Anda di halaman 1dari 41

TUTORIAL KLINIK

IKTERUS NEONATORUM

Pembimbing : dr. Roedi Djatmiko, Sp.A.

Nama: Dikla Maulidya Lahira


NRP : 1310.211.092
Definisi
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata
Perancis jaune yang berarti kuning. Ikterus
adalah perubahan warna kulit, sklera,
konjungtiva mata atau jaringan lainnya
(membran mukosa) yang menjadi kuning
karena pewarnaan oleh bilirubin yang
meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah.
Biasanya mulai tampak
pada kadar bilirubin serum
>5 mg/dL (5-7 mg/dl) , atau
disebut hiperbilirubinemia,
yang dapat menuju ke arah
terjadinya kernikterus atau
enselopati bilirubin bila
kadar bilirubin tidak bisa
dikendalikan.
Sebagian besar bayi mengalami
hiperbilirubinemia dalam minggu pertama
kehidupannya.
Terutama pada bayi kecil ( berat lahir < 2500
gram atau umur kehamilan < 37 minggu )
Hal ini terjadi
karena
penumpukan
dari produksi
bilirubin pada
neonatus akibat
dari terbatasnya
kemampuan
untuk sekresi.
Bayi Prematur Bayi Baru Lahir

Memiliki tingkat Bilirubin indirek


produksi bilirubin dapat di eksresi
yang lebih tinggi namun kemampuan
dibandingkan orang untuk mengkonjugasi
dewasa karena masa bilirubinnya masih
hidup eritrosit terbatas
singkat.
Kadar rata-rata
konsentrasi serum
bilirubin pada bayi
baru lahir 5-6 mg/dL
Klasifikasi

IKTERUS FISIOLOGIS

IKTERUS
PATOLOGIS
IKTERUS FISIOLOGIS

Timbul setelah 24 jam pertama dan berlangsung


kurang lebih 7-14 hari
Bilirubin indirek <10 mg/dL pada neonatus cukup bulan
dan <12,5 mg/dL pada neonatus kurang bulan
Bilirubin direk <2 mg/dL
Kenaikan bilirubin <5 mg/dL dalam 24 jam
Tidak ditemukan gejala dan tanda patologis
Umumnya disebabkan karena tingginya kadar eritrosit
neonatus, usia eritrosit neonatus yang relatif lebih
pendek dan defesiensi enzim glukoronil transferase
akibat belum sempurnanya fungsi hati.
IKTERUS NON FISIOLOGIS
(PATOLOGIS)
Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
Penigkatan bilirubin total serum >0,5 mg/dL/jam
Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang
memerlukan fototerapi
Adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari
pada setiap bayi (muntah, letargi, malas menetek,
penurunan berat badan yang cepat, apnea,
takipnea, atau suhu yang tidak stabil)
Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup
bulan atau setelah 14 hari pada bayi kurang
bulan.
IKTERUS NON FISIOLOGIS
(PATOLOGIS)
Bilirubin total serum >17 mg/dL pada neonatus yang mendapat ASI
Bilirubin direk >2 mg/dL
Konsentrasi bilirubin total serum 10 mg/dL pada neonatus kurang bulan
dan 12,5 mg/dL ada neonatus cukup bulan
Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompabilitas darah, defesiensi
G6PD, atau sepsis)
Ikterus disertai oleh:
Berat lahir <2000 gram
Masa gestasi <36 minggu
Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus (SGNN)
Infeksi
Trauma lahir pada kepala
Hipoglikemia, hiperkarbia
Hiperosmolaritas darah
EPIDEMIOLOGI

Sebagian Besar ditemukan Jakarta


pada minggu pertama Bayi Baru Lahir sebesar
kehidupan neonatus 31,19 % mengalami ikterus
60 % pada BCB & 80% pada baik yang fisiologis maupun
BKB yang patologis

RS Dr. Sardjito melaporkan


sebanyak 85 % bayi cukup
bulan sehat memiliki kadar
bilirubin di atas 5 mg/dL dan
23,8 % memiliki kadar
bilirubin diatas 13 mg/dL.
ETIOLOGI
Peningkatan kadar bilirubin umum terjadi pada setiap bayi baru
lahir (fisiologis), karena :
Jumlah bilirubin yang masuk ke dalam sel hepar meningkat
Hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih
banyak dan berumur lebih pendek (90 hari).
Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi
Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim
glukoronil transferase, UDPG/T dan ligan dalam protein belum
adekuat) penurunan ambilan bilirubin oleh hepatosit dan
konjugasi.
Resorbsi bilirubin dari usus (sirkulasi enterohepatik) meningkat
Glukoronidase akan mengubah bilirubin terkonjugasi menjadi tak
terkonjugasi dalam usus yang selanjutnya diresorbsi dan early
feeding.
Ekskresi bilirubin menurun
Etiologi Berdasarkan
Hiperbilirubin Terkonjungasi
& Tidak Terkonjungasi
Hiperbilirubin Terkonjungasi
Terjadi karena adanya gangguan pada eksresi
hepatik dari bilirubin terkonjungasi ke dalam
empedu.
Penyebabnya :
- Hepatitis ( hepatitis neonatal idiopaktik, hepatitis
B dan hepatitis C)
- Sepsis
- Kelainan Metabolik Hati
- Obstruksi Mekanik ( bile plug syndrome,
Choledocolitiasis, massa )
Hiperbilirubinemia Tidak
Terkonjungasi
Terdapat 4 mekanisme umum, diantaranya :
- Pembentukan bilirubin yang berlebihan
- Gangguan Ambilan Bilirubin
- Gangguan konjungasi bilirubin
- Kerusakan eksresi bilirubin terkonjungasi
Manifestasi Klinis
Ikterus (kekuningan) yang terlihat
di daerah wajah seiring dgn
pertambahan kadar bilirubin
serum penyebaran ke daerah
lain spt abdomen lalu ke tungkai.
ikterus karena deposisi blirubin
indirek kulit berwarna kuning
terang atau orange
Ikterus karena proses obstruktif
( bilirubin direk ) pewarnaan
kehijauan atau kuning kecoklatan.
Letargi
Refleks untuk hisap melemah
Metabolisme Bilirubin

1. Fase Prehepatik
2. Fase Hepatik
3. Fase Posthepatik
Fase PreHepatik
a. Pembetukan bilirubin
Setiap harinya, terjadi pembentukan bilirubin sekitar
250-350 mg bilirubin atau sekitar 4 mg per kg berat
badan. Sekitar 70-80% berasal dari pemecahan sel
darah merah yang matang. Sedangkan sisanya 20-
30% (early labelled bilirubin) datang dari protein
heme lainnya yang berada dalam sumsum tulang dan
hati.
Fase Hepatik
b. Transport plasma
Transport bilirubin indirek dalam plasma
terikat dengan albumin dan tidak dapat
melalui membran glomerulus karena bilirubin
tidak larut dalam air, sehingga bilirubin tidak
muncul dalam air seni. Ikatan bilirubin
melemah dalam beberapa keadaan seperti
asidosis. Beberapa bahan antibiotika tertentu,
seperti salisilat bersaing pada tempat ikatan
dengan albumin.
Fase Intrahepatik
Liver uptake
Proses pengambilan bilirubin indirek oleh hati
dan pentingnya protein pengikat seperti ligandin
atau protein Y, belum jelas. Pengambilan bilirubin
melalui transport yang aktif berjalan cepat,
namun tidak termasuk pengambilan albumin.
Konjugasi
Bilirubin bebas yang terkonsentrasi dalam sel
hati, mengalami konjugasi dengan asam
glukoronik membentuk bilirubin diglukorinida
atau bilirubin direk.
Fase PostHepatik
Bilirubin direk dikeluarkan ke dalam
kanalikulus bersama bahan yang lain. Anion
organik lainnya atau obat dapat
mempengaruhi proses ini.
DIAGNOSIS
Berdasarkan Anamnesis , Pemeriksaan Fisik
dan Pemeriksaan Laboratorium.
Anamnesis
Riwayat kelahiran sebelumnya dengan ikterus
Golongan darah ibu dan ayah
Riwayat ikterus hemolisis, defesiensi glucose-
6-phosphate-dehydrogenase (G6PD), atau
inkompabilitas faktor Rhesus atau golongan
darah ABO pada kelahiran sebelumnya.
Riwayat anemia, pembesaran hati atau limpa
pada keluarga
Pemeriksaan Fisik
Bayi tampak berwarna kuning. Amati ikterus pada siang
hari dengan sinar lampu yang cukup. Ikterus akan
terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan
bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang.
Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan unutk
memastikan warna kulit dan jaringan subkutan :

Pada hari pertama, tekan pada ujung hidung atau dahi


Pada hari ke-2, tekan pada lengan atau tungkai
Pada hari ke-3 dan seterusnya, tekan pada tangan dan
kaki
Krammer Test
ZONA DAERAH IKTERUS Perkiraan kadar
bilirubin
1 Kepala dan leher 5 mg/dL
2 Leher s/d umbilikus 9 mg/dL
3 Umbilikus s/d paha 11,4 mg/dL
4 Lengan dan tungkai 12,4 mg/dL
5 Tangan dan kaki 16 mg/dL
Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran kadar serum bilirubin


Darah rutin, Coomb test (direk + indirek)
Penatalaksanaan
Ikterus Fisiologis
Bayi sehat, tanpa faktor resiko tidak diterapi. Perlu
diingat bahwa pada bayi sehat, aktif, minum kuat,
cukup bulan, pada kadar bilirubin yang tinggi kecil
kemungkinan untuk terjadi kernikterus.
Untuk mengatasi ikterus pada bayi yang sehat, dapat
dilakukan beberapa cara berikut:
- Minum ASI dini dan sering
- Terapi sinar
- Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan
pemeriksaan ulang dan kontrol lebih cepat (terutama
bila tampak kuning).
Penatalaksanaan

Ikterus Patologis
Terapi ikterus neonatorum secara umum
adalah:
Terapi sinar
Transfusi tukar
Gamma Globulin
Phorpyrin
Clofibrate
Terapi Sinar (FotoTherapi)
Tujuan :
menurunkan konsentrasi bilirubin yang
beredar atau menjaga agar tidak terjadi
peningkatan kadar bilirubin.
Fototherapi akan mengubah struktur
bilirubin menjadi molekul isomer menjadi
Lumirubin sehingga dapat di eksresikan.
Terdapat beberapa faktor pertimbangan
menggunakan fototherapy
Komplikasi
Bahaya dari ikterus neonatus adalah dapat terjadi kern
ikterus. Dimana kern ikterus atau ensefalophati bilirubin
merupakan sindrom neurologis yang disebabkan oleh
deposisi bilirubin yang tidak terkonjugasi (bilirubin tidak
langsung atau bilirubin indirek) di basal ganglia dan nuclei
batang otak.
Gambaran kern ikterus :
Bentuk akut :
Fase 1 : menetek tidak kuat, stupor, bayi terlihat kuning ( terjadi dalam
1-2 hari )
Fase 2 : hipertoni otot ekstensor, opistotonus, retrocollitis, demam
(pertengahan minggu 1)
Fase 3 : hipertoni (setelah minggu ke 1)
Bentuk Kronik :
- Tahun pertama : hipotonis, active deep tendon reflex, obligatory tonic
neck refleks, keterampilan motorik yang terhambat.
- Tahun kedua : Gangguan gerakan (choreaathetosis, ballismus,
tremor, gangguan pendengaran)
Prognosis
Lebih cepat mendapatkan penanganan yang
tepat, hasilnya akan lebih baik ( dubia et bonam)

Waspadai : Pada masa neonatus gejala mungkin


sangat ringan dan hanya memperlihatkan
gangguan imun, letargi, dan hipotonia. Pada
stasium lanjut mungkin didapatkan adanya
atetosis disertai gangguan pendengaran dan
retardasi mental di kemudian hari.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai