Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPLEMENTER

TERAPI AKUPUNTUR PADA PASIEN HIPERTENSI

NAMA KELOMPOK :

1. PUTU ARWISA ANGGRA DEWI (18E10006)


2. I KADEK WAHYU ADITYA PUTRA (18E10022)

PROGRAM STUDI D – III KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmatnya
sehingga laporan Praktikum Keperawatan Komplementer dengan judul Terapi Akupuntur
ad Pasien Hipertensi ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbungan bak materi maupun pengetahuan. Laporan Praktikum ini di susun sebagai salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktikum Komplementer.
Harapan kami semoga ini dapat menabah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi agar lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 19 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3. Tujuan...............................................................................................................................3
a. Tujuan Umum.................................................................................................................3
b. Tujuan Khusus................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
MATERI.........................................................................................................................................5
2.1. Pengertian Terapi Akupuntur............................................................................................5
2.2. Penyebab terjadinya Hipertensi........................................................................................6
2.3. Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Hipertensi............................................................8
2.4. Manfaat Pemberian Terapi Akupuntur pada Hipertensi.................................................10
BAB III.........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...........................................................................................................................11
3.1. Perbandingan Akupuntur dan Bekam dalam Hipertensi.....................................................11
3.2. Teknik Pemberian Terapi Akupuntur Pada Penderita Hipertensi.......................................12
3.3. SOP Akupuntur pada pasien Hipertensi..........................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................17
4.2. Saran................................................................................................................................17
LAMPIRAN FOTO.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak menular
(non communicable disease = NCD) seperti penyakit jantung, stroke dan yang lainnya.
Berdasarkan data WHO 2006, penyakit yang disebabkan oleh hipertensi menjadi salah satu
penyebab kematian paling tinggi di dunia. Perubahan gaya hidup, social dan ekonomi secara
global memegang peranan besar dalam terjadinya trasisi epidemiologi di Negara maju
maupun di Negara berkembang, sehinggal semakin menggambarkan penyakit menular yang
cenderung menurun ke penyakit tidak menular yang meningkat. (Kemenkes RI, 2012).
Transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan social ekonomi, lingkungan dan
perubahan struktur penduduk, saat masyarakat telah mengadopsi gaya hidup yang kurang
sehat, misalkan merokok, kurang aktivitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori, serta
konsumsi alkhol yang diduga merupakan factor resiko penyakit tidak menular. Prevalansi
penyakit tidak menular secara cepat, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatn
dimasa yang akan dating. WHO memperkirakan, pada tahun 2020 penyakit tidak menular
akan menyebabkan 73% kematian dan kesakitan 60% seluruh kesakitan dunia. Diperkirakan
Negara yang akan kemungkinan paling merasakan dampaknya adalah Negara Berkembang
termasuk Indonesia.
Salah satu cintoh penyakit tidak menular adalah penyakit hipertensi yang menjadi
permasalahan kesehatan yang sangat serius. Hipertensi juga disebut sebagai the silent killer.
Penyakit ini menyernag berbagaiorgan dan dapat menyebabkan penyakit lain contohnya
dalah serangan jantung, stroke gangguan ginjal, dan juga kebutaan. Menurut hasil dari
beberapa penelitian dikethui bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan
meningkatkan resiko tekanan stroke sebanyak tujuh kali dan tiga kali lebih besar berisiko
serangan jantung. (Sari, C. Y. 2015) Menurut WHO dan the internasional society of
hypertension (ISH) 2012, saat ini terdapat 600juta pederita hipertensi diseluruh dunia, dan
tiga jutanya meninggal setiap tahunnya, tujuh dari seuluh setiap penderita tersibut tidak
mendapatkan pengobatan secara adekuat (Kemenkes RI, 2012).
1
Tingkat kesadaran akan kesehatan di Indonesia masih rendah dimana jumlah pasien yang
tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak minum obat dengan
patuh kemungkinan lebih besar. Perubahan tersebut disebabkan meningkatnya ilmu
kesehatan dan pengobatan serta pengaruh sosial ekonomi di masyarakat yang berdampak
pada budaya dan gaya hidup di masyarakat. Konseling gizi merupakan salah satu upaya
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga tentang gizi. Konseling
adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu
dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang permasalahan yang sedang
dihadapi. Setelah melakukan konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizinya termasuk perubahan pola makan serta
memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat.
Selama ini tidak banyak pasien hipertensi yang menjalankan diet dengan baik apabila
pasien merasa tubuhnya masih sehat. Hal ini didukung pula oleh kebiasaan makan sehari-hari
selama ada di rumah yang juga dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Apabila keluarga
kurang mendukung jalannya diet hipertensi yaitu dengan masih menyediakan makanan yang
digoreng atau bersantan di rumah, maka pola makan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh
pasien hipertensi tidak akan berjalan dengan baik. Diet bisa berjalan dengan baik apabila
pasien mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga yang selalu
berinteraksi setiap harinya dengan pasien.
Perubahan kebiasaan makan dan gaya hidup tidak bisa dimulai dari dalam diri sendiri
saja, perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk dari keluarga pasien. Apabila seseorang
mendapat dukungan dari orang terdekat, maka akan muncul motivasi dari dalam diri sendiri
untuk melakukan suatu perubahan. Baik perubahan menuju ke arah yang lebih baik maupun
yang sebaliknya. Keluarga sendiri merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berinteraksi satu sama lainnya. Melalui keluarga segala sesuatu yang terjadi bisa disampaikan
dengan baik, sehingga tidak ada suatu informasi apapun yang tertutupi.
Hal yang bisa dilakukan untuk membantu pasien dan keluarganya mengatasi masalah
hipertensi adalah dengan melakukan pendampingan keluarga dimana keluarga akan diberikan
informasi dan motivasi mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah
hipertensi pada salah satu anggota keluarganya melalui konseling gizi. Melalui pemberian
informasi dan motivasi tersebut diharapkan anggota keluarga terdekat bisa dan mampu secara

2
mandiri turut bertarsipasi dalam jalannya pengobatan anggota keluarganya yang menderita
hipertensi agar keberhasilan pengobatan bisa meningkat. Agar informasi dan motivasi
tersebut bisa sampai dengan baik pada pasien dan keluarganya, perlu digunakan suatu media
seperti buklet. Melalui buklet, keluarga pasien hipertensi bisa belajar secara mandiri cukup
melalui membaca buklet tersebut. Struktur yang mirip dengan buku, hanya saja materi yang
disampaikan lebih singkat membuat buklet menjadi media yang tepat untuk belajar anggota
keluarga secara mandiri. Apabila menggunakan leaflet, tidak semua anggota keluarga bisa
langsung memahami isi leaflet tersebut dikarenakan penyajiannya yang lebih singkat. Tetapi
apabila menggunakan buklet, diharapkan bisa menyampaikan materi yang lebih banyak tanpa
membuat anggota keluarga yang mempelajirnya secara mandiri menjadi bingung.
Dari enjelasan diatas disimpulkan bahwa Hipertensi merupakan penyakit berbahaya.
Penyakit ini sering tidak enunjukkan keluhan khas selama belum ada komplikasi pada organ
tubuh. Diperlukan kedisiplinan dan biaya yang cukup mahal untuk mengontrol hipertensi.
Dalam mengontrol hipertensi dapat memanfaatkan pengobatan secara farmakologis dengan
menggunakan obat – obatan sintesis. Tren pengobatan hipertensi saat ini juga dengan terapi
alternative dan komplementer, terapi alternative dan komplementer yang sangat popular atau
dipercaya masyarakat untuk mengobatu hipertensi diantaranya akupuntur, akupresur, bekam,
terapi herbal terapi listrik dan lain – lain. Akupuntur adalah salah satu cara pengobatan
alternative secara nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan antara pemberian terapi akupuntur dengan pengobatan farmakologis
menggunakan obat – obatan sintesis pada pasien hipertensi di Balai Kesehatan Tradisional
Masyarakat Makassar.

1.3. Tujuan

a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan antara pemberian terapi akupuntur dengan pemberian
pengobatan farmakologis menggunakan obat obatan sintesis pada pasien Hipertensi.

3
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Akupuntur
2. Mengetahui apa yang menjadi penyebab hipertensi
3. Mengetahui pengaruh terapi Akupuntur terhadap penderita Hipertensi
4. Mengetahui tekhnik pemberian terapi akupuntur terhadap penderita Hipertensi

4
BAB II

MATERI

2.1. Pengertian Terapi Akupuntur

Kata Akupuntur berasal dari Bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan
puncture berarti menusuk. Di dalam Bahasa inggis menjadi to puncture, sedangkan kata
asal dalam Bahasa Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian di adaptasikan kedalam
Bahasa Indonesia menjadi akupuntur atau tusuk jarum. Akupuntur adalah teknik
pengobatan yang digunakan dalam pengobatan tradisional cina. Jarum – jarum yang
sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik – titik tertentu pada tubuh. Titik – titik
ini terdapat pada jarum – jarum energy yang disebut (meridian). Pengobatan akupuntur
dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energy sepanjang meridian –
meridian ini.
Pengobatan tradisional cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun. Pengobatan
tradisional kursus akupuntur ini melihat tubuh manusia sebagai suatu system aliran
energy. Ketika aliran – aliran ini seimbang maka tubuh tersebut sehat. Para praktisi
memeriksa denyut nadi pasien dengan mengamati keadaan lidah mereka untuk
mendiagnosa ketidakseimbangan energy. Dalam pengobatan akupuntur kecantikan cina,
denyut nadi dapat diperiksa pada tiga lokasi di masing – masing pergelangan tangan, dan
pada tiga kedalaman pada masing masing lokasi. Penyakit tidak didefinisikan dengan
gejala – gejala atau nama penyakit. Seperti “infeksi HIV”. Sebaliknya, seorang praktisi
pengobatan cina akan berbicara mengenai ketidakseimbangan energy. Bahasanya dapat
kedengaran sangat aneh, seperti “kekurangan yin” atau “peningkatan panas ginjal”. Kata
– kata cina yin dan yang menggambarkan energy yang saling bertolak – belakang yang
seharusnya tetap seimbang dan qi (dibaca “chi”) secara kasar dapat diartikan sebagai
energy atau kekuatan hidup. Dalam pengobatan akupuntur tradisional cina, terdapat
banyak cara untuk memperbaiki keseimbangan aliran energy tubuh. Teknik yang paling
sering digunakan di Negara – Negara barat adalah teknik senam seperti qigong atau tai
chi, akupuntur (tusuk jarum), dan jamu. Banyak praktisi pengobatan akupuntur

5
kecantikan cina mengkhususkan diri pada akupuntur atau jamu. Sangat jarang yang
menggunakan keduannya.

2.2. Penyebab terjadinya Hipertensi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan terkadang kematian. Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan
oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam
tubuh. Tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung
bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka
semakin tinggi tekanan darah. Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin
memeriksakan tekanan darah. Untuk orang dewasa minimal memeriksakan darah setiap
lima tahun sekali. Hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik)
mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak.
Angka kedua (diastolik) mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung
beristirahat di antara detak jantung. Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila
ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua
hari adalah lebih besar dari 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik
pada kedua hari adalah lebih besar dari 90 mmHg.
Hipertensi terbagi atas hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak
diketahui penyebabnya secara pasti. Sedangkan hipertensi sekunder umumnya
disebabkan oleh berbagai kondisi seperti:

1. Penyakit ginjal
2. Kehamilan
3. Penyakit kelenjar tiroid
4. Tumor kelenjar adrenal
5. Kelainan bawaan pada pembuluh darah
6. Kecanduan alkohol
7. Penyalahgunaan NAPZA
8. Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).

6
9. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda rasa sakit,
obat batuk pilek, atau pil KB.

Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak


diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
menderita hipertensi, antara lain:

1. Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi


semakin besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun,
sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
2. Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki
riwayat darah tinggi
3. Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang
dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
4. Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan
yang mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium
dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam
pembuluh darah.
5. Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan
meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat
mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko
hipertensi.
6. Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit,
yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan
jantung.

Kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun.


Data terbaru Riskesdas Kemenkes menunjukkan, kasus hipertensi di Tanah Air
meningkat dari 25,8% pada 2013 menjadi 34,1 persen pada akhir tahun 2018. Meski terus
meningkat, mencegah hipertensi masih mungkin dilakukan. Anda dapat menurunkan

7
risiko terkena penyakit ini di masa depan dengan mengetahui berbagai penyebab tekanan
darah tinggi atau hipertensi.

2.3. Pengaruh Terapi Akupuntur Terhadap Hipertensi

Terapi akupunktur dapat digunakan untuk memperlancar peredaran darah dan


diduga dapat menurunkan tekanan darah. Pengobatan hipertensi saat ini yaitu dengan
menggunakan terapi alternatif dan komplementer, Terapi alternatif dan komplementer
yang saat ini polpuler ataun dipercaya masyarakat untuk mengobati hipertensi
diantaranya akupunktur,akupresur, bekam, terapi herbal, terapi listrik, dan lainlain.
Akupuntur merupakan salah satu cara pengobatan alternative secara nonfarmakologis
yang dapat digunakan untuk pengobatan hipertensi. Laporan The New York State
Commission on Acupuncture( 1974) menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit
yang seringkali dapat diobati dengan akupunktur.
Mekanisme terjadinya penurunan Tekanan Darah dengan akupunktur masih
belum dimengerti sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena patofisiologi hipertensi itu
sendiri yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor. Namun
berdasarkan penelitian yang ada dapat diungkapkan mekanisme kerja akupunktur. Secara
segmental yaitu penusukan akupunktur pada titik tertentu merupakan rangsangan pada
saraf aferen yang akan diteruskan ke cornu posterior medulla spinalis kemudian ke cornu
intermediolateral lalu kesusunan saraf otonom yang menimbulkan hambatan rangsangan
simpatis sehingga terjadi vasodilatasi (Tarusaraya, 1984). Efek akupunktur lainnya dalam
menurunkan tekanan darah diantaranya dengan mengatur regulasi subtansi vasoaktif pada
endotel pembuluh darah. Salah satu subtansi vasioaktif yang diketahui dapat dipengaruhi
pengeluaran dan aktivasinya melalui akupunktur adalah Nitrit Oksida (NO), Penusukan
jarum pada titik akupunktur akan menstimulasi tonus saraf parasimpatis dan menekan
tonus saraf simpatis. Parasimpatis dominan akan memproduksi asetilkolin, dimana ikatan
asetilkolin pada sel endotel akan menginduksi terbentuknya Nitrit Oksida (NO) lokal dan
di endotel, yang kemudian berdifusi ke dalam otot polos pembuluh darah lalu merubah
aliran darah dan sirkulasi lokal, dimana terjadi relaksasi otot polos pembuluh darah. hal

8
ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Tsuhiya M ,2007 dalam Nyimas Rodiah
dkk,2013 yang mengatakan bahwa akupunktur meningkatkan NO pada lokasi tubuh yang
mendapat perlakuan akupunktur dan meningkatkan fungsi sirkulasi darah lokal.
Sedangkan Cai (1998) menyelidiki 28 kasus hipertensi dan menemukan bahwa setelah
terapi akupunktur terjadi penurunan tekanan darah yang disertai dengan peningkatan
signifikan kadar NO serum. Pada penelitian ini dilakukan penusukan pada titik meridian
diantaranya titik LI 4 Hegu, LI 11 Quchi, ST 36 Zusanli, LV=LR 3 Taichong. Titik ini
dipilih karena merupakan titik yang paling sering digunakan pada hipertensi dan telah
terbukti secara Evidence Based Medicine (EBM) dapat menurunkan Tekanan darah
karena EBM memiliki efek kuratif yang hampir sama dengan obat antihipertensi reserpin.
Selain itu secara eksprimental titik ST 36 terbukti dapat menurukan tekanan darah dan
meningkatkan aktivitas NO/NOS yang berperan pada relaksasi otot polos pembuluh
darah, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang dan Tan (2003)
melakukan akupunktur pada tikus dengan hipertensi renal dan menemukan bahwa
akupunktur pada titik ST 36 Zusanli dan BL 23 Shenshu secara signifikan menurunkan
tekanan darah disertai penurunan signifikan pada ET plasma dan meningkatkan NO
plasma. Terapi akupunktur dapat mengharmonisasikan aliran qi dan darah sehingga akan
merelaksasikan spasme dan menurunkan tekanan darah (Kang et al 2009). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyimas Rodiah dkk (2013) hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat perbedaan yang bermakna rerata
TDS dan TTD antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi, yaitu pada kelompok
akupunktur telinga (p=0,000; p,=0,000) dan kelompok akupunktur tubuh (p=0,001;
p=0,000) dengan demikian akupunktur telinga dan akupunktur tubuh memiliki efek yang
sebanding dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Ada beberapa
manfaat utama akupunktur antara lain Akupuntur bias mengurangi nyeri akibat sakit
kepala kronis. Selain itu akupunktur juga dapat memelihara kesimbangan tubuh dengan
mengurangi ketegangan dan stress serta meningkatkan kekebalan tubuh terhadap
perubahan lingkungan atau penyakit.

9
2.4. Manfaat Pemberian Terapi Akupuntur pada Hipertensi

Pengobatan akupunktur bermanfaat untuk memulihkan kesehatan dan


kebugaran, melancarkan sirkulasi darah, metabolisme tubuh, serta mengurangi dan
mengobati nyeri. Pengobatan elektroakupuntur rutin dapat membangkitkan aksi jangka
panjang dalam penurunan tekanan darah pada hipertensi. Serta menyarankan terapi ini
sebagai terapi yang cocok untu mengobati hipertensi klinis. Hipertensi menyerang sekitar
sepertiga dari populasi orang dewasa di dunia, dan stroke serta serangan jantung
merupakan konsekuensinya. Dua penyakit tersebut adalah masalah kesehatan masyarakat
yang sangat besar dan potensi keuntungan terapi akupuntur lebih baik dibandingkan
dengan terapis medis konvensional.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Perbandingan Akupuntur dan Bekam dalam Hipertensi

Pengobatan hipertensi saat ini yang sering dilakukan yaitu dengan menggunakan terapi
alternatif seperti terapi bekam maupun akupunktur. Selain efektivitas dari terapi itu sendiri,
langkah pengobatan komplementer bisa menjadi upaya awal pasien dalam usaha
pemberdayaan diri. Terapi bekam di Indonesia sudah banyak dikenal oleh masyarakat yang
ditandai dengan mulai bermunculannya rumah atau klinik kesehatan yang menyediakan jasa
terapi bekam. bekam adalah metode pengobatan dengan metode tabung atau gelas yang
ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal(4). Terjadinya
bendungan lokal disebabkan tekanan negatif dalam tabung yang sebelumnya benda-benda
dibakar dan dimasukkan ke dalam tabung agar terjadi pengumpulan darah lokal, kemudian
darah yang telah terkumpul dikeluarkan dari kulit dengan dihisap. Selain terapi bekam,
terapi akupunktur juga merupakan terapi alternatif yang dapat digunakan dalam menurunkan
tekanan darah. Terapi akupunktur merupakan cara penyembuhan Tiongkok kuno dengan
cara menusukkan jarum ke titik-titik tertentu di tubuh pasien. Akupunktur adalah salah satu
terapi alternatif yang banyak digunakan oleh penderita hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah, dalam tiga dekade terakhir, telah banyak kajian klinik yang memfokuskan penelitian
tentang efektifitas akupunktur untuk menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi
essensial. Dengan melakukan teknik bekam dapat menurunkan tekanan darah teknik ini
dilakukan 2 minggu berturut turut. Sedangkan teknik akupuntur dapat menurunkan tekanan
darah sistolik maupun diastolik pada penderita hipertensi. Terapi bekam dan terapi

11
akupunktur pada penderita hipertensi esensial merupakan variabel independen, sedangkan
tekanan darah pada penderita hipertensi essensial merupakan dependen.

3.2. Teknik Pemberian Terapi Akupuntur Pada Penderita Hipertensi

Praktik akupunktur melibatkan stimulasi titik – titik tertentu pada tubuh menggunakan
berbagai teknik. Jenis akupunktur yang telah dipelajari sejauh ini dalam klinis, pengaturan
penelitian ilmiah adalah jenis yang menggunakan jarum logam tipis, padat untuk menusuk
kulit dengan ringan. Praktisi terlatih akan dengan hati – hati memasukkan jarum ke titik –
titik tertentu di dalam tubuh yang sangat dangkal ke dalam kulit. Biasanya sekitar 10 sampai
20 jarum tipis digunakan pasa satu waktu. Jarumnya sendiri berukuran lebih kecil daripada
jarum suntik berukuran normal yang biasanya memberikan rasa sakit bagi kebanyakan
orang. Sehingga, akupunktur aman untuk dilakukan. Biasanya pada kunjungan akupunktur
pertama melibatkan penilaian riwayat kesehatan yang komprehensif. Sebagai contoh,
praktisi dapat meminta untuk memeriksa lidah Anda, merasakan denyut nadi untuk
membantu menentukan aliran energi, atau mengajukan banyak pertanyaan yang berkaitan
dengan kebiasaan buang air besar dan diet. Setelah konsultasi dan penilaian akupunktur awal
dilakukan, jarum ditempatkan di lokasi yang sangat spesifik. Setelah insersi, seseorang dapat
merasakan sensasi tajam atau menyengat sesaat. Akan tetapi, banyak yang melaporkan
bahwa mereka bahkan tidak merasakan sebagian besar sisipan jarum dan merupakan hal
umum pula untuk mengalami sakit yang dalam untuk waktu yang singkat di beberapa poin.
Kedalaman jarum yang dimasukkan bervariasi sesuai dengan perawatan dan praktisi,
namun tidak boleh diposisikan cukup dalam untuk menusuk organ, selain kulit. Jarum
biasanya dibiarkan di tempat selama 5 hingga 20 menit dan tidak lebih dari 60 menit.
Kemudian setelah perawatan akupunktur, praktisi biasanya akan menilai kembali klien dan
sering memberikan saran untuk perawatan di rumah. Pada gejala akut, mungkin hanya

12
memerlukan dua hingga empat perawatan, sedangkan untuk kasus kronis, merupakan hal
yang umum untuk memerlukan sedikitnya 12 kali perawatan.

TERAPI AKUPUNTUR

PADA PASIEN HIPERTENSI

ITEKES BALI
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
PROSEDUR
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TETAP
TERBIT
1 PENGERTIAN Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang
parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke,
dan terkadang kematian. Tekanan darah adalah kekuatan
yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri
tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan
ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa
keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang
dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin
tinggi tekanan darah. Biasanya hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah
jika tekanan di atas 180/120. Tekanan darah tinggi sering
kali tidak menunjukkan gejala. Seiring waktu, jika tidak
diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti

13
penyakit jantung dan stroke.
Pola makan sehat dengan sedikit garam, olahraga rutin, dan
konsumsi obat dapat membantu menurunkan tekanan darah.
2 TUJUAN 1. Klien tahu dan merasakan teknik akupuntur bisa
menurunkan hipertensi
2. Tekanan darah menjadi normal

3 INDIKASI Pada klien yang mengalami hipertensi.


4 KONTRA INDIKASI Terapi Akupuntur tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh
yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang
terbakar (Sukanta, 2008) .
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien terakhir
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisikan klien senyaman mungkin
6. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring,
duduk atau dalam posisi yang nyaman.
6 PERSIAPAN ALAT 1. Jarum (ukuran jarum : 0,5 cun, 1 cun, dan 1,5 cun
2. Kursi atau tempat tidur nyaman
3. Sarung tangan (bila perlu)
4. Kapas alcohol
5. Bengkok
7 CARA BEKERJA
Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaannya
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk bertanya sebelum terapi
dilakukan
Tahap Kerja
1. Jaga privasi klien dengan menutup tirai

14
2. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada posisi terlentang (supinasi) dan
berikan alas
3. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang dapat mennghambat tindakan
akupuntur yang akan dilakukan, jika perlu
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Bersihkan (desinfeksi) daerah yang akan ditusukkan jarum dengan kapas alcohol
a. Ambil jarum sesuai ukuran (0,5 cun : wajah, 1 cun : lengan, 1,5 cun : gluteal)
ukuran jarung disesuaikan dengan ketebalan kulit
b. Jika menggunakan alat bantu masukkan jarum ke dalam alat bantu dan letakkan
dengan kulit untuk ditusukkan. Alat bantu biasanya berupa tabung kecil yang
terbuat dari bahan plastic seperti sedotan
c. Jika tanpa bantuan alat jari tangan telanjang
 Jika jarum tebal : jari salah satu tangan memegang bagian pegangan
jarum, arahkan mata jarum pada titik akupuntur terpilih dan tusukkan
dengan teknik terpilih, dan tusukkan dengan teknik tertentu (tegak lurus,
menyudut, sejajar dan lain lain)
 Jika jarum tipis : jari salah satu tangan memegang pegangan jarum dan
tangan lainnya memegang batang jarum bagian mata jarum sebagai
pengarah mata jarum dan penunjang jarum
 Jika jarum berukuran kecil : jari telunjuk dan ibu jari menjepit batang
jarum (dekat mata jarum), kemudian jarum ditusukkan dengan cara
memegaskan jari telunjuk dan jari jempol
6. Tanyakan perasaan pasien setelah ditusukkan jarum, apakah sudah merasa nyaman
atau belum
7. Diamkan jarum ditempat penusukan selama 15 – 20 menit
8. Setelah sesi terapi selama 15 – 20 menit, cabut jarum dan desinfeksi dengan kapas
alcohol
Terminasi
1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai dilakukan
2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi
3. Berikan reinforcement positif kepada klien

15
4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
5. Rapikan alat-alat
8 HASIL
1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah tindakan
2. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan
9 DOKUMENTASI
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
10 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Perhatikan kebersihan tangan yang akan digunakan.
2. Penekanan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi klien.
3. Titik-titik penekanan harus diperhatikan dan harus tepat.

3.3. SOP Akupuntur pada pasien Hipertensi

16
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Akupunktur berpegaruh terhadap tekanan darah dibalai kesehatan tradisional masyarakat
Makassar dengam nilai p=0,000. Penusukan jarum akupunktur pada pasien hipertensi dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan tiga kali terapi dalam satu minggu dengan
rentang waktu satu hari, pemberian terapi akupunktur selama tiga kali terapi dalam satu
minggu dapat menurunkan tekanan darah. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata (mean)
tekanan darah sistol sebelum terapi antara kelompok bekam dan akupunktur, dengan nilai p-
value sebesar 0,013 (p0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada
penurunan tekanan darah diastol antara kelompok terapi bekam dan akupunktur.

4.2. Saran

Bagi penderita hipertensi diharapkan memperhatikan makanan yang dikonsumsi dengan


cara mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang dan jarang untuk menkonsumsi
makanan cepat saji. Pola hidup sehat juga diterapkan dengan benar

17
LAMPIRAN FOTO

18
DAFTAR PUSTAKA

Yumira Ria Santi, Yhona Paratmanitya, Pratiwi. Terapi Bekam dan Akupunktur Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer (Esensial) di Klinik Herbal El Zahra
Kota Tarakan. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020 pukul 19.50
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/111-439-2-PB.pdf

Hasnah, Dian Ekawati. Pengaruh Terapi Akupunktur Pada Pasien Hipertensi Di Balai Kesehatan
Tradisional Masyarakat Makassar. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020 pukul 18.10
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3505-7488-1-PB%20(1).pdf

Foto akupuntur (diakses pada tanggal 01 Desember 2020 pukul 08.55)


https://www.google.com/search?
q=FOTO+AKUPUNTUR+PADA+HIPERTENSI&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk030nD3bkR__OowAIXUew771gH8rBg:1606784835806&source=lnms&tbm=i
sch&sa=X&ved=2ahUKEwjwlfn6y6vtAhXNqksFHTYcAAUQ_AUoAXoECAUQAw&biw=13
66&bih=654#imgrc=eZhxRZEyILW4WM

Foto akupuntur (diakses pada tanggal 01 Desember 2020 pukul 09.11)


https://www.google.com/search?
q=FOTO+AKUPUNTUR+PADA+HIPERTENSI&safe=strict&client=firefox-b-
d&sxsrf=ALeKk030nD3bkR__OowAIXUew771gH8rBg:1606784835806&source=lnms&tbm=i
sch&sa=X&ved=2ahUKEwjwlfn6y6vtAhXNqksFHTYcAAUQ_AUoAXoECAUQAw&biw=13
66&bih=654#imgrc=8hzVyWEa102QgM

19

Anda mungkin juga menyukai