengerti tentang

1. Memberi materi yang

kesempatan kepada disampaikan

peserta untuk
bertanya tentang
materi yang telah
disampaikan

2. Menanyakan peserta
tentang materi yang
telah disampaikan

4 3 Menit Terminasi : Menjawab salam

Mengucapkan salam
7

Lampiran 7. Leaflet Teknik Relaksasi Benson


7

Lampiran 8. Jadwal Penelitian


8

Lampiran 9. Surat Izin Dari Direktorat


8

Lampiran 10. Ethical Clearance


8

Lampiran 11. Persetujuan Publikasi


8

Lampiran 12.Surat Balasan Penelitian dari Posyandu Lansia Bhakti Kencana


8

Lampiran 13. Rekapitulasi Responden

REKAPITULASI RESPONDEN

Jenis Post
NO Kode Umur Kelamin Pekerjaan Pretest Kategori test Kategori
1 R1 2 2 1 6 1 4 2
2 R2 1 2 1 6 1 5 2
3 R3 2 2 2 6 1 4 2
4 R4 1 2 1 6 1 5 2
5 R5 1 2 2 7 1 4 2
6 R6 2 2 1 7 1 5 2
7 R7 1 2 1 9 1 5 2
8 R8 2 2 1 8 1 5 2
9 R9 2 2 1 7 1 3 2
10 R10 2 2 2 6 1 4 2
11 R11 1 2 1 7 1 5 2
12 R12 2 2 1 6 1 6 1
13 R13 1 2 1 7 1 5 2
14 R14 2 1 2 5 1 5 2
15 R15 1 1 2 7 1 5 2
16 R16 1 2 1 6 1 5 2
17 R17 2 1 2 7 1 5 2
18 R18 1 2 1 6 1 4 2
19 R19 1 2 1 6 1 3 2
20 R20 1 2 1 6 1 4 2
21 R21 1 2 1 6 1 4 2
22 R22 1 1 2 6 1 5 2
23 R23 1 2 1 7 1 5 2
24 R24 1 2 1 6 1 5 2
25 R25 1 2 1 6 1 5 2
26 R26 1 1 2 6 1 5 2
27 R27 1 1 2 6 1 5 2
28 R28 2 1 2 8 1 5 2
29 R29 1 2 1 6 1 5 2
30 R30 1 1 2 7 1 5 2
8

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Penelitian

Gambaran Karakteristik Responden

Frequencies

Statistics
umur jenis kelamin Pekerjaan pretest postest
N Valid 30 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lansia akhir usia 56-65 tahun 20 66.7 66.7 66.7
manula usia >65 tahun 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 8 26.7 26.7 26.7
perempuan 22 73.3 73.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak bekerja 19 63.3 63.3 63.3
bekerja 11 36.7 36.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
8

Analisis Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

Frequency Table

Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid buruk 30 100.0 100.0 100.0

Postest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid buruk 1 3.3 3.3 3.3


baik 29 96.7 96.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest * postest 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

pretest * postest Crosstabulation


postest
buruk baik Total
Pretest buruk Count 1 29 30
% of Total 3.3% 96.7% 100.0%
Total Count 1 29 30
% of Total 3.3% 96.7% 100.0%
8

Analisis Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

NPar Tests

McNemar Test

Test Statisticsa
pretest & postest
N 30
b
Chi-Square 27.034
Asymp. Sig. .000
a. McNemar Test
b. Continuity Corrected
8

Lampiran 15. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA

Nama : Wahida Putri Rahayu

NIM : PO.71.24.2.16.037

Tempat Tanggal lahir : Lubuklinggau, 13 Maret 1998

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pengayoman no.167, lubuklinggau

Nama Ibu : Susana

Nama Ayah : Russiantoro

Email : wahidaputrir@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 21 Lubuklinggau : Lulus Tahun 2010

2. SMP Negeri 1 Lubuklinggau : Lulus Tahun 2013

3. SMA Negeri 1 Lubuklinggau : Lulus Tahun 2016

4. Poltekkes Kemenkes Palembang : Lulus Tahun 2020


8

Lampiran 16. Dokumentasi

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai