Anda di halaman 1dari 4

TERAPI HEMOROID PADA IBU HAMIL BERDASARKAN EVIDENCE BASED

A. Hemoroid Pada Kehamilan


Hemoroid adalah gejala pembesaran dan perpindahan distal pada bantalan
anal normal yang terjadi setiap kali vena hemoroid eksternal membesar dan bengkak
(varises), yang menyebabkan rasa terbakar, gatal, dan nyeri dubur, bengkak,
berhubungan dengan dyschezia (kesulitan buang air besar), dan yang sering
menjadi tanda utama adalah perdarahan. Faktor risiko terjadinya hemoroid yaitu
konstipasi, riwayat hemoroid atau terjadi robekan pada mukosa anus, riwayat
melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 3800 g, dan mengejan saat melahirkan
lebih dari 20 menit. Beberapa wanita dapat mengalami masalah tersebut setelah
persalinan karena tekanan ekstrim pada saat mengejan selama persalinan.
Kehamilan dan persalinan pervaginam/ spontan sudah terbukti menjadi faktor
predisposisi terjadinya hemoroid pada perempuan karena tekanan intra-abdomen
yang meningkat dari pertumbuhan uterus, sekitar 30% peningkatan volume darah,
perubahan hormonal, dan sembelit yang terjadi di sebanyak 38% dari ibu hamil.
Laporan klinis menunjukkan bahwa hemoroid paling umum terjadi pada trimester
terakhir kehamilan, dan di bulan pertama setelah melahirkan, dan sekitar 25% -35%
dari yang ibu hamil menderita hemoroid. Pada populasi tertentu, sekitar 85% dari ibu
hamil memiliki hemoroid pada trimester ketiga. Trombosis yang terjadi pada
hemoroid eksternal mempengaruhi 8% wanita selama trimester terakhir kehamilan
dan 20% segera setelah melahirkan.
Prevalensi hemoroid simtomatik pada ibu hamil lebih tinggi daripada wanita
yang tidak hamil, dan lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan peningkatan usia
dan paritas. Beberapa faktor membuat hemoroid biasa terjadi pada kehamilan.
Pertama, rahim yang membesar meningkatkan tekanan intraabdominal pada vena
pelvis dan vena cava inferior. Kedua, ada peningkatan dalam sirkulasi volume darah
25% -40% selama kehamilan. Ketiga, beredar tinggi kadar progesteron
menyebabkan relaksasi dinding vena dan mengurangi kontraksi vena. Kehamilan
menyebabkan penurunan motilitas usus menyebabkan sembelit, yang membuat ibu
hamil lebih rentan terhadap hemoroid. Suplementasi besi dosis tinggi juga
meningkatkan konstipasi. Beberapa penelitian klinis melaporkan kejadian hemoroid
simtomatik yang terjadi selama kehamilan berbeda secara signifikan dari 7,9% -24%
atau bahkan hingga 38%. Sedangkan data keamanan terapi anti-hemoroid sebagai
pengobatan selama kehamilan belum mencukupi.

1
B. Evidence Based dan Pembahasan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu hamil dengan hemoroid dalam
Jurnal yang berjudul “Hemorrhoids during pregnancy: Sitz bath vs. ano-rectal
cream: A comparative prospective study of two conservative treatment protocols”.
Mendapatkan hasil sebagai berikut :
a. Metode:
Sebuah studi perbandingan prospektif dari hasil dua protokol pengobatan
konservatif dari 495 ibu hamil yang didiagnosis memiliki hemoroid selama
kehamilan antara Januari 2010 dan Desember 2014 telah dilakukan. Protokol
konservatif pertama terdiri dari tiga kali per hari dengan metode Sitz bath
yaitu rendam duduk atau rendam bokong dengan air hangat (menggunakan
20 gram garam) untuk 284 pasien. Protokol kedua terdiri dari krim topikal dua
kali sehari untuk 211 pasien. Kedua protokol tersebut termasuk perawatan 2
g glycerin suppositoria per rectum 20 menit sebelum defekasi sebagai
pelumas dan Metamucil bulk-forming fiber (campuran satu dosis (sachet)
dalam 240 ml (8 oz) cairan dingin) sekali sehari setelah sarapan untuk
sembelit.
b. Hasil:
Kesembuhan total dicapai pada semua pasien 284 (100%) pada kelompok
Sitz Bath, dibandingkan dengan 179 (84,8%) dalam kelompok krim. Metode
Sitz bath terbukti menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik
dalam mencapai penyembuhan hemoroid secara lengkap pada wanita Arab
Saudi yang hamil dibandingkan dengan anorectal krim (p-value <0,05).
c. Kesimpulan:
Protokol pengobatan konservatif untuk hemoroid selama kehamilan yaitu Sitz
bath adalah metode yang esensial dikarenakan menunjukkan hasil yang
sangat menjanjikan dibandingkan dengan krim anorectal.

2. Berdasarkan penelitian yang berjudul “Gastrointestinal Distress in Pregnancy:


Prevalence, Assessment, and Treatment of 5 Common Minor Discomforts”
didapatkan terapi untuk hemoroid pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
Tujuan pengobatan hemoroid adalah 2 hal yaitu: untuk mengurangi faktor
penyebab seperti sembelit dan mengejan pada saat BAB dan untuk mengurangi
gejala (lihat Tabel 4). Penting untuk meyakinkan ibu hamil bahwa gejala
hemoroid sering sembuh setelah kehamilan tanpa pengobatan dan tidak
meningkatkan risiko kanker rektum atau anus. Bahkan jika ibu hamil tidak
mengalami keluhan BAB yang jarang atau keras, perubahan pengaturan pola

2
makan dapat mengurangi konstipasi yaitu feses menjadi lebih lunak dan
mencegah mengejan saat buang air besar. Konsumsi serat tambahan membuat
perdarahan yang jauh lebih sedikit pada hemoroid internal. Perendaman dengan
air hangat adalah cara yang aman dan efektif untuk menenangkan jaringan
hemoroid. Dianjurkan menggunakan air hangat dan bukan air panas dengan
berendam 2 hingga 3 kali sehari.
Witch hazel pads dapat membantu mengurangi rasa sakit dan gatal. Ibu
hamil dapat membuat menghemat biaya dengan membeli sebotol witch hazel
dan merendam kapas di dalamnya. Hasil yang paling efektif dari penggunaan
witch hazel pads adalah setiap terjadi pergerakan usus dan rasa mulas terjadi.
Hal ini dapat dilakukan lebih sering apabila ibu hamil merasa nyaman.
Supositoria hemoroid atau krim yang mengandung hidrokortison-pramoksin
(Proctofoam-HC) kemungkinan besar aman setidaknya pada trimester ketiga
kehamilan. Namun, penggunaan selama lebih dari 1 minggu dikaitkan dengan
efek samping seperti dermatitis kontak. Hindari produk yang mengandung
epinefrin dan phenylephrine selama kehamilan, karena mereka terserap secara
sistemik.
Tabel 4 Terapi Hemoroid
Perubahan Diet dan Gaya Hidup 1. Konsumsi diet tinggi serat
2. Tingkatkan konsumsi cairan
3. Hindari mengejan ketika BAB
Terapi non-farmakologis 1. Rendam Hangat (Sitz Bath)
2. Witch hazel pads
Terapi Farmakologis 1. Krim hydrocortisone-pramoxine
(Proctofoam HC) atau
supositoria dua kali sehari dan
tidak lebih dari 7 hari
penggunaan
2. Analgetik oral

Terapi farmakologis dilakukan oleh dokter dan bidan tidak diperkenankan


untuk memberikan. Metode yang dapat dilakukan bidan adalah konseling
perubahan diet dan gaya hidup serta terapi non-farmakologis.

3
C. Kesimpulan
Dalam melakukan terapi hemoroid pada ibu hamil bidan dapat melakukan beberapa
metode yaitu :
1. Memberikan konseling tentang diet dan gaya hidup diantaranya :
a. Konsumsi diet tinggi serat
b. Tingkatkan konsumsi cairan
c. Hindari mengejan ketika BAB
2. Metode Sitz Bath yaitu berendam pada air hangat yang ditambahkan 20 gram
garam
3. Menggunakan witch hazel pads

Anda mungkin juga menyukai