Anda di halaman 1dari 53

TRAUMA KEPALA DAN

CEDERA TULANG BELAKANG

Farly Ihsan, S.Kep,.Ners, M.Kep


Phone/wa : 087808986733
Email : nabhanelihsan@gmail.com

PELATIHAN BTCLS
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi/Personal Details
Nama/Name : Farly Ihsan, S.Kep,Ners,.M.Kep
Nomor Telepon/Phone : 087808986733
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Profesi : Tenaga kesehatan perawat
Agama/Religion : Muslim/ Moeslem
NIRA PPNI : 36040140738
Riwayat Pendidikan
S2 Magister Keperawatan UNPAD
Pendidikan Ners di PSIK STIKes Faletehan
Program S1 Keperawatan di PSIK STIKes Faletehan
D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bandung

Pengalaman Kerja/Job Experience Organisasi


Pendidikan Non Formal/ Training • Perawat Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.Dradjat • Ketua Himpunan Perawat Gawat Darurat dan
• ENIL Prawiranegara Serang, 2009 - Sekarang Bencana Indonesia (HIPGABI) Provinsi Banten
• BTCLS • Relawan Kesehatan Gempa Lombok NTB, tahun tahun 2017–2022
• TOT Keperawatan Gawat Darurat PP HIPGABI 2018
• Trainer BTCLS HIPGABI
• Relawan Kesehatan Gempa Tsunami, Palu -
dan DPP PPNI, 2018 • Dewan Pertimbangan HIPGABI Provinsi Banten
Donggala Sulawesi Tengah, tahun 2018
• International Emergency Nursing Camp • Relawan kesehatan Tsunami Selat Sunda, Banten tahun 2022 – 2027
(IENC),2017 tahun 2019 • Ketua BAPENA PPNI BANTEN 2022 - 2025
• Pelatihan Kegawatdaruratan Update Intravenous • Relawan Kesehatan Banjir Bandang, Sentani-Papua • Trainer kesehatan UPTD UPELKES Provinsi
Therapy And Fluid Resuscitation,PP HIPGABI , tahun 2019 Banten
2016 • Relawan Kesehatan Kerusuhan Wamena, Papua
• Trainer Tenaga Kesehatan PON PAPUA, tahun
• Pelatihan ACLS AHA, Summit Health Care, 2019 tahun 2019
• Koordinator Ambulance COVID-19, Satgas Nasional
2021
Penanganan COVID-19 BNPB • Trainer Tenaga Kesehatan Superbike Mandalika –
MOTO GP, Nusa Tenggara Barat (NTB),THN 2021
• Setelah mempelajari materi ini diharapkan
peserta mampu memahami manajemen
trauma
Tujuan pembelajaran Khusus
Menjelaskan definisi, kategori trauma kepala
dan tanda gejala fraktur basis cranii

Menjelaskan penanganan pasien dengan


trauma leher dan cedera tulang belakang

Peserta bisa mensimulasikan Neck Collar,jaw


thrust,log roll dengan Long Spine Board, evac
and transport
Farly Ihsan_Hipgabi Banten
TAHUN 2019 TAHUN 2020 Rata – rata
116.411 kasus 100.028 kasus 1.960 jiwa
lakalantas lakalantas perbulan

TAHUN 2019 TAHUN 2020 Rata – rata


25.671 kasus 23.529 kasus 65 jiwa perhari
meninggal meninggal 2 – 3 jiwa
lakalantas lakalantas perjam

TAHUN 2017
28.000- NO.1
30.000 Jiwa ASEAN
per tahun

SUMBER : Data KORLANTAS POLRI


MANAJEMEN TRAUMA
TRAUMA LEHER
TRAUMA KEPALA DAN TULANG
BELAKANG

TRAUMA TRAUMA
THORAK ABDOMEN
Pendahuluan
• DI Amerika Serikat, Kejadian cedera kepala mencapai 500.000 kasus
tiap tahunnya
 10 % meninggal sebelum tiba di RS
 70 % mengalami cedera kepala ringan
 10 % mengalami cedera kepala sedang
 10 % mengalami cedera kepala berat
• Fokus utama dalam penanganan cedera kepala adalah MENCEGAH
CEDERA OTAK SEKUNDER
• OKSIGEN YANG ADEKUAT DAN MEMPERTAHANKAN TD untuk perfusi
otak merupakan lagkah penting untuk pencegahan cedera otak
sekunder
Definisi
• Cedera kepala adalah cedera yang terjadi
pada kulit, tulang kepala dan otak
• Trauma kepala dan cedera otak tidak selalu
sama, yang membedakan antara keduanya
yaitu dalam mempertimbangkan pengkajian
dan perawatan pasien akibat cedera
TRAUMA KEPALA
(HEAD INJURY)

MILD HI
ANAMNESIS,GCS 14 – 15,
PEMERIKSAAN MODERATE HI
NEUROLOGIS,ALCOHOL/DRUG,X RAY GCS 9 – 13, EVALUASI TRAUMA,

SEVERE HI RAWAT UNTUK OBSERVASI, CT SCAN


Ingat !!!
GCS 3 – 8 , RESUSITASI ABC,
INTUBASI, TRAUMA PENYERTA Cedera Leher & Tulang
Belakang
CEDERA KEPALA
RINGAN SEDANG BERAT
- Pasien sadar, - Penurunan - Penderita tidak sadar,
orientasi baik (gcs 14 kesadaran, masih penderita tidak mampu
- 15) mampu mengikuti melakukan perintah
yang sederhana
- Anamnesa umum perintah sederhana - Kesadaran menurun (gcs
- Pemeriksaan (gcs 9 - 13) 3 - 8)
neurologic - Anamnesa umum - Anamnesa umum
- Pemeriksaaan - Pemeriksaan - Pemeriksaan neurologic
penunjang (foto neurologic - Pemeriksaan penunjang
polos) - Pemeriksaan : foto polos, ct scan
penunjang : foto kepala
polos, ct scan kepala
PRA RUMAH SAKIT

1.Penatalaksanaan airway, breathing dan


circulation
2.Stabilisasi cervical dan tulang belakang
3.Transportasi yang aman
4.Pencegahan cedera lebih lanjut
American College OF Surgeons. 2018. Advanced
Trauma Life Support. Student Course Manual. Tenth
Pengkajian dan Penatalaksanaan Primer
1. Keadaan Umum dan tingkat Kesadaran (AVPU)

2. AIRWAY + CONTROL CERVICAL


Revisi : Airway Maintenance With Restriction Of Cervical Spine
Motion
cek tanda trauma bagian atas tubuh
3. BREATHING
revisi : Breathing And Ventilation
4. CIRCULATION + CONTROL SHOCK
Revisi : Circulation with Hemorrhage Control
cek perfusi perifer, cek TTV
5. DISABILITY
Revisi : Disability (Assesment Of Neurologic Status)
• Kaji GCS dan kekuatan Otot
• Refleks Cahaya
• Kaji ukuran dan kesimetrisan pupil (isokor/ anisokor)

• Cek adanya tanda peningkatan tekanan Intrakranial


Pemeriksaan GCS
• RESPON MEMBUKA MATA

SPONTAN :4
TERHADAP SUARA : 3
TERHADAP TEKANAN : 2
TIDA ADA RESPON : 1

Farly Ihsan_Hipgabi Banten


RESPON MOTORIK

• MENGIKUTI PERINTAH :6
• MELOKALISIR :5
• FLEKSI NORMAL :4
• FLEKSI ABNORMAL :3
• EKSTENSI :2
• TIDAK ADA RESPON :1
RESPON VERBAL

• ORIENTASI BAIK :5
• BINGUNG :4
• KATA – KATA :3
• SUARA :2
• TIDAK ADA RESPON : 1
SKOR TETAP

NT, jika tidak


dapat dilakukan
pemeriksaaan
AREA STIMULASI YANG DI SARANKAN :
• UJUNG KUKU
• TRAPEZIUS
• SUPRAORBITAL

AREA STIMULASI YANG TIDAK


DISARANKAN:
• STERNUM
• RETROMANDIBULAR
TANDA – TANDA FRAKTUR BASIS CRANII

BETAL SIGN
RHINORRHEA
RACOON EYE
OTORRHEA
JANGAN COBA
MENGHENTIKAN ALIRAN
CAIRAN OTAK YANG KELUAR
DARI HIDUNG/ TELINGA
Farly Ihsan_Hipgabi Banten
Penatalaksanaan
Menurut Damkliang et al (2015) penatalaksanaan pasien dewasa dengan cedera
kepala adalah sebagai berikut:
1. Airway
Buat Jalan nafas pasien aman, bersamaan dengan proteksi /
control servikal.
a. lakukan manuver jaw-thrust untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
b. gunakan BMV dengan oksigen > 10 Lpm sebelum intubasi
c. lakukan manual stabilisasi selama memberikan bantuan dalam
d. intubasi ETT
e. gunakan Collar-neck servikal yang ukurannya sesuai dan tepat
penggunaannya
Breathing

a. Pertahankan Oksigenasi dan ventilasi yang adekuat


b. Monitor saturasi oksigen, pertahankan SpO2 >90% dan catat/record
setiap 15 menit
c. Monitor ventilasi menggunakan capnography, pertahankan
d. ETCO2 35 - 40 mmHg dan catat setiap 15 menit
e. Monitor frekuensi pernafasan dan catat setiap 15 menit
Circulation

a. Pertahankan sirkulasi dan keseimbangan cairan


b. (kolaborasi) berikan cairan Normal saline atau cairan yang diresepkan
c. Pertahankan Tekanan darah systolik >90 mmHg dan catat setiap 15
menit
d. Monitor nadi dan catat setiap 15 menit
Disability
a. Monitor secara teratur nilai GCS dan ukuran pupil serta reaktivitasnya
b. Monitor nilai GCS, Ukuran Pupil-reaksinya, catat setiap 15 menit
c. informasikan kepada dokter jika ada perubahan sebagai
d. berikut :
- Penurunan nilai GCS
- Dilatasi / Pupil asimetris
- Respon pupil lamban / tidak reaktif
g. Pertahankan Aliran balik vena serebral
h. posisikan kepala dan leher sejajar
i. tinggikan kepala 30 derajat (jika tidak ada kontraindikasi)
j. pastikan menggunakan collar neck yang sesuai
TRAUMA TULANG
BELAKANG
TRAUMA LEHER DAN TULANG
BELAKANG

Farly Ihsan_Hipgabi Banten


• Menurut WHO, terdapat 11.000 kasus trauma vertebra yang
memerlukan pengobatan setiap tahunnnya . Sekitar 50 % kasus
trauma vertebra terjadi akibat kecelakaan lalu lintas
• Angka kematian pada trauma vertebra mencapai 17 %. Dari
seluruh kasus kasus, 2 – 6 % terjadi pada daerah servikal.
• Trauma lebih sering terjadi pada laki – laki dibandingkan dengan
perempuan dengan rasio 4 : 1
• Beberapa penyebab trauma vertebra yang sering ditemukan
adalah kecelakaan lalu lintas, kompresi atau tekanan pada
vertebra akibat terjatuh dari ketinggian, kecelakaan olah raga
(berkuda, sepak bola, menyelam dan sebagainya) serta trauma
tumpul, tajam dan tembak pada vertebra

Agus Hadian Rahim, 2012 Farly Ihsan_Hipgabi Banten


ANATOMI
TULANG BELAKANG

CERVICAL 7

THORACIC 12

LUMBAL 5

SACRAL 5

COCCYX 1
• CEDERA TULANG BELAKANG
ADALAH HASIL DARI TRAUMA
LANGSUNG PADA SARAF
DITULANG BELAKANG ATAU
KERUSAKAN TIDAK LANGSUNG
PADA TULANG DAN JARINGAN
LUNAK SERTA PEMBULUH
DARAH DI SEKITAR SUMSUM
TULANG BELAKANG

Farly Ihsan_Hipgabi Banten


PENYEBAB CEDERA
TULANG BELAKANG

KECELAKAAN
KLL JATUH OLAH RAGA
KERJA
(50%) 25 (%) 15 (%)
10 %

INGAT !!!
DARI PENYEBAB CEDERA INI
YANG HARUS DI
PERHATIKAN ADALAH
BIOMEKANIKA KERUSAKAN TULANG BELAKANG DI
SEBABKAN OLEH TRAUMATIK
TRAUMA
MEKANISME CEDERA TULANG BELAKANG

HIPEREKSTENSI

HIPERFLEKSI

KOMPRESI

ROTASIONAL
Manifestasi Klinis
• Gambaran klinis
tergantung pada lokasi
dan derajat kerusakan
vertebra, hilangnya
fungsi motoric maupun
sensorik yang dapat
disertai spinal shock
INTERVENSI TERAPEUTIK
TRAUMA
ABDOMEN

TRAUMA THORAK PERTIMBANGKAN


TRAUMA PELVIS
TRAUMA VERTEBRA

TRAUMA KEPALA

AGUS HADIAN RAHIM. VERTEBRA, 2012


PRA RUMAH SAKIT

1. Penatalaksanaan airway, breathing dan


circulation
2. Stabilisasi cervical dan tulang belakang
3. Transportasi yang aman
4. Pencegahan cedera lebih lanjut
PENATALAKSANAAN CEDERA TULANG BELAKANG
• Ingat ABC
• Imobilisasi : collar Neck,
manual
IMOBILISASI TULANG BELAKANG

• Long Spine Board (LSB)


adalah alat penanganan
pasien yang digunakan
terutama dalam perawatan
trauma pra-rumah sakit.
Alat ini dirancang untuk
seseorang dengan dugaan
cedera tulang belakang
atau anggota badan.
• Log roll bila memindahkan pasien
• Immobilisasi dipertahankan sampai terbukti tidak ada cedera
• Konsultasi ahli

• Cara memindahkan
pasien, dimana pasien
bergerak sebagai satu
unit
• Tujuan : meminimalkan
gerakan pada tulang
belakang shg. mencegah
terjadinya komplikasi
yang tak diinginkan’
• Minimal dilakukan 3
orang
LEBIH DARI 3 PENOLONG
Kendrick Extrication Device (K.E.D.)
• Kendrick Extrication Device (K.E.D.) adalah alat yang di gunakan untuk
pengevakuasian atau memindahkan korban tabrakan lalu lintas.
Biasanya tersedia di ambulans dan merupakan salah satu alat wajib
untuk kebutuhkan pertolongan pertama pada musabah kecelakaan baik
kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan karena bencana alam
• Biasanya digunakan bersamaan dengan neck collar, posisi ini
mengurangi kemungkinan cedera tambahan pada daerah ini selama
ekstraksi
• KED menggunakan serangkaian batang penahan yang dibungkus dalam
sebentuk jaket, yang memungkinkan penyelamat untuk mengimobilisasi
leher dan tulang belakang agar tidak bergerak dan melepaskan korban
dari kenderaan atau ruang tertutup lainnya.
• K.E.D. dirancang oleh Richard Kendrick pada tahun 1978
Kenrick Extrication Device (KED)
• Perangkat KED terdiri dari :
• 2 buah – HEad strap ( tali
pengikat kepala)
• lifting handle dikedua sisi
3 buah Tarsop strap ( tali
pengikat tubuh)
2 bah leg strap ( tali pengikat
kaki
1 buah Head Pad
Imobilisasi tulang belakang
MELEPAS HELM PADA TRAUMA

- Lepas helm untuk mencapai jalan napas.


- Helm dapat menyebab fleksi leher bila pasien
diletakkan di atas papan.
• Airway
• Breathing

• Circulation
• Disability
• Tentukan keputusan untuk transport
dan intervensi kritis
Lakukan secondary survey :
• Tanda-tanda vital
• Anamnesa (S.A.M.P.L.E)
P : POST MEDIKASI
L : LAST ORAL INTAKE
E : EVENT INJURY

• Pemeriksaan dari ujung rambut sampai kaki


(head to toe) termasuk neurologi
• Balut dan bidai
• Monitor terus menerus
Daftar Rujukan
• Kurniati, A, Trisyani,Y, dkk. 2018. Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Edisi
Indonesia I
• American College OF Surgeons. 2018. Advanced Trauma Life Support. Student Course
Manual. Tenth edition
• Rahim,HA,dr. 2012. Vertebra. Departemen Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran Rumah Sakit dr. hasan sadikin Bandung. Sagung Seto
• Ooi, S, Manning, P. 2017. Guide to The Essential in Emergency Medicine. Second edition
• Jintana Damkliang, Julie Considine, Bridie Kent, Maryan Street, G. D. D. E. (2015). Nurses ’
perceptions of using an evidence-based care bundle for initial emergency nursing
management of patients with severe traumatic brain injury : A qualitative study. International
Emergency Nursing, 23(4), 299–305. https://doi.org/10.1016/j.ienj.2015.04.004
HATURNUHUN

Anda mungkin juga menyukai