Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TERAPI AKTIFITAS BERMAIN

“MEMBUAT TEMPAT PENSIL KELINCI”

DISUSUN OLEH:

Agustin Rahayu 12171001


Ayu Oktriani 12171010
Dwi Istiqamah 12171013
Lulu Lutfiah 12171023
Midadul Alim 12171024
Nafa Nurannisa 12171027
Phatzka Elnunez 12171035
Rahma Winne E. A 12171036
Siti Nabilah Z. A 12171045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA
JAKARTA
2019

1
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS BERMAIN

Topik : Terapi Aktifitas Bermain


Sub Topik : Membuat Tempat Pensil Kelinci
Sasaran : Anak usia Prasekolah
Tempat : Ruang Perawatan Anak Anggrek RSAB Harapan Kita
Waktu : Jumat, 14 Juni 2019
Durasi : 35 menit

TUJUAN
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah melakukan terapi bermain , diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress
karena penyakit dan dirawat dirumah sakit

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)


Setelah diajak bermain selama 35 menit, anak diharapkan :
a. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat
b. Dapat mengembangkan imajinasinya
c. Dapat mengembangkan motorik halusnya
d. Dapat meningkatkan kreatifitasnya
e. Mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang
f. Terlihat lebih rileks
g. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan

PERENCANAAN

1. Jenis Program Bermain

Skill Play, Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya
motorik halus dengan belajar menempel membuat tempat pensil kelinci.

2
2. Karakteristik Bermain
Bermain bersama secara aktif dan melatih keterampilan motoric halus menempel
membuat tempat pensil kelinci

3. Karakteristik Peserta
a. Anak usia pra-sekolah (3-5 tahun)
b. Anak yang kooperatif
c. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain

4. Metode : Ceramah dan Demonstrasi

5. Alat – alat yang digunakan (media)


a. Gelas plastik
b. Kertas origami
c. Double tip atau lem kertas
d. Mata boneka

TATA LETAK

MEJA

Peserta
Fasilitator
Observer
Co. leader
Leader

3
STRATEGI PELAKSANAAN

No Waktu Terapy Anak Ket


1 5 menit Pembukaan :

Leader  membuka dan Menjawab salam


mengucapkan salam

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Memperkenalkan anak satu persatu Mendengarkan  dan


Menyebutkan Nama

Menjelaskan kegiatan yang akan Mendengarkan


dilakukan, Kontrak waktu dengan
anak
2 25 menit Kegiatan bermain :

Leader menjelaskan cara permainan Mendengarkan

Menanyakan pada anak, anak mau Menjawab pertanyaan


bermain atau tidak

Membagikan permainan Menerima permainan

Leader, co-leader, dan Fasilitator Bermain


memotivasi anak

Fasilitator mengobservasi anak Bermain

Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan 


3 5 menit Penutup :

Leader menghentikan permainan Selesai bermain

Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan

Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan

Memberikan hadiah pada anak yang Senang


cepat menyelesaikan mainannya dan

4
bagus

Membagikan souvenir/kenang-
kenangan pada semua anak yang Senang
bermain

Menanyakan perasaan anak


Mengungkapkan perasaan
Co-leader menutup acara
Mendengarkan
Mengucapkan salam
Menjawab salam

EVALUASI YANG DIHARAPKAN

Peserta Terapi Bermain Diharapkan Mampu :


1. Berinteraksi dengan perawat maupun anak terapi lainnya dengan baik
2. Mengembangkan motoric kasar dan halusnya dengan belajar menempel
3. Menyelesaiakan pembuatan tempat pensil kelinci dengan baik
4. Mengungkapkan perasaan senang dan tenang setelah bermain
5. Mengurangi trauma hospitalisasi

Menyetujui, Mengetahui, Penyusun,


Pembimbing Praktik Dosen Pembimbing Mahasiswa

(………………….) (…………………….) (………………)


BAB I

PENDAHULUAN

5
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan
lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga
orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat
bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan
dengan kondisi anak.

B. Tujuan
Terapi Bermain
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral, dan bermain dengan terapi.

2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas.
- Meningkatkan keterampilan anak.
- Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
- Memberikan kesenangan dan kepuasan.

C. Manfaat Terapi Bermain


1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan
kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik
bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di
dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka
inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi
insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup
(Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin,
2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui
bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,
2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia
dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

7
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain
sebagai terapi.
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat


terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana


pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain
dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah
mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura
menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang

8
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.

4. Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana


anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan
lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-
mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk


ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan
bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur
perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal
ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di
rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada
beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak
boleh dilanggar.

9
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain


1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain


1. Perlu energi ekstra
2. Waktu yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain

F. Klasifikasi Bermain
1. Bermain aktif

Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :

a) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.

b) Bermain konstruksi (Construction Play)

10
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.

c) Bermain drama (Dramatic Play)

Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan


teman-temannya.

d) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif

Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat
gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :

a) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b) Tidak ada variasi dari alat permainan.
c) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d) Tidak mempunyai teman bermain.

G. Jenis Permainan Yang Cocok


1. Dramatic Play

Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain. Contoh: Anak

memerankan sebagai ayah atau ibu

2. Skill Play

Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik

kasar dan halus. Contoh : Bermain bongkar pasang.

3. Assosiative Play

11
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang
lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan
tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-
masing.

4. Cooperative Play

Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan
pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan
satu orang menjadi pemimpin.

H. Tahap Kerja Terapi Bermain


1. Stimulasi Sosial

Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain

pasir bersama-sama.

2. Stimulasi Keterampilan

Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat

mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.

3. Stimulasi Kerjasama

Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain

menyusun puzzle, bermain bola.

I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

SATUAN ACARA KEGIATAN

Hari, tanggal : Jumat, 14 Juni 2019


Waktu : Pukul 10.00
Tempat : Ruang Anggrek RSAB Harapan Kita Jakarta

12
Permainan :
Membuat tempat pensil kelinci :
Menumbuhkan kreatifitas, Meningkatkan keterampilan anak mengenai
motorik kasar dan halus.

Cara Bermain :

Tiap anak terapys diberikan 1 gelas plastik, kertas origami, mata boneka. Anak
akan diajarkan cara menempel untuk membuat tempat pensil kelinci. Ketika
mampu mengikuti cara yang diajarkan dan dapat menyelesaikan membuat
tempat pensil kelinci, beri reinforcement positif.

J. Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak pra sekolah usia 3-5 tahun.

K. Metode
Ceramah dan Demonstrasi

L. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Alat alat untuk bermain sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 3 - 5 orang.

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur.
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan.
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir.

3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kegiatan
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan

13
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

M. Pengorganisasian
i. Leader : Rahma Winne E. A
Tugas :
- Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
- Menjelaskan tujuan terapi bermain
- Menjelaskan aturan terapi permainan
- Memimpin jalannya permainan

ii. Co. Leader : Phatzka Elnunez


Tugas :
- Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
- Menyampaikan jalannya kegiatan
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya.

iii. Observer : Dwi Istiqamah


Tugas :
- Mengevaluasi jalannya kegiatan

iv. Fasilitator : Nafa Nurannisa, Ayu Oktriani, Lulu Lutfiah, Agustin Rahayu, Siti
Nabilah
Tugas :
- Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
- Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
- Sebagai Role Model selama kegiatan

v. Dokumentasi : Midadul Alim


Tugas :
- Melakukan pendokumentasian kegiatan TAB

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain
sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.

Selama dilakukannya proses terapi aktifitas bermain ini, tampak peserta cukup
kooperatif dan dapat mengikuti jalannya terapi bermain dengan baik, bahkan ada peserta
yang cukup aktif menunjukkan kemampuannya. Namun ada beberapa anak yang usianya
tidak sesuai dengan jenis permainan yang disajikan, hal ini dikarenakan ada beberapa
anak yang harus melakukan pengobatan kemoterapi sehingga beberapa anak tersebut
digantikan dengan beberapa anak lain yang berbeda usia. Tetapi secara keseluruhan,
terapi bermain ini dapat berjalan dengan lancar dan membuat peserta terapi senang serta
membantu mengurangi dampak hospitalisasi pada peserta.

B. Saran

Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di
RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.

15
DOKUMENTASI

Persiapan sebelum mulai TAB Peserta masuk ke ruang bermain

Pembukaan TAB Perkenalan anggota kelompok dan peserta

Leader menjelaskan topik Fasilitastor


permainan membagikan bahan - bahan
Leader mulai mengajarkan membuat tempat pensil Semua peserta mengikuti arahan leader dengan
kelinci dibantu fasilitator

Pesertamampu
Peserta mengikuti games tambahan
menyelesaikan dari leader
permainan

Co. satu
Salah leader membagikan
peserta hadiah pada
berani bernyanyi peserta
sendiri
CI ruangan Anggrek turut menyaksikan
TAB

Foto bersama sebagai penutup TAB


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada
Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai