Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :

Dinda Defara Syahputri (12171012)


Liana Sofinadita (12171020)
Lulu luthfiyah (12171023)
Nindya Ayu Putri (12171030)
Rahma Winne E. A (12171036)

DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA
JL.Bintaro Raya No 10, Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, 12240
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT serta junjungan nabi besar Muhammad
SAW atas limpahan rahmat dan karunia nya penulis dapat menyelesaikan makalah Gerontik
tentang Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia dengan Hipertensi.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih


kepada bu Alfonsa Reni Oktavia selaku dosen mata kuliah keperawatan gerontik yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan. Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Jakarta, 01 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................................... 3

1. Lansia ................................................................................................................................. 3

2. Hipertensi ........................................................................................................................... 8

BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................................. 13

A. Pengkajian ....................................................................................................................... 13

B. Data Fokus....................................................................................................................... 31

C. Analisa Data .................................................................................................................... 32

D. Diagnosa Keperawatan ................................................................................................... 35

E. Perencanaan Keperawatan ............................................................................................... 36

F. Pelaksanaan Keperawatan ............................................................................................... 39

G. Evaluasi ........................................................................................................................... 41

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 43

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 43

B. Saran ................................................................................................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi penduduk
dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini, terdapat 125
juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan mencapai 2 milliar
jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina,
dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara
populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia
sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia
mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO,
2015).
Dari sensus penduduk dunia, Indonesia mengalami peningkatan jumlah lansia (60
tahun ke atas) dari 3,7% pada tahun 1960 hingga 9,7% pada tahun 2011. Diperkirakan akan
meningkat menjadi 11,34% pada tahun 2020 dan 25% pada tahun 2050. Jumlah orang tua di
Indonesia berada di peringkat keempat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika.
Propinsi Jawa tengah adalah salah satu propinsi yang mempunyai penduduk usia lanjut
diatas jumlah lansia nasional yang hanya 7,6% pada tahun 2000 dan dengan usia harapan
hidup mencapai 64,9 tahun. Secara kuantitatif kedua parameter tersebut lebih tinggi dari
ukuran nasional (Kadar, Francis, dan Sellick, 2012; Departemen Kesehatan, 2013)

Menurut Ambarwati (2014) semakin tua umur seseorang, maka akan semakin
menurun kemampuan fisiknya, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran pada peran
sosialnya dan juga akan mengakibatkan gangguan dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya.
Meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain dengan kata lain akan
menurunkan tingkat kemandirian lansia tersebut. Maslow (1962, dikutip oleh Ambarwati
2014) menyebutkan teori tentang hierarki kebutuhan, tingkatan yang tertinggi (ke-5) adalah
kebutuhan aktualisasi diri (need for self Actualization) yang terkait dengan tingkat
kemandirian, kreatifitas, kepercayaan diri dan mengenal serta memahami potensi diri sendiri.

Di Indonesia, prevalensi penyakit degeneratif sangat rentan terkena pada lansia.


Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi

1
tahun 2010. Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5% penderita hipertensi
menyadari bahwa bahwa mereka menderita hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan
52,5% pasien yang tekanan darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik). Sekitar 69% pasien
serangan jantung, 77% pasien stroke, dan 74% pasien congestive heart failure (CHF)
menderita hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi menyebabkan
kematian pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita penyakit
stroke pada tahun 2008 (WHO, 2013).

Hipertensi dan penyakit kardiovaskular lainnya pada rumah sakit di Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan penyebab kematian tertinggi (Dinkes DIY, 2013). Hasil riset
kesehatan dasar tahun 2013 menempatkan D.I Yogyakarta sebagai urutan ketiga jumlah kasus
hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis 3 dan/atau riwayat minum obat. Hal ini
mengalami kenaikan jika dibandingkan dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007,
dimana D.I Yogyakarta menempati urutan kesepuluh dalam jumlah kasus hipertensi
berdasarkan diagnosis dan/atau riwayat minum obat (Kemenkes RI, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori tentang lansia?
2. Bagaimana teori tentang hipertensi?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui teori tentang lansia
b. Mengetahui teori tentang hipertensi
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
hipertensi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang
dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi,
2009).
A. Batasan lansia
Departemen Kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2006) membagi lansia sebagai
berikut :
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagai senium

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang
mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat
tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65
3
hingga tutup usia. d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut
usia (geriatric age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu
sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old
(75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).

B. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


Menurut Mubarak et all (2006), perubahan yang terjadi pada lansia meliputi
perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan psikososial,
perubahan kognitif dan perubahan spiritual.
a. Perubahan kondisi fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai ke semua organ
tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria,
endokrin dan integumen.
1) Keseluruhan
Berkurangnya tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat-to-lean body
mass ratio dan berkuranya cairan tubuh.
b. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastis
karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan
menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki
menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat,
rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu, kelenjar keringat
berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun
1) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun,
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas otot.

2) Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos tidak begitu terpengaruh.
3) Sistem kardiovaskuler

4
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac output, berkurangnya
heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan, arteria termasuk aorta, intima
bertambah tebal, fibrosis.
4) Sistem perkemiha
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan urin, BJ urin menurun,
proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah,
frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria
akibatnya retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75% usia di atas 65
tahun), bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood
flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal menurun.
5) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg,
berkurangnya maximal oxygen uptake, berkurangnya reflek batuk.
6) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung menurun,
peristaltik melemah sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan
absorbsi menurun, produksi saliva menurun, produksi HCL dan pepsin
menurun pada lambung.
7) Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
8) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
5
melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang (berkurangnya luas pandangan, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna yaitu menurunnya daya membedakan warna
hijau atau biru pada skala dan depth perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia, membran timpani
menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan serumen sehingga
mengeras karena meningkatnya keratin, perubahan degeneratif osikel,
bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.
10) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikol, reaksi
menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas
sel T, hantaran neuron motorik melemah, kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya ATCH, TSH, FSH
dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal metabolisme menurun,
menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads yaitu
progesteron, estrogen dan aldosteron. Bertambahnya insulin, norefinefrin,
parathormon.
12) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan uterus,
atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun adanya
penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia
70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat
menopause.
13) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan pembauan,
sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula, garam, mentega, asam,
setelah usia 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis,
timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut,

6
merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena
tidak berguna lagi. Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu:
1) Perubahan fisik, terutama organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8) Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja
mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila
ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk pensiun dengan
menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa pensiun
memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi banyak pekerja
pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan
disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah. Perubahan psikososial yang lain
adalah merasakan atau sadar akan kematian, kesepian akibat pengasingan diri
lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya
kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan
hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila
tidak ada penyakit.
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.

7
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: universalizing, perkembangan
yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh
cara mencintai dan keadilan

2. Hipertensi
A. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah di bagian dalam arteri
saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah tidak pernah
konstan. Tekanan darah dapat berubah drastis dalam hitungan detik dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan pada saat itu (Herbert Benson,dkk,2012). Hipertensi atau yang lebih
dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang
berlebihan dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung
ketika memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial
sistemik baik diastolik maupun sistolik atau kedua-duanya secara terus-menerus
(Sutanto,2010).

B. Klasifikasi Hipertensi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of Hypertension)
mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
Kategori Tekanan darah Tekanan darah
sistol (mmHg) diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
Sumber: (Suparto, 2010)

8
C. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang
tidak jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja
jantung akibat penyempitan pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus
hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor,
terdiri dari faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
sistemik lain
yaitu, seperti renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidism,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).

D. Gejala Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung berdebar-
debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas, mudah lelah, wajah
memerah, telinga berdenging, vertigo, pandangan kabur. Pada orang yang
mempunyai riwayat hipertensi kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak
adekuat ataupun kecenderungan yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer
yang akan menyebabkan terjadinya hipertensi temporer (Kaplan N.M, 2010).

E. Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui 2 cara yaitu peningkatan
volume cairan (preload) dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi kontraktilitas
jantung.

9
F. Pathway Hipertensi

Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, stress,


kurang olahraga, genetik, konsentrasi garam.

Kerusakan vaskuler pembuluh


darah

Perubahan
struktur

Penyumbatan pembuluh
darah

vasokonstriks
i

Gangguan
sirkulasi

otak

Resistensi pembuluh darah


otak

Nyeri tengkuk/kepala

Gangguan pola
tidur
Sumber : Huda Nurarif & Kusuma H., (2015)

G. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan darah.
b. Dapat terjadi infrak miokardium apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
c. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

10
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna.
Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh
susunan saraf pusat (Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).

H. Cara Pencegahan Hipertensi


a. Penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika mempunyai riwayat hipertensi keturunan(Huda
Nurarif & Kusuma H, 2015).

I. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat di akibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).

J. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan penghambat
konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
11
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah,
dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot tegang akan meningkatkan
keseimbangan dan koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.
5) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2015).

12
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
I. Identitas
A. Nama : Ny Y
B. Umur : 68 Tahun
C. Alamat : JL. H. Soaeb
D. Pendidikan : SLTP
E. Tanggal masuk panti :-
F. Jenis Kelamin : Perempuan
G. Suku : Betawi
H. Agama : Islam
I. Status perkawinan : Kawin

II. Status kesehatan saat ini


Ny Y memiliki riwayat darah tinggi sejak menginjak usia di 60 tahun ini.
Ny Y mengatakan sering pusing dibagian tengkuk leher belakang dan terkadang
pandangan atau penglihatan suka buram atau kabur.

III. Riwayat kesehatan masa lalu


Ny Y tidak memiliki riwayat kesehatan dimasa lalu.

IV. Riwayat kesehatan keluarga


Dikeluarga Ny Y tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan hanya Ny Y saja yang
baru-baru ini memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

13
( Genogram )

Keterangan :

: Perempuan X : Meninggal

: Laki – Laki : Garis Pernikahan

: Klien ----- : tingal bersama

: cerai/ ditinggalkan : Keturunan

Ny Y adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, Bapak S adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara,


Bpk. D dan Ny Y dikaruniai 3 orang anak yaitu 2 perempuan dan 1 laki-laki. Anak
pertama sudah menikah, anak ke 2 masih belum menikah dan tinggal bersama Bapak S
dan Ny Y sedangkan anak ke 3 nya sudah menikah dan tidak tinggal bersama.

14
V. Pengkajian persistem (jelaskan kondisi klien lanjut usia sesuai system di bawah
meliputi pernyataan, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya)

a. Keadaan umum
1) Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
2) GCS :E:4,M:6,V:5
3) TTV : TD : 150/95 mmHg
S : 36.5℃
N : 98 x/menit
RR : 18x/menit
4) BB/TB : BB : 45 kg, TB : 150 cm
5) Bagaimana postur tulang belakang Lansia :
 Tegap
 Bungkuk
 Kifosis
 Skoliosis
 Lordosis

6) Keluhan : Ny Y mengatakan pusing, nyeri dibagian tengkuk


leher belakang dan pandangan buram saat berjalan
maupun melihat.

b. Indeks Massa Tubuh

1) BMI : BB( 45 kg)


(TB(1.50 m) x TB(1.50 m))

Klasifikasi nilai :
a) Kurang : < 18.5
b) Normal : 18.5 – 24.9
c) Berlebih : 25 – 29.9
d) Obesitas : > 30

15
c. Head to Toe
1) Kepala :
a) Kebersihan : kotor/bersih
b) Kerontokan rambut : ya/tidak
c) Keluhan : ya/tidak
d) Jika ya, jelaskan :
.........................................................................................................................
..................................................................................

2) Mata
a) Konjungtiva : anemis/tidak
b) Sklera : ikterik/tidak
c) Stabismus : ya/tidak
d) Penglihatan : kabur/tidak
e) Peradangan : ya/tidak
f) Katarak : ya/tidak
g) Penggunaan kacamata : ya/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

3) Hidung
a) Bentuk hidung : simetris/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Penciuman : terganggu/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
.................................................................................................
.................................................................................................

4) Mulut, Tenggorokan
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Mukosa : kering/lembab
16
c) Peradangan : ya/tidak
d) Gigi : karies/tidak , ompong/tidak
e) Radang gusi : ya/tidak
f) Kesulitan mengunyah : ya/tidak
g) Keluhan lain : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : gigi belakang Ibu Y ompong dibagian graham
belakang

Telinga
a) Kebersihan : bersih/tidak
b) Peradangan : ya/tidak
c) Pendengaran : terganggu/tidak
d) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
……………………………………………………………………………
………………..
……………………………………………………………………………
………………….
5) Leher
a) Pembesaran kelenjar tyroid : baik/tidak
b) JVD(Jugularis Vena Distensi) : ya/tidak
c) Kaku kuduk : ya/tidak
d) Keluhan : ya/tidak
e) Jika ya , jelaskan : .....................................................................
……………………………………………………………………………
………………..……………………………………………………………
……………………………………..

6) Dada
a) Bentuk dada : normal chest/ barrel chest/ pigeon chest
b) Payudara : ya/tidak
c) Retraksi dinding dada : ya/tidak
d) Suara nafas : vesikuler/tidak
e) Wheezing : ya/tidak
f) Ronchi : ya/tidak
17
g) Suara jantung tambahan : ada/tidak
h) Keluhan : ya/tidak
i) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
……………………………………………………………………………
………………………
……………………………………………………………………………
………………………

7) Abdomen
a) Bentuk : distended/flat/lainnya
b) Nyeri takan : ya/tidak
c) Kembung : ya/tidak
d) Supel : ya/tidak
e) Bising Usus : ada/tidak , frekuensi : 10 x/menit
f) Massa : ya/tidak , regio
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
…………………………………………………………………………………
……………………….
…………………………………………………………………………………
………………………,

8) Genetalia
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Frekuensi BAK : 5-6 x/hari
c) Frekuensi BAB : 2 x/hari
d) Haemoroid : ya/tidak
e) Hernia : ya/tidak
f) Keluhan : ya/tidak
g) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
…………………………………………………………………………………
……………………….
…………………………………………………………………………………
………………………,
18
9) Ekstremitas
a) Kekuatan otot (skala 1-5 ) : 5555 5555
Ket : 5555 5555
0 = Lumpuh
1 = Ada Kontraksi
2 = Melawan gravitasi dengan sokongan
3 = Melawan gravitasi tetapi tidak ada tahanan
4 = Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 = Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh

b) Rentang gerak : maksimal/terbatas


c) Deformitas : ya/tidak
d) Tremor : ya/tidak
e) Edema : ya/tidak , pitting edema/tidak
f) Penggunaan alat bantu : ya/tidak , jenis
………………………………………..
g) Nyeri persendian : ya/tidak
h) Paralysis : ya/tidak
i) CRT : 3 x/detik
j) Keluhan : ya/tidak
k) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
…………………………………………………………………………………
……………………….
…………………………………………………………………………………
………………………,

10) Integumen
a) Kebersihan : baik/tidak
b) Warna : pucat/tidak
c) Kelembapan : kering/lembab
d) Lesi/Luka : ya/tidak
e) Perubahan tekstur : ya/tidak
f) Gangguan pada kulit : ya/tidak
19
g) Keluhan : ya/tidak
h) Jika ya , jelaskan : ...........................................................................
…………………………………………………………………………………
……………………….
…………………………………………………………………………………
……………………….

11) Pemeriksaan penunjang ( jika dilakukan )


a) GDS : 116 mm/dL
b) Asam Urat : 4.4 mm/dL
c) Kolestrol : 216 mm/dL

VI. Pola aktifitas sehari – hari


NyY melakukan pekerjaan rumah seriap harinya seperti membersihkan rumah, mencuci
baju dll dan melakukan pengkajian rutin setiap minggunya didaerah rumahnya.

VII. Pengkajian psikososial dan spiritual


a. Psikososial ( kemampuan sosialisasi klien saat ini, sikap klien terhadap orang lain,
harapan klien dalam berhubungan dan kepuasan klien dalam membina hubungan )
PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan orang lain dalam Rumah :
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Hubungan dengan orang lain diluar Rumah :
(1) Tidak dikenal
(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
Kebiasaan lansia berinteraksi ke orang lainnya dalam rumah
(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
20
(4) Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : Ny Y selalu labil dengan keputusannya atau kemauannya sendiri,
Motivasi penghuni rumah
(1) Kemampuan sendiri
(2) Terpaksa
Frekwensi kunjungan keluarga
(1) 1 kali/bulan
(2) 2 kali/bulan
(3) Tidak pernah

b. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :


Pertanyaan tahap satu :
 Apakah klien mengalami sulit tidur ? Ya
 Apakah klien sering gelisah ? Ya
 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ? Tidak
 Apakah klien sering was-was atau khawatir ? Ya
( lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “ya” satu atau lebih dari
satu )
Pertanyaan tahap dua
 Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam sebulan ? Tidak
 Ada banyak masalah atu fikiran ? Ya
 Ada masalah dengan keluarga ? Ya
 Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter ? Tidak
 Cendrung mengurung diri ? Tidak
Bila lebih atau sama dengan satu jawaban “ya”

21
MASALAH EMOSIONAL POSITIF
c. Spiritual
Agama, kegiatan keagamaan, konsep dan keyakinan klien tentang kematian dan
harapan klien terhadap kehidupan spiritualnya. Ny Y beragama islam, masih aktif
dalam mengikuti kegiatan pengkajian tiap minggunya yang diadakan
didaerahruamhnya, sholat 5 waktu sesuai ajaran agamanya dan tidak memiliki nilai
kematian lain atau kepercayaan sendiri.

VIII. Pengkajian status fungsional klien


 KATZ Indeks :
Termasuk katagori yang manakah klien
A. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B. Mandiri, semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas.
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain.
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian ke toilet dan satu fungsi yang lain.
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas.
H. Lain-lain.

Keterangan : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain
Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia anggap mampu.

Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien ? (lingkari)

NO. KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN
1 Makan Frekuensi 2x/hari
5 10 Jumlah 1 porsi
Jenis makanan

22
padat ( nasi,
sayur dan buah )
2 Minum 5 10 Frekuensi 5-
7/hari
Jumlah 200 ml
Jenis air putih,
teh manis
3 Berpindah dari kursi roda ke 5 – 10 15
tempat tidur, sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi 3x/hari
menyisir rambut, gosok gigi )
5 Keluar masuk toilet ( mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram )
6 Mandi 5 15 Frekuensi 2x/hari
7 Jalan di permukaan datar 0 5
8 Naik turun tangga 5 10
9 Mengenakan pakaian 5 10
10 Kontrol bowel (BAK) 5 10 Frekuensi : 5-
6/hari
Konsistensi : cair
11 Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi : 2-
3/hari
Warna : kuning
keruh
12 Olah raga / latihan 5 10 Frekuensi :
1x/minggu
Jenis : senam
13 Rekreasi / pemanfaatan waktu 5 10 Jenis : jalan-jalan
luang ke mall
Frekuensi : 1-2
x/bulan

23
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65 - 129 : Ketergantungan sebagian
c. < 65 : Total Care

IX. Pengkajian Status Mentas Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Shorf Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.

BENAR SALAH NO PERTANYAAN


✓ 01 Tanggal berapa hari ini ? tidak tahu

✓ 02 Hari apa sekarang ini ? Minggu

✓ 03 Apa nama tempat ini ? Rumah Saya

✓ 04 Dimana alamat anda ? JL. H. Soaeb

✓ 05 Berapa umur anda ? 62 tahun

✓ 06 Kapan anda lahir ? Tahun 1956

✓ 07 Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Bapak


Jokowi
✓ 08 Siapa Presiden Indonesia sebelumnya ?
Bapak Jokowi
✓ 09 Siapa nama Ibu anda ? Ibu. A

✓ 10 Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari


setiap angka baru, semua secara menurun

3
Score =

24
Interprestasi :
a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental
Status Exam) :
 Orientasi.
 Registrasi.
 Perhatian.
 Kalkulasi.
 Mengingat kembali.
 Bahasa.

NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA


KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
(Sekarang)  Tahun 2020
 Musim Hujan
 Tanggal 24 (23)
 Hari Minggu
 Bulan Februari
Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang berada ?
(Sekarang ada  Negara indonesia
dimana)  Propinsi Banten
 Kota Tangerang Selatan
 PSTW Tidak Tahu
 Ruangan Rumah Saya
2 Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 benda (oleh
pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing benda.
Masing-masing benda mendapatkan

25
nilai 1.
 Kursi
 Meja
 Kertas
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan)

3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari angka


kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat (Nilai 1 untuk jawaban
benar, hentikan setelah 5
jawaban)93,86,79,72,65
 93
 86
 79
 72
 65
4 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
kembali benda pada No. (registrasi) tadi. Bila
(Recall) benar, 1 point untuk masing-masing
benda
 Kursi
 Meja
 Kertas
5 Bahasa 9 7 Tunjukan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien.
 (misal jam tangan)
 (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut :
 “tanpa kalau dan atau tetapi”.0
Bila benar, nilai satu point.

26
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah:
Ambil kertas ditangan Anda, lipat dua
dan taruh di lantai.
 Ambil kertas ditangan kanan.
 Lipat dua.
 Taruh dilantai.

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (Bila aktifitas sesuai dengan
perintah nilai 1 point.
 Pejamkanlah mata anda.0

Perintahkan pada klien untuk menulis


satu kalimat secara spontan
 Tulis satu kalimat.

Responden diminta menyalin gambar


 Menyalin Gambar.

Total : 22
27
Interprestasi hasil :
Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :
24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat

Morse Fall Scale


No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh Tidak 0
0
dalam 3 bulan terakhir? Ya 25
2 Diagnosa Sekunder : apakah lansia memiliki Tidak 0
0
Lebih dari satu penyakit ? Ya 25
3 Alat Bantu Jalan :
0
 Bedrest/dibantu perawat
 Kruk/tongkat/walker 15 0
 Berpegangan pada benda-benda disekitar (kursi,
30
lemari, meja)
4 Terapi Intravena : apakah saat ini lansia Tidak 0
0
Terpasang infuse ? Ya 20
5 Gaya berjalan/cara berpindah :
 Normal/Bedrest/Immobile (tidak dapat bergerak 0
sendiri) 0
 Lemah (tidak bertenaga) 10
 Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6 Status mental
0 0
 Lansia menyadari kondisi dirinya
 Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15 15
Total Nilai 15

28
Keterangan :
Tingkat Resiko Nilai MFS Tindakan
Tidak Resiko 0 – 24 Perawatan dasar
Resiko Rendah 25 – 30 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar.
Resiko Tinggi >31 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi.

Skala Depresi Geriatrik (Geriatric Depression Scale/ GDS)

Nama : Ny Y
Usia : 64 Tahun
Jenia Kelamin : Perempuan
Ruangan : JL. H SOAEB
Lingkarilah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda pada pertanyaan dibawah ini :

No Pertanyaan Tidak
Ya

1 Apakah anda merasa puas dengan hidup anda ? Ya Tidak

Apakah anda sering merasa tidak berminat untuk melakukan


2 Ya Tidak
kegiatan ?

3 Apakah anda merasa hidup anda terasa hampa/tidak bermakna ?


Ya Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan/ jenuh ? Ya Tidak

5 Apakah anda sangat bersemangat disetiap waktu? Ya Tidak

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?
Ya Tidak

7 Apakah anda sering merasa bahagia setiap waktu?

29
Ya Tidak

Ya Tidak
8 Apakah anda sering merasa tanpa pengharapan/putusasa?

Apakah anda lebih suka diam dirumah daripada keluar atau


9 Ya Tidak
melakukan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa memiliki masalah memori/ingatan daripada
10
orang la in? Ya Tidak

11 Apakah menurut anda sangat menyenangkan bisa hidup saat ini?


Ya Tidak

12 Apakah anda merasa kurang berharga/bernilai saat ini?


Ya Tidak

13 Apakah anda merasa benar-benar bersemangat ? Ya Tidak

14 Apakah anda merasa putus asa atau tidak ada harapan saat ini? Ya Tidak

15 Apakah anda merasa orang lain berada pada kondisi yang lebih
Ya Tidak
baik dari pada anda?

30
B. Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif

1. Klien mengatakan memiliki penyakit 1. Klien tampak tidak tidur di waktu siang
hipertensi atau tekanan darah tinggi. hari.
2. Saat ini Ny. Y masih mengkonsumsi obat 2. TD : 150/80 mmHg
antihipertensi secara rutin. N : 80x/menit
3. Klien mengatakan sering terbangun pada RR : 20x/menit
malam hari jika ingin BAK sampai 3 S : 36,7C
kali. 3. Wajah klien tampak meringis saat
4. Klien mengatakan tidak pernah tidur menahan nyeri.
siang, karena tidak bisa tidur pada saat 4. Wajah klien tampak pucat
siang hari. 5. Klien terlihat memegangi tengkuk bagian
5. Klien mengatakan mengalami susah belakang
tidur, gelisah, tetapi tidak banyak pikiran. 6. Klien tampak gemetar saat memegang
6. Klien mengatakan sering pusing, masuk gelas berisi susu yang mau dipindahkan
angin dan merasa sakit pada bagian ke kamar.
tengkuknya. 7. Pada saat diminta berdiri dan
7. Klien mengatakan rasa nyeri yang mengangkat satu kaki klien hanya
dirasakan terkadang mengganggu melakukan sebentar dan kembali duduk.
aktivitasnya.
8. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat
terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
9. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
10. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
11. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
12. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
13. Klien mengatakan kakinya terkadang
gemetar saat berjalan.
14. Klien mengatakan sedikit susah untuk
berjalan bila melakukan aktifitas

31
C. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi

1. DS : Nyeri Akut Agen cidera biologis


1. Klien mengatakan sering hipertensi
pusing, masuk angin dan
merasa sakit pada bagian
tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa
nyeri yang dirasakan
terkadang mengganggu
aktivitasnya.
3. Klien mengatakan nyeri
dirasakan saat terlalu
banyak melakukan
aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti
mencengkram (Q)
5. Klien mengatakan nyeri
di tengkuk (R)
6. Klien mengatakan skala
nyeri 5 (S)
7. Nyeri yang dirasakan
hilang timbul (T)
8. Klien mengatakan
memiliki penyakit darah
tinggi
9. Saat ini Ny. Y masih
mengonsumsi obat
antihipertensi secara rutin
DO :
1. Wajah klien tampak

32
meringis saat menahan
nyeri.
2. Wajah klien tampak
pucat
3. Klien terlihat memegangi
tengkuk bagian belakang

2.
DS :
Resiko jatuh Faktor resiko usia > 65
1. Klien mengatakan
tahun
kakinya terkadang
gemetar saat berjalan.
2. Klien mengatakan sedikit
susah untuk berjalan bila
melakukan aktifitas
DO :
1. Klien tampak gemetar
saat memegang gelas
berisi susu yang mau
dipindahkan ke kamar.
2. Pada saat diminta berdiri
dan mengangkat satu
kaki klien hanya
melakukan sebentar

3.
DS:
Gangguan pola tidur Kecemasan
1. Klien mengatakan
mengalami susah tidur,
gelisah, tetapi tidak
banyak pikiran.
2. Klien mengatakan tidak
pernah tidur siang, karena
tidak bisa tidur pada saat

33
siang hari.
3. Klien mengatakan sering
terbangun pada malam
hari jika ingin BAK
sampai 3 kali.

DO :
1. Klien tampak tidak tidur
di waktu siang hari.
2. TD 150/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,7C

34
D. Diagnosa Keperawatan (Sesuai Prioritas)

Tanggal Tanggal Nama


No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas

1 Nyeri akut pada Ny. Y 28-02-2020

2. Risiko jatuh pada Ny. Y 28-02-2020

3. Gangguan pola tidur pada Ny. Y 28-02-2020

35
E. Perencanaan Keperawatan
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa Paraf &
Tujuan dan
Tgl. No. Keperawata Rencana Tindakan nama
Kriteria Hasil
n (PES) jelas

28-02- 1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Pain management


2020 pada Ny.Y tindakan asuhan 1. Lakukan pengkajian
keperawatan nyeri secara
selama 3x 12 jam komprehensif.
nyeri dapat 2. Observasi reaksi non
berkurang dengan verbal dari ketidak
kriteria hasil : nyamanan.
Pain level 3. Monitor TTV
1. Nyeri berkurang 4. Ajarkan tehnik non
dari 5 farmakologi (relaksasi
menjadi 2 denga dengan tarik nafas
n menggunakan dalam dan senam
menejemen ergonimis)
nyeri.
2. Pasien merasa
nyaman setelah
nyeri berkurang.
3. TTD dalam
batas normal TD
: 130/80 mmHg,
Nadi : 60-
100x/menit, R :
20-24x/menit,
S : 36,5-37°C.

36
Environmental
28-02- 2. Resiko jatuh Setelah dilakukan manajemen : safety
2020 pada Ny.Y tindakan
1. Berikan penyuluhan
keperawatan
tentang apa saja
selama 3x12 jam
bahaya lingkungan
Ny. Y tidak
yang ada disekitar
mengalami jatuh,
yang dapat
dengan kriteria
menyebabkan resiko
hasil :
jatuh
Trauma risk
Injury risk 2. Anjurkan untuk
1. Mampu memakai alat bantu
mengidentifikasi jalan (jika
bahaya membutuhkan)
lingkungan yang
3. Ajarkan gerakan
dapat
latihan keseimbangan
meningkatkan
cedera
2. Mampu
menggunakan
alat bantu untuk
menghindari
cidera
3. Mampu
mempraktekan
gerakan latihan
keseimbangan

28-02- 3. Gangguan Setelah dilakukan Peningkatan kualitas tidur


2020 pola tidur tindakan 1. Monitor TTV
pada Ny.Y keperawatan 2. Jelaskan pada klien

37
selama 3x12 jam, pentingnya kebutuhan
diharapkan tidur cukup
masalah gangguan 3. Jelaskan lingkungan
pola tidur Ny. Y yang nyaman untuk
dapat teratasi memudahkan tidur
dengan kriteria 4. Ajarkan teknik
hasil : relaksasi otot progresif
1. Klien dapat kepada klien
tidur sesuai
dengan
kebutuhan lansia
(6 jam)
2. Melaporkan
merasa segar
dipagi hari
Melaporkan secara
verbal bahwa klien
tidak terbangun
dimalam hari

38
F. Pelaksanaan Keperawatan ( CATATAN KEPERAWATAN )

Tgl./ No. Paraf dan


Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK. Nama Jelas
28-02- 1. 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif
2020 Hasil :
(10.30) P: klien mengatakan masih nyeri
Q: nyeri terasa mencengkram
R: nyeri di tengkuk
S: skala 5
T: hilang timbul
2. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
Hasil : klien mampu melakukan teknik napas dalam
3. Mengukur TTV
Hasil : TD: 150/90 mmHg, Nadi: 80x/menit,, RR :
22x/menit.

28-02- 2. 1. Mengukur TTV


2020 Hasil : TD: 150/90 mmHg, Nadi: 80x/menit,, RR :
(14.45) 22x/menit.
2. Memberikan penjelasan tentang lingkungan yang aman
dan apa saja yang dapat meningkatkan resiko jatuh. Dan
mengedukasi keluarga untuk memasang pegangan di
sekitar rumah
Hasil : klien dan keluarga mengatakan mengerti dan akan
mencoba memodifikasi lingkungan
3. Mengajarkan klien tentang latihan keseimbangan.
Hasil : Klien mengatakan senang diajarkan tentang latihan
keseimbangan, Klien tampak mampu mempraktekkan
latihan keseimbangan

39
28-02- 3. 1. Mengukur TTV
2020 Hasil : TD: 150/90 mmHg, Nadi: 80x/menit,, RR :
(17.00) 22x/menit.
2. Menjelaskan pada klien lingkungan yang nyaman untuk
memudahkan tidur
Hasil : klien mengatakan mengerti dan akan mencoba
membuat lingkungan lebih nyaman
3. Mengajarkan klien tentang relaksasi otot progresif
Hasil : Klien nampak mempraktikan relaksasi otot
progresif sesuai intruksi meskipun ada beberapa gerakan
yang kurang tepat.

40
G. Evaluasi

No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas

1. 28-02-2020 S : klien mengatakan kepala dan tengkuknya masih


(10.30) terasa nyeri hilang timbul

O : TD: 150/90 mmHg, Nadi: 80x/menit,, RR:


22x/menit.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor TTV
2. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam

2. 28-02-2020 S : Klien mengatakan senang diajarkan senam relaksasi


(14.45) otot progresif. Namun klien mengatakan masih sulit
tidur

O : Klien nampak mempraktikan relaksasi otot progresif


sesuai intruksi meskipun ada beberapa gerakan yang
kurang tepat. TD : 150/90 mmHg

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
1. Motivasi klien untuk melakukan relaksasi otot
progresif setiap sebelum tidur.

41
3. 28-02-2020 S : Klien mengatakan senang diajarkan tentang latihan
(17.00) keseimbangan, klien mengatakan akan melakukan
latihan keseimbangan setiap hari.

O : Klien tampak mampu mempraktekkan latihan


keseimbangan. Namun masih terlihat gemetar saat
berjalan

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan : motivasi latihan


keseimbangan.

42
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada
lanjut usia secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga,
Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat.

Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social
maupun spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan
(helth promotion), pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental,
dan mengatasi gangguan kesehatan yang umum

B. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya
mahasiswa/i keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan
lansia dan memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga
dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan

43
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J Corwin (2009), Buku Saku Patologis, edisi 3, EGC, Jakarta

Depkes. 2009. Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta.

Herbert Benson, dkk. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta.

Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Stockslager, 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Ed,2. Jakarta : EGC

Sudoyo.Aru.W dkk. (2006), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, jilid I, EGC, Jakarta

Sumijatun, Skp.MARS, dkk. (2006), Konsep Dasar Keperawatan, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai