ERIDA GUSTIANY
POKOK BAHASAN
1. Pengertian Gangguan Ginjal
Akut
2. Pendekatan Klinis
3. Etiologi Gangguan Ginjal
Akut
4. Kriteria Diagnosis
5. Deteksi Dini
6. Tata Laksana
7. Askep Gangguan Ginjal
Akut
Pengertian Gagal Ginjal Akut
pediatric in Review,2014;35:30
acute kidney injuriy in
childrend.uptodate.2022
Kriteria Diagnosis
kriteria GnGA pada anak berdasarkan KDIGO
1 Peningkatan 1,5-1,9 kali nilai dasar ATAU < 0,5 ml/kg/jam selama 6-12 jam
Peningkatan > 0,3 mg/dl
2 Peningkatan 2,0-2,9 kali nilai dasar < 0,5 ml/kg/jam selama > 12 jam
3 Peningkatan 3,0 kali nilai dasar ATAU < 0,3 ml/kg/jam selama > 24 jam ATAU
Peningkatan > 4,0 mg/dl Anuria selama > 12 jam
ATAU
Inisiasi terapi pengganti ginjal ATAU
Pada pasien berusia < 18 tahun LFG < 35
ml/menit/1,73 m2
Kriteria PA-AKI menurut KDIGO dan kriteria RIFLE
stadium Kreatinin Produksi Urine
KDIGO RIFLE KDIGO RIFLE
1 (Risk) 1.5 – 1.9 kali nilai dasar, atau Kreatinin 1.5 kali nilai < 0.5 mL/kgBB/jam selama < 0.5 mL/kgBB/jam
peningkatan ≥ 0.3 mg/Dl dasar, atau > 25% 6 – 12 jam selama 6 jam
penurunan LFG
2 (injury) 2.0 – 2.9 kali nilai dasar Kreatinin 2.0 kali nilai < 0.5 mL/kgBB/jam selama < 0.5 mL/kgBB/jam
dasar, atau > 50% ≥ 12 jam selama 12 jam
penurunan LFG
3 (Failure) 3.0 kali nilai dasar, atauPeningkatan Kreatinin 3.0 kali nilai < 0.3 mL/kgBB/jam selama < 0.3 mL/kgBB/jam
kreatinin serum ≥ 4.0 mg/dL, dasar, atau > 75% ≥ 24 jam, atau anuria selama 24 jam, atau
atauPermulaan dimulai terapi penurunan LFG, atau selama ≥ 12 jam anuria selama 12 jam
pengganti ginjal, atau Pada pasien < kreatinin > 4.0 mg/dL
18 tahun,penurunan LFG < 35 dengan peningkatan akut
mL/menit per 1.73 m2 0.5 mg/dL
DETEKSI DINI GnGA
KDOQI Clinical Practice Guideline for Nutrition in Children with CKD: 2008 Update
TATALAKSANA
1. Therapi etiologi
2. Atasi gangguan elektrolit dan asam basa
3. keseimbangan cairan
4. Menghindari pemberian obat nefrotoksik
5. Nutrisi
6 Mengatasi komplikasi: Hipertensi, kejang, anemia
7. Terapi pengganti ginjal
Askep Gangguan Ginjal Akut
• Pengkajian
1.riwayat penyakit sekarang
- kondisi pasien saat ini
2.riwayat penyakit dahulu
-kondisis penyakit yang pernah dialami pasien
3.riwayat penyakit keluarga
-kondisi penyakit keluarga yang berhubungan dengan
penyakit pasien saat ini
lanjutan.....
4.Riwayat kehamilan dan persalinan
-kondisi pasien saat dilahirkan
5.Riwayat imunisasi
-Jenis imunisasi yang sudah diberikan
6.Riwayat nutrisi
- Nutrisi yang sudah di berikan
7.Riwayat tumbuh kembang
8.Riwayat sosial dan ekonomi pasien
Masalah keperawatan
Kolaborasi:
6. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
7. Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
8. Kolaborasi pemberiian anti inflamasi, jika perlu.
Lanjutan Intervensi
Terapeutik:
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
3. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
4. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
alat pengukuran produk urine
USG
monitoring bed side
pemantauan cairan
Lanjutan Diagnosa
Terapeutik:
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
6. Fasilitas mengubah posisi senyaman mungkin
7. Gunakan bag-valve mask, jika perlu.
8. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misal nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing atau non rebreathing
Lanjutan Intervensi
Edukasi :
1. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
3. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
4. Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
Lanjutan Intervensi
Terapeutik:
1. Atur posisi kepala 45-60 derajat untuk mencegah aspirasi.
2. Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
3. Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 ja
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
5. Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
6. Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol.
7. Siapkan bag-valve mask di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin berikan media untuk
berkomunikasi (misal: Kertas, pulpen)
8. Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi:
9. Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misal: Kontrol volume, kontrol tekanan atau gabungan)
10. Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif, analgesik, sesuai kebutuhan
11. Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi alveolus
Lanjutan Intervensi
Terapeutik:
4. Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
5. Pasang orophariangeal airway (OPA) untuk mencegah ETT tergigit
6. Cegah ETT Tergigit (kinking)
7. Berikan pre-oksigenasi (bagging atau ventilasi mekanik) 1.5 kali volume tidal.
8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik, jika diperlukan (bukan secara berkala/rutin)
9. Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
10. Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan) setiap 24 jam
11. Lakukan perawatan mulut (misal: dengan sikat gigi, kasa, pelembap bibir
Lanjutan Intervensi
Edukasi:
6.Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30 detik sebelum dan setelah tindakan
7.Lakukan penghisapan lebih dari 15 detik
8.Pengisapan ETT dengan tekanan darah (80-120mmHg)
9.Lakukan penghisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan invasif
10.Hentikan, pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami kondisi kondisi seperti bradikardi, penurunan
saturasi.
11.Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika perlu.
Edukasi:
1. Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan penghisapan di nasothacehal
2. Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama insersi kateter suction
Dukungan ventilasi mekanik
lanjutan ventilasi mekanik