Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH TERAPI AKUPRESURE TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DS. KERTAWANGI KE

C. CISARUA KAB. BANDUNG BARAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komplementer

Dosen Koordinator : Achmad Setya Roswendi, S.Kp.,MPH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 8

Kelompok 10

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk kelulusan mata ajar Keperawatan Kompl

ementer.

Penulis menyadari bahwa sangat sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan

makalah ini tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami deng

an baik.

Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan yang berlipat- lipat atas

segala bantuan baik dari segi material maupun spiritual yang telah diberikan kepada

penulis.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna,

sehingga perlu adanya masukan, kritik, dan saran yang membangun untuk perbaikan

selanjutnya.

Cimahi, Juni 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. LatarBelakang.................................................................................................................1
B. RumusanMasalah............................................................................................................5
C. TujuanPenulisan..............................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................................6
BAB II KONSEP TEORI................................................................................................................7
A. Konsep Penyakit Hipertensi............................................................................................7
B. Konsep Akupresur.........................................................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................35
A. Metodologi Penelitian...................................................................................................35
B. Populasi dan Sampel......................................................................................................40
C. Instrumen Penelitian......................................................................................................40
D. Prosedur Penelitian........................................................................................................41
E. Pengolahan dan Analisa Data........................................................................................41
F. Etika Penelitian..............................................................................................................45
G. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................................47
BAB IV HASIL RISET PENELITIAN.........................................................................................48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................54
A. Kesimpulan....................................................................................................................54
B. Saran..............................................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................56

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. LatarBelakang

Kemajuan teknologi memberikan perubahan dalam segala aspek

kehidupan termasuk sosial ekonomi dan gaya hidup masyarakat baik di negara

maju maupun negara berkembang.Keadaan ini menyebabkan terjadinya perubahan

transisi epidemiologi dimana sebelumnya penyebab utama kematian dan kesakitan

yaitu penyakit menular dan penyakit yang disebabkan oleh parasit kini

disebabkan oleh penyakit tidak menular dan kronis ( WHO, 2018). Penyakit

tidak menular yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan di dunia

yaitu penyakit kardiovaskular. Salah satu penyakit yang dikenal dengan istilah

“silent killer” dianggap sebagai pembunuh manusia secara diam-diam adalah

penyakit hipertensi (WHO,2019).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan

dalam kurun waktu lima tahun sekali mencatat bahwa terjadi peningkatan pada

kasus hipertensi di Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2018. Prevalensi

hipertensi pada tahun 2013 yang didapat melalui metode pengukuran pada umur ≥

18 tahun sebesar 25,8% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013)

meningkat pada tahun 2018 menjadi 34,1% (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan,2019).

Meningkatnya prevalensi hipertensi disebabkan oleh pertumbuhan populasi,

penuaan dan faktor risiko perilaku, seperti diet yang tidak sehat, penggunaan

alkohol yang berbahaya, kurangnya aktivitas fisik, berat badan berlebih, dan stres

(WHO, 2013). Penderita hipertensi dapat mengalami resiko kesakitan (morbiditas)

1
2

bahkan kematian (mortalitas), tanda dan gejala dari hipertensi salah satunya

adalah gangguan rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang

senang yang dapat menimbulkan rasa mual, kebingungan, kelelahan serta sulit

tidur (Maria, 2014). Jika tidak segera diatasi maka akan merangsang aktifitas saraf

simpatis dan pengeluaran epinefrin, kortisol dan steroid menyebabkan pembuluh

darah menyempit (vasokontriksi) dan menyebabkan terhambatnya jaringan sel

otak. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan darah (Smeltzer,2013).

Menekan dan mengurangi faktor-faktor risiko yang mungkin akan terjadi

dapat dilakukan dengan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan

upaya kuratif dan rehabilitatif. Program yang juga dikeluarkan oleh

Pemerintah untuk membangun dan mewujudkan Indonesia sehat adalah

dengan Promosi Kesehatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

yang terdiri dari mengonsumsi sayur dan buah, melakukan aktivitas fisik,

tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, membersihkan lingkungan,

menggunakan jamban dan memeriksakan kesehatan secara rutin (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2017a). Tidak dipungkiri saat ini banyak

masyarakat yang sudah memulai dan membiasakan untuk hidup sehat seperti

mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol serta

melakukan aktivitas fisik. Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat perlu

diacungi jempol namun kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan perlu ditingkatkanlagi.

Mengabaikan tekanan darah tinggi sangatlah berbahaya karena dapat

mengancam jiwa (World Health Organization, 2013). Tekanan darah yang

tinggi secara terus menerus akan merusak pembuluh darah. Responyang


3

timbul pada pembuluh darah yang mengalami tekanan darah tinggi dalam waktu

lama adalah penebalan dinding pembuluh darah yang menyebabkankelenturannya

berkurang. Keadaan yang dinamakan arteriosklerosis membuat jantung

kekurangan oksigen dan juga mempengaruhi arteri yang memasok darah ke

jantung (World Health Organization, 2011). Hal tersebut berdampak pada

kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan

organ-organ yang umum ditemui pada Penderita hipertensi adalah jantung (nyeri

dada, detak jantung tidak teratur, serangan jantung dan gagal jantung), otak

(stroke), kerusakan ginjal yang menyebabkan gagal ginjal (WHO,2019b).

Hipertensi dapat dikendalikan bahkan dikurangi dengan dua teknik, yaitu

teknik farmakologi dan teknik non farmakologi. Selama ini pengobatan

hipertensi melalui farmakologis menjadi handalan utama tenaga kesehatan seperti

obat hidroklortiazid, captopril, valsartan dan amlodipin (Fitrianto et al., 2014).

Terapi farmakologis ini memiliki dampak negatif seperti kecanduan serta merusak

sistem organ ginjal yang akan memperparah kondisi kesehatan (Wahyu, 2017).

Sehingga perlu dikombinasi dengan teknik non farmakologi.

Pengobatan non farmakologi kini semakin berkembang diantaranya adalah

cara pengobatan dengan tanaman tradisional, Terapi refleksi, perawatan spa,

akupuntur, akupresur, hidroterapi, aromaterapi, hipnoterapi dan lain-lain.

Masyarakat kini lebih melirik pengobatan non farmakologi karena tidak

menimbulkan efek samping yang dapat merusak hati dan ginjal. Apalagi

dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini masyarakat dituntut untuk

terus bekerja sehingga sedikit mempunyai waktu luang untukmelakukan


4

aktivitas. Akupresur menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi gangguan

kesehatan pada manusia. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK 01.07/MENKES/274 Tahun 2017 Tentang Panitia Penilaian

Kelompok Asuhan Mandiri Kasehatan Tradisional melalui Pemanfaatan Taman

Obat Keluarga dan Akupresur Tingkat Nasional bahwa salah satu strategi

pembangunan kesehatan diarahkan untuk mendorong masyarakat agar mampu

memenuhi kebutuhan hidup sehatnya, serta mengatasi gangguan kesehatan ringan

secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri yang salah satunya dengan

memanfaatkan taman obat keluarga dan akupresur (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2017b).

Akupresur disebut juga dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah satu

bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik

tertentu atau acupoint pada tubuh (Setyowati, 2018). Akupresur merupakan sistem

pengobatan dengan cara menekan-nekan pada titik-titik tertentu pada tubuh

(meridian) untuk memperoleh efek rangsang pada energi vital (QI) guna

mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk meningkatkan kualitas

kesehatan (Ikhsan, 2019). Akupresur dengan akupuntur secara prinsip sama,

hanya perbedaannya yaitu pada cara merangsang jalur meridiannya, pada

akupuntur dipakai alat yaitu jarum jika dengan akupresur dengan menggunakan

pijatan jari atau tangan (Nurarif & Kusuma, 2016). Penekanan pada titik

akupresur dapat menstimulasi sel saraf sensorik disekitar titik akupresur

merangsang pelepasan hormon endorphin yang dapat memberikan rasa rileks,

menstimulasi histamin, heparin dan kinin protease sebagai mediator vasodilatasi

pembuluh darah. Sehingga proses ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah


5

yang menjadikan tubuh lebih rileks dan memberikan efek penurunan pada

tekanan darah.

Berdasarkan penelitian Arfiyan, dkk 2021 didapatkan tentang Terapi

akupresur menurunkan tekanan darah hipertensi yang menjelaskan bahwa titik

meridian SP 6, LR 3, HT 3, PC 6, GB 20. Terapi dilakukan selama 3x seminggu

dalam durasi 15-30 menit secara teratur. Kemudian penelitian yang dilakukan

oleh Sulton dkk, 2020 menjelaskan bahwa terapi akurpesur pada titik meridian

SP 6 , GB 20, HT 3 dan KI 3, terapi ini dilakukan 3 kali dalam jarak waktu

setiap 2 hari selama 10 menit pemijatan terbukti berpengaruh untuk menurunkan

tekanan darah. Penelitian Yudi dkk 2019 tentang terapi akupresur memberikan

rasa nyaman serta mampu menurunkan tekanan darah lansia, pemnelitian ini

menjelaskan bahwa titik meridian LR 2, LR 3, SP 6, KI 3, LI 4, PC 6 dapat

menurunkan tekanan darah pada lansia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Septia Rizqi Ardhini dkk 2019 menyatakan bahwa terapi akupresure ini dapat

menurunkan tekanan darah. Terapi ini dilakukan 3 kali dalam 1 minggu secara

teratur, pemijatan terapi akupresur dilakukan pada titik SP 6 Sanyinjiao, PC 6

Neiguan, LR 3 Taichong, LR 2 Xingjian, dan LI 4 Hegu. Selanjutnya penelitian

studi litelatur Nur 2021 menjelaskan bahwa menemukan 10 artikel yang sesuai

dnegan kriteria inklusi dan ekslusi menunjukan hasil dari setiap artikel yaitu

terdapat pengaruh terapi akupresur terdapat tekanan darah Penderita dengan

hipertensi didalam 8 artikel sedangkan ada 2 artikel yang tidak ada pengaruh

terapi akupresur terhadap tekanan darah dengan hipertensi. Titik dominan yang

digunakan pada 10 artikel ini adalah LR 3, SP 6, KI 3, LI 4, durasi terapi


6

akupresur selama 10-30 menit dan dilakukan 3 kali seminggu.

Berdasarkan hasil temuan dan telaah jurnal yang didapatkan bahwa titik

yang paling dominan untuk penderita hipertensi adalah SP 6, HT 3, KI 3, LR 3,

LI 4, GB 20 terapi ini rata-rata dilakukan selama 30 menit selama 3 kali

pertemuan seminggu secara teratur .terdapat pengaruh akupresur terhadap

tekanan darah pada hipertensi. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui

pengaruh tentang “Pengaruh Terapi Akupresure Terhadap Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah “Pengaruh Terapi Akupresure Terhadap Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi?”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Secara umum tujuan dari penulisan Penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh akupresur terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tekanan darah sebelum akupresur pada Penderita

hipertensi.

b. Mengetahui tekanan darah setelah akupresur pada Penderita

hipertensi.
7

c. Menganalisis pengaruh akupresur terhadap tekanan darah pada

Penderita hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap Penelitian ini dapat memberikan manfaat

baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah di

bidang keperawatan dalam pengembangan ilmu keperawatan

akupresure.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar acuan teori

penelitian yang berkaitan dengan pengaruh akupresur terhadap

tekanan darah pada Penderita hipertensi dan dapat mengelola

dan mengembangkan pengetahuan tentang perawatan Penderita

hipertensi.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang penulis harapkan dari Penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pengaruh akupresur terhadap tekanan darah pada Penderita hipertensi.

b. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada petugas layanan

kesehatan agar teknik akupresur dapat digunakan dalam memberikan

intervensi penatalaksanaan hipertensi non farmakologi.


BAB II

KONSEP TEORI

A. KONSEP PENYAKIT HIPERTENSI

1. Definisi

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase
diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto, 2014).
Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler
aterosklerosis, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih
(Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2012).
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun
diastolik yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang
paling sering terjadi dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh
penyakit renal atau penyebab lain, sedangkan hipertensi malignan
merupakan hipertensi yang berat, fulminan dan sering dijumpai pada dua
tipe hipertensi tersebut (Kowalak, Weish, & Mayer,2011).
Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik dan diastolik, dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg, hipertensi juga merupakan faktor
resiko utama bagi penyakit gagal ginjal, gagal jantung dan stroke.

8
9

2. Klasifikasi

Kate Tekanan darah sistolik Tekanan darah


go (mmHg) diastolik (mmHg)
ri
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pra hipertensi 120 - 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : (Smeltzer, et al, 2012)
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistollik dan diastolik

Kategori Tekanan Darah Tekana Darah


Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
(ringan)
Stadium 2 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
(sedang)
Sadium 3 (berat) 180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 ≥ 210 mmHg ≥120 mmHg
(malligna)
Sumber : Triyanto (2014)
Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa
10

3. Etiologi

a. Hipertensi esensial atau primer


Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui,
sementara penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak
ditemukan. Pada hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit
renivaskuler, gagal ginjal maupun penyakit lainnya, genetik serta ras
menjadi bagian dari penyebab timbulnya hipertensi esensial termasuk
stress, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan dan gaya hidup
(Triyanto, 2014)
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss & Labus, 2013).

4. Faktor Risiko

Menurut Triyanto (2014), faktor resiko sendiri terdapat dua

macam, yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. Berikut adalah faktor

resikonya:

a. Faktor yang tidak dapat diubah:

1) Genetik

Yang biasa disebut sebagai faktor keturunan. Hipertensi cenderung

merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu keluarga ada yang

mempunyai hipertensi, hal tersebut berpotensi untuk menderita

hipertensi semakin besar.


11

2) Usia

Faktor usia, menjelaskan bahwa hipertensi sistolik terisolasi dan

dihubungkan dengan terjadinya peningkatan periferal vaskular

resistence atau hambatan aliran darah dalam pembuluh darah

perifer dalam arteri.

3) Jenis Kelamin

Laki-laki berpotensi lebih besar terserang hipertensi dari pada

perempuan. Laki-laki mengalami tanda-tanda hipertensi pada

usia akhir tiga puluhan, sedangkan pada perempuan biasanya

mengalami hipertensi setelah terjadinya menopause. Tekanan

darah pada perempuan, khususnya sistolik, meningkatkan sesuai

usia. Perempuan yang sudah berusia 55 tahun memiliki resiko

lebih tinggi untuk mengalami hipertensi. Salah satu penyebabnya

yaitu adanya perbedaan hormon pada kedua jenis kelamin.

Produksi hormon esterogen pada perempuan menurun saat sudah

terjadi menopause dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

b. Faktor Resiko yang dapat diubah:

1) Merokok

Tembakau menyebabkan penurunan suplai oksigen dalam tubuh,

sehingga menurunkan level HDL (High Density Lipoprotein)

atau kolesterol baik dan membuat platelet darah lebih mudah


12

untuk tetap bersatu dan membentuk gumpalan yang dapat

meningkatkan tekanan darah yang memicu seseorang mengalami

serangan jantung atau stroke.

2) Obesitas

Kelebihan berat badan mempunyai resiko hipertensi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi yang

mempunyai berat badan normal. Karena kemampuan pompa

jantung dan sirkulasi volume darah pada seorang obesitas dengan

hipertensi lebih tinggi dari pada penderita hipertensi dengan

berat badan yang normal.

3) Gaya Hidup yang Malas (Kurang gerak)

Orang yang jarang melakukan aktivitas, jauh lebih berpotensi

untuk mengalami hipertensi dan serangan jantung. Jantung

semakin kuat apabila kita berolahraga dengan rutin, jantung yang

kuat akan memompa banyak darah yang lebih efisien.

4) Kelebihan Garam

Hampir 50% orang yang menderita hipertensi sensitif pada

garam, jika terlalu banyak mengkonsumsi garam akan langsung

mengalami kenaikan tekanan darah. Garam memiliki kandungan

natrium yang sifatnya mengikat air sehingga semakin tinggi

kadar garam dalam tubuh maka membuat volume darah


13

meningkat dan mengakibatkan tekanan darah meningkat.

5) Stres

Stres menyebabkan adanya peningkatan aktivitas pada saraf

simpatis. Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan

darah yang tidak menentu. Stress dapat juga mengakibatkan

tekanan darah naik untuk sementara waktu.

5. Manifestasi Klinis

Menurut Brunner & Suddarth (2013) tanda gejala dari hipertensi yaitu:

a. Pemeriksaan fisik dapat mengungkap bahwa tidak ada abnormalitas

lain selain tekanan darah tinggi.

b. Perubahan pada retina disertai dengan hemoragi, eksudat,

penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wol spots)

(infarksio kecil), dan papiledema dapat terlihat pada kasus hipertensi

berat.

c. Gejala biasanya menidentifikasi kerusakan vaskular yang

berhubungan dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh darah

yang terganggu.

d. Gejala seperti leher bagian belakang terasa pegal juga dirasakan bagi

lansia dengan hipertensi, hal tersebut disebabkan karena peningkatan

pada dinding pembuluh darah dileher sehingga aliran darah tidak

lancar.
14

e. Sakit kepala atau pusing

f. Perubahan pada penglihatan yaitu seperti pandangan menjadi kabur

yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan

ginjal

g. Perdarahan hidung

h. Adanya mual dan muntah

i. Nyeri dada

j. Sesak napas

k. Kesemutan pada kaki dan tangan

l. Gelisah

m. Kelelahan

n. Kejang dan koma

6. Patofisiologi/Pathway

a. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Dai pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang beerlanjut kebawah

kord spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

prganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut


15

saraf pasca ganglion ke pembuluh darah dimana dengan

dilepaskannya neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah, berbagai faktor seperti kecamasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap

norepinefrin meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan di mana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal

juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medula adrenal mensekresi epinefrin yang dapat menyebabkan

vasokontriksi. Konteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid

lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh

darah. Vasokontriksi yang dapat mengakibatkan penurunan aliran

darah ke ginjal menyebabkan pelepasan reni. Renin merangsang

pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat yang akan merangsang

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskular. Semua faktor tersebut cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh

darah perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang


16

teerjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,

hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam reaksi otot

polos pembuluh darah. Akibatnya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa

oleh jantung (volume sekuncup) (Smeltzer & Bare, 2013).


b. Pathway

7.
7.
7.
7.
7.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hipertensi terdiri dari :

a. Mengukur tekanan darah, pada kedua tangan ketika Penderita


18

terlentang dan tegak setiap satu sampai dua jam sekali.

b. Mengukur berat badan, tinggi badan, (Berat badan ideal, gemuk, dan

obesitas)

c. Pemeriksaan khusus

1) Jantung (pada gagal jantung kanan terjadi oedema perifer, sesak

nafas)

2) ECG (electrocardiogram)

3) Foto thorax

d. Pemeriksaan darah

Gula darah, kreatinin, ureum, urine acid, trigliserida, kolestrol,

elektrolit.

e. Pemeriksaan IVP (intravenous pyelogram)

Pemeriksaan IVP adalah pencatatan grafik tekanan dalam kandung

kemih. IVP digunakan untuk mendiagnosis gangguan atau kelainan

yang terjadi pada sistem kemih khususnya bagian ginjal, ureter, dan

kandung kemih (vesika urinaria) (Smeltzer & Bare, 2013).

8. Komplikasi

Komplikasi pada hipertensi dapat terjadi apabila tidak dilakukan pengobatan

dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan menyebabkkan

kerusan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah

dari arteri tersebut. Menurut Hasdianah & Suprapto (2014) komplikasi


19

hipertensi dapat terjadi organ-organ sebagai berikut :

a. Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan jantung koroner pada

lansia dengan hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat ,otot

jantung akan mengendor berkurang elastisitasnya atau biasa disebut

dengan dekompensasi yang mengakibatkan jantung tidak mampu lagi

memompa sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan

tubuh lainya yang dapat menyebabkan sesak nafas atau edema.

Kondisi ini biasa disebut dengan gagal jantung.

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak dapat menimbulkan risiko stroke

apabila tidak diobati dann ditanggulangi maka risiko terkena stroke

lebih besar.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan ginjal dan kerusakan

sistem penyaringan di dalam ginjal, akibat lama kelamaan ginjal tidak

mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk

melalui aliran darah dan terjadi penumpukan didalam tubuh.

d. Mata

Komplikasi pada organ mata lansia dengan hipertensi dapat

mengakibatkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan

kebutaan.
20

9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Nonfarmakologis
Menurut rekomendasi dari JNC 7 and AHA-ASA lifestyle
modification, penatalaksanaan nonfarmakologi dalam penyakit
hipertensi adalah sebagai berikut (Madhur., 2013) :
1) Mengurangi berat badan dapat mencegah hipertensi (dengan
pengurangan tekanan darah Sistole antara 5-20 mmHg per 10 kg
penurunan berat badan). Di samping itu, asupan nutrisi buah, sayur-
sayuran, serta susu rendah lemak juga direkomendasikan untuk
mencegah hipertensi.
2) Batasi minum alkohol tidak lebih dari 30 mL per hari pada pria dan
15 mL per hari pada wanita atau orang dengan berat badan yang
kurang.
3) Pertahankan intake kalium (sekitar 90 mmol/d) serta intake pada
kalsium dan magnesium, terutama pada kadar natriumnya agar tidak
terjadi hipertensi.
4) Berhenti merokok serta kurangi makan-makanan yang mengandung
kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi untuk mengurangi risiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler.
5) Tingkatkan aktivitas aerobik kurang lebih 30 menit setiap harinya
(dapat mengurangi tekanan darah sistole antara 4-9 mmHg).

b. Terapi Farmakologis

Penatalaksanaan Farmakologis dalam penyakit hipertensi dapat


digolongkan sebagai berikut (Benowitz., 2010) :
21

1) Obat kelas Diuretik : Thiazide (Hydrochlorothiazide), Furosemid


(Loop Diuretik), Spironolactone, dan Eplerenone.
2) Simpatoplegik yang bekerja secara sentral: Clonidine, dan
Methyldopa.
3) Penghambat nervus simpatis terminal: Reserpine, dan
Guanethidine.
4) Alpha-blocker : Prazosin, Terazosin, dan Doxazosin.
5) Beta-blocker : Metoprolol, Carvedilol, Propranolol (bersifat
nonselektif), dan Atenolol.
6) Vasodilator : Verapamil, Diltiazem, Nifedipine, Amlodipine,
Hydralazine, dan Minoxidil.
7) Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor : Captopril.
8) Penghambat reseptor Angiotensin : Losartan.
9) Penghambat renin : Aliskiren.
22

B. Konsep Akupresur

1. Konsep Akupresur

Akupresur merupakan salah satu bentuk pengobatan Cina yang dalam

praktiknya menggunakan jari-jari mengembalikan aliran energi normal pada

meridian, karena suatu penyakit timbul berasal dari adanya suatu

hambatan.Jari-jari digunakan untuk menekan titik akupresur pada

permukaan kulit, serta merangsang kemampuan tubuh secara alami dalam

usaha penyembuhan diri sendiri.Terapi akupresur bertujuan untuk

memulihkan kesehatan. Teori yang digunakan dalam akupresur adalah

setiap organ dan bagian dari tubuh akan memiliki titik akupresur. Terjadinya

perubahan struktur dari suatu organ tertentu dalam tubuh, akan

menimbulkan rasa sakit pada titik akupresur yang bersangkutan.

Terapi akupresur telah terbukti dapat mengobati penyakit, baik yang

dalam tingkat ringan sampai berat.Akan tetapi tidak semua penyakit dapat

disembuhkan. Penyembuhan dengan teknik akupresur melalui proses artinya

tidak segera bisa sembuh, memerlukan beberapa kali terapi dan teratur baru

bisa sembuh. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit tertentu bisa

sembuh dengan sekali terapi. Semua juga tergantung dari berat ringannya

suatu penyakit. Akupresur juga metode pengobatan yang sangat mudah

penerapannya. Oleh karena itu, akupresur dapat dilakukan oleh siapa saja

dalam pelaksanaannya tidak membutuhkan keahlian khusus, cukup dengan

memberikan tekanan pada titik tekan tertentu yang sesuai dengan panduan

(Hartati, 2010:h.1-7).
23

2. Manfaat Akupresur

Menurut Hartati (2010:h.36-37), akupresur dapat membantu

menyeimbangkan sistem kerja dari organ-organ tubuh serta bagian bagian

tubuh lainnya sebagaimana fungsinya, Akupresur memiliki beberapa

manfaat sebagai berikut:

1) Melancarakan peredaran darah ke bagian yang sakit

2) Meningkatkan suplai oksigen dalam darah

3) Meningkatkan fungsi dan kerja sistem peredaran darah dalam tubuh

4) Memulihkan kondisi organ maupaun bagian tubuh yang mengalami

gangguan

5) Membersihkan aliran energi yang tersumbat di sepanjang meridian

6) Memulihkan ketegangan pada otot

7) Memulihkan impuls syaraf yang terganggu

8) Mengembalikan keseimbangan kimia atau hormon dalam tubuh

9) Meningkatkan aliran energi sehingga dapat menghilangkan ketegangan

mental mapun fisik

Terapi akupresur selain aman karena tidak memiliki efek samping

dan juga mudah dilakukan. Disamping itu juga tidak memerlukan biaya

besar dan memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat dari pijatan akupresur

menurut Hartati (2010:h.38) antara lain adalah

1) Manfaat preventif

Seseorang bisa terjaga kesehatannya dengan pijatan akupresur, dilakukan

sebelum seseorang menderita suatu penyakit.


24

2) Manfaat promotif

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan melakukan pijatan pada titik tertentu

daya tahan tubuh seseorang dapat ditingkatkan.

3) Manfaat kuratif

Pijatan akupresur memperbaiki kelainan maupun keluhan pada bagian bagian

tubuh, sehingga apa yang menjadi keluhannnya tidak terasa lagi.

4) Manfaat rehabilitatif

Pemulihan dari kondisi sakit menjadi sehat atau meningkatkan kondisi

kesehatan sesudah sakit.

3. Kelebihan Akupresur

Menurut Hartati (2010:h.38-39), dari berbagai segi manfaat tersebut akuprresur

diakui memiliki beberapa kelebihan dibandingkan penyembuhan lainnya

1) Terapi akupresur tidak menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam

tubuh seseorang sehingga tidak memiliki resiko bersifat racun ataupun

ketagihan.

2) Akupresur tidak memperparah terhadap penyakit maupun gejala yang

timbul.

3) Akupresur dapat digunakan untuk mendiganosa suatu penyakit di tahap

awal tanpa melalui tes laboratorium.

4) Terapi akupresur memberi peluang penyembuhan pada sakit yang kadang

sulit disembuhkan secara medis kedokteran modern.

5) Terapi akupresur tidak mengandung efek samping serta aman bagi semua

umur bahkan bagi anak anak dan bayi.


25

6) Terapi akupresur relatif lebih praktis penggunaannya dan tidak

membutuhkan biaya besar.

7) Akupresur dapat digunakan bersamaan dengan terapi pengobatan yang

lain.

8) Terapi akupresur memperbaiki masalah kesehatan secara keseluruhan

dan juga memperbaiki semua kelainan pada kerja sistem organ pada

seluruh tubuh, tidak terbatas pada bagian yang sakit saja.

4. Urutan dan Teknik Penekanan

Dalam menerapkan teknik akupresur perbagian tubuh sebaiknya

mengikuti urutan-urutannya semua ini dimaksutkan guna memudahkan

pelaksanaan dalam penekanan itu sendiri, adapun urutannya adalah klien

tidak dianjurkan posisi berdiri. Tahap awal penekanan dimulai dari kepala

hingga bagian belakang, kemudian punggung, kaki (termasuk betis, telapak

kaki, punggung kaki), kemudian tangan kiri (termasuk lengan kiri,

punggung tangan kiri, telapak tangan kiri). Setelah itu, tangan kanan

(termasuk lengan tangan kanan, punggung tangan kanan, telapak tangan

kanan) lalu kepala bagian depan atau wajah dilanjutkan dada, perut, paha,

dan punggung kaki.

Terapi akupresur terdapat beberapa titik tekan yang merupakan pusat

dari tujuan terapi disebut zona. Zona ini akan memiliki hubungan terbalik

dengan fungsi penekanan. Misalnya telapak kaki kiri akan berhubungan

langsung dengan fungsi penekanan pada bagian tubuh sebelah kanan, begitu

pula sebaliknya. Zona akupresur terdiri dari Zona kaki dan tangan terdapat
26

lebih dari 50 titik, Zona punggung atau tulang belakang dapat ditemukan di

sepanjang ruas tulang belakang yaitu dimulai dari tulang leher bagian

belakang sampai tulang ekor. Sedangkan Zona kepala kurang lebih 10 titik

tekan (Hartati,2010 :h.25-26).

Penjelasan cara penekanan sesuai dengan zona akupresur menurut

Hartati (2010:h.35-67) sebagai berikut:

1) Zona Kepala

Penekanan kepala sebaiknya penderita diposisi tengkurap dengan bantal pada

bagian dada dan kepala posisi tegak. Kedua tangan ditelungkupkan di

depan dada. Pemberian tekanan pada daerah kepala bagian belakang

sebaiknya berikan tekanan sedang. Pada bagian belakang kepala diTerapi

dengan jari tangan, bagian wajah menggunakan satu atau dua jari tangan.

Tekanan pada kepala bagian depan atau wajah tidak keras tetapi ringan

serta perlahan memberi tekanan lembut.

2) Zona Punggung

Teknik penekanannya pada punggung bagian atas adalah dengan jari-jari

tangan, dan punggung bagian bawah dilakukan menggunakan kedua

jempol tangan. Penekanan daerah ini memberikan tekanan keras, dan

berhati-hati karena tingkat kemampuan seseorang menahan rasa sakit

berbeda-beda.Pada bagian punggung memberi tekanan titik disepanjang

punggung, tepatnya disebelah kanan dan kiri diantara punggung, serta

dimulai dari bahu atas turun kebawah.


27

3) Zona Kaki

Penekanan bagian kaki dengan posisi masih tengkurap, kaki dilipat dengan

posisi berdiri tegak lurus.Urutan penekanannya yaitu telapak kaki, jari-

jari kaki lalu punggung kaki.Penekanan daerah telapak kaki

menggunakan jari telunjuk, jari tengah atau jempol tangan.Pemberian

tekanan daerah ini dengan tekanan keras.Sedangkan penekanan pada jari-

jari kaki menggunakan jari telunjuk. Lalu penekanan pada punggung kaki

dengan tekanan kuat menggunakan jari tengah dan jempol.

4) Zona Telapak Tangan

Ketika memijat tangan sebaiknya posisi berbaring. Penekanan jari-jari tangan

kemudian telapak tangan yang diteruskan sepanjang tangan sampai

bagian dada atas dan bahu. Teknik penekanan daerah telapak tangan

dengan cara memegang pergelangan tangan dengan tangan kiri dan

memijat dengan tangan kanan.

5) Zona Dada

Zona dada memiliki batas daerah tekan mulai dari dada di bawah tulang

belikat ke arah luar, kanan dan kiri hingga ketiak. Penekanan pada daerah

ini dengan tekanan menyentak, menggunakan keempat jari tangan

dengan arah dari dalam ke luar menuju ketiak.

6) Zona Perut

Penekanan diberikan pada titik daerah perut bagan atas persis di bawah

tulang iga ke arah samping kanan dan kiri dengan gerakan mengumpukan

sesuatu ke perut bagian tengah. Pada perut bagian bawah titik tekan
28

terletak pada samping kaman dan kiri bagian perut.Penekanannya

perlahan dengan lembut dan tidak ditekan kuat.

4. Cara Kerja Akupresur

Stimulasi yang dilakukan pada titik-titik tertentu pada akupresur

dimaksutkan untuk mengembalikan aliran energi normal pada meridian.

Sesuatu yang menghambat aliran energi dalam tubuh pada meridian dapat

mengakibatkan terganggunya sistem kerja organ-organ tubuh dan

menyebabkan seseorang akan terganggu kesehatannya. Terhambatnya

impuls energi ini menyebabkan rasa sakit di titik akupresur tertentu, dan

apabila ditekan pada bagian tersebut akan merangsang sesuatu yang

menghambat aliran energi untuk segera dilepaskan. Sebuah titik akupresur

yang terasa sedikit nyeri jika ditekan atau diTerapi mengindikasikan adanya

gangguan fungsi organ atau struktur organ yang bersangkutan, atau sistem

kerja organ tersebut dalam keadaan tidak normal. Ketidaknormalan tersebut

merupakan gejala awal dari satu penyakit dan terapi akupresur membantu

memulihkan sesuai fungsinya. (Hartati, 2010;h.36)

5. Titik, Fungsi, dan Efek Titik Akupresur

1) Tiik Akupresur

Titik akupresur adalah tempat terakumulasinya energi vital.Titik inilah dapat

dilakukan terapi. Didalam tubuh terdapat banyak sekali titik, ±360 titik-

tiik Terapi akupresur yang terletak di permukaan tubuh dibawah kulit.

Terdapat tiga macam titik akupresur yaitu


29

a) Titik akupresur umum adalah titik yang terdapat di sepanjang saluran

meridian.Titik ini langsung berhubungan dengan organ dan daerah

lintasan meridiannya.

b) Titik akupresur istimewa adalah titik yang berada di luar meridian dan

mempunyai fungsi khusus.

c) Titik nyeri adalah titik yang terdapat didaerah keluhan kalau ditekan

nyeri hanya simptomatis penghilang rasa nyeri.Semua titik tersebut

dapat digunakan sebagai titik diagnosis ataupun titik terapi.

2) Fungsi titik akupresur yaitu membuat diagnosa.Titik yang relatif lebih

peka jika ditekan memberikan gambaran bahwa didaerah lokasi titik

mempunyai masalah atau organ titik tersebut sedang tidak berfungsi

dengan baik. Sedangkan fungsi lainnya adalah tempat memberi

rangsangan menggunakan jari-jari tangan.(Sukanta, 2010:h.26)

3) Efek

Pengaruh penekanan titik akupresur menurut Ody (2008:h.28- 29) sebagai

berikut

a) Efek lokal

Proses penyembuhan terjadi di daerah atau lokasi titik.

b) Efek meridian

Proses penyembuhan terjadi di sepanjang atau di daerah jauh yang dicapai

atau dilintasi oleh meridian.

c) Efek organ
30

Proses penyembuhan terjadi pada organ yang memiliki titik tersebut.

6. Syarat Praktik Akupresur

Menurut Sukanta (2010:h.35-36) dan Ramaiah (2009:h.72-74), ada

beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan akupresur

tepat yaitu

1) Ruangan tempat melakukan penekanan mempunyai sirkulasi udara yang

baik.

2) Penekanan dilakukan di tempat yang bersih.

3) Posisi orang yang akan diTerapi sebaiknya terlentang, duduk, dan tidak

berdiri

4) Tangan sebelum memijat dicuci bersih, kuku jari tidak panjang dan

tajam.

5) Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman.

6) Orang yang akan diTerapi tidak dalam keadaan emosional dan tidak

dalam keadaan sangat lapar, sangat kenyang, sangat lelah dan dilakukan

satu jam sesudah atau sebelum hubungan seks (jika melakukan).

7) Alat bantu Terapi yang digunakan tidak tajam, tidak menyakitkan dan

bersih.

8) Penekanan dapat dilakukan dengan ujung-ujung jari, kepalan tangan,

telapak tangan, pangkal telapak tangan dan siku.Tidak menggunakan

lutut atau telapak kaki.

9) Pada umumnya setiap titik refleks di tangan dan kaki dirangsang hingga

tiga kali.
31

10) Pengguna akupresur dapat melakukan penekanan titik akupresur dua

kali sehari pada setiap titik.

11) Proses merangsang ini harus dilakukan selama sekitar lima sampai

sepuluh menit sehari.

12) Untuk pengobatan dari berbagai penyakit setiap titik akupresur dari

organ yang terpengaruh perlu dirangsang selama satu sampai dua menit.

7. Metode Menekan pada Teknik Akupresur

Menurut Ramaiah (2009:h.23-24), Besarnya tekanan yang diberikan

akan bervariasi dari orang yang satu ke orang lain dan diberbagai bagian

badan. Sehingga perlu diperhatikan berbagai metode penekanan dalam

akupresur meliputi:

1) Memutar

a) Ibu jari harus diputar searah dengan jarum jam atau berlawanan dengan

jarum jam disetiap titik akupresur.

b) Sewaktu diputar, ibu jari tetap harus bersentuhan dengan titik akupresur

sehingga tekanan yang diberikan tidak berkurang.

c) Titik-titik tekanan di meridian dirangsang dengan gerakan berlawanan

arah jarum jam dan ditenangkan dengan searah jarum jam.

2) Memompa

Menekankan bantalan ibu jari di titik akupresur.Tekanan harus diberikan dan

dihilangkan berganti-ganti.

3) Gerakan terus menerus

Dilakukan dengan gerakan terus menerus dari ibu jari maupun jari-jari dengan
32

tujuan memberi tekanan konstan. Dalam teknik ini ibu jari berjalan

sepanjang jalur spesifik.Pertama-tama jari-jari ditekan dari ujung jari dan

kemudian bergerak ke titik berikutnya dengan menekan bagian datar dari

persediaan pertama ibu jari atau jari-jari berjalan dapat dilakukan baik

dengan satu, dua atau empat buah jari tergantung titik yang ditekan.

Apabila menekan titik akupresur ditangan dan punggung umumnya

ditekan dengan dua jari berjalan

8. Teknik Perangsangan Akupresur

Menurut Ody (2008:h.42-43), memijat atau merangsang bagian tertentu

tubuh menyebabkan aliran energi vital di dalam tubuh berjalan lebih lancar

sehingga keluhan penyakit berkurang. memijat titik artinya memberi

rangsangan pada titik tersebut sehingga terjadi keseimbangan dinamis antara

unsur yang ada di dalam tubuh. Setiap pijatan dapat mengakibatkan 3 efek

yaitu:

1) Melemahkan

Mendapat efek melemahkan pijatan dilakukan lebih 30-50 kali (pijatan

standar 30 kali atau selama 2 menit) dengan mengurut melawan arah

meridian atau pijatan berlawanan dengan arah jarum jam.

2) Menguatkan

Efek menguatkan diperoleh dengan cara memijat 10-30 kali, atau dengan

mengurut mengikuti arah jarum jam atau searah jalannya meridian.

3) Netral

Memperoleh efek netral cukup dengan melakukan penekanan pada titik yg


33

dimaksut sebanyak 30 kali. Penekanan dapat dilakukan dengan berbagai

cara alternatif sebagai berikut

a) Menggunakan jari jempol

Menggunakan beberapa jari tangan yang disatukan hanya jari telunjuk

saja atau dengan telapak tangan

b) Membuat gerakan cubitan halus tetapi tapi tidak sampai memar,

menepuk-nepuk atau memukul-mukul ringan

c) Menggosok dengan jari jempol, telunjuk atau telapak tangan kuku jari

tangan tidak boleh panjang dan kotor.

d) Kalau gejala penyakit timbul cukup kuat, maka pijatan harus keras

kuat dan lama 30-50 kali pijatan agar menimbulkan efek melemahkan

atau gejala lemah. Penekanan menggunakan dua jari bertujuan untuk

memperoleh efek menguatkan paling aman jika menggunakan

pemijatan teknik netral lebih kurang 30 kali pijatan.

Karena menimbulkan efek yang sesuai dengan kebutuhan dan

menghindari kesalahan diagnosis. Teknik Terapi manapun yang

digunakan tidak boleh membuat Penderita tersiksa.

9. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penekanan Akupresur

Menurut Hartono (2012:h.66), beberapa aspek yang perlu

diperhatikan sebelum penekanan akupresur dilakukan meliputi:

1) Kebersihan terapis

Mencuci tangan dengan air mengalir dengan sabun anitseptik untuk mencegah

terjadi infeksi.
34

2) Bagian-bagian yang tidak dapat dipijat

Jangan berikan akupresur pada daerah kulit yang pecah atau terinfeksi, ruam-

ruam, ataupun luka bakar.Selain itu, penekanan tidak dilakukan pada

kondisi bengkak atau patah tulang.

3) Hindari akupresur jika Penderita menderita demam tinggi, penyakit akut,

atau varises.

4) Gunakan hanya akupresur terbatas pada ibu hamil sebab rangsangan

berlebih pada titik akupresur tertentu dapat menyebabkan keguguran .

5) Jangan memberikan akupresur pada lanjut usia, menderita sakit kronis,

atau menderita penyakit jantung atau hati.

6) Selalu mencoba akupresur pada diri sendiri sebelum dicobakan ke orang

lain agar anda lebih paham mengenai rasanya.

10. Pelaksanaan Akupresur

Setiap pengguna akupresur harus melakukan pemeriksaan awal terlebih

dahulu. Pemeriksaan dini dengan panca indra meliputi mata untuk

pengamatan, hidung dan telinga untuk penciuman dan pendengaran, mulut

untuk wawancara, tangan untuk perabaan daerah keluahan dan nadi. Setelah

data diagnostik terkumpul, membuat diagnosa dan pilih titik pijat.

1) Pemeriksaan awal menurut Ody (2008:h.40-41) sebagai berikut:

a) Pengamatan

Mengamati perubahan tubuhnya yang tampak oleh kasat mata seperti warna

kulit, rambut, ada tidaknya pembengkakan, luka daerah nyeri tekan,

mata, selaput dan otot lidah.


35

b) Penciuman dan pendengaran

Pengamatan bau yang keluar atau dikeluarkan oleh tubuh misal bau mulut,

bau kerigat dll.

c) Wawancara

Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah sebab dan riwayat penyakit serta

keluhannya.Pengobatan yang sudah diperoleh, kebiasaan makan, jenis

makanan, buang air besar dan buang air kecil, kebiasaan tidur, kegiatan

seks, kesehatan reporduksi (menstruasi, keputihan, dan riwayat proses

kelahiran).

d) Perabaan

Perabaan dengan tangan di daerah keluhan dan titik tertentu, sifat nadi di

pembuluh radial (pergelangan tangan)

e) Memposisikan diri

Mempersiapkan pengguna yang akan menjalani akupresur harus posisi

santai, tidak berdiri, supaya Terapi akupresur maksimal


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

1. Paradigma penelitian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung

dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada

ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak

(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat

pengobatan yang memadai (Kementerian kesehatan RI, 2014)

Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah diantaranya Merokok,

kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, konsumsi makanan

tinggi garam, konsumsi makanan lemak. Hal tersebut bila dilakukan terus-

menerus dapat menyebabkan hipertensi dan mengakibatkan kerusakan pada

ginjal, jantung dan juga otak. Peningkatan tekanan darah dapat diatasi dengan

terapi non-farmakologis. Salah satu terapi non-farmakologis yaitu terapi

akupresure yang dapat menurunkan tekanan darah.

36
37

Akupresur berguna untuk mengurangi atau pun mengobati berbagai

jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses

pengobatan dengan teknik akupresur menitik beratkan pada titik – titik saraf

tubuh. Di kedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk

jantung, paru – paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus, dan

otak (hasanudin Kep, 2015).

2. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design

dengan pendekatan One group pretest-posttest design , yaitu diukur sebelum

dan sesudah dilakukannya intervensi. Dengan demikian hasil perlakuan

dapatdiketahui lebih akuratkarena dapat memandingkan sebelum dan sesudah

diberikan intervensi. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang

pengaruh terapi akupressure terhadap tekanan darah Penderita hipertensi,

dengan bentuk rancangan penelitian sebagai berikut :

3. Hipotesis penelitian
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis, hupo artinya sementara

kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau teori. Hipotesis adalah

pernyataan atau jawaban sementara yang perlu diuji kebenarannya dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori dan

belum menggunakan fakta atau data, setelah melalui pembuktian dari hasil

penelitian maka hipotesis dapat disimpulkan benar atau salah, diterima atau

ditolak (Riyanto, 2011). Dibawah ini adalah dua jenis hipotesis yang
38

digunakan pada penelitian, yaitu :

a. Hipotesis Nol (H0)

Merupakan hipotesis yang menyatakan tidak terdapatnya pengaruh

(signifikan) antara dua variabel atau tidak adanya perbedaan signifikan

antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Hipotesis Nol

(Ho) pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh terapi akupressure

terhadap tekanan darah Penderita dengan hipertensi.

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara dua

variabel atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan. Hipotesis

Alternatif (Ha) pada penelitian ini terdapat pengaruh terapi akupressure

terhadap tekanan darah Penderita dengan hipertensi.

4. Variabel penelitian
Variabel adalah suatu sifat atau nilai dari orang atau objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi atau karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat.

a. Variabel bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen terikat

(Sugiyono, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah


39

“Terapi Akupressure”.

b. Variabel terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah “tekanan darah penderita hipertensi”

5. Definisi operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel

diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan.

Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan

serta pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2010). Untuk

memperjelas apa yang akan diteliti saat melakukan penelitian tentang

pengaruh intervensi terapi akupressure terhadap tekanan darah. Berikut ini

adalah uraian definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian

beserta alat ukur.

No Variable Definisi Definisi Alat Ukur Hasil Skala

Konseptual Operasional pengukur

an

1 Pemberia Akupressure Memberikan - 1. ada Nomi

n terapi merupakan terapi pengauh nal

akupress penekanan akupressure 2. tidak

ure yag dengan 12 titik ada


40

diberikan meridian dan titik pengaruh

rangsangan tambahan untuk

titik hipertensi dengan

akupuntur responden

dengan sebanyak 101

teknik responden, terapi

mekanaik dilakukan

atau sebanyak 2 kali

penekanan. dalam satu

mingu.

2 Tekanan Tekanan Tekanan darah Spigmomano 1. Normal Rasio


yang
darah ditimbulkan responden meter manual = 120
pada dinding
arteri. penderita mmHg
Tekananpun
cak terjadi hipertensi 2. Pre
saat
ventrikel sebelum dan Hipertensi
berkontraksi
disebut sesudah diberikan = 120-139
sistolik dan
tekanan perlakuan terapi mmHg
terendah
yang terjadi akupressure 3.
saat
ventrikel kiri selama 2 kali Hipertensi
beristirahat
dan mengisi dalam 1 minggu >140
ruangannya
disebut dapat diukur mmHg
diastolik
(Oktavi menggunakan

anus, spigmomanomete
41

2014) r

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).
Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang menderita hipertensi di RW
01- RW 13 Desa Kertawangi.
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2016). Pengambilan
sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat
besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh
populasi yang ada, sehingga dibentuk sebuah perwakilan populasi.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan
menggunakan teknik pengambilan sample accidental sampling. Menurut
Sugiyono (2016), Sampling Insidental / Accidental Sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja Penderita yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebet
C. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:


1) Spigmomanometer
Digunakan untuk mengukur tekanan darah penderita hipertensi pada saat
sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi.
42

2) Alat Terapi kayu


Digunakan untuk memijat pada titik akupresure yang telah ditentukan.
3) Standar Operasional Prosedur (SOP) terapi Terapi acupressure.
43

D. Prosedur Penelitian

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:


1) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan kepada responden.
2) Peneliti memberikan informasi tentang penelitian dan meminta kesediaan
responden untuk terlibat.
3) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan terapi
akupresur.
4) Peneliti melakukan pemijatan kepada responden dengan menggunakan alat
Terapi kayu dan jari tangan pada titik akupresur.
5) Titik akupresur yang di intervensi yaitu pada titik LU 1, LU 7, LU9, LI4,
LI6, ST36, ST37, ST39, ST40, ST42, SP3, SP4, SP6, SP8, SP9, SP10, HT3,
HT5, HT7, SI3, SI4, SI7, BL39, BL40, BL60, BL62, BL64, KI3, KI6, KI7,
PC6, PC7, TE4, TE5, GB21, GB34, GB39, GB40, GB41, LR2, LR3, LR13,
dan titik meridian tambahan untuk hipertensi yaitu GB20, DU20, DU17,
TAY YANG, GB3, GB21, SP, HT9, HT7, HT6, HT3, LI4, LI3, SP6
6) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kembali setelah dilakukan
terapi akupresur.
7) Peneliti mengkaji respon klien setelah dilakukan terapi
8) Peneliti mendokumentasikan hasil.

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya yang harus dilakukan

adalah pengolahan data yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang

benar dalam analisis penelitian. Menurut (Notoatmodjo, 2018) langkah-

langkah yang harus ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
44

a. Editing

Editing adalah proses meneliti hasil survei untuk meneliti apakah

ada responden yang mengisi tidak lengkap, tidak komplet atau

membingungkan. Proses editing atau penyuntingan data dilakukan dengan

mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi

akupressure.

b. Coding

Coding adalah kegiatan pemberian kode numeric atau angka

terhadap data. Pada penelitian ini dilakukan proses pengkodean (coding)

c. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu

diberi penilaian atau skor.

d. Processing (Memasukan data)

Entry data atau memasukan data dari kuesioner ke dalam program

komputer, salah satu program yang digunakan adalah SPSS for window

untuk diolah dalam uji statistik univariat dan uji statistik bivariat.

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning adalah pengecekkan kembali data yang telah dimasukkan untuk

memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan

demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis. Peneliti

melakukan pengecekan ulang kembali data.


45

2. Analisa Data

Analisa data adalah data yang telah diolah baik dengan pengolahan

secara manual maupun menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada

maknanya tanpa dianalisis terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2010). Pada

penelitian ini dilakukan analisis data univariat dan bivariat :

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil

penelitian. Analisis ini bertujuan untuk membuat gambaran secara

sistematis, data yang faktual dan akurat, serta melihat gambaran salah

satu variabel perlakuan rata-rata serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki dan diteliti (Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini analisa

univariat digunakan untuk menggambarkan usia, jenis kelamin, tekanan

darah sebelum dan sesudah dilakukan terapu akupresure.

Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis univariat untuk

mengetahui berapa rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah

melakukan intervensi (Dahlan, 2014). Jika sebaran data normal

digunakan mean dan standar deviasi, jika sebaran data tidak normal

digunakan median dengan minimum dan maksimum (Dahlan, 2014).

Mean atau rata-rata digunakan karena variabel data berjenis (interval atau

rasio) dan data berdistribusi normal( Dahlan, 2013).


46

Rumus mean (rata-rata) :

∑ xi
X= n

Keterangan:

X : Mean

∑ x i : Jumlah tiap data

n : jumlah sampel

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat analisis yang digunakan untuk mengetahui

apakah ada hubungan yang signifikan antara dua variabel yaitu

independen dan variabel dependen bisa juga digunakan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah

diberikan terapi akupressure (Budiman, 2013). Analisa ini dilakukan

dengan tujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh terapi

acupressure sebelum dan sesudah teapi acupressure.

Peneliti ini menguraikan perbandingan rata-rata tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan terapi akuressure. Pada peneitian ini

untk menguji normalitas data menggunakan uji kolmogorov smirnov

karena responden (>50).


47

F. Etika Penelitian

Menurut Nugrahaeni & Mauliku (2011) ada beberapa hal yang harus
dilakukan peneliti ketika melakukan penelitian dengan memenuhi beberapa
prinsip etik sebagai berikut :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for Human dignity)
Responden diberikan hak untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan semua prosedur penelitian, serta memiliki kebebasan menentukan
pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan
martabat manusia peneliti mempersiapkan formulir persetujuan (informed
consent) yang terdiri: penjelasan manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan
risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan, penjelasan manfaat yang
akan didapatkan, persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan, responden yang berkaitan dengan prosedur penelitian, jaminan
kerahasiaan.
Dalam penelitian ini peneliti memberikan kebebasan pada responden untuk
menyetujui atau menolak untuk menjadi responden. Hal ini dilakukan karena
peneliti menghormati prinsip etik respect for human dignity.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy
and confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk
tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain, maka dari itu
peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan
identitas subjek.
Dalam penelitian ini, nama untuk responden hanya memakai inisial dan
pada pengumpulan data atau hasil yang disajikan hanya menggunakan kode
angka sebagai pengganti identitas responden.
48

3. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justice and


inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan dan kehati-hatian. Lingkungan penelitian perlu dikondisikan
sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur
penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian
memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender,
agama, etnis, dan sebagainnya.
Peneliti memberikan keterbukaan dan keadilan yang sama bagi setiap
responden. Setiap responden diperlakukan sama, salah satunya yaitu dengan
cara memberikan tempat yang nyaman yaitu tempat yang bersih dan tenang
ketika penelitian. Adanya keterbukaan penelitian dilakukan jujur, hati-hati dan
profesional, berprikemanusian dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,
keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis, serta perasaan religius pada
responden.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms
and benefits)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan
cedera atau stres tambahan maka responden dikeluarkan dari kegiatan
penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, maupun kematian.
Peneliti mengupayakan agar penelitian ini memberikan manfaat
semaksimal mungkin bagi responden dan dapat digeneralisasikan di tingkat
populasi (beneficience). Apabila ada responden yang mengalami cedera selama
penelitian, maka peneliti akan memberikan pengobatan sehigga tidak ada
49

kerugian yang dirasakan responden.


G. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksakan di Wilayah Desa Kertawangi Kabupaten Bandung
Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksakan pada 30 Mei s.d. 6 Juni 2022.
BAB IV

HASIL RISET PENELITIAN

Hasil penelitian tentang pengaruh terapi akupresure terhadap hipertensi di desa

kertawangi. Berdasarkan data yang diperoleh selama 2 hari yaitu dari tanggal 30 Mei

sampai 06 Juni 2022 didapatkan 101 responden yang sesuai.

A. Karakteristik Responden

1 Karaktersitik Responden Menurut Umur

Table 1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Karakteristik Umur Responden Frekuensi Presentase

40-59 Tahun 57 56 %

20-39 Tahun 5 5%

60-79 Tahun 36 36 %

> 80 Tahun 3 3%

Total 101 100 %

Karakteristik responden menurut umur dibagi 4 klasifikasi yaitu 40-59 tahun

sebanyak 57 orang, 20-39 tahun sebanyak 5 orang, 60-79 tahun sebanyak 36 orang dan

usia >80 tahun sebanyak 3 orang.

50
51

2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Table 2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Frekuensi Presentase

Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki 20 20 %

Perempuan 81 80 %

Total 101 100%

Jenis kelamin responden pada penelitian ini dibagi 2 klasifikasi yaitu laki-

laki 20 orang dan perempuan 81 orang.

Table 3 Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Jenis
No Usia TD D-1 Pre TD D-1 Post TD D-2 Pre TD D-2 Post
Kelamin
1 Laki-Laki 40-59 tahun 140/90 mmHg 130/90 mmHg 125/85 mmHg 125/85 mmHg
160/100 150/100
2 Laki-Laki 40-59 tahun 160/95 mmHg 150/90 mmHg
mmHg mmHg
170/100
3 Perempuan 40-59 tahun 165/95 mmHg 160/95 mmHg 155/95 mmHg
mmHg
159/100
4 Perempuan 40-59 tahun 155/95 mmHg 150/98 mmHg 145/90 mmHg
mmHg
5 Perempuan 40-59 tahun 135/80 mmHg 130/80 mmHg 130/90 mmHg 133/80 mmHg
159/100
6 Perempuan 40-59 tahun 155/95 mmHg 140/90 mmHg 135/85 mmHg
mmHg
160/100
7 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/95 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
155/100
8 Perempuan 40-59 tahun 152/90 mmHg 150/90 mmHg 146/90 mmHg
mmHg
9 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 130/80 mmHg 150/90 mmHg 140/80 mmHg
10 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 155/90 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
150/100
11 Perempuan 40-59 tahun 125/90 mmHg 127/80 mmHg 125/80 mmHg
mmHg
200/120 190/100 190/115 195/100
12 Laki-Laki 20-39 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
170/110 160/100 170/100
13 Laki-Laki 40-59 tahun 160/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
170/100
14 Perempuan 40-59 tahun 165/95 mmHg 160/95 mmHg 155/95 mmHg
mmHg
52

170/100
15 Perempuan 40-59 tahun 170/95 mmHg 160/95 mmHg 155/95 mmHg
mmHg
16 Perempuan 60-79 tahun 180/80 mmHg 170/80 mmHg 175/90 mmHg 160/95 mmHg
159/100
17 Perempuan 60-79 tahun 155/95 mmHg 140/90 mmHg 135/85 mmHg
mmHg
160/100
18 Perempuan 60-79 tahun 160/90 mmHg 150/95 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
155/100
19 Perempuan 60-79 tahun 152/90 mmHg 155/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
160/100
20 Perempuan 60-79 tahun 160/90 mmHg 160/95 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
160/105
21 Perempuan 60-79 tahun 160/80 mmHg 150/95 mmHg 145/90 mmHg
mmHg
160/100
22 Perempuan > 80 tahun 155/90 mmHg 160/95 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
160/100 155/100 160/100 155/100
23 Perempuan 60-79 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
160/100
24 Perempuan 60-79 tahun 163/95 mmHg 160/90 mmHg 155/95 mmHg
mmHg
160/100
25 Perempuan 60-79 tahun 140/90 mmHg 150/90 mmHg 130/90 mmHg
mmHg
26 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 130/90 mmHg 140/80 mmHg 130/90 mmHg
180/110 170/110 170/110 170/100
27 Perempuan 60-79 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
150/100 140/100 140/100
28 Laki-Laki 60-79 tahun 130/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
29 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 170/90 mmHg 160/90 mmHg
30 Perempuan 40-59 tahun 170/60 mmHg 160/60 mmHg 160/50 mmHg 160/40 mmHg
31 Perempuan 40-59 tahun 140/80 mmHg 140/70 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
160/100 180/100 170/100
32 Laki-Laki 40-59 tahun 160/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
33 Perempuan 60-79 tahun 160/90 mmHg 150/80 mmHg 150/95 mmHg 140/90 mmHg
34 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg 130/90 mmHg
150/100
35 Perempuan .> 80 tahun 150/90 mmHg 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
36 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 145/90 mmHg 160/90 mmHg 155/90 mmHg
160/100 160/110
37 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg mmHg
150/100
38 Laki-Laki > 80 tahun 160/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
160/100 150/100
39 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg mmHg
160/100 150/100
40 Laki-Laki 60-79 tahun 150/90 mmHg 145/90 mmHg
mmHg mmHg
150/100 150/100 150/100
41 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
42 Perempuan 40-59 tahun 150/80 mmHg 150/70 mmHg 150/90 mmHg 140/80 mmHg
43 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 150/90 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
44 Perempuan 20-39 tahun 150/80 mmHg 150/80 mmHg 150/80 mmHg 140/90 mmHg
45 Laki-Laki 60-79 tahun 180/100 170/100 170/100 170/90 mmHg
53

mmHg mmHg mmHg


150/100
46 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg
mmHg
150/100
47 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg
mmHg
48 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg
180/100 150/100
49 Perempuan 40-59 tahun 180/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg mmHg
150/100 150/100 150/100 150/100
50 Laki-Laki 40-59 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
150/100 150/100
51 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg mmHg
160/100 160/100 150/80
52 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
150/100 160/100 150/100
53 Laki-Laki 40-59 tahun 140/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
150/100 150/100 150/100
54 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
160/100 160/100
55 Laki-Laki 60-79 tahun 150/90 mmHg 150/80 mmHg
mmHg mmHg
56 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 150/80 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
57 Perempuan 40-59 tahun 140/80 mmHg 140/80 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg
170/100 150/100
58 Perempuan 60-79 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg mmHg
170/100
59 Perempuan 60-79 tahun 170/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
60 Perempuan 60-79 tahun 180/90 mmHg 170/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg
140/100 140/100
61 Perempuan 20-39 tahun 140/90 mmHg 130/90 mmHg
mmHg mmHg
200/110 190/100 190/100 180/100
62 Perempuan 60-79 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
150/100
63 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
64 Laki-Laki 60-79 tahun 160/80 mmHg 150/70 mmHg 170/90 mmHg 160/70 mmHg
140/100 130/100
65 Perempuan 20-39 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg mmHg
66 Perempuan 60-79 tahun 150/90 mmHg 130/80 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
67 Laki-Laki 40-59 tahun 147/93 mmHg 138/93 mmHg 140/80 mmHg 140/90 mmHg
150/100
68 Perempuan 40-59 tahun 130/80 mmHg 150/80 mmHg 130/90 mmHg
mmHg
69 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 130/80 mmHg 140/80 mmHg 133/80 mmHg
70 Laki-Laki 60-79 tahun 150/80 mmHg 130/80 mmHg 150/80 mmHg 130/90 mmHg
160/100
71 Perempuan 60-79 tahun 145/90 mmHg 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
160/100
72 Perempuan 60-79 tahun 150/70 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
mmHg
73 Laki-Laki 60-79 tahun 150/90 mmHg 140/70 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
150/100
74 Perempuan 60-79 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg
150/100 140/100
75 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg mmHg
54

76 Laki-Laki 40-59 tahun 150/90 mmHg 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg
150/100
77 Perempuan 60-79 tahun 150/90 mmHg 150/90 mmHg 145/90 mmHg
mmHg
160/100
78 Perempuan 60-79 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 145/90 mmHg
mmHg
165/100
79 Perempuan 60-79 tahun 165/90 mmHg 165/90 mmHg 150/90 mmHg
mmHg
180/100 150/100 150/100 135/100
80 Perempuan 40-59 tahun
mmHg mmHg mmHg mmHg
81 Laki-Laki 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg
82 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 150/90 mmHg 145/90 mmHg
83 Perempuan 20-39 tahun 150/80 mmHg 140/80 mmHg 140/90 mmHg 130/90 mmHg
84 Laki-Laki 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 150/90 mmHg 140/90 mmHg
85 Perempuan 40-59 tahun 160/90 mmHg 150/80 mmHg 150/80 mmHg 140/80 mmHg
86 Perempuan 40-59 tahun 170/90 mmHg 160/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg
210/120 200/110
87 Perempuan 40-59 tahun 200/80mmHg 180/80 mmHg
mmHgu mmHg
150/100
88 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 140/90 mmHg 130/90 mmHg
mmHg
89 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 130/90 mmHg 140/90 mmHg 130/90 mmHg
90 Perempuan 60-79 tahun 140/90 mmHg 130/90 mmHg 140/90 mmHg 130/90 mmHg
155/100
91 Perempuan 60-79 tahun 160/90 mmHg 150/90 mmHg 150/80 mmHg
mmHg
201/111 180/100 180/110
92 perempuan 60-79 tahun 190/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
140/100 140/110 150/100
93 Perempuan 40-59 tahun 130/90 mmHg
mmHg mmHg mmHg
94 perempuan 60-79 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg
95 Perempuan 40-59 tahun 150/90 mmHg 140/90 mmHg 140/90 mmHg 140/80 mmHg
96 Perempuan 60-79 tahun 171/85 mmHg 160/89 mmHg 160/89 mmHg 162/80 mmHg
97 Perempuan 40-59 tahun 120/90 mmHg 120/80 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg
98 Perempuan 60-79 tahun 130/80 mmHg 120/70 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg
180/100 170/100
99 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 140/90 mmHg
mmHg mmHg
130/100
100 Laki-Laki 60-79 tahun 130/90 mmHg 130/80 mmHg 130/80 mmHg
mmHg
101 Perempuan 40-59 tahun 140/90 mmHg 130/80 mmHg 140/80 mmHg 130/90 mmHg

Klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu prahipertensi dengan tekanan

darah sistol 120-139 mmHg dan diastole 80-89 mmHg, dan hipertensi tingkat 1

dengan tekanan darah sistol 140/160 mmHg dan diastole 90-99 mmHg ,untuk

hipertensi tingkat 2 dengan tekanan darah >160 mmHg dan tekanan diastole >100

mmHg. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa responden dengan jumlah 101

orang mengalami prahipertensi sebanyak 6 orang, yang mengalami hipertensi tingkat


55

1 sebanyak 74 orang dan yang mengalami hipertensi tingkat 2 sebanyak 21 orang.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran umum klien yang mengalami hipertensi adalah berupa TD yang

sangat tinggi (umumnya TD diastolik > 120 mmHg) dan menetap pada nilai-

nilai yang tinggi dan terjadi dalam waktu yang singkat dan menimbulkan

keadaan klinis yang gawat. Klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu

prahipertensi dengan tekanan darah sistol 120-139 mmHg dan diastole 80-89

mmHg, dan hipertensi tingkat 1 dengan tekanan darah sistol 140/160 mmHg

dan diastole 90-99 mmHg, untuk hipertensi tingkat 2 dengan tekanan darah

>160 mmHg dan tekanan diastole >100 mmHg.

2. Akupresur adalah pengobatan dari Tiongkok yang sudah dikenal sejak ribuan

tahun lalu dan dengan memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi

titik-titik tertentu dalam tubuh. Akupresur merupakan teknik penekanan

dengan jari atau alat bantu Terapi pada titik akupunktur. Tujuan penekanan

pada titik titik akupresur adalah melancarkan aliran energi vital pada seluruh

bagian tubuh. Titik yang dapat digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri

kepala dan menurunkan TD pada hipertensi yaitu titik akupresur BL 18, LV 3,

BG 20, BG 21, LI 4, Tay Yang, DU 20, CV 12, LV 14.

3. Berdasarkan hasil riset penelitian mengenai pengaruh Terapi akupresur

terhadap tekanan darah pada Penderita hipertensi di Desa Kertawangi maka

dapat disimpulkan bahwa terapi akupresur berpengaruh dalam menurunkan


57

tekanan darah dibuktikan dengan perbedaan tekanan darah sistolik dan

diastolic sebelum dan sesudah terapi pada masing-masing responden.

4. Terapi akupresur ini sangat cocok untuk dilakukan setiap hari oleh penderita

hipertensi, agar membantu tubuh lebih rileks lagi, adapun manfaat psikologis

dari akupresur ini antara lain: membantu memperbaiki kesehatan fisik dan

mental, memperbaiki sirkulasi darah, membantu detoksifikasi, membuat lebih

nyaman dan rileks, meredakan sakit kepala dan menurunkan tensi / tekanan

darah.

B. Saran
1. Teoritis

Hasil riset penelitian sederhana ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi ilmiah di bidang keperawatan dalam pengembangan ilmu

keperawatan akupresure dan digunakan sebagai dasar acuan teori penelitian

yang berkaitan dengan pengaruh akupresur terhadap tekanan darah pada

Penderita hipertensi dan dapat mengelola dan mengembangkan pengetahuan

tentang perawatan Penderita hipertensi.

2. Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang

pengaruh akupresur terhadap tekanan darah pada Penderita hipertensi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada petugas

layanan kesehatan agar teknik akupresur dapat diimplementasikan dalam

memberikan intervensi penatalaksanaan hipertensi dalam rangka

mengurangi efek samping pengobatan medis.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Penerbit

Deepublish.

Kotchen. (2012). Faktor Resiko pada hipertensi. Bab 2 Tinjauan Pustaka ,


https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/34f1a264ab18ec8f2913d21ba085e1
6b.pdf.

Kowalak, W. &. (2011). Definisi HIpertensi. Bab II Tinjauan Pustaka Unimus,


http://respository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%2011.pdf.

Labus, B. &. (2013). Etiologi Hipertensi. Bab 2 Tinjauan Teori Unimus ,


http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%.2011.pdf.

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Smeltzer, B. H. (2011). Definisi HIpertensi. Bab Ii Tinjauan Pustaka Unimus,


http://repository.unimus.ac.id/911/3/12BAB%2011.pdf.

Smeltzer, e. a. (2012). Klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Bab 2
Tinjauan teori Universitas semarang , http://reository
unimuas.ac.id/911/3/12.BAB%2011.pdf.

Stanley, Mickey dkk. 2000. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Suddart, b. &. (2002). Patofisiologi. Askep Hipertensi,


https://www.slideshare.net/mobile/setiwanlilikbudi/askep-hipertensi-29829394.

Tryanto. (2014). Klasifikasi berdasarkan tekanan darah orang dewasa dan etiologi
hipertensi. Bab 2 Tonjauan Pustaka Unimus,
http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%2011.pdf.

Anda mungkin juga menyukai