Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS


“Asuhan Primer Pada Bayi Enam Minggu Pertama”

Dosen Pembimbing :
Supiati, Ssit., M.Kes

Disusun Oleh :
1. Devi Kumalasari
2. Dian Monalisa
3. Nur Beta Sabtarini
4. Triyas Yuliyati

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


DIV KEBIDANAN
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Neonatus tentang “Asuhan Primer
Pada Bayi 6 Minggu Pertama”.
Adapun makalah Asuhan Kebidanan Neonatus “Asuhan Primer Pada Bayi
6 Minggu Pertama” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari makalah ini masih
terdapat kekurangan, kami sangat mengharapkann kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Penyusun
mengharapkan semoga dari makalah Asuhan Kebidanan Neonatus tentang
“Asuhan Primer Pada Bayi Enam Minggu Pertama” ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi bagi pembaca.

Klaten, 12 September 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................ 4
1.2 Tujuan ............................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
2.1 Peran bidan pada bayi sehat............................................................ 5
2.2 Bonding Attachment ....................................................................... 5
2.3 Rencana Asuhan Primer Pada bayi Usia 6 minggu ....................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayi yang baru lahir mengalami proses pembelajaran yang berbeda


dengan orang dewasa. Meraka bergantung pada orangtuanya untuk memenuhi
kebutuhannya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk berkomunakasi dengan
orang tuanya. Bayi dan orangtuanya akan saling belajar berkomunikasi untuk
saling memahami satu sama lain pada enam minggu pertama.
Proses”give and take” yang terjadi antara orangtua dan bayi akan
menciptakan ikatan yang kuat. Ikatan bayi dengan orangtuanya akan menjadi
landasan untuk bisa memenuhi kebutuhan bayi. Dalam hal ini peran bidan
sangat penting dalam memberi pengetahuan terhadap orangtua dalam
mengasuh bayinya. Untuk itu makalah ini menjelaskan tentang peran bidan
beserta asuhannya terhadap bayi usia enam minggu pertama.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini antara lain :


1. Bagaimana peran bidan pada bayi sehat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan bounding attachmen ?
3. Bagaimana rencana asuhan pada bayi berusia enam minggu pertama?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Mengetahui peranan bidan pada bayi sehat
2. Mengetahui bounding attachmen beserta manfaatnya
3. Mengetahui rencana asuhan pada bayi berusia enam minggu pertama.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran bidan pada bayi sehat


Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada
bayi sehat adalah dengan cara memberikan air susu ibu (ASI) karena ASI
mengandung kekebalan alami. Merupakan hal yang normal jika frekuensi
buang air besar (BAB) bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang
bersifat pencahar benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI setelah sekitar 6
minggu.
Bayi pada usia ini dapat terus mempunyai frekuensi BAB lima kali
perhari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan hal yang normal pula
untuk bayi ASI berusia lebih dari enam minggu hanya BAB satu kali sehari
tiap beberapa hari. Beberapa bayi yang sehat hanya BAB seminggu sekali.
Bila BAB menjadi lebih jarang, volume nya harus lebih banyak. Selama bayi
bertambah berat badannya dengan baik, buang air kecil (BAK) cukup, dan
terlihat senang serta puas maka tidak perlu dikhawatirkan dari BAB yang
jarang, dan tidak perlu memberikan pencahar, jus buah atau bantuan lainnya.
Berusaha memaksakan BAB dapat berakibat berbahaya. Setelah bayi berusia
enam minggu dia mungkin hanya membasahi lima sampai enam popok
perhari, tetapi popok ini akan lebih basah. Seiring dengan pertumbuhan bayi,
dia dapat menghasilkan dan menahan urin lebih banyak dalam satu waktu.
Untuk menilai basahnya suatu popok untuk bayi yang lebih tua, tuang
delapan sendok makan (120ml) ke popok kering. Untuk merawat mulut pada
bayi enam minggu pertama yaitu dengan cara bersihkan mulut bayi dengan
sikat mulut bayi atau lap basah setelah mereka minum ASI.

2.2 Bonding Attachment


Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan
antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat
menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan

5
memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Masa tenang diperoleh ibu
setelah melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini memberikan
peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang bayi baru
lahir telah mempunyai banyak kemampuan, yakni bayi dapat mencium,
merasa, mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitif terhadap suhu
dan sentuhan. Selama satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat waspada dan
siap untuk mempelajari dunia barunya.
Jika tidak ada komplikasi yang serius, setelah lahir bayi dapat
langsung diletakkan di atas perut ibu, kontak segera ini akan sangat
bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit dengan kulit
membantu bayi tetap hangat. Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak
masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan
sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan
cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan
interaksi yang naik dari orangtua kepada anak dapat terjadi.

2.2.1 Pengertian Bonding Attachment


Bonding attachment dapat dimulai pada saat persalinan
memasuki kala IV, dengan cara diadakan kontak antar ibu-ayah-anak
yang berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton (1978), bonding
merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya
antara orangtua dan anak pada saat pertama kali bertemu. Attachment
adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat
individu dengan individu lain. Menurut Nelson dan May (1996),
attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan
perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut
Klaus, Kennell (1992), bonding attachment bersifat unik, spesifik dan
bertahan lama. Ikatan orangtua terhadap anaknya dapat terus berlanjut
bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda
keberadaan secara fisik tidak terlihat. Menurut Saxton dan Pelikan
(1996), bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan

6
afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir,
sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu. Menurut Maternal Neonatal Health, bonding
attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada saat persalinan kala III sampai
dengan postpartum.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan/ bonding, menurut Merce
(1996) adalah kesehatan emosional orangtua, sistem dukungan sosial
yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga, suatu tingkat
keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
kompeten, kedekatan orangtua dan bayi, serta kecocokan orangtua dan
bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin).

2.2.2 Tahapan Bonding Attachment


Berikut ini tahapan terjadinya ikatan batin (bonding attachment)
antara orangtua dan bayi:
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya. Menurut Klaus, Kennell (1982), perkenalan ini merupakan
bagian penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
2. Bonding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan
individu lain

2.2.3 Elemen Bonding Attachment


1. Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh
orangtua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali
bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung
jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhanyang
hamper sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke

7
bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh
memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan
akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Kennell, 1982;
Tulman, 1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
2. Kontak Mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional
mempertahankan kontak mata, orangtua dan bayi akan menggunakan
lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu
mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih
dekat dengan bayinya(Kennell, 1982).
3. Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan
bayinya juga penting. Orangtua menunggu tangisan pertama bayinya
dengan tegang, sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling
ke arah orangtua mereka saat orangtua mereka berbicara dengan
suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orangtua dan bayi adalah
respon terhadap aroma/ bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa
setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry,
1983). Sementara itu bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5. Entraintment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Bayi menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orangtuanya. Entrainment terjadi saat
anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik
positif kepada orangtua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.

8
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada
dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru
lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orangtua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten
dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial
dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak Dini
Menurut Kennell (1982) ada beberapa keuntungan fisiologis
yang dapat diperoleh dari kontak dini diantaranya adalah kadar
oksitosin dan prolaktin meningkat, reflek menghisap dilakukan
dilakukan lebih dini, pembentukan kekebalan aktif dimulai, serta
mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak.Body warmth
(kehangatan tubuh), waktu pemberian kasih sayang dan stimulasi
hormonal adalah elemen lain dalam pelaksanaan bonding
attachment.
2.2.4 Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bonding Attachmen

Prinsip penting dan upaya untuk meningkatkan terjalinnya


bonding attachment antara orangtua dan bayi adalah dilaksanakan sejak
menit pertama jam pertama, adanya sentuhan orangtua pertama kali
terhadap bayi, adanya ikatan yang baik dan sistematis, kedua orangtua
terlibat dalam proses persalinan, adanya persiapan perawatan bayi
setelah lahir sebelumnya, adaptasi, kontak sedini mungkin sehingga
dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan
rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman, fasilitas untuk kontak lebih
lama, penekanan pada hal-hal positif, keberadaan bidan atau perawat
maternitas khusus, melibatkan anggota keluarga lainnya serta informasi
bertahap mengenai bonding attachment.

9
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bonding attachment
untuk bayi, diantaranya adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan,
sehingga menumbuhkan rasa percaya dan sikap sosial. Bayi juga akan
lebih meras aman dan berani mengadakan eksplorasi lingkungan
barunya.
Ada beberapa hal yang dapat menghambat terciptanya bonding
attachment antara orantua dan bayi. Beberapa hambatan dalam
pelaksanaan bonding attachment adalah kurangnya support system, ibu
dengan resiko kesehatan, bayi dengan resiko kesehatan, serta kehadiran
bayi yang tidak diinginkan. Apabila bonding attachment antara
orangtua dan bayi mengalami hambatan, akan mengakibatkan
perkembangan tingkah laku anak yang terhambat. Gejala adanya
perkembangan tingkah laku anak yang terhambat adalah tingkah laku
stereotype, sosial abnormal, kemunduran motorik, kognitif, verbal, serta
anak bersikap apatis.
Bonding attachment adalah ikatan kasih saying antar orangtua
dengan bayi. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi dan ibunya
menjalin hubungan dan ikatan batin. Ibu yang selalu merespon
kebutuhan bayi, merespon secara tepat isyarat dari bayi akan memacu
perkembangan bayi dan terjalin ikatan batin yang kuat. Keberhasilan
ibu membina hubungan dan ikatan batin dengan bayi akan
mempengaruhi hubungan keduanya di masa yang akan datang.

2.3 Rencana Asuhan Primer Pada bayi Usia Enam minggu


2.3.1 Pengumpulan Data Subjektif

1. Tanyakan kepada ibu mengenai kondisi bayi secara keseluruhan ?


2. Tanyakan kepada ibu mengenai maslaah masalah yang dialami
terutama dalam proses menyusui?
3. Jika ibu sedang menyusui bayinya, amati letak mulut bayi pada
putting, posisi menyusui, isapan dan reflek menelan bayi?

10
4. Apakah ada orang lain yang dapat membantu pekerjaan ibu?
5. Amati keaadan rumah terutama kebersihan?
6. Amati persedian makanan dan air?
7. Amati keadaan suasana hati ibu?
8. Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya?
9. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan ada penambahan berat
badan?
10. Apakah bayi menyusu dengan baik?
11. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali?
12. Apakah bayi berkemih 6-8 kali sehari?
13. Apakah bayi menderita demam?
14. Apakah matanya mengikuti gerakanibu?

2.3.2 Pengumpulan data Objektif


1. Pemeriksaan fisik
2. Tinjauan ulang sistem2 utama tubuh
a. Sistem Pernafasan
1) Alveoli-alveoli baru tumbuh hinga beberapa tahun, saluran
napas perifer masih membuka dan sembit. Selain itu
membrane mukosa juga mudah rusak dan sensitive terhadap
trauma (mudah tersedak dan tidak boleh terpapar asap
rokok)
2) Dalam keadaan normal, tangis bayi terdengar keras dan
bernada sedang, jika terjadi kelainan, suara bayi akan
terdengar bernada tinggi dan lemah.
b. Sistem Kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan mengakibatkan
sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna
pada kulit.
c. Sistem Ginjal
1) Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir

11
2) Kemungkinan urine akan tampak keruh dan berwarna
merah muda diawal kehidupan bayi sampai adanya
peningkatan masukan cairan. Hal ini disebabkan oleh kadar
ureum yang tidak begitu berarti.
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kapasitas lambung sebesar 15-30 cc dan akan meningkat
dalam minggu-minggu pertama kehidupan
2) Sfingter kardiak lambung belum matang muntah susu atau
gumoh lazim terjadi
3) Pada saat lahir, keasaman lambung tinggi namun pada hari
ke-10 hampir tidak ada asam lambung. Oleh karena itu bayi
rentan terhadap infeksi
4) Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
5) Jumlah enzim amylase dan lipase terdapat dalam jumlah
yang tidak mencukupi sehingga bayi kesulitan dalam
mencerna lemak dan karbohidrat.
6) Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltic cepat,
sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan
lambung.
e. Pengaturan Suhu
1) Bayi masih rentan terhadap hipotermi, karena tidak
efisiensinya pengaturan suhu tubuh bayi yang disebabkan
oelh belum matangnya hipotalamus.
2) Seorang bayi yang mengalami kedinginan membutuhkan
kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya.
3) Hipotermi sering terjadi akibat dekatnya pada sumber
radiasi panas atau dapat juga diakibatkan karena adanya
infeksi.

12
f. Adaptasi Imunologi
1) Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi
terutama yang masuk melalui mukosa system pernafasan dan
gastrointestinal.
2) Kemampuan lokalisasi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat
dengan mudah menjadi infeksi umum.
3) Terdapat tiga imonuglobulin utama yaity IgG, IgA, dan IgM, IgC
melewati berier plasenta sehingga kadarnya sama pada saat lahir.
IGa melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan,
gastrointestinal dan mata yang mencapai dewasa dalam waktu 2
bulan dan ditemukan dalam ASI. Sementara itu IGM mencapai
dewasa pada usia 2 tahun.
4) ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif
g. Sistem Reproduksi
1) Anak laki-laki menghasilkan sperma hingga pubertas
2) Anak perempuan sudah mempunyai ovum
3) Anak perempuan dapat mengalami menstruasi (pseudomenstruasi)
atau pembesaran payudara yang terkadang disertasi oleh sekresi
oleh cairan dari putting pada hari ke-4 atau ke-5, namun hal ini
dapat berlangsung sementara.
h. Sistem muskoloskeletal
Ubun ubun posterior akan menutup pada usia 6-8 minggu.
i. Sistem Neuorologi
1) Relatif belum matang setelah lahir
2) Reflek dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem
saraf dan sistem musculoskeletal.
3. Pancaindra
a. Penglihatan
1) Sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam
putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia.

13
2) Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi
dapat melihat wajah ibunya saat menyusui.
3) Pada usia 2 tahun bayi sudah dapat membedakan muka ibunya
dengan muka orang lain yang tidak dikenal.
4) Perhatian pada warna, variasi, dan kompleksitas pola berkembang
dalam 2 bulan pertama kehidupan.
b. Penciuman
1) Bayi sudah dapat mengenali bau yang menyengat
2) Menyukai bau susu terutama ASI
3) Dalam beberapa ahri bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu
dan bau susu orang lain.
c. Pengecapan
Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan
kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d. Pendengaran
1) Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar dan
mampu membedakan berbagai suara.
2) Diakhiri bulan pertama, BBL lebih menyukai suara dengan pola
yang sama.
3) Bayi baru lahir juga lebih menyukai suara ibunya diband
4) Bayi baru lahir juga lebih menyukai suara ibunya dibandingkan
dengan suara orang lain danmerasa tenang dengan suara-suara
bernada rendah.
e. Sentuhan
1) Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai reflek
2) Bayi dangat sensitif terhadap sentuhan
3) Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit (skin to skin) berendam
dalam air, gosokan tangan, dan gerakan ayun
4) Bereaksi terhadap sentuhan dan reflek genggam karena dapat
memperkuat genggaman.

14
2.3.3 Assesment / Analisis Data
Keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi yang
meliputi hal-hal berikut:
1. Tempat tidur yang tepat
a. Tempat tidur bayi harus hangat
b. Tempat tidur bayi diletakkan di dekat tempat tidur ibu
2. Memandikan Bayi
a. Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan menyekanya
lembut dan juga membersihkan bagian lipatan kulitnya.
b. Sabun dnegan kandungan klorofen tidak dianjurkan karena
diserap kulit dan menyebabkan racun bagi system saraf bayi
3. Mengenakan Pakaian
a. Pertahankan suhu bayi agar bayi tetap hangat
b. Baju bayi sebaiknya tidak membuatnya berkeringat
c. Pakaian berlapis lapis tidak dibutuhkan oleh bayi
d. Hindari kain yang menyentuh leher karena bias mengakibatkan
gesekan yang mengganggu.
4. Perawatan tali pusat
a. Perawatan dilakukan dengan tidak membubuhkan apapun pada
pusar bayi
b. Menjaga pusar bayi agar tetap kering
5. Perawatan Hidung
a. Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit
bernafas
b. Hindari memasukkan gumpalan kapas pada hidung bayi
6. Perawatan mata dan teling
a. Telinga harus dibersihkan setiap hari setelah selesai mandi
b. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat kedalam kanal
hidung telinga karena akan lebih menambah kotoran pada telinga.
7. Perawatan Kuku
a. Jaga kuku bayi agar tetap pendek

15
b. Kuku dipoting setiap 3 atau 4 hari sekali
c. Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka atau lecet pada kulit
bayi.
8. Pemantauan berat bayi
Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan
setiap bulannya. Bayi membutuhkan perawatan intensih pada saat
enam minggu kelahiran guna menunjang pertumbuhan dan
perkembangan.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Bayi sangat rentan terhadap penyakit, apalagi bayi usia 6 minggu pertama
kelahiran, maka dari itu peran bidan pada bayi sehat adalah dengan cara
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami.
2. Selain dari peran bidan, peran orangtuapun juga sangat penting untuk
perkembangan bayi yaitu dengan melakukan bonding attachment. Bonding
attachment sendiri adalah ikatan kasih sayang antar orangtua dengan bayi.
Ibu yang selalu merespon kebutuhan bayi, merespon secara tepat isyarat
dari bayi akan memacu perkembangan bayi dan terjalin ikatan batin yang
kuat.
3. Dalam memberikan asuhan pada bayi enam minggu pertama diperlukan
pengumpulan data baik subyektif maupun obyektif.

3.2 Saran
Sebaiknya pada enam minggu pertama orang tua lebih memperhatikan
bayinya agar tercipta bonding attachment yang baik

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi L.Nanny dan Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta
: Salemba Medika
Muslihatun dan Wafi Nur. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.
Rukiyah A.Yeyeh dan Lia Yulianti. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Jakarta : TIM.
Sudarti, Khoriunisa Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tresnawati, frisca. 2012. Asuhan Kebidanan. Jakatra: Prestasi Pustaka.

18

Anda mungkin juga menyukai