Anda di halaman 1dari 169

MODUL

PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH :
TIM PENGAJAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN/NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
ANDINI PERSADA MAMUJU

1
MODUL
PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA
PENYUSUN:
Ns. Edi Purnomo, S,Kep., M.Kep
Ns. Akbar Nur, S.Kep, M.Kep
Ns. I Kadek Dwi Swarjana, S.Kep, M.Kep
Ns. Hasnidar, S.Kep
Ns. Ratna Palulun, S.Kep
Ns. Dewarawati Patandean, S.Kep
Zulhaini Sartika A. Pulungan, S.Kep, M.Sc

2
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Defenisi
proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan klien dan
tenaga kesehatan yang lain.
 Komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien.
 Merupakan komunikasi profesional yang mengaruh pada
tujuan  perubahan pasien.
 Komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan perhatian antara perawat dan klien.

2. Tujuan
Menurut Stuart dan Sundan (1991, hal. 108), komunikasi sangat
penting dalam praktek keperawatan :
a. Komunikasi adalah cara untuk membina hubungan yang
terapeutik
b. Maksud komunikasi adalah untuk mempengaruhi perilaku
orang lain, berartii keberhasilannya intervensi keperawatan
tergantung pada komunikasi.
c. Komunikasi adalah berhubungan, hubungan perawat dan
klien yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa
komunikasi.
Tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien, meliputi:
1. Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat terhadap diri
sendiri
2. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi
3. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan
3. Indikasi
a. KLien dengan masalah Realisasi diri
b. Klien dengan masalah Identitas diri
c. Klien dengan masalah hubungan interpersonal
d. Klien dengan masalah fungsi dan kemampuan
4. Persiapan

3
a. Pasien
- Kaji klien dan dukungan yang ada pada klien
b. Alat
- Catatan perkembangan

No. Prosedur Ya Tida Ke


(1) k(0) t
1. Pra interaksi :
- Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan
sendiri
- Analisa kekuatan – kelemahan profesional diri
- Dapatkan data klien jika mungkin
- Rencanakan pertemuan pertama

2. Perkenalan/interaksi
- Tentukan alasan klien meminta pertolongan
- Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi
terbuka

3. Kerja
Ekplorasi stressor yang tepat
- Dorong perkembangan kesadaran klien dan
pemakaian mekanisme koping yang
konstruktif
- Atasi penoilakan prilaku adaptif

4. Terminasi
- Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
- Saling mengeksplorasi perasaan penolakan,
kehilangan, sedih, marah, dll.
5. SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Berhadapan : arti diposisi ini adalah “ saya

4
siap untuk anda”
2. Membungkuk ke arah klien : posisi ini
menunjukkan keinginan untuk mengatakan
atau mendengarkan
3. Mempertahankan sikap terbuka : tidak
melibatkan kaki dan tangan, menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi
4. tetap relaks : tetap tidak mengontrol
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam merespon pendek
5. Mempertahankan kontak mata.

Standar Penilaian :


Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus

5
STRATEGI PELAKSANAAN

ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL


Pasien Keluarga
No.
SPIP SPIk
1. Mengidentifikasi penyebab Mendiskusikan masalah yang
isolasi sosial pasien dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Berdiskusi dengan pasien Menjelaskan pengertian, tanda dan
tentang keuntungan gejala isolasi sosial yang dialami
berinteraksi dengan orang pasien beserta proses terjadinya.
lain
3. Berdiskusi dengan pasien Menjelaskan cara-cara merawat pasien
tentang kerugian berinteraksi isolasi sosial
dengan orang lain
4. Mengajarkan pasien cara
berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan
harian
SPIIP SPIIk
1. Mengevaluasi jadwal Melatih keluarga mempraktekkan cara
kegiatan harian pasien merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Memberikan kesempatan Melatih keluarga mempraktekkan cara
kepada pasien merawat langsung kepada pasien
mempraktekkan cara isolasi sosial
berkenalan dengan satu orang
3. Membantu pasien
memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan
orang lain sebagai salah satu

6
kegiatan harian

SPIIIP SPIIIk
1. Mengevaluasi jadwal Membantu keluarga membuat jadwal
kegiatan harian pasien aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)

2. Memberikan kesempatan Menjelaskan follow up pasien setelah


kepada pasien pulang
mempraktekkan cara
berkenalan dengan dua orang
atau lebih
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

7
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawata
n
Defisit SP 1 SP 1
Perawatan a. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
Diri masalah: masalah dalam
- kebersihan diri merawat pasien dengan
- Berdandan masalah:
- Makan - Kebersihan diri
- BAB/BAK - Berdandan
b. Menjelaskan - Makan
pentingnya - BAB/BAK
kebersihan diri b. Menjelaskan defisit
c. Menjelaskan alat perawatan diri
dan cara c. Menjelaskan cara
kebersihan diri merawat
d. Masukkan dalam - Kebersihan diri
jadwal kegiatan - Berdandan
pasien - Makan
- BAB/BAK
d. Bermain peran cara
merawat
e. RTL keluarga/jadwal
u/ merawat
SP 2
a. Evaluasi kegiatan SP 2
yang lalu (Sp 1) a. Evaluasi kemampuan
b. Menjelaskan Sp 1
pentingnya b. Latih keluaga merawat
berdandan langsung ke pasien :
c. Menjelaskan cara kebersihan diri dan
dan alat untuk berdandan
berdandan c. RTL keluarga/jadwal u/

8
d. Melatih cara merawat.
berdandan
e. Masukkan dalam
jadual kegiatan
pasien
SP 3
a. Evaluasi kegiatan
yang lalu (Sp1 & SP 3
2) a. Evaluasi kemampuan
b. Menjelaskan cara Sp 1&2
dan alat makan b. Latih keluarga merawat
yang benar langsung ke pasien :
c. Melatih kegiatan cara makan
makan c. RTL keluarga/jadwal u/
d. Masukkan dalam merawat.
jadwal pasien.

SP 4
a. Evaluasi SP 4
kemampuan pasien a. Evaluasi kemampuan
yang lalu (Sp 1,2,3) keluarga
b. Melatih cara BAB b. Evaluasi kemampuan
dan BAK yang pasien
baik c. RTL keluarga:
c. Masukkan jadwal - Follow up
- Rujukan.

9
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawatan
Gangguan sensori SP 1 SP 1
persepsi: Halusinasi a. Mengenal a. Mengidentifikasi
halusinasi: masalah keluarga
- Isi dalam merawat
- Frekuensi pasien
- Waktu b. Menjelaskan proses
terjadinya terjadinya halusinasi.
- Situasi c. Menjelaskan cara
pencetus merawat pasien
- Perasaan d. Bermain peran cara
saat terjadi merawat
halusinasi e. RTL keluarga/jadwal
b. Latih keluarga u/ merawat
mengontrol pasien
halusinasi
dengan cara:
- Menghardi
k
c. Memasukkan
dalam jadwal
kegiatan pasien
SP 2
SP 2 a. Evaluasi kemampuan
a. Evaluasi keluarga (SP1)
kegiatan yang b. Latih keluarga
lalu (SP 1) merawat pasien
b. Melatih c. RTL keluarga./jadwal
berbicara keluarga u/ merawat
dengan orang pasien
lain saat
halusinasi

10
muncul
c. Masukkan
Jadwal

SP 3
SP 3 a. Evaluasi kemampuan
a. Evaluasi keluarga (SP2)
kegiatan yang b. Latih keluarga
lalu (Sp1 & 2) merawat pasien
b. Melatih c. RTL keluarga./jadwal
kegiatan agar keluarga u/ merawat
halusinasi tdk pasien
muncul
c. Masukkan
jadwal. SP 4
a. Evaluasi kemampuan
SP 4 keluarga
a. Evaluasi jadwal b. Evaluasi kemampuan
pasien yang pasien
lalu (SP 1, 2, 3) c. RTL keluarga:
b. Menanyakan - Follow up
pengobatan - Rujukan.
sebelumnya.
c. Menjelaskan
tentang
pengobatan (5
benar)
d. Melatih pasien
minum obat
e. Masukkan
jadwal.

11
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawat
an
Gangguan SP 1 SP 1
konsep diri: a. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
Harga Diri kemampuan positif masalah yg dirasakan
Rendah yang dimiliki dalam merawat pasien
b. Menilai kemampuan b. Menjelaskan proses
yang dapat terjadinya HDR
dilakukan saat ini c. Menjelaskan ttg cara
c. Memilih merawat pasien
kemampaun yang d. Bermain peran dalam
akan dilatih merawat pasien HDR
d. Melatih kemampuan e. Menyusun RTL
pertama yang telah keluarga/jadwal
dipilih keluarga u/ merawat
e. Masukkan dalam pasien.
jadwal kegiatan
pasien SP 2
SP 2 a. Evaluasi kemampuan
a. Evaluasi kegiatan Sp 1
yang lalu (Sp 1) b. Latih keluarga
b. Memilih langsung ke pasien
kemampuan kedua c. Menyusun RTL
yang dapat keluarga /jadwal
dilakukan keluarga u/ merawat
c. Melatih kemampuan pasien
yang dipilih
d. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien SP 3
SP 3 a. Evaluasi kemampuan
a. Evaluasi kegiatan keluarga
yang lalu (Sp1 & 2) b. Evaluasi kemampuan

12
b. Memilih pasien
kemampuan ketiga c. RTL kelg:
yang dapat - Follow up
dilakukan - Rujukan
c. Melatih kemampuan
3 yang dipilih
d. Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien

13
PERILAKU KEKERASAN
Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawat
an
Perilaku SP 1 SP 1
Kekerasan a. Identifikasi: penyebab, a. Identifikasi masalah
tanda dan gejala PK, yang dirasakan
akibat keluarga dlm
b. Latihan cara fisik 1, 2 merawat pasien
(Latihan napas dalam, b. Penjelasan PK
latihan memukul bantal) (penyebab,
c. Masuk jadwal kegiatan tanda&gejala, jenis
pasien PK, akibat PK)
c. Cara merawat PK
d. Latih (simulasi) 2
cara merawat
e. RTL keluarga /
SP 2 jadwal keluarga u/
a. Evaluasi kegiatan lalu yi merawat
F1,2
b. Latihan verbal (3 macam) SP 2
c. Masuk jadwal kegiatan a. Evaluasi (Sp 1)
pasien b. Latih (simulasi) 2
cara lain u/ merawat
c. Latih (langsung ke
SP 3 pasien)
a. Evaluasi kegiatan lalu d. RTL keluarga /
yi F 1,2 dan verbal (SP jadwal keluarga u/
1,2) merawat
b. Latihan spiritual (min 2
macam) SP 3
c. Masuk jadwal kegiatan a. Evaluasi (Sp 1 & 2)
pasien. b. Latih (langsung ke

14
pasien)
c. RTL keluarga /
jadwal keluarga u/
SP 4 merawat
a. Evaluasi kegiatan lalu
yi F 1,2, verbal, dan
spiritual (SP 1,2,3)
b. Latihan patuh obat
c. Masuk jadwal kegiatan
pasien.

SP 4
a. Evaluasi (Sp1, 2, 3)
b. Latih (langsung
kepasien)
c Rencana tindak
lanjut
keluarga: - Follow
up
- Rujukan

15
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
Diagnosa Pasien Keluarga
Keperawatan

Gangguan SP 1 SP 1
proses pikir: a. Mengidentifikasi a. Mengidentifikasi
Waham kebutuhan masalah keluarga
b. Bicara konteks realita dalam merawat
c. Latih pasien untuk pasien
memenuhi b. Menjelaskan proses
kebutuhannya terjadinya waham
d. Masukkan dalam c. Menjelaskan ttg
jadwal kegiatan cara merawat
pasien pasien waham
d. Latih (simulasi)
cara merawat
e. RTL
keluarga./jadwal u/
merawat pasien

SP 2 SP 2
. Evaluasi kegiatan a. Evaluasi
yang lalu (Sp 1) kemampuan Sp 1
a. Identifikasi potensi/ b. Latih keluarga cara
kemampuan yang merawat (langsung
dimiliki ke pasien)
b. Pilih dan latih c. Menyusun RTL
potensi/ keluarga
kemampuan yang
dimiliki
c. Masukkan dalam
jadwal kegiatan SP 3
pasien a. Evaluasi

16
ANAK KETIDAKBERDAYAAN
SP 3 kemampuan
a. Evaluasi kegiatan keluarga
yang lalu (Sp1 & 2) b. Evaluasi
b. Memilih kemampuan kemampuan pasien
lain yang dapat c. RTL keluarga:
dilakukan  Follow up
c. Pilih dan latih potensi  Rujukan
kemampuan lain yang
dimiliki
d. Masukkan dalam
jadwal.

17
Masalah Pasien Keluarga
Keperawatan
Anak SP 1 SP 1
Ketidakberdayaa a. BHSP a. BHSP
n b. Mengenal masalah b. Mengidentifikasi
yang dialami oleh masalah dalam
anak merawat pasien
c. Fasilitasi ekspresi c. Menjelaskan proses
d. Identifikasi terjadinya
kemampuan (1) ketidakberdayaan
e. Latihan pada anak
f. Masuk jadwal d. Menjelaskan ttg
cara merawat anak
ketidakberdayaan
e. Bermain peran cara
SP 2 merawat pasien
a. Evaluasi kegiatan (Sp f. RTL keluarga.
1)
b. Latihan komunikasi SP 2
verbal a. Evaluasi
c. Identifikasi kemampuan Sp 1
kemampuan (2) b. Latih keluarga cara
d. Masuk jadual merawat (langsung
ke pasien)
SP 3 c. RTL keluarga
a. Evaluasi kegiatan Sp
1,2
b. Latihan kemampuan
c. Latihan spiritual SP 3
d. Masuk jadwal a. Evaluasi
kemampuan
keluarga
b. Evaluasi
kemampuan pasien

18
c. RTL kelg:
 Follow up
 Rujukan.

ANALISA PROSES INTERAKSI

19
1. Pengertian
Analisa Proses Interaksi merupakan alat kerja yang dipakai perawat
(mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan
klien.
2. Tujuan A.P.I.
 Meningkatkan kemampuan mendengar
 Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
 Memberi dasar belajar
 Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta
mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat.
 Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan.
3. Indikasi
Semua pasien dapat dilakukan A.P.I.
4. Komponen API
 Komunikasi verbal dan non verbal perawat dan klien
 Analisa dan identifikasi perasaan perawat serta serta kemungkinan
komunikasi yang dapat dilakukan perawat
 Analisa dan identifikasi persepsi perawat terhadap emosi dan
komunikasi klien
 Analisa makna dan rasional dari komunikasi
 Kesan atau evaluasi terhadap efektifitas dari komunikasi
berdasarkan data 1 s/d 4
 Rencana lanjutan tindakan keperawatan
5. Persiapan
c. Pasien
- Kaji klien dan dukungan yang ada pada klien
d. Alat
- Video-tape, Tape-Recording
- Catatan interaksi

20
FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Klien : Hari/Tanggal :


Usia : Waktu :
Interaksi : Tujuan :
Lingkungan :

Deskripsi : Mahasiswa :

21
Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional
Verbal Nonverbal Berfokus Berfokus
pada Klien pada
Perawat

Keterangan :
 Initial Klien : tulis mis Nn. Sr. bukan nama lengkap
 Status interaksi : pertemuan ke berapa dan fase berhubungan
 Lingkungan : tempat interaksi, situasi tempat interaksi, posisi
mahasiswa & klien
 Deskripsi klien : penampilan umum klien
 Tujuan : - tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30
menit, tujuan ini berpusat pada klien, tujuan terkait dengan
proses keperawatan klien

22
 Komunikasi verbal : ucapan verbal perawat & klien
 Komunikasi non verbal : non verbal klien & perawat pada saat
bicara atau saat mendengar
 Analisa berpusat pada perawat : Pusatkan analisa proses yang
berhubungan dengan komponen sebagai berikut :
o Perasaan sendiri
o Tingkah laku non verbal
o Isi pembicaraan yag muncul & terselubung
o Tujuan interksi
o Mengubah intervensi
 Analisa berpusat pada klien
o Tingkah laku non verbal
o Isi pembicaraan yg muncul & terselubung
o Perasaan klien
o Kebutuhan klien
 Alasan teoritis (Rasional)
Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal berikan
alasan dan teoritis intervensi anda atau intervensi lain dan
tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan
tingkah laku klien dalam rangka teori psikodinamika, teori
adaptasi, setiap sumber teori yang dikenal. Gunakan teori
komunikasi, teori interpersonal dasar ilmu pengetahuan tk. Laku,
teori perawatan psikiatri.

23
LAPORAN PENDAHULUAN
(JIWA)
1. Kasus ( masalah utama ) :
Definisi

2. Proses terjadinya masalah :


Faktor predisposisi

24
Faktor presipitasi
Perilaku
Mekanisme koping
3. a. Pohon masalah :

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :


4. Diagnosa Keperawatan :

5. Rencana Tindakan Keperawatan :

RESTRAIN
1. Defenisi
Restrain adalah alat pelindungan yang digunakan untuk membatasi
aktivitas klien/sebagian anggota tubuh.
2. Tujuan
Alat ini digunakan lansung ke klien untuk meningkatkan resepsi
pengobatan tanpa meganggu klien itu sendiri
3. Indikasi
- Klien dengan penggunaan sedative
- Klien dengan perilaku destruktif
4. Persiapan

25
a. Pasien
- Kaji klien dan dukungan yang ada pada klien
b. Alat
- Restrain
- Bantalan jika diperlukan

5. Prosedur Kerja
No Prosedur Ya Tidak Ket
. (1) (0)

26
1. Tentukan banyaknya restrain yang diperlukan
2. Konfirmasi kebijakan institusi untuk
mengaplikasikan restrain. Perhatikan petunjuk
dokter.
3. Jelaskan pertimbangan penggunaan kepada klien
dan keluarga. Klasifikasi bagian perawatan yang
akan diberikan dan kebutuhan yang akan
ditimbulkan dan penggunaan restrain merupakan
pembatasan sementara.
4. Dapatkan persetujuan dari klien atau keluarga
sebelum melakukan restrain.
5. Cuci tangan
6. Pasang Restrain sesuai petunjuk.
a. Pilihlah tipe alat pembatasan terakhir
yang memungkinkan derajat mobilitas
terbesar.
b. Pasang bantalan pada tonjolan tulang.
c. Untuk pemasangan restrain pada
ekstremitas, pastikan bahwa 2 jari dapat
disisipkan diantara restrain dan
pergelangan tangan atau kaki klien.
d. Pertahankan ekstremitas yang direstrain
pada posisi anatomi yang normal.
e. Gunakan simpul yang tepat untuk semua
restrain.
f. Ikatkan restrain pada bingkai tempat
tidur dan tidak pada tepi jeruji.
Tempatnya seharusnya tidak dapat
dijangkau oleh klien.

7. Lepaskan restrain paling tidak setiap 2 jam atau


menurut kebijakan institusi dan kebutuhan klien.
a. Periksa tempat-tempat penurunan
sirkulasi atau gangguan integritas kulit.

27
b. Lakukan Pelatihan ROM sebelum
pemasangan ulang.

8. Tenangkan klien dalam interval yang tetap

9. Kaji Tanda-tanda deprivasi sensori, seperti


mimpi di siang hari, kecemasan, panic dan
halusinasi.

10. Cuci Tangan

11. Pencatatan pertimbangan untuk merestrain


klien, alternative yang telah dicoba sebelum
memasangn restrain, lama pemasangan, tipe
restrain, waktu pelepasan dan hasil serta
frekuensi pengkajian keperawatan tiap shift.

28
PELAKSANAAN ECT
1. Defenisi
ECT adalah terapi kejang listrik yang diberikan pada pasien
dengan gangguan kejiwaan
2. Persiapan
a. Pasien
o Tangani kecemasan tentang prosedur
o Melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
o Informed consert
o Mempuasakan klien minimal 6 jam sblm ECT
o Menghentikan pemberian obat sebelum ECT
o Melepaskan gigi palsu, lensa kontak, perbiasan oleh
jepit rambut klien
o Memakaikan pakaian yang longgar
o Membantu mengosongkan kandung kemih
b. Alat
- Alat bantu gigi
- Alat ECT
c. Prosedur kerja

No. Prosedur Ya Tidak Ket


(1) (0)
1. Membaringkan klien dengan posisi telentang
2. Menyiapkan alat
3. Memasang bantuan gigi
4. Sementara ECT dilaksanakan, tahan persendian
dengan sampel ( sendi bahu, tahan dan lutut )
Setelah selesai, bantu napas
5. Evaluasi :
- Observasi dan awasi tanda vitas sampai

29
kondisi stabil
- Jaga keamanan klien
- Bila sudah sadar bantu orientasi klien dengan
menjelaskan apa yang sedang terjadi.

30
TERAPI KELUARGA

1. Defenisi
Terapi Keluarga adalah Suatu cara untuk menata kembali masalah
hubungan antar manusia
2. Tujuan
- Untuk menggali masalah emosi yang timbul
- Dibahas/diselesaikan dengan anggota keluarga, Setiap anggota
keluarga punya kesempatan yang sama untuk turut menyelesaikan
masalah
3. Indikasi
• Konflik perkawinan, sibling konflik, Gap beberapa generasi
• Konflik orang tua dan anak
• Proses transisi dalam keluarga
- Pasangan baru menikah
- Kelahiran anak pertama
- Remaja
• Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga lain.
• Tidak ada kemajuan terapi individu
4. Persiapan
Pasien dan Anggota Keluarga

No. Prosedur Ya Tidak Ket


(1) (0)

1. Identifikasi keluarga
- Perubahan / transisi keluarga
- Tahap perkembangan
- Struktur keluarga
Penerapan tujuan “Interview” (wawancara)
- Proses penyatuan keluarga
- Perawat berperan sebagai bagian sistem

31
2. keluarga
Tindakan  Restruktur
- Membuat batasan , Contoh : Jika bapak
bicara, ibu harus mendengarkan walaupun
menyakitkan”
- Tingkatkan stress dalam keluarga untuk
pemecahan masalah keluarga, Contoh : “Jika
kondisi anak ibu begini, apa ibu mau anak ibu
terus-terusan di rumah sakit jiwa ?
- Penetapan tugas dan tanggung jawab,
C/“Sekarang bapak hrs mendengarkan apa yang
anggota keluarga inginkan.
- Gunakan gejala  pemecahan masalah
- Memanipulasi mood, C/Jengkel  Ingatkan
pada kenangan yang menyenangkan.
- Mendidik, mengarahkan dan mendorong
3. Hal – hal Yang harus diperhatikan :
• Manipulasi lingkungan
• Tingkatkan sistem pendukung
• Pendekatan umum  semua anggota
keluarga
• Pendekatan individu
- Tehnik aberasi : menurunkan stress dengan
ekspresi perasaan
- Reinforcement
- Klarifikasi dan lain-lain.

32
TERAPI KOGNITIF

1. Defenisi
Terapi Kognitif adalah Terapi jangka pendek yang teratur,yang
memberikan dasar berpikir pada Klien untuk mengespresikan perasaan
negatifnya, memahami masalahnya Serta mampu mengatasi perasaan
negatifnya dan mampu memecahkan masalah tersebut.
2. Tujuan
1. Mengubah pikiran dari tidak logis,
2. negatif menjadi objektif, rasional, positif
3. Meningkatkan aktivitas
4. Mengurangi perilaku yang tidak diinginkan
5. Meningkatkan keterampilan sosial
3. Indikasi
1. Menarik diri
2. Enggan melakukan ADL
3. Defisit perawatan diri
4. Harga diri rendah
5. Menyatakan ide bunuh diri
6. Komunikasi koheren, tidak ada flight of idea
7. Delusi, halusinasi terkontrol; tidak ada
8. Manik depresi; tidak ada dan tidak mendapat terapi ECT
4. Persiapan
Kondisi pasien serta factor dukungan yang ada.

33
No Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)

1. Sesi I
- Jelaskan tujuan terapi kognitif
- Identifikasi masalah: “what”, “where”,
“when”, “who”.
- Diskusikan sumber masalah
- Diskusikan pikiran dan perasaan
- Catat pikiran otomatis, klasifikasikandalam
distorsi kognitif

Sesi II
- Review ulang
- Diskusikan pikiran otomatis
- Tanya penyebab
2. - Beri respon
- Tanyakan tindakan klien
- Anjurkan menulis perasaan
- RTL : hasil tulisan klien akan dibahas
Sesi III
- Diskusikan hasil tulisan
- Dorong untuk beri pendapat
- Beri Umpan balik
3. - Dorong untuk ungkap keinginan
- Beri persepsi perawat terhadap keinginan
- Beri reinforcement posisif
- Jelaskan metoda tiga kolom
- Diskusikan cara menggunakan metoda tiga
kolom
- Anjurkan menuliskan pikiran otomatis dan

34
cara penyelesaiannya
Sesi IV
- Tanya perasaan saat menulis buku harian
- Dorong untuk mengomentari tulisan
- Beri respon dan umpan balik
4. - Anjurkan untuk lakukan
- RTL : hasil tulisan akan didiskusikan
Sesi V
- Diskusikan kembali prinsip terapi 3 kolom
- Tanyakan stresor / masalah baru dan respon
penyelesaian
- Tanyakan kemampuan menaggapi pikiran
5.
otomatis negatif
- Beri reinforcement positif
- Anjurkan tulis pikiran otomatis dan
tanggapan rasional saat menghadapi masalah
Sesi VI
- Diskusikan perasaan setelah menggunakan
tanggapan rasional
- Beri umpan balik
- Diskusikan manfaat tanggapan rasional
6.
- Tanyakan apakah dapat menyelesaiakan
masalah
- Tanyakan hambatan yang dialami
- Beri persepsi perawat
- Diskusikan cara mengatasi hambatan
- Anjurkan untuk mengatasi sesuai
kemampuan
- Beri reinforcement positif
Sesi VII
- Diskusikan perasaan setelah menggunakan
tanggapan rasional

35
- Beri umpan balik
- Diskusikan manfaat tanggapan rasional
7. - Tanyakan apakah dapat menyelesaiakan
masalah
- Tanyakan hambatan yang dialami
- Beri persepsi perawat
- Diskusikan cara mengatasi hambatan
- Anjurkan untuk mengatasi sesuai
kemampuan
- Beri reinforcement positif
Sesi VIII
- Tanya apakah selalu mengisi buku harian
- Beri reinforcement positif
- Diskusikan manfaat buku harian
- Anjurkan membuka buku harian bila
menghadapi masalah yang sama
- Tanyakan kesulitan dan diskusikan cara
penggunaan yang efektif

8.

36
Contoh Metode dengan tehnik tiga kolom

Pikiran Otomatis Distorsi Kognitif Tanggapan Rasional

(Kritik diri). Over (Tanggapan Rasional)


”generalisasi”
1.Saya tidak 1.Omong kosong! saya juga
pernah benar 2. Over- melakukan banyak hal yang baik.
generalisasi
2. Saya selalu 2.Saya tidak selalu terlambat. Coba
saja ingat saat-saat saya datang
terlambat tepat pada waktunya. Meskipun
saya kini terlambat lebih sering
dari pada biasanya tetapi saya akan
mengatasi masalah ini serta
mencari cara untuk dapat lebih
menepati waktu.

Standar Penilaian :


Range Skor
86-100 =A
76-85 =B
< 76 = Tidak lulus

37
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI

1. Defenisi
Terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
2. Tujuan umum
Klien dapat meningkatakan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
3. Tujuan Khusus
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien Mampu berkenalan dengan anggota kelompok
3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic percakapan
5. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
kepada orang lain.
6. Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok.
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
4. Indikasi
1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien Kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai
dengan stimulus

SESI I
1. Persiapan
B. Pasien
1. Memilih pasien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial :
menarik diri.
2. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
3. Ruangan Nyaman dan Tenang
4. Membuat kontrak dengan klien
C. Alat
- Tape recorder

38
- Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
- Bola Tenis
- Buku Catatan dan Pulpen
- Jadwal Kegiatan Klien.

2. Prosedur Kerja
No. Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)

1. Memberi salam terupetik : salam dari teurapis.


2. Evaluasi/ validasi : menanyakan perasaan klien
saat ini.
3. Kontrak :
Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
memperkenalkan diri.
Menjelaskan aturan main berikut :
1. Jika ada klien yang akan meninggalkan
kelompok harus meminta izin kepada
terapis.
2. Lama Kegiatan 45 menit.
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.

Tahap Kerja
4. a. Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape
recorder akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan dnegan arah jarum
jam ( yaitu ke arah kiri ) dan pada saat
tape dimatikan maka anggota kelompok
yang memegang bola memperkenalkan
dirinya
b. Hidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam.

39
c. Pada saat tape dimatikan, anggota
kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan
salam, nama lengkap, nama panggilan,
hobi dan asal dimulai oleh terapis sebagai
contoh
d. Tulis nama panggilan pada kertas/ papan
nama dan temple/pakai
e. Ulangi b, c dan d sampai semua anggota
kelompok mendapat giliran
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan
anggota kelompok dengan member tepuk
tangan.

Tahap terminasi
5. a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Memberi pujian atas keberhasilan
kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari-hari
2. Memasukkan kegiatan
memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
berkenalan dengan anggota kelompok.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

40
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK.
Menggunakan Formulir Evaluasi berikut :
a. Kemampuan verbal

No. Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Menyebutkan nama
lengkap
2. Menyebutkan Nama
Panggilan
3. Menyebutkan Asal

4. Menyebutkan Hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1. Kontak Mata

2. Duduk Tegak

3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti Kegiatan dari
awal sampai akhir
Jumlah

41
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK.
2. Untuk tiap klien, semua Aspek dimulai dengan Memberi tanda √ jika
ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan Kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0,1 atau 2 klien belum mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Misalnya klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dainjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat ( buat jadwal ).

SESI 2 : TAKS

1. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
b. Klien mampu menanyakan anggota kelompok lain : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.

2. Persiapan
a. Pasien
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan Nyaman dan Tenang
b. Alat
- Tape recorder
- Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
- Bola Tenis

42
- Buku Catatan dan Pulpen
- Jadwal Kegiatan Klien.
-
3. Prosedur Kerja
No. Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat perteimuan
2. Orientasi
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah mencoba
memperkenalkan diri pada orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
berkenalan dengan anggota kelompok
2. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yang akan
meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari
3. awal sampai selesai.

Tahap Kerja
a. HHidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan arah

43
jarum jam.
b. Pada Saat Tape dimatikan, Anggota
Kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota
kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang
disebelah kanan dengan cara :
1.Memberi salam
2.Menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi lawan bicara
3.Menanyakan nama lengkap, nama
4.panggilan, asal dan hobi lawan bicara
Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota
kelompok mendapat giliran
d. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder
dan edarkan bola . pada saat tape
dimatikan, minta pada anggota kelompok
yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang
memegang bola untuk memperkenalkan
anggota kelompok yang disebelah
kanannya kepada kelompok yaitu ; nama
lengkap, nama panggilan , asal dan hobi.
4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
e. ulangi d sampai semua anggota mendapat
giliran
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan
anggota kelompok dengan member tepuk
4. tangan.

Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK

44
2. Memberi pujian atas keberhasialn
Kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
latihan berkenalan
2. Memasukkan kegiatan berkenalan pada
jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
5.
dengan bercakap-cakap tentang kehidupan
pribadi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK
Berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 2,
dievaluasi kemampuan klien dalam berekenalan
secara verbal dan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

Formulir Evaluasi :

45
a. Kemampuan Verbal
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Menyebutkan nama lengkap

2. Menyebutkan nama Panggilan

3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi

5. Menanyakan nama lengkap

6. Menanyakan nama panggilan

7. Menanyakan asal

8. Menanyakan hobi

Jumlah

a. Kemampuan Non Verbal


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Kontak Mata

2. Duduk Tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal

46
Jumlah

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK.
2. Untuk tiap klien, semua Aspek dimulai dengan Memberi tanda √ jika
ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan Kemampuan yang ditemukan :
- Kemampuan verbal : mampu jika nilai ≥ 6, disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5
- Kemampuan Non Verbal : disebut mampu jika mendapat nilai 3
atau 4, disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien miliki ketika TAK pada
catatatn proses keperawatan tiap klien , misalnya jika nilai klien & untuk
verbal dan 3 untuk non verbal, catatan keperawatan adalah : klien
mengikuti TAKS sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan non
verbal , anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.

47
SESI 3 : TAKS

1. Tujuan :
Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :
a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota
kelompok.
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
2. Persiapan
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan Nyaman dan Tenang
3. Alat
- Tape recorder
- Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
- Bola Tenis
- Buku Catatan dan Pulpen
- Jadwal Kegiatan Klien.
-
4. Prosedur Kerja
N Prosedur Ya Tida Ket
o (1) k
(0)
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

48
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah mencoba
berkenalan dengan orang lain.
c. kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
bertanya dan menjawab tentang
kehidupan pribadi
2. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yang akan
meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari
3. awal sampai selesai.

Tahap Kerja
a. HHidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. PPada Saat Tape dimatikan, Anggota
Kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota
kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang
disebelah kanan dengan cara :
1.Memberi salam
2.Memanggil panggilan
3.Menanyakan Kehidupan pribadi: orang
terdekat/ dipercayai disegani, pekerjaan

49
4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c.
Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok
mendapat giliran
d.
Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota
kelompok dengan member tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasialn
Kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi
dengan orang lain pada kehidupan sehari
– hari
2. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap
pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
menyampaikan dan membicarakan topik
pembicaraan tertentu.
5. 3. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK
Berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 3,
dievaluasi kemampuan verbal dalam becakap

50
cakap serta kemampuan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

Formulir Evaluasi :

a. Kemampuan Verbal : Bertanya


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Mengajukan Pertanyaan yang jelas

2. Mengajukan Pertanyaan yang ringkas

3. Mengajukan Pertanyaan yang Relevan

4. Mengajukan pertanyaan secara


spontan
Jumlah

b. Kemampuan Verbal : menjawab


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Menjawab dengan jelas

2. Menjawab dengan ringkas

3. Menjawab dengan relevan

4. Menjawab dengan spontan

51
Jumlah

b. Kemampuan Non Verbal


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Kontak Mata

2. Duduk Tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAK.
2. Untuk tiap klien, semua Aspek dimulai dengan Memberi tanda √ jika
ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan Kemampuan yang ditemukan :
- Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien mampu jika nilai ≤ 2 klien
dianggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien miliki ketika TAKS pada catatatn
proses keperawatan tiap klien , misalnya jika nilai klien kemampuan
verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non
verbal, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 3,
Klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan non verbal.
Dianjurkan latihan diulang di ruangan ( buat jadwal).

52
SESI 4 TAKS

1. Tujuan :
Klien mampu menyampaikan topic pembicaraan tertentu dengan
anggota kelompok :

53
a. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan.
b. Memilih topic yang ingin dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang topic yang dipilih.
2. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan Nyaman dan Tenang.
3. Alat
- Tape recorder
- Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
- Bola Tenis
- Buku Catatan dan Pulpen
- Jadwal Kegiatan Klien.
4. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
5. Prosedur Kerja
N Prosedur Ya Tida Ket
o (1) k
(0)
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 3 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah bercakap-
cakap dengan kelompok lain.

54
3. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
menyampaikan dan memilih topik yang
ingin dibicarakan.
4. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yang akan
meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3.
Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. Pada Saat Tape dimatikan, Anggota
Kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyebutkan topic yang ingin
dibicarakan dengan cara :
1.Memberi salam
2.Menyebutkan topic yang ingin
dibicarakan
3.Memilih topic yang akan dibicarakan
4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota
kelompok mendapat giliran
4. d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan
anggota kelompok dengan member tepuk
tangan.

Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan

55
Kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
bercakap-cakap tentang topik tertentu
dengan orang lain pada kehidupan sehari-
hari
2. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap
pada jadwal kegiatan harian klien.
3. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap
pada jadwal kegiatan harian klien.
4. c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
menyampaikan dan membicarakan
masalah pribadi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK
Berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 4,
dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan,
memilih dan member pendapat tentang topic
percakapan serta kemampuan dalam becakap
cakap serta kemampuan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

Formulir Evaluasi :
a. Kemampuan Verbal : Menyampaikan topik
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Menyampaikan topik dengan jelas

56
2. Menyampaikan topik secara ringkas

3. Menyampaikan topik yang Relevan

4. Menyampaikan topik secara spontan

Jumlah

b. Kemampuan Verbal : memilih topik


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Memilih topik dengan jelas

2. Memilih topic secara ringkas

3. Memilih topic yang relevan

4. Memilih topik dengan spontan

Jumlah

c. Kemampuan Verbal : Memberi pendapat


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Memberi pendapat dengan jelas

2. Memberi pendapat secara ringkas

57
3. Memberi pendapat yang relevan

4. Memberi pendapat secara spontan

Jumlah

d. Kemampuan nonverbal
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS

58
2. Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan member tanda √ jika
ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3
atau 4, klien mampu, jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS.
Misalnya, kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topic
percakapan 3, kemampuan member pendapat 2 dan kemampuan
nonverbal 2. Oleh karena itu, catatan keperawatan adalah : klien
mengikuti TAKS sesi 4, klien mampu menyampaikan dan memilih
topic percakapan, tetapi belum mampu memberi pendapat. Secara
nonverbal juga belum mampu. Dianjurkan untuk melatih klien
bercakap-cakap dengan topic tertentu di ruang rawat ( buat jadwal )

SESI 5 TAKS

1. Tujuan :
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
dengan orang lain :
a. Menyampaikan masalah pribadi
b. Memilih salah satu masalah untuk dibicarakan.
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih

2. Persiapan
a. Pasien
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.

59
Ruangan Nyaman dan Tenang
b. Alat
o Tape recorder
o Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
o Bola Tenis
o Buku Catatan dan Pulpen
o Jadwal Kegiatan Klien.

6. Prosedur Kerja
No. Prosedur Ya Tida Ket
(1) k
(0)
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat
perteimuan
2. Orientasi
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah latihan
bercakap-cakap tentang topik/hal tertentu
dengan orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
menyampaikan, memilih dan
memberi pendapat tentang masalah
pribadi.
2. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yang akan

60
meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit
- setiap klien mengikuti kegiatan
3. dari awal sampai selesai.

Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam.
b. Pada Saat Tape dimatikan, Anggota
Kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan
satu masalah pribadi yang ingin
dibicarakan.
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard
masalah yang disampaikan
d. Ulangi a, b dan c sampai semua anggota
kelompok menyampaikan masalah yang
ingin dibicarakan.
e. Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola memilih masalah yang
ingin dibicarakan.
f. Ulangi e sampai semua anggota
kelompok memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
g. Terapis membantu menetapkan topik
yang paling banyak dipilih.
h. Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola
tenis. Pada saat dimatikan, anggota yang
memegang bola menyampaikan pendapat
tentang masalah yang dipilih.
i. Ulangi h sampai semua anggota
4. kelompok menyampaikan pendapat

61
j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan
anggota kelompok dengan member tepuk
tangan.

Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasialn
Kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
bercakap-cakap tentang masalah pribadi
dengan orang lain pada kehidupan
sehari-hari.
2. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap
tentang masalah pribadi pada jadwal
kegiatan harian klien.
5.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
bekerjasama dalam kelompok
2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir
dibawah ini pada saat proses TAK berlansung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5,
dievaluasi kemampuan verbal klien
menyampaikan, memilih dan member pendapat
tentang percakapan mengenai masalah pribadi
serta kemampuan non verbal.

62
Formulir Evaluasi :

a. Kemampuan Verbal : Menyampaikan topik


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Menyampaikan topik dengan jelas

2. Menyampaikan topik secara ringkas

3. Menyampaikan topik yang Relevan

4. Menyampaikan topik secara spontan

Jumlah

b. Kemampuan Verbal : memilih topik


No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Memilih topik dengan jelas

2. Memilih topic secara ringkas

3. Memilih topic yang relevan

4. Memilih topik dengan spontan

Jumlah

63
c. Kemampuan Verbal : Memberi pendapat tentang masalah
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Memberi pendapat dengan jelas

2. Memberi pendapat secara ringkas

3. Memberi pendapat yang relevan

4. Memberi pendapat secara spontan

Jumlah

d. Kemampuan nonverbal
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah

64
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
2. Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda √ jika
ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3
atau 4 klien mampu, jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan
menyampaikan topik masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3,
memilih dan member pendapat 2, kemampuan nonverbal 4. Untuk
itu, catatan keperawatannya adalah : klien mengikuti TAKS sesi 5,
klien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan,
belum mampu dan memilih dan member pendapat, tetapi
nonverbalnya baik. Anjurkan/latih untuk bercakap-cakap tentang
masalah pribadi dengan perawat dank lien lain di ruang rawat (buat
jadwal).

65
SESI 6 ; TAKS

1. Tujuan :
Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok :
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
b. Menjawab dan member pada orang lain sesuai dengan
permintaan.

2. Persiapan
a. Pasien
Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan Nyaman dan Tenang
b. Alat
o Tape recorder
o Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
o Bola Tenis
o Buku Catatan dan Pulpen
o Jadwal Kegiatan Klien.

66
3. Prosedur Kerja
No. Prosedur Ya Tida Ket
(1) k
(0)
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat
2. perteimuan
Orientasi
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah latihan
bercakap-cakap tentang masalah pribadi
dengan orang lain.
d. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
dengan bertanya dan meminta kartu
yang diperlukan serta menjawab dan
memberi kartu pada anggota
kelompok.
2. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yang akan
meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit
- setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3.
Tahap Kerja

67
a. Terapis membagi empat buah kartu
kwartet untuk setiap anggota
kelompok. Sisanya diletakkan di atas
meja.
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok
menyusun kartu sesuai dengan seri (
satu seri mempunyai 4 kartu )
c. Hidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam.
d. Pada saat tape dimatikan, anggota
kelompok yang memegang bola
memulai permainan berikut :
1. Meminta kartu yang dibutuhkan (
seri yang belum lengkap) kepada
anggota kelompok yang disebelah
kanannya.
2. Jika kartu yang dipegang serinya
lengkap, diumumkan pada
kelompok dengan membaca judul
dan subjudul
3. Jika kartu yang dipegang serinya
tidak lengkap diperkenankan
mengambil satu kartu dari
tumpukan kartu diatas meja.
4. Jika anggota kelompok memberikan
kartu yang dipegang pada yang
meminta, ia berhak mengambil
satu kartu dari tumpukan kartu di
atas meja.
5. Setiap menerima kartu, diminta
4. mengucapkan terima kasih
e. Ulangi c dan d jika d. 2 atau d. 3 terjadi
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan
anggota kelompok dengan memberi

68
tepuk tangan.
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan
Kelompok
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
latihan bertanya, meminta, menjawab
dan memberi pada kehidupan setiap hari
(kerja sama)
2. Memasukkan kegiatan bekerjasama
5.
pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu
bekerjasama dalam kelompok
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir
dibawah ini pada saat proses TAK berlansung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6,
dievaluasi kemampuan verbal klien dalam
bertanya, meminta, menjawab dan member
serta kemampuan non verbal.

69
Formulir Evaluasi :

a. Kemampuan Verbal : Bertanya dan meminta

No Aspek Yang dinilai Nama Klien


.
1. Bertanya dan meminta dengan jelas

2. Bertanya dan meminta dengan


ringkas
3. Bertanya dan meminta secara relevan

4. Bertanya dan meminta secara spontan

Jumlah

b. Kemampuan Verbal : menjawab dan member

No Aspek Yang dinilai Nama Klien


.
1. Menjawab dan memberi dengan jelas

2. Menjawab dan member dengan


ringkas

70
3. Menjawab dan member secara
relevan
4. Menjawab dan memberi secara
spontan
Jumlah

c. Kemampuan nonverbal

No Aspek Yang dinilai Nama Klien


.
1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
2. Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda √
jika ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3
atau 4 berarti klien mampu, jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.

Dokumentasi

71
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS
berlansung, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya
kemampuan verbal bertanya, meminta, menjawab, dan memberi 4
serta kemampuan non verbal 4, maka catatan keperawatan adalah
klien mengikuti TAKS sesi 6, klien mampu secara verbal dan non
verbal dalam bertanya, meminta, menjawab dan member. Anjurkan
klien melakukannya di ruang rawat ( buat jadwal).

SESI 7 : TAKS
1. Tujuan :
Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok :
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain.
b. Menjawab dan member pada orang lain sesuai dengan
permintaan.
2. Persiapan
a. Pasien
- Klien dan terapis duduk bersama dalam
lingkaran.
- Ruangan Nyaman dan Tenang
b. Alat
o Tape recorder
o Kaset : “ marilah kemari” ( Titik Puspa )
o Bola Tenis
o Buku Catatan dan Pulpen
o Jadwal Kegiatan Klien.

3. Prosedur Kerja
No. Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS

72
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
2. Orientasi
Pada Tahap ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terupetik
1. Salam dari terapis
2. Peserta dan terapis memakai papan
nama
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah telah latihan
bercakap-cakap tentang masalah
pribadi dengan orang lain.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu
menyampaikan manfaat enam kali
pertemuan TAKS.
2. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien yang akan
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
- Lama Kegiatan 45 Menit.
- setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan
edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota
kelompok yang memegang bola
mendapat kesempatan
menyampaikan pendapat tentang
manfaat dari enam kali pertemuan
yang telah berlalu.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota

73
kelompok menyampaikan pendapat.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan
anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4.
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberi pujian atas keberhasilan
Kelompok
3. Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6
kali pertemuan yang lalu.
b. Rencana Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok
tetap melatih diri untuk enam
kemampuan yang telah dimiliki, baik
di RS maupun di rumah.
2. Melakukan pendidikan kesehatan
kepada keluarga untuk memberi
dukungan pada klien dalam
menjalankan kegiatan hidup sehari-
hari.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati rencana evaluasi
5. kemampuan secara periodik

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir
dibawah ini pada saat proses TAK
berlansung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAKS sesi 7, dievaluasi kemampuan klien

74
menyampaikan manfaat TAKS yang telah
berlansung 6 sesi secara verbal dan disertai
kemampuan non verbal.

Formulir Evaluasi :
a. Kemampuan Verbal : Menyebutkan manfaat enam kali TAKS
No Aspek Yang dinilai Nama Klien
.
1. Menyebutkan manfaat secara jelas

2. Menyebutkan manfaat secara ringkas

3. Menyebutkan manfaat yang relevan

4. Menyebutkan manfaat secara spontan

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

No Aspek Yang dinilai Nama Klien


.
1. Kontak mata

2. Duduk tegak

3. Menggunakan bahasa tubuh yang


sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir

75
Jumlah

Petunjuk :
a. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS.
b. Untuk tiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda √
jika ditemukan pada klien atau tanda × jika tidak ditemukan.
c. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3
atau 4 berarti klien mampu, jika nilai ≤ 2, klien belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS
pada catatan proses keperawatan setiap klien. Disimpulkan
kemampuan yang telah dapat diterapkan oleh klien sehari-hari.
Untuk klien yang telah mampu, maka dianjurkan dan dievaluasi pada
kegiatan sehari-hari ( Melalui jadwal kegiatan harian). Jika klien
belum mampu, Klien dapat disertakan pada kelompok TAKS yang
baru.

76
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
Sesi 1 : Mengenai Halusinasi
Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klie mengenal situasi terjadinya halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Tempat tenang dan nyaman.
Alat
1. Spidol
2. Papan tulis/ whiteboard/flipchart.
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan

Skala Ket
Prosedur/Langkah Kegiatan
No.
Ya Tidak
(1) (0)

77
1 Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien
dengan perubahan sensori persepsi: halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepeda klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis
(pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua
semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang
akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-
suara yang didengar.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3 Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu

78
terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi
halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan,
secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran. Hasilnya tulis di whiteboard .
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan
baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan
perasaan klien dari suara yang biasa didengar.

4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi,
waktu, situasi, dan perasaannya jika terjadi
halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu
cara mengontrol halusinasi.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi

79
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 1, kemampuan
yang diharapkan adalah isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi
terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi
sebagai berikut.

Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi

Menyebut Menyebut
Menyebut
Menyebut waktu situasi
No Nama Klien perasaan saat
isi halusinasi terjadi terjadi
halusinasi
halusinasi halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8

Dokumentasi

80
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebut isi halusinasi
(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri,
perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang
timbul dan menyampaikan kepada perawat.

Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik


Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Klie dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart.
2. Jadwal kegiatan klien.

Metode

81
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

Skala
No. Prosedur/Langkah Kegiatan Ket
Ya Tidak
(1)
1 Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti Sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepeda klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi
yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan
latihan satu cara mengontrol halusinasi.
2. Menjelaskan aturan main berikut:

82
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
3 Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan
bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran.
b. Beri pujian setiap klien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi
dengan menghardik saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik
halusinasi, yaitu: “Pergi jangan ganggu saya”,
“Saya mau bercakap-cakap dengan ...”.
e. Terapis meminta masing-masing klien
memperagakan cara menghardik halusinasi
dimulai dari klien di sebelah kiri terapis berurutan
secara jarum jam sampai semua peserta
mendapatkan giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua
klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai
memperagakan menghardik halusinasi.
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan
cara yang telah dipelajari jika halusinasi

83
muncul.
2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam
jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien
untuk TAK yang berikutnya, yaitu belajar cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan
tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 2, kemampuan
yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

84
Sesi 2
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan cara yang selama ini


1
digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
3
dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik halusinasi
Dokumentasi

85
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakan jika halusinasi muncul,
khususnya pada malam hari (buat jadwal).

Sesi 3: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan


Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Jadwal kegiatan harian.
2. Pulpen

86
3. Spidol dan whiteboard / papan tulis/ flipchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan

Langkah kegiatan

Skala Ket
No. Prosedur/Langkah Kegiatan
Ya (1) Tidak
(0)
1 Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang
telah mengikuti Sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan.

2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepeda klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.

87
b. Evaluasi/validasi
1. Terapis menanyakan keadaan klien
saat ini.
2. Terapis menanyakan cara mengontrol
halusinasi yang sudah dipelajari.
3. Terapi menanyakan pengalaman klien
menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontrak
1. Terapi menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
2. Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai.
3 Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu
melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan
bahawa dengan melakukan kegiatan yang
teratur akan mencegah munculnya
halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan
kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari,
dan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal
kegiatan harian. Terapis menulis formulir
yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu klien
untuk jadwal kegiatan harian, dari bangun

88
pagi sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir, terapis
menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan
kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan
bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal dan memperagakan
kegiatan.
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien
melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan
melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan
klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu
dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

89
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 3, kemampuan
yang diharapkan adalah melakukan kegiatan harian untuk mencegah
timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

Nama klien
No Aspek yang dinilai

Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan


1

Memperagakan kegiatan yang biasa


2
dilakukan

90
Menyusun jadwal kegiatan harian
3

Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi


4

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan
harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.

Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap


Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

91
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Spidol dan whiteboard / papan tulis / flipchart.
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen.
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

Skala
No. Prosedur/Langkah Kegiatan Ket
Ya (1) Tidak
(0)
1 Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang
telah mengikuti sesi 3.
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

92
2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepeda klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan pengalaman klien setelah
menerapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri
dengan kegiatan terarah) untuk mencegah
halusinasi.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu
mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir.
3 Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-
cakap dengan orang lain untuk mengontrol
dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan
orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-
cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan
pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap

93
jika halusinasi muncul “Suster, ada suara di
telinga, saya mau ngobrol tentang kapan saya
boleh pulang”.
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan
percakapan dengan orang disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat
giliran.
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan TAK mengontrol
halusinasi yang sudah dilatih.
3. Memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara
mengontrol halusinasi, yaitu menghardik,
melakukan kegiatan harian, dan bercakap-
cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan
klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
2. Terapis menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi

94
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan
yang diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien

95
1 Menyebutkan orang yang biasa diajak bicara
2 Memperagakan percakapan
3 Menyusun jadwal percakapan
Menyebutkan tiga cara mengontrol dan
4
mencegah halusinasi

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 4. Klien mampu secara lancar bercakap-
cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan
klien lain di ruang rawat.

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat


Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.

96
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klie dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Spidol dan whiteboard / Papan tulis/ flipchart.
2. Jadwal kegiatan harian.
3. Beberapa contoh obat.
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian.

Langkah kegiatan

Skala
No. Prosedur/Langkah Kegiatan Ket.
Ya Tdk
(1) (0)

97
1 Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti Sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2 Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepeda klien
2. Terapis dan klien pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Terapis menanyakan pengalaman klien
mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri
dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu
mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3 Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum
obat, yaitu mencegah kambuh karena obat
memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh
minum obat, yaitu kambuh

98
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat
yang dimakan dan waktu memakannya. Buat
daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu
benar obat, benar waktu minum obat, benar
orang yang meminum obat, benar cara
meminum obat, benar dosis obat.
e. Meminta klien menyebutkan lima benar cara
minum obat, secara bergiliran.
f. Beri pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum
obat (catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur
minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat,
yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh
minum obat, yaitu kejadian halusinasi/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan
patuh minum obat dan kerugian tidak patuh
minum obat.
l. Memberi pujian tiap kali klien benar.
4 Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan jumlah cara
mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
3. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut

99
Menganjurkan klien menggunakan empat cara
mengontrol halusinasi, yaitu menghardik,
melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap,
dan patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi
persepsi untuk mengontrol halusinasi.

2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain


sesuai dengan indikasi klien.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi Sesi 5, kemampuan
klien yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi

100
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan Menyebutkan
N Menyebut 5 benar
Nama Klien keuntungan minum akibat tidak patuh
o cara minum obat
obat minum obat
1
2
3

5
6
7
8

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 5. Klien mampu menyebutkan lima benar
cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat, dan
akibat tidak patuh minum obat.. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar
cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat
tidak minum obat.

TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH

101
Sesi 1 : Identifikasi Hal positif pada Diri

Tujuan
1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak
menyenangkan.
2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat
1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.
2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode
1. Diskusi
2. Permainan

102
Langkah Kegiatan

Skala
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ya Tdk
(1) (0)

1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien
dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Orientasi
a. Salam terapeutik
2. 1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan semua
terapis (pakai
3. nama).
4. Menanyakan nama dan panggilan semua klien
(beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri
2. Terapis menjelaskan tujuan berikut
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.

Tahap Kerja

103
a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan
nama panggilan serta memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada
klien
c. Terapis meminta kepada tiap klien menulis
pengalaman yang tidak menyenangkan.
3. d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif
tentang diri sendiri: kemampuan yang dimiliki,
kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dan di
rumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif
yang sudah ditulis secara bergiliran sampai semua
klien mendapatkan giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta
klien.

Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain
yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu
melatih hal positif diri yang dapat diterapkan
di rumah sakit dan di rumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
4.

104
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi: harga diri rendah Sesi
1, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menuliskan pengalaman yang tidak menyenagkan dan
aspek positif (kemampuan) yang dimiliki.

105
Sesi 1
Stimulasi persepsi: harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif
diri sendiri

No. Nama Klien Menulis pengalaman Menulis hal


Yang tidak positif diri sendiri
menyenangkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

106
Sesi 2: Melatih Positif pada Diri
Tujuan
1. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan.
2. Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih
3. Klien dapat melatih hal positif diri yang telag dilatih
4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah
dilatih
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Ruangan nyaman dan tenang

Alat
1. Spidol dan papan tulis/whiteboard/flipcart
2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
3. Kertas daftar kemampuan positif pada Sesi 1
4. Jadwal kegiatan sehari-hari dan pulpen

Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran

107
Langkah Kegiatan

Skala
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ya Tdk Ket
(1) (2)

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang
telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Orientasi
a. Salam terapeutik
2. 1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah ada tambahan hal
positif klien
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu bercakap-cakap tentang hal positif
diri sendiri
2. Terapis menjelaskan tujuan berikut
a. Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.

Tahap Kerja
a. Terapis meminta semua klien membaca
ulang daftar kemampuan positif pada sesi1

108
dan memilih satu untuk dilatih
3. b. Terapis meminta klien menyebutkan
pilihannya dan ditulis di whiteboard
c. Terapis meminta semua klien untuk memilih
satu dari daftar di whiteboard. Kegiatan
yang paling banyak dipilih diambil untuk
dilatih
d. Terapis melatih cara pelaksanaan
kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan
cara berikut.
1. Terapis memperagakan
2. Klien memperagakan ulang (semua
klien mendapat giliran)
3. Berikan pujian sesuai dengan
keberhasilan klien
e. Kegiatan a sampai d, dapat diulang untuk
kemampuan/kegiatan yang berbeda
Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
4. setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien memasukkan
kegiatan yang telah dilatih pada jadwal
kegiatan sehari-hari
1. Menyepakati TAK yang akan datang,
yaitu melatih hal positif diri yang dapat
diterapkan di rumah sakit dan di rumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat sampai
aspek positif selesai dilatih.

109
5. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi: harga diri rendah Sesi 2, kemampuan
klien yang diharapkan adalah memiliki satu hal
positif yang akan dilatih dan memperagakannya.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

110
Sesi 2
Stimulasi persepsi: harga diri
Kemampuan melatih kegiatan positif

No. Nama Klien Membaca daftar Memilih satu Memperagakan


hal positif hal positif kegiatan positif
yang akan
dilatih
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

111
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI SENSORIS
Defenisi
Upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar member respons yang
adekuat
Tujuan
Tujuan umum klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra yang
diberikan, dan tujuan
khususnya adalah :
1. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar
2. Klien mampu berespons terhadap gambar yang dilihat
3. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

TAK STIMULASI SENSORIS SUARA


Sesi 1 : Mendengar Musik
Tujuan :
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mampu member respons terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik
Skala Ket
No Prosedur / langkah kegiatan Ya Tdk .
(1) (2)
1 Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam
lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

112
2. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu melayu (dipilih lagu – lagu yang
memiliki cerita yang bermakna religius)

3 Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
4 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai
dengan indikasi: menarik diri, harga diri
rendah, dan tidak mau bicara
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu mendengarkan musik
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
:
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling
memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan) dimulai dari terapis secara

113
berurutan searah jarum jam
b. Setiap kali seorang klien selesai
memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan
c. Terapis dan klien memakai papan nama
d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar
lagu, klien boleh tepuk tangan atau berjoget
sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu
selesai klien akan diminta menceritakan isi
dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah
mendengar lagu
e. Terapis memutar lagu, klien mendengar,
boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-kira
15 menit). Music yang diputar boleh diulang
beberapa kali. Terapis mengobservasi
respons klien terhadap music
f. Secara bergiliran, klien diminta
menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klien mendapatkan giliran
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien
selesai menceritakan perasaannya, dan
mengajak klien lain bertepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati TAK yang akan dating,
yaitu menggambar.

114
2. Menyepakati waktu dan tempat
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya ada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar musik,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, rspons terhadap music, member pendapat
tentang musik yang didengar, dan perasaan saat
mendengar musik.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien
saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti sesi sesi 1, TAK
stimulasi sensori mendengar musik. Klien mengikuti
kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari sesuai
dengan irama musik, namun belum mampu memberi
pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien
untuk mendengarkan musik di ruang rawat

115
Sesi 1 : TAK
Stimulasi sensoris mendengar musik
Kemampuan member respons pada musik

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2 Memberi respons (ikut


bernyanyi/menari/joget/menggerakkan tangan-
kaki-dagu sesuai irama)
3 Memberi pendapat tentang musik yang didengar

4 Menjelaskan perasaan setelah mendengar lagu

116
Sesi 2 : Menggambar
Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberi makna gambar

Skala Ket
No Prosedur / langkah kegiatan Ya Tdk .
(1) (0)
1 Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam
lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
2. Alat
1. Kertas HVA
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat
digunakan)
3 Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
4 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang
telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi / validasi

117
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu mendengarkan musik
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan , yaitu menggambar dan
menceritakan hasil gambar kepada klien lain
b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk
tiap klien
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja
sesuai dengan yang diinginkan saat ini
d. Sementara klien mulai menggambar, terapis
berkeliling, dan member penguatan kepada
klien untuk terus menggambar. Jangan
mencela klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar,
terapis meminta masing – masing klien untuk
memperlihatkan dan menceritakan gambar
yang telah dibuatnya kepada klien lain. Yang
harus diceritakan adalah gambar apa dan apa
makna gambar tersebut menurut klien
f. Kegiatan poin e, dilakukan sampai semua
klien mendapat giliran
g. Setiap kali klien selesai menceritakan
gambarnya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan
4. Tahap terminasi

118
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk
mengekspresikan perasaan melalui gambar
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan dating,
yaitu menonton TV
2. Menyepakati waktu dan tempat
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya ada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi sensoris menggambar,
kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yang
digambar, dan menceritakan makna gambar
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat
TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti sesi sesi 2, TAK stimulasi
sensori menggambar. Klien mengikutu sampai
selesai. Klien mampu menggambar, menyebutkan
nama gambar, dan menceritakan makna gambar.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan
melalui gambar

119
Sesi 2: TAK
Stimulasi sensori menggambar
Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2 Menggambar sampai selesai

3 Menyebutkan gambar apa

4 Menceritakan makna gambar

120
Sesi 3 : Menonton TV / Video
Tujuan
1. Klien dapat member respons terhadap tontonan TV / video (jika
menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan
bermakna terapi untuk klien)
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton

Skala Ket
No Prosedur / langkah kegiatan Ya
Tdk(0)
(1)
1 Setting
1. Klien dan terapis duduk membentuk
setengah lingkaran di depan TV
2. Ruangan nyaman dan tenang
2. Alat
1. Video / CD player dan video tape / CD
2. Televisi
3 Metode
Diskusi
4 Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien
yang telah mengikuti TAK sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik

121
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu mendengarkan musik
2. Terapis menjelaskan aturan main
berikut :
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan , yaitu menonton TV /
Video dan menceritakan makna yang
telah ditonton
b. Terapis memutar TV / VCD yang telah
disiapkan
c. Terapis mengobservasi klien selama
menonton TV / Video
d. Setelah selesai menonton, masing –
masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya
untuk kehidupan klien. Berurutan searah
jarum jam, dimulai dari klien yang ada di
ssebelah kiri terapis. Sampai semua klien
mendapat giliran
e. Setelah selesai klien menceritakan
persepsinya, terapis mengajak klien lain
bertepuk tangan dan memberikan pujian

122
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk
menonton acara TV yang baik
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang
sesuai indikasi klien
2. Menyepakati waktu dan tempat
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK
berlangsung, khususnya ada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
sensoris menonton, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengikuti kegiatan, berespons
terhadap tontonan , menceritakan isi tontonan,
dan mengungkapkan perasaan saat menonton
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki
klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK
stimulasi sensori menonton. Klien mengikuti
kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan
tanpa respons, klien tidak dapat menceritakan isi
tontonan dan perasaannya. Tingkatkan stimulus
di ruangan, ulang kembali dengan stimulus yang

123
berbeda.

Sesi 3 : TAK
Stimulasi sensoris menonton
Kemampuan memberi respons pada tontonan

No Aspek yang dinilai Nama klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir TAK
2 Memberi respons pada saat
menonton (senyum, sedih dan
gembira)
3 Menceritakan cerita dalam TV
/ Video
4 Menceritakan perasaan setelah
menonton

124
TAK STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN

Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan


Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebabkan respons yang dirasakan saat marah ( tanda
dan gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
4. Klien dapat menyebutjkan akibat perilaku kekerasan
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan tulis/fliphart/whiteboard
2. Kapur / spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi

125
Langkah kegiatan

Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ya Tdk(
(1) 0)
1. Persiapan
a. Memiliki klien perilaku kekerasan yang sudah
koopratif
b. Membaut kontak dengan klien
c. mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Orientasi
1. Menanyakan nama dan panggilan semua klien
2.
(beri papan nama)
a. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
b. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut.
3. Menyamakan nama dan panggilan
semua klien (beri papan nama)
 Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompokkan,
harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan
dari awal sampai selesa

126
c. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan
terapis (pakai papan nama)
Tahap Kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
1. Tanyakan pengalaman tiap klien
2. Tulis di papan tulis / flipchart /
whiteboard.
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang
dirasakan klien saat terdapat oleh
penyebab marah sebelum perilaku
kekerasan terjadi
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat
terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
2. Tulis dipapan tulis/ flipchart /
whiteboard.
3.
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang
pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang
lain, dan memukul diri sendiri).
1. Tanyakan perilaku yang dilakukan
saat marah
2. Tulis di papan tulis/ flipchart /
whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu
perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan bermain peran/ simulasi
untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber
penyebab dank lien yang melakukan
perilaku klien yang melakukan perilaku
kekerasan)

127
f. Menanyakan perasaan klien setelah
selesai bermain peran/simulasi
g. Mendiskusikan dampak / akibat perilaku
kekerasan
1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan
2. Tuliskan di papan tulis / flipchart /
whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran
serta klien
i. Dalam menjalankan a sampai h,
upayakan semua klien terlibat
j. Berikan kesimpulan penyebab; tanda
dan gejala; perilaku kekerasan ; dan
akibat perilaku kekerasan
k. Menanyakan kesediaan klien untuk
mempelajari cara baru
Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2. Memberikan reinforcement potitif
terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menilai dan
mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala: perilaku
kekerasan yang terjadi ;ser ta akibat
perilaku kekerasan
4. 2. Menganjurkan klin mengingat penyebab;
tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan
akibatnya yang belum diceritakan
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati belajar cara baru yang
sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan

128
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK
berikutnya

5 Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda
dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan
akibat perilaku yang dilakukan kekerasan.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

129
Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan psikologi
Memberi tanggapan tentang
Nama Penyebab
No Tanda dan Perilaku Akibat
klien PK
gejala PK Kekerasan PK

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh; klien mengikuti Sesi 1,
TAK simulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyababkan

130
perilaku kekerasan. Klien mampu menyababkan penyebab perilaku
kekerasannya (sisalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (“geregetan” dan degan”), perilaku kekerasan
yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan ( tangan sakit
dan dibawa ke rumah sakit jiwa ). Anjurkan klie mengingat dan
menyampaikan jika semuandirasakan selama di rumah sakit.

Sesi 2: Mecegah Perilaku Kekerasan Fisik

TUJUAN:
1. Kilen dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fifik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Kasur/kantong tinju/gendang
2. Papan tulis/flipchart/whiteboard
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

131
Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ya Tdk
(1) (0)
1. Persiapan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak denganklien yang tela
ikut Sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Menanyakan nama dan panggilan semua
klien (beri papan nama)
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis
(pakai papan nama).
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
2.
mengenal perilaku kekerasan yang biasa

132
dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut.
3. Menyamakan nama dan panggilan semua
klien (beri papan nama)
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompokkan, harus minta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai

Tahap Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang akan biasa
dilakukan oleh klien
1. Tanyakan kegiatan: rumah tangga,
harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien
2. Tulis di papan tulis/
flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat
digunakan untuk menyalurkan kemarahan
secara sehat: tarik nafas dalam, menjemur/
memukul kasur/ bantal , menyikat kamar
mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir
tinju, dan memukul gendang
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang
dapat dilakukan
d. Bersama klien meperaktikkan dua kegiatan
yang dipilih
1. Terapis memperaktikkan
2. Klien elakukan redemonstrasi
e. Menyakan perasaan klien setelah
meperaktikkan cara penyalur kemarahan
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Upayakan semua klien berperan aktif

133
Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dipelajari
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas
jawaban yang benar
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan
fisik dan interaksi social yang asertif, jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik
3. dan interaksi social yang asertif secara
teratur.
3. Memasukkan interaksi social yang aserif pada
jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang
lain, yaitu kegiatan ibadah
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK
berikutnya
d. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Memberikan reinforcement potitif terhadap
perilaku klien yang positif
e. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menilai dan
mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,
yaitu tanda dan gejala: perilaku kekerasan
yang terjadi ;ser ta akibat perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klin mengingat penyebab;
tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan
akibatnya yang belum diceritakan

134
f. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat
untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK
berikutnya

4.

5 Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK


berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan Sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah 2 kemampuan mencedah perilaku kekerasan
secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

135
136
Sesi 2
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampaun mencegah perilaku kekerasan fisik

No Nama klien Memperaktikkan cara Memperaktikkan cara fisik


fisik yang pertama yang kedua
1

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien . contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK
stimulasi persepsi perilaku kekrasan, klien mampu mepraktikkan tarik
nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal.
Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal)

137
Sesi 3: Mencegah Perilaku Kecemburuan Sosial
TUJUAN:
1. Kilen dapat mengungkapka keinginan dan permintaan tanpa memaksa
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan
2. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan
Setting
1. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

138
Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan Ya Tdk
(1) (0)
1. Persiapan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang
telah ikut Sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
Orientasi
2 a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menyakan apakah ada penyabab marah ,
tanda dan gejala marah : perilaku
kekerasan.
3. Menanyakan apakah kegiatan fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara
fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan bermain berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
Tahap Kerja
a. Mendiskusikan denganklien cara bicara jika
ingin meminta sesuatu dari orang lain
b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan

139
klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta
sesuatu tanpa paksaan, yaitu, “ saya perlu /
ingin / minta ….., yang akan saya gunakan
untuk
d. Memilih dua orang klien secara bergilir
mendemonstrasikan ulang cara pada poin c
e. Ulangi d. sampai semua klien mencoba
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak
dan menyampaikan rasa sakit hati pada
orang lain, yaitu” saya tidak dapat
3. melakukan…., atau ” saya tidak menerima
dikatakan…..” atau Saya kesal dikatakan
seperti
h. Memilih dua oaring klien secara bergilir
mendemonstrasikan ulang cara pada poin d
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba
j. Memberi pujian pada peran serta klien

Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat
mencegah perilaku kekerasan
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan
cara yang telah dipejari jika stimulasi
penyebab perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien melatih secara
teratur cara yang telah dipelajari
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan
harian klien
c. Kontrak yang akan datang

140
1. Menyepakati untuk belajar cara baru
yang lain, yaitu interaksi social yang
asertif
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK
berikutnya

4.

141
5 Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK


berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 3,
kemampuan yang diharapkan adalah mencegah
perilaku kekerasan secara sosial. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

142
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampaun mencegah perilaku kekerasan sosial

No Nama klien Memperagakan cara Memperagakan cara


meminta tanpa paksa mengungkapkan kekerasan
yang baik

143
Sesi 4: Mencegah Perilaku Kecemburuan Spiritual

TUJUAN:
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur
Setting
1. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

144
Langkah kegiatan

Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan
1 0
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah
ikut Sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat

Orientasi
2. a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menyakan apakah ada penyabab marah ,
tanda dan gejala marah : perilaku kekerasan.
3. Menanyakan apakah kegiatan fisik dan
interaksi social yang asertif untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan,
yaitu kegiatan ibadah untuk
mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan bermain
berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada
terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai

145
Tahap Kerja
a. Menanyakan dan kepercayaan masing-masing
klien
b. Menduskusikan kegiatan ibadah yang biasa
dilakukan masing-masing klien
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien
d. Minta klien untuk memilih kegiatan satu kegiatan
3. ibadah
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan
ibadah yang dipilih
f. Memberikan pujian pada penampilan klien
Tahap terminasi
1. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku
kekerasan yang telah dipelajari
3. Memberiakan pujian dan penghargaan atas
jawaban yang benar
2. Tindak lanjut
4.
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik,
interaksi social yang asertif, dan kegiatan ibadah
dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan
harian klien
3. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku
kekerasan, dan disepakati jika klien perlu TAK
yang lain

146
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan Sesi 4, kegiatan ibadah untuk mencegah
kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut

147
148
Sesi 4
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampaun mencegah perilaku kekerasan spiritual

No Nama klien Memperaktikkan Memperaktikkan kegiatan


kegiatan ibadah ibadah kedua
pertama
1

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien . contoh: klien mengikuti Sesi 4, TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu memperagakan dua
cara ibadah. Anjurkan klien dan bantu klien melakukannya secara teratur
di ruangan. (buat jadwal)

149
Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan patuh mengonsumsi
obat
TUJUAN:
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minu obat
Setting
1. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

150
Langkah kegiatan

Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan
1 2

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut
Sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menyakan apakah ada penyabab marah , tanda dan
gejala marah : perilaku kekerasan.
3. Menanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi
social yang asertif untuk mencegah perilaku
kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah
untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan bermain berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Tahap Kerja
a. Menanyakan dan kepercayaan masing-masing klien
b. Menduskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan
3.

151
masing-masing klien
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien
d. Minta klien untuk memilih kegiatan satu kegiatan
ibadah
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah
yang dipilih
f. Memberikan pujian pada penampilan klien

Tahap terminasi
a. Evaluasi
4. 1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku
kekerasan yang telah dipelajari
3. Memberiakan pujian dan penghargaan atas
jawaban yang benar
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik,
interaksi social yang asertif, dan kegiatan ibadah
dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan
harian klien
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku
kekerasan, dan disepakati jika klien perlu TAK yang
lai

5 Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi

152
5,kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat. Formulir evaluasi sebagai berikut

153
Sesi 5
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampaun mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
Nama Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
No klien lima benar keuntungan inu akibat tidak patuh
minum obat obat minum obat

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien . contoh: klien mengikuti Sesi 5, TAK
stimulasi persepsi perilaku kekrasan, klien mampu menyebutkan
keuntungan minum obat dan akibat minum obat dan akibat tidk minum
obat. Anjurkan klien memperaktikkan lima benar cara minum obat, bantu
klien merasakan keuntungan inum obat, dan akibat tidak minum obat.

154
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : ORIENTASI REALITAS

TUJUAN:
1. Klien dapat mampu mengenal orang, tempat dan waktu sesuai dengan
kenyataannya
2. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
3. Klien mengenal waktu dan tempat
4. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya
dengan tepat.

Setting
1. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
2. Spidol
3. Bola tenis
4. Tape Recorder
5. Kaset “ dangdut”
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab

155
Langkah kegiatan

Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan
1 2
1. Persiapan
a. Memilih klien yang sesuai dengan indikasi
b. Membuat Kontrak dengan Klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
orang
2. Menjelaskan aturan bermain berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Tahap Kerja
3. a. Membagikan papan nama untuk masing-masing
klien
b. Meminta masing-masing klien menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan dan asal.
c. meminta masing-masing klien memperkenalkan diri
secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari
terapis, meliputi menyebutkan : nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
d. meminta masing-masing klien memperkenalkan diri

156
secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari
terapis, meliputi menyebutkan, nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
e. Menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder
akan dinyalakan, saat music terdengar bola tenis
dipindahkan dari satu klien ke klien lain. Saat
music dihentikan, klien yang sedang memegang
bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain
(minimal nama panggilan)
f. Memutar tape recorder dan menghentikan. Saat
music berhenti klien yang sedang memegang bola
tenis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi dari klien yang lain ( minimal nama
panggilan )
g. Ulangi langkah f sampai semua klien mendaptakan
giliran.
h. memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4.
Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai
dengan nama panggilan.
c. Kontrak yang akan datang
1. Membuat kontrak untuk TAK yang akan datang
yaitu mengenal tempat
2. Menyepakati waktu dan tempat.

157
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK
,kemampuan yang diharapkan adalah dapat
menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien
lain. Formulir evaluasi sebagai berikut.

158
Sesi 1
Orientasi realitas
Kemampuan mengenal orang lain

Nama Klien
No
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama klien lain

2 Menyebutkan nama panggilan


klien lain.
3 Menyebutkan asal klien lain

4 Menyebutkan hobi klien lain

Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh :
klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan
nama, nama panggilan, asal dan hobi klien lain disebelahnya. Anjurkan
klien mengenal klien lain di ruangan.

159
Sesi 2 : Pengenalan Tempat
Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah Sakit
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
3. Klien mampu mengenal kamar tidur
4. Klien mengenal tempat tidur
5. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar
mandi dan WC
Setting
1. Terapis dank klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan tempat perawatan klien
Alat
1. Tape Recorder
2. Kaset lagu dangdut
3. Bola Tenis
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Orientasi lapangan

160
Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan
1 2
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien peserta sesi 1
TAK orientasi Realitas.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Terapis dank lien memakai papan nama
b. evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-
nama klien yang lain.
c. Kontrak
1.Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
orang
2.Menjelaskan aturan bermain berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Tahap Kerja
3.
a. Menanyakan kepada klien nama rumah sakit,
nama ruangan, klien diberi kesempatan menjawab.
Beri pujian pada klien yang mampu menjawab
dengan tepat.
b. Menjelaskan dengan menyalakan tape recorder

161
lagu dangdut, sedangkan bola tenis diedarkan dari
satu peserta ke peserta yang lain yang searah
jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang
sedang memegang bola tenis akan diminta
menyebutkan nama rumah sakit dan nama
ruangan tempat klien dirawat.
c. Menyalakan tape recorder, menghentikan lagu,
dan meminta klien yang memegang bola tenis
untuk menyebutkan nama ruangan dan nama
rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua
peserta mendapatkan giliran.
d. Memberikan pujian saat klien telah menyebutkan
dengan benar
e. Mengajak klien berkeliling serta menjelaskan
nama dan fungsi ruangan yang ada . Kantor
perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang
TAK, dan ruangan lainnya.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
3. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menghapal nama tempat
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan
datang yaitu mengenal waktu
2. Menyepakati waktu dan tempat

162
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK
,kemampuan yang diharapkan adalah mengenal tempat
di RS.

163
164
Sesi 2: TAK
Orientasi Realitas Tempat

Nama Klien
No
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama rumah sakit

2 Menyebutkan nama ruangan

3 Menyebutkan letak kantor perawat

4 Menyebutkan letak kamar mandi


WC
5 Menyebutkan letak kamar tidur

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK, TAK
orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan dan
letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan
tempat-tempat diruangan.

165
Sesi 3 : Pengenalan Waktu
Tujuan
1. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat
2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding
Alat
1. Kalender
2. Jam dinding
3. Tape Recorder
4. Kaset lagu Dangdut
5. Bola Tenis
Metode
1. Diskusi
2. Tanya Jawab

166
Langkah Kegiatan

Skala Ket
No Prosedur/Langkah Pelaksanaan
1 2
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien peserta
sesi 2 TAK orientasi Realitas.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Terapis dank lien memakai papan nama
b. evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-
nama ruangan yang telah dipelajari.
c. Kontrak
1.Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal
orang
2.Menjelaskan aturan bermain berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
Tahap Kerja
3.
a. Menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menjelaskan akan menghidupkan tape recorder ,
sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke
klien lain. Pada saat music berhenti, klien yang
memegang bola menjawab pertanyaan dari
terapis.

167
c. Menghidupkan music dan mematikan music.
Klien mengedarkan bola tenis secara bergantian
searah jarum jam. Saat music berhenti, klien yang
memegang bola siap menjawab pertanyaan terapis
tentang tanggal, bulan, tahun, hari dan jam saat
itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien
mendapat giliran.
d. Memberikan pujian kepada klien setelah
memberikan jawaban dengan tepat.
Tahap terminasi
4. a. Evaluasi
1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Meminta klien member tanda/mengganti kalender
setiap hari
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
sesuai dengan indikasi klien
2. Menyepakati waktu dan tempat
5 Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung, khususya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas waktu
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK
,kemampuan yang diharapkan adalah mengenal waktu,
hari, tanggal, bulan dan tahun. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

168
Sesi 3 TAK
Orientasi Realitas Waktu
Kemampuan mengenal waktu
Nama Klien
No
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan jam

2 Menyebutkan hari

3 Menyebutkan tanggal

4 Menyebutkan bulan

5 Menyebutkan tahun

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3 TAK, TAK
orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan tanggal dan hari
tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien terhadap waktu secara
intensif..

169

Anda mungkin juga menyukai