Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Gangguan Persepsi Sensori:


Halusinasi

HENI PURNAMA, MNS


STIKEP PPNI JABAR
DEFINISI

• Persepsi : indentifikasi dan interpretasi stimulus


berdasarkan informasi yang diterima melalui panca
indra (Stuart, 2016).
• Halusinasi : distorsi persepsi palsu yang terjadi
pada respon neurobiologis maladaptive (stuart,
2016).
• Pada halusinasi tidak adanya rangsang/stimulus
apapun pada panca-indera seorang
JENIS HALUSINASI
1. Halusinasi Pendengaran
70 % penderita halusinasi
Karakteristik
Mendengar suara/bunyi, suara sederhana atau pembicaraan,
percakapan 2 org atau lebih
Klien mendengar suara yang berbicara kepada klien dan perintah
yang memberitahu klien untuk melakukan sesuatu.
Tingkah Laku yang dpt Diobservasi :
Pergerakan badan spt sedang mendengarkan sesuatu dg cermat,
menggerakkan mulut spt sedang bicara.
2. Halusinasi Penglihatan

Rangsangan visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar


geometris, tokoh kartun, atau adegan/bayangan rumit
(bayangan dapat menyenangkan atau menakutkan)

Tingkah laku yang dpt diobservasi :

Tiba2 tampak terkejut, takut dengan org lain atau obyek


tertentu atau tanpa stimulus. Tiba2 berlari ke ruang lain.
3. Halusinasi Penciuman

 Karakteristik :
Mencium bau seprti darah (anyir), urine, feces,tapi kadang
bau terasa menyenangkan.
 Tingkah Laku yang dapat diobservasi :
Mengerutkan hidung spt mencium sesuatu, berespon pada
bau.
4. Halusinasi Perabaan/Tactile

 Karakteristik :
Pengalaman nyeri/tdk nyaman tanpa stimulus yg tampak,
merasa sensasi listrik datang dari tanah
5. Halusinasi Kenestetik
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah melalui
vena dan arteri atau merasakan pencernaan makanan atau
pembentukan urin

6. Halusinasi Kinestetik

Adanya sensari gerakan , namun tak bergerak


FASE-FASE HALUSINASI
FASE
HALUSINASI KHARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Fase I  Klien mengalami perasaan  Tersenyum atau


Comforting mendalam spt ansietas, tertawa yg tidak
kesepian, rasa b’salah, sesuai
takut.  Menggerakkan bibir
Halusinasi  Mencoba b’fokus pd tanpa suara,
Menyenang- pikiran menyenangkan u/ pergerakan mata yg
kan m’redakan ansietas cepat
 Respon verbal yg
 NON PSIKOTIK lambat jika sedang
asyik, diam & asyik
sendiri.
FASE
KHARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
HALUSINASI
Fase II  Pengalaman sensori  M tanda sistem
Condemning menjijikkan dan syaraf otonom akibat
menakutkan ansietas
 Klien mulai lepas kendali  Rentang perhatian
Ansietas berat, menyempit
halusinasi & mulai membatasi jarak
dirinya dg sumber yg  Kehilangan
menjadi k’mampuan
menjijikkan dipersepsikan.
membedakan
halusinasi dg realita.
 PSIKOTIK RINGAN
FASE
HALUSINASI KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Fase III;  Klien menghentikan Adanya tanda2 fisik


Controlling p’lawanan thd halusinasi ansietas berat, tidak
 Isi halusinasi menjadi mampu mematuhi
Ansietas menarik perintah
berat.  Klien mungkin mengalami
kesepian jika sensori
halusinasi berhenti.
FASE
HALUSINASI KHARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Fase IV  Perilaku teror akibat panic


 P’alaman sensori mjd
Conquering  Potensi kuat untuk bunuh
mengancam jika klien diri
Panik tdk mengikuti perintah  Tdk mampu berespon thd
perintah yg komplek
halusinasi
PENGKAJIAN

• Faktor Predisposisi
a. Faktor Genetik
Diturunkan melalui genetik
Kembar identik : 50 %
Satu orang tua : 15 %
Kedua orangtua: 35 %
b. Faktor Neurobiologi
Pada penderita schizophrenia : korteks prefrontal & limbik tidak
berkembang penuh. Terjadi penurunan volume & fungsi otak.
Neurotransmitter tdk normal: Dopamin, Serotonin, Glutamat

c. Teori Virus
Paparan virus influenza pd kehamilan trimester 3

d. Psikologis
Anak dari ibu yang pencemas , terlalu melindungi, dingin dan
tidak berperasaan,
• Berlebihnya proses informasi pd sistem syaraf yg menerima &
memproses informasi di thalamus dan frontal otak

• Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu

• Gejala2 pemicu : Kesehatan, Lingkungan, sikap dan perilaku


PRESIPITASI

KESEHATAN Nutrisi kurang, kurang tidur, kelelahan, obat


sistem syaraf pusat

LINGKUNGAN Lingkungan yang memusuhi, masalah rumah


tangga, kehilangan kebebasan hidup, isolasi
sosial

SIKAP/ Merasa tidak mampu (harga diri rendah),


PERILAKU putus asa, merasa gagal
MEKANISME KOPING

• Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari

• Proyeksi : mencoba mengalihkan gangguan persepsi dg


mengalihkan tg. jawab kpd org lain atau suatu benda

• Menarik diri, sulit mempercayai org lain dan asyik dg


stimulus internal
INTERVENSI KEPERAWATAN

• Bina hubungan saling percaya

• Bantu klien mengenal halusinasinya

- isi halusinasi : suara siapa, berkata apa, bentuk seperti apa


(p’lihatan), dll.

- Waktu & frekuensi halusinasi

- Situasi pencetus halusinasi

- Respon klien
• Latih klien cara mengontrol halusnasi :
menghardik, berinteraksi dg org lain,
• Penjelasan pada keluarga cara merawat pasien
dengan halusinasi

EVALUASI
Berhasil !!! Bila..
• Klien menunjukkan kemampuan mandiri u/
mengontrol halusinasi dg cara yg efektif yg dipilih
• Klg menunjukkan kemampuan menjadi sistem
pendukung yg efektif.
TERIMA KASIH …

Anda mungkin juga menyukai