Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI

DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA
1

IKA SUHARTANTI
KONSEP PENYAKIT

2
Definisi.
 Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar bilirubin serum
dihubungkan dengan hemolisis sel darah merah dan resorbsi
lanjut dari bilirubin yang tidak terkonjugasi dari usus kecil.
 Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin serum total dalam
darah meningkat dengan menampakkan ciri-ciri ikterus
patologis.
 Adalah akumulasi bilirubin yang berlebihan dalam darah dan
ditandai dengan jaundice atau ikterus, yaitu warna kekuningan
pada kulit atau organ lain.
 Adalah suatu gejala fisiologis atau dapat merupakan hal yang
patologis, misalnya pada sepsis dan penyumbatan saluran
empedu.

3
 Akumulasi bilirubin secara berlebihan dalam darah
ditandai dengan Jaundice atau icterus pada kulit, sklera
mata, mukosa dan urine.
 Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan
mukosa karena adanya hyperbilirubinemia pada jaringan
tersebut.

4
Ikterus terjadi apabila terdapat
akumulasi bilirubin dalam darah

60% pada bayi


cukup bulan
80% bayi
kurang bulan
5
Etiologi
1. Hemolisis/produksi bilirubin meningkat
• Golongan darah ibu dan bayi tidak sesuai (Rh, ABO)
• Perdarahan tertutup, memar
• Enzim G6 pembuluh darah rendah
• Kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah
sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100
hari)

2. Gangguan transportasi
• Albumin rendah (prematur, kurang gizi)
• Ikatan kompetitif dengan albumin (obat-obatan)
• Kemampuan mengikat albumin rendah.
6
3. Gangguan konjugasi
• Enzim glukoronil transferase belum adekuat (prematur)

4. Gangguan ekskresi
• Obstruksi saluran empedu
• Obstruksi usus (sekresi enterohepatik meningkat)

7
Kern Ikterus..
 adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin
indirek pada otak (kadar bilirubin > 20 mg/dl)

 Tanda-tanda kern Ikterus :


o Hypotoni, lethargi, malas minum
o Epistotonus, hypertoni otot ekstensor, kejang
o Gangguan phyramidal, cerebral palsy, retardasi mental.

8
Metabolisme Bilirubin
Eritrosit tua (>120 hari)

Destruksi oleh Hepatosit

oksidasi

Biliverdin

Reduksi

9
Bilirubin bebas (larut dalam lemak, sulit di ekskresi, mudah
melewati membran biologis seperti plasenta dan sawar otak)

Bilirubin bebas dalam plasma

Bersenyawa dengan albumin

Ke hepar

Bilirubin masuk hepatosit

10
Adanya enzim glukorinil transferase

Proses konjugasi bilirubin

Bilirubin direk (larut air, dapat diekskresi mell


ginjal)

Diekskresi mell ductus hepatikus

GI Tract

11
Urobilinogen (memberi warna pada urine)

Sterkobilin (keluar bersama feses)

12
Gambaran Klinis.
13

 Ikterus yang terjadi pada bayi ada 2 yaitu :


1) Ikterus Fisiologis
2) Ikterus Patologis
Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis

1) Timbul pada hari ke-2 atau ke-3 1) Timbul pada 24 jam pertama
kehidupan.
2) Kadar bilirubin pada bayi aterm 2) Kadar bilirubin pada bayi yang
≤ 12,5 mg/dl, pada bayi prematur aterm > 12,5 mg/dl, pada bayi
≤ 10 mg/dl. yang prematur > 10 mg/dl.
3) Kecepatan peningkatan kadar 3) Peningkatan kadar bilirubin
bilirubin tidak melebihi 5 mg% 0,2 mg% per jam atau 5 mg%
per hari. per hari.
4) Kadar bilirubin indirek tidak 4) Kadar bilirubin indirek > 1
melebihi 1 mg% mg%
5) Puncak peningkatan ikterus pada 5) Ikterus menghilang lebih dari
hari ke 5 – 7. 10 hari (bayi aterm) dan 14
hari (prematur)

14
Ikterus Fisiologis Ikterus Patologis

6) Ikterus menghilang pada 6) Mempunyai hubungan


hari ke 10 – 14 . dengan proses hemolitik.
7) Tidak terbukti mempunyai 7) Bayi disertai anemia.
hubungan dengan keadaan 8) Ada faktor resiko
patologik
8) Terjadi karena :
•Umur erytrosit lebih
pendek
•Volume darah lebih banyak
→ 100 cc/kg BB
•Albumin << → transportasi
menurun
•Fungsi hati belum sempurna

15
 Kadar bilirubin pada hari-hari pertama kehidupan sebagian
besar neonatus mengalami peningkatan…?
→Karena adanya proses fisiologis pada neonatus, antara
lain : tingginya kadar eritrosit neonatus, masa hidup
eritrosit yang lebih pendek (80 – 90 hari) dan belum
matangnya fungsi hepar.
→Masalah timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu
berlebihan atau konjugasi hepar menurun sehingga terjadi
akumulasi di dalam darah.

16
Penilaian Derajat Ikterus
 Ada beberapa cara untuk menentukan derajat ikterus
yang merupakan resiko terjadinya kern ikterus, yaitu :
 Kadar bilirubin bebas
 Secara klinis menurut kramer dilakukan di bawah sinar biasa.
 Tabel berikut ini untuk rumus Kramer :

17
Rumus Kramer.
Perkiraan Kadar
Daerah bilirubin (mg%)
Luas ikterus
ikterus
Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala, badan sampai dengan 8,9 9,4
umbilikus
3 Kepala, badan, paha sampai dengan 11,8 11,4
lutut.

4 Kepala, badan, ekstremitas sampai 15,8 13,3


dengan pergelangan tangan dan kaki
5 Kepala, badan, semua ekstremitas 16
sampai dengan ujung jari
18
Gambar Rumus Kramer

19
Penanganan Ikterus Fisiologis
 Pemberian ASI sedini mungkin dengan kalori yang
mencukupi → meningkatkan motilitas usus → bakteri
introduksi ke usus.
 Bakteri dapat mengubah bilirubin direk menjadi urobilin
→ kadar bilirubin serum menurun.
 Meletakkan bayi di bawah sinar matahari pagi 15 – 20
menit (jam 06:30 – 08:00)

20
Penatalaksanaan Hiperbilirubin.
 Umum :
• Periksa golongan darah ibu (Rh, ABO)
• Mencegah trauma lahir
• Pemberian ASI yang cukup
• Pengobatan terhadap faktor resiko
 Khusus :
• Pemberian Fenobarbital (bekerja sebagai enzim), untuk mempercepat proses
konjugasi dan mempermudah ekskresi.
→ Tindakan ini tidak efektif karena bilirubin menurun setelah pemberian 4 – 5
hari, dan efek sampingnya adalah gangguan metabolik dan pernapasan.
• Pemberian Plasma
→ Pemberian substrat yang kurang untuk transportasi atau konjugasi seperti plasma
(Albumin) bertujuan agar dapat mengikat bilirubin bebas (biasanya sebelum
transfusi tukar).
→ Pemberian glukosa juga penting untuk konjugasi hepar sebagai sumber energi.
• Fototerapi
• Transfusi Tukar

21
Fototerapi (Light Blue)
Menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan
hiperbilirubin jinak hingga moderat (>10 mg/dl)

Sinar (matahari, neon, halogen) dengan gelombang 350 – 470 nm

Isomerisasi bilirubin indirek

Mudah larut dalam plasma dan mudah di


ekskresi ke saluran empedu

22
Meningkatnya pengeluaran cairan empedu dalam usus

Peristaltik usus meningkat

Bilirubin lebih cepat meninggalkan usus

23
 Langkah-langkah dalam pemberian fototerapi :
1) Lampu yang digunakan tidak lebih dari 500 jam (Medela) dan
3000 jam (Yondon) → agar energi tidak menurun
2) Pakaian bayi dibuka
3) Kedua mata ditutup
4) Daerah kemaluan ditutup
5) Jarak lampu diatur (Medela : 25 cm, Yondon : 40 – 45 cm)
6) Posisi bayi diubah setiap 3 jam
7) Suhu tubuh diukur tiap 4 jam (tidak boleh > 37,5 ˚C)
8) Pantau dan catat masukan cairan, pengeluaran urine, feces dan
muntah.
9) Berikan rehidrasi untuk mencegah dehidrasi
10) Catat lamanya terapi.

24
25
26
Transfusi Tukar (Exchange Transfusion)
 Penggantian darah sirkulasi neonatus dengan darah dari donor,
dengan cara mengeluarkan darah neonatus dan memasukkan
darah donor secara berulang.
 Jumlah darah yang diganti = jumlah darah yang dikeluarkan + 5
cc.
 Penggantian darah bisa mencapai 75 – 85% jumlah darah
neonatus.
 Tujuan :
1) Menurunkan kadar bilirubin indirek (jika ≥ 20 mg/dl)
2) Meningkatkan bilirubin indirek cepat 0,3 – 1 mg% per jam.
3) Mengganti eritrosit yang dapat di hemolisis
4) Membuang antibody yang menyebabkan hemolisis
5) Mengkoreksi anemia.

27
 Langkah-langkah dalam melaksanakan transfusi tukar :
1) Sebelum transfusi cek label darah
2) Darah yang digunakan usianya harus < 72 jam
3) Darah dihangatkan dulu dengan Biggler / Animec
4) 2 jam sebelum transfusi, bayi dipuasakan
5) Dilakukan di ruang aseptik / isolasi
6) Selama transfusi pasang alat monitor kardio respirasi
7) Tekanan darah harus terus dipantau (tiap 15 menit)
8) Dipasang infus
9) Pantau suhu tubuh
10) Sediakan alat-alat resusitasi

Post transfusi → cek Hb, HCt, Bilirubin


28
HASIL PENELITIAN
Hyperbilirubinemia and Language Delay in
Premature Infants
 Sanjiv B. Amin, MD, MS, Diane Prinzing, AAS, Gary Myers, MD
 Division of Neonatology, Department of Pediatrics, University of Rochester School of Medicine, Rochester, New York

 OBJECTIVE. Our goal was to evaluate whether language delay at 3 years in premature infants is associated with previous exposure to hyperbilirubinemia during the
first 2 weeks after birth.
 CONCLUSIONS. Hyperbilirubinemia, defined as peak total serum bilirubin level or durationof elevated bilirubin in days, is not associated with language delay in
premature infants.

Menurut Bowman (1978), kebanyakan anak yang berhasil hidup setelah mengalami tranfusi janin
akan berkembang secara normal. Dari 89 anak yang diperiksa ketika berusia 18 bulan atau lebih,
74 anak berkembangan secara normal, 4 anak abnormal dan 11 anak mengalami gangguan tumbuh
kembang.
ASUHAN KEPERAWATAN

30
Pengkajian.
 Identifikasi :
o Ikterus patologis timbul pada umur < 36 jam, menghilang lebih lama
yaitu > 2 minggu.
o Ikterus fisiologis tampak pada hari ke-3 sampai hari ke-4, menghilang
paling lambat 10 – 14 hari
o Mungkin preterm, bayi kecil untuk usia gestasi

 Riwayat keperawatan :
• Keluhan utama : bayi tampak kuning, lemah, malas minum.
• Anak terdahulu ada yang ikterus
• Saudara ; ada riwayat penyakit hemolitik (ikterus)
• ASI
• Sejarah kelahiran : KPD, Manipulasi, Obat
• Janin bayi : Asfiksia berat, prematur, polyhidramnion.

31
Diagnosa keperawatan.
1) Resti Injury internal : kern ikterus b/d peningkatan kadar
bilirubin dalam darah.
2) Resti defisit volume cairan b/d kemampuan menghisap
lemah, peningkatan IWL sekunder terhadap fototerapi.
3) Resti gangguan integritas kulit b/d efek fototerapi.
4) Resti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d kemampuan menghisap menurun.

32
Intervensi keperawatan :
 Contoh : Diagnosa 1
 Tujuan : Klien tidak terjadi injury internal (kern ikterus)
dengan Kriteria Hasil :
1) Keadaan umum baik
2) Kesadaran Composmentis
3) Tidak kejang
4) Kadar bilirubin < 12 mg/dl (aterm) dan < 10 mg/dl (prematur)

33
 Intervensi :
1. Jelaskan pada orang tua tentang keadaan bayi dan rencana
tindakan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
3. Kaji ulang faktor resiko terjadinya hiperbilirubin
4. Observasi dan catat tanda serta gejala kern ikterus.
5. Observasi keadaan umum, tangisan, dan tanda-tanda vital bayi
setiap 3 jam.
6. Kolaborasi dengan tim medis utk pemeriksaan kadar bilirubin,
DL, sebelum dan sesudah terapi sinar (1-2 hari)
7. Kolaborasi dengan tim medis utk pelaksanaan fototerapi.

34
35

Anda mungkin juga menyukai