Anda di halaman 1dari 8

HARGA DIRI RENDAH

Keliat (2007) HDR adalah : perasaan negative thd diri sendiri dan dirinya gagal mencapai
keinginan.
Keliat (2010) HDR : Perasaan tdk berharga, tdk berarti dan rendh diri yg berkepanjangan
akibat evalusi negative thd diri sendiri dan kemampuan diri

SP.1
 Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
o Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
o Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian
yang negative
 Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
o Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih digunakan saat ini
o Bantu pasien menyebutkannya dan member penguatan terhadap kamempuan diri yang
diungkapkan pasien
o Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
 Pilih kemampuan yang akan dilatih
o Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai
kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
o Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri
- Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga
- Aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
pasien
- Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat dilakukan pasien
- Susun bersama pasien aktifitas atau kegiatan sehari-hari pasien
 Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
o Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah dipilih
pasien) yang akan dilatihkan
o Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan
pasien
o Beri dukungan dan pujian yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien
 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
o Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
o Beri pujian atas aktifitas/ kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
o Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi dan perubahan setiap
o Susun daftar aktifitas yang sudah di latihkan bersama pasien dan keluarga
o Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
o Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan pasien

SP.2
o Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 & 2)
o Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
ISOLASI SOSIAL
 keadaan dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteaksi dengan orang lain disekitarnya (Damaiyanti, 2012)

 Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat, 2011).

SP.1
o Identifikasi penyebab
- Siapa yang satu rumah dengan pasien?
- Siapa yang dekat dengan pasien? Apa sebabnya?
- Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa sebabnya?

o Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain


- Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
- Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
- Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan
mereka
- Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
lain
- Jelaskan pengaruh isolasi social terhadap kesehatan fisik pasien

o Latih berkenalan
- Jelaskan kepada klien cara berinteraksi dengan orang lain
- Berikan contoh cara berinteraksi dengan orang lain
- Beri kesempatan pasien mempraktekan cara berinteraksi dengan orang lain yang
dilakukan di hadapan perawat
- Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu teman/ anggota keluarga
- Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan 2, 3, 4
orang dan seterusnya
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien
- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain,
mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya, beri dorongan
terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya
o Masukan jadwal kegiatan pasien

SP.2
o Evaluasi SP1
o Latih berhubungan social secara bertahap
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.3
o Evaluasi SP1 & 2
o Latih cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih
o Masukan jadwal kegiatan pasien
KURANG PERAWATAN DIRI

Adanya perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan


aktivitas perawatan diri menurun (ktdkmampuan merawat kebersihan diri,
makan scr mandiri, berhias dan toileting)

SP.1
o Identifikasi
- Kebersihan diri
- Berdandan
- Makan
- BAB/ BAK
o Jelaskan pentingnya kebersihan diri
o Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.2
o Evaluasi SP1
o Jelaskan pentingnya berdandan
o Latih cara berdandan
a. Untuk pasien laki-laki meliputi cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
b. Untuk pasien perempuan meliputi cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.3
o Evaluasi kegiatan SP1 & 2
o Jelaskan cara dan alat makan yang benar
- Jelaskan cara mempersiapkan makan
- Jelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
o Latih kegiatan makan
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.4
o Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP1, 2 & 3)
o Latih cara BAB & BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB &BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB & BAK
HALUSINASI

Halusinasi : persepsi klien thd lingkungan tanpa stimulus yg nyata (direja, 2011)
Kesan respon dan pengalaman sensori yang salah

SP.1
o Bantu pasien mengenal halusinasi:
- Isi
- Waktu terjadinya
- Frekuensi
- Situasi pencetus
- Perasaan saat terjadi halusinasi
o Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik:
Tahapan tindakannya meliputi:
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
- Peragakan cara menghardik
- Minta pasien memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku pasien
- Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.2
o Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1)
o Latih berbicara/ bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
o Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

SP.3
o Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1 & 2)
o Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
Tahapannya:
- Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi
- Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
- Latih pasien melakukan aktivitas
- Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih (dari bangun
pagi sampai tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)

SP.4
o Evaluasi kegiatan yang lalu (SP.1, 2 & 3)
o Tanyakan program pengobatan
o Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa
o Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
o Jelaskan akibat bila putus obat
o Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
o Jelaskan pengobatan (5B)
o Latih pasien minum obat
o Masukan dalam jadwal harian pasien
RESIKO BUNUH DIRI

(Harold 1998) kematian yang diperbuat oleh pelaku sendiri secara sengaja
dan biasanya terjadi karena adanya krisis yang membuat penderitaan yang
amat sangat dan rasa putus asa serta tidak berdaya, dan adanya konflik
antara hidup dan stres yang tak tertahankan, penyempitan dari pilihan jalan
keluar yang dilihat penderita serta keinginan untuk melarikan diri dari hal itu

SP.1
o Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
o Amankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
o Lakukan kontrak treatment
o Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
o Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

SP.2
o Identifikasi aspek positif pasien
o Dorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
o Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga

SP.3
o Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
o Nilai pola koping yang biasa dilakukan
o Identifikasi pola koping yang konstruktif
o Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
o Anjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif dalam kegiatan harian

SP.4
o Buat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
realistis
o Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang
realistis
GANGGUN PROSES PIKIR (WAHAM)

Menurut (Statistical & Problems, 2019) waham atau delusi adalah keyakinan tetap yang
dipegang teguh meskipun ada bukti objektif bahwa keyakinan itu tidak benar.
Tujuan askep waham :
1. Mampu berorientasi kepada realita secara bertahap
2. Mempu berinteraksi dengan oranglain dan lingkungan
3. Menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

SP 1 :
Identifikasi kebutuhan pasien
Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham pasien)
Latih untuk memenuhi kebutuhannya
Masukan dalam jadwal harian

SP 2 :
Evaluasi SP 1
Identifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki
Pilih dan latih potensi yang dimiliki
Masukan dalam jadwal kegiatan harian

SP 3 :
Evaluasi SP 2 DAN SP 3
Pilih kemampuan yang dapat dilakukan
Pilih dan latih potensi yang dimiliki
Masukan dalam jadwal harian
PERILAKU KEKERASAN

PK salah satu respons marah yang diespresikan dengan melakukan ancaman, mencederai
orang lain, dan merusak lingkungan. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik bagi diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan (Keliat,dkk, 2011)

Tujuan :
1. Mengidentifikasi penyebab dan tanda PK
2. Menyebutkan jenis perilaku PK yg pernah dilakukan
3. Menyebutkan akibatkan dari PK yg dilakukan
4. Menyebutkan cara mengontrol PK
5. Mengontrol PK secara : fisik, social/verbal, spiritual dan terpi psikofarmaka (patah
obat )
SP 1 :
o Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan
o Latih fisik 1 : nafas dalam
o Masukan dalam jadwal harian pasien

SP 2 :
o Evaluasi SP 1
o Latik cara fisik : Pukul kasur/ bantal
o Masukan dalam jadwal harian pasien
SP 3 :
o Evaluasi SP.1 & 2
o Latih secara social/ verbal
Menolak, meminta, dan mengungkapkan dengan baik
o Masukan dalam jadwal harian pasien

SP 4 :
o Evaluasi (SP.1, 2 & 3)
o Latih secara spiritual :
o Berdoa
o Sholat
o Masukan dalam jadwal harian pasien
SP 5 :
o Evaluasi (SP.1, 2, 3 & 4)
o Latih patuh obat
o Minum obat secara teratur dengan prinsip 5B
o Susun jadwal minum obat secara teratur
o Masukan dalam jadwal harian pasien

Anda mungkin juga menyukai