Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

POST PARTUM GROUP

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar


Asuhan Kebidanan Komunitas
Dosen Pengampu : Reni Yuli Astutik, SST, M.Kes

Di Susun Oleh :

NIAH SUSIANTI
NIM : 2281A0859

INSTITUSI ILMU KESEHATAN


STRADA INDONESIA KEDIRI
PROGRAM STUDI S 1 KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas segala
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Asuhan Kebidanan Komunitas
Post Partum Group di Posyandu.“.
Dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu memberi bantuan secara moril dan material. Serta ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas.
Penulis sangat menyadari kesulitan dalam membuat makalah ini oleh sebab itu,
penulis sungguh berharap akan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi isi makalah
ini.
.

Nunukan, 25 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Post Partum Group ………………................................................................. 2
2.2 Program Kegiatan Post Partum Group.............................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masa nifas (puerperium) menurut Sarwono Parwirohardjo adalah dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula atau
sebelum hamil yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Bahaya terbesar yang biasanya terjadi pada masa nifas adalah hemoragi atau
perdarahan. Oleh karena itu, pengkajian tanda vital, syok hipovolemik, tinggi fundus
uterus (untuk mengetahui intensitas kontraksi), distensi urine, sifat dan jumlah lokhea,
homeostatis perinium, ketidaknyamanan, bounding attechment, dan status emosional
sangat penting dilakukan untuk mengurangi bahaya yang bisa saja dialami ibu pada
masa nifas.
Atas dasar hal itu, asuhan kebidanan ibu post-partum tidak hanya dilakukan di
fasilitas kesehatan dimana ibu menjalani persalinan akan tetapi, berkelanjutan sehingga
dilakukannya kunjungan bidan ke rumah klien untuk memantau apakah masa nifasnya
berlangsung dengan baik atau sebaliknya.
Disamping itu Asuhan kebidanan ibu post partum bisa juga dilakukan pada
kumpulan ibu-ibu yang sedang menjalani masa post partum seperti ibu-ibu Post partum
yang ada di Posyandu yang bias kita sebut post partum group.
Kelompok post partum atau yang disebut dengan post partum group adalah
kumpulan ibu yang sedang menjalani masa post partum yang mencoba untuk
memuaskan kebutuhan personal, berinteraksi dengan menghargai tujuan bersama serta
untuk mengalami kenikmatan suatu hubungan yang interdipenden.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi post partum group?
2. Bagaimana Program kegiatan post partum group?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apa definisi post partum group.
3. Untuk mengetahui bagaimana program kegiatan post partum group.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Postpartum Group


2.1.1 Definisi Postpartum Group
Kelompok post partum atau yang disebut dengan postpartum group adalah kumpulan
ibu yang sedang menjalani masa post partum yang mencoba untuk memuaskan kebutuhan
personal, berinteraksi dengan menghargai tujuan bersama serta untuk mengalami
kenikmatan suatu hubungan yang interdipenden.

Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil
dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul masa nifas. Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi
wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi kadang harus menemui kenyataan
bahwa tak semua menganggap seperti itu karena ada juga wanita yang mengalami depresi
setelah melahirkan.

Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di Komunitas, salah satunya
adalah dalam bentuk kelompok ibu-ibu post partum di kelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya

Ibu nifas sering mengalami gangguan psikologi yang dikenal dengan postpartum
blues. Dikomunitas sebaiknya dibentuk postpartum group yaitu kelompok ibu-ibu nifas.
Dalam postpartum group para ibu nifas bisa saling berkeluh kesah dan mendiskusikan
pengalaman melahirkannya, perasaannya saat ini dan bagaimana cara menghadapi masa
nifas. Lewat postpartum group ini maka gangguan-gangguan psikologis saat nifas
diharapkan bisa diatasi (Niken Meilani, 2009: 56).

Depresi sesudah melahirkan ini adalah gangguan psikologis yang dalam bahasa
kedokterannya adalah depresi postpartum atau baby blues atau Postpartum Blues.
Postpartum blues merupakan masa transisi mood setelah melahirkan yang sering terjadi
pada 50-70% wanita (Suherni, 2009).

2
Para ibu yang mengalami post partum membutuhkan dukungan untuk menemaninya
melalui masa nifas, salah satunya yaitu diberikan dukungan dari kelompok pendukung
seperti dukungan psikologis dan juga dukungan fisik yang harus juga dipenuhi. Mereka
membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari
situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan atau istirahat,
atau seringkali merasa gembira mendapatkan pertolongan yang praktis dan dukungan dari
kelompok dukungan postpartum.

Dengan bantuan dan dukungan teman ataupun keluarga, mereka mungkin perlu
mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan
beberapa kegiatan disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan
bayi. Bila memang diperlukan dapat diperlukan dorongan dan pertolongan dari para ahli,
misalnya dari seorang psikologi atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut.

Para ahli obstetrik memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita
kemungkinan terjadinya gangguan mental post partum dan segera memberikan
penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli psikologi
atau konseling bila memang diperlukan.

Kelompok pendukung yang memadai dari para petugas obstetrik yaitu dokter dan
bidan atau perawat sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang
memadai atau adekuat tentang proses persalinan dan kehamilan, termasuk penyulit-
penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penanganannya.

Dibutuhkan penanganan menyeluruh atau holistik dan dukungan dari kelompok


pendukung dari penanganan para ibu yang mengalami post partum. Pengobatan medis,
konseling, emosional, dan bantuan-bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual
tentang pengalaman dann harapan-harapan pada saat tertentu. Secara garis besar dapat
dikatakan bahwa dapat dibutuhkan penanganan ditingkat perilaku, emosional, intelektual,
sosial dan psikologis serta bersama-sama dengan melibatkan lingkungannya yaitu suami,
keluarga serta orang-orang terdekatnya.

3
Bentuk dukungan untuk mencegah terjadinya depresi postpartum pada kelompok
postpartum :
1. Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan
baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1) Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
2) Dapat memahami dirinya
3) Dapat mendukung tindakan konstruktif.
2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :
1) Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan
susu, dll
2) Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayinya.
3) Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya.
4) Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
5) Memperbanyak dukungan dari suami.
6) Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
7) Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan.
8) Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.
9) Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
10) Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
3. Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara :
1) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
2) Tidurlah ketika bayi tidur.
3) Berolahraga ringan.
4) Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
5) Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
6) Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
7) Bersikap fleksibel.
8) Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
9) Bergabung dengan kelompok ibu.
4
Selain bentuk-bentuk dukungan yang harus dipenuhi, pemerintah telah mencanangkan
program kegiatan pos tpartum group yang dimana kegiatan ini dapat dilaksanakan di
salah satu rumah ibu post partum atau di posyandu

2.2 Program Kegiatan Post Partum Group

Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling mengenai :


1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Gizi
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A
4. Menyusui
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
i. Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j. Minum kapsul vitamin A

5
5. Lochea
Pembagian lochea antara lain:
a. Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan
darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
b. Lochea sanguilenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi
darah dan vernik kaseosa.
c. Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum
d. Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih.
6. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan
otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala
nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
7. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu
dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai
hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
8. Keluarga berencana
Kadang-kadang ibu yang baru menjalani masa menjadi seorang ibu ingin mencari
kelompok khusus dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Kadangkala ibu
postpartum yang sudah pernah bertemu dalam kelas prenatal mulai bergabung untuk
membentuk kelompok pendukung yang saling membantu. Melihat hal tersebut, ternyata
kelompok pendukung merupakan kelompok yang sangat penting dalam membantu
seorang wanita yang mengalami transisinya dalam siklus kehidupan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan
pada ibu nifas di masyarakat dalam bentuk home visit dimana bidan akan mengunjungi rumah
ibu nifas untuk memantau keadaannya pada masa nifas. Pemberian asuhan ini harus
dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi dalam pemberian
asuhan melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat disekitarnya.
Dalam asuhan kebidanan ibu post partum di komunitas, dikenal pula ‘postpartum
group’ yaitu, salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas yang dibina oleh
posyandu/puskesmas yang berada di wilayah itu. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi,
mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada masa nifas dan
postpartum group di kelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu
postpartum dengan ibu postpartum lainnya
Dalam Post partum Group ada beberapa program kegiatan yang bisa dilaksanakan
berupa penyuluhan dan konseling

3.2 Saran
Sebagai seorang calon tenaga kesehatan, khususnya bidan. Alangkah baiknya kita
dapat mendalami dan memahami secara menyeluruh apa saja bentuk dari asuhan kebidanan
pada ibu postpartum di komunitas.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Dianty, M,. Putri, R.D., dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta :
Penerbit ANDI
2. Hanifa wiknjosastro. 2012. Ilmu Kebidanan. Ed.6. Jakarta : Yayasan Bina pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

3. Keluarga Alumni Bidan (KABI). (2010). Buku Penuntun Calon Ibu. Jakarta : KABI St.

Carolus.

4. Runjati, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai