C. KELOMPOK SEHAT
Melaksanakan asuhan keperawatan dan dokumentasi melalui
pendekatan proses keperawatan pada 8 diagnosa keperawatan
kelompok sehat jiwa :
1. Kesiapan peningkatan perkembangan Infant
2. Kesiapan peningkatan perkembangan Toddler
3. Kesiapan peningkatan perkembangan Pra sekolah
4. Kesiapan peningkatan perkembangan Usia Sekolah
5. Kesiapan peningkatan perkembangan Remaja
6. Kesiapan peningkatan perkembangan Dewasa muda
7. Kesiapan peningkatan perkembangan Dewasa tengah
8. Kesiapan peningkatan perkembangan Lansia
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KELOMPOK GANGGUAN
Asuhan Keperawatan
Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri
Tujuan
Pasien mampu :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
3. Menilai kemampuan yang dapat diguankan
4. Menetapkan / memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
5. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
6. Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan :
Keluarga mampu
Mengenal masalah harga diri rendah
Mengambil keputusan untuk merawat harga diri rendah
Merawat harga diri rendah
Memodifikasi lingkungan yang mendukung meningkatkan
harga diri rendah
Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Mendiskusikan masalah yang dirasakab dalam mnerawat
pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya harga diri rendah
Melatih keluarga cara merawat HDR
Membimbing keluarga merawat HDR
Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung meningkatkan HDR
Mendiskusikan tanda dna gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan
Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur
ASUHAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami penurunan atau sama sekali
tidak mampu berinteraksi degan orang lain
disekitarnya
Pasein mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dnegan orang lain
Subyektif
Merasa sepi
Merasa tidak aman
Merasa bosan dna waktu terasa lambat
Tidak mampu berkonsentrasi
Merasa ditolak
Obyektif
Banyak diam
Tidak mau bicara
Menyendiri
Tidak mau berinteraksi
Tanmpak sedih
Ekspresi datar dan dangkal
Kontak mata kurang
Gejala Obyektif
Klien banyak diam dan tidak mau bicara
Tidak mengikuti kegiatan
Banyak berdiam diri dikamar
Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat
Klien tampak sedih, afek datar dan dangkal
Kontak mata kurang
kurang spontan
Apatis
SP 1 pasien : membina hubungan saling percaya, membantu pasien
mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal
keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan
Tindakan :
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang manfaat berinteraksi dengan orang
lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan seseorang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 2 pasien : Mengajarkan pasien berinteraksi secara
bertahap (berkenalan dengan orang pertama)
Tindakan :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu orang
3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 3 pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan
dengan orang kedua)
Tindakan :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP 1 Keluarga :
memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, epnyebab
isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Tindakan :
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi social
SP 2 Keluarga :
melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi
sosial langsung dihadapan pasien
Tindakan :
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi social
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien isolasi sosial
SP 3 Keluarga :
membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Tindakan :
Membantu keluarga membuat perencanaan pulang (membuat jadwal aktifitas
dirumah termasuk minum obat)
Menjelaskan tindakan tindak lanjut pasien setelah pulang
PENGERTIAN
Halusinasi penglihatan • melihat seseorang yang sudah meninggal, •Tatapan mata pada tempat tertentu
(visual-seeing persons melihat makhluk tertentu, melihat bayagan, • menunjuk kearah tertentu
or things) hantu atau sesuatu yang menakutkan • ketakutan pada obyek yang dilihat
Halusinasi penghidu/ •Mencium sesuatu seperti bau mayat, darah, • ekspresi wajah seperti mencium
penciuman bayi, feses, bau masakan, bau parfum yang sesuatu dengan gerakan cuping hidung,
(olfactory-smelling menyenangkan mengarahkan hidung pada tempat
odors) • klien seing mengatakan emncium bau tertentu
sesuatu
Jenis Halusinasi Data Subyektif Data Obyektif
Halusinasi perabaan ▪ klien mengatakan ada sesuatu yang • mengusap, menggaruk-ngaruk, meraba-
(tactile-feeling bodily menggerayangi tubuh seperti tangan, raba permukaan kulit
sensations) binatang kecil, makhluk halus •Terlihat menggerakkan badan seperti
▪Merasakan sesuatu dipermukaan kulit, merasakan sesuatu rabaan
merasakan sangat panas atau dingin,
merasakan ersengat aliran listrik
Halusinasi pengecapan • klien seperti sedang merasakan makanan •Seperti mengecap sesuatu, gerakan
(gustatory- tertentu, rasa tertentu atau mengunyah mengunyah, meludah atau muntah
experiencing tastes) sesuatu
1. Mengkaji jenis halusinasi
2. Mengkaji isi halusinasi
3. Mengkaji waktu terjadinya halusinasi
4. Mengkaji frekuensi halusinasi
5. Situsi yang menyebabkan munculnya halusinasi
6. Respons halusinasi
Tujuan
Pasien mampu:
– Membina hubungan saling percaya
– mengenali halusinasi yang dialaminya
– mengontrol halusinasinya
– mengikuti program pengobatan secara optimal
TINDAKAN KEPERAWATAN
Keluarga mampu :
• mengenal masalah halusinasi
• mengambil keputusan untuk merawat isolasi sosial
• merawat halusinasi
• memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien
• memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Intervensi keperawatan
Tujuan :
Keluarga dapat merawat pasien dirumah
SP 1 Keluarga : memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
cara merawat pasien perilaku kekerasan dirumah
Tindakan ;
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncl, dan akibat dari perilaku
tersebut)
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda / orang lain
SP 2 Keluarga : melatih keluarga melakukan cara2 mengontrol
kemarahan
Tindakan ;
1. Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
2. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
3. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila
pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat
4. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala2 perilaku kekerasan
❑ Risiko bunuh diri merupakan salah satu kondisi yang harus dikaji
oleh perawat pada setiap pasien gangguan jiwa terutama pada kasus
gangguan depresi.
❑ Keinginan untuk mengakhiri hidup ini dapat mengakibatkan
kematian.
❑ Asuhan keperawatan risiko bunuh diri perlu dilakukan agar pasien
dan keluarga dapat mencegah terjadinya perilaku bunuh diri.
A. Pengertian
Data Subjektif:
Merasa hidupnya tak berguna lagi
Ingin mati
Pernah mencoba bunuh diri
Mengancam bunuh diri
Merasa bersalah / putus asa
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH DIRI
Data Objektif:
Ekspresi murung
Tak bergairah
Banyak diam
Ada bekas percobaan bunuh diri
TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK PASIEN
Tujuan:
1. Pasien ancaman/percobaan bunuh diri
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien tetap aman dan selamat
Tujuan:
1. Keluarga dengan ancaman/percobaan bunuh diri
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri----Ancaman/percobaan bunuh
diri
2. Keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri:
a. Keluarga mampu mengenal masalah risiko bunuh diri
b. Keluarga mampu memutuskan merawat pasien risiko bunuh diri
c. Keluarga mampu menciptakan suasana keluarga dan lingkungan
yang aman.
d. Keluarga mampu memantau dan membimbing pasien dalam
mengatasi risiko bunuh diri
e. Keluarga mampu follow-up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur
TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses
terjadinya risiko bunuh diri dan mengambil keputusan
merawat pasien.
3. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang aman
4. Melatih keluarga cara-cara membimbing dan memantau
pasien mengatasi risiko bunuh diri dan kemampuan
pasien dalam mencapai masa depan.
5. Menganjurkan follow-up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur
ASUHAN KPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan
eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara
mandiri
Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan
bau, serta kuku panjang dan kotor
Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakain
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien perempuan tidak berdandan
Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya
Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar (BAB)atau
buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
SP I Pasien :
melatih pasein cara perawatan kebersihan diri (mendiskusikan pentingnya
kebersihan diri, cara-cara merawat diri, dan melatih pasien tentang cara-
cara perawatan kebersihan diri)
SP I I Pasien :
Melatih pasien berhias (laki-laki : berpakaian, menyisir rambut,
bercukur. Perempuan : berpakaian, menyisir rambut, berhias)
SP III Pasien :
melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara mempersiapkan
makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan, praktik makan sesuai dengan tahapan makan
yang baik)
SP I V Pasien :
Melatih pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri (menjelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai, menjelaskna cara membersihkan diri setelah BAB/BAK,
menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK)
SP I keluarga :
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan
diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri
SP I I keluarga :
Melatih keluarga cara merawat pasien
SP I I I keluarga :
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap obyek dan tidak
konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlin,
1993)
Tindakan keperawatan ;
a) Bantu orientasi realita
b) Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c) Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
d) Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II Pasien
Mengidentifikasi kemampuan positif pasien
Tindakan keperawatan :
a) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b) Diskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
c) Melatih kemampuan positif yang dimiliki
d) Ajarkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III Pasien
Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
Tindakan keperawatan :
a) Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
c) Ajarkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Tindakan keperawatan :
SP I Keluarga:
Membina hubungan saling percaya dengan keluarga, Mengidentifikasi
masalah, menjelaskan proses terjadinya masalah
Tindakan keperawatan ;
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di
rumah
b) Diskusikan dengan keluarga waham yang dialami pasien
c) Diskusikan dengan keluarga cara-cara merawat pasien waham
Tindakan keperawatan :
SP II Keluarga:
Melatih keluarga cara merawat pasien
Tindakan keperawatan ;
a) Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasein dengan
waham
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
waham
Tindakan keperawatan :
SP III Keluarga:
membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Tindakan keperawatan ;
a) Membantu keluarga membuat jadual aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
b) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA KELOMPOK SEHAT
UPAYA PROMOSI
KESEHATAN JIWA UNTUK KELOMPOK SEHAT
USIA PROMOSI KESEHATAN JIWA TEMPAT
BUMIL TKT IBU HAMIL POSYANDU BUMIL
Kesehatan Mental Ibu Hamil DSSJ/PUSKESMAS
Persiapan Menjadi Orang Tua RSU/RSJ
BAYI TKT BAYI POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh RSU/RSJ
KANAK 2 TKT KANAK-KANAK POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh PAUD, TK, UKS JIWA
RSU
APRAS TKT APRAS POSYANDU
Stimulasi Perkembangan DSSJ/PUSKESMAS
Pola Asuh PAUD, TK,
86
UKS JIWA
RSU
UPAYA PROMOSI
KESEHATAN JIWA UNTUK KELOMPOK SEHAT
USIA PROMOSI KESEHATAN JIWA TEMPAT
ANAK TKT USIA SEKOLAH DSSJ/PUSKESMAS
SEKOLAH Stimulasi Perkembangan UKS JIWA
Pola Asuh RSU/RSJ
Pencegahan Buyilling & Bunuh Diri
Keluarga;
Lembaga pendidikan;
Tempat kerja;
Masyarakat;
Fasilitas pelayanan kesehatan;
Media massa;
Lembaga keagamaan dan tempat ibadah; dan
Lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.
ASKEP PADA BAYI
Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses
perkembangan yang ditandai dengan pemupukan rasa
percaya pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan
terhadap orang tua, khususnya ibu
TUGAS PERKEMBANGAN
Trust vs mistrust
Ciri/karakteristik perkembangan yang normal:
1. Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2. Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3. Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4. Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5. Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6. Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan
orang yang tidak dikenalnya
7. Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
Tugas perkembangan.....
Tempertantrum
Tidak mampu bersosialisasi
Tidak berani melakukan sesuatu / kegiatan
Merasa takut melakukan sesuatu
Merasa terpaksa dalam melakukan tindakan
Melakukan tindakan dengan ragu-ragu
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Anak pra sekolah mengidentifikasi peran gender
Anak pra sekolah mencapai keterampilan motorik,
kognitif, sikap tertentu
Anak pra sekolah mengidentifikasi peran di keluarga
Intervensi perkembangan normal
Tujuan
Anak mengenali kemampuan dirinya
Anak mengikuti kegiatan sosial
Anak merasa puas terhadap keberhasilan yang dicapai
Tindakan keperawatan
Tujuan
Remaja mampu menyebutkan karakteristik perkembangan
psikososial yang normal dan menyimpang
Remaja mampu menjelaskan cara mencapai
perkembangan psikososial yang normal
Remaja mampu melakukan tindakan untuk mencapai
perkembangan psikososial yang normal
Intervensi perkembangan yang normal
Diskusikan ciri perkembangan yang normal dan
menyimpang
Diskusikan cara untuk mencapai perkembangan psikososial
yang normal
Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain
yang membuatnya nyaman mencurahkan perasaan,
perhatian dan kekhawatiran
Anjurkan
remaja untuk mengikuti organisasi yang
mempunyai kegiatan positif
Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana
kegiatan dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya
Intervensi penyimpanagan
perkembangan
Diskusikan aspek positif / kelebihan yang dimiliki remaja
Bantu mengidentifikais peran yang dapat ditmpilkan
remaja dalam kehidupannya
Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja
Bantu remaja mengidentifikasi perannya di keluarga
Asuhan Keperawatan Jiwa
Sehat pada Dewasa Muda
Tahap Perkembangan psikososial
dewasa muda
❑ Usia 18-40 tahun
❑ Intim Vs Isolasi
❑ Perkembangan psikososial pada dewasa muda adalah keintiman atau
keakraban dengan orang lain, terutama lawan jenis yang
memperlihatkan kasih sayang dan cinta
❑ Pada tahap ini individu mencoba mandiri, mempunyai pekerjaan,
membangun keluarga, dan mencukupi kebutuhan dirinya.
❑ Interaksi yg dilakukan mengarah pada bekerja, perkawinan dan
mempunyai keluarga serta menjadi bagian dr masyarakat, Jika tdk
tercapai maka akan terjadi isolasi
Ciri perkembangan yg normal
Ansietas
Gangguan Citra Tubuh
Harga Diri Rendah Situasional
Ketidakberdayaan
Keputusasaan
ASUHAN KEPERAWATAN
DAN INTERVENSI
PSIKOSOSIAL
ANXIETAS
Pengertian Ansietas
Perasaan was – was, kuatir atau tidak nyaman seakan2 akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman.
Berbeda dengan takut
TAKUT : penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.
Ansietas adl respon emosional terhadap penilaian tsb.
Efek Fisiologis Ansietas
Kardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD, pinsan, TD, N .
Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa
tercekik, terengah-engah.
Neuromuskuler: refeks, terkejut, mata berkedip-kedip,
insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan
umum, gerakan lambat, kaki goyah.
Efek Fisiologis Ansietas
•(Nadi, TD)
Objektif
•bicara berlebihan, tremor, berkeringat ,
gelisah
•Terlihat sulit konsentrasi, mudah
lupa,tidak fokus , bloking
• KELUHAN :
• fisik berulang
• Keluhan sulit konsentrasi.
RINGAN KELUARGA
BERAT
SEDANG
1.Diskusi masalah yang dirasakan keluarga
2.Mengenal anxietas
3.Latihan mengurangi anxietas
3.Relaksasi otot : -Teknik distraksi
RUJUK ▪ otot wajah -Teknik napas dalam
▪ Otot leher - relaksasi otot
▪ Otot bahu -Teknik hipnotis 5 jari
▪ Otot perut 4. Nilai apakah keluarga mampu merawat pasien
▪ Otot tangan dan kaki
PERTEMUAN 1 (SP 1 pasien)
Membina hub. saling percaya
Membantu pasien mengenal ansietas (tanda,gejala,penyebab, akibat,
mekanisme koping)
Mengajarkan teknik pengalihan situasi/ distraksi
Latihan melakukan teknik pengalihan situasi/distraksi
Pertemuan 2(sp 2 pasien)
Evaluasi kemampuan pasien mengenal ansietas
Evaluasi kemampuan distraksi
Mengajarkan relaksasi nafas dalam
Latihan relaksasi nafas dalam
Pertemuan 3 (sp 3 pasien)
Evaluasi kemampuan pasien mengenal masalah
Evaluasi kemampuan distraksi dan relaksasi nafas dalam
Melatih pasien untuk relaksasi otot
Latihan relaksasi otot
Pertemuan 4 (sp 4 pasien)
OBJEKTIF
• Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh
yang terganggu
• Menolak melihat bagian tubuh
• Menolak menyentuh bagian tubuh
• Aktifitas sosial menurun
SUBJEKTIF
• Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak
berharga, keputusasaan.
• Menolak berinteraksi dengan orang lain.
• Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
terhadap bagian tubuh yang terganggu.
• Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan
yang terjadi.
• Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
TUJUAN
Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
TINDAKAN KEPERAWATAN
Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan dan harapan citra tubuhnya saat ini.
Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
Bantu pasien meningkatkan fungsi tubuh yang terganggu.
Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
1. Gunakan protese, wig, kosmetik atau lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru
2. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
3. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
4. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
TINDAKAN.............
Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1. Susun jadual kegiatan sehari-hari
2. Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
dalam keluarga dan sosial
3. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
4. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi
TINDAKAN PADA
KELUARGA
TUJUAN
Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
3) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
4 )Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
ASUHAN KEPERAWATAN
KETIDAKBERDAYAAN
Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa
tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara
bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan
TANDA DAN GEJALA
Data subyektif:
Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai
kemampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu
Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas
sebelumnya
Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
DATA OBYEKTIF
Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan.
Apatis dan pasif
Ekspresi muka murung
Bicara dan gerakan lambat
Tidur berlebihan
Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
Menghindari orang lain
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Umum:
Klien mampu mengatasi rasa ketidakberdayaan yang dialaminya
Tujuan khusus:
Membina hubungan saling percaya
Mengenali dan mengekspresikan emosinya
Memodifikasi pola kognitif yang negatif
Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan dengan
perawatannya sendiri
Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
ASUHAN KEPERAWATAN KEPUTUSASAAN