Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA NY. M DENGAN


PARKINSON
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Koordinator : Lina Safarina,S.Kp.,M.Kep
Dosen Pembimbing : Meivi S, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom,

Disusun oleh :
LEVANA JULIANA PONGANTUNG
214121089

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2022
1. PENGKAJIAN

A. Identitas Klien

Nama : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 75 thn

Alamat : jl. H. Kurdi Timur III/50, Bandung

Agama : Khatolik

Pendidikan : SMP

Status Perkawinan : Belum Kawin

Tanggal Masuk Ke Panti Wedha : 15 September 2015

Tanggal Pengkajian : 14 Mei 2022

B. Keluhan Utama

Ny. M mengatakan terasa kram seluruh badan.

C. Status kesehatan saat ini

- P : Ny. M mengatakan saat pakinsonnya kambuh sehari 6 kali mengeluh

kram seluruh badan saat. Keadaan ini meningkat jika Ny. M sedang

berkonsentrasi dan muncul pada saat Ny.M beristrahat. Kaku otot

berkurang jika melakukan aktivitas.

- Q : Ny. M mengatakan Karakteristik yang dirasakan badan terasa berat

seperti membawa beban dan susah digerakan.

- R : Ny. M mengatakan kaku otot terutama di area bagian kedua kaki dan

menjalar keseluruh tubuh.

- S:
- T: Ny. M megatakan setiap hari parkinsonnya kambuh sampai 6 kali

terutama pada siang hari dengan durasi satu kali kambuh 1 jam.

D. Riwayat kesehatan dahulu

Ny. M mengatakan riwayat penyakit hipertensi dan gastritis.

E. Riwayat Kesehatan keluarga

Ny. M mengatakan orang tuanya memiliki penyakait hipertensi dan tidak ada

anggota keluarga yang memiliki penyakit parkinson.

F. Riwayat jatuh

Ny. M mengatakan ada riwayat jatuh pada umur 68 tahun.

G. Pengkajian Fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran : CM

GCS : 15

TD : 147/80

N : 80 x/menit

RR : 19 x/menit

T : 36,5 0c

SpO2 : 97%

2. Antropometri

TB : 159 cm

BB : 55 kg

Penggunaan alat bantu : tidak ada

3. Pemfis head to toe


a. Kepala

 Inpeksi : Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, terdapat uban,

ditribusi rambut tidak merata

 Palpasi: tidak ada nyeri tekan

b. Mata

 Inpeksi: Klien memakai kacamata, konjunctiva tidak anemis,

refleks mengedip baik, reflek terhadap cahaya baik

 Palpasi: tidak ada nyeri tekan.

c. Telinga

 Inpeksi : Telinga bersih, tidak ada lesi, pendengaran baik, klien

tidak memakai alat bantu pendengaran

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

d. Hidung

 Inpeksi : Tidak ada pernapasan cuping hidung, Hidung bersih,

tidak ada perdarahan, indra penciuman baik.

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

e. Mulut

 Inpeksi: Bibir lembab, tidak pecah-pecah, terdapat karies pada

gigi, terdapat 2 gigi palsu, lidah merah muda, tidak ada

pembesaran tonsil, gigi hipodonsia

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

f. Leher
 Inpeksi: Reflek menelan baik, tidak ada pembesaran KGB, tidak

ada pembesaran tiroid

 Palpasi: terdapat nyeri tekan di area belakang leher.

g. Dada

 Inpeksi bentuk dada normal, pengembangan dada simetris, tidak

ada retraksidinding dada,tidak ada otot bantu pernafasan, tidak ada

pembesaran jantung, pengembangan paru kanan – kiri simetris,

tulang belakang terdapat kelainan lordorsis tidak ada nyeri tekan.

 Palpasi :pada jantung tidak teraba ictus cordis,

 Perkusi : bunyi jantung pekak, bunyi paru – paru sonor seluruh

lapang pandang.

 Auskultasi :biasanya tidak ada suara bising atau gallop dan

pernafasan vesikuler

h. Abdomen

 inspeksi : abdomen tampak rata, tidak ada luka, tidak ada

pembesaran

 Auskultasi : Bising usus menurun (5-12x/menit)

 Palpasi :tidak ada pembesaran hepar, ada nyeri tekan

 Perkusi :tympani

i. Ekstremitas atas
 Inpeksi : tidak terdapat perubahan pigmen, tidak ada lesi, crt < 2

detik, kuku tampak bersih, sendi jari terlihat kaku, kekuatan otot

sebelah kanan 3, kekuatan otot sebelah kiri 3

 Palpasi: terdapat nyeri tekan dan terjadi kekakuan dan kelemahan

j. Ekstremitas bawah

 Inpeksi : tidak terdapat perubahan pigmen , Crt < 2 detik, tidak

ada lesi, tidak ada benjolan, hooman sign (-)

 Palpasi: Klien mengatakan terdapat nyeri tekan dan terjadi

kekakuan dan kelemahan tepak kaki dan lutut kedua kakinya

sering sakit. Kekuatan otot 3

k. Sistem Persyarafan

1) NV 1 (Olfaktori/penciuman) : Ny. M mampu membedakan wangi

minyak kayu putih dan parfum.

2) NV II (Optikus/penglihatan) : Ny. M mengatakan sewaktu

melakukan konfergensi penglihatan menjadi kabur jika tidak

mengunakan kaca mata karena tidak mampu mempertahankan

kontraksi otot-otot bola mata dan penurunan penglihatan minus 6.

3) NV III (Okulomotorius/Gerakan ektrakuler mata,kontriksi-dilatasi

pupil) : pupil isokor kanan dan kiri

4) NV IV (Throklear) : Ny. M mampu menggerakan bola mata keatas

dan kebawah
5) NV V (Trigeminus) : Reflek kornea baik saat diberikan sentuhan

ringan pada kornea, mampu merasakan sentuhan tingan dan nyeri

pada bawah.

6) NV VI (Abdusen) : Ny. M mampu menggerakan bola mata

kesamping.

7) NV VII (Facials) : tampak simetris saat Ny. M di minta

tersenyum, mengembungkan pipi, menurunkan dan menaikan alis

mata.

8) NV VIII(Audutori) : Ny. M mampu mendengarkan kata-kata yang

dibicarakan dengan nada yang lembut.

9) NV IX (Glosofaringeal) : Ny. M mampu membedakan rasa asam,

asin atau manis dan tidak ada gangguan pada lindah.

10) NV X (Vagus) : Ny. M mampu bersuara, Reflek gag/muntah (+)

11) NV XI (Aksesorius) : Ny. M tidak mampu lama lama

memalingkan kepala kesisi yang ditahan saat pemeriksaan .

12) NV XII (Hipoglosus) : Ny. M terdapat Lidah simetris,tidak ada

deviasi pada satu sisi dan tidak ada vasikulasi, indra pengecapan

normal.

 Pengkajian sistem motorik

a. Inspeksi umum : Ny. M mengalami perubahan pada gaya

berjalan, nyeri secara umum pada seluruh otot dan kaku

pada seluruh gerakan. Klien sering mengalami rigiditas

deserebrasi.

b. Tonus otot : ditemukan meningkat.


c. Keseimbangan dan koordinasi : Ny. M mengalami gangguan

karena adanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan pada

gaya berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot dan

kaku pada seluruh gerakan.

 Pengkajian reflex

Ny. M mengalami kehilangan refleks postural, apabila klien

mencoba untuk berdiri, klien akan berdiri dengan kepala

cenderung kedepan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti

didorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya

keseimbangan (kedepan atau kebelakang), sering jatuh.

 Pengkajian sistem sensorik

Ny.M Sesuai berlanjutnya usia klien dengan penyakit

Parkinson mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik

secara progresif. Penurunan sensorik yang ada merupakan

hasil dari neuropati.

H. Pengkajian Psikososial dan spiritual

1. Psikososial

Ny. M mengatakan sering berbaur dan mengobrol bersama teman-teman

panti. Ny. M juga mengatakan bahwa teman dan petugas di panti sangat

peduli satu sama lain.

2. Emosional

Pertanyaan tahap 1

a. Apakah klien mengalami sukar tidur?


Ny. M mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam sering bangun.

b. Apakah klien sering merasa gelisah?

Ny. M mengatakan setiap penykit parkisonnya kambuh dia sering

gelisah dan cemas

c. Apakah klien sering murung atau menangis?

Ny. M mengatakan jika parkisonnya kambuh dia sedih dan berdoa

kepada tuhan untuk meminta kesembuhan.

d. Apakah klien sering was-was atau kuatir?

Ny. M mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya yang tidak

sembuh-sembuh.

Masalah emosional klien (+), berdasarkan jawaban dari pertanyaan diatas.

Pertanyaan tahap 2

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?

Ny. M mengatakan setiap hari penyakit parkinsonnya kambuh, dalam

sehari 6 kali kambuh dengan durasi 1 jam.

b. Ada masalah atau banyak pikiran?

Ny. M mengatakan Ny. M hanya terpikirkan masalah penyakitnya yang

tidak sembuh-sembuh.

c. Ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain?

Ny. M mengatakan uang miliknya sebesar 1,5 M dibawa oleh

sepupunya tidak dikembalikan lagi sampai saat ini kepada Ny. M

d. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokrer?

Ny. M mengatakan tidak memakai obat tidur ataupun obat penenang.


e. Cenderung mengurung diri?

Ny. M mengatakan tidak mengurung diri.

Masalah emosional klien (+), berdasarkan jawaban dari pertanyaan

diatas.

3. Spiritual

Ny. M mengatakan ibadah setiap hari minggu waktunya tidak putus

mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi, dan selalu berdo’a

kepada Tuhan meminta kesembuhan atas penyakitnya.

I. Pengkajian Fungsional Klien


1. KATZ indeks
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi.
B Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas.

C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.

D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.

E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang


lain.
F Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu
fungsi yang lain.
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.

Keterangan : klien melakukan aktivitas secara mandiri (A)

2. Modifikasi barthel Indeks


NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1. Makan 10 Frekuensi : 3xsehari
Jumlah: 1 porsi
Jenis: nasi, lauk pauk
2. Minum 10 Frekuensi : ± 8x/hari
Jumlah: ± 1 liter/hari
Jenis: air putih dan teh
3. Berpindah dari kursi roda ke 15 Klien tidak memakai kursi
tempat tidur, sebaliknya roda
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi :2x/hari
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 10 Klien dapat keluar masuk
(mencuci pakaian, menyeka toilet mandiri
tubuh, menyiram)
6. Mandi 15 Frekuensi : 1x/hari
7. Jalan di permukaan datar 5 Klien dapat berjalan di
permukaan datar tanpa
bantuan
8. Naik turun tangga 10 Klien dapat naik turun tangga
dengan memegang pegangan
tangga
9 Mengenakan pakaian 10 Klien memakai pakaian
mandiri
10. Kontrol bowel (BAB) 10 Frekuensi :1x/2 hari
Konsistensi : lembek
11. Kontrol bladder (BAK) 10 Frekuensi : normal
Warna : kuning jernih
12. Olah raga/latihan 10 Frekuensi : setiap hari di pagi
hari
Jenis : senam, cara mencuci
tangan, berjemur
(Jika parkinsonya mulai
kambuh Ny. M tidak
mengikuti kegiatan berjemur).
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 10 Beristirahat
luang

Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 – 130 : Ketergantungan sebagian
c. 65 : Ketergantungan total
Hasil : dari hasil pengkajian didapatkan skor 130 poin, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ny. M mandiri.
J. Pengkajian status Mental
1. Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
portable mental status Quesioner (SPMSQ)
BENAR SALAH No Pertanyaan

˅ 01 Tanggal berapa hari ini?

˅ 02 Hari apa sekarang?

˅ 03 Apa nama tempat ini?

˅ 04 Dimana alamat anda?

˅ 05 Berapa umur anda?

˅ 06 Kapan Anda lahir? (tahun lahir)

˅ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?

˅ 08 Siapa presiden indonesia sebelumnya?


˅ 09 Siapa nama ibu anda?

˅ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari


setiap angka baru, semua secara menurun

Dari hasil pengkajian intelektual yang didapat bahwa fungsi intelektual klien
tidak adanya kerusakan intelektual dengan skor salah 0.
2. MMSE
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
maksimal klien
1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
 Tahun 2022
 Musim panas
 Tanggal 14
 Hari Sabtu
 Bulan Mei
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang berada :
 Negara Indonesia
 Provinsi Jawa Barat
 Kota Bandung
 PSTW Tulus Kasih
 Wisma
2. Registrasi 3 3  Kursi
 Jam
 Meja
3. Perhatian 5 5  93
dan  86
kalkulasi  79
 72
 65
4. Mengingat 3 3  Kursi
 Jam
 Meja
5. Bahasa 9 9 Benda : 2 point
Jam tangan
Pensil

Mengulang kata : 2 point (tak ada, atau)

Mengikuti perintah : 3 point


 Mengambil kertas ditangan
 Melipat 2
 Menaruh dilantai

Memerintahkan satu Aktifitas : 1 point


 Menutup Mata

Memerintahkan menulis 1 kalimat dan


menyalin gambar
 Menulis “Saya mau pergi”
 Menyalin Gambar
Interprestasi hasil :

>24 : Tidak ada gangguan kognitif


13 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
Hasil : Dari hasil identifikasi aspek kognitif menggunakan MMSE
diperoleh skor 30, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
gangguan kognitif pada Ny. M
K. Pengkajian keseimbangan untuk lansia
KRITERIA NILAI
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
1) Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata
terbuka
 Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan 1
tetapi klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak
stabil
pada saat berdiri pertama kali
2) Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka 0
 Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
3) Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata
tertutup
 Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan 1
tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak
stabil
pada saat berdiri pertama kali
4) Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup
 Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi 0
Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan

5) Menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup


 Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk 0
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
6) Perputaran leher (klien sambil berdiri)
 Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan 0

kaki: keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil


7) Gerakan mengapai sesuatu
 Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi 0
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki,
tidak stabil memegang sesuatu untuk dukungan
8) Membungkuk 0
 Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-
objek kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang
objek untuk bisa berdiri lagi, dan memerlukan usaha-
usaha yang keras
untuk bangun
b. Komponen gaya berjalan atau pergerakan
1) Minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan
 Ragu-ragu, tidak tersandung, memegang objek untuk 0

dukungan
2) Ketinggian langkah kaki
 Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau 0
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
3) Kontinuitas langkah kaki
 Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, 0
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain
menyentuh lantai
4) Kesimetrisan langkah 1
 Langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit
5) Penyimpangan jalur pada saat berjalan
 Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke 0

sisi
6) Berbalik
 Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan, 1

bergoyang, memegang objek untuk dukungan

Intervensi hasil
0 – 5 : Risiko jatuh rendah
6 – 10 : Risiko jatuh sedang
11 – 15 : Risiko jatuh tinggi
Dari hasil pengkajian didapati skor 4 sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ny. M memiliki risiko jatuh rendah
L. Pengkajian Mini Nutritional assesment
No Penhkajian Skor

1 Apakah asupan makanan klien berkurang 3


dalam 3 bulan terakhir berhubungan
dengan kehilangan nafsu makan, masalah
pencernaan dan kesulitan mengunyah
1 = severe/berat
2 = moderat
3 Tidak ada gangguan
2 Penurunan BB dalam 3 bulan terakhir 3
0 = penurunan BB > 3 kg
1 = tidak mengetahui
2 = kehilangan BB 1-3 kg
3 = tidak ada penurunan BB
3 Mobilitas 2
0 = terbatas pada TT dan kursi
1 = dapat bangun dari TT tapi tidak dapat
bergerak bebas keluar ruangan
2 = mobilitas bebas
4 Mengalami stress psikologik atau penyakit 2
akut dalam 3 bulan terakhir
0 = ya
2 = tidak
5 Masalah kognitif dan syaraf 2
0 = demensia atau depresi berat
1 = demensia ringan
2 = tidak ada demensia
6 Indeks masa tubuh/BMI 2
0 = BMI kurang dari 19
1 = 19 <BMI<21
2 = 22 < BMI < 31
3 = BMI >23
Total skor 14

Interpretasi

12-14 = nutrisi baik

8-11 = resiko malnutrisi

0-7 = malnutrisi

Dari hasil pengkajian klien didapati nutrisi baik dengan skor 14.

M. Pemeriksaan ADL
No ADL Pengkajian

1 Nutrisi
- Frekuensi makan 3x sehari
- Nafsu makan Baik
- Jenis makanan Nasi dan lauk pauk
- Alergi makanan Tidak ada
- Pantangan Daging ayam broiler
Tidak keluhan
- Keluhan
2 Cairan
- Jumlah cairan yang diminum salam ± 1 liter
sehari
- Jenis Air putih dan jus
- Keluhan Tidak ada

3 BAB
- Frekuensi 1x/2 hari
- Konsistensi Lembek
- Keluhan Tidak ada
- Penggunaan pencahar Tidak

BAK

- Frekuensi Normal
- Kebiasaan BAK malam hari 4x
- Keluhan Tidak ada

4 Personal hygiene
- Mandi 1x sehari
- Oral hygiene 2x sehari
- Cuci rambut 1x 2 hari
- Kuku 1x semiinggu

5 Istirahat dan tidur


- Lama tidur malam 7 jam
- Kebiasaan tidur siang - jam
- Keluhan tidur terbiasa terbangun

N. Obat/terapi herbal yang dikonsumsi


Nama obat Dosis Tujuan

Amplodipin 10 mg 1x1 untuk menurunkan tekanan darah pada


penderita hipertensi dengan cara
menghambat ion kalsium masuk ke
sel pembuluh darah dan jantung

Levopar 6x1 merupakan obat yang


digunakan untuk
pengobatan simptomatik pada
penderita Parkinson agar dapat
mengurangi tremor,
ketidakseimbangan dan rasa kaku pada
otot. Dalam penggunaan obat ini harus
O. ANALISA DATA

Masalah
No Data Menyimpang Etiologi
Keperawatan
1 DS : Faktor resiko Gangguan
parkinson mobilitas
- Ny. M mengatakan
↓ fisik
nyeri badan dan
Merusak
kaku otot seluruh
neuronnigrtriatil
badan.

DO :
Hyrogenperosidan
- Kekuatan otot
radikal oksi
3menurun

- Rentang gerak (ROM)
kehilangan control
menurun
voluter
- Sendi kaku

- Gerakan tidak
Tremor / nyeri
terkoordinasi

- Gerakan klien terbatas
Hemiplegi dan
hemifaresis

Kekakuan dan
kelemahan otot

Gangguan
mobilitas fisik
2 DS : Faktor resiko Koping
- Ny. M mengatakan parkinson tidak
↓ efektif
jarang tidur siang dan
virus
malam sering

kebangun tidurnya. invasi
kejaringan
- Ny. M mengatakan

jika parkisonnya
Peradangan serbral
kambuh dia ↓
Aliran darah
menangis dan berdoa
serebral
kepada tuhan untuk

meminta Manifestasi
psikiatrik
kesembuhan

- Ny. M mengatakan
Kelemahan
setiap penykit
neuromaskul
parkisonnya kambuh

dia sering gelisa dan
Kognitif, presepsi
cemas
menurun
- Ny. M mengatakan

sangat khawatir
Depresi/ stress
tentang penyakitnya

yang tidak sembuh-
Koping tidak efektif
sembuh.

DO :

P. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot ditandai dengan kekakuan otot menurun, Ny. M

mengatakan nyeri badan dan kaku otot seluruh badan, Rentang gerak

(ROM) menurun, Sendi kaku, Gerakan tidakterkoordinasi, Gerakan

klien terbatas, (SDKI : D. 0054)

 Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan persiapan

untuk menghadapi stressor ditandai dengan Ny. M mengatakan setiap

penykit parkisonnya kambuh dia sering gelisah dan cemas, Ny. M

mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya yang tidak sembuh-

sembuh, Tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan , Perilaku

tidak asertif (SDKI : D.0096)


Q. RENCANA KEPERAWATAN

No Masalah Keperawatan Planing SLKI Intervensi SIKI

SDKI

1 Gangguan mobilitas fisik yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Teknik Latihan penguatan otot (SIKI :
berhubungan dengan penurunan 2x24 jam mobilitas Fisik meningkat I.05184)
kekuatan otot ditandai dengan (SLKI : L.05042)
kekakuan otot menurun Observasi
1. Dengan kriteria
(SDKI : D. 0054) 2. Pergerekan ektremitas meningkat 1. Identifikasi resiko Latihan
(5) 2. Identifikasi tingkat kebugaran
3. Kekuatan otot meningkat (5) otot dengan menggunakan
4. Rentang gerak (ROM) meningkat lapangan Latihan atau
(5) laboratorium test
5. Gerakan terbatas menurun (5) 3. Identifikasi jenis dan durasi
6. Kelemahan fisik menurun (5) aktivitas pemanasan atau
pendinginan
4. Monitor efektifitas Latihan
Terapeutik

5. Lakukan sesuai program yang


ditentukan
6. Fasilitasi pengembangan
program Latihan yang sesuai
dengan kebugaran otot, kendala
musculoskeletal, tujuan fungsi
Kesehatan, sumber daya
peralatan olahraga dan
dukungan social
Edukasi
7. Ajarkan tanda dan gejala
toleransi selama dan setelah sesi
Latihan
Kolaborasi

8. Tetapkan jadwal tindak lanjut


untuk mempertahankan
motivasi
9. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain dalam
perencanaan dan memonitor
program Latihan otot
2 Koping tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 Dukungan pengambilan keputusan (SIKI :
berhubungan dengan jam diharapkan status koping membaik (SLKI : I.09265)
ketidakcukupan persiapan L.09086)
Observasi
untuk menghadapi stressor Dengan kriteria
1. Identifikasi persepsi mengenal masalah
ditandai dengan 1. Kemampuan memnuhi peran
dan informasi yang memicu konflik
menggunakan mekanisme sesuai usia meningkat (5)
koping yang tidak sesuai 2. Perilaku koping adaptif meningkat (5) Terapeutik
(SDKI : D.0096) 3. Verbalisasi kemampuan
2. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan
mengatasi masalah meningkat (5)
harapan yang membantu membuat
4. Verbalisasi pengakuan masalah
pilihan
meningkat (5)
5. Verbalisasi kemampuan diri 3. Diakusikan kelebihan dan
meningkat (5)
kekurangan dari setiap solusi
4. Motivasi mengungkapkan
tujuan perawatan yang diharapkan
5. Fasilitasi pengambilan
keputusan secara kolaboratif
6. Fasilitasi hubungan antara pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya
7. Berikan terapi nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa cemas

Edukasi
8. Informasikan alternative solusi secara
jelas
9. Berikan informasi yang diminta
Pasien
Kolaborasi
10. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan
R. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tanggal jam Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


keperawatan
Rabu, 18 mei Gangguan mobilitas Observasi S: LEVANA
2022 fisik yang O:
08.00 WIB berhubungan dengan 1. Identifikasi resiko A:
penurunan kekuatan Latihan P:
otot ditandai dengan R: ny. M mmengatakan
kekakuan otot jika penyakit
menurun (SDKI : D. parkinsonnya sedang
0054) tidak kambuh bisa
melakukan gerakan
senam Parkinson

2. Identifikasi tingkat
kebugaran otot
dengan
menggunakan
lapangan Latihan
atau laboratorium
test
R: Ny. M mengatakan
setiap Latihan senam
parkinson di depan
kamar

3. Identifikasi jenis dan


durasi aktivitas
pemanasan atau
pendinginan
R: Ny. M mengatankan
sebelum senam
melakukan pergerakn
pendinginan 5 menit

4. Monitor efektifitas
Latihan
R: Ny. M mengatakan
latihan senam Parkinson
setiap pagi hari atau
setiap kambuh
parkinsonnya

Terapeutik
5. Lakukan sesuai
program yang
ditentukan
R: Ny. M bersedia
melakukan senam
parkinson

6. Fasilitasi
pengembangan
program Latihan
yang sesuai dengan
kebugaran otot,
kendala
musculoskeletal,
tujuan fungsi
Kesehatan, sumber
daya peralatan
olahraga dan
dukungan social
R: Ny. M mampu
mengikuti gerakan
senam Parkinson dengan
perawat

Edukasi
1. Ajarkan tanda dan
gejala toleransi
selama dan setelah
sesi Latihan
R: Ny. M mampu
menyebutkan kembali
tanda gejala dan
toleransi untuk senam
parkinson

Kolaborasi

1. Tetapkan jadwal
tindak lanjut untuk
mempertahankan
motivasi
R: Ny. M mengatakan
setiap pagi atau saat
parkinsonnya kambuh
melakukan senam
Parkinson.
Rabu, 18 Mei Koping tidak Dukungan pengambilan S: LEVANA
2022 08.00 WIB efektif keputusan (SIKI : I.09265) O:
A:
berhubungan
Observasi P:
dengan
ketidakcukupan 1. Identifikasi persepsi
persiapan untuk mengenal masalah
menghadapi dan informasi yang
stressor ditandai memicu konflik
dengan
R: Ny M menceritakan
menggunakan
masalah kehidupannya
mekanisme koping
yang di tipu oleh sepupu
yang tidak sesuai
sendri
(SDKI : D.0096)
2. Terapeutik Fasilitasi
mengklarifikasi nilai
dan harapan yang
membantu membuat
pilihan
R: Ny. M mampu
memilihan nilai
kehidupan lebih positif

3. Diskusikan
kelebihan dan
kekurangan dari
setiap solusi

R: Ny. M mengatakan
mampu memahami
setelah diberitahu
mengenai penyakitnya

4. Motivasi
mengungkapkan
tujuan perawatan
yang diharapkan

R: Ny. M mampu
mengungkapkan apa
yang diinginkan untuk
kesembuhannya

5. Fasilitasi hubungan
antara pasien,
keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya

R: Ny. M selalu
komunikasi keluhan di
petugas panti dan rutin
control ke dokter panti

6. Edukasi
Informasikan
alternative solusi
secara jelas

R: Ny. M menerima
informasi kesehatan
Berikan informasi yang
diminta Pasien dan Ny
M memahami kondisi
kesehatannya sekarang

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain dalam
memfasilitasi
pengambilan
keputusan

R: Ny. M selalu rutin


control ke dokter panti

Anda mungkin juga menyukai