Anda di halaman 1dari 6

AKADEMI KEBIDANAN

LA TANSA MASHIRO
Jl. Soekarno-Hatta, Bypass-Pasirjati /Fax (0252) 203690
Rangkasbitung-Banten  akbid_latansa@yahoo.co.id

DAFTAR TILIK KOMPRESI BIMANUAL INTERNA (KBI), KOMPRESI BIMANUAL


EKSTERNA (KBE), KOMPRESI AORTA ABDOMINAL (KAA), KONDOM
KATETER

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:


Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
Sangat baik/mahir 4 : dengan teknik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efesien
Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya
Baik 3 : diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan
waktu yang dapat dipertanggungjawabkan
Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil
atau kurang cekatan dalam mendemontrasikan dan waktu
Cukup 2 :
yang diperlukan relative lebih lama dalam menyelesaikan
suatu tugas
Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
Kurang 1 :
mendemontrasikan sesuai prosedur
Gagal 0 : Bila langkah klinik tidak dilakukan

PENILAIAN
KOMPONEN
0 1 2 3 4
A. ALAT DAN BAHAN
1. Bak instrument yang berisi:
a. 2 pasang handschoen pendek (posisi penolong
sudah menggunakan sarung tangan pendek
double pada saat menolong APN)
b. 2 buah handschoen panjang sebelah kanan
c. Kateter nelaton
2. Oksitosin: 6 ampul
3. Infus set: 3 buah (2 untuk KBI, 1 untuk kondom
kateter)
4. Methyl ergometrin 0,2 mg
5. Misoprostol 600-1000 mcg per rectal/oral
6. RL: 7 kolf (6 untuk KBI, 1 untuk kondom kateter)
7. I. V. Catheter no. 16 atau 18 (jika diperlukan bisa
digunakan untuk tranfusi darah)
8. Nierbekken
9. 3 buah tempat sampah (basah, kering, pakaian kotor)
10. Tensimeter
11. Stetoskop
12. Thermometer dan botol saflon
13. Kapas alcohol/kapas swab
14. APD (Scort/hazmat, sepatu boot/sandal tertutup, masker,

Akbid La Tansa Mashiro,21


handuk cuci tangan, kaca mata goggle/visor)
15. Larutan klorin 0,5% dalam baskom besar
16. Alat tulis untuk mencatat
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Mengucapkan salam
2. Menyapa pasien dengan ramah
3. Memberitahu pasien dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan dan tujuannya (informed consent)
4. Mengatur posisi pasien
C. PERSIAPAN ALAT
1. Menyusun alat dan bahan secara ergonomis (disusun
berdasarkan urutan pemakaian)
2. Mendekatkan alat-alat dengan pasien
D. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Menutup jendela pintu dan memasang sampiran
E. PROSEDUR KERJA
1. Membaca Basmallah
2. Pastikan Kandung Kemih kosong, jika penuh lakukan
kateterisasi
3. Celupkan sarung tangan pendek kedalam larutan klorin
0,5% kemudian bilas dengan air DTT dan keringkan
4. Penolong berdiri di depan vulva, pasang sarung tangan
panjang di tangan kanan. (Tanpa membuka sarung tangan
yg pendek terlebih dahulu)
5. Membuka kedua labium mayus ke lateral dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk kanan kiri.
6. Memasukkan tangan kanan secara obstetrik melalui
introitus vagina (bila diperlukan berikan analgetik/anastesi
verbal).
7. Periksa vagina dan serviks. Bersihkan bekuan-bekuan
darah dan atau selaput ketuban dari vagina, serviks dan
kavum uteri (karena bekuan darah dan selaput ketuban
tersebut dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik).
8. Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan
tempatkan pada forniks anterior.
9. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut dan
mengupayakan untuk mencakup bagian belakang korpus
uteri/sebanyak mungkin.
10. Tekan dinding anterior uterus ke arah kranio-anterior.
Tangan yang diluar mendorong dinding posterior uterus ke
arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan dan
belakang.
11. Melakukan kompresi bimanual interna (KBI) selama 5
menit.
12. Bila perdarahan berhenti dan uterus berkonstraksi
S Teruskan KBI selama 2 menit.
S Mengeluarkan tangan secara perlahan-lahan dengan
mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik
S Masukkan satu tangan yang memakai sarung tangan

Akbid La Tansa Mashiro,21


panjang kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%,
membersihkan sarung tangan dari darah atau cairan
tubuh pasien.
S Melepaskan sarung tangan panjang secara terbalik dan
merendam dalam wadah tersebut.
S Merapihkan ibu dan alat-alat (memakai sarung tangan
pendek)
S Masukkan dua tangan yang memakai sarung tangan
pendek kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%,
membersihkan sarung tangan dari darah atau cairan
tubuh pasien. Lepaskan secara terbalik.
S Mencuci tangan dengan air sabun, mengeringkan
tangan dengan handuk bersih dan kering.
S Lakukan pengawasan kala IV dengan ketat.
13. Bila perdarahan tidak berhenti atau uterus tidak
berkontraksi.
a. Jika penolong bekerja bersama tim/kelompok
Tidak perlu dilakukan tindakan KBE karena
penolong dapat melanjutkan KBI dan petugas lain
diminta untuk menyuntikan ergometrin dan
memasang infus. Minta keluarga untuk mulai
menyiapkan rujukan.
 Evaluasi keberhasilan KBI dilakukan pada
menit ke 8 atau menit ke 9. Dengan catatan:
5 menit KBI pertama
2 menit menunggu reaksi ergometrin
1-2 menit KBI kedua

b. Jika penolong bekerja sendiri


S Ajarkan keluarga untuk melakukan KBE (Kompresi
Bimanual Eksterna),
 Penolong berdiri menghadap ke sisi kanan ibu
(sambil perhatikan perdarahan yang keluar)
 Tangan kiri di atas fundus dan tekan kebawah
sejauh mungkin ke belakang uterus
 Tangan Kanan mengepal ditekan ke arah bawah di
antara simfisis dan pusat.
 Merapatkan kedua tangan sambil melakukan
kompresi pembuluh darah dinding uterus dengan
cara menekan uterus diantara kedua tangan. Ini
akan membantu uterus berkontraksi dan menekan
pembuluh darah. (tindakan ini dilakukan oleh
keluarga).
S Setelah keluarga mampu melakukan KBE
S Keluarkan tangan penolong secara perlahan
S Cuci tangan tanpa melepas handschoen, keringkan
S Suntikan methyl ergometrin 0.2 mg secara i.m. (kontra
indikasi hipertensi) atau misoprostol 600 – 1000 mcg
per rectal.

Akbid La Tansa Mashiro,21


S Pasang Infus 20 unit oksitosin dalam 1 L NaCL/Ringer
laktat IV 60 tetes/menit (dengan abocath 16 atau 18).

 (menggunakan infus 2 jalur pada tangan


kanan dan kiri: masing-masing di berikan
cairan infus 500 ml ditambah dengan 10 unit
oksitosin, dan masing-masing 30
tetes/menit).

 (menggunakan infus 2 jalur pada tangan


kanan dan kiri: satu jalur berisi cairan RL dan
jalur yg lainya berisi RL ditambah dengan 20
unit oksitosin dengan tetesan masing-
masing 30 tetes/menit).
Catatan :
Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan.
Bila 5 menit pasca kompresi bimanual interna tidak berkontraksi
maka tindakan dilanjutkan dengan kompresi bimanual eksterna
dalam persiapan rujukan. Komplikasi yang dapat timbul adalah
robekan pada dinding vagina.
14. Lakukan KBI ulang
S Pasang sarung tangan panjang kedua pada tangan
kanan (kedua tangan sudah memakai sarung tangan
pendek)
S Membuka kedua labium mayus ke lateral dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk kanan kiri.
S Memasukkan tangan kanan secara obstetrik melalui
introitus vagina (bila diperlukan berikan
analgetik/anastesi verbal).
S Mengubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan
tempatkan pada forniks anterior.
S Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut dan
mengupayakan untuk mencakup bagian belakang
korpus uteri/sebanyak mungkin.
S Tekan dinding anterior uterus ke arah kranio-anterior.
Tangan yang diluar mendorong dinding posterior
uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari
arah depan dan belakang.
S Melakukan kompresi uterus selama 1-2 menit
Jika uterus berkonstraksi lakukan pemantauan kala IV
Jika uterus tidak berkonstraksi :
S Siapkan rujukan
S Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
S CATATAN: Jangan memberikan lebih dari 3 liter
larutan intravena yang mengandung oksitosin.
S Jangan memberikan oksitosin lebih dari 60 unit
atau 6 ampul (termasuk dengan oksitosin yg
diberikan pada saat penyutikan oksitosin untuk

Akbid La Tansa Mashiro,21


pelepasan plasenta).
S Berikan ibu minum untuk tambahan rehidrasi
S Lakukan KAA (Kompresi Aorta Abdominal).
15. KAA → Raba pulsasi arteri femoralis pada lipat paha
16. Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari
telunjuk hingga kelingking pada umbilikus ke arah
kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus
17. Dengan tangan yang lain, raba pulsasi arteri femoralis
untuk mengetahui cukup tidaknya kompresi :
S Jika pulsasi masih teraba, artinya tekanan kompresi
masih belum cukup
S Jika kepalan tangan mencapai aorta abdominalis,
maka pulsasi arteri femoralis akan berkurang /
berhenti.
18. Jika perdarahan pervaginam berhenti, pertahankan posisi
tersebut 5-7 menit (lepaskan tekanan sekitar 30-60 detik
sehingga bagian lainnya tidak terlalu banyak kekurangan
darah)
19. Lakukan KAA bergantian dengan KBE/KBI atau lakukan
penatalaksanaan dengan menggunakan Kondom
Kateter.
20. Pemasangan Kondom Kateter :
Prosedur ini merupakan prosedur yang membutuhkan alat-alat
sebagai berikut :
a. Kateter Foley no. 24
b. Kondom
c. Benang katun/benang tali pusat 30 cm
d. Larutan NaCl 0,9 %/air DTT 500 ml
e. Selang infus atau sepuit 50 ml
f. Tampon kasa 10 buah, di ikat panjang

Langkah-langkah pemasangan kondom kateter :


a. Baringkan ibu dalam posisi litotomi.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan steril.
d. Masukkan kateter foley ke dalam kondom (hingga ujungnya).
Pertahankan buli dalam keadaan kosong dengan kateter
Foley.
e. Ambil benang (pengikat)
f. Ikatkan pangkal kateter (1 cm dari pangkal) dengan benang
tersebut menggunakan simpul mati
g. Sisa benang yang ada kemudian dililitkan di atas tempat
ikatan hingga tinggal 5 cm kemudian ikatkan sekali lagi
dengan benang simpul ikatan pertama.
h. Masukkan kondom yang sudah terikat dengan kateter ke
dalam rongga uterus.
i. Biarkan ujung dalam kateter di dalam kondom.
j. Gantungkan cairan infus
k. Ujung luar kateter dihubungkan dengan selang infus.

Akbid La Tansa Mashiro,21


l. Kondom dikembangkan dengan 250-500 ml larutan NaCl 0,9
%/air DTT.
m. Observasi perdarahan.Jika berkurang, hentikan
pengembangan kondom lebih lanjut.
n. Ujung luar kondom dilipat dan diikat dengan tali.
o. Kontraksi uterus dipertahankan dengan drip oksitosin sampai
setidaknya 6 jam setelah prosedur.
p. Pertahankan posisi kondom dengan tampon kasa/kasa
gulung yang dimampatkan di dalam vagina atau kembangkan
kondom lainnya di dalam vagina.
q. Kondom kateter dipertahankan selama 24 jam dan setelah itu
dikempiskan bertahap (10-15 menit) dan dikeluarkan
r. Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal:
- Ampisilin 2 g IV DAN metronidazol 500 mg IV ATAU
sefazolin 1 g IV DAN metrodinazol 500 mg IV
- Jika ada tanda infeksi berikan antibiotika kombinasi
sampai pasien bebas demam selama 48 jam: Ampisilin 2
g IV tiap 6 jam DAN gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24
jam DAN metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
(Dilakukan atas instruksi Dokter).
21. Pencabutan Kondom Kateter :
Jika kontraksi membaik/menguat dan perdarahan sudah
berhenti maka keluarkan air dari kondom kateter dengan
cara:
 Buka ikatan kateter
 Sambungkan spuit 50 ml dengan kateter/kateter
diletakan di bengkok hingga habis air
 Sedot air yang berada di dalam kateter hingga
habis
 Keluarkan tampon
 Keluarkan kondom kateter
22. Dekontaminasi alat
S Rendam alat-lat kedalam wadah yang berisi larutan
klorin 0,5%.
S Masukkan tangan yang memakai sarung tangan
kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%,
membersihkan sarung tangan dari darah atau cairan
tubuh pasien. Lepaskan secara terbalik.
S Mencuci tangan dengan air sabun, mengeringkan
tangan dengan handuk bersih dan kering.
Lakukan pengawasan kala IV dengan ketat.
23. Dokumentasi

…………………..,
………………….20…..

Penguji

Akbid La Tansa Mashiro,21

Anda mungkin juga menyukai