Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GANGGUAN


SENSORI PERSEPSI:
HALUSINASI

Di Sampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami, S.Kep, S.Pd, MKes


RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIK
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Ggn proses pikir


Persepsi akurat  Kadang-kadang
: Waham
Emosi proses pikir terganggu
Halusinasi
konsisten  Ilusi
Tidak mampu
dengan  Emosi
mengalami
pengalaman berlebihan/berkurang
emosi
Perilaku cocok  Perilaku yang tidak
Perilaku tidak
Hubungan biasa
terorganisir
sosial positif  Menarik diri
Isolasi sosial

Stuart dan Sundeen, 2007


FAKTOR PREDISPOSISI

1. Biologis
 Gangguan perkembangan otak frontal dan
temporal.
 Lesi pada korteks frontal, temporal dan
limbik.
 Gangguan tumbang pada prenatal,
neonatal, dan anak-anak.
 Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar
2 telur.
2. Psikologis
 Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektive,
dingin, tidak sensitif.
 Hubungan dengan ayah yang tidak
dekat/perhatian yang berlebihan.
 Konflik pernikahan.

 Komunikasi “double bind”

 Koping dalam menghadapi stress tidak


konstruktif atau tidak adaptif.
 Gangguan identitas.

 Ketidakmampuan menggapai cinta.


3. Sosial Budaya
 Kemiskinan

 Ketidakharmonisan sosial budaya

 Hidup terisolasi

 Stress yang menumpuk

 Tinggal di ibu kota


• Sumber : biologis, psikologis, sosial
budaya.
• Asal (original) : dari klien atau lingkungan ekternal.
• Waktu : lama dan frekuensi stimulus.
• Jumlah : stimulas yang dialami.

Faktor Presipitasi Umum


Kondisi kesehatan.
Kondisi lingkungan.
Sikap dan perilaku klien.
1. Klien
identifikasi koping, kekuatan dan kemampuan yang
masih dimiliki klien.
2. Sumber daya dan dukungan sosial
 Pengetahuan keluarga
 Finansial keluarga
 Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
 Kemampuan keluarga memberikan asuhan
Intensitas dan Proses Terjadinya
Halusinasi (Stuart dan Sundeen, 2007)
Level Karakteristik Perilaku Klien
Tahap 1
Comforting  Mengalami ansietas  Tersenyum/terta
 Memberi rasa kesepian, rasa wa sendiri
nyaman bersalah, dan ketakutan  Menggerakan
 Tingkat  Mencoba berfokus pada bibir tanpa suara
ansietas pikiran yang dapat  Menggerakan
sedang menghilangkan ansietas mata yang cepat
 Secara umum  Pikiran dan pengalaman  Respons verbal
halusinasi/pen sensori masih ada yang lambat
galaman dalam kontrol  Diam dan
sensori kesadaran. kosentrasi
merupakan
suatu NON PSIKOTIK
kesenangan
Tahap II
Condeming
 Menyalahkan  Pengalaman  Peningkatan SSO;
 Tingkat sensori tanda-tanda
ansietas berat menakutkan ansietas
 Secara umum  Mulai merasa peningkatan denyut
halusinasi/pen kehilangan kontrol jantung, pernapasan
galaman  Merasa dan tekanan darah
sensori dilecehkan oleh  Rentang perhatian
menyebabkan pengalaman menyempit
rasa antipati sensori tersebut  Konsentrasi dengan
 Menarik diri dari pengalaman sensori
orang lain  Kehilangan
kemampuan
NON PSIKOTIK membedakan
halusinasi dan
realita
Tahap III
Controling
 Mengontrol  Menyerah dan  Perintah
 Tingkat anseitas menerima halusinasi ditaati
berat halusinasi/pengal  Sulit
 Halusinasi tidak aman sensorinya berhubungan
dapat ditolak lagi  Isi halusinasi dengan orang lain
menjadi atraktif  Rentang
 Kesepian bila perhatiann hanya
halusinasi/pengal beberapa
aman sensorinya detik/menit
berakhir  Gejala fisik
ansietas :
berkeringat,
PSIKOTIK tremor, tidak
mampu mengikuti
perintah
Tahap IV
Conquering
 Menguasai  Halusinasi/penga  Perilaku panik
 Tingkat laman sensori  Resiko tinggi untuk
ansietas menjadi bunuh diri atau
panik ancaman membunuh orang
 Secara  Hakusinasi/peng lain
umum di atur alaman sensori  Tindak kekerasan,
dan dapat agitasi, menarik diri,
dipengaruhi berlangsung atau ketakutan
oleh selama beberapa  Tidak mampu
halusinasi/pe jam/hari (jika berespons terhadap
ngalaman tidak diintervensi) perintah yang
nsensorinya kompleks
 Tidak mampu
PSIKOTIK berespon terhadap
lebih dari satu orang
Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Isolasi Sosial

Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
HALUSINASI
Tindakan Keperawatan Pada Pasien Halusinasi
 Tetapkan hubungan saling percaya
 Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum
obat bius atau alkohol
 Kaji isi, frekuensi, waktu, intensitas, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi
 Jika pasien bertanya, nyatakan secara sederhana
bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang
sama ( tidak membantah dan tidak mendukung )
contoh : saya percaya anda mendengar suara
......, tapi saya sendiri tidak mendengarnya
 Bantu pasien menjelaskan kebutuhan
yang mungkin direfleksikan dalam hal
halusinasi.
 Bantu pasien mengidentifikasi
hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikan.
 Sarankan dan kuatkan penggunaan
hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
 Emosi digambarkan dalam istilah mood dan
afek.
 Mood adalah suasana emosi yang memajang,
yang mempengaruhi kepribadian dan fungsi
kehidupan individu.
 Afek mengacu pada perilaku: gerakan tangan
dan tubuh, ekpresi wajah dan intonasi suara
diamati ketika individu mengekspresikan dan
mengalami perasaan-perasaan dan emosi.
Adaptif
Afek sesuai dengan mood
Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui
perubahan afek yaitu :
 Afek Tumpul

 Afek Datar

 Afek Tidak Sesuai

 Afek Yang Berlebihan

 Ambivalen
Masalah emosi pada klien skizofrenia :
 “Alexithemia” : kesulitan menentukan
dan menjelaskan emosi.
 Apatis : kurangnya perasaan,
emosi, minat dan
perhatian.
 Anhedonia : ketidakmampuan
/kurangnya
kemampuan mengalami
perasaan puas, senang,
intim dan akrab.
FUNGSI MOTORIK
Adaptif
 Aktifitas motorik merupakam
manifestasi fungsi kognitif,
persepsi dan afektif secara
simultan.
 Aktifitas motorik dapat terlihat
aktifitas fisik klien.
Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
 Peningkatan/penurunan tingkat aktifitas motorik.
 Impulsif.
 Manerisme
 Automatisme
 Stereotipi
 Kataton
 Parkinson (gajala-gejala ektrapiramidal)
 Gerakan mata abnormal
 Grimasen
 Apraksia
 Ekopraksia
 Cara berjalan abnormal
Masalah keperawatan yang mungkin
 Resiko perilaku kekerasam
 Keletihan
 Kerusakan fisik; mobilitas
 Intoleransi aktifitas
 Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh.
FUNGSI SOSIAL

Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk
membentuk hubungan kerja sama dan saling
ketergantungan.

Efek tidak langsung


Harga diri rendah
Hubungan sosial yang tidak sesuai
Tidak berminat dalam aktifitas rekreasi
Gangguan identitas pribadi
Maladaptif
Efek langsung
 Tidak ada motivasi
 Menarik diri
 Isolasi sosial
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara
koheren
 Kemunduran ketrampilan sosial
 Defisit perawatan diri
 “paranoia”
Masalah Keperawatan Yang Mungkin :
 Isolasi sosial
 Kerusakan iterakasi sosial
 Kerusakan komunikasi
 Defisit perawatan diri ....
 Harga diri rendah
 Kurang motivasi
 Gangguan identitas pribadi

Anda mungkin juga menyukai