DISUSUN OLEH:
1
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS BERMAIN
TUJUAN
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah melakukan terapi bermain , diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress
karena penyakit dan dirawat dirumah sakit
PERENCANAAN
Skill Play, Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya
motorik halus dengan belajar menempel membuat tempat pensil kelinci.
2
2. Karakteristik Bermain
Bermain bersama secara aktif dan melatih keterampilan motoric halus menempel
membuat tempat pensil kelinci
3. Karakteristik Peserta
a. Anak usia pra-sekolah (3-5 tahun)
b. Anak yang kooperatif
c. Anak yang tidak ada kontra indikasi untuk bermain
TATA LETAK
MEJA
Peserta
Fasilitator
Observer
Co. leader
Leader
3
STRATEGI PELAKSANAAN
4
bagus
Membagikan souvenir/kenang-
kenangan pada semua anak yang Senang
bermain
PENDAHULUAN
5
A. Latar Belakang
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi
anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan
lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga
orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat
bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat
merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak
dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan
dengan kondisi anak.
B. Tujuan
Terapi Bermain
1. Tujuan Umum
Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas.
- Meningkatkan keterampilan anak.
- Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu.
- Memberikan kesenangan dan kepuasan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik
bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di
dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka
inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi
insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup
(Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit Martin,
2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting. Melalui
bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik anak,
kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di
lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,
2008). Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial
dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak
akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa
yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000). Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh
kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan
kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia
dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
7
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain
sebagai terapi.
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
8
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal
ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di
rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada
beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak
boleh dilanggar.
9
C. Tujuan Bermain
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit,
pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah
sakit.
F. Klasifikasi Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
10
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
d) Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat
gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b) Tidak ada variasi dari alat permainan.
c) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d) Tidak mempunyai teman bermain.
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain. Contoh: Anak
2. Skill Play
3. Assosiative Play
11
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang
lain, tetapi tidak terorganisir. Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan
tujuan yang tidak jelas. Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-
masing.
4. Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan
pimpinan permainan jelas. Contoh : anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan
satu orang menjadi pemimpin.
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain
pasir bersama-sama.
2. Stimulasi Keterampilan
3. Stimulasi Kerjasama
12
Permainan :
Membuat tempat pensil kelinci :
Menumbuhkan kreatifitas, Meningkatkan keterampilan anak mengenai
motorik kasar dan halus.
Cara Bermain :
Tiap anak terapys diberikan 1 gelas plastik, kertas origami, mata boneka. Anak
akan diajarkan cara menempel untuk membuat tempat pensil kelinci. Ketika
mampu mengikuti cara yang diajarkan dan dapat menyelesaikan membuat
tempat pensil kelinci, beri reinforcement positif.
J. Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak pra sekolah usia 3-5 tahun.
K. Metode
Ceramah dan Demonstrasi
L. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a. Alat alat untuk bermain sudah tersedia
b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d. Jumlah terapis 3 - 5 orang.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan
teratur.
b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan.
d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % anak dapat mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kegiatan
b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
13
c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
M. Pengorganisasian
i. Leader : Rahma Winne E. A
Tugas :
- Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
- Menjelaskan tujuan terapi bermain
- Menjelaskan aturan terapi permainan
- Memimpin jalannya permainan
iv. Fasilitator : Nafa Nurannisa, Ayu Oktriani, Lulu Lutfiah, Agustin Rahayu, Siti
Nabilah
Tugas :
- Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
- Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
- Sebagai Role Model selama kegiatan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain
sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
Selama dilakukannya proses terapi aktifitas bermain ini, tampak peserta cukup
kooperatif dan dapat mengikuti jalannya terapi bermain dengan baik, bahkan ada peserta
yang cukup aktif menunjukkan kemampuannya. Namun ada beberapa anak yang usianya
tidak sesuai dengan jenis permainan yang disajikan, hal ini dikarenakan ada beberapa
anak yang harus melakukan pengobatan kemoterapi sehingga beberapa anak tersebut
digantikan dengan beberapa anak lain yang berbeda usia. Tetapi secara keseluruhan,
terapi bermain ini dapat berjalan dengan lancar dan membuat peserta terapi senang serta
membantu mengurangi dampak hospitalisasi pada peserta.
B. Saran
Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di
RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.
15
DOKUMENTASI
Pesertamampu
Peserta mengikuti games tambahan
menyelesaikan dari leader
permainan
Co. satu
Salah leader membagikan
peserta hadiah pada
berani bernyanyi peserta
sendiri
CI ruangan Anggrek turut menyaksikan
TAB
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah. Diakses Pada
Tanggal 11 Desember 2012. www.nursingbegin.com